Anda di halaman 1dari 24

PERANAN GURU DALAM MENGAJAR MENGGUNAKAN LKS IPS

TERHADAP SISWA SMP N 05 KOTA BENGKULU

PROPOSAL

OLEH:
TETAP SOPRIYADI
NIM. 1911270051

PROGRAM STUDI SAINS DAN SOSIAL


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO
BENGKULU
2022

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikumm Warahmatullahi


Wabarakatuh Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan nikmat-nya kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, tabi’in, tabi’at dan yang
terakhir kepada umatnya amiin. Dengan rasa syukur penulis dapat menyelesaikan
proposal ini dengan baik, yang berjudul “Peranan Guru Dalam Mengajar
Menggunakan Lks IPS Terhadap Siswa SMP N 05 Kota Bengkulu ”. Dalam
penyusunan proposal ini, penulis menyadari masih ada kendala yang menghambat
langkah penulis untuk menyelesaikan proposal ini. Dari itu penulis sangat
berharap kritik dan saran agar penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan
baik sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku atas bimbingan bapak/ibu dosen
sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal ini perhatiannya penulis ucapkan
terima kasih.

Bengkulu, November 2022

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 4

BAB ll LANDASAN TEORI....................................................................... 6


A. Peran Guru.......................................................................................... 6
B. Hakikat Lembar Kerja Siswa (LKS).................................................. 8
C. Hakikat Pendidikan IPS...................................................................... 12

BAB lll METODE PENELITIAN .............................................................. 17


A. Jenis Penelitian .................................................................................. 17
B. Waktu Dan Tempat Penelitian ......................................................... 18
C. Subjek Penelitian................................................................................ 18
D. Sumber Data ...................................................................................... 18
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 18
F. Teknik Analisis Data.......................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu bagian yang penting bagi kehidupan
manusia. Melalui pendidikan manusia dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan berwawasan luas. Sementara itu, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”.
Menurut pasal tersebut sudah jelas bahwa begitu pentingnya
pendidikan sehingga peserta didik dituntut untuk aktif mengembangkan
potensi dirinya agar mencapai perubahan dalam dirinya. Perubahan tersebut
menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), nilai dan
sikap (afektif) maupun keterampilan (psikomotor). Akan tetapi banyak sekali
masalah pendidikan yang dirasakan saat ini terutama menyangkut mutu
pendidikan. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, banyak hal yang
telah dilakukan oleh pemerintah, seperti penyempurnaan kurikulum,
penyediaan sarana dan prasarana, serta meningkatkan kualitas pengajaran di
kelas dengan berbagai pendekatan dan metode. Sampai saat ini pemerintah
mampu meningkatkan kuantitas anak yang bersekolah, tetapi belum mampu
meningkatkan kualitasnya. Hal ini disebabkan karena usaha pembaharuan
pendidikan masih dibelenggu oleh kerangka berfikir yang mengkaitkan
beberapa aspek proses pendidikan secara kaku, baik menyangkut bahan
pengajaran maupun proses belajar mengajar.
Pembelajaran ibarat jantung dari proses pendidikan. Pembelajaran yang
baik cenderung menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang baik.
Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu tujuan untuk menghasilkan

