Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERBANDINGAN PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING


DI SMA N 2 KUDUS DAN SMA N 3 PANGKALPINANG
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Komparatif

Dosen Pengampu: Dr. Drs. Anwar Senen, M.Pd

Disusun oleh:

1. Lilis Trisnawati 18104241030


2. Navezeliana Adellia 18104241035
3. Evita Arihana 18104241048
4. Safira Rifka Annisa 18104244006
5. Sinnun Mintorogo Aji 18104244012
6. Octa Destilawati 18104244018

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kamo panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat dan Karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai “Perbandingan Pelaksanaan Kegiatan
Bimbingan dan Konseling di SMA N 2 Kudus dan SMA N 3 Pangkalpinang” tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah guna memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Komparatif. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memperluas wawasan tentang
Perbandingan Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMA N 2 Kudus dan SMA N 3
Pangkalpinang bagi pembaca dan kami selaku penulis.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan laporan makalah ini banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Anwar Senen, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan Komparatif
2. Rekan-rekan kelompok yang telah bekerjasama sehingga makalah ini dapat terselesaikan

Untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini, Semoga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini kedepannya.

Yogyakarta, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.2 Profil Sekolah ......................................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 3
1.4 Tujuan .................................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
2.1 Jumlah Guru BK .................................................................................................................... 5
2.2 Latar Belakang Pendidikan Guru BK Terkait ..................................................................... 5
2.3 Program Layanan BK ............................................................................................................ 6
2.4 Pelaksanaan Layanan BK ...................................................................................................... 6
2.5 Fasilitas Penunjang Layanan BK .......................................................................................... 7
2.6 Hambatan Yang Dialami ....................................................................................................... 8
2.7 Upaya Mengatasi Hambatan ................................................................................................. 8
2.8 Perbedaan Pemberian Layanan Sebelum dan Setelah Adanya Pandemi............................. 9
BAB III ................................................................................................................................................ 12
PENUTUP............................................................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................... 12
3.2 Saran dan Harapan .............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam
bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995).
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari
keseluruhan program pendidikan. Bimbingan dan konseling di Indonesia secara formal masuk
dalam sistem pendidikan nasional mulai tahun 1975, yaitu pada saat diberlakukannya
kurikulum 1975 di SMP-SMA seluruh Indonesia.
Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di
Sekolah/Madrasah di Indonesia, bukan hanya semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya
landasan hukum, undang-undang atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah
menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar nantinya mampu mengembangkan potensi
diri mereka atau mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal (menyangkut aspek fisik,
emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Tetapi kenyataan dilapangan tidak semua dapat
dijalankan, karena terkendala banyak masalah yang menghampiri setiap sekolah di Indonesia,
karena setiap sekolah itu mempunyai kebijakan tersendiri dalam penegembangan peserta didik
yang dibantu oleh konselor sekolah. Hal tersebut terjadi karena menurut konselor sekolah
penyebab dari kurang optimalnya pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah karena
keterbatasan waktu dan kurangnya tenaga BK atau konselor sekolah. Keterbatasan waktu
disebabkan karena dalam satu minggu jam BK hanya diberi waktu satu kali, ada juga yang
tidak diberikan waktu jam BK tetapi konselor memberikan pada saat pulang sekolah.

