Anda di halaman 1dari 186

TESIS

PENGARUH PEMBELAJARAN DARING DAN LURING TERHADAP HASIL


BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA KATOLIK DI RAYON TIMUR KABUPATEN ENDE

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Program Studi Pendidikan
Imu Pengetahuan Sosial (PIPS)

AMBROSIUS TONCELUS PIKA


NIM : 1911060001

PROGRAM PASCASARJANA PRODI PIPS


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG, 2022
i
ii
iii
MOTO

"Serahkanlah Perbuatanmu Kepada Tuhan, Maka Terlaksanalah Segala


Rencanamu". (Amsal 16:3).

(Ambrosius Toncelus Pika, 2022)

iv
PERSEMBAHA

Segala syukur dan puji hanyalah bagi Dia sang pemberi kehidupan, oleh karena
bimbingan, berkat serta penyelenggaraan-Nya, sehingga saya boleh menyelesaikan
tulisan tesis ini. Tesis ini akan aku persembahkan kepada bapak dan mama tercinta
Vinsensius Rela dan Martha Malo, yang telah mengisi duniaku dengan begitu banyak
kebahagiaan.Terima kasih atas semua cinta yang telah bapak dan mama berikan kepada
saya. Terima kasih pula karena telah menjadi orangtua yang sempurna dan berharga
dalam kehidupan saya.
Kedua dosen pembimbingku Bapak Dr. I Made Parsa, M.Pd dan Bapak Dr. Moses K.
Tokan, M.Si. Terima kasih sudah membimbing dan mengarahkan saya dengan penuh
kesabaran untuk menyelesaikan tulisan tesis ini.
Untuk Keluarga besarku om Vinsen Boyani dan tanta Paula Rita, kakak Yafet Natonis
dan kakak Maria Emilia Mai, adik Alexander Wani dan Yosefina F. Sare, kembaranku
Agatha Tincelis Toi bersama suaminya Paulus Pemba Pada, keponakanku tersayang
Aulia, Guntur, Gwinsa dan Gifana, serta kedua anakku tercinta Lourdes dan Della.
Terima kasih untuk semua doa dan harapan, semangat, perhatian, dukungan, motivasi
serta cinta dan sayang yang tak terhingga selama ini.
Rekan-rekan seperjuanganku bapak Ferdinandus Metkono, ibu Erlyn Susana, kakak
Risna Rianty Naatonis, kakak Vivi Eventy Soeki, kakak Soni Udju Edo dan kakak
Okran Hauteas yang telah menemani selama ± 2 tahun dan senantiasa memberikan
motivasi kepadaku untuk menjadi lebih baik.

v
ABSTRA

AMBROSIUS TONCELUS PIKA, Pengaruh Pembelajaran Daring dan Luring Terhadap


Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Di Rayon Timur
Kabupaten Ende.
Peneltian ini bertujuan Untuk: 1) Mengetahui pengaruh pembelajaran daring
terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama Katolik di
Rayon Timur (SMAN 1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Karitas Watuneso)
Kabupaten Ende. 2) Mengetahui pengaruh pembelajaran luring terhadap hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama Katolik di Rayon Timur (SMAN 1
Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Karitas Watuneso) Kabupaten Ende. 3)
Mengetahui pengaruh pembelajaran daring dan luring terhadap hasil belajar peserta didik
pada mata pelajaran pendidikan agama Katolik di Rayon Timur (SMAN 1 Wolowaru,
SMAN Wolojita dan SMA Karitas Watuneso) Kabupaten Ende.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif model regresi karena hasil
penelitian berupa data kuantitatif tentang pengaruh pembelajaran daring dan luring
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama dan karakter.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran daring berpengaruh sebesar
56,5 % dan t hitung > t tabel (10,690 > 1,988) dan nilai signifikansi < ɑ = (0,000 < 0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara signifikan antara pembelajaran
daring terhadap hasil belajar peserta didik. Untuk variabel pembelajaran luring
berpengaruh sebesar 54,8 % dengan nilai t hitung > t tabel (10,428 > 1,988) nilai
signifikansi < ɑ = (0,000 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara
signifikan antara media pembelajaran luring terhadap hasil belajar peserta didik.
Besarnya pengaruh antara pembelajaran daring dan luring terhadap hasil belajar peserta
didik adalah 59,9 % dan f hitung > f tabel (64,859 > 3,100) dan nilai signifikansi < ɑ = (0,000
< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara signifikan antara
pembelajaran daring dan luring terhadap hasil belajar peserta didik.
Kata Kunci: Pembelajaran Daring, Pembelajaran Luring dan Hasil Belajar.

v
ABSTRAC

AMBROSIUS TONCELUS PIKA, The Effect of Online and Offline Learning on Student
Learning Outcomes in Catholic Religious Education Subjects in East Rayon Ende
Regency.
This study aims to: 1) Determine the effect of online learning on student learning
outcomes in Catholic religious education subjects in East Rayon (SMAN 1 Wolowaru,
SMAN Wolojita and SMA Karitas Watuneso) Ende Regency. 2) Knowing the effect of
offline learning on student learning outcomes in Catholic religious education subjects in
East Rayon (SMAN 1 Wolowaru, SMAN Wolojita and SMA Karitas Watuneso) Ende
Regency. 3) Knowing the effect of online and offline learning on student learning
outcomes in Catholic religious education subjects in East Rayon (SMAN 1 Wolowaru,
SMAN Wolojita and SMA Karitas Watuneso) Ende Regency.
This study uses a regretion model quantitative approach because the results of the
research are quantitative data about the effect of online and offline learning on student
learning outcomes in religious and character education subjects.
The results showed that online learning had an effect of 56.5% and t count >t table
(10,690 > 1,988) and a significance value < = (0.000 < 0.05), it can be concluded that
there is a significant influence between online learning on the results learn students. For
offline learning variables have an effect of 54.8% with a value of t count > t table (10,428
> 1,988) significance value < = (0.000 < 0.05) it can be concluded that there is a
significant influence between offline learning media on participants' learning outcomes
educate. The magnitude of the influence between online and offline learning on student
learning outcomes is 59.9% and f count > f table (64.859 > 3,100) and the significance
value < = (0.000 < 0.05), it can be concluded that there is a significant effect between
online and offline learning on student learning outcomes.
Keywords: Online Learning, Offline Learning and Learning Outcom

v
KATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kasih atas segala Rahmat dan Karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan Tesis ini yang berjudul: PENGARUH
PEMBELAJARAN DARING DAN LURING TERHADAP HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI
RAYON TIMUR KABUPATEN ENDE.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hamza Huri Wulakada, S.P, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) Pascasarjana Undana Kupang.
2. Bapak Dr. I Made Parsa, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing
dan mengarahkan penulis selama penyusunan Tesis ini.
3. Bapak Dr. Moses K. Tokan, M. Si selaku dosen pembimbing II yang juga
membimbing dan mengarahkan penulis selama penyusunan Tesis ini.
Dengan keterbatasan pengalaman, pengetahuan dan literatur, penulis menyadari
bahwa tulisan Tesis ini masih banyak kekurangan dan perlu pengembangan lebih lanjut
agar benar-benar bermanfaat. Oleh karena itu, penulis ingin menerima kritik dan saran
untuk menyempurnakan Tesis ini dan memberikan kontribusi bagi penulis dalam
penelitian dan penulisan selanjutnya.
Akhir kata, penulis berharap semoga Tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang ramah lingkungan.

Kupang, Juni 2022

Ambrosius Toncelus Pika

v
DAFTAR

HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN................................................................................................iii
MOTO.................................................................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN..........................................................................................v
ABSTRAK..........................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR......................................................................................................viii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...............................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah........................................................................................................6
C. Batasan Masalah..............................................................................................................7
D. Perumusan Masalah........................................................................................................7
E. Manfaat Penelitian...........................................................................................................8
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................................9
A. Landasan Teori................................................................................................................9
A.1. Pembelajaran Daring...................................................................................................9
A.2. Pembelajaran Luring..................................................................................................18
A.3. Hasil Belajar Peserta Didik........................................................................................25
B. Penelitian Yang Relevan...............................................................................................45
C. Kerangka Berpikir.........................................................................................................46
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................................49
A. Tujuan Penelitian..........................................................................................................49
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian........................................................................................49
B.1. Lokasi Penelitian.......................................................................................................49
B.2. Waktu Penelitian........................................................................................................50
C. Jenis Penelitian..............................................................................................................50
D. Variabel Penelitian........................................................................................................50
D.1. Variabel Bebas (Independen).....................................................................................51
D.2. Variabel Terikat (Dependen).....................................................................................51
E. Populasi Dan Sampel.....................................................................................................51
E.1. Populasi......................................................................................................................51
E.2. Sampel........................................................................................................................51
F. Instrumen Penelitian......................................................................................................52
G. Analisis Uji Coba Instrumen.........................................................................................53
G.1. Uji Validitas...............................................................................................................53
G.2. Uji Reliabilitas...........................................................................................................54
H. Uji Persyaratan Data.....................................................................................................54
H.1. Uji Normalitas............................................................................................................54

i
DAFTAR
H.2. Uji Homogenitas........................................................................................................55
I. Teknik Analisis Data......................................................................................................55
J. Uji Hipotesis..................................................................................................................56
%0%.1...........................................................................................................................Uji T
56
%0%.2............................................................................................................................Uji F
58
%0%.3.................................................................................................Koefisien determinasi
59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................................60
A. Deskriptif Data Dan Hasil Penelitian............................................................................60
A.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..........................................................................60
A.2. Pengujian Instrumen Penelitian..................................................................................62
A.3. Uji Persyaratan Data..................................................................................................65
A.4. Uji Hipotesis..............................................................................................................67
B. Interpretasi dan Pembahasan.........................................................................................71
B.1. Interpretasi Penelitian.................................................................................................71
B.2. Pembahasan Hasil Penelitian.....................................................................................75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................85
E.1. Kesimpulan.................................................................................................................85
E.2. Saran...........................................................................................................................86
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................88

x
DAFTAR

Tabel 4.2: Hasil Uji Validitas Pembelajaran Daring.........................................................63


Tabel 4.4: Hasil Uji Validitas Pembelajaran Luring..........................................................63
Tabel 4.6: Hasil Uji Reliabilitas Soal Variabel Pembelajaran Daring..............................64
Tabel 4.8: Hasil Uji Reliabilitas Soal Variabel Pembelajaran Luring...............................64
Tabel 4.10: Hasil Uji Normalitas.......................................................................................65
Tabel 4.11: Hasil uji Homogenitas....................................................................................66
Tabel 4.13: Hasil Pengujian Hipotesis H1 dengan Uji t....................................................67
Tabel 4.14: Hasil Pengujian Hipotesis H2 dengan Uji t....................................................68
Tabel 4.17: Hasil Uji F.......................................................................................................70
Tabel 4.18: Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien........................................71
Tabel 4.19: Hasil Uji Koefisien Determinasi X1...............................................................71
Tabel 4.21: Hasil Uji Koefisien Determinasi X2...............................................................73
Tabel 4.23: Hasil Uji Koefisien Determinasi X1 dan X2 Terhadap Y..............................74

x
DAFTAR

Materi KD 3.1, SP.1: Aku Pribadi Yang Unik..............................................................................93


Daftar Nilai Peserta Didik (Penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik)....................................95
Angket Penelitian........................................................................................................................133
Uji Validitas Soal Pembelajaran Daring.....................................................................................136
Uji Validitas Soal Pembelajaran Luring......................................................................................138
Tabel nilai Product Moment (r)...................................................................................................140
Uji Reliabilitas Pembelajaran Daring.........................................................................................142
Uji Reliabilitas Pembelajaran Luring..........................................................................................143
Uji Normalitas: Histogram dan P.P. Plot.....................................................................................144
Titik Persentase distribusi t untuk df = 1-90...............................................................................145
Tabel Uji F.................................................................................................................................149
Hasil Output SPSS versi 16.0; Analisis Pengaruh Pembelajran Daring dan Luring terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik..................................................................................................................155
Surat Izin Penelitian Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pintu Provinsi Nusa Tenggara
Timur..........................................................................................................................................158
Surat Izin Penelitian Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pintu Kabupaten
Ende............................................................................................................................................159
Surat Keterangan dari Sekolah yang menerangkan bahwa peneliti telah menyelesaikan kegiatan
penelitian....................................................................................................................................161
Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Dinas Penanaman Modal Dan Perizinan Satu Pintu
Kabupaten Ende..........................................................................................................................164
Dokumentasi Penelitian..............................................................................................................165

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya proses pendidikan terjadi dan berlangsung sepanjang kehidupan

manusia. Seorang pendidik yang baik harus menguasai disiplin ilmu pedagogik dan

psikologi pendidikan agar dapat memahami peserta didik dalam seluruh proses

perkembangannya. Para pendidik dituntut memahami perilaku dirinya dan peserta

didiknya serta orang lain yang terkait dengan tugasnya. Pribadi manusia tentunya

membutuhkan pendidikan, karena melalui pengetahuan ia akan memperoleh kemampuan

dan kepribadian yang berkembang sepanjang hayat. Sejak lahir sampai mati, manusia

sudah memulai pendidikan selama dapat dipengaruhi dan mengembangkan dirinya. Salah

satu hasil pendidikan sepanjang hayat adalah pendidikan dapat dimulai dari lingkungan

rumah, sekolah, dan masyarakat untuk mencapai tujuan pendidikan yang baik dan

bermutu. Jika proses pembelajaran dilakukan dengan cara yang menarik dan menantang

agar siswa dapat belajar semaksimal mungkin melalui proses pembelajaran yang

berkesinambungan, maka akan tercapai pendidikan yang baik dan berkualitas.

Proses pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan hasil pendidikan yang

berkualitas, sehingga semakin meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dalam

pendidikan sekolah, terdapat aliran satu arah dan sebanding antara input pendidikan,

proses pembelajaran, dan hasil atau output pembelajaran. Proses pembelajaran yang

berkualitas adalah proses pembelajaran yang dapat mengubah input menjadi output atau

hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan secara

komprehensif dan sistematis terhadap input dan proses termasuk sistem evaluasi

1
2

pendidikan untuk menjamin terciptanya hasil yang berkualitas dan berkeadilan. Dengan

kualitas pendidikan yang terbaik, diharapkan umat manusia menjadi sumber daya yang

unggul yang mampu menguasai ilmu pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai

dengan kebutuhan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. (Harsanto, 2007:9).

Pendidikan saat ini dituntut untuk memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) untuk memberikan layanan pendidikan kepada peserta didik, serta

untuk merespon perubahan dan perkembangan dunia kerja teknologi dan pendidikan bagi

masyarakat. siswa. Memasuki era teknologi dan komunikasi (TIK) saat ini, masyarakat

merasakan kebutuhan dan pentingnya penggunaan TIK dalam kegiatan pembelajaran.

Melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, kita dapat meningkatkan

kualitas pendidikan dengan membuka berbagai saluran perolehan pengetahuan dan

memberikan pendidikan yang berkualitas, terutama dengan menerapkan metode high-tech

dan high-touch. Sistem teknologi informasi dan komunikasi memberikan ruang lingkup

yang luas, cepat, efektif dan efisien untuk menyebarkan informasi ke seluruh belahan

dunia. Teknologi informasi berkembang seiring dengan perkembangan teori, komunikasi,

dan teknologi yang mendukung praktik kegiatan pembelajaran. Pembelajaran berbasis

komputer (PBK), pembelajaran berbasis web (e-learning), pembelajaran berbantuan

komputer (CAI), pembelajaran berbasis audio visual (AVA) dan pembelajaran berbasis

multimedia adalah bentuk-bentuk yang perlu diterapkan dengan menggunakan informasi.

dan teknologi komunikasi Dunia pendidikan. (Rusman, dkk, 2015:1-2).

Pendidikan saat ini mengalami perubahan sementara atau akselerasi reformasi

ekosistem pendidikan Indonesia. Periode ini menunjukan bahwa berbagai adaptasi perlu

dilakukan termaksud penyesuaian dan pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran,


3

bukan hanya dimungkinkan tetapi juga lebih memberdayakan semua pemangku

kepentingan untuk mencapai tujuan. Praktik baik yang menambah jumlah informasi

alternatif personalisasi teknik pedagogi, keterlibatan berbagai pihak di luar satuan

pendidikan untuk berkolaborasi. Semua ini jelas bukan cara baru yang hanya berlaku di

situasi pandemi. Sesungguhnya, kita mampu melakukannya sejak dulu. Tetapi,

sebagaimana semua catatan sejarah menunjukkan, butuh momentum untuk membuat

sebuah periode menjadi pelajaran sekaligus pembaharuan yang dinantikan. (Shihab,

2020:7).

Perubahan dan inovasi tersebut antara lain: lebih mudahnya mencari sumber

belajar, lebih banyak pilihan penggunaan dan pemanfaatan TIK, semakin berkembangnya

peran media dan multimedia dalam kegiatan pembelajaran, pembelajaran lebih fleksibel,

serta menggunakan model e-learning dalam pembelajaran. Perubahan tersebut berarti

bahwa dunia pendidikan membutuhkan inovasi dan kreativitas dalam proses

pembelajaran. Selama proses pembelajaran, siswa menggunakan teknologi multimedia

dan alat bantu lainnya untuk mengakses dan berinteraksi dengan pendidik dan siswa lain

dalam kegiatan pembelajaran. Bagaimana meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran, sehingga meningkatkan kualitas pendidikan. (Rusman, dkk, 2015:3).

Peningkatan mutu pendidikan merupakan kegiatan inovatif yang terkait dengan

unsur teknologi informasi dalam pembelajaran. Dalam Firiyani et al. (2020:166) bahwa e-

learning adalah sistem pembelajaran Onlie dengan seperangkat metode pembelajaran

yang di dalamnya dilakukan kegiatan pembelajaran yang terpisah. Pembelajaran online

diselenggarakan melalui internet, artinya penggunaan pembelajaran online mencakup

unsur teknologi sebagai media dan internet sebagai sistem. Pembelajaran online
4

bermanfaat dalam memberikan akses pembelajaran untuk semua. Untuk menghilangkan

hambatan fisik sebagai unsur pembelajaran di lingkungan kelas, walaupun dianggap

efektif untuk diterapkan terutama dalam proses pembelajaran, namun tidak dapat

dipungkiri bahwa semua pembelajaran tidak dapat dipindahkan ke lingkungan

pembelajaran online.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam Surat Edaran

No. 40 Tahun 2020 tentang: Pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam keadaan darurat

penyebaran Covid 19 terkait dengan proses pembelajaran, yang dengan jelas

menyebutkan bahwa pembelajaran berlangsung secara online (daring) dan offline (off-

network) dilaksanakan untuk menggantikan pembelajaran di sekolah dan memberikan

pembelajaran yang bermakna bagi siswa. (Kemendikbud Nomor 40 Tahun 2020).

Pembelajaran offline merupakan salah satu proses pembelajaran yang dilakukan

oleh guru atau pendidik dengan siswa dimana pengelolaan kelas dilakukan secara tatap

muka sehingga memungkinkan terjadinya hubungan atau kerjasama diantara mereka.

Pembelajaran offline juga memiliki manfaat tersendiri, antara lain menjalin komunikasi

yang baik antara orang tua sebagai pengajar dalam rumah dengan pengajar di sekolah

yang mengawasi perkembangan akademik anak. Pembelajaran offline memiliki konsep

yang hampir sama dengan proses pembelajaran daring, karena dengan metode

pembelajaran offline, guru dapat langsung memantau perkembangan belajar anak atau

langsung menonton tanpa melalui internet selama proses pembelajaran berlangsung.

(Sofian, dkk, 2010:24).

Pembelajaran online dan offline tentunya membawa hasil belajar bagi peserta

didik. Hasil belajar adalah keterampilan yang dipelajari oleh peserta didik setelah
5

menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Belajar itu sendiri adalah proses dimana seseorang

berusaha untuk mencapai beberapa bentuk perubahan perilaku yang relatif permanen.

Selain itu, hasil belajar mau tidak mau membawa perubahan pada peserta didik baik

tingkat kognitif, emosional dan psikologis sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara

sederhana, hasil belajar adalah keterampilan yang dipelajari seorang peserta didik melalui

kegiatan belajar. Peserta didik yang sukses, tentu saja memenuhi tujuan akademis.

Pencapaian tujuan pembelajaran dalam bentuk online tentunya tidak lepas dari

kesulitan dan hambatan yang dihadapi peserta didik ketika tinggal di pedesaan, dimana

keadaan, kondisi serta fasilitas yang ada masih kurang. Pembelajaran akan efektif dan

efisien jika komponen pembelajaran dihormati. Pembelajaran online ini juga akan

dilaksanakan secara berbeda di setiap sekolah tergantung situasi dan kondisi saat ini.

Sekolah dengan fasilitas yang memadai dan jaringan internet yang baik dapat memilih

pembelajaran dengan sistem online, namun hal ini akan berbeda jika pembelajaran online

ditawarkan di sekolah daerah pedesaan (pedalaman dan daerah terpencil) yang masih

banyak mengalami kesulitan dalam menemukan jaringan dan beberapa siswa tidak

memiliki ponsel atau perangkat untuk mendukung pengaturan fasilitas pembelajaran

online. (Dewi, 2020:3-5).

Namun perangkat pendukung yang ada di sekolah tersebut belum memenuhi

kondisi siswa, kurangnya koneksi internet dan beberapa siswa tidak memiliki

smartphone. Dengan kondisi tersebut, proses pembelajaran tidak dapat dilakukan

seluruhnya secara online. Sehingga membutuhkan tugas tambahan kepada para guru. Hal

ini membutuhkan kreativitas guru sehingga pembelajaran online walaupun terbatas tetapi
6

dapat membawa efek belajar yang baik dan dapat diakses oleh semua siswa, sehingga hak

belajar dapat dilaksanakan dengan baik harus diterima oleh siswa.

Oleh sebab itu, penulis melakukan penelitian dengan mengangkat tema "Pengaruh

Pembelajaran Daring dan Luring Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Di Rayon Timur (SMAN 1 Wolowaru, SMAN

Wolojita dan SMA Karitas Watuneso) Kabupten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur".

Dengan adanya penelitian ini, diharapakan dapat mengetahui secara riil penerapan

pembelajaran daring dan luring terhadap hasil belajar para peserta didik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian teori-teori pada latar belakang di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh pembelajaran secara daring terhadap hasil belajar peserta didik pada

mata pelajaran pendidikan agama Katolik di Rayon Timur (SMAN 1 Wolowaru,

SMAN Wolojita dan SMA Karitas Watuneso) Kabupaten Ende?

2. Adakah pengaruh pembelajaran secara luring terhadap hasil belajar peserta didik pada

mata pelajaran pendidikan agama Katolik di Rayon Timur (SMAN 1 Wolowaru,

SMAN Wolojita dan SMA Karitas Watuneso) Kabupaten Ende?

3. Adakah pengaruh pembelajaran secara daring dan luring terhadap hasil belajar peserta

didik pada mata pelajaran pendidikan agama Katolik di Rayon Timur (SMAN 1

Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Karitas Watuneso) Kabupaten Ende?

4. Apakah pelaksanaan pembelajaran secara daring dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama Katolik di Rayon Timur (SMAN

1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Karitas Watuneso) Kabupaten


7

5. Apakah pelaksanaan pembelajaran secara luring dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama Katolik di Rayon Timur (SMAN

1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Karitas Watuneso) Kabupaten Ende?

6. Apakah pelaksanaan pembelajaran secara daring dan luring dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama Katolik di Rayon Timur

(SMAN 1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Karitas Watuneso) Kabupaten Ende?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup

masalah agar tidak meluas. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas pada

aspek-aspek yang tidak terkait sehingga penelitian dapat dilakukan lebih fokus.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis memberikan batasan ruang

lingkup dalam tulisan tesis ini. Peneliti hanya membatasi permasalahan pada pengaruh

pembelajaran daring dan luring terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran

pendidikan agama Katolik di Rayon Timur (SMAN 1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan

SMA Karitas Watuneso) Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam

penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran daring dan

luring terhadap hasil belajar peserta didik.

D. Perumusan Masalah

Atas dasar teori-teori yang menjadi referensi bagi penulis dalam penulisan tesis

ini, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh pembelajaran jarak jauh melalui Daring terhadap hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di Rayon Timur (SMAN

1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Karitas Watuneso) Kabupaten


8

2. Apakah ada pengaruh pembelajaran jarak jauh melalui luring terhadap hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di Rayon Timur (SMAN

1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Karitas Watuneso) Kabupaten Ende?

3. Apakah ada pengaruh pembelajaran jarak jauh melalui daring dan luring terhadap

hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di Rayon

Timur (SMAN 1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Karitas Watuneso) Kabupaten

Ende?

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran daring diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada

mata pelajaran pendidikan agama Katolik dan sebagai acuan bagi tenaga pendidik

dalam mengemas pembelajaran daring secara menarik.

2. Pembelajaran luring diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada

mata pelajaran pendidikan agama Katolik dan sebagai acuan bagi tenaga pendidik

dalam mengemas pembelajaran luring secara menarik.

3. Pembelajaran daring dan luring diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik pada mata pelajaran pendidikan agama Katolik dan sebagai acuan bagi tenaga

pendidik dalam mengemas pembelajaran daring dan luring secara menarik.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

A.1. Pembelajaran Daring

Pesatnya perkembangan teknologi informasi di era globalisasi saat ini tidak dapat

dihindarkan dari pengaruhnya terhadap dunia pendidikan. Tuntutan global menuntut

dunia pendidikan untuk selalu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dalam upaya

meningkatkan kualitas pendidikan, terutama dengan menyesuaikan penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi dengan dunia pendidikan khususnya dalam proses

pembelajaran online yang sedang berlangsung.

Kecenderungan perubahan dan inovasi dalam dunia pendidikan akan terus terjadi

dan berkembang ketika situasi pembelajaran saat ini dilaksanakan secara daring.

Perubahan tersebut antara lain: lebih mudahnya mencari sumber belajar, lebih banyak

pilihan dalam penggunaan dan pemanfaatan TIK, meningkatnya peran media dan

multimedia dalam lingkungan belajar, aktivitas belajar, waktu belajar lebih fleksibel,

pembelajaran berbasis computer (CBI), computer assisted instruction (CAI), penggunaan

media televisi, mobile learning, e-learning serta model belajar dengan sistem individual

learning.

Perubahan dan inovasi dalam pendidikan mempunyai arti yang sangat luas, yaitu

perubahan program inovasi dan teknologi pembelajaran, perubahan proses pembelajaran,

pembelajaran dengan cara eksperimentasi, pembelajaran yang terkontrol, kinerja siswa,

peningkatan IQ seimbang dengan mengedepankan kecerdasan emosional dan mental

9
1

brand, dan diperlukan integrasi TIK dalam kegiatan pembelajaran. (Rusman, dkk,

2015:12).

A.1.1 Pengertian Pembelajaran Daring

E-learning Pada dasarnya adalah pembelajaran yang menggunakan teknologi

informasi dan komunikasi untuk mengalirkan kegiatan pembelajaran antara pendidik dan

peserta didik. Melalui e-learning, pendidik dan peserta didik dapat belajar lebih banyak

tentang teknologi informasi yang ada. Dengan pembelajaran online, peserta didik dapat

memperoleh informasi yang tidak terbatas karena peserta didik dapat mengakses

informasi dari berbagai sumber yang tersedia tergantung pada materi yang diberikan oleh

guru.

E-learning adalah konsep umum pengajaran dan pembelajaran online

menggunakan alat dan platform teknologi. E-learning merupakan suatu sistem

pembelajaran yang berlangsung tidak secara tatap muka, melainkan dengan

menggunakan media yang dapat membuat proses pembelajaran berlangsung secara offline

dan dalam jarak yang relatif jauh. (Rizkio, 2021:19).

E-learning adalah cara belajar menggunakan internet dengan aksesibilitas,

konektivitas, fleksibilitas dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi

pembelajaran. (Firman, 2020:82).

E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan semua aplikasi

elektronik untuk mendukung proses belajar mengajar, termasuk jaringan komputer

(internet dan intranet) serta media elektronik berupa audio, televisi, CD-ROM.

(Sahlughaney, 2020:3).
1

Pembelajaran daring learning dipahami sebagai pendidikan formal yang

diselenggarakan oleh sekolah yang peserta didiknya dan instrukturnya (guru) berada di

lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk

menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya.

(Meidawati, 2020:1).

