Anda di halaman 1dari 41

DESKRIPSI DATA DAN NARASI REFLEKTIF

PROGRAM PLP LINGKUNGAN SEKOLAH

DI SD KANISIUS NOTOYUDAN

Disusun oleh:

Maria Yunita Sari

NIM: 191124078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Deskripsi Data dan Narasi Reflektif Program PLP Lingkungan Sekolah


mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Di SD Kanisius Notoyudan tahun
ajaran 2020/2021 dinyatakan diterima dan disahkan.

Yang melaksanakan kegiatan ini:

Nama : Maria Yunita Sari

NIM : 191124078

Program Studi : Pendidikan Keagamaan Katolik

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Yogyakarta, 22 Januari 2021

Dosen Pembimbing PLP LS, Pembimbing PLP LS,

(FX. Heryatno Wono Wulung, SJ) (Antonius Lilik Setiawan, S.Pd)


NIP/NPP. … NIP/NIY. …

Mengesahkan,

Koordinator PLP LS, Kepala Sekolah,

(Antonius Lilik Setiawan, S.Pd) (Cecilia Novi Suratri Priastuti, S.Pd)


NIP/NIY. … NIP/NIY. …
KATA PENGANTAR

i
Puji Syukur atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
bimbingan-Nya, sehingga saya diberikan kesehatan dan kelancaran dalam
mengikuti dan menyelesaikan laporan program Pengenalan Lapangan
Persekolahan Lingkungan Sekolah di SD Kanisius Notoyudan pada situasi
pandemi secara daring dan luring tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi


persyaratan nilai dalam mata kuliah Program PLP LS guna memperoleh
pengalaman dan wawasan mengenai situasi dan kondisi sekolah secara langsung
kepada mahasiswa dan untuk memperkenalkan tugas serta keterampilan yang
harus dimiliki dalam menjadi seorang calon guru yang profesional.

Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan atau kerjasama dari bebagai


pihak laporan pengamatan PLP LS ini tidak dapat berjalan dengan baik. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih sebesar-
besarnya kepada:

1. Romo F.X Heryatno Wono Wulung, SJ M.Ed selaku dosen


pembimbing PLP LS.

2. Ibu Cicilia Novi Suratri Priastuti, S.Pd., selaku kepala sekolah di SD


Kanisius Notoyudan yang telah memberikan waktu dan tempat untuk
pelaksanaan PLP LS.

3. Bapak Antonius Lilik Setiawan, S.Pd., selaku pembimbing PLP LS


yang telah memberikan bimbingan selama pelaksanaann PLP LS
berlangsung.

4. Ibu Nining Septiani, S.Pd., yang telah menjadi narasumber dalam


menggali informasi terkait dengan PLP LS.

5. Ibu Monica Dewi Nurani, S.Pd., yang telah menjadi narasumber dalam
menggali informasi terkait dengan PLP LS.

6. Peserta didik di SD Kanisius Notoyudan yang telah memberikan


pengalaman kepada penulis.

ii
7. Teman-teman kelompok yang telah mendukung dan saling bekerja
sama sehingga PLP LS dapat terlaksana dengan lancar.

Penulis menyadari dalam penulisan laporan pengamatan PLP LS


ini, masih jauh dari kata sempurna baik dalam penulisan maupun observasi
yang dilakukan. Maka dari itu, saya dengan senang hati menerima
kritik/saran yang membangun guna memperbaiki laporan pengamatan
selanjutnya. Pada akhirnya, penulis menyampaikan terimakasih dan
semoga hasil laporan pengamatan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 22 Januari 2021

Penulis

Maria Yunita Sari

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i

iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

KOMPONEN PORTOFOLIO HASIL PELAKSANAAN PLP-LS

A. DESKRIPSI DATA KULTUR SEKOLAH, KARAKTERISTIK


PESERTA DIDIK, DAN JATI DIRI PENDIDIK

1) Kultur Sekolah...........................................................................................1

2) Karakteristik Peserta Didik........................................................................4

3) Jati Diri Pendidik.......................................................................................5

B. HASIL OBSERVASI SITUASI SEKOLAH

1. KULTUR SEKOLAH

· Implementasi Visi dan Misi Sekolah.........................................................6

· Implementasi Struktur Organisasi Sekolah................................................7

· Implementasi Tata Tertib dan Peraturan Sekolah......................................8

· Prestasi Sekolah.........................................................................................9

· Kegiatan Akademik di Sekolah...............................................................10

· Networking Sekolah.................................................................................11

· Hubungan Sekolah dengan Orang Tua Siswa, Komite Sekolah…..........11

· Pemanfaatan TI untuk Pembelajaran, Administrasi, atau


Komunikasi..12

· Kekhasan atau Praktik Baik yang Nampak di Sekolah...........................13

2. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

· Hubungan antar Peserta Didik.................................................................14

· Perkembangan Peserta Didik...................................................................15

· Permasalahan yang Biasa Dijumpai Peserta Didik..................................16

3. JATI DIRI PENDIDIK

iv
· Kehadiran Pendidik di Sekolah dan Kelas………….....…………….…16

· Relasi Pendidik dengan Peserta Didik dan Rekan Kerja…………........17

· Keterlibatan Pendidik dalam Kegiatan Ilmiah dan Asosiasi Profesi......18

INSTRUMEN OBSERVASI KULTUR SEKOLAH……………………….....28

INSTRUMEN OBSERVASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK.............33

INSTRUMEN OBSERVASI JATI DIRI PENDIDIK......................................34

LAMPIRAN

v
KOMPONEN PORTOFOLIO HASIL PELAKSANAAN PLP-LS

A. DESKRIPSI DATA KULTUR SEKOLAH, KARAKTERISTIK


PESERTA DIDIK, DAN JATI DIRI PENDIDIK

1) Kultur Sekolah

SD Kanisius Notoyudan adalah salah satu Sekolah Dasar Swasta


Katolik yang bernaung di bawah Yayasan Kanisius. Sekolah ini berdiri
sejak 1938 dan pada 2021 telah merayakan 83 tahun pengabdian terhadap
Gereja dan masyarakat. Saat ini SD Kanisius Notoyudan merupakan salah
satu sekolah yang berwawasan lingkungan hidup, hal ini ditandai dengan
penerimaan penghargaan peringkat tiga tingkat Kota Yogyakarta pada
2017. Dengan diterimanya penghargaan ini SD Kanisius Notoyudan
menjadi sekolah yang asri dan nyaman bagi peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan maupun orang tua peserta didik. Sebagai Sekolah Swasta
Katolik, SD Kanisius Notoyudan menghidupi nilai-nilai kristiani yang
tercermin dalam Visi-Misi sekolah yakni untuk menjadikan sekolah
sebagai rumah untuk membentuk peserta didiknya sebagai pribadi yang
unggul, peduli dan akhirnya kelak akan mampu untuk melayani. SD
Kanisius Notoyudan juga dikenal sebagai sekolah yang unggul dalam
kedisiplinan. Kedisiplinan ini dapat terlihat dengan jelas, baik dimasa
sebelum maupun disaat masa pandemi covid-19 ini. Dari berbagai
kesaksian, baik dari para guru maupun orang tua peserta didik sebagian
besar peserta didik mampu menaati kesepakatan misalnya untuk datang
tidak terlambat dan menggunakan atribut sekolah sesuai ketentuan.

Guru dan peserta didik datang paling lambat sepuluh menit


sebelum bel pelajaran dimulai. Setelah bel pelajaran dimulai peserta didik
mengikuti kegiatan doa pagi bersama. Selain mengikuti doa, peserta didik
secara bergantian juga terlibat untuk memimpin doa di center yang terletak
di ruang guru. Pembiasaan ini dilakukan untuk menumbuhkan sikap
religius pada diri peserta didik, sehingga mereka mampu memiliki

1
kesadaran akan tanggung jawab dalam pemeliharaan hidup beriman dan
dalam menuntut ilmu. Peserta didik juga dibiasakan setiap kali sebelum
istirahat dan mengakhiri kegiatan belajar selalu menutupnya dengan doa
kemuliaan dan berdoa Malaikat Tuhan setiap jam dua belas siang. Setiap
tahun peserta didik juga mengikuti Misa bersama di sekolah, guna
bersyukur atas tahun pelajaran yang telah dilalui dan memohon rahmat
untuk tahun ajaran baru yang akan dilalui.

Selain menumbuhkan kedekatan dengan Tuhan lewat pembiasaan-


pembiasaan yang bersifat rohani, peserta didik juga dibantu untuk
menumbuhkan rasa kecintaan terhadap hal lain misalnya budaya
membaca. Praktek pembiasaan budaya membaca ini diterapkan sebagai
kegiatan rutin di pagi hari yakni kegiatan literasi yang lakukan di setiap
kelas. Setiap kelas memiliki Pojok Baca yang menyediakan berbagai buku
sesuai tingkat usia peserta didik. Setiap pojok baca didesain sedemikian
rupa dengan aneka gambar dan warna-warna cerah sehingga menimbulkan
rasa senang dan nyaman dalam diri peserta didik. Buku-buku yang
disediakan disetiap pojok baca merupakan hasil donasi dari para peserta
didik sendiri. Kegiatan literasi dilakukan dengan kisaran waktu 10-15
menit kemudian dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar (KBM)
seperti biasa sesuai dengan jadwal mengajar para guru. Pembiasaan-
pembiasaan lain juga dikembangkan di SD Kanisius Notoyudan seperti
Pembiasaan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) mulai dari pembisaan cuci
tangan yang benar, sikat gigi bersama di kelas satu, serta membuang
sampah pada tempatnya. SD Kanisius Notoyudan juga memfasilitasi
tempat sampah yang diletakkan ditempat-tempat strategis agar anak
mudah menemukannya. Peserta didik juga dibiasakan untuk menabung di
sekolah sesuai kemampuan mereka. Hal ini untuk mengembangkan
karakter peserta didik agar cerdas, bukan hanya dalam kegiatan akademis
tetapi juga dalam aspek lainnya. Maka, tindakan yang dilaksanakan telah
sejalan dengan visi SD Kanisius Notoyudan.