1
1.2 Profil Sekolah
a. SMA N 2 KUDUS
Nama : SMA N 2 Kudus
Alamat : Jl. Ganesha No.1 Purwosari, Kudus, Jawa Tengah
Kode pos : 59316
Status sekolah : Negeri
Jenjang : SMA
Visi
Terwujudnya sekolah berprestasi unggul, berketerampilan, berwawasan lingkungan hidup
dan seni budaya yang berlandaskan iman dan taqwa.
Misi
1. Menyelenggarakan kegiatan proses belajar mengajar dan bimbingan secara efektif dan
efisien,
2. Menumbuhkan semangat berprestasi dan keunggulan pada seluruh warga sekolah sehingga
memperkuat daya saing kompetitif,
3. Memberikan latihan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan berbagai keterampilan kepada
seluruh warga sekolah,
4. Menumbuhkembangkan budaya tertib, budaya bersih, dan budaya belajar kepada seluruh
warga sekolah,
5. Memupuk dan mengembangkan bakat seni dalam rangka pelestarian budaya daerah dan
nasional,
6. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama dan mendorong pengamalan ibadah
keagamaan bagi setiap warga sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas iman dan
takwa,
7. Menumbuhkembangkan budaya peduli lingkungan hidup (pencegahan pencemaran,
pencegahan kerusakan dan upaya pelestarian lingkungan) kepada seluruh warga sekolah.

2
b. SMA N 3 PANGKALPINANG
Nama : SMA N 3 Pangkalpinang
Alamat : Jl. Mentok, Keramat, Rangkul, Pangkalpinang, Kep. Bangka Belitung
Kode pos : 33134
Status sekolah : Negeri
Jenjang : SMA
Visi
Terwujudnya Peserta Didik Yang Beriman, Cerdas, Terampil, Mandiri Dan Berwawasan
Global
Misi
1. Menanamkan keimanan dan ketakwaan melalui pengalaman ajaran agama,
2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan,
3. Mengembangkan bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berdasarkan minat, bakat, dan
potensi peserta didik,
4. Membina kemandirian peserta didik melalui kegiatan pembiasaan, kewirausahaan, dan
pengembangan diri yang terencana dan berkesinambungan,
5. Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah dan lembaga lain yang terkait.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan beberapa hal tersebut, rumusan masalahnya adalah:
a. Berapa jumlah guru BK di di SMA N 2 Kudus dan SMA N 3 Pangkalpinang?
b. Apakah guru BK yang berada di sekolah tersebut merupakan lulusan Bimbingan dan
Konseling?
c. Apa saja program layanan BK yang telah di rencanakan?
d. Bagaimana pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut?
e. Apa saja fasilitas yang dimiliki sekolah untuk menunjang pelaksanaan layanan BK?
f. Apa saja hambatan dalam pelaksanaan layanan BK di SMA N 2 Kudus dan SMA N 3
Pangkalpinang?
g. Bagaimana upaya yang dilakukan guru BK dalam mengatasi hambatan yang terjadi?
h. Adakah perbedaan dalam pemberian layanan BK sebelum dan sesudah pandemi?

3
1.4 Tujuan
Dari rumusan masalah yang terlah disampaikan, adapun tujuan yang ingin di capai adalah:
a. Mengetahui jumlah guru BK di SMA N 2 Kudus dan SMA N 3 Pangkalpinang
b. Mengetahui latar belakang pendidikan guru BK di SMA N 2 Kudus dan SMA N 3
Pangkalpinang
c. Mengetahui program layanan BK yang telah di rencanakan di SMA N 2 Kudus dan SMA
N 3 Pangkalpinang
d. Mengetahui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMA N 2 Kudus dan SMA
N 3 Pangkalpinang
e. Mengetahui fasilitas yang dimiliki sekolah untuk menunjang pelaksanaan layanan BK
f. Mengetahui hambatan yang dialami dalam pelaksanaan pemberian layanan di SMA N 2
Kudus dan SMA N 3 Pangkalpinang
g. Mengetahui upaya yang dilakukan guru BK dalam mengatasi hambatan tersebut
h. Mengetahui perbedaan dalam pemberian layanan BK sebelum dan sesudah pandemi