Banurea (2021:13-14), e-learning adalah pembelajaran dengan menggunakan

media yang memungkinkan terjadinya interaksi antara pengajar dan pembelajar. Dalam

pembelajaran online, guru dan siswa tidak bertemu secara tatap muka, dengan kata lain

melalui pembelajaran online dimungkinkan antara guru dan siswa di tempat yang

berbeda, bahkan mungkin berjauhan.

Definisi lainnya terkait pembelajaran daring dalam tulisan Mahfia (2021:14)

adalah pembelajaran yang berlangsung secara online dengan menggunakan aplikasi

pembelajaran dan media sosial. Pembelajaran ini dilakukan tidak secara langsung tetapi

melalui platform yang sudah ada. Semua formulir subjek, komunikasi, dan pengujian

dilakukan dan dikirimkan secara online.

Dari definisi di atas, peneliti menarik kesimpulan terkait e-learning sebagai

pembelajaran yang secara khusus menggabungkan teknologi elektronik dan teknologi

berbasis internet yang memungkinkan guru dan peserta didik dari lokasi yang berbeda

dan bahkan dapat dipisahkan oleh jarak, sehingga pembelajaran terjadi lintas media atau

penggunaan jaringan.

A.1.2 Komponen-Komponen Dalam Sistem Pendidikan Daring

Komponen dalam sistem pembelajaran daring meliputi lima jenis, yaitu: 1)

Komponen peserta didik. Peserta didik merupakan komponen kunci dalam pelaksanaan
1

proses pembelajaran agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. 2) Bahan ajar. Bahan

ajar yang digunakan biasanya dirancang khusus untuk tujuan pembelajaran dan harus

memuat tes mandiri, yaitu tes yang dapat diambil oleh peserta didik tanpa pengawasan,

sehingga peserta didik secara tidak langsung dapat mengetahui apa yang harus dilakukan

setelah menyelesaikan studi unit pembelajaran tertentu. 3) Supervisor atau fasilitator.

Bukan tugas supervisor atau moderator untuk mengajar tetapi untuk membantu peserta

didik setiap kali mereka mengalami kesulitan dengan pekerjaan rumah mereka. 4) Lokasi

studi. Peserta didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja, artinya peserta didik tidak

perlu pergi ke sekolah. Dan tempat untuk melakukan proses belajar peserta didik diatur

dengan kesepakatan. 5) Menilai kemajuan akademik. Pada penilaian ini peserta didik

mengerjakan soal tanpa pengawasan dan kemudian guru mengecek pekerjaan peserta

didik.

A.1.3 Kelemahan Dan Kelebihan Pembelajaran Daring

Keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran online, tentunya bukanlah pilihan

yang mudah bagi pendidik dan peserta didik, karena pembelajaran online selain memiliki

kelebihan tentunya memiliki kekurangan. Kelemahan pembelajaran online atau e-

learning, antara lain: 1) Kurangnya interaksi antara pendidik dengan peserta didik atau

bahkan antar peserta didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini dapat memperlambat

pembentukan nilai dalam proses pembelajaran. 2) Kecenderungan mengabaikan aspek

akademik atau sosial dan justru mendorong pengembangan aspek bisnis. 3) Masalah

akurasi dan ketepatan waktu penyampaian modul manajemen pembelajaran kepada

peserta didik seringkali tidak tepat waktu, sehingga dapat menghambat pembelajaran. 4)

Peserta didik yang tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi akan cenderung gagal. 5)
1

Dukungan administratif diperlukan dalam proses pembelajaran berbasis media dan

jaringan untuk melayani siswa dalam jumlah besar.

Keunggulan e-learning antara lain: 1) Tersedianya fasilitas moderasi online

dimana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi dengan mudah melalui internet

tanpa dibatasi jarak, titik lokasi dan waktu. 2) Peserta didik dapat mempelajari atau

memodifikasi materi pelajaran kapan saja dan dimana saja sesuai kebutuhan. 3) Jika

peserta didik membutuhkan lebih banyak informasi tentang mata pelajaran yang mereka

pelajari, mereka dapat dengan mudah mengakses Internet. 4) Pendidik dan peserta didik

dapat melakukan diskusi melalui internet dengan jumlah peserta yang banyak, menambah

wawasan yang lebih dalam dan luas. 5) Peserta didik benar-benar dapat menjadi fokus

belajar mengajar, karena mereka selalu mengacu pada belajar mandiri untuk

pengembangan pribadi. (Daryanto dan Karim Syaiful. 2017:101-106).

A.1.4 Pembelajaran Daring Berbasis TIK

Pembelajaran berbasis TIK pada awalnya dilandasi oleh teori behaviouristik, di

mana teori ini menyatakan bahwa proses pembelajaran merupakan sebuah proses

perubahan tingkah laku yang dapat diamati yang disebabkan adanya stimulus dari luar.

Lebih lanjut, perkembangan pembelajaran berbasis TIK dilandasi teori psikologi kognitif

yang menyatakan bahwa belajar mencakup penggunaan daya ingat, motivasi dan pikiran

serta refleksi. Teori-teori tersebut (behaviouristik dan psikologi kognitif) yang mendasari

pembelajaran berbasis TIK. (Rusman, dkk. 2015:35-36).

A.1.4.1. Pemanfaatan Komputer Sebagai Media Pembelajaran

Komputer pada awalnya digunakan sangat terbatas, hanya untuk keperluan

komputasi dalam kegiatan administrasi, tetapi dianggap murni sebagai alat pembelajaran
1

untuk tujuan pendidikan. Penggunaan teknologi komputer telah memberikan kontribusi

yang besar dalam proses pembelajaran, termasuk penerapan pembelajaran komputer

secara online. Penggunaan komputer dalam pembelajaran memungkinkan terjadinya

pembelajaran individual dengan mengedepankan kemandirian dalam proses

pembelajaran, sehingga peserta didik mengalami proses yang jauh lebih bermakna

dibandingkan pembelajaran konvensional.

Kelebihan media komputer untuk kepentingan pendidikan (Rusman, dkk, 2015:7-

8) adalah suasana lebih emosional, lebih personal, tidak pernah lupa, tidak pernah

melupakan kebosanan, sangat sabar dalam mengimplementasikan instruksi yang

diinginkan dari program yang digunakan. 2) Komputer dapat merangsang peserta didik

untuk menyelesaikan pekerjaan rumah guru secara online. 3) Kendali ada di tangan

peserta didik, sehingga kemampuan belajar peserta didik dapat disesuaikan dengan

tingkat penguasaannya. 4) Kemampuan merekam aktivitas peserta didik saat

menggunakan program pembelajaran memberikan kesempatan belajar individual yang

lebih baik dan kemajuan setiap peserta didik selalu dapat dilacak.

A.1.4.2. Penggunaan Jaringan Komputer Untuk Pembelajaran

Internet adalah perpustakaan yang berisi jutaan informasi atau data dalam bentuk

teks, grafik, suara, animasi, dan konten digital lainnya. Dari sisi komunikasi, Internet

adalah sarana yang sangat efisien dan efektif untuk bertukar informasi dalam proses

pembelajaran. Keuntungan dari akses universal adalah bahwa Internet memiliki perannya

sendiri, karena Internet dapat memfasilitasi berbagai sumber belajar yang dibutuhkan

peserta didik.
1

Sebuah jaringan komputer atau teknologi internet yang memungkinkan pengguna

untuk berkomunikasi secara langsung dengan pengguna lain. Jaringan komputer atau

internet memberikan kesempatan kepada peserta untuk berkomunikasi secara tertulis dan

bertukar pikiran tentang kegiatan belajar mereka. Jaringan komputer dapat dirancang

sedemikian rupa sehingga pendidik dapat berkomunikasi dengan peserta didiknya dan

peserta didik dapat melakukan interaksi akademik dengan peserta didik lainnya.

Pembelajaran interaktif menggunakan jaringan komputer tidak hanya dapat

dilakukan secara individu, tetapi juga dapat mendukung kegiatan belajar kelompok.

Penggunan jaringan komputer dalam pembelajaran online juga dikenal sebagai sistem

konferensi komputer dan CCS. Beberapa keuntungan penggunaan jaringan komputer

dalam sistem pembelajaran online adalah dapat memperkaya model bimbingan belajar,

dapat menyelesaikan masalah belajar yang dihadapi peserta didik dalam waktu yang

singkat dan dapat mengatasi hambatan ruang dan waktu untuk memperoleh informasi.

A.1.4.3. Pemanfaatan Internet Dalam Pembelajaran

Pesatnya perkembangan teknologi telah memainkan peran yang dapat digunakan

untuk berbagai tujuan termasuk pendidikan atau pembelajaran. Internet, karena

perkembangan teknologi, tentu berpengaruh dalam dunia pendidikan. Secara tidak

langsung internet mendorong dunia pendidikan untuk beradaptasi dengan arus informasi

global, secara langsung internet dapat dijadikan sebagai sumber dan media pembelajaran

bagi peserta didik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam proses

pembelajaran, peserta didik membutuhkan akses yang lebih luas untuk menentukan apa

yang ingin dipelajarinya berdasarkan minat, kebutuhan, dan kemampuannya. peserta

didik harus memiliki otonomi untuk belajar menggunakan berbagai sumber belajar.
1

Selain itu, peserta didik juga dapat menggunakan internet untuk belajar mandiri secara

cepat, untuk meningkatkan dan memperluas pengetahuan mereka, belajar berinteraksi dan

mengembangkan keterampilan penelitian mereka.

Bagi guru, internet sangat berguna untuk pengembangan profesional mereka,

karena internet dapat: menambah pengetahuan, berbagi sumber daya antar rekan kerja,

kemampuan untuk mempublikasikan informasi secara langsung, mengatur komunikasi

reguler dan keterlibatan belajar. Selain itu, guru juga dapat menggunakan internet sebagai

sumber pendidikan dengan mengakses rencana atau program pembelajaran online dengan

metode baru, mengakses materi pembelajaran yang relevan dengan peserta didiknya, dan

mampu menyampaikan ide-idenya.

A.1.4.4. Pemanfaatan E-learning Dalam Pembelajaran

Perkembangan teknologi komputer saat ini telah menghasilkan suatu sistem

jaringan yang dapat memberikan kepada peserta didik berbagai interoperabilitas dengan

sumber belajar. Internet dan jaringan komputer memberikan akses informasi dan

pengetahuan terkini kepada setiap orang dalam bidang akademiknya masing-masing.

Diskusi dan interaksi ilmiah dapat dilakukan melalui internet, fasilitas jaringan dan

sistem e-learning, sehingga memungkinkan siswa memperoleh informasi secara fleksibel

tanpa memandang waktu dan lokasi.

Kelebihan pembelajaran online antara lain: 1) Fleksibilitas karena peserta didik

dapat belajar kapan saja, di mana saja dan dengan banyak gaya belajar yang berbeda. 2)

Menghemat waktu dalam proses belajar mengajar. 3) Menjangkau wilayah geografis

yang lebih luas. 4) Melatih peserta didik untuk mandiri dalam perolehan pengetahuan.
1

Selain itu, manfaat pembelajaran online dari sudut pandang peserta didik antara

lain: 1) Meningkatkan komunikasi dengan pendidik dan peserta didik. 2) Lebih banyak

bahan ajar yang tersedia dan dapat diakses tanpa memandang ruang dan waktu. 3)

Berbagai informasi dan dokumen disusun dalam satu wadah materi e-learning. (Rusman,

dkk. 2015: 47-59).

A.1.5 Aplikasi Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Daring

Pembelajaran online dilakukan dengan menggunakan aplikasi pembelajaran yang

dapat diakses melalui internet. Aplikasi pembelajaran online yang banyak digunakan

adalah WhatsApp, Google Classroom, YouTube, Google Meeting atau Zoom dan lain-lain.

Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pembelajaran online yang digunakan pada masa

pandemi ini adalah pembelajaran online menggunakan aplikasi WhatsApp. Adapun

penggunaan WhatsApp sebagai aplikasi teratas, karena WhatsApp dinilai nyaman dan

mudah digunakan untuk pendidik dan peserta didik. Apalagi aplikasi WhatsApp sudah

cukup familiar bahkan sebelum pandemi, banyak orang yang mendownload dan memiliki

aplikasi ini. Di aplikasi WhatsApp, guru dapat mengirim foto, video, tautan, atau

melampirkan tugas pembelajaran.

Selain aplikasi WhatsApp, aplikasi lain yang digunakan dalam pembelajaran

online adalah aplikasi Google Classroom yang dinilai guru dan peserta didik lebih mudah

digunakan. Selain itu, Google Classroom dinilai lebih user-friendly dalam hal

penggunaan kuota internet dan untuk memudahkan pengelolaan data yang tersimpan.

Aplikasi lain yang juga biasa digunakan dalam pembelajaran online adalah YouTube.

Aplikasi youtube digunakan untuk mencari referensi video pembelajaran yang

mendukung materi kajian yang sedang dipelajari. Aplikasi selanjutnya adalah meeting
1

atau google zoom, yang menyediakan pertemuan secara online dengan menggabungkan

konferensi online, video, obrolan, dan kolaborasi seluler.

Secara umum, aplikasi e-learning yang digunakan mempengaruhi minat belajar

peserta didik. Sebagian besar peserta didik lebih menyukai aplikasi WhatsApp dan

Google Classroom karena tidak menghabiskan batas kredit dan berdampak positif pada

peningkatan prestasi akademik, minat peserta didik, dan motivasi belajar serta

memotivasi peserta didik. Selama pembelajaran online, peserta didik sering menghadapi

kendala seperti internet yang tidak stabil, banyak pekerjaan rumah, kurang konsentrasi

dan aplikasi yang rumit, sehingga peserta didik lebih puas dengan pembelajaran tatap

muka. Intinya, di masa pandemi ini, peserta didik harus belajar dari rumah, kehilangan

interaksi nyata dalam proses pembelajaran, dan tidak hanya sekedar mentransfer materi

dan pekerjaan rumah dari pendidik ke peserta didik saat pembelajaran online

berlangsung. E-learning seharusnya tidak hanya diarahkan pada penyampaian materi dan

tujuan pembelajaran, tetapi juga harus tentang pendekatan pribadi antara pendidik dan

peserta didik, baik secara emosional maupun kognitif. (Kristina, dkk. 2020:8).

A.2. Pembelajaran Luring

Dunia pendidikan saat ini sedang mengalami perubahan yang sangat penting

dalam proses pembelajaran, dimana proses pendidikan yang sering dipusatkan di gedung

atau sekolah diterjemahkan menjadi pembelajaran di rumah. Proses belajar di rumah

setidaknya akan didukung penuh oleh orang tua. Di sini, orang tua akan menjalankan

tugas pokoknya sebagai pendidik utama sekaligus bertanggung jawab atas proses

mendidik anaknya. Di masa lalu, beberapa orang tua disibukkan dengan berbagai

pekerjaan profesional, banyak di antaranya mendelegasikan wewenang kepada sekolah


1

secara keseluruhan sebagai landasan pendidikan anak mereka. Kondisi proses belajar

yang berubah saat ini membuka peluang bagi orang tua untuk berkumpul dan terlibat

langsung dalam pembelajaran anaknya di rumah. (Rahmad, 2021:4-5).

Lembaga yang melaksanakan pembelajaran offline mendorong pendidik untuk

membuat strategi memfasilitasi pembelajaran secara luring dengan menggunakan buku,

modul, dan bahan ajar dari lingkungan sekitar dan mengatur waktu pembelajaran dan

mengumpulkan hasil belajar yang disepakati dengan peserta didik, orang tua dan/atau

kondisi. Sebelum ke sekolah, pendidik harus menyiapkan perangkat pembelajaran seperti:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi ajar (lampiran 1) dan alat peraga,

jadwal, dan pekerjaan rumah dan kemudian menyampaikannya kepada peserta didik atau

orang tua sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku. Kemudian, pastikan bahwa

semua peserta didik telah menerima jadwal dan lembar pekerjaan rumah mereka, dan

waktu pekerjaan rumah yang diperlukan seminggu sekali di akhir pekan atau

didistribusikan melalui media yang tersedia.

Setelah kegiatan pembelajaran, pendidik memastikan bahwa setiap peserta didik

mengisi lembar kerja yang berfungsi sebagai penunjang pembelajaran sehari-hari.

Pendidik serta orang tua atau wali peserta didik menandatangani lembar kehadiran setiap

hari, memastikan bahwa pekerjaan rumah diberikan sesuai dengan jadwal dan permintaan

dikumpulkan setiap akhir pekan dan menjadwalkan pekerjaan rumah dan pekerjaan

rumah untuk minggu depan. (Wiyana, 2020:2-4).

A.2.1 Pengertian Pembelajaran Luring

Luring adalah akronim dari luar jaringan, terputus dari jaringan komputer atau

offline. (Andasia, 2020:71)


2

Pembelajaran offline dapat dipahami sebagai bentuk pembelajaran yang sama

sekali tidak terhubung dengan internet atau intranet. Pembelajaran luring atau offline

adalah pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka di luar ruangan oleh guru dan

siswa secara offline, dimana guru memberikan materi berupa pekerjaan rumah kepada

siswa yang praktiknya berlangsung di luar lingkungan sekolah. (Rio, dkk. 2020:52).

Pengertian lain terkait pembelajaran offline adalah suatu bentuk pembelajaran

yang dilakukan dengan pertemuan tatap muka tanpa menggunakan teknologi internet

untuk komunikasi. Semuanya terjadi secara offline. Pembelajaran offline terwujud jika

semua siswa berada di tempat atau ruang yang sama, hadir secara fisik, dan tidak

menggunakan teknologi jaringan dalam berkomunikasi. Sistem pembelajaran offline

menggunakan metode kunkeru (kunjungan rumah) dan membutuhkan sistem

pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan oleh guru dan siswa di beberapa lokasi yang

menjadi pusat pembelajaran tergantung hasil peta wilayah atau tempat tinggal siswa.

(Lodo, 2021:3-4).

Pembelajaran offline sebagai sistem pembelajaran yang memiliki beberapa

metode seperti berkunjung dan bekerja dari rumah menggunakan media, dokumen,

lembaran kerja siswa (LKS), alat peraga, media, modul belajar mandiri dan bahan ajar

cetak di sekitar lokasi lingkungan rumah yang telah disiapkan oleh pendidik. (Mahfia,

2021:25)

Wari Kurnia, dkk (2021:2) mendefinisikan pembelajaran offline adalah

pembelajaran yang dilakukan secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Di sini

pendidik harus merevisi RPP, bahan ajar dan LKPD sesuai dengan situasi dan kondisi

sekolah. Materi pendidikan atau LKPD dalam bentuk bahan cetak akan didistribusikan
2

kepada peserta didik melalui orang tuanya. Materi pendidikan harus mampu melatih

kemampuan pesrta didik untuk menerapkan konsep yang dipelajari dalam bentuk

pertukaran dengan teman sebaya.

Definisi lainnya terkait pembelajaran luring adalah pembelajaran dilakukan secara

offline (off-network) tanpa melalui komputer, smartphone dan internet. (Satria, dkk,

2021:62)

Kesimpulan dari defenisi di atas terkait pembelajaran luring adalah pembelajaran

yang dilaksanakan secara tatap muka atau pertemuan fisik tanpa bantuan teknologi

internet maupun intranet. Artinya, proses pembelajaran dilaksanakan secara offline

dengan menggunakan sumber belajar yang dimiliki oleh peserta didik.

A.2.2 Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Luring

Kegiatan pembelajaran offline memberikan peran kepada orang tua yang dipaksa

untuk membimbing anaknya melalui kegiatan pembelajaran agar anak dapat memahami

topik pembelajaran secara utuh dan menyelesaikan tugas yang diberikan di sekolah.

Dengan demikian, pembelajaran offline memiliki kelebihan, yaitu: pendidik dapat

memantau secara dekat kegiatan belajar peserta didik, peserta didik belajar secara efektif

dan antusias, serta memberikan materi yang komprehensif. (Satria, dkk. 2021:64).

Keuntungan lain dari pembelajaran offline adalah aplikasi pembelajaran dapat

dikontrol dengan baik oleh orang tua. Homeschooling jauh lebih fleksibel dan efektif dari

pada belajar di kelas. Homeschooling dapat disesuaikan dengan kemampuan dan karakter

peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Setiap anak tentunya memiliki

kemampuan yang berbeda dalam memahami materi pembelajaran, ada anak yang mudah

belajar dalam suasana ramai dan ada juga yang membutuhkan tempat yang tenang.
2

Suasana belajar yang sesuai dengan kepribadian lebih efektif untuk pembelajaran

peningkatan kinerja. (Lodo, 2021:6).

Kekurangan pembelajaran offline antara lain: Sulit mengontrol peserta didik mana

yang serius dengan pelajaran dan mana yang tidak, dan pembelajaran yang banyak

bersifat teori dan kurang hands-on karena interaksi tatap muka tidak memungkinkan

dilanjutkan dengan peserta didik.

Kelemahan lain dari pembelajaran offline dalam situasi pandemi saat ini adalah:

1) Jarak tempat tinggal dan tempat belajar. Kegiatan pembelajaran offline memiliki

kelemahan yaitu membutuhkan ruang kelas fisik. Dengan demikian, peserta didik dan

pendidik harus bertemu tatap muka di tempat yang sama dan berinteraksi secara tatap

muka. 2) Waktu belajar. Selain jarak, waktu belajar offline juga perlu konsisten. peserta

didik harus berkumpul di tempat pada waktu yang ditentukan. Dibutuhkan disiplin yang

tinggi untuk tepat waktu. 3) Fasilitas belajar yang belum memadai. 4) Tidak semua

peserta didik dapat mengikuti pembelajaran offline, karena jumlah peserta didik yang

mengikuti pembelajaran terbatas. (Thityn, dkk. 2021:6).

A.2.3 Media dan Sumber Belajar Pembelajaran Luring

Materi pembelajaran dan sumber belajar offline selama periode BDR dapat

tersedia melalui: televisi, radio, modul dan LKS belajar mandiri, bahan ajar cetak dan

bahan pendukung pendidikan, materi pendidikan dan pembelajaran berbasis benda dan

sekitarnya.

Ada pun media dan sumber belajar pembelajaran luring, antara lain: a) Tayangan

belajar dari rumah. Tayangan belajar dari rumah atau BDR yang ditayangkan di televisi

berkaitan dengan siaran materi pembelajaran yang disesuaikan dengan jenjang


2

pendidikan masing-masing. peserta didik dapat menyaksikannya sesuai dengan jenjang

pendidikannya dan mata pelajaran masing-masing. b) Radio. Selain tayangan belajar dari

rumah melalui televisi, ada pula beberapa komunitas radio yang memperdengarkan

kepada pendengarnya mengenai materi pembelajaran peserta didik sesuai mata pelajaran

dan juga jenjang pendidikannya masing-masing. c) Modul belajar. contoh pembelajaran

luring yang ketiga yakni penggunaaan modul belajar. Pembelajaran ini dilakukan dengan

cara peserta didik atau pendidik memperoleh atau mendapatkan materi melalui bahan ajar

secara cetak. (Salmaa,2021:19-20).

A.2.4 Manfaat Pembelajaran Luring

Pembelajaran luring sejatinya memberikan manfaat yang banyak meskipun tidak

selektif karena pembelajaran luring tidak berbasis internet. Pembelajaran di kelas secara

tatap muka dalam situasi sekarang ini memang tidak dimungkinkan namun kita bisa

mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran luring. Pembelajaran secara luring

membawa manfaat bagi peserta didik dan juga bagi pendidik.

Kelebihan pembelajaran dengan sistem offline antara lain: 1) Dapat dilakukan

dimana saja dan kapan saja. 2) Mengatasi kesenjangan ekonomi peserta didik. 3)

Memperkuat hubungan persahabatan dan kerjasama. 4) Guru mengetahui karakteristik

peserta didik. 5) Secara langsung memperkuat pendidikan karakter.

A.2.5 Prinsip Pembelajaran Luring

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran dalam media atau platform artinya

proses pembelajaran dalam bentuk Learning Management System (LMS) atau Virtual

Learning Enviromment (VLE) seperti Google Classroom, teams, moodle, edmodo dan

lain sebagainya. Berbeda dengan daring, pembelajaran luring merupakan sistem


2

pembelajaran yang tidak terhubung ke jaringan internet atau menggunakan media-media

di luar internet. Pembelajaran luring adalah upaya alternatif baik dari sisi pendidik

maupun peserta didik untuk tetap dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik.

Beberapa prinsip dasar dalam pelaksanaan pembelajaran luring, antara lain: Kemudahan

dalam belajar, adanya kerjasama yang baik, pencapaian tujuan pembelajaran, kesadaran

dalam belajar dan fleksibel. (Muryati, 2021:13-14).

A.2.6 Pedoman Pembelajaran Luring

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menerbitkan

Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang pedoman penyelenggaraan pembelajaran di

rumah. Dalam surat edaran ini disebutkan bahwa tujuan pelaksanaan pembelajaran di

rumah (BDR) adalah untuk memastikan penghormatan terhadap hak peserta didik atas

layanan pendidikan selama masa darurat COVID-19, untuk melindungi orang lain dari

dampak buruk Covid 19 dan memastikan terselenggaranya dukungan psikososial bagi

pendidik, peserta didik dan orang tua. Berikut langkah-langkah memfasilitasi

pembelajaran offline menggunakan buku, modul, dan bahan ajar serta pembelajaran

offline peserta didik.

Memfasilitasi pembelajaran offline dengan menggunakan buku, modul, dan bahan

ajar, antara lain: 1) Pra-pembelajaran, inklusif: a) Memastikan semua peserta didik telah

menerima LKS. b) Jadwal dan tugas akademik yang dibuat oleh orang tua atau wali

peserta didik seminggu sekali atau didistribusikan melalui sarana yang tersedia. 2)

Selama proses pembelajaran, antara lain: a) Pembelajaran offline dengan dukungan orang

tua atau wali peserta didik sesuai dengan jadwal dan pekerjaan rumah yang ditetapkan, b)

Pendidik dapat mengunjungi rumah peserta didik untuk memeriksa dan membantu belajar
2

mereka. c) Berdoa bersama sebelum dan sesudah sekolah. 3) Setelah selesai sekolah,

antara lain: a) Setiap peserta didik mengisi lembar kegiatan, b) Orang tua atau wali

peserta didik menandatanganinya setiap sesi selesai. c) Pekerjaan rumah diberikan sesuai

rencana dan isi tugas.

Menciptakan kondisi yang kondusif bagi peserta didik untuk belajar secara

offline, antara lain: (1) Pembelajaran sebelumnya meliputi: a) peserta didik menyiapkan

buku pelajaran, b) Peserta didik perlu mengetahui metode pembelajaran yang akan

dilakukan secara mandiri di rumah, c) Peserta didik mengajak orang tua untuk

mendukung proses pembelajaran, d) Peserta didik memiliki jadwal belajar dan lembar

monitoring guru. (2) Selama proses pembelajaran, meliputi: a) Berdoa sebelum kegiatan,

b) Mempelajari bahan ajar di bawah bimbingan guru, c) Peserta didik mengundang orang

tua untuk berdiskusi untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi peserta didik, dan d)

Melengkapi profil. (3) Setelah belajar, meliputi: a) Penutup dengan doa, b) Melengkapi

grafik harian, c) Mengumpulkan bahan pekerjaan rumah belajar hari ini, dan d) Pekerjaan

rumah pelajaran, lembar pelacakan harian diserahkan kepada pendidik setiap akhir pekan.

(Adit, 2020:12-18).

A.3. Hasil Belajar Peserta Didik

A.3.1 Defenisi Hasil Belajar

Hasil belajar mempunyai pengertian yang sangat luas, meliputi segala tindakan

atau usaha dari generasi ke generasi yang mentransfer dan memberikan pengetahuan,

pengalaman, keterampilan dan kompetensi kepada generasi berikutnya untuk

mempersiapkan mereka menjalankan fungsi kehidupannya, baik fisik maupun mental.

(Rizkio, 2021:24).
2

Menurut Sudjana (2005) dalam Maulana, (2020:14), Hasil belajar merupakan

perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan peserta

didik sehingga menjadi lebih baik. Keberhasilan belajar dapat dinyatakan berupa hasil

belajar yang diukur, yang kemudian dinyatakan dalam bentuk nilai sebagaimana

pencerminan prestasi yang diperoleh seseorang dari pendidikan serta proses belajar yang

telah dialami.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui

kegiatan belajar dan terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi dalam hal motivasi

dan harapan pencapaian, dan masukan dari lingkungan dalam bentuk desain dan

manajemen motivasi yang mempengaruhi jumlah usaha yang dilakukan peserta didik

untuk mencapai tujuan belajar mereka. (Humaira, dkk, 2015:63).