2
Secara keseluruhan SD Kanisisius Notoyudan telah memenuhi
standar untuk dinyatakan sebagai sekolah yang baik. Bukan hanya dari
kinerja para pendidik dan tenaga kependidikannya, tetapi juga dari sarana
prasarana yang dimiliki. Meski terbilang sederhana, tetapi fasilitas yang
telah tersedia di sekolah cukup untuk melayani peserta didik secara
keseluruhan, misalnya saja lapangan yang luas dan bersih peserta didik
dapat bermain dengan leluasa dan bebas. Peserta didik juga dapat
mengikuti upacara bendera setiap hari Senin dengan lancar. Untuk setiap
kelas telah dilengkapi dengan fasilitas meja, kursi, dan layar proyektor
sehingga dapat melakukan pembelajaran berbasis IT. SD Kanisius
Notoyudan juga telah dilengkapi dengan ruang komputer, perpustakaan,
UKS, kantin kejujuran, toilet, aula, serta lahan parkir. Perpustakaan SD
Kanisius selama ini sudah terorganisir secara baik dan sistematis. Dalam
artian, ada struktur tersendiri untuk mengelola dan bertanggung jawab atas
ruangan perpustakaan. Guru yang bertugas juga membuat buku tamu,
buku peminjaman, buku kegiatan perpustakaan, dan buku pencatatan
semua buku yang ada dalam ruangan perpustakaan. Di ruangan
perpustakaan sendiri ada buku majalah, buku pelajaran, buku cerita,
Alkitab kecil, buku cerita Katolik, laporan kegiatan perpustakaan,
tengkorak manusia dan butuh bagian dalam manusia serta buku fiksi.
Hanya saja masih ada hal yang membutuhkan perhatian bagi
pengoptimalan kegiatan belajar mengajar, yakni perlunya pembenahan
perpustakaan dan kelengkapan unit komputer yang belum memenuhi
sesuai jumlah anak.

SD Kanisius Notoyudan terdiri dari enam kelas tanpa pararel dan


setiap kelas terdiri dari peserta didik yang sangat variatif jumlahnya.
Kendati mengalami penurunan jumlah, SD Kanisius Notoyudan tetap
memberikan pelayanan yang baik dan total terhadap seluruh peserta didik.
Hal ini begitu tampak selama masa pandemi yang mengubah hampir
sebagian besar kehidupan seluruh warga sekolah Kanisius. Para guru dan
karyawan juga tetap memberikan layanan yang optimal kepada peserta

3
didik selama pembelajaran daring. Misalnya, dalam pengambilan
kebijakan kegiatan belajar mengajar diawal pandemi, sekolah mengambil
kebijakan untuk melakukan pembelajaran secara daring. Namun, karena
ada orang tua peserta didik yang merasa keberatan, akhirnya pihak sekolah
mengambil langkah terbaik untuk menggunakan sistem pembelajaran
dengan modul. Sebagai bentuk kepedulian dan integritas sekolah, selama
masa pendemi ini tetap diupayakan jalinan komunikasi dan relasi terhadap
peserta didik dengan mengadakan pemberian imunisasi, pembelajaran
tatap muka terbatas, dan kunjungan wali kelas secara berkala.

2) Karakteristik Peserta Didik

Hubungan antar peserta didik di SD Kanisius Notoyudan terbilang


akrab antara satu dengan yang lain. Peserta didik pada umumnya juga
dekat dengan setiap guru dan ibu bapak karyawan yang lain. Selama
pandemi, pengenalan akan peserta didik merupakan sebuah kendala yang
cukup besar. Kendati demikian, sharing para guru dan orang tua peserta
didik yang dijumpai saat pengambilan dan pengembalian modul pelajaran
telah memberikan sedikit gambaran. Secara umum, peserta didik yang
bersekolah di SD Kanisius Notoyudan adalah peserta didik yang berlatar
belakang perekonomian menengah ke bawah dan sebagian besar dari
peserta didik tinggal di pinggiran Kota Yogyakarta. Keadaan lingkungan
tempat tinggal merupakan salah satu pembentuk karakteristik peserta didik
yakni secara psikis, peserta didik ada yang penurut, ada yang sulit
mengendalikan emosi ketika marah, serta keras kepala. Namun, hal yang
patut dibanggakan adalah pembinaan karakter di sekolah yang turut
mempengaruhi peserta didik dapat terlihat begitu jelas dalam kebersamaan
peserta didik di sekolah. Mereka cukup terbuka akan kehadiran orang lain
dan mudah bergaul kepada siapa saja. Kedekatan antara peserta didik
terjalin layaknya saudara seperti kakak dan adik. Hal ini dapat terjadi
karena pihak sekolah memfasilitasi peserta didik untuk saling mengenal
dan menjaga, misalnya dihari terakhir kegiatan PLS sekolah mengadakan

4
outbound bersama. Dalam kegiatan itu peserta didik yang lebih besar
menjaga yang lebih kecil layaknya adik sendiri. Mereka juga mampu
menghidupi budaya berbagi kepada teman sekelas maupun juga yang tidak
sekelas bahkan tidak satu sekolah, misalnya dengan mengumpulkan uang,
sembako untuk disumbangkan kepada yang membutuhkan. Selama
pembelajaran di rumah, peserta didik memang mengalami kejenuhan
karena tidak dapat bertemu dengan teman-teman dan bermain bersama.
Namun, disisi lain peserta didik juga cukup memahami situasi saat ini
sehingga mereka juga tidak menuntut banyak hal dari orang tua mereka.

3) Jati Diri Pendidik

Jika guru dikatakan sebagai pahlawan, hal itu rasanya tidak


berlebihan. Apa lagi jika pernyataan itu merujuk pada guru sekolah dasar.
Rasanya membutuhkan suatu rahmat khusus untuk mampu mendampingi
peserta didik yang bagaikan kertas putih nan polos. Meski jumlah anak
setiap kelas tidak terlalu banyak, tetapi tetap saja membutuhkan totalitas
untuk melayaninya. Teristimewa dimasa pandemi yang berlangsung,
pendidik di SD Kanisius Notoyudan dituntut untuk melayani dengan
sepenuh hati, sabar, dan kreatif. Hal ini sudah terlihat sangat jelas dalam
keseharian para pendidik yang selalu datang tepat waktu dan mengawali
kegiatan dengan doa serta renungan bersama. Pandemi kiranya tidak
menjadi alasan untuk bersikap acuh dan bersantai-santai. Tanggung jawab
para pendidik juga tercermin dari kesungguhan mendampingi peserta didik
yang belajar di rumah. Bersama orang tua, para guru membangun kerja
sama untuk mengadakan kunjungan guna melihat dari dekat
perkembangan peserta didik serta mengetahui kendala yang mereka alami.
Para guru juga bersedia untuk meluangkan waktu dan ditanyai kapan saja
apabila peserta didik mengalami kendala dalam memahami pelajaran atau
soal yang diberikan. Kesiapsediaan untuk diutus dan keterbukaan pada
segala perubahan menjadi kunci utama bagi pendidik yang siap melayani.

5
B. Hasil Observasi Situasi Sekolah
1. Kultur Sekolah
 Implementasi Visi dan Misi Sekolah

SD Kanisius Notoyudan merupakan sekolah yang menginduk pada


yayasan pusat Kanisius. Sebagai sekolah yang berada dalam lingkup kota
Yogyakarta, SD Kanisius Notoyudan dikategorikan sebagai sekolah yang
berwawasan lingkungan. Sekolah ini memiliki pekarangan yang cukup
luas di tengah bangunannya. Lingkungan SD Kanisius Notoyudan cukup
bersih, nyaman, rapi, dan sejuk. Di setiap sudut depan kelas, ditanami oleh
berbagai tanaman dan pepohonan yang rindang. Selain itu, disediakan pula
tempat sampah pemisah yang telah dirancang sesuai kategorinya. Di
tengah pandemi covid-19, sekolah juga telah memfasilitasi wastafel/kran
air, sabun cuci tangan, serta hand sanitizer demi menjaga kebersihan
warga sekolah atau tamu yang berkunjung. Segala perlengkapan dan
kebutuhan siswa di dalam kelas juga telah diatur dengan baik dengan
pengadaan pojok baca untuk membudayakan kebiasaaan membaca pada
anak serta berbagai kata-kata nasehat/motivasi yang diletakkan pada
lorong-lorong sekolah untuk meningkatkan kecerdasan anak dalam
berpikir. Jika dilihat dari komponen-komponen yang ada, seluruh upaya
yang dilakukan telah sesuai dengan visi dan misi sekolah. Dalam
pengaturan sistem sekolah, SD Kanisius Notoyudan mengikuti seluruh
kebijakan pusat yang diberikan. Seperti pada tahun lalu, ada kebijakan
pusat yang merubah visi dan misi sekolah untuk tahun periode 2020-2025.
Visi SD Kanisius Notoyudan, yaitu "Komunitas pendidikan yang
transformatif dan menumbuhkan kemerdekaan berfikir demi terwujudnya
Sekolah Dasar Kanisius Notoyudan yang unggul, peduli, dan melayani."
Sedangkan misinya terdapat empat poin utama, yaitu 1)
Menyelenggarakan pendidikan yang unggul agar peserta didik
berkembang menjadi pribadi yang pancasilais, cerdas, dan berkarakter, 2)
Menyelenggarakan pendidikan yang mampu menumbuhkan kepedulian

6
terhadap sesama dan lingkungan, 3) Meningkatkan kualitas pelayanan
pendidikan dalam kerjasama dengan mitra strategis, dan 4)
Menyelenggarakan pendidikan berbasis kemerdekaan belajar.

Visi dan misi SD Kanisius Notoyudan yang baru memiliki maksud


yang sama dari tahun sebelumnya dan hanya berganti dalam tata bahasa.
Implementasi visi dan misi sekolah tetap menekankan pendidikan karakter
dengan menerapkan nilai-nilai pada semboyan sekolah yang berakronim
"CERIA" (Cerdas, Empati, Ramah, Imani, dan Aktif). Nilai-nilai
semboyan "CERIA" selalu dijunjung tinggi sebagai dasar seluruh
kegiatann yang dilakukan siswa-siswi di sekolah. Sebagai contoh, SD
Kanisius Notoyudan memberikan pula jam tambahan bagi mata pelajaran
yang akan diikutsertakan dalam ujian sekolah (Matematika, Bahasa Inggris
Bahasa Indonesia, IPA), membangun sikap peduli kepada sesama yang
membutuhkan seperti pemberian sembako dan nasi bungkus terhadap
warga sekitar juga Seminari Menengah Mertoyudan, Jumat Kasih
(menyisihkan uang saku), dan peduli lingkungan hidup (smootless/kerja
bakti 10 menit setiap Jumat), menerapkan kebiasaan doa dan ibadat kepada
siswa-siswi nya secara rutin.

 Struktur Organisasi Sekolah

Organisasi di SD Kanisius Notoyudan tetap berpusat pada Yayasan


Kanisius. Kemudian dibawah Yayasan Pusat Kanisius sendiri terdapat
kepala cabang yang berada di atas sekolah. Sekolah ini memiliki struktur
organisasi layaknya sekolah yang lain secara umum dengan kepala sekolah
beserta jajaran pendidik. Pimpinan utama di SD Kanisius Notoyudan tetap
dipercayakan kepada Kepala Sekolah. Kemudian dalam tugasnya, Kepala
Sekolah dibantu oleh Komite Sekolah, Guru Wali Kelas, Guru Mata
Pelajaran (Bahasa Inggris, Pendidikan Agama Katolik, Penjaskes, dan
TIK), Karyawan (Tata Usaha, Perpustakan, dan Penjaga Sekolah), dan
Komisaris Kelas.