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jumlah Guru BK


Dalam suatu organisasi pendidikan pastinya terdapat pendidik dan peserta didik di
dalamnya. Hal ini juga berlaku untuk proses bimbingan dan konseling yang ada di sekolah.
Sumber daya manusia bagi pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada para
peserta didik di sekolah yaitu adanya guru bimbingan dan konseling. Dalam Permendikbud
nomor 111 Tahun 2014 pasal 10 ayat (2) dijelaskan bahwa “Penyelenggaraan Bimbingan
dan Konseling pada SMP/MTs atau yang sederajat, SMA/MA atau yang sederajat, dan
SMK/MAK atau yang sederajat dilakukan oleh konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling dengan rasio satu Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling melayani 150
konseli atau peserta didik”. Berikut jumlah guru BK di SMA N 2 Kudus dan SMA N 3
Pangkalpinang:
a. SMA N 2 KUDUS
SMA N 2 Kudus hanya terdapat 3 guru BK yang ada disekolah untuk melayani peserta
didik yang berjumlah 1200an siswa. Hal ini berarti setiap satu guru BK melayani
sekitar 400an peserta didik. dan itu menandakan jika sumber daya manusia untuk guru
Bimbingan dan Konseling di SMA N 2 Kudus masih kurang untuk dapat melayani
seluruh siswanya.
b. SMA N 3 PANGKALPINANG
Guru BK di SMAN 3 Pangkalpinang hanya berjumlah 3 orang. Setiap satu guru BK
mengampu satu angkatan. Jadi satu guru BK disana mengampu kurang lebih sekitar
200 siswa.

2.2 Latar Belakang Pendidikan Guru BK Terkait


a. SMA N 2 KUDUS
Guru BK yang mengajar di SMA N 2 Kudus semuanya merupakan lulusan program
studi Bimbingan dan Konseling, akan tetapi tetap saja guru BK yang memegang peserta
didik melebihi batas ideal dalam layanan itu akan berdampak kepada pemberian

5
layanan BK yang ada di sekolah karena guru BK merasa kuwalahan dalam menangani
siswa yang terlalu banyak.
b. SMA N 3 PANGKALPINANG
Semua guru BK yang ada di SMA N 3 Pangkalpinang murni lulusan dari jurusan
Bimbingan dan Konseling.

2.3 Program Layanan BK


a. SMA N 2 KUDUS
Untuk program layanan bimbingan dan konseling di SMA N 2 Kudus terdapat program
layanan bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, konseling individu. Sedangkan
untuk pemberian program layanan konseling kelompok yang ada di SMA N 2 Kudus
saat ini tidak lagi terlaksana dikarenakan waktu dalam pemberian layanan yang tidak
mendukung. Dulu layanan konseling kelompok ini masih terlaksana namun semenjak
perubahan kurikulum menjadikan guru BK yang ada SMA N 2 Kudus belum mampu
melaksanakannya kembali. Lalu di SMA N 2 Kudus memiliki program layanan
kolaborasi dengan wali kelas agar lebih mudah dalam memberikan layanan yang sesuai
dengan kebutuhan siswa saat itu.
b. SMA N 3 PANGKALPINANG
Program layanan BK yang ada di SMAN 3 Pangkalpinang terdiri dari konseling
individual, bimbingan kelompok, bimbingan klasikal serta karir, konferensi kasus,
kolaborasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, dan orangtua, serta home visit dan
konsultasi. Dan kegiatan yang direncanakan sebelumnya sudah disusun sesuai dengan
kebutuhan peserta didik

2.4 Pelaksanaan Layanan BK


a. SMA N 2 KUDUS
Dalam melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling di SMA N 2 Kudus ini guru
BK memberikan beberapa layanan dalam upaya untuk membantu para siswanya
menghadapi suatu permasalahan ataupun suatu kebutuhan dengan memberi layanan
diantaranya layanan konsultasi yang biasanya layanan ini diberikan kepada siswa
dalam menentukan pendidikan lanjutan, lalu ada home visit dimana guru BK