1
hasli belajar yang baik untuk pendidikan di sekolah, sehingga siswa bisa
menerima mata pelajaran sebagaimana mestinya. Guru sebagai seorang
pendidik dan sebagai orang yang memberi ilmu pengetahuan kepada anak
didik harus betul-betul memahami kebijakan-kebijakan pendidikan. Selain itu
perlu dipahami pula bahwa guru memang bukanlah salah satunya sumber
belajar, walaupun tugas, peranan dan fungsinya dalam proses belajar mengajar
sangat penting.
Upaya peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kualitas
proses belajar mengajar harus diarahkan kepada peningkatan kemampuan guru
melibatkan siswa di dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian guru
diharapkan berbuat sedemikian rupa, satu diantaranya dapat menggunakan alat
pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran IPS Melalui mata pelajaran
IPS, peserta didik dapat diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, nilai dan pemahaman konsep yang bermanfaat untuk kehidupan
sehari-hari agar peserta didik dapat menjadi warga Negara yang berpartisipasi
aktif dalam masyarakat yang demokratis. Mata pelajaran IPS merupakan mata
pelajaran yang kompleks sehingga penyampaian materi secara konvensional
saja tidak cukup. Seorang guru dalam menyampaikan pelajaran kepada
siswanya memerlukan alat bantu pembelajaran yang dapat menunjang
tercapainya tujuan pembelajaran dan terkuasainya materi yang diajarkan.
Dalam pembelajaran IPS diperlukan juga efektifitas. Efektifitas belajar
IPS adalah hasil akhir yang diterima setelah mengalami proses belajar
mengajar IPS. Pada saat ini antusias siswa dalam belajar mata pelajaran IPS
masih rendah, siswa mengganggap pelajaran IPS membosankan karena
banyaknya materi-materi yang harus mereka pahami, selain itu kurangnya
keterampilan guru dalam memakai sumber belajar, keterlibatan siswa dalam
aktivitas pembelajaran juga masih kurang, padahal keterlibatan siswa dalam
aktivitas pembelajaran berpengaruh juga terhadap prestasi belajarnya.
Melibatkan siswa secara maksimal dalam aktivitas pembelajaran dapat
membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Guru yang baik
semestinya memprioritaskan aspek keaktifan siswanya dalam belajar. Guru

2
dituntut untuk memancing dan merangsang siswanya aktif dalam
pembelajaran. Jadi, selama pembelajaran aktivitas siswa tidak hanya sebatas
mendengarkan saja, tetapi juga mengemukakan pendapat, analisis,
menyimpulkan, dan menaruh minat yang tinggi terhadap belajarnya.
Untuk mengatasi masalah itulah maka diperlukan penelitian tindakan
kelas. Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa: “Tindakan kelas merupakan
suatu perencanaan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan.
Tindakan tersebut diberikan guru atau arahan dari guru yang dilakukan oleh
siswa”. Untuk memperbaiki hal tersebut maka diperlukan suatu tindakan
untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelas. Atas dasar itulah
peneliti memilih menggunakan lembar kerja siswa (LKS) dalam proses
pembelajaran IPS melalui penelitian tindakan kelas.
LKS dapat pula dijadikan sumber belajar untuk meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa. Dengan adanya aktivitas dalam belajar maka, siswa
dapat terkembangkan potensi belajarnya. Apabila potensi belajar meningkat,
maka hasil belajar meningkat dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
optimal karena dalam lembar kerja tersebut ada tuntutan yang harus
dikerjakan oleh siswa seperti latihan-latihan soal dan ada sedikit materi untuk
membahas dan memecahkan masalah yang harus dikerjakan oleh siswa.
Dengan seringnya siswa berlatih mengerjakan soal-soal latihan maka wawasan
dan kemampuan-kemampuan analisis memecahkan masalah serta daya
kreativitas mereka akan bertambah dan apabila siswa dilibatkan penuh pada
kegiatan pembelajaran seperti memecahkan suatu persoalan maka aktivitas
dalam proses pembelajaranpun akan terlihat, sehingga lembar kerja siswa
(LKS) dapat meningkatkan aktivitas dan menambah wawasan bagi siswa
untuk meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
mengangkat judul “Peranan Guru Dalam Mengajar Menggunakan Lks IPS
Terhadap Siswa SMP N 05 Kota Bengkulu.

3
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana Peranan Guru Dalam Mengajar Menggunakan Lks IPS
Terhadap Siswa SMP N 05 Kota Bengkulu ?
2. Bagaimana Aktivitas dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran IPS
di SMP N 05 Kota Bengkulu ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Peranan Guru Dalam Mengajar
Menggunakan Lks IPS Terhadap Siswa SMP N 05 Kota Bengkulu.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Aktivitas dan keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran IPS di SMP N 05 Kota Bengkulu .

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara lain:
1. Bagi siswa
Dapat memudahkan siswa untuk memahami pembelajaran IPS,
sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa.
2. Bagi Guru
Sebagai masukan bahan pertimbangan bagi guru dalam mengajar
menggunakan LKS IPS yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di sekolah.