Definisi hasil belajar dalam tulisan Firtrianingtyas, (2017:3) adalah sebagai bukti

keberhasilan yang telah dicapai peserta didik dimana setiap kegiatan dapat menimbulkan

suatu perubahan yang khas, dalam hal ini hasil belajar meliputi keaktifan, keterampilan

proses, motivasi dan prestasi belajar. Berdasarkan definisi dari para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku baik pengetahuan,

pemahaman, sikap dan keterampilan dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang

dinyatakan dalam bentuk nilai.

Definisi hasil belajar dalam Lodo (2021:3) adalah keberhasilan peserta didik

secara keseluruhan merupakan indikator kompetensi dan tingkat perubahan perilaku yang

terkait. Keterampilan yang harus dikuasai peserta didik perlu disajikan sedemikian rupa

sehingga dapat dinilai sebagai bentuk hasil belajar siswa berdasarkan pengalaman

langsung.
2

I Wayan, dkk. (2016:5) dalam jurnal pendidikan mendefinisikan hasil belajar

sebagai normalisasi hasil belajar peserta didik yang dicapai melalui dua kegiatan utama,

yaitu penilaian dan evaluasi. Penilaian diartikan sebagai kegiatan untuk mengumpulkan

hasil belajar, sedangkan penilaian diartikan sebagai kegiatan untuk membakukan atau

mengolah hasil belajar. Hasil belajar peserta didik dari kegiatan sekolah secara konsisten

selaras dengan tujuan yang tercantum dalam indikator yang direncanakan guru. Dalam

perumusan atau implementasi indikator, guru mengacu pada klasifikasi tujuan pendidikan

dalam Yuberti (2013:8-12), meliputi tujuan belajar yang berkenaan dengan minat, sikap

dan nilai serta pengembangan penghargaan dan penyesuaian diri., dimana ia membagi

tujuan pendidikan ke dalam 3 domain yaitu: 1) Ranah pengetahuan (kognitif) yang

merupakan proses berpikir atau berperilaku yang termasuk hasil kerja otak. Beberapa

kemampuan kognitif tersebut antara lain: (a) pengetahuan tentang sesuatu materi yang

dipelajari, (b) pemahaman materi, (c) aplikasi atau penerapan penggunaan materi, (d)

analisis teoritis terkait dengan menggunakan kemampuan akal, (e) kemampuan

memaduhkan konsep sehingga menemukan konsep baru dan (f) evaluasi atas penguasaan

materi pengetahuan. 2) Ranah sikap (afektif) merupakan perilaku yang dimunculkan

seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk membuat pilihan atau keputusan

untuk beraksi di dalam lingkungan tertentu. 3) Ranah keterampilan (psikomotor) yaitu

perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia. Selain itu, terdapat

lima jenjang tujuan belajar pada ranah psikomotor, antara lain: a) meniru: kemampuan

mengamati suatu gerakan agar dapat merespon. b) menerapkan: kemampuan mengikuti

pengarahan, gerakan pilihan dan pendukung dengan membayangkan gerakan orang lain.

c) merangkai: koordinasi rangkaian gerak dengan membuat aturan yang tepat. d)


2

naturalisasi: gerakan yang dilakukan secara rutin dengan menggunakan energi fisik dan

psikis yang minimal.

Berdasarkan uraian penilaian yang dipahami oleh sejumlah ahli, dapat

disimpulkan bahwa penilaian adalah serangkaian kegiatan yang memberikan atau

menentukan nilai suatu hasil belajar peserta didik menurut kriteria tertentu.

A.3.2 Tujuan Penilaian Hasil Belajar

Dalam proses pembelajaran, siswa diharapkan mampu memahami materi dan juga

berharap adanya perubahan yang lebih baik dari diri peserta didik. Perubahan tersebut

merupakan hasil belajar siswa yang diajar oleh guru dengan menggunakan sistem dan

metodologi yang telah disepakati. Akibat dari belajar dan berubahnya peserta didik

melalui usaha akademik, sulit bahkan tidak mungkin untuk mengetahui secara langsung

apakah usaha belajar peserta didik tersebut telah mencapai hasil belajar yang diharapkan

atau belum. Pembelajaran harus melalui proses penilaian untuk mengetahui apakah hasil

belajar tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. (Rizkio, 2021:31-

32).

Tujuan penilaian hasil belajar sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan no. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Hasil Belajar, adalah sebagai

berikut: (1) Pendidik mengevaluasi hasil belajar dalam rangka memantau proses belajar

dan kemajuan peserta didik, serta meningkatkan efisiensi belajar; (2) Penilaian hasil

belajar satuan pengajaran untuk menilai tingkat penguasaan keterampilan peserta didik;

(3) Penilaian kinerja akademik pemerintah dilakukan melalui ujian nasional dan uji

kualitas pada tingkat keterampilan.


2

Penilaian terutama dimaksudkan untuk memberikan suatu pertimbangan atau

suatu nilai atas dasar kriteria tertentu dimana hasil yang diperoleh dari penilaian

dinyatakan dalam hasil belajar. Menurut Sudjana (2005) dalam Maulana, (2020:15-16),

ada empat tujuan penilaian hasil belajar, yaitu: 1) Mendeskripsikan keterampilan belajar

peserta didik agar dapat dipelajari kelebihan dan kekurangannya. bidang studi atau mata

pelajaran di mana mereka terlibat. Dengan demikian dapat diketahui bahwa hal ini

berkaitan dengan kemampuan peserta didik dibandingkan dengan kemampuan peserta

didik lainnya. 2) Untuk mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di

sekolah. 3) Menetapkan pemantauan hasil penelitian, yaitu melakukan perbaikan dalam

hal pendidikan dan pengajaran, dan strategi pelaksanaannya. peserta didik yang gagal

mencapai hasil akademik tidak dianggap memiliki kecacatan bagi peserta didik tersebut.

Tetapi bisa juga disebabkan oleh kurikulum atau strategi yang diajarkan kepada peserta

didik. Misalnya pemilihan model pembelajaran dan penggunaan media dalam

pembelajaran yang kurang tepat. 4) Tanggung jawab lembaga terhadap pihak-pihak yang

berkepentingan. Dengan melaporkan hasil yang diperoleh, sekolah memberikan laporan

tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi sekolah. Pelaporan disampaikan kepada

pihak yang berkepentingan, misalnya dinas pendidikan kabupaten melalui petugas yang

melayaninya, sedangkan pertanggungjawaban kepada masyarakat dan orang tua

disampaikan melalui pelaporan kemajuan, tingkat prestasi peserta didik pada akhir

program dan semester.

A.3.3 Indikator Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pengalaman yang dimiliki peserta didik setelah belajar. Hasil

belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh peserta didik yang meliputi ranah
3

kognitif, afektif, dan psikologis. Oleh karena itu, kriteria penilaian hasil belajar memiliki

3 ranah, yaitu: 1) Ranah kognitif meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan,

evaluasi, kreasi dan evaluasi. 2) Ranah emosional meliputi: penerimaan, tanggapan dan

penilaian. 3) Bidang psikologi motorik meliputi: gerak dasar, gerak sendi, gerak

preskripsi dan gerak kreatif. (Fauhah, 2021:78).

Indikator untuk memperoleh pengukuran dan data prestasi peserta didik harus

mengetahui kontur indikator yang berhubungan dengan jenis prestasi yang diukur,

khususnya: a) Kognitif (area of invention) meliputi: 1) Observasi dengan indikator:

menunjukkan dan membandingkan. 2) Memori dengan indikator: menyebutkan dan

menunjukkan kembali. 3) Pemahaman dengan indikator yang dapat diinterpretasikan dan

didefinisikan secara verbal. 4) Aplikasi dengan indikator dapat memberikan contoh dan

menggunakannya dengan tepat. 5) Analitis (diperiksa dan dipilih sendiri) dengan metrik

yang dapat dideskripsikan dan diberi peringkat. 6) Sintesis dengan indeks yang dapat

menghubungkan materi sehingga menjadi unit baru, kesimpulan dan generalisasi. b)

Afeksi (domain sensorik) meliputi: 1) Penerimaan dengan indikator yang dapat

menyatakan sikap penerimaan dan penolakan. 2) Penerimaan dengan indikator kesediaan

untuk berpartisipasi dan keuntungan. 3) Apresiasi (apresiasi) dengan indikator

kepentingan, pemanfaatan, keindahan, keserasian dan kekaguman. 4) Menginternalisasi

(menggali lebih dalam) dengan indikator mengakui, percaya, dan menyangkal. 5)

Penokohan (apresiasi) dengan indikator-indikator yang dapat dilembagakan atau negatif,

diwujudkan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari. c) Mental (domain intensional)

meliputi: 1) Keterampilan, gerakan dan tindakan dengan indikator kemampuan

mengkoordinasikan gerakan seluruh bagian tubuh. 2) Keterampilan verbal dan nonverbal


3

dengan indikator kelancaran, pelafalan atau pengucapan, ekspresi dan gerak tubuh.

(Lasmanah, 2016:19-20).

Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli mengenai indikator hasil belajar,

terdapat tiga ranah dalam proses pembelajaran yaitu ranah kognitif atau pengetahuan,

ranah afektif atau sikap dan ranah psikomotor atau keterampilan. Indikator hasil belajar

yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada ranah kognitif atau ranah pengetahuan.

A.3.4 Jenis Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar ditinjau dari fungsinya ada beberapa jenis, yaitu: (1)

Penilaian formatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir suatu program belajar

mengajar untuk menilai tingkat pencapaian keberhasilan pembelajaran yang berorientasi

pada pembelajaran dimana guru diharapkan memperbaiki kurikulum dan strategi

pelaksanaan program. (2) Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada akhir

unit program, yaitu akhir semester dan akhir tahun. Ulasan ini didasarkan pada produk,

bukan pada prosesnya. Tujuan dari penilaian sumatif adalah untuk melihat seberapa baik

peserta didik melakukannya sehingga peserta didik telah menguasai tujuan program. (3)

Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan peserta

didik dan faktor penyebabnya. Kinerja penilaian diagnostik digunakan untuk tujuan

bimbingan dan pendidikan tambahan. (4) Evaluasi selektif adalah evaluasi yang ditujukan

untuk tujuan seleksi. (5) Penilaian penempatan adalah penilaian yang menentukan

keterampilan prasyarat yang diperlukan untuk suatu program studi dan kecakapan

akademik. Penilaian ini diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi

program akademik yang sesuai dengan kemampuannya. (Maulana, 2020:19-20).


3

Pada program tahun 2013, penilaian mengacu pada Permendikbud Nomor 66

Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pedagogik, terdapat beberapa jenis penilaian

seperti: 1) Penilaian otentik, yaitu penilaian dilakukan secara tunggal. mengevaluasi dari

input, proses hingga keluar pembelajaran. 2) Penilaian diri adalah penilaian yang

dilakukan oleh peserta didik secara reflektif yang membandingkan posisi mereka dalam

kaitannya dengan kriteria yang ditentukan. 3) Penilaian berbasis portofolio adalah

penilaian yang dilakukan untuk menilai keseluruhan proses belajar peserta didik. 4) Tes

adalah penilaian yang dilakukan secara berkala untuk menilai kemampuan peserta didik

secara terus menerus dalam proses pembelajaran. 5) Tes harian, yaitu penilaian yang

dilakukan secara berkala untuk menilai kemampuan peserta didik setelah menyelesaikan

satu atau lebih keterampilan inti. 6) Tes Tengah Semester adalah tes yang

diselenggarakan oleh pendidik untuk mengukur seberapa baik peserta didik telah

mencapai keterampilan setelah 8 minggu kegiatan pembelajaran selesai. 7) Ujian akhir

semester, yaitu penilaian yang diselenggarakan oleh pendidik untuk mengukur seberapa

baik peserta didik telah mencapai keterampilan pada akhir semester. 8) Tes tingkat

keterampilan adalah kegiatan penilaian yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk

mengetahui tingkat pencapaian suatu tingkat keterampilan. 9) Tes kualitas keterampilan

mengajar adalah penilaian yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui tingkat

pencapaian keterampilan. 10) Ujian Nasional adalah kegiatan mengukur keterampilan

tertentu peserta didik dalam rangka menilai pencapaian standar nasional pendidikan di

tingkat nasional. 11) Ujian tingkat sekolah atau madrasah adalah kegiatan untuk

mengukur penguasaan keterampilan selain yang diujikan dalam ujian nasional yang

diselenggarakan oleh satuan pendidikan. (Salamah, 2020:8-10).


3

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, bentuk penilaian hasil belajar dapat

diklasifikasikan berdasarkan rentang keterampilan yang diukur dan tujuan kinerja, antara

lain: ulangan semester, ulangan akhir semester, ulangan nasional, ulangan tingkat dan

ujian sekolah. (2) Berdasarkan tujuan kinerja, meliputi: penilaian formatif, penilaian

sumatif, penilaian validasi, dan penilaian penempatan.

Jenis penilaian hasil belajar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

hasil belajar berdasarkan sasaran pelaksanaannya yaitu pada penilaian otentik dimana

penilaian yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dalam ranah

pengetahuan, aspek sikap yang meliputi sikap spiritual dan sikap sosial. (lampiran 2).

A.3.5 Bentuk Penilaian Kognitif, Afektif Dan Psikomotor

A.3.5.1. Bentuk Penilaian Kognitif

Penilaian kognitif dilakukan melalui: 1) Tes tertulis adalah bentuk tes yang

pertanyaan dan jawabannya ditulis dalam bentuk pilihan ganda, isian, benar-salah,

menjodohkan, dan deskriptif. 2) Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

oleh guru dan juga oleh peserta didik yang menjawab secara lisan, sehingga

memunculkan sikap berpendirian. Jawabannya bisa berupa kata, frasa, kalimat, atau

paragraf. 3) Pekerjaan rumah adalah penilaian oleh pendidik yang dapat berbentuk

pekerjaan individu atau kelompok tergantung pada sifat tugasnya.

Berdasarkan uraian di atas, rubrik kognitif dapat disajikan dalam bentuk tes. Tes

itu sendiri dapat berbentuk lisan atau tertulis. Dalam penilaian tes lisan dapat dilakukan

secara individu atau kelompok dan untuk tes tertulis soal-soal dapat disajikan dalam

bentuk mandiri dalam bentuk esay (berstruktur, bebas dan terbatas) atau obyektif (pilihan

ganda, isian singkat menjodohkan dan sebab-akibat).


3

A.3.5.2. Bentuk Penilaian Afektif

Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, komentar teman

sejawat dalam bentuk diary dalam proses pembelajaran, tidak hanya di dalam kelas. Alat

yang digunakan untuk observasi peserta didik, penilaian diri, dan penilaian adalah

checklist atau skala penilaian dengan rubrik, serta jurnal berupa skor pendidik. (a)

Observasi adalah teknik evaluasi yang dilakukan secara terus menerus dengan panca

indera, baik langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi

yang memuat beberapa indikator perilaku yang dapat diamati. Proses ini dilakukan

selama dan di luar proses pembelajaran. (b) Penilaian diri adalah teknik penilaian sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan oleh peserta didik secara mandiri sebelum

dilakukan tes refleks. Penilaian diri adalah teknik penilaian yang melibatkan peserta didik

untuk menunjukkan kekuatan dan kelemahan mereka dalam konteks perolehan

keterampilan. Alat yang digunakan adalah bentuk penilaian diri. (c) Peer assessment

merupakan teknik penilaian yang menuntut peserta didik untuk saling mengevaluasi sikap

dan perilaku sehari-hari. Instrumen yang digunakan adalah lembar evaluasi antar peserta

didik. Penilaian ini dilakukan secara berkala setelah proses pembelajaran. (d) Jurnal

adalah catatan yang dibuat oleh pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi

tentang pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam sikap dan

perilaku

A.3.5.3. Bentuk Penilaian Psikomotor

Pendidik menilai kompetensi psikomotorik melalui: 1) Penilaian kinerja, yaitu

penilaian yang meminta peserta didik untuk melakukan tugas dalam situasi kehidupan

nyata dengan menerapkan pengetahuan- pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.


3

2) Proyek adalah kegiatan yang mengevaluasi tugas yang harus diselesaikan dalam

jangka waktu tertentu. Penilaian proyek dapat digunakan untuk menentukan pemahaman,

penerapan dan kemampuan untuk secara jelas menginformasikan peserta didik tentang

konten tertentu. 3) Portofolio merupakan suatu bentuk penilaian yang pada hakekatnya

mengevaluasi hasil kerja setiap peserta didik. Hasil pekerjaan dikumpulkan dan

dievaluasi oleh pendidik dan peserta didik. Untuk keperluan evaluasi portofolio, setiap

elemen portofolio harus memiliki nilai atau kegunaan bagi peserta didik dan orang yang

mengamatinya. Dengan demikian, portofolio dapat menunjukkan kemajuan belajar

peserta didik melalui pekerjaannya. (Salamah, 2020: 11-13).

A.3.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi

dua bagian, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. 1) Faktor internal, yaitu faktor

yang berasal dari dalam diri sendiri, meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.

Faktor psikofisiologis yang mempengaruhi hasil belajar meliputi dua kandungan, yaitu: a)

Kondisi fisik secara umum. Keadaan nada fisik mempengaruhi kegiatan persiapan dan

pembelajaran. Orang yang fisiknya baik akan mau dan aktif dalam belajar, sebaliknya

orang yang lamban dan lelah akan mengalami kesulitan dalam mempersiapkan dan

melaksanakan kegiatan belajar. Keadaan nada ini memiliki hubungan yang kuat dengan

jumlah nutrisi yang diterima dan penyakit kronis yang diderita. Oleh karena itu, tonus

otot sangat mempengaruhi proses belajar dan diperlukan usaha untuk menjaga kesehatan

fisik. b) Keadaan fungsi fisiologis tertentu, yaitu panca indera. Panca indera adalah alat

belajar. Oleh karena itu, jika panca indera berfungsi dengan baik, maka proses belajar

juga akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, pendidik dan peserta didik harus
3

menjaga panca indera dengan baik. 2) Faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar

antara lain: a) Minat. Adanya minat pada subjek penelitian mendorong orang untuk

mempelajari sesuatu dan mencapai pembelajaran yang maksimal. Hal ini terjadi karena

minat merupakan komponen spiritual yang berperan dalam mendorong seseorang untuk

mencapai suatu tujuan yang diinginkan, sehingga mau melakukan kegiatan yang

diminatinya. b) Motivasi. Tingkat motivasi belajar seorang peserta didik akan

menentukan hasil belajar yang akan dicapainya. Dua orang dengan perilaku belajar yang

sama tetapi dengan motivasi belajar yang berbeda akan mencapai hasil belajar yang

relatif berbeda. c) Informasi. Kecerdasan merupakan modal utama untuk melaksanakan

kegiatan belajar dan mencapai hasil belajar yang optimal. Semakin tinggi kecerdasan

seseorang, semakin besar peluangnya untuk sukses akademis. Sebaliknya, semakin

rendah tingkat kecerdasan individu, semakin sulit bagi individu untuk berhasil belajar. d)

Memori adalah kemampuan untuk merekam, menyimpan, dan menceritakan kembali apa

yang telah dipelajari untuk mendukung proses belajar dan mencapai hasil belajar yang

baik. e) Emosi. Penelitian otak menunjukkan bahwa emosi positif sangat membantu kerja

saraf di otak untuk menempelkan apa yang telah dipelajari ke dalam memori, karena

informasi tersebut dikirim ke pusat memori amigdala, ketika pusat emosi berjalan tanpa

hambatan. (Manu, 2020:82-88).

Pembelajaran yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor pengkondisian yang

ada. Faktor-faktor tersebut antara lain: a) Faktor aktivitas. Peserta didik belajar

melakukan banyak aktivitas, baik aktivitas sistem saraf, seperti melihat, mendengar,

merasakan, berpikir, aktivitas motorik, dan aktivitas lain yang diperlukan untuk

memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan dan kesukaan. b) Pembelajaran memerlukan


3

latihan dengan cara menganalisis kembali, mengingat dan meninjau kembali untuk dapat

menangkap kembali pelajaran yang terlupakan dan memahami hal-hal yang belum

dipahami. c) Belajar peserta didik lebih berhasil. Pembelajaran lebih efektif jika peserta

didik merasa berhasil dan mencapai kepuasan. Pembelajaran harus berlangsung dalam

suasana yang menyenangkan. d) Belajar peserta didik perlu mengetahui apakah mereka

berhasil atau gagal dalam belajar. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan

mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik, sedangkan kegagalan akan

menimbulkan kekecewaan. e) Unsur penghubung sangat bermanfaat dalam pembelajaran,

karena semua pengalaman belajar antara yang lama dan yang baru secara berurutan

terkait menjadi satu kesatuan pengalaman. f) Faktor persiapan untuk pelatihan kejuruan.

Peserta didik yang siap belajar akan dapat menyelesaikan kegiatan belajar dengan lebih

mudah dan berhasil. Unsur persiapan ini erat kaitannya dengan masalah kedewasaan,

minat, kebutuhan, dan tugas perkembangan. g) Faktor minat dan usaha. Belajar dengan

minat mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat.

Minat ini muncul ketika peserta didik tertarik pada sesuatu karena memenuhi kebutuhan

mereka atau karena mereka merasa bahwa sesuatu untuk dipelajari bermakna bagi

mereka. Namun, minat tanpa usaha yang baik, pembelajaran akan sulit berhasil. h) Faktor

fisiologis. Kondisi belajar peserta didik yang belajar memiliki pengaruh yang besar

terhadap proses belajar. Oleh karena itu, faktor psikologis akan sangat menentukan

berhasil tidaknya siswa tersebut. i) Faktor kecerdasan. peserta didik yang cerdas akan

lebih berhasil dalam kegiatan belajar karena lebih mudah dipahami dan lebih mudah

diingat. Anak cerdas akan lebih mudah berpikir kreatif dan mengambil keputusan lebih
3

cepat. Hal ini berbeda dengan peserta didik yang kurang pandai atau siswa yang lamban.

(Hamalik, 2001:32-33).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa faktor yang

mempengaruhi hasil belajar peserta didik antara lain: (1) faktor internal, yaitu faktor-

faktor yang ada dalam diri peserta didik itu sendiri, meliputi kesehatan fisik, status

kesehatan mental, kematangan pikiran, sikap, minat. dan motif; (2) faktor ekstrinsik,

yaitu faktor yang ada di luar diri peserta didik, meliputi kondisi lingkungan sekitar

peserta didik baik di lingkungan masyarakat, rumah, maupun sekolah; (3) Faktor

pendekatan pembelajaran adalah jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi

dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.

A.4. Pendidikan Agama

Sekolah pada dasarnya adalah lembaga pendidikan formal. Setiap jenjang

pendidikan merupakan perwujudan dari tujuan pendidikan nasional, yaitu pendidikan

bangsa dan pembentukan bangsa Indonesia dari segi kesehatan jiwa dan raga. Dengan

demikian, sekolah menjadi alat untuk membentuk psikologi nasional, alat integrasi sosial

dan kunci pengembangan semua bidang kehidupan manusia. Lembaga pendidikan pada

semua tingkatan untuk mempersiapkan anak-anak atau pelajar muda untuk pendidikan

lebih lanjut dan untuk memungkinkan anak-anak hidup dalam masyarakat. Untuk itu,

setiap lembaga pendidikan harus menyiapkan kurikulum, tenaga pengajar, lokasi belajar-

mengajar, serta sarana dan kegiatan pendidikan lainnya. Pengaruh pendidikan jelas

tergantung pada sistem sekolah, tetapi juga pada faktor-faktor lain seperti keberadaan

struktur yang menawarkan peluang dan keberadaan masa depan yang cerah. Tanpa unsur-

unsur tersebut, hasil yang diharapkan oleh program tidak mungkin tercapai. Dengan kata
3

lain, kondisi lingkungan secara keseluruhan seperti persepsi dan keyakinan orang tua juga

menentukan berhasil tidaknya pendidikan. Begitu pula dengan pendidikan agama. Jika

lingkungan mendukung penghayatan agama, pendidikan agama akan lebih berhasil

daripada lingkungan yang kurang mendukung.

Pendidikan agama di sekolah seharusnya menyentuh kehidupan anak-anak selama

mereka tetap berada di lembaga pendidikan formal. Pendidikan agama dalam segala hal

harus merupakan kelanjutan dari pendidikan iman dalam keluarga dengan mendidik anak

untuk selalu beriman dalam kehidupan. Oleh karena itu, makna pendidikan agama di

lingkungan sekolah harus dipahami sebaik mungkin.

A.4.1. Pengertian Pendidikan Agama

Pendidikan agama merupakan upaya mempersatukan peserta didik untuk

berkomunikasi dengan Tuhan, memahami dan mengalami hubungan ini sedemikian rupa

sehingga persatuan ini meresap dan berlanjut selama sisa hidupnya. Pendidikan agama

Katolik adalah upaya terencana dan berkesinambungan untuk mengembangkan

kemampuan peserta didik dalam memantapkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa sesuai ajaran Gereja Katolik, dengan tetap memelihara rasa hormat terhadap

pemeluk agama lain dalam hubungan yang harmonis antar pemeluk agama dalam

masyarakat untuk mencapai persatuan nasional. (Papo, 2009:13-18).

A.4.2. Tujuan Pembelajaran Agama

Pendidikan agama Katolik di Indonesia diatur dalam Depdiknas No. 20 Tahun

2003 tentang sistem pendidikan nasional (pasal 37 ayat (1) a dan (2) a) secara tegas

mengatur bahwa muatan kurikulum pada semua jenjang pendidikan harus memuat

pendidikan agama. (Marzuki, 2013:6).


4

Konsili Vatikan II dalam Deklarasinya tentang Pendidikan Kristen Gravissimum

Education menyatakan bahwa tujuan pendidikan agama adalah untuk memperdalam

misteri keselamatan, iman, rasa kekudusan dan kesaksian akan harapan seseorang.

Pendidikan agama Katolik memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan siswa.

Pendidikan agama berperan dalam melatih peserta didik untuk menjadi orang yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta untuk meningkatkan potensi

spiritualnya. Akhlak mulia meliputi akhlak, budi pekerti, dan akhlak yang mewadahi

pendidikan agama. Potensi spiritual meliputi pengenalan, pemahaman dan peningkatan

nilai-nilai agama dalam kehidupan individu dan kolektif. Pendidikan agama Katolik

adalah upaya terencana dan dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas peserta didik

dalam memantapkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran Gereja

Katolik, dengan memelihara hubungan antar umat beragama dalam hubungan antar

agama untuk mencapai persatuan bangsa. Pendidikan agama Katolik pada hakikatnya

bertujuan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan membangun kehidupan

beriman. Membangun kehidupan iman Kristen berarti membangun kesetiaan kepada Injil

Yesus Kristus, yang merupakan pewartaan Kerajaan Allah. Kerajaan Allah adalah situasi

dan peristiwa perjalanan, situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan,

kebahagiaan dan kemakmuran, persaudaraan dan kesetiaan. (Aditya, 2017:2).

Selain itu, dalam Hendra (2016:9-10) menyebutkan bahwa nilai-nilai inklusivitas

dalam dunia pendidikan meliputi nilai-nilai saling menghargai, menghormati,

keterbukaan dan kerjasama. Ketiga nilai inklusivitas ini memuat ketiga aspek yakni: a)

aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan perkembangan pengetahuan dan

kesadaran atas perbedaan iman. Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan
4

tumbuh kembangnya kesadaran untuk mau saling menghargai dan menghormati antar

pemeluk agama karena perbedaan iman adalah anugerah Tuhan (Sarced Congregation

For Catholic Education). Maka tujuan di dalam menjalin relasi dengan pemeluk agama

lain bukanlah untuk memperlihatan kebenaran ajaran iman agamanya sendiri melainkan

untuk menerima perbedaan iman yang ada dan mensyukurinya sebagai anugerah Tuhan.

b) Aspek Afektif adalah aspek yang berkaitan dengan ketertarikan, keterlibatan dan

keterbukaan untuk menjalin relasi dengan pemeluk agama lain secara jujur dan otentik.

Perbedaan iman tidak pernah menjadi halangan untuk membangun komunikasi antar

pemeluk agama, sebaliknya justru menjadi sarana untuk saling memperkaya dan

memperdalam iman. Maka di dalam aspek afektif ini, peserta didik mengembangkan rasa

empati dan tolerasnsi dan bukan fanatisme dan sikap eksklusif, melainkan memiliki

kepekaan terhadap yang menderita tanpa memandang agamanya, dan c) aspek praksis

(attitudinal aspect) berarti kerjasama dan dialog dengan pemeluk agama lain secara nyata

dalam kehidupan sehari-hari.