7
Memang dalam struktur jabatan tersebut mempunyai wewenang dan
tugasnya masing-masing, akan tetapi di dalam pelaksanaannya semua
komponen memiliki hubungan yang erat antara satu dengan lainnya.
Komite Sekolah bekerjasama dengan Kepala Sekolah terkait dengan
penentuan kebijakan-kebijakan sekolah dan memiliki wewenang untuk
memberikan masukan/saran yang membangun demi terselenggaranya
pendidikan sekolah yang baik. Guru Wali Kelas dan Guru Mata Pelajaran
memiliki tanggung jawab penuh terhadap terlaksananya pembelajaran di
kelas serta berkewajiban untuk menyusun laporan pertanggung jawaban
atau penilaian peserta didik pada pertengahan semester dan akhir semester.
Karyawan sekolah (TU dan Satpam) melaksanakan tugas masing-masing
sesuai dengan profesinya. Kemudian, terdapat pula komisaris kelas yang
ditunjuk sebagai perwakilan dari orang tua siswa, guna menampung
aspirasi dan permasalahan untuk disampaikan kepada pihak sekolah.

 Implementasi Tata Tertib dan Peraturan

Demi keberlangsungan sekolah yang disiplin dan teratur, terdapat


tata tertib dan peraturan yang telah dibuat bagi siswa dan guru/karyawan di
SD Kanisius Notoyudan. Tata tertib dan peraturan telah disosialisasikan
kepada siswa/i pada saat pelaksanaan PLP (Pengenalan Lingkungan
Sekolah). Hampir sembilan puluh lima persen siswa-siswi menaati tata
tertib dan peraturan yang ada dan kemungkinan juga ada yang melanggar.
Akan tetapi, sekolah tetap memberikan konsekuensi kepada siswa-siswi
yang melanggar peraturan. Apabila siswa berhalangan hadir harus
memberikan surat izin tertulis kepada Guru Wali Kelas ataupun jika
terlambat harus membawa surat keterangan terlambat agar diizinkan
masuk kelas.

Pada sewaktu pandemi berlangsung, pihak sekolah tidak dapat


memantau pelaksanaan tata tertib dan peraturan pada siswa. Pihak sekolah
hanya mewajibkan siswa menyelesaikan ketugasan baik materi maupun
lembar kegiatan siswa yang dibagikan dan melaporkan pada WAG Guru

8
Wali Kelas masing-masing. Keaktifan siswa dilihat dari pelaporan
penyelesaian tugas yang telah dilakukan. Pada waktu sekolah tatap muka,
sedikit pihak yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib yang telah
disepakati seperti keterlambatan dan tidak masuk kelas. Semua tindakan
yang melanggar harus menyertakan alasan kepada pihak sekolah dan
diberikan sanksi. Tata tertib untuk Guru/Karyawan sejauh ini
menyelaraskan dengan kebijakan Yayasan Pusat Kanisius. Hampir
sembilan puluh sembilan persen para Guru telah menaati tata tertib dan
peraturan. Sebelum dan sesudah pandemi, para Guru tetap berangkat ke
sekolah dan memberikan pelayanan serta PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).
SD Kanisius Notoyudan juga memiliki peraturan khas bagi para siswa/i-
nya. Peraturan khas ini tentunya diterapkan pada saat pembelajaran tatap
muka. Kekhasannya seperti berpakaian seragam ditentukan setiap harinya.
Pada hari Senin-Selasa, siswa berpakaian warna putih merah lengkap
dengan dasi dan topi. Pada hari Rabu-Kamis, siswa berpakaian baju warna
biru polos Kanisius. Pada hari Jumat, siswa berpakaian olahraga saat
senam dan batik Kanisius. Pada hari Sabtu, siswa berpakaian batik
Kanisius. Selain cara berpakaian, ada aturan khas pada kegiatan siswa
lainnya seperti setiap jumat pertama ada ibadat di depan Goa Maria dan
jumat selanjutnya siswa-siswi diwajibkan untuk mengikuti senam dan
kerja bakti di lingkungan sekolah.

 Prestasi Sekolah

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap sekolah pasti memiliki prestasi


dalam bidang tertentu baik sisi akademik maupun non-akademik. Pada sisi
akademik, SD Kanisius Notoyudan masih bertahan akan prestasinya yang
unggul karena siswa-siswinya dapat memperoleh nilai ujian tertinggi
ditingkat Kecamatan. Lima tahun terakhir, SD Kanisius Notoyudan telah
membawa prestasi seperti juara III Mata Lomba Cerdas Cermat Alkitab
ditingkat KSK Kota Yogyakarta (2015) dan Juara III Mata Pelajaran IPA
ditingkat Yayasan Kanisius Kota Yogyakarta (2017). 1.Juara III Lomba

9
Cerdas Cermat Alkitab di tingkat KSK kota Yogyakartan(2015)), Juara II
dan III Try Out SD Mata Pelajaran Matematika (2020), dan Juara II
Lomba Geguritan (2018).

Dalam bidang non-akademik, SD Kanisius Notoyudan lebih unggu


dalam meraih prestasi. Beberapa prestasi ditiga tahun terakhir adalah
Peringkat III Sekolah Berwawasan Lingkungan ditingkat Kota Yogyakarta
(2017), Juara II Budaya Mutu Khusus Sekolah Swasta ditingkat Kota
Yogyakarta (2017), menjadi perwakilan Kecamatan untuk Sekolah Sehat
dan Kantin Sehat (2019), dan lainnya (terlampir). Tahun 2021 ini, SD
Kanisius Notoyudan akan maju untuk mendapatkan gelar Sekolah
Adiwiyata ditingkat Kota Yogyakarta.

 Kegiatan Akademik di Sekolah

Secara kurikulum, SD Kanisius Notoyudan telah melaksanakan


kegiatan sesuai dengan jadwal belajar secara teratur sesuai dengan RPP. Di
tengah situasi pandemi, guru tetap berupaya memberikan materi, soal-soal,
dan lembar kegiatan siswa sesuai jadwal yang ditetapkan sebelumnya.
Meskipun, ada beberapa kompetensi dasar yang tidak bisa disampaikan
dalam pembelajaran jarak jauh, tetapi tetap tidak mengurangi muatan mata
pelajaran yang diberikan. Sekolah juga telah menambah jam khusus di
mata pelajaran penting yang akan diujikan untuk kelulusan seperti:
Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan IPA. Selain itu,
pendidikan karakter juga diberikan melalui pembelajaran di kelas.
Pembelajaran di SD Kanisius Notoyudan belum mengatur tentang moving
class, akan tetapi ada kebijakan mengenai pengaturan ruangan kelas.
Tempat belajar anak di kelas didesain senyaman mungkin sesuai dengan
usia perkembangan mereka. Selain itu, terdapat penyediaan ruang baca di
setiap pojok kelas untuk menndukung minat peserta didik dalam
membaca. Tidak bisa dipungkiri bahwa guru terkadang juga memiliki
kepentingan di luar sekolah dan harus meninggalkan kelas. Ketika guru
tidak dapat hadir di sekolah, guru akan tetap memberikan tugas serta

10
meminta guru lain untuk mengawasi dan mengontrol situasi kelas agar
siswa tidak ketinggalan materi yang seharusnya mereka dapatkan.
 Networking Sekolah
Hubungan kerjasama antara sekolah dan pihak-pihak lain di luar
sekolah amatlah penting untuk mendukung keberlangsungan kegiatan-
kegiatan sekolah yang akan dilaksanakan. SD Kanisius Notoyudan juga
bekerjasama dengan pihak tertentu sesuai bidang yang berhubungan
dengan sekolah dengan membuat MoU (Memorandum of
Understanding). Adapun kerjasama antara SD Kanisius Notoyudan yaitu
dengan pemerintah RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Koramil, dan
Kapolsek. Kemudian dalam bidang kesehatan, sekolah juga bekerjasama
bersama Pukesmas untuk melakukan imunisasi dan pemeriksaan
kesehatan peserta didik. Lalu, bersama Alumni SD Kanisius Notoyudan
menjalin huungan dalam pengadaan obat-obatan untuk sekolah dari
apotek. Karena Lingkungan sekolah berada di lingkup paroki, tentunya
sekolah juga menjalin hubungan bersama Gereja Paroki dan Lingkungan
Santa Teresia Kanak-Kanak Yesus. Sekolah juga memiliki mitra kerja
bersama bersama tiga TK yaitu TK Kanisius Notoyudan, TK
Indriyasana Kumetiran, dan TK Indriyasana Jetis. Selain itu, SD Negeri
atau swasta lainnya seperti mengadakan perlombaan/event bersama.
Selama ini hubungan antara SD Kanisius notoyudan dengan berbagai
pihak berjalan dengan baik tanpa suatu kendala apapun.
 Hubungan Sekolah dengan Orang Tua Siswa dan Komite Sekolah
SD Kanisius Notoyudan juga menjalin komunikasi bersama orang
tua murid dengan menunjuk komisaris kelas atau wakil dari orang tua
murid di setiap kelas untuk mempermudah dalam penyampaian
komunikasi dan penyaluran aspirasi dari orang tua murid kepada
sekolah. Sistem penunjukan ini dilakukan pada awal tahun ajaran setelah
siswa baru menyelesaikan PLS (Pengenalan Lingkungan Sekolah),
orang tua murid mengikuti sosialisasi dan berdiskusi untuk menentukan
siapa yang akan mewakili segenap orang tua murid. Selain itu dipilih