6
mendatangi rumah peserta didik dengan tujuan bisa mendapatkan informasi lebih
lengkap terhadap siswanya tersebut. Dan untuk pelaksaan program-program BK seperti
layanan bimbingan klasikal, bimbingan kelompok biasanya guru BK akan masuk kelas
seminggu sekali dengan alokasi waktu selama 2 jam mata pelajaran. Layanan
Bimbingan dan Konseling ini dilaksanakan secara terprogram berdasarkan asesmen
kebutuhan yang dianggap penting dengan dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan.
Dengan demikian semua program terlaksana dengan baik, namun untuk konseling
kelompok tidak dapat terlaksana karena waktu yang kurang mencukupi.
b. SMA N 3 PANGKALPINANG
Di SMA N 3 Pangkalpinang guru BK melaksanakan beberapa layanan BK seperti
bimbingan individual, bimbingan kelompok, bimbingan klasikal serta karir. Selain itu
guru BK juga menyediakan fasilitas konsultasi. Guru BK juga melaksanakan
konferensi kasus serta home visit. Untuk layanan konseling individu biasanya secara
tatap muka. Untuk kegiatan bimbingan kelompok biasanya dilaksanakan di ruangan
luas. Biasanya di halaman sekolah. Untuk bimbingan klasikal dan layanan karir
dilaksanakan di kelas, kolaborasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, dan orangtua
dilakukan dengan sedemikian rupa. Dengan demikian semua program terlaksana
dengan baik saat ini menggunakan vidio conference karena adanya pandemi. Namun
untuk need assesmen (sosiometri) tidak dapat dilakukan karena pandemic.

2.5 Fasilitas Penunjang Layanan BK


a. SMA N 2 KUDUS
Fasilitas yang ada di SMA N 2 Kudus dalam menunjang pelaksaan layanan BK dengan
baik adalah dengan adanya ruang BK yang didalamnya terdapat tempat bekerja Guru
BK dalam menyusun program-program layanan BK untuk siswa dan terdapar juga
tempat untuk siswa bisa melakukan proses konseling individu atau konsultasi dengan
guru BK.
b. SMA N 3 PANGKAL PINANG
Fasilitas yang ada dalam menunjang layanan BK di SMAN 3 hanya terdapat ruangan
BK yang di dalamnya terdapat meja dan kursi untuk semua guru BK serta satu ruangan
lagi untuk melakukan konsultasi yang didalamnya terdapat satu meja dan dua kursi.

7
2.6 Hambatan Yang Dialami
a. SMA N 2 KUDUS
Hambatan atau kendala yang saat ini dirasakan oleh Guru BK di SMA N 2 Kudus
adalah kurangnya tenaga kerja guru BK itulah menyebabkan pekerjaan Guru BK
menjadi tidak sesuai dengan porsinya dan kadang merasa keteteran. Lalu semenjak
adanya system zonasi yang ada di wilayah tersebut dari yang awalnya peserta didik
yang mendaftar di tentukan lewat jalur nilai UN yang memiliki kriteria tinggi dengan
notabene siswanya semangat untuk belajar dan semenjak adanya program zonasi ini
karena peserta didik yang diterima hanya berdasarkan zonasi wilayah dan tidak dengan
melihat nilai UN jadi siswa yang diterima berbeda kapasitas dalam kemampuan
menerima mata pelajaran dari tahun sebelumnya. Bisa dibilang dengan adanya zonasi
ini membuat Guru BK harus extra memberikan layanan kepada siswanya karena tingkat
untuk belajarnya yang masih rendah jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Hambatan lainnya ialah sekolah daring yang disebabkan adanya pandemi covid-19
yang ada di Indonesia dan tidak kunjung selesai. Ini mengakibatkan guru BK susah
untuk mengenali peserta didik dan memberikan layanan BK. Ini membuat Guru BK
hanya bisa menyampaikan layanannya lewat media online dan belum bisa bertatap
muka dengan mereka
b. SMA N 3 PANGKALPINANG
Hal yang menjadi kendala atau hambatan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling
di SMA N 3 Pangkalpinang adalah peserta didik yang kadang merasa bosan da nada
beberapa peserta didik yang kurang percaya dengan guru BKnya. Selain itu ada
program yang tidak terlaksana karena pandemic, yaitu need assesmen. Dan juga
pelaksanaan konslutasi tidak dapat dilakukan setiap hari karena pandemi.