A.4.3. Pengertian Dan Komponen Kurikulum Agama Katolik

A.4.3.1. Pengertian Dan Kekhususan Kurikulum Agama Katolik

Kurikulum agama Katolik ialah keseluruhan bidang studi agama Katolik,

kegiatan-kegiatan dan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pribadi beriman kaum

pelajar Katolik sesuai dengan tujuan pendidikan agama Katolik. Dalam pengertian

kurikulum ini, ada beberapa unsur penting yang harus ada dalam kurikulum agama

Katolik, antara lain: 1) Setiap kurikulum agama harus diarahkan pada tujuan pendidikan

agama Katolik, yaitu pembentukan kepribadian seorang Katolik. Dapat menghayati iman,

menjadi saksi kekristenan dan dapat berjuang dengan hidup berdasarkan perspektif
4

Kristen. 2) Program Studi Agama Katolik tidak hanya mencakup mata pelajaran agama,

tetapi juga kegiatan lain yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran agama. 3)

Dalam kurikulum agama Katolik, kekhasan agama Katolik harus dilestarikan.

Kekhususan tersebut meliputi: (a) program agama Katolik termasuk dalam pengajaran

iman atau pedagogi agama untuk tujuan pembangunan Kristen sepenuhnya. (b)

Kurikulum agama Katolik mengembangkan iman Katolik yang lebih pribadi dan efektif

dalam perilaku dan kesaksian hidup. (c) Program Studi Agama Katolik membantu anak-

anak atau pelajar muda untuk peka dalam berkomunikasi dengan Tuhan dan mampu

menghadapi kenyataan hidup dalam terang Firman Tuhan. (d) Program-program

keagamaan Katolik mengarah pada upaya untuk memperoleh pandangan hidup baru yang

bersifat Kristiani dalam hubungannya dengan dunia, manusia dan tugas-tugas sosial.

A.4.3.2. Komponen Kurikulum Agama Katolik

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, Dokumen Kurikulum tentang

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Perubahan Standar Nasional Pendidikan

merupakan sarana operasional untuk memfasilitasi pengembangan, pelaksanaan dan

evaluasi kurikulum. Salah satu dokumen kurikulum yang disediakan oleh pemerintah

adalah dokumen kurikulum untuk setiap mata pelajaran. Pada tahun 2013/2014,

pemerintah menerapkan kurikulum 2013 di sekolah. Dengan dimulainya kurikulum 2013,

semua pihak yang bertanggung jawab di dunia pendidikan formal, mulai dari sekolah

dasar hingga sekolah menengah atas atau sekolah kejuruan, membutuhkan pemahaman

yang komprehensif tentang kurikulum 2013 secara keseluruhan.

Kurikulum 2013 menekankan pada pengembangan sikap dan karakter dalam

kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, semua mata pelajaran ditujukan untuk
4

mendukung pendidikan karakter. Pendidikan agama diharapkan dapat memberikan

kontribusi yang lebih terhadap pengembangan sikap dan karakter. Hal inilah yang

membuat persoalan pendidikan agama Katolik terbuka dalam aspek pendidikan agama

Katolik dan karakter. Dalam hal teknis, guru agama dan semua pihak yang

berkepentingan dengan pengembangan pendidikan dan kepribadian agama Katolik harus

dapat memahami materi program yang terkandung dalam program, manual untuk siswa

dan guru. (Tim Pengembangan Kurikulum, 2014:8).

Komponen kurikulum agama Katolik mengikuti tuntutan dasar umum untuk

segala bidang studi sambil memperhatikan kekhasan pelajaran agama Katolik sebagai

pedagogi religius atau suatu usaha pendidikan iman. Komponen kurikulum pendidikan

agama Katolik terdiri dari: tujuan, materi, proses belajar mengajar, evaluasi dan kegiatan

religius. (1) Tujuan. Kurikulum agama Katolik harus memiliki tujuan. Tujuan ialah hasil

belajar pada diri anak yang mau dicapai dalam seluruh proses kegiatan belajar mengajar

agama. Pelajaran agama Katolik termasuk dalam kurikulum sekolah yang diwajibkan

oleh Negara. Karena itu, penentuan tujuan dalam pelajaran agama mengikuti tuntutan

tujuan pendidikan nasional sambil tetap memasukan tujuan khas dari setiap pelajaran

agama Katolik. Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia

Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berbudi pekerti luhur, berkepribadian, disiplin, bekerja keras, tangguh,

bertanggungjawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga

cinta tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan. (2) Materi.

Materi kurikulum agama Katolik terdiri dari keseluruhan bahan yang diambil dari

perjalanan hidup, peristiwa-peristiwa, ajaran Gereja dan warta gembira Kitab Suci.
4

Materi atau bahan pelajaran agama kemudian dijabarkan dalam pokok-pokok bahasan.

Penjabaran itu memperlihatkan luas dan dalamnya materi serta keterkaitan antara bahan.

Penjabaran ini harus sesuai dengan kemampuan daya tangkap anak dan waktu yang

tersedia. (3) Proses belajar mengajar. Tujuan dan materi yang ada di dalam kurikulum

diwujudkan dalam bentuk kegiatan belajar mengajar. Proses kegiatan belajar mengajar

dijalankan oleh guru agama bersama murid dalam kelas. Proses kegiatan belajar mengajar

agama mengikuti pembagian bahan dan jam-jam yang telah ditentukan dalam setiap

semester serta senantiasa berpegang pada visi dasar dalam tujuan pokok pelajaran agama

yang dianut dalam suatu zaman. Agar kegiatan belajar agama mencapai hasil maka

kemampuan daya tangkap anak harus diperhitungkan, langkah-langkah dalam pelajaran

haruslah terkait dan terarah, dengan menggunakan pelbagai macam metode yang baik dan

alat-alat yang melengkapi pelajaran. (4) Evaluasi. Evaluasi ialah kegiatan menilai

keseluruhan proses belajar mengajar agama yang sudah berlangsung untuk mengetahui

adakah proses itu mencapai hasil bagi pesrta didik atau tidak. Evaluasi dapat dibuat

dalam bentuk pemeriksaan dan penilaian oleh guru agama sendiri dalam bentuk

menanyakan pertanyaan bagi peserta didik baik dalam subjektif test ataupun dalam

bentuk objektif test. (5) Kegiatan Religius. Suatu kurikulum agama yang efektif tidak

hanya dalam bentuk kegiatan belajar mengajar agama dalam kelas. Kegiatan belajar

mengajar agama dalam kelas harus ditunjang dengan kegiatan-kegiatan keagamaan di

luar jam pembelajaran. Kegiatan agama itu bermanfaat agar pengetahuan agama dan

sikap beriman yang diperoleh dalam kelas dapat diungkpakan dan diwujudkan dalam

hidup. Dengan pengungkapan dan perwujudan itu sendiri pengetahuan agama bertambah
4

dan sikap hidup beriman diteguhkan. Dengan kegiatan-kegiatan religius itu, anak-anak

mulai dilatih untuk mulai terlibat dalam hidup bermasyarakat. (Papo, 2009:30-34).

B. Penelitian Yang Relevan:

Dalam penelitian ini, peneliti menggali informasi dari penelitian-penelitian

sebelumnya sebagai bahan perbandingan baik mengenai kelebihan atau kekurangan,

diantaranya ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, salah satu yang

telah melakukan peneltian adalah Fajar Cut Afridiyanti (2018:4) dengan judul Pengaruh

Pembelajaran Daring Dengan Model Reading Questioning and Answering (RQA)

Terhadap Hasil Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pada Mata Kuliah

Botani Tumbuhan Tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan

pembelajaran online dengan model RQA berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar

dan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah botani tumbuhan tinggi di

program studi pendidikan biologi Universitas Syiah Kuala. Letak relevansi penelitian Cut

Fajar Afridiyanti dengan penelitian ini adalah Sama-sama mencari pengaruh

pembelajaran daring terhadap hasil belajar siswa, sedangkan perbedaannya adalah dalam

penelitian ini tidak disertakan pembelajaran luring serta berbeda pula subjek dan objek

penelitiannya.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Meidawati (2020:3-4) yang berjudul Pengaruh

Daring Learning Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa daring learning berpengaruh terhadap hasil belajar IPA Siswa. Relevansi dari

penelitian ini adalah variabel dependen sama-sama mengukur hasil belajar siswa

sedangkan perbedaannya adalah subjek, objek dan materi belajarnya.


4

Penelitian yang serupa dilakukan oleh Rio Erwan Pratama dan Sri Mulyati

(2020:49) dengan judul Pembelajaran daring dan luring. Dalam jurnal tersebut

menekankan bagaimana cara mengeksplorasi pembelajaran daring dan luring agar

pembelajarannya dapat berjalan dengan baik dan tujuan pendidikan bisa tercapai.

Relevansi antara penelitian Rio Erwan Pratama dan Sri Mulyati dengan penelitian ini

adalah sama-sama mengukur hasil belajar sisswa, sedangkan perbedaannya adalah pada

metode yang digunakan dalam penelitian.

C. Kerangka Berpikir

Dunia pendidikan saat ini sedang mengalami perubahan yang sangat signifikan

dalam proses pembelajaran seiring dengan proses pendidikan yang biasanya berpusat di

sekitar gedung atau sekolah transisi ke pembelajaran di rumah melalui pembelajaran

online dan offline. Proses belajar di rumah setidaknya akan didukung penuh oleh orang

tua. Di sini, orang tua akan menjalankan tugas pokoknya sebagai pendidik utama

sekaligus bertanggung jawab atas proses mendidik anaknya. Di masa lalu, beberapa orang

tua disibukkan dengan berbagai pekerjaan profesional, banyak diantaranya

mendelegasikan wewenang kepada sekolah secara keseluruhan sebagai landasan

pendidikan anak mereka. Kondisi proses belajar yang berubah saat ini membuka peluang

bagi orang tua untuk berkumpul dan terlibat langsung dalam pembelajaran anaknya di

rumah.

Pembelajaran dalam bentuk online memacu dan mendorong para pendidik dan

juga peserta didik untuk menemukan metode yang tepat dalam proses pembelajaran

secara online. Pembelajaran secara online akan efektif dan efisien apabila setiap

komponen pembelajaran dihormati. Pembelajaran secara online ini juga akan


4

dilaksanakan secara berbeda di setiap sekolah tergantung situasi dan kondisi saat ini.

Sekolah dengan fasilitas yang memadai dan internet yang baik dapat memilih pendidikan

dengan sistem online, namun hal ini berbeda jika pembelajaran secara online ditawarkan

di sekolah yang biasanya berada di pedesaan (pedalaman, daerah terpencil) yang masih

banyak kesulitan menemukan jaringan, dan beberapa siswa tidak memiliki ponsel cerdas

atau perangkat untuk menyiapkan fasilitas pembelajaran online.

Lembaga pendidikan yang menerapkan pembelajaran luring mendorong para

pendidik untuk membuat strategi dalam memfasilitasi pembelajaran tatap muka langsung

dengan menggunakan media buku, modul dan bahan ajar dari lingkungan sekitar dan

menyusun waktu belajar dan pengumpulan hasil belajar yang disepakati bersama peserta

didik, orang tua dan atau sesuai dengan kondisi peserta didik yang ada. (Shihab,

2020:131-133).

Penerapan pembelajaran secara daring dan luring tentunya berdampak pada hasil

belajar peserta dididk. Hasil belajar peserta didik oleh Bloom dibagi menjadi tiga domain

atau ranah kemampuan intelektual yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Ranah kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual seperti

pengetahuan, dan keterampilan berpikir. Ranah kognitif ini terdiri atas enam level, yaitu:

(1) knowledge (pengetahuan), (2) comprehension (pemahaman atau persepsi), (3)

application (penerapan), (4) analysis (penguraian atau penjabaran), (5) synthesis

(pemaduan), dan (6) evaluation (penilaian). Selanjutnya, Ranah afektif mencakup segala

sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat,

minat, motivasi dan sikap. Sedangkan ranah psikomotor meliputi gerakan dan koordinasi

jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik. Keterampilan ini dapat diasah jika
4

sering melakukannya. Perkembangan tersebut dapat diukur sudut kecepatan, ketepatan,

jarak, cara atau teknik pelaksanaan. Ada enam kategori dalam ranah psikomotorik mulai

dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang rumit, seperti: persepsi, kesiapan, reaksi

yang diarahkan, reaksi natural (mekanisme), reaksi yang kompleks dan adaptasi. (Anam,

dkk: 4-6).

Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai

berikut: Kondisi saat ini: Pembelajaran di dalam kelas diganti dengan pembelajaran dari

rumah melalui daring dan luring. Masalah: Hasil belajar peserta didik pada mata

pelajaran pendidikan agama Katolik yang masih di bawah nilai KKM. Solusi:

penyesuaian metode pembelajaran daring dan luring yang sesuai dengan kondisi peserta

didik. Harapan: hasil belajar melalui pembelajaran daring dan luring yang lebih

maksimal.
4

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian:

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar peserta didik

pada mata pelajaran pendidikan agama Katolik di Rayon Timur (SMAN 1 Wolowaru,

SMAN Wolojita dan SMA Karitas Watuneso) Kabupaten Ende.

2. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran luring terhadap hasil belajar peserta didik

pada mata pelajaran pendidikan agama Katolik di Rayon Timur (SMAN 1 Wolowaru,

SMAN Wolojita dan SMA Karitas Watuneso) Kabupaten Ende.

3. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran daring dan luring terhadap hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama Katolik di Rayon Timur (SMAN

1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Karitas Watuneso) Kabupaten Ende.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

B.1. Lokasi Penelitian

Batasan pertama yang selalu muncul mengenai metode penelitian adalah tempat

digunakannya proses penelitian untuk memperoleh solusi penelitian. Ada beberapa jenis

lokasi penelitian, tergantung dari bidang keilmuan yang mengawali penelitian tersebut.

Untuk bidang pendidikan, tempat belajar dapat berupa ruang kelas, sekolah atau lembaga

pendidikan. Dalam penelitian ini, peneliti memilih lembaga pendidikan SMA Rayon

Timur (SMAN 1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Karitas Watuneso) Kabupaten

Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur.


5

B.2. Waktu Penelitian:

Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal

dikeluarkannya izin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 1 bulan dengan rincian: 2

minggu pengumpulan data dan 2 minggu pengolahan data yang meliputi penyajian dalam

bentuk tesis dan proses bimbingan berlangsung.

C. Jenis Penelitian:

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ex post

facto. Penelitian ex post facto adalah penelitian yang variabel bebasnya terjadi pada saat

peneliti pertama kali mengamati variabel terikat dalam suatu penelitian. (Jusmawati, dkk.

2020:3).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif tipe regresi karena hasil

penelitian berupa data kuantitatif tentang pengaruh pembelajaran daring dan luring

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama dan karakter. Dalam

penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan antara variabel bebas yaitu pengaruh

pembelajaran daring dan luring dengan variabel terikat yaitu hasil belajar siswa. Teknik

analisis data digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh pembelajaran daring dan

luring terhadap hasil belajar siswa pada pendidikan agama dan pendidikan karakter

dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda.

D. Variabel Penelitian:

Menurut Suharsimi Arikunto (2013:161), mendefinisikam variabel penelitian

sebagai sebuah objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam

penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu:


5

D.1. Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab

berubahnya atau munculnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Pengaruh pembelajaran daring (X1) dan luring (X2).

D.2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

dari adanya variabel bebas.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar

peserta didik (Y).

E. Populasi Dan Sampel

E.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri atas manusia, hewan,

benda-benda, tumbuhan, peristiwa, gejala ataupun nilai tes sebagai sumber data yang

mempunyai karakteristik tertentu dalam suatu penelitian yang dilakukan. (Parni,

2020:25). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah peserta didik Kelas X di

Rayon Timur (SMAN 1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Karitas Watuneso)

Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 449 orang dengan rincian:

SMAN 1 Wolowaru sebanyak 208 orang, SMAN Wolojita sebanyak 147 orang dan SMA

Karitas Watuneso sebanyak 94 orang.

E.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Jika penelitian yang

diambil adalah sebagian dari populasi maka penelitian tersebut adalah penelitian sampel.

(Arikunto, 2006:131).
5

Teknik pengambilan sampel menggunakan probably sampling dengan simple

random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dari populasi karena populasi

dianggap homogen. Adapun menurut Arikunto (2006:134) "apabila jumlah subyeknya

kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi, tetapi apabila jumlahnya lebih besar maka diambil sebanyak 10-15%

atau 20-25% atau lebih.

Oleh karena itu, jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 20% dari populasi.

Jumlah seluruhnya adalah 20/100 x 449 = 89,8 = 90. Jadi jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian ini sebanyak 90 responden.

Adapun kriteri-kriteria untuk calon responden adalah:

1. Responden yang terdata sebagai peserta didik pada lembaga pendidikan di Rayon

Timur (SMAN 1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Karitas Watuneso) Kabupaten

Ende.

2. Responden yang berada pada tingkat X dan dinyatakan masih aktif belajar pada

lembaga pendidikan di Rayon Timur (SMAN 1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA

Karitas Watuneso) Kabupaten Ende.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket atau

kuesioner yang dibuat oleh peneliti (lihat tabel 3.1, lampiran 3) dan juga observasi atau

pengamatan langsung dari peneliti. Sugiyono (2012:92) menyatakan bahwa instrumen

penelitian adalah alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur fenomena alam

dan sosial yang dapat diamati. Dengan demikian, penggunaan instrument penelitian yaitu
5

untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah, fenomena alam maupun

sosial.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghsilkan

data yang akurat yaitu dengan menggunakan skala likert (Sugiyono (2012:134). Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan jenis instrumen angket atau kuesioner dengan

pemberian skor sebagai berikut: Sangat Setuju (SS) Skornya 5, Setuju (S) skornya 4,

Ragu-ragu (RG) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) skornya 2 dan Sangat Tidak Setuju

(STS) diberi Skor 1.

G. Analisis Uji Coba Instrumen

Untuk mengetahui kebenaran terkait instrument angket yang digunakan oleh

peneliti maka dilakukan uji coba lapangan dan pengujian keaslihan serta reliabilitas.

G.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat keaslihan suatu

tes. Suatu tes dikatakan valid bila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Tes

memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria dalam arti memiliki

kesejajaran antara tes dan kriteria, (Arikunto, 1999:65).

Untuk menentukan koefisien korelasi antara skor hasil tes yang akan diuji

validitasnya dengan hasil tes dapat menggunakan rumus korelasi produk moment:

Keterangan:
R = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = banyaknya sampel
5

X = skor yang diperoleh dari tiap item


Y = skor total yang diperoleh dari tiap item
ƩX = jumlah skor item
ƩY = jumlah skor soal

G.2 Uji Reliabilitas

Menurut Situnjuk dan Sugiarto (2006:52), uji reliabilitas adalah pengujian yang

menunjukkan apakah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dapat

dipercaya selama pengumpulan data. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika tanggapan

responden terhadap pernyataan tersebut konsisten.

Tinggi dan rendahnya reliabilitas diwakili oleh suatu nilai yang disebut faktor

keyakinan yang berkisar dari 0-1, di mana X adalah indeks kasus yang dicari. Uji

reliabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha.

Keterangan:

= Reliabilitas yang dicari.


n = Jumlah item pernyataan

= Jumlah varians skor tiap item

= Varians total

H. Uji Persyaratan Data

H.1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk memeriksa apakah dalam suatu model

regresi variabel bebas dan variabel terikat atau keduanya berdistribusi normal atau tidak

normal. Jika suatu variabel tidak berdistribusi normal, maka hasil uji statistik akan
5

menurun. Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji standar

Kolmogorov - Smirnov dengan kriteria uji, jika nilai signifikansi > 0,05 maka data

penelitian berdistribusi normal, begitu pula sebaliknya jika nilai signifikansinya < 0,05

maka data pencarian tidak berdistribusi normal. (Ghozali, 2016:26).

H.2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mendeteksi bahwa dua

atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi dengan varians atau homogenitas

yang sama (Sudjana, 2005:250). Homogenitas data dari penelitian ini diperiksa

menggunakan uji F (Fisher). Tes ini dapat digunakan jika hanya dua set data atau sampel

yang diuji. Uji Fisher dilakukan dengan membandingkan varians data terbesar dibagi

varians data terkecil. Rumus yang digunakan dalam tes ini adalah sebagai berikut:

F=
(Sumber: Supardi:2013:14)

Oleh karena itu, kriteria pengujiannya, jika nilai f hitung <f tabel maka H0 diterima,

sebaliknya, jika f hitung > f tabel maka H0 ditolak.

I. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2012:262), teknik analisis data merupakan teknik statistik

yang berguna untuk menguji dan memodelkan hubungan antar variabel. Dalam penelitian

ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Regresi

berganda sering digunakan untuk memecahkan masalah analisis regresi yang

menghasilkan hubungan dua atau lebih variabel bebas. Model regresi berganda adalah

sebagai berikut:
5

Y' = a + b1X1 + b2X2...........+ e


Y = koefisien hasil belajar
a = konstanta
b1 = koefisien pembelajaran daring
b2 = koefisien pembelajaran luring
X1 = variabel pembelajaran daring
X2 = variabel pembelajaran luring
e = standar eror
Tujuan dari analisis regresi linier berganda adalah untuk mengetahui hubungan

fungsional suatu variabel dependen atau dependen dengan dua atau lebih variabel

independen atau independen.

J. Uji Hipotesis

Pada tahap regresi linier berganda, dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui

apakah model regresi tersebut layak dan apakah variabel bebas signifikan dalam model

tersebut. Uji hipotesis yang digunakan dalam uji regresi linier berganda adalah uji T dan

uji F.

J.1. Uji T

Pada dasarnya, uji T menunjukkan bagaimana pengaruh variabel independen

secara individual menjelaskan perubahan variabel dependen. Pengujian regresi parsial

dirancang untuk menentukan apakah variabel independen individu mempengaruhi

variabel dependen dengan mengasumsikan bahwa variabel lain konstan.

Langkah-langkah dalam melakukan uji T:

a) Merumuskan Hipotesis:

Ho : Pembelajaran daring dan luring secara parsial tidak berpengaruh terhadap hasil

belajar
5

Ha : Pembelajaran daring dan luring secara parsial berpengaruh terhadap hasil

belajar

b) Menentukan tingkat signifikan:

Tingkat signifikansi yang standar dan biasa digunakan dalam penelitian adalah a = 5

% (0,05).

c) Menentukan rumus T hitung , menurut Sugiyono (2014:250):

Keterangan:
t = Nilai uji t
r = Koefisien korelasi parsial
= Koefisien determinasi n = Jumlah sampel

d) Menentukan T table

Nilai t tabel diperoleh dari tabel distribusi t pada a = 5% dengan derajat kebebasan

(df) n-k-1

n = jumlah sampel

k = jumlah variabel independen.

e) Menentukan kriteria pengujian dan kesimpulan

Kriteria pengujian:

Ho ditolak dan Ha diterima apabila t hitung > t table

Ho diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t table

Jika Ho ditolak dan Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

daring dan luring secara parsial berpengaruh terhadap hasil belajar. Jika Ho diterima dan
5

Ha ditolak maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring dan luring secara parsial

tidak berpengaruh terhadap hasil belajar.

J.2. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen secara bersamaan. Tingkat kepercayaan yang

digunakan adalah 5%. Jika nilai f hitung > dari f tabel, maka hipotesis alternatif

menunjukkan bahwa semua variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap variabel dependen.

Langkah-langkah dalam melakukan uji F:

a) Merumuskan Hipotesis:

Ho : Pembelajaran daring dan luring secara simultan tidak berpengaruh terhadap hasil

belajar peserta didik.

Ha : Pembelajaran daring dan luring secara simultan berpengaruh terhadap hasil

belajar peserta didik.

b) Menentukan Tingkat Signifikansi:

Ada dua cara yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur atau pedoman pengujian

hipotesis dalam uji-F, yang pertama adalah dengan membandingkan nilai signifikansi

atau probabilitas dari hasil Anova. Kedua adalah membandingkan nilai F hitung dengan

nilai F pada tabel.

1) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka hipotesis diterima, artinya pembelajaran

daring (X1) dan pembelajaran luring (X2) secara simultan berpengaruh terhadap

hasil belajar (Y).


5

2) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka hipotesis ditolak, artinya pembelajaran daring

(X1) dan pembelajaran luring (X2) secara simultan tidak berpengaruh terhadap

hasil belajar (Y).

3) Menentukan Rumus F hitung menurut Sugiyono (2014:257):

Di mana:

= koefisien determinasi n= jumlah sampel


k= jumlah variabel bebas

4) Menentukan kriteria pengujian dan kesimpulan:

1.
Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05 atau F hitung < F tabel berarti hipotesis tidak

terbukti, maka Ho diterima Ha ditolak.


2.
Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05 atau F hitung > F tabel berarti hipotesis

terbukti, maka Ho ditolak Ha diterima.

J.3. Koefisien determinasi

Koefisien determinasi ( ) dipakai untuk mengukur sejauh mana model dapat

menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0

sampai 1. Jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted negatif, maka nilai adjusted

dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai =1, maka adjusted = =1,

sedangkan jika nilai =0, maka adjusted = (1-k)/(n-k). Jika k > 1, maka adjusted

akan bernilai positif (Ghozali, 2016:96).


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskriptif Data Dan Hasil Penelitian:

A.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Negeri 1 Wolowaru, SMA Negeri Wolojita dan SMA Karitas Watuneso

merupakan lembaga pendidikan yang ada di Rayon Timur Kabupaten Ende yang secara

astronomis berada pada 8º26'24,71"LS - 8º54'25,46"LS dan 121º23'40,44"BT -

122º1'33,3"BT.

SMA Negeri 1 Wolowaru yang terletak di Jalan Ali H. A. Lebu,

Desa/Kelurahan: Nakambara, Kecamatan Wolowaru, yang didirikan pada tahun 1986,

dengan NSS/NPSN: 301240905064 / 50302618 adalah sebuah Sekolah yang berstatus

Negeri dengan SK No.0732/K/1990; tanggal 11-12-1990 dan nilai akreditasi B

berdasarkan SK Akreditasi Nomor: 32/SK/BAN-S/M NTT/X/2018, Kode Pos: 86732,

telepon: (0381) 41047, E-mail: sman1wolowaru@gmail.com. Luas areal sekolah ini

adalah 30.700 m² dengan batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan

kebun bapak Petrus Rero, Sebelah Selatan berbatasan dengan pemukiman penduduk Duli,

Sebelah Timur berbatasan dengan kebun bapak H. Hamid Pewa dan Sebelah Barat

berbatasan dengan Kali Mati. (Wakasek Humas, 2022).

SMA Negeri Wolojita yang terletak di RT/RW: 01/02, Kelurahan: Wolojita,

Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang didirikan

pada tahun 2006 dengan SK Pendirian Sekolah No. 135 Tahun 2006 merupakan sebuah

sekolah negeri dengan NPSN: 50305406 dan terakreditasi B, Kode Pos: 86732, E-mail:

smanwolojita@yahoo.com. Luas areal sekolah ini adalah 15.000 m² dengan batas wilayah

60
6

sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan pemukiman warga Wolojita, Sebelah

Selatan berbatasan dengan perkebunan warga, Sebelah Timur berbatasan dengan

pemukiman warga Ratebata dan Sebelah Barat berbatasan dengan SDK dan SMPK

Wolojita. (Wakasek Humas, 2022).

SMA Caritas Watuneso merupakan sebuah sekolah swasta di bawah Yayasan

Bimbingan Kesejahteraan Sosial sebagai organisasi penyelenggara yang beralamat di

Jalan Jurusan Ende-Maumere (KM 94), Kelurahan: Watuneso, Kecamatan: Lio Timur,

Kabupaten: Ende, Provinsi: Nusa Tenggara Timur yang didirikan pada tanggal 25

Februari 2002 berdasarkan SK Nomor 23 Tahun 2002 di atas lokasi seluas 3000 m²

dengan NSS: 302240907001, NISN: 4093007001, NPSN: 50305405. Status akreditasi

pada lembaga pendidikan ini masih mengantongi nilai C. E-mail sekolah:

smakaritaswatuneso59@gmail.com. Luas areal sekolah ini adalah 3000 m² dengan batas

wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan perkebunan warga, Sebelah

Selatan berbatasan dengan Jalan Raya lintas Ende - Maumere , Sebelah Timur berbatasan

dengan pemukiman warga dan Sebelah Barat berbatasan dengan perkebunan warga.

(Wakasek Humas, 2022).