11
koordinator sekolah untuk mendampingi anak dan kegiatan di luar
sekolah. Maka dari itu, sekolah selalu mengikutsertakan perwakilan
orang tua murid dan koordinator sekolah untuk bekerja sama dalam
suatu kegiatan. Terdapat kegiatan rutin yang melibatan orang tua murid
namun diwakilkan oleh komisaris kelas seperti pembuatan desain untuk
ruangan kelas dan juga membantu mempersiapkan ujian anak-anak
dengan menyediakan sarapan saat pelaksanaan ujian. Sekolah selalu
menujukkan program tahunan kepada orang tua dan komite sekolah,
sehingga orang tua murid dapat mengetahui kegiatan apa saja yang
dilaksanakan oleh putra-putrinya di sekolah. Selain itu, dalam
pembuatan kurikulum, Rencana Kegiatan Sekolah, dan juga laporan
anggaran yang akan digunakan selalu melibatkan komite sekolah.
 Pemanfaatan TI untuk Pembelajaran, Administrasi atau Komunikasi
Pembelajaran di sekolah telah memanfaatkan TI dengan maksimal
karena tersedianya proyektor di setiap kelas, sehingga guru dapat
mengaplikasikan pembelajaran seperti dengan penayangan film pendek
atau video pembelajaran seperti Pendidikan Agama Katolik yang
memberikan penjelasan materi mengenai kisah Alkitab lewat video
singkat. Selain itu, penggunaan unit komputer yang tersedia di sekolah
ada sekitar 6-7 komputer yang masih berfungsi dengan baik sampai saat
ini, akan tetapi banyak komputer yang perlu mendapatkan perbaikan
karena selama pandemi jarang digunakan dalam proses belajar mengajar
sehingga sistem pengoperasiaanya sedikit mengalami kendala.
Rencananya sekolah akan mengadakan penambahan unit komputer baru
yang ditargetkan sekitar 20-25 untuk mendukung pembelajaran anak
dengan baik. Selain target komputer yang ingin dipenuhi, sekolah juga
ingin menyiapkan printer untuk mencetak hasil kerja siswa selama ini
ketika melangsungkan pembelajaran TIK di sekolah. Sejauh ini, anak-
anak telah mampu mengoperaasikan aplikasi Microsoft dan Corel Draw
dengan lancar secara dasar-dasarnya. Disisi siswa yang telaaah mampu
mengoperasikan teknologi informasi, guru-guru di SD Kanisius

12
Notoyudan juga telah menguasai IT dengan baik, sehingga tidak ada
kesulitan dalam menggunakannya. Sekolah juga telah memfasilitasi Wifi
untuk menunjang proses pembelajaran serta memperbaiki jaringan listrik
demi kestabilan proses belajar mengajar. Dalam penyimpanan dokumen,
silabus, RPP sekolah telah menggunakan IT sehingga segala data akan
telah tersimpan dan terekam dalam komputer untuk mempermudah
dalam pencarian data serta menghindari kerusakan berkas. Guru juga
selalu menyampaikan laporan harian MGM PJJ PDR secara online
kepada kepala Sekolah. Kemudian, untuk pembayaran SPP juga dapat
dilayani melalui via transfer rekening. Pihak sekolah juga memiliki
platform pada Facebook dan juga Instagram. Akan tetapi,
pemanfaatannya belum maksimal karena masih dikelola oleh wali kelas
dan belum diberikan kepada guru IT khusus yang mengembangkannya.
Platform sekolah dalam Facebook dan Instagram bertujuan untuk
menunjukkan kegiatan-kegiatan yang telah diakukan siswa. Pendaftaran
untuk penerimaan peserta didik baru di SD Kanisius Notoyudan juga
dipermudah dengan cara online melalui website khusus.
 Kekhasan atau Praktik Baik yang Nampak di Sekolah
Setiap sekolah pasti memiliki kekhasan/ciri khusus yang
membedakannya dari sekolah-sekolah lain. Ciri khas yang menonjol
adalah SD Kanisius Notoyudan sungguh memperhatikan kerohanian
siswa-siswinya dengan menyelenggarakan kegiatan keimanan secara
rutin setiap hari, minggu, bulan, atau tahunan. Untuk pembiasaan harian,
hal yang telah dilakukan oleh sekolah meliputi doa harian secara
bersama-sama sebelum pembelajaran, renungan, serta pembacaan kitab
suci yang melibatkan anak untuk ikut serta bertugas di dalamnya.
Kemudian, dilaksanakan pula kegiatan rosario pada bulan Mei dan
Oktober, Novena bersama sebelum ujian sekolah dilaksanakan, Misa
bersama, Jumat bersih dengan melakukan kerja bakti di lingkungan
sekolah, Jumat sehat dengan senam bersama, Jumat Kasih dengan
menyisihkan sebagian uang untuk dibagikan nantinya pada orang yang

13
membutuhkan. Saat event khusus seperti Ulang Tahun Sekolah diadakan
pembagian sembako dan nasi bungkus terhadap warga sekitar sekolah
serta Seminari Menengah Mertoyudan, pembiasaan menabung, dan
diciptakannya kantin kejujuran untuk menumbuhkan karakter peserta
didik yang semakin dewasa dalam bertindak. Selain itu, sekolah juga
membudayakan 3S(sapa, senyum, salam) kepada sesama warga sekolah
maupun orang lain.

2. Deskripsi Data Karakteristik Peserta Didik


 Hubungan antar Peserta Didik, Peserta Didik dengan Pendidik, dan
Kayawan
SD Kanisius Notoyudan selalu membiasakan seluruh siswa untuk
saling mengenal dan berbaur satu sama lain, baik antar teman sekelas,
kelas atas, ataupun kelas bawah. Sekolah telah merancang suatu kegiatan
dalam PLS (Pengenalan Lingkungan Sekolah) untuk murid baru. Pada
waktu itulah, murid baru akan dipertemukan dengan kakak kelas
diatasnya. Dalam suatu outbound, seluruh anak dari kelas 1-6 akan
dibagi dalam masing-masing kelompok, sehingga mereka dapat saling
membantu satu sama lain dan adek kelas merasa terlindungi oleh kakak
kelas mereka. Selain itu, guru juga berpesan kepada anak-anak kelas 4-6
untuk selalu mengawasi adek kelas mereka yang sedang bermain di
lingkungan sekolah. Hal itu dilakukan agar semua anak tidak ada yang
merasa berjarak dan merasa senioritas satu dengan lainnya. Kemudian,
Guru kelas 1-6 juga membiasakan agar anak tidak merasa takut dan
menjaga jarak dan akrab dengan guru. Akan tetapi, juga tidak terlalu
sangat dekat karena ditakutkan anak akan melunjak jika diberi peringatan
tertentu oleh guru. Guru adalah teman belajar bagi siswa di sekolah yang
akan mendorong anak untuk selalu aktif bertanya dan menjadi teman
bermain juga di sekolah. Hubungan siswa dengan guru diluar skolah
terjalin akrab dan saling menyapa satu sama lain ketika bertemu. Ketika
murid merasa malu-malu untuk menyapa, maka guru terlebih dahulu

14
yang akan memulai suatu percakapan. Selama masa pandemi, guru tetap
menjalin hubungan dengan murid melalui video call bersama siswa
secara berkelompok untuk sekedar menyapa dan memastikan keadaan
mereka di rumah. Selain itu, hubungan siswa dengan TU dan Satpam
juga berjalan baik. Anak-anak juga telah mengagap mereka seperti guru
mereka sendiri dan menghormati sebagai orang yang lebih tua di sekolah.

Di SD Kanisius Notoyudan kekerasan seperti bullying tidak terjadi


dengan serius. Sejauh ini, hanya satu dua anak yang terlibat perkelahian
antar teman dan dapat diatasi oleh sekolah dengan baik. permasalahan
yang ada hanya olok-olokan secara biasa antar sesama teman. Kebijakan
yang diambil apabila terjadi perkelahian murid yang cukup serius adalah
orang tua akan didatangkan ke sekolah untuk diberitahukan mengenai
perlakuan anak-anak mereka. Setelah itu, anak cenderung akan berbaikan
dengan teman-temannya dan merasa takut untuk berkelahi kembali.
 Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan anak secara fisik di SD Kanisius Notoyudan layaknya
anak SD pada umumnya. Dari segi fisik, seluruh peserta didik sehat tanpa
ada yang berkebutuhan khusus apapun. Dalam hal sosial-ekonomi, siswa-
siswi berasal dari latar belakang keluarga menengah kebawah.
Lingkungan disekitar tempat tinggal anak-anak juga banyak yang berada
di pinggiran kota. Dari segi emosional yang dimiliki, terdapat
kecenderungan yang berbeda anatara satu dengan lainnya karena
pengaruh keluarga, lingkungan, atau pun karakter anak itu sendiri.
Terdapat anak yang mudah tersinggung ketika diberikan nasehat, ada pula
anak yang suka bersikap keras, ada anak yang mudah diarahkan, dan juga
anak yang sulit mengontrol emosi ketika marah. Selain itu, setiap kelas
memiliki kemampuan akademis dan potensi secara berbeda-beda. Dalam
proses pemahaman materi, ada anak yang mudah menangkap materi serta
memiliki kecerdasan tinggi, namun terdapat pula anak yang mengalami

15
kesulitan dalam menerima materi. Secara rata-rata, peserta didik di SD
Kanisus Notoyudan memiliki kecerdasan yang menengah.
Dalam proses perkembangan anak yang masih cenderung mencari
kebebasan dirinya, terdapat pelanggaran-pelanggaran tertentu yang
biasanya dilakukan oleh peserta didik seperti keterlambatan masuk
sekolah, alpha, juga saat pembelajaran jarak jauh dirumah ada beberapa
anak yang terlambat dalam pengumpulan tugas sekolah. Namun, hal
tersebut dapat diatasi dengan memberikan peringatan terhadap peserta
didik supaya tidak mengulanginya kembali.
 Permasalahan yang Biasa Dijumpai Peserta Didik
Ketika belajar, anak-anak pernah mengalami rasa bosan karena
kegiatan yang berjalan monoton sepeti biasanya. Maka, timbulah
permasalahan yang mempengaruhi belajar peserta didik seperti rasa
malas dalam belajar, kesulitan membaca atau menulis di kelas satu,
pengumpulan tugas terlambat, kesulitan di mapel khusus yang
memerlukan bantuan guru. Pada siswa terrtentu ada beberapa anak yang
harus mengalami gangguan psikis/mental karena keluarganya yang
sedang mengalami suatu masalah(broken home). Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, guru melakukan kunjungan ke rumah siswa yang
kesulitan dalam belajar, terutama kelas 1 untuk mengecek dan
membimbing mereka agar dapat menulis dan membaca. Untuk
mengatasi permasalahan belajar ketika anak kesulitan memahami materi,
maka sebisa mungkin guru akan mengupayakan dengan membuat video
pembelajaran. Kemudian, guru juga mengadakan konsultasi dengan
orang tua murid mengenai permasalahan yang sedang dihadapi oleh
peserta didik untuk menempuh jalan keluar.