2.7 Upaya Mengatasi Hambatan


a. SMA N 2 KUDUS
Kaitannya dengan hambatan dan kendala, disini guru BK dalam mengatasi hambatan-
hambatan seperti susahnya memberikan layanan BK tidak dengan tatap muka adalah
memberikan layanan secara daring. Bisa dengan menggunakan WhatsApp atau video
conference lainnya demi terlaksananya layanan BK di SMA N 2 Kudus.

8
b. SMA N 3 PANGKALPINANG
Upaya yang sudah dilakukan adalah dengan membuat layanan BK dengan lebih
menarik, selain itu guru BK lebih meningkatkan hubungan dengan para siswa agar
dalam melaksanakan layanan BK terjalin lebih dekat. Untuk masalah kepercayaan,
guru BK berusaha untuk memberi pemahaman bahwa dalam bimbingan dan konseling
terdapat asas kerahasiaan. Hasil dari upaya yang dilakukan adalah sudah dapat
membuat siswa lebih antusias meskipun masih ada beberapa yang tidak. Untuk masalah
siswa kurang percaya, juga sudah ada peningkatan karena beberapa siswa sudah mulai
percaya kepada guru BK.

2.8 Perbedaan Pemberian Layanan Sebelum dan Setelah Adanya Pandemi


a. SMA N 2 KUDUS
Sebelum adanya pandemi covid-19 pelaksanaan pemberian layanan BK di SMA N 2
Kudus adalah dengan tatap muka yang dilakukan di dalam kelas dan lingkungan sekitar
sekolah. Namun karena adanya pandemi ini yang mengakibatkan seluruh proses
kegiatan belajar mengajar menjadi online tidak terkecuali dilakukan oleh guru BK
dalam pemberian layanannya. Guru BK memberikan layanan memalui WhatsApp dan
video conference lainnya. Dan karena pandemi itulah menjadikan pemberian layanan
BK yang ada disekolah menjadi kurang optimal jika dibandingkan tatap muka.
b. SMA N 3 PANGKAL PINANG
Sebelum terjadinya covid 19 ada beberapa layanan BK yang dilaksanakan secara tatap
muka di sekolah baik di kelas maupun halaman sekolah. Setelah adanya Covid 19,
kegiatan yang awalnya direncanakan mengalami perubahan. Seperti layanan
bimbingan yang akhirnya dilakukan menggunakan via SMS serta menggunakan video
conference. Selain itu, layanan konsultasi juga tidak bisa dilakukan seperti biasanya.
Jadi membuat jadwal agar siswa tetap bisa melakukannya dengan tatap muka. Dan itu
juga tidak setiap hari. Untuk melakukan need assesment dengan sosiometri juga tidak
bisa dilakukan karena adanya covid 19.

9
Tabel Perbandingan

Keterangan SMA N 2 Kudus SMA N 3 Pangkalpinang


Jumlah Guru BK 3 Guru (1200 siswa) 3 Guru (600-700siswa)
Pendidikan Guru BK Lulusan BK semua Lulusan BK semua
Program Layanan - Bimbingan Klasikal - Bimbingan Klasikal
- Bimbingan Kelompok - Bimbingan Kelompok
- Konseling Individu - Konseling Individu
- Home visit - Home visit
- Konsultasi - Konsultasi
- Kolaborasi dengan - Kolaborasi dengan
Wali kelas Wali kelas, Guru
Konseling Kelompok Mata pelajaran dan
(sekarang tidak ada karena orangtua
waktu tidak memadai) - Konferensi Kasus
Pelaksanana Layanan Semua program terlaksana Semua program terlaksana
dengan baik, namun untuk (saat ini menggunakan vidio
konseling kelompok tidak conference), namun need
bisa terlaksana karena waktu assesmen (sosiometri) tidak
kurang memadai bisa dilakukan karena
pandemi
Fasilitas Penunjang Layanan - Ruang guru bk - Satu Ruang bk
- Tempat untuk - Ruang untuk
melakukan konselutasi
konsultasi/konseling
individu
Hambatan - Karena pandemic - Kadang siswa merasa
menjadi online, proses bosan dan kurang
pemberian layanan antusias
kurang efektif - Kurang percaya dg
- Semenjak ada guru bk (hubungan
program zonasi yang Kurang dekat dengan
awalnya masuk siswa)
menggunakan nilai, - Ada beberapa
sekarang yg masuk program tidak
hanya orang-orang terlaksana karena
sekitar yang pandemic (sosiometri)
motivasinya rata-rata - Konsultasi tidak bisa
lebih rendah terlaksana setiap hari
karena pandemi