Kegiatan penelitian dilaksanakan di Rayon Timur yang meliputi SMA Negeri 1

Wolowaru, SMA Negeri Wolojita dan SMA Caritas Watuneso. Ketiga SMA tersebut

memiliki jurusan yang bisa dipilih dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan

kemampuan dan minat yang dimiliki, tetapi di bawah pendampingan bapak dan ibu guru

sebagai panitia PSBB dengan melihat rata-rata nilai raport. Penelitian ini dilaksanakan

pada peserta didik kelas X sesuai dengan jurusan yang ada pada lembaga pendidikan

tersebut, masing-masing memiliki tiga jurusan yakni: IBB, MIA dan IIS.
6

Terkait dengan penerapan kurikulum pembelajaran, SMA Negeri 1 Wolowaru,

SMA Negeri Wolojita dan SMA Caritas Watuneso menerapkan kurikulum pembelajaran

yakni Kurikulum 2013 dengan mengacu pada permendikbud No. 54 tentang Standar

Kompetensi Lulusan yang meliputi aspek Kognitif (pengetahuan), aspek afektif (Sikap)

dan psikomotor (Keterampilan).

A.2. Pengujian Instrumen Penelitian


A.2.1 Uji Validitas

Pengujian Validitas untuk membuktikan sejauh mana alat ukur yang dipakai untuk

mengukur sesuatu yang hendak diukur. Cara pengukuran dapat dilakukan dengan

mengkorelasikan antara jumlah skor yang didapat pada masing-masing item pernyataan

dengan skor total individu. Item-item pernyataan yang digunakan untuk pengukuran dan

pengumpulan data dibuat dengan menggunakan skala likert dalam bentuk pernyataan

berupa penskoran dengan lima alternatif jawaban, antara lain: Sangat Setuju = 5, Setuju =

4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2 dan Sangat Tidak Setuju = 1. Pengujian Validitas

dibuat untuk mengetahui apakah item-item pernyataan itu valid dan dapat digunakan.

Item-item pernyataan yang diuji terdiri dari 25 item pernyataan dengan rincian 13 item

pernyataan untuk variabel X1 (Pembelajaran Daring) dan 12 item pernyataan untuk

variabel X2 (Pembelajaran Luring) seperti yang terdapat dalam angket yang telah diuji.

Uji validitas dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan program SPSS

versi 16.0. dalam penelitian ini, pengujian validitas dilakukan terhadap 90 responden.

Pengambilan keputusan didasarkan pada nilai rhitung (Corrected Item-Total Correlation) >

rtabel sebesar 0,205, untuk df 90; a=0,05, maka item pernyataan tersebut valid atau

sebaliknya. Dari hasil uji validitas pada 13 butir item pernyataan pada variabel X1

(Pembelajaran Daring) dapat dilihat pada tabel 4.1 (lampiran 4).


6

Tabel 4.2: Hasil Uji Validitas Pembelajaran Daring (X1):

No. Nilai Corrected Item Sig. rtabel Kriteria


Butir Total Correlation / Kesimpulan
rhitung
1 0,665 0,000 0,205 Valid
2 0,708 0,000 0, 205 Valid
3 0,692 0,000 0, 205 Valid
4 0,658 0,000 0, 205 Valid
5 0,736 0,000 0, 205 Valid
6 0,740 0,000 0, 205 Valid
7 0,711 0,000 0, 205 Valid
8 0,697 0,000 0, 205 Valid
9 0,753 0,000 0, 205 Valid
10 0,684 0,000 0, 205 Valid
11 0,647 0,000 0, 205 Valid
12 0,534 0,000 0,205 Valid
13 0,563 0,000 0,205 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah, 2021

Dari 13 item pernyataan setelah diuji semuanya dinyatakan valid dan dapat

digunakan dalam penelitian. Selanjutnya, hasil pengujian validitas pada 12 item

pernyataan pada variabel X2 (Pembelajaran Luring), dinyatakan semuanya valid dapat

dilihat pada tabel 4.3 (lampiran 5). Sehingga item pernyataan pada variabel X2 dapat

dipakai dalam penelitian.

Tabel 4.4: Hasil Uji Validitas Pembelajaran Luring (X2):

No Nilai Corrected Item Sig. rtabel Kriteria


Butir Total Correlation / Kesimpulan
rhitung
1 0,635 0,000 0, 205 Valid
2 0,644 0,000 0, 205 Valid
3 0,715 0,000 0, 205 Valid
4 0,724 0,000 0, 205 Valid
5 0,592 0,000 0, 205 Valid
6 0,541 0,000 0, 205 Valid
7 0,658 0,000 0, 205 Valid
8 0,673 0,000 0,205 Valid
9 0,639 0,000 0,205 Valid
10 0,693 0,000 0,205 Valid
11 0,656 0,000 0,205 Valid
12 0,607 0,000 0,205 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah, 2021
6

A.2.2 Uji Reliabilitas

Pengujian Reliabilitas dilakukan untuk mengukur konsisten atau tidaknya sebuah

kuesioner dalam penelitian. Butir-butir pernyataan yang valid pada variabel pembelajaran

daring (X1) sebanyak 13 Item pernyataan dan variabel pembelajaran luring (X2)

sebanyak 12 item pernyataan. Pengujian reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha

yang dianalisis melalui program SSPS 16.0 dengan ketentuan jika nilai Cronbach’s Alpha

> 0,207 (lampiran 6, tabel 4.5. tabel r), maka item-item pernyataan dinyatakan reliabel

atau layak untuk digunakan dalam mengumpulkan data penelitian.

Tabel 4.6: Hasil Uji Reliabilitas Soal Variabel X1:

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.901 13
Sumber: Data diolah, 2021

Hasil dari uji reliabilitas pada variabel Pembelajaran Daring (X1) dapat dilihat

bahwa nilai Cronbach’s Alha pada variabel ini lebih tinggi dari pada nilai dasar yaitu

0,901 > 0,207. Dari hasil tersebut dapat dibuktikan bahwa semua item pernyataan dalam

kuesioner variabel X1 dinyatakan reliabel (lihat pada tabel 4.7, lampiran 7). Hasil dari uji

reliabilitas pada variabel Pembelajaran Luring (X2) dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8: Hasil Uji Reliabilitas Soal Variabel X2:


Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.874 12

Hasil dari uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada

variabel ini lebih tinggi yakni 0,874 > 0,207. Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan
6

bahwa item-item pernyataan pada variabel ini dinyatakan reliabel. (lihat pada tabel 4.9

lampiran 8).

A.3. Uji Persyaratan Data

A.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah pada suatu model regeresi, suatu

variabel independen dan variabel dependen ataupun keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak normal. Jika suatu variabel tidak berdistribusi normal, maka hasil uji

statistik akan menurun. Pada uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan

uji normalitas kolmogorov-smirnov dengan kriteria pengujian, jika nilai signifikansi >

0,05, maka data tersebut berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai signifikansinya < 0,05

maka data penelitian tersebut tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.10: Hasil Uji Normalitas:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 90
Normal Parameters a
Mean .0000000

Std.
5.20716912
Deviation

Most Extreme Differences Absolute .081

Positive .046

Negative -.081

Kolmogorov-Smirnov Z .767

Asymp. Sig. (2-tailed) .599


a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data diolah menggunakan ssps 16.0, 2021

Berdasarkan tabel output SSPS di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi

Asiymp.sig (2 tailed) untuk variabel X1 dan X2 sebesar 0,599 > 0,05. Maka, sesuai

dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas kolmogorov-smirnov di atas,


6

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Untuk lebih membuktikan kalau data

ini berdistibusi normal maka dapat dilihat pada histogram normalitas di mana dimulai

dari -3 diakhiri 3 dan puncaknya berada ditengah, artinya disini mau membuktikan jika

data atau regresi terhubung antara variabel X dan Y berdistribusi normal berdasarkan

histogram. Selain menggunakan metode kolmogorov-smirnov dan histogram normalitas,

pengujian normalitas dapat pula dilakukan dengan menggunakan gambar normal P.P.

Plot (lampiran 9) dimana jika titik sebaran pengamatan berada disekitar garis diagonal

maka dapat dikatakan bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi. Dari gambar P.P. Plot

yang ada memperlihatkan data yang bergerak mengikuti garis linear diagonal sehingga

disimpuilkan bahwa secara umum data yang digunakan berdistribusi normal dan

memenuhi asumsi normalitas.

A.3.2 Uji Homogenitas

Uji Homogenitas merupakan pengujian terkait sama tidaknya variansi-variansi

dua buah distribusi atau lebih. Pengujian Homogenitas untuk data dalam penelitian ini

menggunakan uji F (fisher).

Tabel 4.11. Hasil Pengujian Homogenitas Data Variabel


Pembelajaran Daring dan Luring Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik:
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Hasil Based on Mean 2.632 2 267 .074
Based on Median 2.516 2 267 .083
Based on Median
2.516 2 261.383 .083
and with adjusted df
Based on trimmed
2.592 2 267 .077
mean
Sumber: Hasil Analisis dengan SPSS.16.0, Penulis 2021

Berdasarkan hasil perhitungan pengujian homogenitas data variabel pembelajaran

daring (X1), variabel pembelajaran luring (X2) dan hasil belajar peserta didik (Y) dengan
6

menggunakan uji fisher, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,074 > 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa kedua varian tersebut sama. Merujuk pada teori dan hasil uji

normalitas dan homogenitas dengan menggunakan SPSS versi 16.0 menunjukkan bahwa

data berdistribusi normal dan seragam, syarat pengujian hipotesis untuk perumusan

masalah pertama dan kedua dengan menggunakan regresi tunggal sedangkan untuk

rumusan masalah ketiga menggunakan regresi berganda.

A.4. Uji Hipotesis:


1. Pengaruh Pembelajaran Daring (X1) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik (Y) Pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Di Rayon Timur (SMAN 1 Wolowaru, SMAN
Wolojita dan SMA Caritas Watuneso).

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah koefisien regresi

signifikan atau tidak. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh media pembelajaran daring

(X1) terhadap hasil belajar peserta didik (Y) dengan menggunakan analisis regresi

tunggal. Ada pun kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian ini, adalah sebagai

berikut: Jika nilai signifikan < 0,05 atau t hitung >t tabel, maka terdapat pengaruh variabel

pembelajaran daring (X1) terhadap variabel hasil belajar (Y). Sebaliknya, Jika nilai

signifikan > 0,05 atau t hitung <t tabel maka tidak terdapat pengaruh variabel pembelajaran

daring (X1) terhadap variabel hasil belajar (Y).

Rumus T tabel:
T tabel = t (a/2 : n-k-1) = (0,025 : 90-2-1)
= (0,025 : 87) = 1,988. (lihat tabel 4.12: t Tabel, lampiran 10).
Tabel 4.13: Hasil Pengujian Hipotesis: Pengaruh Pembelajaran Daring (X1) Terhadap
Hasil Belajar Peserta Didik (Y):

Coefficientsa
Unstandardized Standardize
Coefficients d
Coefficients
Model T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 41.137 3.596 11.438 .000

a. Dependent Variable: Hasil


6
Pembelajaran Daring .776 .073 .752 10.690 .000

a. Dependent Variable: Hasil


6

Dengan demikian, diketahui persamaan:


Y = a + b1X1
Y = 41,137 + 0,776X1
Diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil

belajar adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 10,690 > 1,988 sehingga dapat

disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh pembelajaran daring

terhadap hasil belajar peserta didik.

2. Pengaruh Pembelajaran Luring (X2) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik (Y) Pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Di Rayon Timur (SMAN 1 Wolowaru, SMAN
Wolojita dan SMA Caritas Watuneso).

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran luring terhadap hasil

belajar peserta didik dengan menggunakan analisis regresi tunggal. Ada pun dasar

pengambilan keputusan dalam uji ini adalah sebagai berikut: Jika nila signifikan < 0,05

atau t hitung >t tabel maka terdapat pengaruh variabel pembelajaran luring (X2) terhadap

variabel hasil belajar (Y). Sebaliknya, Jika nilai signifikan > 0,05 atau t hitung < t tabel maka

tidak terdapat pengaruh variabel pembelajaran luring (X2) terhadap variabel hasil belajar

peserta didik (Y).

Tabel 4.14: Hasil Pengujian Hipotesis: Pengaruh Pembelajaran Luring (X2) Terhadap
Hasil Belajar Peserta Didik (Y):
Coefficientsa

Unstandardized Standardize
Coefficients d
Coefficients
Model T Sig.
B Std. Beta
Error

9.235 .000

a. Dependent Variable: Hasil


6
1 (Constant) 37.351 4.04
10.428 .000
5 .743
Pembelajaran Luring .917
.08
8

a. Dependent Variable: Hasil


6

Dengan demikian, diketahui persamaan:


Y = a + b2X2
Y = 37,351 + 0,917X2
Dari hasil pengujian pada tabel 4.10, diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh

pembelajaran luring (X2) terhadap hasil belajar (Y) adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai

t hitung 10,428 > 1,988 sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 diterima yang berarti

terdapat pengaruh pembelajaran luring (X2) terhadap hasil belajar (Y).

3. Pengaruh Pembelajaran Daring (X1) Dan Pembelajaran Luring (X2) Terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik (Y) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Di Rayon
Timur (SMAN 1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Caritas Watuneso).

Tabel 4.15: Pengaruh Pembelajaran Daring (X1) dan Pembelajaran


Luring (X2) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik (Y).

Coefficientsa

Standard
i zed
Unstandardized Coefficie
Coefficients nts
Std.
Model B Erro Beta T Sig.
r
1 (Constant) 3.86
36.592 1 9.477 .000
Pembelajaran
.445 .141 .431 3.152 .002
Daring (X1)
Pembelajaran
Luring (X2) .455 .169 .369 2.698 .008
a. Dependent Variable: Hasil belajar (Y)

Dengan demikian, diketahui persamaan:


Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Y = 36,592 + 0,445X1 + 0,455X2 + e
Uji hipotesis antara variabel pembelajaran daring (X1) dan variabel pembelajaran

luring (X2) terhadap hasil belajar peserta didik (Y) dengan menggunakan analisis regresi

berganda. Ada pun kriteria dalam pengujian ini antara lain: Jika nilai signifikan < 0,05

atau f hitung > f tabel maka terdapat pengaruh variabel pembelajaran daring (X1) dan

pembelajaran luring (X2) secara simultan terhadap variabel hasil belajar peserta didik
7

(Y).
Sebaliknya, Jika nilai signifikan > 0,05 atau f hitung < f tabel maka tidak terdapat

pengaruh variabel pembelajaran daring dan pembelajaran luring secara simultan terhadap

variabel hasil belajar.

Rumus F Tabel:

F tabel = F (k:n-k)

F (2:88) = 3,100 (lihat tabel 4.16, f tabel, lampiran 11).

Tabel 4.17: Hasil Pengujian Hipotesis: Pengaruh Pembelajaran Daring (X1) dan
Pembelajaran Luring (X2) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik (Y):
ANOVAa

Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 3598.089 2 1799.044 64.859 .000b
Residual 2413.200 87 27.738
Total 6011.289 89
a. Dependent Variable: Hasil belajar (Y)
b. Predictors: (Constant), Pembelajaran Luring (X2), Pembelajaran Daring (X1)

Berdasarkan output pada tabel di atas, diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh

pembelajaran daring (X1) dan pembelajaran luring (X2) secara simultan terhadap hasil

belajar (Y) adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai f hitung 64,859 > nilai f tabel 3,100,

sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima artinya terdapat pengaruh pembelajaran

daring (X1) dan pembelajaran luring (X2) secara simultan terhadap hasil belajar (Y).

Perumusan Hipotesis:

1. H1 : Terdapat pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar.


2. H2 : Terdapat pengaruh pembelajaran luring terhadap hasil belajar.
3. H3 : Terdapat pengaruh pembelajaran daring dan pembelajaran luring secara
simultan terhadap hasil belajar.
7

B. Interpretasi dan Pembahasan:


1. Interpretasi Penelitian
a. Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Di Rayon Timur (SMAN 1 Wolowaru, SMAN
Wolojita dan SMA Caritas Watuneso).

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diketahui bahwa pembelajaran daring (X1)

berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik (Y). Disini penulis melihat eratnya

hubungan dan besarnya pengaruh antara pembelajaran daring dengan hasil belajar peserta

didik dengan melihat nilai korelasi pada tabel 4.19, dimana diperoleh nilainya sebesar:

0,752. Ada pun pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi, sebagai

berikut:

Tabel 4.18: Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien

Interval Koefisien Interpretasi

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono; 2007

Tabel 4.19: Hasil Uji Koefisien Determinasi:


Model Summary

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate

1
.752a .565 .560 5.451

a. Predictors: (Constant), Pembelajaran Daring


Sumber: Hasil Analisis SPSS, Tahun 2021
7

Berdasarkan output hasil pengujian pada tabel 4.19, diketahui nilai korelasi antara

variabel pembelajaran daring (X1) terhadap hasil belajar peserta didik (Y) sebesar 0,752.

Nilai tersebut menunjukkan bahwa pengaruh pembelajaran daring dan hasil belajar

peserta didik mempunyai korelasi yang kuat dan arah hubungannya adalah positif karena

nilai korelasi (R). Besarnya pengaruh variabel pembelajaran daring terhadap hasil belajar

peserta didik diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,565. Hasil dari pengujian

tersebut jika diinterpretasikan dengan presentasi nilai antara pembelajaran daring dan

hasil belajar peserta didik adalah sebesar 0,565 atau 56,5%, sedangkan sisa dari 43,5 %

dipengaruhi oleh faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar pembelajaran daring pada

siswa kelas X pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMAN 1 Wolowaru,

SMAN Wolojita dan SMA Caritas Watuneso.

b. Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Di Rayon Timur (SMAN 1 Wolowaru, SMAN
Wolojita dan SMA Caritas Watuneso).

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diketahui bahwa pembelajaran luring (X2)

berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik (Y). Dengan melihat nilai korelasi pada

tabel 4.21, dimana diperoleh nilainya sebesar: 0,743. Ada pun pedoman untuk

memberikan interpretasi koefisien korelasi, sebagai berikut:

Tabel 4.20: pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien

Interval Koefisien Interpretasi

0,00 – 0,199 Sangat Rendah


0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono; 2007
7

Tabel 4.21: Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary
Adjusted Std. Error of the

Model R R Square R Estimate

Square

1
.743a .553 .548 5.527

a. Predictors: (Constant), Pembelajaran Luring


Sumber: Hasil Analisis SPSS, Tahun 2021

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.21, diketahui nilai korelasi antara

variabel pembelajaran luring (X2) terhadap hasil belajar peserta didik (Y) sebesar 0,743.

Nilai tersebut menunjukkan bahwa pengaruh pembelajaran luring dengan hasil belajar

peserta didik mempunyai korelasi kuat. Besarnya pengaruh variabel pembelajaran daring

terhadap hasil belajar peserta didik diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,553.

Hasil dari pengujian tersebut jika diinterpretasikan dengan presentasi nilai antara

pembelajaran luring dengan hasil belajar peserta didik adalah sebesar 0,553 atau 55,3%.

sedangkan sisa dari 45,3 % dipengaruhi oleh faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar

pembelajaran luring pada siswa kelas X pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik

di SMAN 1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Caritas Watuneso.

c. Pengaruh Pembelajaran Daring (X1) Dan Pembelajaran Luring (X2) Terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik (Y) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Di Rayon
Timur (SMAN 1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Caritas Watuneso).

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diketahui bahwa pembelajaran daring (X1)

dan pembelajaran luring (X2) berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik (Y). Disini

penulis melihat eratnya hubungan dan besarnya pengaruh antara pembelajaran daring dan

pembelajaran luring dengan hasil belajar peserta didik dengan melihat nilai korelasi pada
7

tabel 4.23, dimana diperoleh nilainya sebesar: 0,774. Ada pun pedoman untuk

memberikan interpretasi koefisien korelasi, sebagai berikut:

Tabel 4.22: pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien


Interval Koefisien Interpretasi

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono; 2007

Tabel 4.23: Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R the Estimate
Square

1
.774a .599 .589 5.266

a. Predictors: (Constant), Pembelajaran Luring (X2), Pembelajaran Daring (X1)

Berdasarkan output hasil pengujian pada tabel 4.23, diketahui nilai korelasi antara

variabel pembelajaran daring (X1) dan pembelajaran luring (X2) terhadap hasil belajar

peserta didik (Y) sebesar 0,774. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pengaruh

pembelajaran daring dan pembelajaran luring terhadap hasil belajar peserta didik

mempunyai korelasi yang kuat dan arah hubungannya adalah positif karena nilai korelasi

(R). Besarnya pengaruh variabel pembelajaran daring dan luring terhadap hasil belajar

peserta didik diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,599. Hasil dari pengujian

tersebut jika diinterpretasikan dengan presentasi nilai antara pembelajaran daring dan

luring terhadap hasil belajar peserta didik adalah sebesar 0,599 atau 59,9%, sedangkan
7

sisa dari 40,1 % dipengaruhi oleh faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar pada siswa

kelas X pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMAN 1 Wolowaru, SMAN

Wolojita dan SMA Caritas Watuneso.

2. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Di Rayon Timur (SMAN 1 Wolowaru,
SMAN Wolojita dan SMA Caritas Watuneso).
Berdasarkan hasil pengujian regresi tunggal diketahui besarnya nilai konstanta

adalah 41,137 (pada tabel 4.13) yang berarti apabila pembelajaran daring (X1) nilainya

adalah 0, maka hasil belajar peserta didik (Y) memperoleh nilai positif yaitu 41,137. Nilai

koefisien regresi pada variabel pembelajaran daring (X1) diperoleh sebesar 0,776 yang

berarti apabila pembelajaran daring mengalami kenaikkan sebesar 1% maka hasil belajar

peserta didik pada variabel Y mengalami peningkatan sebesar 0,776.

Pada variabel pembelajaran daring (X1) terhadap hasil belajar peserta didik (Y)

diketahui besarnya nilai koefisien determinasi adalah 0,565. Dari nilai koefisien tersebut

diinterpretasikan dengan presentasi nilai antara pembelajaran daring terhadap hasil

belajar peserta didik adalah 0,565 atau 56,5%, sehingga setelah dilakukan pengujian

hipotesis dengan menggunakan uji t didapat nilai t hitung = 10,690 dan nilai

signifikannya sebesar 0,000 serta nilai t tabel (a/2 : n-k-1 = 0,05/2 : 90-2-1, yaitu dua sisi

= 0,025:87) = 1,988 sehingga 10,690 > 1,988 yang berarti bahwa adanya pengaruh yang

signifikan dari pembelajaran daring terhadap hasil belajar peserta didik pada mata

pelajaran pendidikan agama Katolik di rayon timur (SMAN 1 Wolowaru, SMAN

Wolojita dan SMA Caritas Watuneso).

Pembelajaran secara daring tentunya melibatkan semua komponen baik para

pendidik, peserta didik dan juga lingkungan tempat tinggal. Semua komponen diminta
7

untuk turut memberikan andil agar proses pembelajaran secara daring dapat berjalan

secara baik dan berdampak pula pada hasil belajar. Di sini selain peran pendidik dalam

proses pembelajaran secara daring tentunya peran orang tua dibutuhkan dalam

mengawasi proses belajar anak di rumah, dan inilah yang menjadi kendala dimana latar

belakang pekerjaan para orangtua dari peserta didik yang ada di wilayah lembaga

pendidikan tersebut adalah mayoritas petani sehingga harus bekerja dari pagi sampai sore

sehingga waktu pendampingan belajar terhadap anak dalam mengerjakan tugas hanya

terjadi pada malam hari bahkan proses pendampingan tidak berjalan karena para orangtua

sudah lelah selepas bekerja seharian.

Keterbatasan dan hambatan tersebut membuat siswa sulit untuk berpartisipasi

dalam pembelajaran dan juga untuk mengumpulkan pekerjaan rumah dari guru, di mana

guru menggunakan metode pembelajaran melaui pengiriman tugas dengan memanfaatkan

aplikasi whatsApp selanjutnya tugas yang diberikan diselesaikan oleh peserta didik

secara manual dengan cara menulis di buku tugas kemudian difoto hasil tugas tersebut

dan dikirim kembali lewat aplikasi whatsApp yang ada. Keterbatasan dan hambatan

inilah yang berdampak pada hasil belajar peserta didik yang belum mencapai nilai KKM.

Berdasarkan hasil pengujian dari hipotesis pertama menunjukkan bahwa

pembelajaran daring berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar peserta

didik. Hal tersebut dapat diindikasikan bahwa semakin baik pelaksanaan pembelajaran

daring maka akan semakin baik pula hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian Meidawati (2020:4) yang menunjukkan adanya pengaruh

pembelajaran daring terhadap hasil belajar peserta didik. Ia mengatakan bahwa hasil

belajar merupakan tingkat keberhasilan yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti
7

suatu kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan nilai. Pembelajaran daring dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik dikarenakan model pembelajaran daring dapat

memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna kepada peserta didik. Hasil analisis

dengan mann whitney memiliki p value 0,000 < 0,05 yang berarti ada pengaruh

pembelajaran daring terhadap hasil belajar peserta didik.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Rizkio Sholikin (2021:71-72) yang melihat

adanya hubungan pembelajaran daring terhadap hasil belajar peserta didik, dimana

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya diantaranya: faktor lingkungan, faktor

instrumental, faktor kondisi fisiologis dan faktor kondisi psikologis. Ia juga mengatakan

bahwa, pembelajaran daring dapat dikatakan baik apabila mencapai sasaran atau minimal

mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Selain itu, yang terpenting adalah

banyaknya pengalaman dan hal baru yang didapat oleh peserta didik dan tenaga pendidik

seperti penggunaan media TIK dalam proses pembelajaran. Dari hasil perhitungan

menggunakan analisis regresi linear sederhana, diketahui bahwa nilai siginifikan < nilai ɑ

(0,023 < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga bisa dikatakan bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar peserta didik.

Selanjutnya, Banurea, Anggi Anggela (2021:55-56) yang melihat adanya pengaruh

pembelajaran daring terhadap hasil belajar peserta didik dimana dengan adanya

pembelajaran daring membuat peserta didik memiliki informasi yang tidak terbatas

karena peserta didik dapat mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber yang ada

sesuai dengan materi yang diberikan oleh pendidik. Dari hasil pengujiannnya diketahui

nilai t hitung > nilai t tabel (1,225 > 0,374) yang memiliki arti bahwa variabel X

(pembelajaran daring) berpengaruh terhadap variabel Y (hasil belajar peserta didik).


7

Konsep temuan dari ketiga peneliti di atas mendukung hasil penelitian ini dimana

pembelajaran daring (X1) mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik (Y).

Besarnya pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar peserta didik pada

penelitian ini adalah sebesar 56,5% dan sisanya 43,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Ini

berarti masih terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik

diantaranya: metode, strategi, serta pendekatan dari guru dalam proses pembelajaran.

2. Pengaruh Pembelajaran Luring Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada


Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Di Rayon Timur (SMAN 1 Wolowaru,
SMAN Wolojita dan SMA Caritas Watuneso).

Berdasarkan hasil pengujian regresi tunggal diketahui besarnya nilai konstanta

adalah 37,351 (pada tabel 4.14) yang berarti apabila pembelajaran luring (X2) nilainya

adalah 0, maka hasil belajar peserta didik (Y) memperoleh nilai positif yaitu 37,351. Nilai

koefisien regresi pada variabel pembelajaran luring (X2) diperoleh sebesar 0,917 yang

berarti apabila pembelajaran luring mengalami kenaikkan sebesar 1% maka hasil belajar

peserta didik pada variabel Y mengalami peningkatan sebesar 0,917.

Pada variabel pembelajaran luring terhadap hasil belajar peserta didik diketahui

besarnya nilai koefisien determinasi adalah 0,553. Dari nilai koefisien tersebut

diinterpretasikan dengan presentasi nilai antara pembelajaran luring terhadap hasil belajar

peserta didik adalah 0,553 atau 55,3%, sehingga setelah dilakukan pengujian hipotesis

dengan menggunakan uji t didapat nilai t hitung = 10,428 dan nilai signifikannya sebesar

0,000 serta nilai t tabel (a/2 : n-k-1 = 0,05/2 : 90-2-1, yaitu dua sisi = 0,025:87) = 1,988

sehingga 10,428 > 1,988 yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari

pembelajaran luring terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan
7

agama Katolik di rayon timur (SMAN 1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Caritas

Watuneso).