3. Deskripsi Data Jati Diri Pendidik


 Kehadiran Pendidik di Sekolah dan Kelas
Sebagai seorang pendidik yang akan menjadi teladan bagi siswa-
siswi mereka, maka guru pun berkewajiban untuk menjunjung tinggi

16
kedisiplinan. Para guru di SD Kanisius Notoyudan selalu menaati tata
tertib sekolah, baik ketika jam masuk maupun kedatangan di kelas saat
mengajar. Setiap hari sebelum jam pelajaran berlangsung Bapak/Ibu Guru
selalu menyambut anak didiknya di depan sekolah untuk menyambut
kedatangan siswa serta memberi semangat kepada mereka. Terkait jadwal
mengajar, seluruh pendidik telah berusaha sebaik mungkin untuk
menepati jadwal yang telah dibuat. Selama pelaksanaannya, guru tidak
mengalami kendala serius karena seluruh jadwal telah dirancang dan
disepakati bersama. Kecuali, apabila saat guru berhalangan hadir karena
ada keperluan yang mendesak ,maka guru tersebut tetap memberikan
tugas/materi dengan bantuan guru wali kelas untuk tetap mengawasi dan
mengajar anak-anak di kelas. Guru wali kelas juga dapat menyesuaikan
materi yang dititipkan oleh guru mata pelajaran yang berhalangan dengan
bermain atau berefleksi bersama. Kebijakan mengenai ketidakhadiran guru
juga memiliki aturan/batas tertentu, sehingga ketika guru izin ada alasan
yang cukup jelas.
 Relasi Pendidik dengan Peserta Didik dan Rekan Kerja
Para pendidik di SD Kanisius Notoyudan memiliki relasi atau
hubungan kekeluargaan yang sangat erat antara sesama rekan kerja tanpa
melihat pangkat. Mereka bekerja sama dengan santai, namun tugas juga
terlaksana dengan baik. Dengan kebersamaan dalam segala hal dapat
membuat rasa kekeluargaan itu semakin hangat. Pendidik juga menjalin
kekeluargaan yang akrab dengan para karyawan sekolah layaknnya
keluarga. Tidak ada perlakuan berbeda antar pendidik ataupun karyawan
karena semua memiliki pekerjaannya masing-masing. Saat istirahat
berlangsung, pendidik dan karyawan juga sering meluangkan waktunya
untuk makan siang bersama-sama untuk melepas penat. Hubungan
pendidik dengan peserta didik juga terjalin begitu erat sesuai dengan ciri
khas masing-masing pendidik dalam menarik perhatian muridnya.
Pendekatan guru terhadap murid cenderung dari hati ke hati. Maka dari
itu, peserta didik di SD Kanisius Notoyudan telah menganggap guru

17
mereka sebagai seorang teman dalam belajar di sekolah. Guru dan murid
sudah terbiasa mengobrol secara leluasa tidak hanya di bidang akademik.
Namun, keakraban satu sama lain tetap menjaga sopan santun supaya
saling menghargai. Dengan menjadi teman dari peserta didik, guru
menjadi jauh lebih mengenal karakter tiap-tiap anak sebab cara
memperlakukan anak didik yang satu dengan yang lainnya tidak bisa
disamaratakan.
 Keterlibatan Pendidik dalam Kegiatan Ilmiah dan Asosiasi Profesi

Untuk mengembangkan profesionalitas sebagai guru, maka para


guru di SD Kanisius Notoyudan juga mengikuti seminar atau workshop
guna menambah wawasan maupun melatih kemampuan mereka dalam
menggali potensi peserta didik. Biasanya, para guru saling bergantian
untuk mewakili sekolah dan membagikan apa saja yang mereka dapatkan
dalam suatu seminar atau workshop. Keterlibatan pendidik dalam kegiatan
ilmiah dan asosiasi profesi adalah langkah yang digunakan untuk
mengasah kemampuan pendidik. Dalam kegiatan ilmiah, pendidik di SD
Kanisius Notoyudan juga turut berpartisipasi dalam mengasah
kemampuannya lewat kegiatan seminar atau workshop dengan topik yang
menarik. Topik-topik yang ada dalam seminar atau workshop biasannya
terkait tentang parenting, cara meningkatkan kemampuan mengajar, cara
menangani peserta didik, dan lainnya. Biasannya salah satu pendidik akan
mewakili kegiatan seminar atau workshop ini, kemudian sesudah kegiatan
selesai hasil yang didapat akan dibagikan ke pendidik yang lain saat rapat
bulanan. Namun, ada juga kegiatan seminar atau Workshop yang bisa
diikuti oleh semua pendidik. Dalam kegiatan asosiasi profesi, pendidik di
SD Kanisius Notoyudan tentu mengikuti PGRI (Persatuan Guru Republik
Indonesia). Tiap bulan pendidik juga memberikan iuran wajib dalam
PGRI. Selain itu, kegiatan dinas lainnya diikuti oleh pendidik seperti
upacara peringatan hari penting dan sebagainnya. Frekuensi kegiatan dinas
tidak terlalu sering bagi pendidik di SD Kanisius Notoyudan. Dari data

18
yang kami peroleh, Kepala Sekolah dan pendidik di SD Kanisius
Notoyudan juga telah tersertifikasi sebagai guru profesional hal ini
terbukti dengan diterimanya sertifikat pendidik yang dikeluarkan oleh
Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Hal membanggakan
lain ialah diterimanya penghargaan yang memuaskan dalam Diklat
Penguatan Kepala Sekolah yang membuktikan Kualifikasi dan
Kompetensi sebagai kepala sekolah SD Kanisius Notoyudan.

C. NARASI REFLEKTF

SD Kanisius Notoyudan merupakan sekolah yang asri dan nyaman


bagi pembelajaran peserta didik. Seluruh tata organisasi maupun
manajemen sekolah dirancang dengan begitu baik dan tertata. Semuanya
terlihat dari struktur organisasinya yang saling berhubungan dan bekerja
sama dengan kompak. Kekeluargaan yang terjalin antara pendidik, peserta
didik, dan karyawan tidak saling membeda-bedakan karena semua
memiliki derajat yang sama. Itulah mengapa kekeluargaan yang ada di SD
Kanisius Notoyudan terjalin amat akrab layaknya seperti keluarga sendiri.
Dengan sistem kekeluargaan yang erat, maka proses pembelajaran yang
diselenggarakan dapat berjalan dengan lancar. Sekolah begitu mendukung
kecerdasan peserta didik dalam bidang akademis maupun non akademik
secara maksimal dengan pembelajaran sesuai dengan pedagogi Ignasian
yang selalu berangkat dari pengalaman peserta didik pada umunya yang
akan direfleksikan dan menjadi aksi. Di bidang akademis, sekolah telah
memberikan jam tambahan belajar teruntuk mapel tertentu yang digunakan
sebagai syarat kelulusan. Lalu, di bidang non akademis terlihat pula
fasilitas yang telah di sediakan sekolah seperti alat musik yang beraneka
ragam, alat membatik sebagai bentuk pelestarian budaya Indonesia yang
jarang ditemukan di sekolah-sekolah lain, perlengkapan pramuka dan
olahraga, serta Ruang TIK. Visi dan Misi sekolah juga telah berhasil
diterapkan untuk menjadikan sekolah berlandaskan semboyan CERIA
(Cerdas, Empati, Ramah, Imani, dan Aktif). Sekolah telah menerapkan

19
metode belajar yang sungguh efektif dan berdampak terhadap
perkembangan anak. Dengan metode pedagogi Ignasian, pembelajaran
menjadi lebih relevan serta berdampak lanjut bagi kehidupan peserta didik.
Sekolah adalah tempat bagaimana anak tidak hanya belajar mengenai ilmu
pengetahuan, akan tetapi juga pelajaran hidup dengan mewariskan pula
nilai sosial, budaya, dan kepedulian terhadap sesama manusia maupun
lingkungan hidup. Sekolah telah mewujudkannya dalam bentuk tindakan
seperti berbagi sembako atau makanan dengan orang-orang yang
membutuhkan, program untuk menanam pohon di lingkungan sekolah,
kebiasaan mencuci tangan, dan aturan membuang sampah pada tempat
yang telah disediakan. Oleh karena itu, anak dilatih untuk peka terhadap
apa saja yang mereka lihat. Sehingga, nantinya anak akan tergerak hati
nuraninya dengan mudah. Terhadap orang-orang baru pun segenap guru,
karyawan, maupun peserta didik bersikap ramah terhadap teman-teman
mahasiswa yang melaksanakan PLP-LS di sekolah. Segenap guru maupun
karyawan SD Kanisius Notoyudan juga bersedia untuk meluangkan
waktunya berbagi cerita maupun wawasan mengenai pembelajaran di
sekolah dan peseta didik. Selain mengembangkan aspek kecerdasan anak,
tentunya sekolah juga memperhatikan religiositas siswanya untuk
menumbuhkan pondasi keimanan anak. Pendidikan iman sedari dini yang
diberikan sekolah sangatlah penting karena menjadi tiang penyangga anak
sebelum mereka berbaur dengan lingkungan majemuk yang lebih luas dari
sebelumnya. Selain itu, siswa-siswi di SD Kanisius Notoyudan didorong
untuk aktif dalam pembelajaran karena guru selalu membuka topik supaya
anak dapat bertanya atas rasa keingintahuannya. Oleh karena itu, Visi Misi
CERIA yang telah menjadi landasan pendidikan di SD Kanisius
Notoyudan sungguh memberikan dampak ceria pula di wajah para peserta
didik dalam berdinamika di sekolah.
Saya merasa senang dapat melakukan pengamatan sekolah secara
langsung dalam progam PLP LS yang terselenggara secara daring beserta
luring. Ketika menjadi perwakilan kelompok ditengah situasi pandemi ini

20
saya merasa tertantang namun juga beruntung karena bisa terjun secara
langsung untuk berjumpa dengan pendidik dan mengamati lingkungan
sekolah yang sesungguhnya. Sungguh bersyukur karena Allah telah
mempertemukan saya dengan orang-orang baik yang mau untuk berbagi
pengalamannya menjadi seorang pendidik. Dengan kesaksian para guru
yang pernah di alami menjadikan saya semakin termotivasi untuk
menghidupi panggilan menjadi seorang guru. Kesempatan PLP LS ini
masih terasa sangat kurang karrena saya tidak dapat berinteraksi secara
maksimal dengan siswa-siswi secara tatap muka. Apabila keadaan
memungkinkan seperti dahulu, tentunya pelaksanaan PLP ini akan lebih
berkesan secara mendalam ketika kita dapat mengenal peserta didik secara
dekat. Sebagai seorang calon pendidik, ketrampilan untuk melakukan
pendekatan kepada para murid harus terhalang karena pembelajaran SD
Kanisius Notoyudan menggunakan sistem PJJ tanpa suatu video call
bersama menggunakan aplikasi tetenu, mengingat keterbatas tidak semua
keluarga memiliki fasilias yang cukup.
Apa yang saya rasakan ini tentunya adalah kerinduan kecil bila
dibandingkan para guru yang harus menyesuaikan diri untuk berjauhan
dengan para murid di luar kebiasaan berinteraksi selama ini. Meskipun
dalam keterbatasan yang ada, kesempatan untuk menggali karakter peserta
didik saya masih dapat mendengarkan penjelasan dari beberapa orang tua
murid juga guru sendiri. Terketuk hati saya ketika mendengarkan kisah
salah seorang guru yang menceritakan tantangan yang dihadapi ketika
berhadapan dengan murid-murid yang cukup sulit untuk diatur. Ada
seorang anak yang sekiranya kurang perhatian dari orang tuanya, sehingga
ia merasa tidak peduli dengan sekolahnya dan mulai malas-malasan untuk
datang ke sekolah. Namun, guru tersebut langsung menyadari perubahan
drastis yang dialami oleh peserta didiknya. Maka, dengan rasa ingin tahu
akan apa yang sedang dialami siswa tersebut, guru mendatanginya ke
rumah untuk memastikan bagaimana keadaannya dan juga berkonsultasi
bersama orang tua yang besangkutan. Awalnya, siswa tersebut sudah tidak