10
- Kurang komunikaksi
dan kolaborasi antara
guru bk dengan guru
mata pelajaran
Upaya yang Dilakukan - Melakukan layanan - Membuat layanan
secara online melalui lebih menarik
whatsapp grup dan - Sering memberi
vidio conference) pemahaman tentang
- Lebih ekstra dalam asas kerahasiaan
memotivasi siswanya kepada peserta didik
dalam belajar - Membuat jadwal
- Guru bk berkolaborasi konsultasid dengan
dengan kepala sekolah siswa
Perbedaan Pelaksanaan - Pelaksanaan bk - Pelaksanaan bk
Sebelum dan Sesudah dilakukan secara dilakukan secara
Pandemic online online

Narasumber:
- SMA N 2 Kudus : Ibu Noor Jannah, S.Pd
- SMA N 3 Pangkalpinang : Ibu Mariana Hardi, S.Pd

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan penjabaran pada bab II, dapat diambil kesimpulan bahwa
dari kedua sekolah tersebut dari segi jumlah guru BKnya kurang memadai, akan tetapi jika
dibandingkan, SMA N 3 Pangkalpinang sedikit lebih baik dengan perbandingan 1:200
siswa, sedangkan SMA N 2 Kudus 1:400 siswa. Kemudian dari segi program pelaksanaan
layanan BK dan fasilitas penunjang pelaksanaannya kedua sekolah tersebut relative sama.
Keterlaksanaan layanan BK dan hambatan-hambatan lainnya, baik SMA N 2 Kudus
maupun SMA N 3 Pangkalpinang memiliki program yang tidak terlaksana karena adanya
pandemic dan waktu yang kurang memadai, selebihnya untuk program yang lain dapat
terlaksana dengan baik meskipun saat ini dilaksanakan secara online melalui vidio
conference, grup whatsapp, maupun SMS.

3.2 Saran dan Harapan


Saran untuk makalah ini adalah bisa lebih detail lagi kedepannya. Dikarenakan adanya
pandemi, PSBB, dan beberapa sekolah melakukan WFH dalam pengambilan data hanya
bisa dilakukan secara online. Untuk itu semoga di masa yang akan datang, pengambilan
data bisa dilakukan secara offline sehingga data yang diperoleh bisa lebih detail.

12
DAFTAR PUSTAKA

Asmaranti, Mei Senja & Dr.Najlatul Naqiyah. 2014. Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan Dan
Konseling Di SMA NEGERI Dan SMA SWASTA Di Kecamatan Kota Bojonegoro. Jurnal BK
Unesa. 4(2) : 368
Astute, Ria Wahyu, dkk. 2013. PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK
MERUBAH PERSEPSI NEGATIF SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI
KABUPATEN LAMONGAN. Jurnal BK Unesa. 3(1) : 272
https://referensi.data.kemdikbud.go.id/tabs.php?npsn=20317501. Diakses pada 18 Maret 2021
http://sman2kudus.sch.id/websma2/halaman/detail/visi-dan-misi. Diakses pada 18 Maret 2021
https://referensi.data.kemdikbud.go.id/tabs.php?npsn=10901135. Diakses pada 18 Maret 2021
https://sman3pkp.sch.id/visi-misi. Diakses pada 18 Maret 2021

13

Anda mungkin juga menyukai