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar secara offline merupakan solusi yang

dilakukan oleh para pendidik dikarenakan situasi dan kondisi wilayah para peserta didik

pada lembaga pendidikan ini yang tidak semuanya menjangkau untuk pelaksanaan

pembelajaran secara daring. Untuk mengatasi peserta didik yang tidak bisa mengikuti

pembelajaran secara daring, lembaga pendidikan SMAN 1 Wolowaru, SMAN Wolojita

dan SMA Caritas Watuneso melakukan upaya penanganan dengan cara melaksanakan

proses pembelajaran secara langsung atau tatap muka walaupun masih secara terbatas.

Peserta didik yang terbagi dalam beberapa kelompok harus datang ke sekolah untuk

mengikuti proses pembelajaran secara langsung, dengan rincian: Minggu I dan ke III

untuk kelompok pertama dan minggu ke II dan ke IV untuk kelompok 2. Selain peserta

didik melaksanakan proses pembelajaran secara langsung di lingkungan sekolah, cara lain

yang ditempuh oleh para guru agar proses pembelajaran dapat berjalan ialah dengan cara

mengunjungi rumah peserta didik (home visit) atau guru keliling. Di sini peserta didik

dibagi dalam kelompok-kelompok sesuai dengan area atau lokasi tempat tinggal yang

berdekatan dan atas fasilitasi guru mereka menentukan salah satu tempat atau lokasi

untuk pelaksanakan proses pembelajaran.

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pembelajaran luring berpengaruh positif

terhadap hasil belajar peserta didik. Hal tersebut menunjukkan bahwa apabila

pembelajaran secara luring dilaksanakan secara baik maka akan semakin baik pula hasil

belajar peserta didik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wari Kurnia dan Mai

Sri Lena (2021:6) dalam jurnal pendidikan, dimana penelitian ini ingin mengetahui
8

pengaruh pembelajaran jarak jauh (PJJ) luring terhadap hasil belajar siswa. Bersumber

pada perhitungan dengan dipedomani tabel t dengan ɑ = 0,05, dk = 30, maka didapatkan

nilai f tabel sebesar 2,04, sehingga f hitung >f tabel yaitu 2,86 > 2,04 artinya hipotesis Ha

diterima. Dari pengujian hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

dari proses belajar secara jarak jauh (PJJ) luring terhadap kemampuan konsep belajar

siswa.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Satria Wiguna dan Muamar Al Qadri

(2021:10) yang menunjukkan adanya pengaruh pembelajaran luring terhadap hasil belajar

peserta didik. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan bahwa kategori kecenderungan

pengaruh home visit method terhadap hasil belajar PAI secara luring siswa kelas VIII

MTs Jam’iyah Muhammadiyah Tanjung Pura Langkat dengan kategori tinggi berjumlah

10 orang atau 20,83%, kategori sedang berjumlah 31 orang atau 64,58% dan kategori

rendah berjumlah 7 orang atau 14,58%. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa

terdapat pengaruh home visit method terhadap hasil belajar PAI secara luring siswa kelas

VIII MTs Jam’iyah Muhammadiyah Tanjung Pura Langkat walaupun pada tingkat

kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada pengaruh dari faktor lain tehadap

hasil belajar siswa.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Mariella Lodo (2021:7) dalam jurnal

citra pendidikan terkait dampak pembelajaran luring terhadap hasil belajar siswa. Dalam

jurnalnya dituliskan bahwa belajar dari rumah lebih fleksibel dan efisien dibandingkan

pembelajaran yang diberikan di kelas. Peserta didik memiliki karakter yang berbeda satu

sama lainnya, ada yang mudah menangkap pembelajaran dalam suasana yang ramai

tetapi ada yang membutuhkan suasana dan tempat yang tenang. Suasana belajar sesuai
8

karakter akan lebih efektif untuk belajar sehingga akan menghasilkan nilai yang lebih

baik.

Konsep temuan dari ketiga peneliti di atas mendukung hasil penelitian ini dimana

pembelajaran luring (X2) mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik (Y).

Besarnya pengaruh pembelajaran luring terhadap hasil belajar peserta didik adalah

sebesar 55,3% dan sisanya 45,3% dipengaruhi oleh faktor lain. Ini berarti masih terdapat

faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yakni faktor internal

seperti: faktor Sikap, faktor kemalasan dari para peserta didik serta waktu.

3. Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada


Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Di Rayon Timur (SMAN 1 Wolowaru,
SMAN Wolojita dan SMA Caritas Watuneso).

Pada variabel pembelajaran daring dan luring terhadap hasil belajar peserta didik

diketahui besarnya pengaruh variabel pembelajaran daring dan luring terhadap hasil

belajar peserta didik diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,599. Hasil dari

pengujian tersebut jika diinterpretasikan dengan presentasi nilai antara pembelajaran

daring dan luring terhadap hasil belajar peserta didik adalah sebesar 0,599 atau 59,9%,

sedangkan sisa dari 40,1 % dipengaruhi oleh faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar

pada siswa kelas X pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMAN 1

Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Caritas Watuneso yakni faktor lingkungan siswa

itu sendiri seperti: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Hasil perhitungan pada uji F (tabel 4.17) diketahui nilai f hitung sebesar 64,859 dan

nilai f tabel 3,100 dengan (df = n - k = 90 - 2 = 88), sehingga di dapat nilai f hitung > nilai f

tabel (64,859 > 3,100) artinya ada pengaruh secara simultan atau bersama-sama antara
8

variabel pembelajaran daring (X1) dan pembelajaran luring (X2) terhadap hasil belajar

peserta didik (Y).

Keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran daring, tentunya bukanlah pilihan

yang mudah bagi pendidik dan peserta didik, karena pembelajaran daring selain memiliki

kelebihan terdapat juga kekurangan dan keterbatasan dalam pembelajaran. Di sini faktor

terbesar yang mempengaruhi pembelajaran daring ialah faktor lingkungan dari peserta

didik dan faktor psikologis peserta didik. Hal ini dikarenakan para peserta didik yang ada

di lembaga pendidikan tersebut (SMAN 1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Caritas

Watuneso) mayoritas adalah anak pedesaaan dimana biasanya ketika di rumah mereka

harus membantu orang tuanya sehingga banyak peserta didik yang harus melakukan dua

aktivitas secara bersamaan yaitu belajar daring dan membantu orang tua. Faktor

lingkungan inilah yang mengakibatkan aktivitas pembelajaran menjadi tidak bisa

maksimal dan akhirnya hasil belajar merekalah yang harus jadi korban.

Selain itu, faktor psikologis peserta didik juga dapat mempengaruhi hasil belajar

mereka. Ada peserta didik yang tidak memilki semangat belajar ketika melaksanakan

pembelajaran secara daring. Hal ini sangat wajar karena kebiasaannya ketika mereka

belajar di sekolah ada teman-temannya yang membuat mereka bersemangat untuk belajar,

sementara sekarang mereka harus belajar sendirian di rumah walaupun sebenarnya

mereka belajar secara bersama tetapi secara jarak jauh. Hal inilah yang membuat

semangat belajar peserta didik menurun dan pada akhirnya hasil belajar peserta didik pun

ikut menurun.

Pembelajaran luar jaringan (luring) merupakan sistem pembelajaran yang di

dalamnya ada beberapa metode seperti: kunjungan rumah (home visit) atau guru keliling
8

dan shift (bergantian) yang telah diprogramkan oleh pendidik memberikan dampak

poisitif terhadap hasil belajar peserta didik dengan menggunakan media, materi, lembar

kerja anak (LKS), alat peraga, media, modul belajar mandiri dan bahan ajar cetak yang

berada di sekitar lokasi lingkungan rumah.

Proses pembelajaran secara luring, di mana guru dibantu oleh orang tua atau wali

dari peserta didik dengan jadwal dan penugasan yang telah diberikan dengan cara

berkolaborasi sehingga memudahkan peserta didik dalam belajar dan memahami

pelajaran. Guru juga dapat melakukan kunjungan ke rumah peserta didik untuk

melakukan pengecekkan dan pendampingan belajar dan berkoordinasi dengan orang tua

siswa terkait dengan perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Hasil penelitian ini diketahui bahwa pembelajaran daring dan luring berpengaruh

secara positif terhadap hasil belajar peserta didik. Hal tersebut menunjukkan bahwa

apabila pembelajaran secara daring dan luring dilaksanakan secara baik maka akan

semakin baik pula hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Rio Erwan Pratama dan Sri Mulyati (2020:49) dalam jurnalnya yang

menekankan bagaimana cara mengeksplorasi pembelajaran daring dan luring agar

pembelajarannya dapat berjalan dengan baik dan tujuan pendidikan bisa tercapai.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Wina Dhamayanti, dkk (2021:5) dalam jurnal

terkait pengaruh model pembelajaran luring dan daring terhadap prestasi belajar siswa.

Tujuan dari penelitiannya ialah untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara model

pembelajaran luring dan model pembelajaran daring terhadap prestasi belajar siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran luring dan daring

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Jika ditinjau dari persentase capaian 95 %
8

dan 79,75 %. Selanjutnya berdasarkan uji hipotesis diperoleh nilai signifikansi 6,827 >

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang sangat nyata pada model

pembelajaran luring dan daring terhadap prestasi belajar peserta didik.

Penelitian Selanjutnya yang dilakukan oleh Mahfia (2021:9) dalam tesisnya yang

berjudul pengaruh pembelajaran daring dan luring terhadap hasil belajar. Disini peneliti

ingin mecari pengaruh pembelajaran daring dan luring terhadap hasil belajar siswa. Hasil

pengujian diketahui pembelajaran daring (X1) tidak berpengaruh terhadap hasil belajar

(Y). Sedangkan pembelajaran luring (X2) berpengaruh terhadap hasil belajar (Y). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran daring (X1) tidak berpengaruh secara

parsial terhdap hasil belajar (Y), dimana diperoleh nilai t hitung sebesar -0,099 dengan nilai

signifikan sebesar 0,277. Sedangkan pembelajaran luring (X2) memberikan pengaruh

secara parsial terhadap hasil belajar (Y), dengan nilai thitung sebesar 23,449 dengan nilai

signifikan sebesar 0,000.

Hasil peneltian ini baik dari peneliti maupun oleh peneliti terdahulu di atas

mendukung hasil penelitian dimana pembelajaran daring (X1) dan pembelajaran luring

(X2) mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik (Y).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan:

Berdasarkan hasil analisis dan pembahahasan penelitian tentang pengaruh

pembelajaran daring dan luring terhadap hasil belajar peserta didik, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar pesrta didik pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMA N 1 Wolowaru, SMA N Wolojita dan

SMA Caritas Watuneso. Berdasarkan analisis regresi tunggal diketahui bahwa t hitung

memiliki nilai sebesar 10,690, sedangkan t tabel sebesar 1,988. Oleh karena t hitung >t

tabel (10,690 > 1,988) dan nilai siginifikansinya < ɑ (0,000 < 0,05). Nilai koefisien

determinasi (R Square) sebesar 0,565 atau 56,5 %, maka terdapat pengaruh secara

signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil belajar peserta didik di SMAN

1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Caritas Watuneso.

2. Terdapat pengaruh pembelajaran luring terhadap hasil belajar pesrta didik pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMA N 1 Wolowaru, SMA N Wolojita dan

SMA Caritas Watuneso. Berdasarkan analisis regresi tunggal diketahui bahwa t hitung

memiliki nilai sebesar 10,428, sedangkan t tabel sebesar 1,988. Oleh karena t hitung >t

tabel (10,428 > 1,988) dan nilai signifikannya < ɑ (0,000 < 0,05). Nilai koefisien

determinasi (R Square) sebesar 0,553 atau 55,3 %, maka terdapat pengaruh secara

signifikan antara pembelajaran luring terhadap hasil belajar peserta didik di SMAN 1

Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Caritas Watuneso.

85
8

3. Terdapat pengaruh antara pembelajaran daring dan pembelajaran luring terhadap

hasil belajar pesrta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMA N

1 Wolowaru, SMA N Wolojita dan SMA Caritas Watuneso. Berdasarkan analisis

regresi berganda diketahui bahwa f hitung memiliki nilai sebesar 64,859, sedangkan f

tabel sebesar 3,100. Oleh karena f hitung > f tabel (64,859 > 3,100) dan nilai signifikannya

< ɑ (0,000 < 0,05). Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,599 atau 59,9 %,

maka terdapat pengaruh secara signifikan antara pembelajaran daring terhadap hasil

belajar peserta didik di SMAN 1 Wolowaru, SMAN Wolojita dan SMA Caritas

Watuneso.

B. Saran:

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai pengaruh pembelajaran daring


dan luring terhadap hasil belajar peserta didik, maka peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
1. Para Pendidik atau pengajar diharapkan dapat memanfaatkan internet sebagai sumber

belajar dalam proses pembelajaran daring. Bagi peserta didik diharapkan untuk dapat

menggunakan internet secara baik dan benar dalam proses pembelajaran sehingga

dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuan, belajar berinteraksi dan

mengembangkan kemampuannya. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk

menemukkan hal-hal baru yang belum disampaikan oleh penulis dalam tulisan ini

terkait pengaruh pembelajarn daring terhadap hasil belajar peserta didik.

2. Para pendidik atau pengajar diharapkan untuk mempersiapkan diri secara baik

sebelum proses pembelajaran berlangsung. Bagi peserta didik diharapkan untuk

menyiapkan buku pembelajaran, mengetahui metode pembelajaran yang akan dijalani

secara mandiri di rumah dan mengajak orang tua untuk mendukung proses
8

pembelajaran. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menemukkan hal-hal baru

yang belum disampaikan oleh penulis dalam tulisan ini terkait pengaruh pembelajaran

luring terhadap hasil belajar peserta didik.

3. Para guru atau pendidik dipandang perlu untuk memperhatikan secara baik terkait

model dan metode yang sesuai dalam pembelajaran baik secara daring maupun luring

agar hasil belajar peserta didik dapat mengalami peningkatan. Selain itu juga,

disarankan dalam penelitian selanjutnya untuk mengetahui faktor-fakor lain yang

mempengaruhi hasil belajar peserta didik baik secara daring maupun luring.
8

DAFTAR PUSTAKA

Adit, Albertus. 2020. Pedoman Pelaksanaan Belajar dari Rumah Selama Darurat
Bencana Covid 19 di Indonesia, Kemendikbud No.15.

Aditya, Daniel. 2017. Pentingnya Pendidikan Agama Katolik di Sekolah. Komsos St.
Odilia, Paroki Citraraya, Jakarta.

Anam, Mohammad Syamsul. 2017. Toksonomi Hasil Belajar Menurut Bloom. UNEM.

Andasia, Malyana. 2020. Pelaksanaan Pembelajaran Daring dan Luring dengan Metode
Bimbingan Berkelanjutan pada Guru Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan.
Vol.2 No.1.

Arikunto, Suharsimi. 1999. Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

................. 2014. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&Q.


Bandung:Alfabeta.

................................... 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

................................... 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Barunea, Anggi Anggela. 2021. Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar
Akuntansi Siswa Kelas X1 IPS Muhammadiyah Gunung Meriah Tahun Ajaran
2020/2021. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Medan.

Daryanto dan Karim Syaiful. 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.

Dewi, W.A.F. 2020. Dampak Covid 19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Di


Sekolah Edukatif. Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol.2, No.1.

Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No.20. Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional. Jakarta.

Fajar, Cut Afridiyanti. 2018. Pengaruh Pembelajaran Daring Dengan Model Reading
Questioning and Answering (RQA) Terhadap Hasil Belajar Dan Kemampuan
Berpikir Kritis Mahasiswa Pada Mata Kuliah Botani Tumbuhan Tinggi.
Skripsi. Universitas Syiah Kuala.

Fauhah, Homroul. 2021. Analisis Model Pembelajaran Make A Match terhadap Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan, Vol.9 No.2.

Firman, S. R. Rahman. 2020. Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid 19. Jurnal
Pendidikan Indonesia, Vol.2, No.2.
8

Firtrianingtyas, Anggraini. 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model


Discovery Learning Siswa Kelas IV Gedanganak 02. Jurnal Mitra Pendidikan,
Vol.1, No.6.

Fitriyani,Yani. dkk. 2020. Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan
dan Pembelajaran. Jurnal Kependidikan, Vol.6 No.2.

Ghozali. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Harsanto, Radno. 2007. Pengelolaan Kelas Yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius.

Humaira, Sardinah. dkk. 2015. Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kerangka
Manusia dan Media Gambar Siswa. Jurnal Pendidikan, Vol.3, No.3.

I Wayan S dan Wiratma. 2016. Profil Penilaian Hasil Belajar Siswa berdasarkan
Kurikulum 2013. Jurnal pendidikan, Vol.5, No.1.

Jusmawati, Satriawati, dkk. 2020. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Daring Terhadap


Minat Belajar Mahasiswa PGSD Unimerz Pada Mata Kuliah Pendidikan
Matematika. Jurnal Kajian Pendidikan Dasar, Vol.5, No.2.

Kemendikbud. 2013. Standar Penilaian Hasil Belajar. Jakarta. Permendikbud No.66.

Kemendikbud. 2020. Pedoman Pelaksanaan Belajar Dari Rumah Selama Darurat


Bencana Covid 19 di Indonesia. Jakarta. Surat Edaran Sekjen No.15.

Kristina, Marlin dkk. 2020. Model Pelaksanaan Pembelajaran Daring Pada Masa
Pandemi Covid 19 di Provinsi Lampung. Jurnal Idaarah, Vol.IV, No. 2

Lasmanah, Aan. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Kooperatif
Teknik Think Pair Share (TPS) Terhadap Siswa Kelas VII A SMPN Sukasari
Sumedang. Jurnal Analisa. Vol.2, No.3

Lodo, Mariella. 2021. Dampak Pembelajaran Luring Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
VI SDK Naidewa Kecamatan Golewa Barat Kabupaten Ngada. Jurnal Citra
Pendidikan. Vol.1 No.3.

Mahfia, 2021. Pengaruh Pembelajaran Daring dan Luring Terhadap Hasil Belajar Mata
Pelajaran PAI Siswa Di SDN 2 Balangnipa Sinjai. Tesis. Institut Agama Islam
Muhammadiyah Sinjai.

Manu, Maximus. 2020. Pedagogik dan Psikolgi Pendidikan. Maumere: STFK Ledalero.

Marzuki. 2013. Revitalisasi Pendidikan Agama Di Sekolah Dalam Pembangunan


Karakter Bangsa di Masa Depan. Jurnal Pendidikan Karakter, No.1.
9

Maulana, Fauzi. 2020. Pengaruh Pembelajaran Daring Melalui Google Classroom


Terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas X IIS 1 SMAN 17 Kota Bandung.
Skrpisi. Universitas Pasundan.

Meidawati, 2020. Pengaruh Daring Learning Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah
Dasar. Semarang.

Mohammad Syamsul Anam dan Wasis D. Dwiyogo. 2017. Taksonomi Hasil Belajar
Menurut Bloom, Gagne dan Merril. UNEM.

Muryati, Resy, 2021:. Proses Pembelajaran Daring-Luring Pada Masa Pandemi Covid
19 Di Kelas I Madrasah Ibtidayah Nurul Ittihad Kota Jambi, Skripsi.
Universitas Islam Negeri Jambi.

Papo, Yakob. 2009. Pendidikan Hidup Beriman dalam Lingkup Sekolah. Ende: Penerbit
Nusa Indah.

Parni. 2020. Korelasi Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
IPS, Jurnal Pendidikan, Vol.2, No.1.

Peraturan Pemerintah No.32. 2013. Perubahan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

Pusdiklat Pegawai Kemendikbud. 2016. Modul Penilaian Hasil Belajar. Jakarta.


http://repository.kemendikbud.go.id.

Rahmad, Akbar. 2021. Tantangan Guru dalam masa pandemi Covid 19. Jurnal
Pendidikan, Volume 17, No.1.

Rio, Erwan Pratama dan Sri Mulyati. 2020. Pembelajaran Daring dan Luring pada Masa
Pandemi Covid 19. Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol.1, No.2.

Rizkio, Sholikin, 2021. Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas X Pada Mata Pelajaran PAI Di SMAN 1 Sambit Ponorogo. Skripsi.
IAIN Ponorogo.

Rusman, Kurniawan Deni dan Riyana Cepi. 2015. Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Jakarta, Rajagrafindo.

Sahlughaney, Jabal Ausarizq. 2020. Pengenalann E-Learning. Universitas Mercu Buana.


Jakarta.

Salamah, Umi. 2020. Penjaminan Mutu Penilaian Pendidikan. Jurnal Evaluasi, Vol.2,
No.1.

Salmaa, 2021. Pembelajaran Luring: Kelebihan, kekurangan dan masalah yang kerap
dihadapi. Penerbit Deepublish.
9

Satria, Wiguna dan Muamar Al Qadri. 2021. Pengaruh home visit method terhadap hasil
belajar luring di masa pandemi covid 19 pada mata pelajaran PAI. Journal
Continuous Education. Vol.2

Shihab, Najelaa. 2020. Semua murid semua guru, Edukasi di masa Pandemi. Jakarta.

Situnjuk dan Sugiarto. 2006. Uji Reliabilitas. Binus University Quality Management
Center. http://Qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-r-e-l-i-a-
b-i-l-i-t-a-s/

Sofian, Amrin, Lif Khoiru Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran,


Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sudjana, Nana. 2005. Dasar - Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&Q.


Bandung:Alfabeta.

Sujerweni, Wiratna. 2014. Metedologi Penelitian: Lengkap, Praktis dan Mudah


Diapahami. Yogyakarta: PT Pustaka Baru.

Sultoni, MH. 2015. Metode Penelitian. http:etheses.uin-malang.ac.id.

Supardi. 2013. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian Konsep Statistika Yang Lebih
Komprehensif. Jakarta: Change Publication.

Suyono dan Hariyanto. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Thityn Ayu Ningrum. 2021. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Luring Dan
Daring Dalam Pencapaian Komptensi Dasar Kurikulum Bahasa Arab Di
Madrasah Ibtidayah 2 Kabupaten Gorontalo. Jurnal Pendidikan. Vol.30, No. 1.

Tim Pengembang Kurikulum. 2014. Pengembangan Sikap dan karakter. Jakarta.

Wakasek Humas. 2022. Profil SMAN 1 Wolowaru. Ende.

Wakasek Humas. 2022. Profil SMAN Wolojita. Ende.

Wakasek Humas. 2022. Profil SMA Karitas Watu Neso. Ende.

Wari, Kurnia dan Mai Sri Lena. 2021. Pengaruh Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Luring
Terhadap Hasil Belajar Siswa SD. Jurnal Pendidikan. Vol.5, No.1.

Wina, Dhamayanti, dkk. 2021. Pengaruh Model Pembelajaran Luring Dan Model
Pembelajaran Daring Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Perspektif Ilmu
Pendidikan. Vol.35, No.2.
9

Wiyana, 2020. Strategi guru dalam memfasilitasi Pembelajaran, Jurnal Pendidikan.

Yuberti, 2013. Teori Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Ajar dalam Pendidikan,
Lampung: PT. Anugerah Utama Rahrja (AURA).
93

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1
Materi KD 3.1, SP.1: Aku Pribadi Yang Unik

Kompetensi Inti:
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
KD dan IPK:
a. Beryukur kepada Allah yang menciptakan dirinya sebagai citra-Nya yang bersaudara
satu sama lain.
b. Menghargai sesama manusia yang diciptakan sebagai citra Allah yang bersaudara satu
sama lain
c. Memahami konsekuensi dirinya sebagai citra Allah dalam berelasi dengan sesama
manusia yang diciptakan sebagai citra Allah yang bersaudara satu sama lain.
d. Melakukan aktivitas (misalnya menuliskan refleksi/ doa/ menyusun kliping berita dan
gambar) tentang sikap saling menghargai sesama manusia yang diciptakan sebagai
citra Allah yang bersaudara satu sama lain.

Materi Pokok: Aku Pribadi Yang Unik:

Setiap manusia itu unik (unique/ Inggris atau unus/ latin = satu), tak ada satu
orang pun yang mempunyai kesamaan dengan orang lain. Bahkan manusia kembar
sekalipun selalu mempunyai perbedaan. Menerima diri merupakan proses yang tidak
mudah. Banyak remaja yang seringkali tergoda untuk merasa tidak puas dengan dirinya
sendiri. Ketika melihat temannya lebih kaya, ada remaja yang berpikir: mengapa saya
dilahirkan dalam keluarga yang miskin? Ketika melihat orang lain berkulit putih, ada
remaja yang berfikir: mengapa saya dilahirkan dengan kulit kusam? Ketika melihat
temannya berhidung mancung, ada remaja yang berpikir: mengapa saya dilahirkan
dengan hidung pesek? Melihat temannya pintar dalam pelajaran tertentu, ada remaja yang
berpikir: mengapa saya tidak sepandai dia? Mereka yang masih berpikir seperti itu,
rupanya belum menyadari; bahwa untuk hal-hal tertentu, khususnya yang bersifat fisik-
9

jasmaniah, apa yang melekat dalam diri kita sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan dan
faktor lingkungan. Mereka lupa, bahwa banyak orang kaya juga tidak bahagia, banyak
orang cantik atau tampan juga tidak sukses; sebaliknya banyak orang dengan wajah biasa
(bahkan kurang menarik) dari keluarga miskin sekalipun bisa sukses dan dihargai banyak
orang.
Sikap tidak menerima diri bisa menumbuhkan sikap irih, ingin menjadi seperti
orang lain, dan akhirnya menghalalkan segala cara. Kasus remajaremaja di Korea Selatan
yang melakukan operasi plastik merupakan salah satu contohnya. Tetapi apa yang mereka
lakukan bukan jaminan untuk bisa hidup bahagia. Maka pertanyaan yang paling
mendasar untuk direfleksikan adalah: nilai apa yang dapat menentukan kebahagiaan
kalian? Apakah nilai seseorang ditentukan oleh kecantikan atau ketampanan? oleh hidung
yang mancung? atau oleh sikap dan perilaku serta keteladanan hidup?
1. Waktu menciptakan manusia, Allah merencanakan dan menciptakan-Nya menurut
gambar dan rupa-Nya. Menurut citra-Nya. (Kejadian 1:26).
2. Waktu menciptakan manusia, Allah seolah-olah perlu “bekerja” secara khusus. “Tuhan
Allah membentuk manusia dari debu dan tanah dan menghembuskan nafas hidup ke
dalam hidungnya” (Kejadian 2:7).
3. Segala sesuatu, termasuk taman Firdaus, diserahkan oleh Allah untuk manusia
(Kejadian 1:26).
4. Bukankah manusia itu istimewa? Tuhan memperlakukan manusia secara khusus.
Manusia sudah dipikirkan dan direncanakan oleh Allah sejak keabadian. Kehadiran
manusia di muka bumi telah disiapkan dan diatur secara teliti dan mengagumkan.
Manusia sungguh diperlakukan sebagai “orang”, sebagai pribadi, “seperti” Tuhan
sendiri. Betapa uniknya kita manusia ini!

Sebagai orang beriman kristiani yang sungguh-sungguh ingin semakin


memahami, menerima, bangga, dan percaya diri, Yesus adalah teladan yang paling utama
dan pertama. Dari cara berpikir, bersikap dan bertindak, Ia tidak ragu menunjukkan diri
sebagai pribadi yang tidak sama dengan yang lainnya. Sebagai seorang pribadi kita harus
menyadari, mengerti dan menerima diri apa adanya. Dengan demikian kitapun akan
dapat semakin mengembangkan diri dan melakukan sesuatu dengan kesadaran diri (self-
consciousness), penerimaan diri (self-acceptance), kepercayaan diri (self-confidence) dan
perasaan aman diri (self-assurance) yang tinggi. Dengan dasar itu kita dapat mengisi
hidup, meraih cita-cita dan melaksanakan panggilan Allah.
Setiap orang adalah pribadi yang unik, tidak ada duanya. Meskipun mereka
kembar dalam satu rahim, mereka tetap berbeda satu dengan yang lain. Ciri fisik, sifat,
cara berpikir, dan pengalaman keberhasilan, serta kegagalan membentuk keunikan setiap
pribadi, selain latar belakang keluarga yang sangat mempengaruhi. Setiap orang adalah
pribadi yang unik, yang memiliki kekhasan tersendiri dalam menghayati keberadaan
dirinya dan menghayati hidupnya. Satu dengan yang lain tidak pernah sama. Sumber
sejati keunikan pribadi manusia adalah Allah sendiri, yang telah menciptakan manusia
secara khusus, pribadi yang indah dan istimewa.
9

Lampiran 2

1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan:

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan dan penugasan.
1) Instrument tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan dan uraian. Instrument uraian dilengkapi dengan pedoman penskoran.
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan projek yang dikerjakan secara
individu atau kelompok sesuai karakteristik tugas.
Format penilaian pengetahuan:
1) Teknik : Tertulis
2) Bentuk Instrumen : Uraian
3) Kisi-kisi: KD 3.1. Memahami diri yang memiliki kemampuan dan
keterbatasannya.