21
ingin kembali sekolah karena merasa bosan untuk belajar dan merasa tidak
membutuhkan pendidikan lagi. Anak tersebut telah mendapat pengaruh
dari lingkungan sekitar yang membawanya menemukan dunia kebebasan,
akan tetapi memberikan dampak buruk terhadap perilakunya. Namun,
dengan penuh tanggung jawab guru tersebut tetap membujuknya untuk
kembali bersekolah. Bahkan, guru tersebut juga dengan kesediaan hati
menjemput dan mengantar anak tersebut menuju sekolah dengan harapan
bahwa ia dapat kembali ke sekolah menuntut ilmu dan menyelesaikan
studinya yang tinggal sebentar lagi akan menuju jenjang selanjutnya. Guru
tersebut terharu ketika menceritakan kisahnya, bahkan sampai meneteskan
air mata. Akhirnya, siswa tersebut mulai terketuk hatinya dan menyesali
perbuatannya. Kini, anak tersebut telah menjadi anak yang baik dan
meneruskan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi. Itulah buah-buah
yang dihasilkan dari ketulusan seorang guru yang tercurah tiada hentinya
layaknya air yang mengaliri sungai. Menjadi guru bukanlah hal yang
mudah, karena kita tidak bisa menaruh perhatian kepada siswa ketika
berada di sekolah saja, melainkan juga di luar dunia sekolah. Maka, Guru
tidak dapat melepaskan tanggung jawab dalam mendidik terbatas saat
berada di sekolah. Melalui kisah yang diceritakan menunjukkan bahwa,
menjadi guru bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan melainkan juga
mengajarkan nilai-nilai kehidupan sebagai bekal anak-anak sebelum
melebur dalam masyarakat. Menjadi guru tidak hanya memberikan ilmu
pengetahuan semata, namun mendidik dan membentuk karakter itulah
yang terpenting bagi jati diri bangsa nantinya. Kesempatan untuk
mendengarkan pengalaman mereka membuat saya semakin semangat
dalam menjalani tugas panggilan. Sama halnya seperti apa yang Tuhan
Yesus lakukan untuk terus mencari dan menyelamatkan banyak orang
supaya kembali pada jalan yang benar, maka Guru juga dapat melakukan
demikian sebagai perpanjangan tangan Allah. Tiada hentinya Allah
mencurahkan rahmat lewat orang-orang pilihan-Nya untuk menjadi berkat

22
bagi sesama. Banyak anak berhasil dan sukses tecipta dari didikan Guru
yang luar biasa.
Ketika PLP LS di sekolah, rekan-rekan mahasiswa juga diajak
untuk terlibat dalam doa harian sebelum memulai aktivitas belajar
mengajar yang telah menjadi kebiasaan setiap harinya bagi SD Kanisius
Notoyudan. Inilah wujud nyata dari praktek-praktek baik yang telah
dilaksanakan sekolah, sehingga menjadikannya sebagai budaya sekolah.
Pembiasaan ini memberikan dampak yang positif bagi seluruh warga
sekolah terutama para siswa. Dengan meluangkan waktu untuk berdoa
sejenak menjadikan anak hidup dekat dengan Allah dalam setiap aspek
usaha yang mereka lakukan. Terbukti bahwa, siswa-siswi SD Kanisius
Notoyudan mencetak juara dalam bidang akademis maupun non akademis.
Apa yang menyebabkan mereka berprestasi tidak hanya atas usaha mereka
sendiri, melainkan juga atas bimbingan Roh Kudus yang menjiwai
perjalanan hidup anak-anak. Ketika kerohanian dan prestasi seimbang
maka akan tercipta suatu hasil yang maksimal. Dengan adanya penanaman
nilai-nilai religiositas menjadi dasar juga terhadap pelaksanaan tindakan
baik lainnya seperti kejujuran maupun kedisiplinan. Berdasarkan
wawancara, pendidik telah memberikan teladan yang baik bagi peserta
didik baik dalam bentuk kedisiplinan maupun tanggung jawab dalam
mengajar. Pendidik lah yang telah mewariskan nilai-nilai keutamaan
kepada anak-anak, sehingga mereka menjadi terarah.
Pengalaman besama peseta didik walau hanya sejenak begitu
berarti bagi saya. Ketika sulit berjumpa dengan mereka, Tuhan masih
memberikan kesempatan untuk mengalami perjumpaan dengan beberapa
anak yang ikut orang tuanya untuk mengambil tugas PJJ di sekolah pada
hari Senin. Meskipun dengan waktu singkat yang ada, berjumpa dengan
peserta didik adalah anugerah yang berharga karena saya dapat berkenalan
dan berbincang sejenak dengan mereka. Walaupun banyak dari mereka
juga masih merasa malu-malu karena bertemu orang baru yang
mengajaknya berkenalan. Sejenak kita berbagi cerita tentang pengalaman

23
dan perasaan ketika belajar di rumah. Kebanyakan anak mengaku bahwa
mereka menikmati pembelajaran di rumah, akan tetapi juga merasa jenuh
karena tidak ada teman yang bisa diajak bermain seta berdiskusi untuk
membahas suatu hal. Kesan terhadap sekolah yang layaknya rumah kedua
bagi mereka adalah sungguh nyata, karena disitulah mereka telah
menemukan keluarga tempat mereka merindukan segala hal yang
membuat hidupnya berarti. Mereka menemukan teman-teman yang
mampu membuatnya bersemangat untuk hidup dan bergerak aktif.
Kegiatan akademik siswa bersama pendidik ditengah pandemi
ditempuh guru dengan memberikan materi dan tugas terstruktur setiap
minggunya. Saya mengapresiasi bagaimana sekolah tidak egois dengan
keputusannya sendiri, melainkan juga mendiskusikan bersama dengan
orang tua murid. SD Kanisius Notoyudan juga memperhatikan kondisi
perekonomian keluarga serta waktu bekerja orang tua, sehingga
pembelajaran sekolah menggunakan aplikasi video conversation akan
menyulitkan orang tua murid maupun murid sendiri karena tidak semua
anak memiliki gadget. Ketika pengambilan tugas PJJ di sekolah, saya
melihat lembar kerja siswa yang akan dikerjakan untuk jadwal seminggu
kedepan dan semua mata pelajaran sudah disatukan dalam sebuah map
untuk diambil oleh orang tua murid. Disitu saya bertanya kepada salah
seorang guru apakah pembelajaran dengan metode ini sungguh efektif bagi
siswa. Tentunya pembelajaran seperti ini menjadikan anak semakin
mandiri dalam belajar, selama pelaksanaannya sedikit terjadi kendala
karena hal ini cukup membantu siswa dalam menerima materi dan juga
orang tua sendiri. Guru tetap memberikan komentar/kritik apabila
pekerjaan anak dirasa kurang tepat pada lembar kerja yang telah dinilai,
supaya kedepannya mereka tetap mengetahui jawaban yang benar dari
pertanyaan yang diberikan. Kini, tanggung jawab pendidikan anak-anak
kembali menjadi tugas utama orang tua yang akan menentukan arah
pembentukan karakter masing-masing anak. Hubungan anak dan orang tua
yang sebelumnya kurang dekat menjadi lebih erat karena anak-anak

24
memiliki waktu yang panjang bersama orang tua mereka selama di rumah.
Sebelumnya, ketika pembelajaran tatap muka guru mengajak siswa-
siswinya untuk aktif dalam bertanya dan bekerja mandiri ketika bersama
guru di sekolah. Pembelajaran di SD Kanisius Notoyudan menggunakan
metode yang berbeda dengan sekolah lainnya. Di dalam metode
belajarnya, anak ditantang untuk bereksplorasi dengan hal-hal baru
bersama teman sebayanya untuk menggali segala informasi yang ingin
mereka kaetahui. Seperti pembelajaran Pendidikan Agama Katolik yang
menggunakan metode SCP (Sharing Christian Practice). Pembelajaran
ceramah memang dirasa tidak ekfektif dan akan jatuh menjadi kebosanan
jika diberikan pada anak-anak. Dengan model SCP yang berangkat dari
suatu cerita atau pengalaman anak menjadikan anak terkesan dan lebih
merasa tertarik untuk belajar. Kemudian, mereka akan berfleksi mengenai
apa yang sedang mereka pelajari serta hubungan didalamnya yang saling
berkaitan. Setelah itu, pembelajaran diarahkan menjadi aksi agar
bermanfaat dan terus dikembangkan oleh peserta didik. Maka,
pembelajaran yang menimbulkan kesan akan membuat anak tidak berhenti
untuk sekedar menyimpan pengetahuannya, melainkan juga
mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata untuk dikembangkan lebih
lanjut.
Ketika saya diajak berdoa harian bersama guru di SD Kanisius
Notoyudan, saya merasa bahagia karena bisa terlibat dalam kebiasaan
sekolah untuk menyiapkan diri sebelum memulai pekerjaan. Saya merasa
bangga dapat menjadi bagian dari SD Kanisius Notoyudan karena ikut
serta dalam melaksanakan praktek budaya sekolah. Dihadapan guru-guru
lain, kepala sekolah memperkenalkan rekan-rekan mahasiswa yang
melaksanakan PLP LS. Guru-guru juga menyambut dengan baik
kedatangan kami. Ketika kami meminta dokumen atau pun ingin melihat
ruangan-ruangan di sekolah, guru-guru juga bersedia mendampingi serta
memberikan penjelasan mengenai permasalahan atau kendala yang ada
terkait ketidaklengkapan fasilitas sekolah ataupun permasalahan yang