No Indikator Soal Butir Instrumen


1 Peserta didik dapat menjelaskan manusia 1
sebagai pribadi yang unik.
2 Pesrta didik dapat menjelaskan ajaran 2
Kitab Suci cara mengembangkan bakat
atau talenta sebagai karunia Allah dalam
kehidupan sehari-hari.
3 Peserta didik dapat menjelaskan ajaran 3
Gereja tentang sifat saling melengkapai
dalam relasi antara laki-laki dan
perempuan.
4 Peserta didik dapat menjelaskan mengapa 4
manusia disebut sebagai citra Allah.
5 Peserta didik dapat menyebutkan 5
keunggulan dan kekurangan pada laki-laki
dan perempuan.

4) Instrument:
No Butir Instrumen Skor
1 Setiap manusia itu unik, tidak satu orang 20
pun yang mempunyai kesamaan dengan
orang lain, bahkan manusia kembar
sekalipun masih terdapat perbedaan.
Jelaskan pengertian manusia sebagai
makluk yang unik!
2 Setiap orang mempunyai kemampuan dan 15
bakat dalam ukuran tertentu. kemampuan
9

No Butir Instrumen Skor


dan bakat yang dimiliki seseorang
seharusnya dikembangkan. Jelaskan ajaran
Kitab Suci tentang cara mengembangkan
bakat atau talenta yang dikaruniai Allah
dalam kehidupan sehari-hari!
3 Laki-laki dan perempuan diciptakan Tuhan 25
untuk saling melengkapi. Tuhan berfirman:
“Tidak baik kalau manusia itu seorang diri
saja, Aku akan menjadikan penolong
baginya yang sepadan dengan dia. (Kej
2:18)”. Jelaskan ajaran Gereja tentang
saling melengkapi dalam relasi antara laki-
laki dan perempuan!
4 Kitab Suci menegaskan keluhuran 20
martabat manusia sebagai citra Allah.
Jelaskan mengapa manusia dikatakan
sebagai makluk yang paling sempurna!
5 Manusia pria dan wanita memiliki 20
perbedaan secara fisik. Tulislah perbedaan
yang ada pada pria dan wanita yang benar-
benar membedakan bahwa ini adalah pria
dan ini adalah wanita!

Wolowaru, Juli 2021


Mengetahui
Kepala SMAN 1 Wolowaru Guru Mata Pelajaran PAK

Kristina Y.M. Dura, S.Pd Adelheit S. Watik, S.Ag


NIP. 197211182006042014 NUPTK. 6641761664130192
9

5) Lembar Penilaian Pengetahuan (Analisis):


9

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMAN 1 WOLOWARU
Jl. Ali H. A. Lebu, Desa: Nakambara, Kecamatan Wolowaru
Email: sman1wolowaru@gmail.com.

PENILAIAN HARIAN 1 (DARING)


KELAS/PROGRAM : X UMUM
KKM : 70

NO NAMA JUMLAH SKOR NILAI KETERANGAN


T TT
1 Adrianus Rivaldi Welle 80 80 √
2 Agustina Jefanto Ra’e 75 75 √
3 Angelika Menge 80 80 √
4 Angela Resita Wasa 75 75 √
5 Beatriks Silva Gheta 70 70 √
6 Christiani J. Bonbalan 75 75 √
7 Daniela Dicaprio Sare 70 70 √
8 Elisabeth M. Wangga 75 75 √
9 Faleria Piri 75 75 √
10 Fransiska A. Wonga 83 83 √
11 Fransiska M. Bin 71 71 √
12 Fransiskus Delta Pia 67 67 √
13 Gualberta Dowa 89 89 √
14 Hendrika K. Mbadhi 65 65 √
15 Jihan Fatima Beku 74 74 √
16 Karlina Lio Mbere 84 84 √
17 Kristina S.M. Rae 79 79 √
18 Kristina Yulianista 68 68 √
19 Ludwina C.M. Sawu 78 78 √
20 Magdalena A. Ga’a 76 76 √
21 Magdalena Ini 73 73 √
22 Maria A. Etu Sipi 77 77 √
23 Maria A.L. Guru 73 73 √
24 Maria A.L. Sare 92 92 √
25 Maria F. Lero 75 75 √
26 Maria Inyela Wonga 73 73 √
27 Maria P. Su’u 72 72 √
28 Patrisia Paska Raka 77 77 √
29 Paulina Dwi Senja 92 92 √
30 Yohanes O. Lede 66 66 √

A. KETUNTASAN BELAJAR:
a) Jumlah Siswa Peserta Ulangan : 30 Orang
b) Jumlah Siswa Yang Tuntas : 26 Orang
c) Jumlah Siswa Yang Belum Tuntas : 4 Orang
d) Jumlah Siswa Yang Belum Ulangan: -
9
10
10
10

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMAN 1 WOLOWARU
Jl. Ali H. A. Lebu, Desa: Nakambara, Kecamatan Wolowaru Email:

PENILAIAN HARIAN 1 (LURING)


KELAS/PROGRAM : X UMUM

No Nama Soal dan Bobot Skor Nilai Ket

1 2 3 4 5 T TT

1 Adrianus Rivaldi Welle 15 20 10 15 20 80 80 √


2 Agustina Jefanto Ra’e 15 20 10 15 15 75 75 √
3 Angelika Menge 20 15 15 15 15 80 80 √
4 Angela Resita Wasa 15 10 10 20 20 75 75 √
5 Beatriks Silva Gheta 15 20 15 10 10 70 70 √
6 Christiani J. Bonbalan 10 15 15 20 15 75 75 √
7 Daniela Dicaprio Sare 10 15 10 15 20 70 70 √
8 Elisabeth M. Wangga 10 15 15 15 20 75 75 √
9 Faleria Piri 20 15 10 15 20 80 80 √
10 Fransiska A. Wonga 10 10 15 15 20 70 70 √
11 Fransiska M. Bin 15 20 15 10 20 80 80 √
12 Fransiskus Delta Pia 20 15 20 15 15 85 85 √
13 Gualberta Dowa 20 10 20 15 10 75 75 √
14 Hendrika K. Mbadhi 10 15 10 20 15 70 70 √
15 Jihan Fatima Beku 15 20 20 10 15 80 80 √
16 Karlina Lio Mbere 15 20 20 15 15 85 85 √
17 Kristina S.M. Rae 20 15 20 15 15 85 85 √
18 Kristina Yulianista 10 15 20 15 15 75 75 √
19 Ludwina C.M. Sawu 10 15 20 15 15 75 75 √
20 Magdalena A. Ga’a 20 20 15 15 15 85 85 √
21 Magdalena Ini 10 20 20 20 10 80 80 √
22 Maria A. Etu Sipi 15 20 15 15 15 80 80 √
23 Maria A.L. Guru 10 20 15 15 20 80 80 √
24 Maria A.L. Sare 10 15 15 20 20 80 80 √
25 Maria F. Lero 20 20 15 15 15 85 85 √
10
10

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI WOLOJITA - ENDE
Jln. Jurusan Wolowaru – Nggela E-mail: smanwolojita@yahoo.com.

ANALISIS PENILAIAN HARIAN 1 (LURING)


KELAS/PROGRAM : X UMUM
No Nama Soal dan Bobot Skor Nilai Ket

1 2 3 4 5 T TT

1 Valeria Theresia Jemu 15 15 10 15 20 75 75 √

2 Claudius R. Sengi 20 10 15 15 20 80 80 √
3 Celsius Ali Sale 15 20 15 20 10 80 80 √

4 Petra Letisia Dhalo 20 10 15 20 10 75 75 √

5 Sisilia Koda 15 15 20 10 20 80 80 √

6 Oktaviana B. E. Banda 25 10 15 20 15 85 85 √

7 Angelina Taurim 20 15 10 15 25 85 85 √

8 Maria Imelda Soba 10 15 15 15 20 75 75 √

9 Etriana Tei 20 15 10 15 20 80 80 √

10 Maria Wonga 10 10 20 15 20 75 75 √

11 Yohanes G. Leta 15 20 15 10 25 85 85 √

12 Yohanes A. N. Numba 20 15 20 15 20 90 90 √

13 Yulius Bhoka 20 10 20 15 15 80 80 √

14 Alexandro P. Lemba 10 15 10 20 20 75 75 √

15 Sabinus J. Sae 15 20 20 10 15 80 80 √

16 Karmelia D. T. MD 15 20 20 15 20 90 90 √

17 Damianus Kato 20 15 20 15 25 95 95 √

18 Raimundus L.R. Deri 20 15 20 15 15 85 85 √

19 Emiliana Monika Dai 15 15 20 20 10 80 80 √

20 Maria Yasinta Toja 20 20 15 15 20 90 90 √

21 Anastasia Vineli Resi 15 20 20 20 10 85 85 √


10
10

YAYASAN BIMBINGAN KESEJAHTERAAN SOSIAL SMA KARITAS WATUNESO, KECAMATAN LIO TIM
Alamat: Jalan: Jurusan Ende – Maumere Km. 94.

ANALISIS PENILAIAN HARIAN 1 (LURING)


KELAS/PROGRAM : X UMUM
No Nama Soal dan Bobot Skor Nilai Ket

1 2 3 4 5 T TT

1 Agnes Gara 10 15 20 10 15 70 70 √

2 Kristina Veby Selek 15 10 15 15 20 75 75 √

3 Agustina Bewu 20 10 15 20 10 75 75 √

4 Maria Nona Tince 15 10 15 20 15 75 75 √

5 Efraim M.M. Toni 20 10 20 10 10 70 70 √

6 Yohana Frinkania Lele 15 10 15 20 15 75 75 √

7 Fransiska A. Guru 20 15 15 15 20 85 85 √

8 Maria Alfiani Pare 15 15 10 15 20 75 75 √

9 Kristina Pare 20 15 15 20 20 90 90 √

10 Magdalena Dawi 15 10 20 15 20 80 80 √

11 Alfiana Ero 15 10 15 10 25 75 75 √

12 Yunita J. Nggumba 20 10 20 15 10 75 75 √

13 Agustina V. Tawa Padi 15 10 20 15 10 70 70 √

14 Maxima Bay 10 15 15 20 25 85 85 √

15 Maria Yohana G. Simo 15 10 20 10 20 75 75 √

16 Elisabeth Y. Riwu 10 20 20 15 15 80 80 √

17 Lusia Bue 10 15 10 15 25 75 75 √

18 Benediktus Weki 20 15 15 15 15 80 80 √

19 Stefania Deko 15 10 15 20 20 80 80 √

20 Andreas C.J. Kando 20 15 10 15 20 80 80 √

21 Yesi Y. Sacular Fowo 15 20 10 20 10 75 75 √

22 Agustinus D. Keka 10 20 20 15 15 80 80 √

23 Isidorus A. Ndopo 10 15 10 15 25 75 75 √
10
10

2. Penilaian Kompetensi Keterampilan:


10

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMAN 1 WOLOWARU
Jl. Ali H. A. Lebu, Desa: Nakambara, Kecamatan Wolowaru
Email: sman1wolowaru@gmail.com.

Tabel: Penilain Keterampilan:


No Nama Pesrta Didik Indikator penilaian Skor

1/30 2/50 3/20

1 Adrianus Rivaldi Welle 20 30 20 70

2 Agustinus Jefanto Ra’e 15 35 20 70

3 Angelika Menge 25 35 20 80

4 Angela Resita Wasa 25 30 20 75

5 Beatriks Silva Gheta 20 40 20 80

6 Christiani J. Bonbalan 25 35 20 80

7 Daniela Dicaprio Sare 15 40 15 70

8 Elisabeth M. Wangga 20 40 20 80

9 Faleria Piri 30 35 15 80

10 Fransiska A. Wonga 25 35 20 80

11 Fransiska M. Bin 20 40 20 80

12 Fransiskus Delta Pia 15 35 20 70

13 Gualberta Dowa 20 30 20 70

14 Hendrika K. Mbadhi 20 35 20 75

15 Jihan Fatima Beku 30 35 20 85

16 Karlina Lio Mbere 25 40 20 85

17 Kristina S.M. Rae 30 35 15 80

18 Kristina Yulianista 30 40 15 85

19 Ludwina C.M. Sawu 30 35 20 85

20 Magdalena A. Ga’a 25 35 20 80

21 Magdalena Ini 20 40 20 80

22 Maria A. Etu Sipi 20 35 20 75


11
11

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI WOLOJITA - ENDE
Jln. Jurusan Wolowaru – Nggela E-mail: smanwolojita@yahoo.com.

Tabel: Penilain Keterampilan:


No Nama Pesrta Didik Indikator penilaian Skor

1/30 2/50 3/20

1 Valeria Theresia Jemu 25 40 20 85

2 Claudius Reneldis Sengi 20 35 20 75

3 Celsius Ali Sale 15 35 20 70

4 Petra Letisia Dhalo 30 35 15 80

5 Sisilia Koda 30 40 15 85

6 Oktaviana B. E. Banda 30 45 20 95

7 Angelina Taurim 25 40 15 80

8 Maria Imelda Soba 20 40 20 80

9 Etriana Tei 25 35 15 75

10 Maria Wonga 20 40 20 80

11 Yohanes G. Leta 15 35 20 70

12 Yohanes A. N. Numba 20 30 20 70

13 Yulius Bhoka 25 35 20 80

14 Alexandro P. Lemba 20 45 15 80

15 Sabinus J. Sae 15 40 15 70

16 Karmelia D. Toja MD 30 45 20 95

17 Damianus Kato 15 40 20 75

18 Raimundus L.R. Deri 20 35 20 75

19 Emiliana Monika Dai 30 40 20 90

20 Maria Yasinta Toja 25 45 15 85

21 Anastasia Vineli Resi 20 40 20 80

22 Marianus R. Ghale 15 40 15 70

23 Dominikus N. S. Doa 25 40 20 85
11
11

YAYASAN BIMBINGAN KESEJAHTERAAN SOSIAL


SMA KARITAS WATUNESO
KECAMATAN LIO TIMUR, KABUPATEN ENDE
Alamat: Jalan: Jurusan Ende – Maumere Km. 94.

Tabel: Penilaian Keterampilan:


No Nama Pesrta Didik Indikator penilaian Skor
1/30 2/50 3/20
1 Agnes Gara 20 45 15 80

2 Kristina Veby Selek 15 40 20 75

3 Agustina Bewu 25 35 20 80

4 Maria Nona Tince 30 40 15 85

5 Efraim M.M. Toni 30 30 20 80

6 Yohana Frinkania Lele 25 40 20 85

7 Fransiska A. Guru 25 35 15 75

8 Maria Alfiani Pare 15 45 20 80

9 Kristina Pare 20 35 20 75

10 Magdalena Dawi 25 40 15 80

11 Alfiana Ero 20 40 15 75

12 Yunita J. Nggumba 25 40 15 80

13 Agustina V. Tawa Padi 25 35 15 75

14 Maxima Bay 30 40 15 85

15 Maria Yohana G. Simo 20 35 20 75

16 Elisabeth Y. Riwu 30 40 20 90

17 Lusia Bue 15 45 20 80

18 Benediktus Weki 25 35 15 75

19 Stefania Deko 20 40 20 80

20 Andreas C.J. Kando 25 40 15 80

21 Yesi Y. Sacular Fowo 20 45 20 85

22 Agustinus D. Keka 25 35 15 75

23 Isidorus A. Ndopo 20 35 20 75
11
11

3. Penilaian Sikap:
1. Penilaian Sikap Spiritual

Lembar Penilaian Sikap Spiritual

Nama Peserta Didik : Maria A.L. Sare


Kelas : X MIPA
Materi Pokok : Aku Pribadi Yang Unik
Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Diri
Petunjuk : Nilailah dirimu sendiri, seberapa sering dirimu menyadari hal-hal
berikut dalam kehidupanmu sehari-hari

Skor Nilai :
4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

No Pernyataan Nilai

1 Mengikuti Perayaan Ekaristi dengan √


sungguh-sungguh
2 Mendengarkan sabda Tuhan yang √
dibawakan oleh Lektor dan Injil yang
dibawakan oleh Imam
3 Mengamalkan sabda Tuhan dalam √
kehidupan sehari-hari
4 Setiap Hari Minggu mengikuti Perayaan √
Ekaristi maupun ibadat sabda di Gereja
atau Kapela
5 Mengajak keluarga mengikuti perayaan √
Ekaristi
6 Mengganggu teman pada saat perayaan √
Ekaristi
7 Tidak konsentrasi dalam mengikuti √
perayaan Ekaristi (menghayal)
8 Mengikuti perayaan Ekaristi karena takut √
diperiksa oleh Guru
9 Kesadaran dalam mengikuti perayaan √
Ekaristi sangat tinggi
10 Ikut terlibat untuk menjadi petugas √
liturgy (Koor, Lektor, Misdinar dan lain-
lain)
11
11

Lembar Penilaian Sikap Spiritual

Nama Peserta Didik : Fransiska A. Wonga


Kelas : X MIPA
Materi Pokok : Aku Pribadi Yang Unik
Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Diri
Petunjuk : Nilailah dirimu sendiri, seberapa sering dirimu menyadari hal-hal berikut
dalam kehidupanmu sehari-hari

Skor Nilai :
4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

No Pernyataan Nilai

1 Mengikuti Perayaan Ekaristi dengan √


sungguh-sungguh
2 Mendengarkan sabda Tuhan yang √
dibawakan oleh Lektor dan Injil yang
dibawakan oleh Imam
3 Mengamalkan sabda Tuhan dalam √
kehidupan sehari-hari
4 Setiap Hari Minggu mengikuti Perayaan √
Ekaristi maupun ibadat sabda di Gereja
atau Kapela
5 Mengajak keluarga mengikuti perayaan √
Ekaristi
6 Mengganggu teman pada saat perayaan √
Ekaristi
7 Tidak konsentrasi dalam mengikuti √
perayaan Ekaristi (menghayal)
8 Mengikuti perayaan Ekaristi karena takut √
diperiksa oleh Guru
9 Kesadaran dalam mengikuti perayaan √
Ekaristi sangat tinggi
10 Ikut terlibat untuk menjadi petugas liturgy √
(Koor, Lektor, Misdinar dan lain-lain)
11
11

Lembar Penilaian Sikap Spiritual

Nama Peserta Didik : Yohanes O. Lede


Kelas : X IBB
Materi Pokok : Aku Pribadi Yang Unik
Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Diri
Petunjuk : Nilailah dirimu sendiri, seberapa sering dirimu menyadari hal-hal berikut
dalam kehidupanmu sehari-hari

Skor Nilai :
4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

No Pernyataan Nilai
1 Mengikuti Perayaan Ekaristi dengan √
sungguh-sungguh
2 Mendengarkan sabda Tuhan yang √
dibawakan oleh Lektor dan Injil yang
dibawakan oleh Imam
3 Mengamalkan sabda Tuhan dalam √
kehidupan sehari-hari
4 Setiap Hari Minggu mengikuti Perayaan √
Ekaristi maupun ibadat sabda di Gereja
atau Kapela
5 Mengajak keluarga mengikuti perayaan √
Ekaristi
6 Mengganggu teman pada saat perayaan √
Ekaristi
7 Tidak konsentrasi dalam mengikuti √
perayaan Ekaristi (menghayal)
8 Mengikuti perayaan Ekaristi karena takut √
diperiksa oleh Guru
9 Kesadaran dalam mengikuti perayaan √
Ekaristi sangat tinggi
10 Ikut terlibat untuk menjadi petugas √
liturgy (Koor, Lektor, Misdinar dan lain-
lain)
12
12

Lembar Penilaian Sikap Spiritual

Nama Peserta Didik : Ludwina C.M. Sawu


Kelas : X IBB
Materi Pokok : Aku Pribadi Yang Unik
Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Diri
Petunjuk : Nilailah dirimu sendiri, seberapa sering dirimu menyadari hal-hal berikut
dalam kehidupanmu sehari-hari

Skor Nilai :
4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

No Pernyataan Nilai

1 Mengikuti Perayaan Ekaristi dengan √


sungguh-sungguh
2 Mendengarkan sabda Tuhan yang √
dibawakan oleh Lektor dan Injil yang
dibawakan oleh Imam
3 Mengamalkan sabda Tuhan dalam √
kehidupan sehari-hari
4 Setiap Hari Minggu mengikuti √
Perayaan Ekaristi maupun ibadat
sabda di Gereja atau Kapela
5 Mengajak keluarga mengikuti √
perayaan Ekaristi
6 Mengganggu teman pada saat √
perayaan Ekaristi
7 Tidak konsentrasi dalam mengikuti √
perayaan Ekaristi (menghayal)
8 Mengikuti perayaan Ekaristi karena √
takut diperiksa oleh Guru
9 Kesadaran dalam mengikuti perayaan √
Ekaristi sangat tinggi
10 Ikut terlibat untuk menjadi petugas √
liturgy (Koor, Lektor, Misdinar dan
lain-lain)
12
12

Lembar Penilaian Sikap Spiritual

Nama Peserta Didik : Kristina Yulianista


Kelas : X IIS
Materi Pokok : Aku Pribadi Yang Unik
Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Diri
Petunjuk : Nilailah dirimu sendiri, seberapa sering dirimu menyadari hal-hal berikut
dalam kehidupanmu sehari-hari

Skor Nilai :
4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

No Pernyataan Nilai

1 Mengikuti Perayaan Ekaristi dengan √


sungguh-sungguh
2 Mendengarkan sabda Tuhan yang √
dibawakan oleh Lektor dan Injil yang
dibawakan oleh Imam
3 Mengamalkan sabda Tuhan dalam √
kehidupan sehari-hari
4 Setiap Hari Minggu mengikuti Perayaan √
Ekaristi maupun ibadat sabda di Gereja
atau Kapela
5 Mengajak keluarga mengikuti perayaan √
Ekaristi
6 Mengganggu teman pada saat perayaan √
Ekaristi
7 Tidak konsentrasi dalam mengikuti √
perayaan Ekaristi (menghayal)
8 Mengikuti perayaan Ekaristi karena takut √
diperiksa oleh Guru
9 Kesadaran dalam mengikuti perayaan √
Ekaristi sangat tinggi
10 Ikut terlibat untuk menjadi petugas √
liturgy (Koor, Lektor, Misdinar dan lain-
lain)
12
12

Lembar Penilaian Sikap Spiritual

Nama Peserta Didik : Angela Resita Wasa


Kelas : X IIS
Materi Pokok : Aku Pribadi Yang Unik
Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Diri
Petunjuk : Nilailah dirimu sendiri, seberapa sering dirimu menyadari hal-hal berikut
dalam kehidupanmu sehari-hari

Skor Nilai :
4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

No Pernyataan Nilai

1 Mengikuti Perayaan Ekaristi dengan √


sungguh-sungguh
2 Mendengarkan sabda Tuhan yang √
dibawakan oleh Lektor dan Injil yang
dibawakan oleh Imam
3 Mengamalkan sabda Tuhan dalam √
kehidupan sehari-hari
4 Setiap Hari Minggu mengikuti Perayaan √
Ekaristi maupun ibadat sabda di Gereja
atau Kapela
5 Mengajak keluarga mengikuti perayaan √
Ekaristi
6 Mengganggu teman pada saat perayaan √
Ekaristi
7 Tidak konsentrasi dalam mengikuti √
perayaan Ekaristi (menghayal)
8 Mengikuti perayaan Ekaristi karena √
takut diperiksa oleh Guru
9 Kesadaran dalam mengikuti perayaan √
Ekaristi sangat tinggi
10 Ikut terlibat untuk menjadi petugas √
liturgy (Koor, Lektor, Misdinar dan
lain-lain)
12
12
12
12
13
13
13
13

Lampiran 3
Angket Penelitian

ANGKET PENELITIAN

1. PETUNJUK:

1. Bacalah pernyataan berikut dengan teliti.


2. Tulislah nama dan kelas pada lembar yang disediakan.
3. Pilihlah salah satu dari alternatif jawaban yang disediakan dengan memberikan
tanda centang (√), dengan keterangan berikut ini: SS = Sangat Setuju, S = Setuju,
KS = Kurang Setuju, TS = Tidak Setuju dan STS = Sangat Tidak Setuju.
4. Jawaban yang anda berikan tidak boleh asal-asalan sebab akan mempengaruhi hasil
penelitian.
5. Jawaban yang anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai anda.
6. Selamat mengisi angket ini dan saya ucapkan terima kasih atas partisipasinya.

2. IDENTITAS:
1. Nama :
2. Kelas :
3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Nomor Absen :

Tabel 3.1: Kuesioner Penelitian

No Pernyataan Pilihan Jawaban


SS S KS TS STS
Variabel X1: Pembelajaran Daring

1 Belajar agama secara daring membuat saya


lebih mandiri.
2 Pendidikan agama secara daring membuat saya
menjadi pribadi yang lebih bertanggungjawab.
3 Pembelajaran agama secara daring mengajarkan
kedisplinan kepada saya.
4 Saya memanfaatkan fitur WhatsApp untuk
mengirim tugas-tugas, dokumentasi
pembelajaran serta kegiatan lainnya.
13

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Variabel X1 : Pembelajaran Daring SS S KS TS STS

5 Saya juga memanfaatkan aplikasi Youtube


dalam kegiatan pembelajaran.
6 Pembelajaran secara daring membantu saya
untuk lebih mudah dalam mencari sumber
belajar.
7 Pembelajaran daring memotivasi saya untuk
menggunakan dan memanfaatkan ICT dalam
pembelajaran.
8 Sekolah memberikan fasilitas kepada saya untuk
mendukung pembelajaran daring.
9 Saya tidak suka belajar agama secara daring
karena saya tidak bisa berkomunikasi secara
langsung dengan guru.
10 Saya sering mengalami kendala terkait signal
internet yang saya pakai dalam proses
pembelajaran daring.
11 Saya belum memiliki sarana pembelajaran
daring seperti Laptop dan Handphone
12 Saya tertekan dengan banyaknya tugas selama
pembelajaran daring, sehingga tidak
mengerjakannya secara mandiri.
13 Saya merasa bosan mengikuti kegiatan
pembelajaran agama secara daring.
No Pernyataan Pilihan Jawaban

Variabel X2: Pembelajaran Luring SS S KS TS STS

1 Saya menggunakan media buku, modul dan


bahan ajar yang diberikan oleh guru untuk
menunjang proses pembelajaran.
2 Saya juga memanfaatkan media televisi dan
radio dengan siaran yang telah diprogramkan
terkait pembelajaran.
3 Saya akan mengumpulkan tugas sesuai dengan
batas waktu yang telah ditentukan oleh guru.
4 Saya akan bertanya pada guru jika materi yang
diajarkan belum saya pahami.
5 Setiap kali mengikuti pelajaran, saya selalu
mencatat dengan lengkap agar memudahkan
saya dalam mempelajarinya kembali.
6 Minimnya praktik dalam kegiatan pembelajaran
karena proses belajar dilaksanakan dalam
kelompok-kelompok kecil.
7 Saya lebih tertarik belajar di kelas, karena dapat
berinteraksi langsung dengan guru dan kegiatan
praktiknya dapat terlaksana
13

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Variabel X2 : Pembelajaran Luring SS S KS TS STS

8 Dengan melakukan presentasi di depan kelas,


dapat memotivasi dan mendorong saya untuk
berani sekaligus melatih kemampuan saya untuk
berbicara
9 Berdiskusi dan menyelesaikan tugas dalam
kelompok adalah cara efektif dalam proses
pembelajaran
10 Pembelajaran agama katolik yang difasilitasi
oleh guru di dalam kelas membantu saya untuk
memahami materi pelajaran dengan mudah.
11 Selain saya memiliki buku pegangan ataua
modul pembelajaran saya juga menggunakan
referensi yang ada di perpustakaan sekolah
untuk menunjang kegiatan pembelajaran agama.
12 Pembelajaran secara luring lebih mudah dan
praktis karena tidak terlalu terbebani dengan
sarana pembelajaran seperti HP, Laptop, kuota
data, dll.
13

Lampiran 4
Tabel 4.1: Uji Validitas Soal Variabel X1:

Correlations

X1. X1 X1 X1 X1 X1 X1 X1 X1 X1 X1 X1 X1 Total.
1 . . . . . . . . . . . . X1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

X1.1 Pearson .33 .33 .21 .73 .25 .82 .96 .32 .30 .24
1 4 4 0 8 5 6 6 2 9 .185 .116 3 .665**
Correlation
** ** * ** * ** ** ** ** *

Sig. (2-tailed) .001 .001 .047 .000 .015 .000 .000 .002 .003 .081 .278 .02 .000
1
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 9 90
0

X1.2 Pearson .334 .40 .34 .38 .75 .31 .36 .90 .44 .31 .33 .30
1 9 4 5 0 2 2 9 0 8 3 8 .708**
**
Correlation
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **

Sig. (2-tailed) .001 .000 .001 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .002 .001 .00 .000
3
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 9 90
0

X1.3 Pearson .334 .40 .44 .42 .41 .30 .33 .45 .97 .42 .30 .31
1 8 .692**
** 9 5 0 3 9 8 1 9 9 1
Correlation
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .004 .001 .000 .000 .000 .003 .00 .000
3
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 9 90
0

X1.4 Pearson .210 .34 .44 .28 .41 .25 .26 .35 .45 .96 .38 .35
1 6 .658**
* 4 8 1 9 5 5 9 9 2 9
Correlation
** ** ** ** * * ** ** ** ** **

Sig. (2-tailed) .047 .001 .000 .006 .000 .014 .012 .001 .000 .000 .000 .00 .000
1
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 9 90
0

X1.5 Pearson .738 .38 .42 .28 .37 .75 .71 .45 .38 .24 .30 .40
1 4 .736**
** 5 5 6 1 2 8 0 9 1 3
Correlation
** ** ** ** ** ** ** ** * ** **

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .006 .000 .000 .000 .000 .000 .018 .004 .00 .000
0
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 9 90
0

X1.6 Pearson .255 .75 .41 .41 .37 .40 .31 .77 .42 .42 .41 .54
1 1 .740**
* 0 0 1 4 0 8 8 2 6 3
Correlation
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **

Sig. (2-tailed) .015 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .00 .000
0
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 9 90
0

X1.7 Pearson .826 .31 .30 .25 .75 .40 .79 .40 .28 .31 .27 .29
1 8 .711**
** 2 3 9 1 1 3 1 0 8 1
Correlation
** ** * ** ** ** ** ** ** ** **
13
Sig. (2-tailed) .000 .003 .004 .014 .000 .000 .000 .000 .007 .003 .008 .00 .000
5
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 9 90
0
13

X1. X1. X1. X1. X1. X1. X1. X1. X1. X1. X1. X1. X1. Total.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 X1

X1.8 Pearson .966 .362 .339 .265 .712 .310 .798 .373 .314 .240 .292
1 .145 .697**
** ** ** * ** ** ** ** ** * **
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .012 .000 .003 .000 .000 .003 .023 .172 .005 .000

N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

X1.9 Pearson .322 .909 .458 .355 .458 .778 .403 .373 .442 .380 .391 .323
1 .753**
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
Correlation

Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000

N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

X1.1 Pearson .309 .440 .971 .459 .380 .428 .281 .314 .442 .413 .314 .323
1 .684**
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
0 Correlation

Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .000 .000 .000 .007 .003 .000 .000 .003 .002 .000

N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

X1.1 Pearson .318 .429 .969 .249 .422 .310 .240 .380 .413 .384 .346
.185 1 .647**
** ** ** * ** ** * ** ** ** **
1 Correlation

Sig. (2-tailed) .081 .002 .000 .000 .018 .000 .003 .023 .000 .000 .000 .001 .000

N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

X1.1 Pearson .333 .309 .382 .301 .416 .278 .391 .314 .384 .301
.116 .145 1 .534**
** ** ** ** ** ** ** ** ** **
2 Correlation

Sig. (2-tailed) .278 .001 .003 .000 .004 .000 .008 .172 .000 .003 .000 .004 .000

N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

X1.1 Pearson .243 .308 .311 .359 .403 .543 .291 .292 .323 .323 .346 .301
1 .563**
* ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
3 Correlation

Sig. (2-tailed) .021 .003 .003 .001 .000 .000 .005 .005 .002 .002 .001 .004 .000

N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

Total Pearson .665 .708 .692 .658 .736 .740 .711 .697 .753 .684 .647 .534 .563
1
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
.X1 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
13

Lampiran 5
Tabel 4.3: Uji Validitas Soal Variabel X2:

Correlations

X2. X2 X2 X2 X2 X2 X2 X2 X2 X2 X2 X2 Total.X
1 . . . . . . . . . . . 2
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

X2.1 Pearson .31 .33 .22 .24 .90 .44 .32 .25 .23 .33
1 5 8 0 .194 3 6 9 7 0 5 6 .635**
Correlation
** ** * * ** ** ** * * **

Sig. (2-tailed) .003 .001 .038 .067 .021 .000 .000 .00 .018 .026 .001 .000
2
N 90 90 90 90 90 90 90 90 9 90 90 90 90
0

X2.2 Pearson .315 .40 .43 .26 .21 .30 .63 .65 .34 .21
1 8 0 9 9 4 5 6 9 7 .198 .644**
**
Correlation
** ** * * ** ** ** ** *

Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .010 .038 .004 .000 .00 .001 .040 .062 .000
0
N 90 90 90 90 90 90 90 90 9 90 90 90 90
0

X2.3 Pearson .338 .40 .54 .22 .25 .32 .48 .69 .54 .39 .36
1 1 .715**
** 8 2 5 5 3 2 3 5 4
Correlation
** ** * * ** ** ** ** ** **

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .035 .015 .002 .000 .00 .000 .000 .000 .000
0
N 90 90 90 90 90 90 90 90 9 90 90 90 90
0

X2.4 Pearson .220 .43 .54 .39 .33 .22 .41 .44 .87 .50 .33
1 5 .724**
* 0 1 3 5 0 0 4 5 9
Correlation
** ** ** ** * ** ** ** ** **

Sig. (2-tailed) .038 .000 .000 .000 .001 .033 .000 .00 .000 .000 .001 .000
0
N 90 90 90 90 90 90 90 90 9 90 90 90 90
0

X2.5 Pearson .26 .22 .39 .25 .31 .27 .24 .36 .84 .23
.194 9 2 5 1 8 4 0 3 0 6 9 .592**
Correlation
* * ** * ** ** * ** ** *

Sig. (2-tailed) .067 .010 .035 .000 .014 .003 .010 .02 .000 .000 .024 .000
1
N 90 90 90 90 90 90 90 90 9 90 90 90 90
0

X2.6 Pearson .243 .21 .25 .33 .25 .26 .27 .21 .27 .73
1 6 .191 4 .541**
* 9 5 3 8 1 2 9
Correlation
* * ** * * ** * ** **

Sig. (2-tailed) .021 .038 .015 .001 .014 .011 .071 .00 .046 .009 .000 .000
9
N 90 90 90 90 90 90 90 90 9 90 90 90 90
0

X2.7 Pearson .906 .30 .32 .22 .31 .26 .45 .30 .25 .30 .35
1 0 .658**
** 4 5 5 4 6 0 3 1 2
Correlation
** ** * ** * ** ** * ** **
13
Sig. (2-tailed) .000 .004 .002 .033 .003 .011 .000 .00 .016 .004 .001 .000
4
N 90 90 90 90 90 90 90 90 9 90 90 90 90
0
13

X2. X2. X2. X2. X2. X2. X2. X2. X2. X2. X2. X2. Total.X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2

X2.8 Pearson .449 .635 .483 .410 .270 .450 .269 .452 .361 .251
.191 1 .673**
** ** ** ** ** ** * ** ** *
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .010 .071 .000 .010 .000 .000 .017 .000

N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

X2.9 Pearson .327 .656 .692 .440 .243 .274 .300 .269 .342 .250
1 .158 .639**
** ** ** ** * ** ** * ** *
Correlation

Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .021 .009 .004 .010 .001 .136 .017 .000

N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

X2.1 Pearson .250 .349 .543 .874 .360 .211 .253 .452 .342 .478 .365
1 .693**
* ** ** ** ** * * ** ** ** **
0 Correlation

Sig. (2-tailed) .018 .001 .000 .000 .000 .046 .016 .000 .001 .000 .000 .000

N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

X2.1 Pearson .235 .217 .395 .505 .846 .272 .301 .361 .478 .359
.158 1 .656**
* * ** ** ** ** ** ** ** **
1 Correlation

Sig. (2-tailed) .026 .040 .000 .000 .000 .009 .004 .000 .136 .000 .001 .000

N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

X2.1 Pearson .336 .364 .339 .239 .739 .352 .251 .250 .365 .359
.198 1 .607**
** ** ** * ** ** * * ** **
2 Correlation

Sig. (2-tailed) .001 .062 .000 .001 .024 .000 .001 .017 .017 .000 .001 .000

N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

Total Pearson .635 .644 .715 .724 .592 .541 .658 .673 .639 .693 .656 .607
1
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
.X2 Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
14

Lampiran 6:
Tabel 4.5: Tabel Nilai Product Moment (r):

df = (N-2) Tingkat Signifikansi untuk uji satu arah

0,05 0,025 0,01 0,005 0,0005


51 0.2284 0.2706 0.3188 0.3509 0.4393

52 0.2262 0.2681 0.3158 0.3477 0.4354

53 0.2241 0.2656 0.3129 0.3445 0.4317

54 0,2221 0,2632 0,3102 0,3415 0,4280

55 0,2201 0,2609 0,3074 0,3385 0,4244

56 0,2181 0,2586 0,3048 0,3357 0,4210

57 0,2162 0,2564 0,3022 0,3328 0,4176

58 0,2144 0,2542 0,2997 0,3301 0,4143

59 0,2126 0,2521 0,2972 0,3274 0,4110

60 0,2108 0,2500 0,2948 0,3248 0,4079

61 0,2091 0,2480 0,2925 0,3223 0,4048

62 0,2075 0,2461 0,2902 0,3198 0,4018

63 0,2058 0,2441 0,2880 0,3173 0,3988

64 0,2042 0,2423 0,2858 0,3150 0,3959

65 0,2027 0,2404 0,2837 0,3126 0,3931

66 0,2012 0,2387 0,2816 0,3104 0,3903

67 0,1997 0,2369 0,2796 0,3081 0,3876

68 0,1982 0,2352 0,2776 0,3060 0,3850

69 0,1968 0,2335 0,2756 0,3038 0,3823

70 0,1954 0,2319 0,2737 0,3017 0,3798

71 0,1940 0,2303 0,2718 0,2997 0,3773


14

df = (N-2) Tingkat Signifikansi untuk uji satu arah

0,05 0,025 0,01 0,005 0,0005

72 0,1927 0,2287 0,2700 0,2977 0,3748

73 0,1914 0,2272 0,2682 0,2957 0,3724

74 0,1901 0,2257 0,2664 0,2938 0,3701

75 0,1888 0,2242 0,2647 0,2919 0,3678

76 0,1876 0,2227 0,2630 0,2900 0,3655

77 0,1864 0,2213 0,2613 0,2882 0,3633

78 0,1852 0,2199 0,2597 0,2864 0,3611

79 0,1841 0,2185 0,2581 0,2847 0,3589

80 0,1829 0,2172 0,2565 0,2830 0,3568

81 0,1818 0,2159 0,2550 0,2813 0,3547

82 0,1807 0,2146 0,2535 0,2796 0,3527

83 0,1796 0,2133 0,2520 0,2780 0,3507

84 0,1786 0,2120 0,2505 0,2764 0,3487

85 0,1775 0,2108 0,2491 0,2748 0,3468

86 0,1765 0,2096 0,2477 0,2732 0,3449

87 0,1755 0,2084 0,2463 0,2717 0,3430

88 0,1745 0,2072 0,2449 0,2702 0,3412

89 0,1735 0,2061 0,2435 0,2687 0,3393

90 0,1726 0,2050 0,2422 0,2673 0,3375


14

Lampiran 7
Tabel 4.7: Uji Reliabilitas Variabel X1:

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Item Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Deleted if Item Deleted Total Deleted
Correlation

X1.1 45.14 54.709 .595 .894


X1.2 45.14 54.102 .645 .892

X1.3 44.84 54.807 .631 .893

X1.4 45.19 54.402 .582 .895

X1.5 45.20 53.330 .674 .891

X1.6 45.08 53.129 .679 .890

X1.7 45.12 53.659 .645 .892

X1.8 45.16 53.998 .630 .893

X1.9 45.17 52.904 .694 .890

X1.10 44.89 54.662 .619 .893

X1.11 45.18 54.485 .569 .896

X1.12 45.38 56.328 .443 .901

X1.13 45.31 56.981 .491 .899


14

Lampiran 8
Tabel 4.9: Uji Reliabilitas X2

Item-Total Statistics

Corrected
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Cronbach's Alpha if
Item Deleted if Item Deleted Correlatio Item Deleted
n

X2.1 41.74 37.383 .539 .866


X2.2 41.84 37.706 .558 .864

X2.3 41.61 36.757 .641 .859

X2.4 41.44 36.969 .655 .858

X2.5 41.84 38.470 .500 .868

X2.6 41.91 38.981 .442 .871

X2.7 41.69 36.958 .566 .864

X2.8 41.63 37.561 .595 .862

X2.9 41.80 37.735 .552 .865

X2.10 41.41 37.818 .625 .861

X2.11 41.77 37.417 .570 .864

X2.12 41.80 38.724 .526 .866


14

Lampiran 9
Uji Normalitas: Histogram dan P.P. Plot
14

Lampiran 10
Tabel 4.12: Titik persentase distribusi t (df = 1=90)

d.f t 0,10 t 0,05 t 0,025 t 0,01 t 0,005

1 3,078 6,314 12,706 31,821 63, 657

2 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925

3 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841

4 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604

5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032

6 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707

7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499

8 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355

9 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250

10 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169

11 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106

12 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055

13 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012

14 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977

15 1,341 1,753 2,131 2,602 2,974

16 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921

17 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898

18 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878

19 1,328 1,729 2,093 2,539 2,86

20 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845

21 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831

22 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819

23 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807

24 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797


14

d.f t 0,10 t 0,05 t 0,025 t 0,01 t 0,005


25 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787

26 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779

27 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771

28 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763

29 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756

30 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750

31 1,309 1,696 2,040 2,453 2,744

32 1,309 1,694 2,037 2,449 2,738

33 1,308 1,692 2,035 2,445 2,733

34 1,307 1,691 2,032 2,441 2,728

35 1,306 1,690 2,030 2,438 2,724

36 1,306 1,688 2,028 2,434 2,719

37 1,305 1,687 2,026 2,431 2,715

38 1,304 1,686 2,024 2,429 2,712

39 1,303 1,685 2,023 2,426 2,708

40 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704

41 1,303 1,683 2,020 2,421 2,701

42 1,302 1,682 2,018 2,418 2,698

43 1,302 1,681 2,017 2,416 2,695

44 1,301 1,680 2,015 2,414 2,692

45 1,301 1,679 2,014 2,412 2,690

46 1,300 1,679 2,013 2,410 2,687

47 1,300 1,678 2,012 2,408 2,685

48 1,299 1,677 2,011 2,407 2,682

49 1,299 1,677 2,010 2,405 2,680

50 1,299 1,676 2,009 2,403 2,678


14

d.f t 0,10 t 0,05 t 0,025 t 0,01 t 0,005


51 1,298 1,675 2,008 2,402 2,676

52 1,298 1,675 2,007 2,400 2,674

53 1,298 1,674 2,006 2,399 2,672

54 1,297 1,674 2,005 2,397 2,670

55 1,297 1,673 2,004 2,396 2,668

56 1,297 1,673 2,003 2,395 2,667

57 1,297 1,672 2,002 2,394 2,665

58 1,296 1,672 2,002 2,392 2,663

59 1,296 1,671 2,001 2,391 2,662

60 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660

61 1,296 1,670 2,000 2,389 2,659

62 1,295 1,670 1,999 2,388 2,657

63 1,295 1,669 1,998 2,387 2,656

64 1,295 1,669 1,998 2,386 2,655

65 1,295 1,669 1,997 2,385 2,654

66 1,295 1,668 1,997 2,384 2,652

67 1,294 1,668 1,996 2,383 2,651

68 1,294 1,668 1,995 2,382 2,650

69 1,294 1,667 1,995 2,382 2,649

70 1,294 1,667 1,994 2,381 2,648

71 1,294 1,667 1,994 2,380 2,647

72 1,293 1,666 1,993 2,379 2,646

73 1,293 1,666 1,993 2,379 2,645

74 1,293 1,666 1,993 2,378 2,644

75 1,293 1,665 1,992 2,377 2,643

76 1,293 1,665 1,992 2,376 2,642


14

d.f t 0,10 t 0,05 t 0,025 t 0,01 t 0,005


77 1,293 1,665 1,991 2,376 2,641

78 1,292 1,665 1,991 2,375 2,640

79 1,292 1,664 1,990 2,374 2,640

80 1,292 1,664 1,990 2,374 2,639

81 1,292 1,664 1,990 2,373 2,638

82 1,292 1,664 1,989 2,373 2,637

83 1,292 1,663 1,989 2,372 2,636

84 1,292 1,663 1,989 2,372 2,636

85 1,292 1,663 1,988 2,371 2,635

86 1,291 1,663 1,988 2,370 2,634

87 1,291 1,663 1,988 2,370 2,634

88 1,291 1,662 1,987 2,369 2,633

89 1,291 1,662 1,987 2,369 2,632

90 1,291 1,662 1,987 2,368 2,632

Sumber: Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (Dr. Imam Ghozali)
14

Lampiran 11
Tabel 4.16: Tabel Uji F

a=0,05 df1=(k-1)

df2=(n-k- 1 2 3 4 5 6
1)

1 161,448 199,500 215,707 224,583 230,162 233,986

2 18,513 19.000 19,164 19,247 19,296 19,330

3 10,128 9,552 9,277 9,117 9,013 8,941

4 7,709 6,944 6,591 6,388 6,256 6,163

5 6,608 5,786 5,409 5,192 5,050 4,950

6 5,987 5,143 4,757 4,534 4,387 4,284

7 5,591 4,737 4,347 4,120 3,972 3,866

8 5,318 4,459 4,066 3,838 3,687 3,581

9 5,117 4,256 3,863 3,633 3,482 3,374

10 4,965 4,103 3,708 3,478 3,326 3,217

11 4,844 3,982 3,587 3,357 3,204 3,095

12 4,747 3,885 3,490 3,259 3,106 2,996

13 4,667 3,806 3,411 3,179 3,025 2,915

14 4,600 3,739 3,344 3,112 2,958 2,848

15 4,543 3,682 3,287 3,056 2,901 2,790

16 4,494 3,634 3,239 3,007 2,852 2,741

17 4,451 3,592 3,197 2,965 2,810 2,699


15

a=0,05 df1=(k-1)

df2=(n-k- 1 2 3 4 5 6
1)

18 4,414 3,555 3,160 2,928 2,773 2,661

19 4,381 3,522 3,127 2,895 2,740 2,628

20 4,351 3,493 3,098 2,866 2,711 2,599

21 4,325 3,467 3,072 2,840 2,685 2,573

22 4,301 3,443 3,049 2,817 2,661 2,549

23 4,279 3,422 3,028 2,796 2,640 2,528

24 4,260 3,403 3,009 2,776 2,621 2,508

25 4,242 3,385 2,991 2,759 2,603 2,490

26 4,225 3,369 2,975 2,743 2,587 2,474

27 4,210 3,354 2,960 2,728 2,572 2,459

28 4,196 3,340 2,947 2,714 2,558 2,445

29 4,183 3,328 2,934 2,701 2,545 2,432

30 4,171 3,316 2,922 2,690 2,534 2,421

31 4,160 3,305 2,911 2,679 2,523 2,409

32 4,149 3,295 2,901 2,668 2,512 2,399

33 4,139 3,285 2,892 2,659 2,503 2,389

34 4,130 3,276 2,883 2,650 2,494 2,380

35 4,121 3,267 2,874 2,641 2,485 2,372

36 4,113 3,259 2,866 2,634 2,477 2,364


15

a=0,05 df1=(k-1)

df2=(n-k- 1 2 3 4 5 6
1)

37 4,105 3,252 2,859 2,626 2,470 2,356

38 4,098 3,245 2,852 2,619 2,463 2,349

39 4,091 3,238 2,845 2,612 2,456 2,342

40 4,085 3,232 2,839 2,606 2,449 2,336

41 4,079 3,226 2,833 2,600 2,443 2,330

42 4,073 3,220 2,827 2,594 2,438 2,324

43 4,067 3,214 2,822 2,589 2,432 2,318

44 4,062 3,209 2,816 2,584 2,427 2,313

45 4,057 3,204 2,812 2,579 2,422 2,308

46 4,052 3,200 2,807 2,574 2,417 2,304

47 4,047 3,195 2,802 2,570 2,413 2,299

48 4,043 3,191 2,798 2,565 2,409 2,295

49 4,038 3,187 2,794 2,561 2,404 2,290

50 4,034 3,183 2,790 2,557 2,400 2,286

51 4,030 3,179 2,786 2,553 2,397 2,283

52 4,027 3,175 2,783 2,550 2,393 2,279

53 4,023 3,172 2,779 2,546 2,389 2,275

54 4,020 3,168 2,776 2,543 2,386 2,272

55 4,016 3,165 2,773 2,540 2,383 2,269


15

a=0,05 df1=(k-1)

df2=(n-k- 1 2 3 4 5 6
1)

56 4,013 3,162 2,769 2,537 2,380 2,266

57 4,010 3,159 2,766 2,534 2,377 2,263

58 4,007 3,156 2,764 2,531 2,374 2,260

59 4,004 3,153 2,761 2,528 2,371 2,257

60 4,001 3,150 2,758 2,525 2,368 2,254

61 3,998 3,148 2,755 2,523 2,366 2,251

62 3,996 3,145 2,753 2,520 2,363 2,249

63 3,993 3,143 2,751 2,518 2,361 2,246

64 3,991 3,140 2,748 2,515 2,358 2,244

65 3,989 3,138 2,746 2,513 2,356 2,242

66 3,986 3,136 2,744 2,511 2,354 2,239

67 3,984 3,134 2,742 2,509 2,352 2,237

68 3,982 3,132 2,740 2,507 2,350 2,235

69 3,980 3,130 2,737 2,505 2,348 2,233

70 3,978 3,128 2,736 2,503 2,346 2,231

71 3,976 3,126 2,734 2,501 2,344 2,229

72 3,974 3,124 2,732 2,499 2,342 2,227

73 3,972 3,122 2,730 2,497 2,340 2,226

74 3,970 3,120 2,728 2,495 2,338 2,224

75 3,968 3,119 2,727 2,494 2,337 2,222


15

a=0,05 df1=(k-1)

df2=(n-k- 1 2 3 4 5 6
1)

76 3,967 3,117 2,725 2,492 2,335 2,220

77 3,965 3,115 2,723 2,490 2,333 2,219

78 3,963 3,114 2,722 2,489 2,332 2,217

79 3,962 3,112 2,720 2,487 2,330 2,216

80 3,960 3,111 2,719 2,486 2,329 2,214

81 3,959 3,109 2,717 2,484 2,327 2,213

82 3,957 3,108 2,716 2,483 2,326 2,211

83 3,956 3,107 2,715 2,482 2,324 2,210

84 3,955 3,105 2,713 2,480 2,323 2,209

85 3,953 3,104 2,712 2,479 2,322 2,207

86 3,952 3,103 2,711 2,478 2,321 2,206

87 3,951 3,101 2,709 2,476 2,319 2,205

88 3,949 3,100 2,708 2,475 2,318 2,203

89 3,948 3,099 2,707 2,474 2,317 2,202

90 3,947 3,098 2,706 2,473 2,316 2,201

91 3,946 3,097 2,705 2,472 2,315 2,200

92 3,945 3,095 2,704 2,471 2,313 2,199

93 3,943 3,094 2,703 2,470 2,312 2,198

94 3,942 3,093 2,701 2,469 2,311 2,197

95 3,941 3,092 2,700 2,467 2,310 2,196


15

a=0,05 df1=(k-1)

df2=(n-k- 1 2 3 4 5 6
1)

96 3,940 3,091 2,699 2,466 2,309 2,195

97 3,939 3,090 2,698 2,465 2,308 2,194

98 3,938 3,089 2,697 2,465 2,307 2,193

99 3,937 3,088 2,696 2,464 2,306 2,192

100 3,936 3,087 2,696 2,463 2,305 2,191

Sumber: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com).2010.


15

Lampiran 12

Hasil Output SPSS versi 16.0; Analisis Pengaruh Pembelajran Daring dan Luring
terhadap Hasil Belajar Peserta Didik

1. Variabel Pembelajaran Daring (X1) terhadap Hasil Belajar (Y):

Model Summary

Adjusted Std. Error of the


Model R R Square R Estimate
Square

1 .752a .565 .560 5.45141

a. Predictors: (Constant), Pembelajaran Daring

ANOVAb

Sum of Mean
Model Squares df Squar F Sig.
e

Regression 3396.113 1 3396.113 114.27 .000a


8

Residual 2615.176 88 29.718

Total 6011.289 89

a. Predictors: (Constant), Pembelajaran Daring

b. Dependent Variable: Hasil Belajar

Coefficientsa

Unstandardized Standardize
Coefficients d
Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error Beta

(Constant) 41.137 3.596 11.43 .000


8
Pembelajaran Daring .776 .073 .752
10.69 .000
0
15

2. Variabel Pembelajaran Luring (X2) terhadap Hasil Belajar (Y):

Model Summary

Adjusted Std. Error of the


Model R R Square R Estimate
Square

1 .743a .553 .548 5.52761

a. Predictors: (Constant), Pembelajaran Luring

ANOVAb

Sum of Mean
Model Squares Df Squar F Sig.
e

Regression 3322.498 1 3322.498 108.74 .000a


0

Residual 2688.791 88 30.554

Total 6011.289 89

a. Predictors: (Constant), Pembelajaran Luring

b. Dependent Variable: Hasil Belajar

Coefficientsa

Unstandardized Standardize
Coefficients d
Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error Beta

(Constant) 37.351 4.04 9.235 .000


5
Pembelajaran Luring .917 .743 10.428 .000
.08
8

a. Dependent Variable: Hasil Belajar


15

3. Variabel Pembelajaran Daring (X1) dan Pembelajaran Luring (X2) terhadap


Hasil Belajar (Y):

Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate

1 .774a .59 .589 5.267


9

a. Predictors: (Constant), Pembelajaran Luring, Pembelajaran Daring

ANOVAb

Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 3598.089 2 1799.044 64.85 .000a


9

Residual 2413.200 87 27.738

Total 6011.289 89

a. Predictors: (Constant), Pembelajaran Luring, Pembelajaran Daring

b. Dependent Variable: Hasil Belajar

Coefficientsa

Unstandardized Standardize
Coefficients d
Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error Beta

1 (Constant) 36.592 3.861 9.477 .000

Pembelajaran Daring .445 .141 .431 3.152 .002

Pembelajaran Luring .455 .169 .369 2.698 .008

a. Dependent Variable: Hasil Belajar


15

Lampiran 13
Surat Izin Penelitian Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pintu Provinsi Nusa
Tenggara Timur
15

Lampiran 14

Surat Izin Penelitian Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pintu Kabupaten
Ende
16
16

Lampiran 15
Surat Keterangan dari Sekolah yang menerangkan bahwa peneliti telah menyelesaikan
kegiatan penelitian
16
16
16

Lampiran 16
Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Dinas Penanaman Modal Dan Perizinan Satu
Pintu Kabupaten Ende
16

Lampiran 17
Dokumentasi Penelitian

Dokumentasi pengisian angket:


16

Dokumentasi bersama guru mata pelajaran PAK:


16

Hasil Plagiat:
16
16

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Ambrosius Toncelus Pika, lahir di Tendawawo,


Desa Tenda, Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende,
pada tanggal 7 Desember 1988. Penulis merupakan
anak ke 3 dari 4 bersaudara dari pasangan
Vinsensius Rela dan Martha Malo. Penulis pertama
kali masuk pendidikan di TKK Darma Wanita
Tenda pada tahun 1995. Pada tahun itu juga peneliti
melanjutkan pendidikan di SDK Liakamba dan
tamat pada tahun 2001. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 4
Wolowaru-Wolojita dan tamat pada tahun 2004. Pada tahun 2004 peneliti
melanjutkan pendidikan pada SMKN 1 Ende dan tamat pada tahun 2007.
Setelah tamat SMA, Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi
Pastoral Atma Reksa (STIPAR) Ende dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun
2014, penulis melaksanakan tugas mengajar pada SMAN 1 Wolowaru sampai
tahun 2018. Pada tahun 2018 penulis melanjutkan pendidikan strata dua (S2)
di Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Kupang.

Anda mungkin juga menyukai