25
dialami peseta didik selama pembelajaran berlangsung. Dengan keikhlasan
hati mereka mampu membagikan wawasannya dengan terbuka pada para
mahasiswa. Walau hanya sebentar kami berinteraksi di sekolah, namun
guru-guru layaknya teman baru yang telah dekat dengan kami. Ketika
bersama mereka, saya merasakan bahwa mereka telah menjadi utusan-
utusan Kristus yang mengemban tugas pelayanan dengan ketulusan hati.
Dengan rasa bangga di wajah mereka ketika menceritakan pengalaman-
pengalaman unik dalam mengajar anak-anak yang masih cenderung polos
dan lugu menjadikan saya ikut tergerak dan penasaran akan pembelajaran
tatap muka yang dilakukan oleh guru.
Dengan pelaksanaan PLP ini, muncul niat-niat baru yang kembali
memotivasi saya untuk menjadi seorang pendidik nantinya. Menjadi
pendidik adalah bentuk dari melayani yang berdampak sungguh besar bagi
banyak orang. Menurut saya, panggilan menjadi guru merupakan hal yang
mulia. Karena banyak anak-anak hebat lahir dari didikan seorang guru.
Melalui guru lah kita dapat menginjak dunia yang amat luas dari
sebelumnya. Alasan saya menjadi guru yaitu kita dapat berbagi
pengalaman dan meneruskan pengetahuan yang telah kita alami dan
dapatkan. Seumur hidup kita akan mengalami sukacita karena dapat
berbagi dengan orang lain. Inilah panggilan menjadi guru karena kita dapat
ikut serta mewartakan Kerajaan Allah dan menghadirkannya di tengah-
tengah sesama. Menghidupi panggilan sebagai seorang guru memanglah
tidak mudah karena kita meletakkan pondasi pada anak serta memiliki
tanggung jawab yang besar terhadap masa depan mereka. Guru adalah
layaknya seorang gembala yang menjaga kawanan domba-dombanya.
Seorang gembala tentunya tidak akan meninggalkan domba-dombanya
begitu saja. Tugas gembala adalah mendampingi dan menjaga mereka
agar jangan sampai tercerai berai. Anak diibaratkan sebagai domba,
apabila ada dari mereka yang tersesat, maka sudah menjadi tanggung
jawab gembala untuk mencari mereka dan merangkulnya kembali. Ketika
ada yang terluka, maka gembala juga yang akan membalut luka-luka

26
mereka. Menjadi seorang guru perlu mengenal anak-anak dan paham akan
karakter mereka karena banyak anak lahir dari latar belakang dan
lingkungan sosial yang berbeda-beda. Maka, tidak mungkin bagi gembala
tidak mengenal dan hafal akan domba-dombanya. Guru menjadi teman
dekat anak dan peduli akan permasalahan yang mereka hadapi. Menjadi
guru tidak hanya bertanggung jawab ketika berada di sekolah melainkan
dimanapun ia berada.
Guru adalah teladan bagi anak, seperti dalam peribahasa Bahasa
Jawa “digugu lan ditiru”(mereka orang yang dipercaya dan diikuti). Maka,
apa saja yang guru ajarkan atau tindakan yang mereka lakukan akan ditiru
oleh murid-muridnya. Kita tidak bisa menjadi panutan bagi orang lain
apabila kita masih menyimpan kaakter buruk. Perlu ada proses
pembenahan diri yang dilakukan secara terus menerus. Sehingga, pada
akhirnya kita akan mengalami kedewasaan pikiran, tindakan, dan rohani.
Oleh karena itu, menjadi seorang guru perlu memiliki karakter dan sifat
yang tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada. Guru tidak bisa
sembarangan dalam memberikan pendidikan karena mereka adalah
teladan/panutan bagi peserta didik. Di tangan guru lah, terdapat masa
depan peserta didik dihadirkan. Selain itu, guru juga harus bijaksana
terhadap keputusan yang diambil serta memiliki ketegasan dalam
mendidik supaya anak mendapatkan arah yang jelas menuju cita-cita
mereka.

27
Instrumen Data Kultur Sekolah

Nama : Maria Yunita Sari


NIM : 191124078
Nama Sekolah : SD Kanisius Notoyudan
No. Aspek Deskripsi Sumber
Data
1. Implementasi a. Apakah sekolah Ya. SD Kanisius Notoyudan Wawancara
Visi dan Misi mempunyai visi mempunyai visi misi yang dengan Ibu
Sekolah & misi? lengkap dan baru saja Cecilia
diperbaharui untuk periode Novi
2020-2025. Visi SD Kanius Suratri
Notoyudan yaitu "Komunitas Priastuti,
pendidikan yang transformatif S.Pd
dan menumbuhkan (Kepala SD
kemerdekaan berfikir demi Kanisius
terwujudnya Sekolah Dasar Notoyudan)
Kanisius Notoyudan yang dan juga
unggul, peduli, dan melayani." observasi
Kemudian untuk mencapai visi
tersebut, Misi yang dilakukan
oleh SD Kanisius Notoyudan
yaitu dengan
menyelenggarakan Sekolah
Dasar berlandaskan paradigma
pedagogi reflektif (PPR) dan
mengoptimalkan sumberdaya
bersama mitra strategis untuk
mewujudkan generasi CERIA
(Cerdas, Empati, Ramah
Lingkungan, Imani, dan Aktif).
b. Jika ya, sejauh Sejauh ini, visi dan misi SD
mana visi & misi Kanisius Notoyudan tercermin
tersebut tercermin dalam antusias sekolah
dalam mengembangkan lima nilai
budaya sekolah? dalam semboyan CERIA
(Cerdas, Empati, Ramah,
Imani, dan Aktif). Dengan
penerapannya SD Kanisius
Notoyudan selalu berupaya
untuk mendorong siswa-siswi
nya agar unggul dalam bidang
akademis dan non akademis
dengan penerapan budaya
membaca, sikap peduli
terhadap sesama dengan
kegiatan Jumat Kasih, berbagi
sembako pada masyarakat
sekitar sekolah saat Ulang
Tahun Yayasan Kanisius(bulan
Oktober 2020), dan Seminari

28
Menengah Mertoyudan. Dalam
muwujudkan kepedulian
terhadap lingkungan hidup
diperlihatkan dengan
banyaknya tempat sampah dan
peringatan untuk menjaga
kebersihan, serta penanaman
pohon dalam lingkup sekolah.
Dalam hal imani, sekolah selalu
mengadakan doa rutin setiap
harinnya sebelum pembelajaran
dimulai.
2. Struktur a. Apakah sekolah Ya. SD Kanisius Notoyudan Wawancara
Organisasi memiliki struktur memiliki struktur organisasi dengan Ibu
Sekolah organisasi? sekolah. Organisasi di SD Cecilia
Kanisius Notoyudan tetap Novi
berpusat pada Yayasan Suratri
Kanisius. Kemudian, dibawah Priastuti,
yayasan pusat Kanisius sendiri S.Pd
terdapat kepala cabang yang (Kepala SD
berada di atas sekolah. Sekolah Kanisius
ini memiliki struktur organisasi Notoyudan)
layaknya sekolah lain secara dan
umum dengan Kepala Sekolah observasi
beserta jajaran pendidik
b. Jika ya, Bagan struktur organisasi
bagaimanakah sekolah diawali dengan kepala
bagan struktur sekolah sebagai pimpinan
organisasinya? utama. Selanjutnya ada Komite
Sekolah, Guru Wali Kelas,
Guru Mata Pelajaran, dan
Karyawan.
c. Bagaimana Setiap jabatan terdapat
deskripsi perbedaan, tetapi saling
tugas/wewenang berkaitan satu dengan lainnya.
setiap jabatan Komite Sekolah menjalin
dalam strukur hubungan kerjasama dengan
organisasi sekolah? kepala sekolah terkait dengan
kebijakan-kebijakan dan
memiliki wewenang untuk
memberikan masukan terbaik
bagi penyelenggaraan sekolah.
Guru wali kelas dan guru mata
pelajaran memiliki tanggung
jawab penuh terhadap
pengelolaan terselenggaranya
pembelajaran di dalam kelas
serta berkewajiban untuk
menyusun laporan pertanggung
jawaban atau penilaian peserta
didik setelah UTS dan juga
UAS. Karyawan juga memiliki
tugas masing-masing sesuai
bidangnya.
3. Implementasi a. Apakah sekolah Ya. Berdasarkan pengamatan Ibu Cecilia

29
Tata Tertib dan mempunyai tata yang ada, sekolah memiliki tata Novi
Peraturan tertib siswa dan tertib yang harus ditaati oleh Suratri
Sekolah guru? siswa maupun guru demi Priastuti,
terselenggaranya kedisiplinan S.Pd
dalam lingkup sekolah. (Kepala SD
b. Jika ya, sejauh Tata tertib tersebut Kanisius
mana tata tertib itu dilaksanakan hampir 95% oleh Notoyudan)
dilaksanakan? siswa dan 99% oleh guru. dan
Tetapi dimasa pandemi covid- observasi
19, sekolah tidak bisa
memantau pelaksanaan tata
tertib siswa. Sekolah hanya
mewajibkan siswa untuk
mengerjakan tugas serta materi
yang telah diberikan dan
melaporkan kepada wali kelas
di Whats`App Group. Sedikit
pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap tata tertib
yang telah disepakati seperti
keterlambatan dan tidak masuk
kelas. Semua tindakan yang
melanggar harus menyertakan
alasan kepada pihak sekolah
dan diberikan sanksi.
c. Apakah ada Ada peraturan yang khas di SD
peraturan yang Kanisius Notoyudan jika
khas di sekolah pembelajaran dilakukan secara
(seragam, tatap muka, seperti peraturan
penggunaan sepeda berpakaian dan jadwal rutin
motor, dan lain- kegiatan siswa.
lain)
4. Prestasi Sekolah a. Apakah sekolah SD Kanisius Notoyudan juga Wawancara
(termasuk memiliki prestasi akademik. dengan Ibu
siswanya) memiliki Sampai saat ini, prestasi Cecilia
prestasi akademik yang masih bertahan Novi
akademik? adalah hasil nilai ujian tertinggi Suratri
ditingkat Kecamatan serta Priastuti,
kejuaran dalam Try Out S.Pd
sekolah. (Kepala SD
b. Apakah sekolah SD Kanisius Notoyudan Kanisius
(termasuk memiliki prestasi non- Notoyudan)
siswanya) memiliki akademik baik di bidang dan
prestasi kreatifitas, kesenian, olahraga. Observasi
non-akademik?
5. Kegiatan a. Apakah kegiatan Ya, seluruh kegiatan telah Wawancara
Akademik di di sekolah sesuai dengan jadwal belajar dengan Ibu
Sekolah dilaksanakan atau RPP yang telah dibuat. Cecilia
sesuai dengan Selain itu, sekolah juga Novi
jadwal belajar? menambahkan beban belajar Suratri
untuk mata pelajaran Bahasa Priastuti,
Inggris, Bahasa Indonesia, S.Pd
Matematika, dan IPA yang (Kepala SD
akan menjadi mapel ujian. Kanisius
b. Apakah ada Kebijakan khusus untuk Notoyudan)

30
kebijakan khusus pengaturan kelas diwujudkan
tentang pengaturan dalam penyedian Pojok Baca
kelas (moving atau kreatifitas settingan kelas
class, sesuai umur siswa di setiap
dan lain-lain.)? ruangan. Untuk Moving class
belum terlaksana.
c. Apakah ada Ada. Jika guru berhalangan
aturan mengenai hadir, wajib memberikan materi
jam kosong/ pada siswa. Siswa belajar
aktivitas pengganti sesuai dengan materi yang ada
jika guru serta guru lain akan mengawasi
berhalangan? dan mengontrol situasi kelas
agar tetap kondisif dan tidak
tertinggal materi.
6. Network-ing Apakah sekolah Ya. SD Kanisius Notoyudan Wawancara
Sekolah menjalin kerja menjalin kerjasama dengan dengan Ibu
sama dengan pihak berbagai macam pihak. Mulai Cecilia
luar (pemerintah dari bidang pemerintahan desa, Novi
dan/atau kecamatan, kabupaten, Suratri
stakeholders?) pukesmas, lingkungan Priastuti,
masyarakat, lingkungan Gereja, S.Pd
instansi sekolah Taman Kanak- (Kepala SD
Kanak, dan Sekolah Dasar Kanisius
lainnya dalam pengadaan event Notoyudan)
tertentu.
7. Hubungan a. Bagaimana cara Cara sekolah menjalin Wawancara
Sekolah dengan pihak sekolah komunikasi dengan orang tua dengan Ibu
Orang Tua menjalin siswa adalah dengan menunjuk Cecilia
Siswa dan komunikasi komisaris kelas (perwakilan Novi
Komite Sekolah dengan orang tua orang tua) untuk menjadi Suratri
siswa? penyalur antara guru dengan Priastuti,
orang tua murid. Sehingga, S.Pd
ketika ada informasi tertentu (Kepala SD
dapat tersampaikan dengan Kanisius
baik. Selain itu, dipilih juga Notoyudan)
koordinator sekolah untuk
mendampingi anak dan
kegiatan di luar sekolah.
b. Apakah ada Ada kegiatan rutin yang
kegiatan rutin yang melibatkan orang tua yaitu
melibatkan mengajak komisaris kelas untuk
orang tua maupun menjadi kepanitiaan kegiatan
komite sekolah? anak-anak di luar sekolah,
menyiapkan sarapan dan doa
bersama sebelum ujian sekolah,
membuat pojok baca, serta
mendesain ruangan kelas
Kegiatan rutin bersama komite
adalah saat diskusi tentang
pembuatan RPS, kurikulum,
dan anggaran-anggaran yang
akan digunakan.
8. Pemanfaatan TI a. Sejauh mana TI Guru-guru telah mampu Wawancara
untuk Pembela- diintegrasikan menggunakan IT dengan baik, dengan Ibu
jaran, Admi- dalam sehingga tidak ada kesulitan Cecilia

31
nistrasi atau pembelajaran? dalam mengaksesnya. TI Novi
Komunikasi diintergrasikan dalam Suratri
pembelajaran melalui Priastuti,
pembuatan atau penayangan S.Pd
video, penggunaan PPT (Kepala SD
(powerpoint), dan fasilitas Kanisius
Laptop, LCD, dan jaringan Notoyudan)
WIFI disetiap kelas yang dan Bapak
memadai. Udin
b. Sejauh mana TI TI diintegrasikan dalam Suryanto,
diintegrasikan administrasi sekolah melalui S.T., S.Pd.
dalam administrasi pelaporan harian dari para guru
sekolah? kepada kepala sekolah secara
online, upload tentang kegiatan
siswa, promosi, dan
pendaftaran melalui sosial
media Instagram dan
Facebook. Sekolah juga telah
membuat sistem pendaftaran
peserta didik baru melalui
formulir website.
9. Kekhasan atau Apakah ada praktik Ada praktik baik ataupun Wawancara
Praktik Baik baik ataupun kekhasan yang dimiliki dengan Ibu
yang kekhasan sekolah? sekolah. Praktik baik ini dapat Cecilia
Nampak di dilihat melalui pembiasaan Novi
Sekolah harian, mingguan, bulanan, dan Suratri
tahunan. Hal yang telah Priastuti,
dilakukan meliputi doa harian S.Pd
secara bersama-sama sebelum (Kepala SD
pembelajaran dengan doa Kanisius
harian, renungan, serta Notoyudan)
pembacaan kitab suci yang
melibatkan anak untuk ikut
serta bertugas di dalamnya.
Kemudian juga
diselenggarakan kegiatan
rosario pada bulan Mei dan
Oktober, Jumat bersih, Jumat
Kasih dengan menyisihkan
sebagian uang untuk dibagikan
nantinya pada orang yang
membutuhkan,berbagi sembako
dan nasi bungkus terhadap
warga sekitar sekolah, menjaga
kebersihan sekolah dengan
kerja bakati rutin, pembiasaan
menabung, dan diciptakannya
kantin kejujuran untuk
menumbuhkan karakter peserta
didik yang semakin dewasa
dalam bertindak.

32
Instrumen Data Karakteristik Peserta Didik

Nama : Maria Yunita Sari


NIM : 191124078
Nama Sekolah : SD Kanisius Notoyudan
No. Aspek Deskripsi

1. Hubungan antar a. Bagaimana Hubungan antar peserta didik yang terjadi


Peserta Didik hubungan antar adalah saling mengenal dan berbaur. Dari
peserta didik? kelas 1-6 dibiasakan untuk saling mengenal
dan melindungi. Semua dilakukan guna
meminimalisir rasa malu-malu, canggung,
dan takut antar peserta didik. Maka, semua
anak tidak ada yang merasa berjarak dan
merasa senioritas satu dengan lainnya.
b. Bagaimana Hubungan antar peserta didik dengan
hubungan antara pendidik adalah saling mengenal dan akrab.
peserta didik Akrab dalam artian peserta didik
dengan pendidik & menganggap guru sebagai teman dalam
karyawan? belajar dan mendorong untuk aktif bertanya.
Sedangkan hubungan peserta didik dengan
karyawan adalah menghormati seperti guru
mereka sendiri.
2. Perkembangan a. Bagaimanakah Karakteristik peserta didik secara umum
Peserta Didik karakteristik peserta adalah beraneka ragam. Secara fisik, peserta
didik secara umum didik sehat dan tidak berkebutuhan khusus.
(fisik, sosial- Secara sosial-ekonomi, peserta didik rata-
ekonomi, psikis, rata berasal dari keluarga ekonomi
akademik)? menengah ke bawah. Secara psikis, peserta
didik lebih cenderung berbeda-beda, rata-
rata normal pada umumnya, namun juga ada
beberpa dari mereka yang mengalami
gangguan psikis karena tekanan atau trauma
akan suatu kejadian dan kurangnya perhatian
dalam keluarga. Secara akademik, sebagaian
besar siswa-siswi SD Kanisius Notoyudan
memiliki kecerdasan menengah.
b. Adakah Ada pelanggaran yang dilakukan oleh
pelanggaran- peserta didik. Biasanya pelanggaran yang
pelanggaran yang sifatnya ringan dan wajar bagi anak seusia
dilakukan oleh mereka. Seperti terlambat masuk sekolah,
peserta didik? alpa kehadiran, terlambat dalam
mengumpulkan tugas, dan perkelahian
dengan teman.
3. Permasalahan a. Apa saja Permasalahan akademik yang biasannya
yang biasa permasalahan dijumpai peserta didik di sekolah adalah rasa
dijumpai akademik yang malas dalam belajar, kesulitan baca tulis
Peserta Didik biasanya dijumpai pada kelas kecil, pengumpulan tugas yang
peserta didik di terlambat, dan kesulitan dimata pelajaran

33
sekolah? tertentu.
b. Apa saja Permasalahan non-akademik yang biasannya
permasalahan non- terjadi pada diri peserta didik di sekolah
akademik yang adalah rasa malas dan bosan untuk
biasanya dijumpai mengikuti kegiatan wajib seperti pramuka
peserta dan orangtua yang menjemput peserta didik
didik di sekolah? untuk pulang lebih awal.

Instrumen Data Jati Diri Pendidik

Nama : Maria Yunita Sari


NIM : 191124078
Nama Sekolah : SD Kanisius Notoyudan
No. Aspek Deskripsi

1. Kehadiran a. Apakah pendidik Ya. Pendidik menaati tata tertib untuk


Pendidik di menaati tata tertib kebaikan diri sendiri sekaligus sebagai
Sekolah dan sekolah? contoh untuk siswa/i. Hampir semua
Kelas pendidik di SD Kanisius Notoyudan terlalu
disiplin dalam menaati tata tertib sekolah.
b. Apakah pendidik Ya. Pendidik menaati jadwal belajar sekolah
menaati jadwal belajar yang sudah ditentukan diawal tahun ajaran
sekolah? baru. Mungkin ada beberapa pendidik yang
tidak dapat menaati jadwal belajar
dikarenakan keadaan sakit atau keperluan
mendesak yang tidak dapat ditinggalkan.
c. Apakah pendidik Ya. Pendidik tetap memberikan kegiatan
memberikan (materi/praktik belajar) untuk kelas yang ia
kegiatan/tugas/kelas tinggalkan. Kelas yang ditinggalkan oleh
pengganti ketika pendidik akan diawasi dan diajar oleh guru
berhalangan mengajar? wali kelas. Sekreatif mungkin guru wali
kelas mengisi jam tersebut.
2. Relasi a. Bagaimana relasi Relasi antar pendidik di SD Kanisius
Pendidik antar pendidik? Notoyudan terbilang seperti keluarga yang
dengan memiliki keeratan khusus. Tetapi, tetap
Peserta Didik profesional dalam bertugas. Saling tahu diri
dan Rekan untuk setiap keadaan dan situasinya.
Kerja b. Bagaimana relasi Relasi antar pendidik dengan karyawan
antara pendidik dan hampir sama seperti pendidik lainnya. Tidak
karyawan? ada pembedaaan dalam relasi, meskipun
tugasnya berbeda. Tetap memiliki
kehangatan dan porsinya seimbang.
c. Bagaimana relasi Relasi antara pendidik dan peserta didik (di
antara pendidik dan luar kelas) seperti teman dan guru. Seperti
peserta didik (di luar teman dikala jam istirahat dan seperti guru
kelas)? disaat jam belajar. Dekat tetapi ada tahu
batasan-batasannya.
3. Keterlibatan a. Apakah pendidik Pendidik mengikuti kegiatan ilmiah

34
Pendidik mengikuti kegiatan terkhusus dalam seminar ataupun workshop
dalam ilmiah? yang sifatnya membangun pengetahuan dan
Kegiatan keterampilan sebagai Guru.
Ilmiah, dan b. Apakah pendidik Pendidik terlibat dalam kegiatan asosiasi
Asosiasi terlibat dalam asosiasi seperti PGRI ataupun kegiatan dinas
Profesi profesi? lainnya. Akan tetapi, porsinya tidak sering
dan disaat waktu tertentu saja.

35

Anda mungkin juga menyukai