4
4. Bagi Peneliti
Sebagai calon guru bisa menggunakan hasil penelitian ini pada
masa yang akan datang untuk diterapkan dalam pembelajaran dengan
menggunakan LKS IPS di sekolah.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Peran Guru
1. Pengertian Peran Guru
Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa peran merupakan dinamika
status sosial (kedudukan), artinya jika seseorang melaksanakan/melakukan
hak dan kewajibannya sesuai dengan status sosialnya (kedudukannya)
maka sebenarnya dia telah melakukan suatu peran. Para ahli menjelaskan
peran sebagai perilaku-perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai
dengan posisi (status) sosial yang diberikan secara formal maupun
informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran
yang menerangkan apa yang individu harus lakukan dalam suatu situasi
tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau
harapan-harapan orang lain yang menyangkut peran-peran tersebut.
Dari beberapa penjelasan di atas peneliti mengambil kesimpulan
bahwa peran adalah tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh seseorang
yang mempunyai kedudukan sosial yang diberikan baik secara formal
maupun nonformal untuk melaksanakan hak dan kewajibannya. Jika
dalam penelitian ini peran yang diharapkan adalah menjelaskan apa yang
harus dilakukan individu-individu dalam suatu situasi tertentu agar dapat
memenuhi harapan-harapan mereka sendiri maupun orang lain.
Sedangkan pengertian guru dalam kamus besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah orang yang pekerjaannya (mata pencaharianya, profesinya)
mengajar. Menurut Undang-undang system pendidikan Nasional, Guru
yang juga disebut tenaga pengajar adalah tenaga pendidik dengan tugas
mengajar, yang pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut guru
dan pada jenjang pendidikan tinggi disebut dosen.
Pengertian peran guru adalah upaya seperti mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, dan mengevaluasi yang diharapkan di

6
lakukan oleh seseorang guru sebagai bentuk hak dan kewajibannya atas
sosial yang diberikan masyarakat kepadanya. Peran guru pada pendidikan
karakter ditambah dengan usaha membiasakan perilaku pada peserta didik
agar karakter yang disampaikan dapat tertanam dengan kuat pada diri
peserta didik.
2. Tugas dan peran guru
Sebagai seorang guru, tentu mempunyai kewajiban/tugas dan peran
dalam posisinya. Adapun tugas dan peran seorang guru adalah sebagai
berikut:
a. Tugas guru
Dalam lembaga pendidikan, tugas guru tentu mendidik.
Mendidik adalah tugas yang luas. Mendidik dilakukan dalam bentuk
mengajar, sebagian dalam bentuk dorongan, memuji, menghukum,
member contoh, membiasakan dan lain sebagainya yang diperlukan
dapat menghasilkan pengaruh positif terhadap perkembang tumbuh
anak.
b. Peran guru
Dalam proses pembelajaran, kehadiran guru sangatlah urgent.
Hal tersebut dikarenakan peran guru sebagai
1. Sebagai fasilitator, yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi
siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
2. Sebagai pembimbing, yang membantu siswa mengatasi kesulitan
dalam proses belajar,
3. Sebagai penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan
lingkungan yang menantang siswa agar melakukan kegiatan
belajar.
4. Sebagai komunikator, yang melakukan komunikasi dengan siswa
dan masyarakat.
5. Sebagai model, yang mampu memberikan contoh yang baik
kepada siswanya agar berperilaku yang baik.

7
6. Sebagai evaluator, yang melakukan penilaian terhadap kemajuan
belajar siswa.
7. Sebagai inovator, yang turut menyebarluaskan usaha-usaha
pembaruan kepada masyarakat.
8. Sebagai agen moral dan politik, yang turut membina moral
masyarakat, peserta didik, serta menunjang upaya-upaya
pembangunan.
9. Sebagai agen kognitif, yang menyebarkan ilmu pengetahuan
kepada peserta didik dan masyarakat,
10. Sebagai manajer, yang memimpin kelompok siswa dalam kelas
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peran guru
sangatlah penting dalam pendidikan, karena yang membantu siswa
mengatasi kesulitan dalam proses belajar, yang berupaya menciptakan
lingkungan yang menantang siswa agar melakukan kegiatan belajar adalah
guru. Selain itu UU Guru dan Dosen menyatakan bahwa : Guru sebagai
tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 berfungsi
untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran
untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

B. Hakikat Lembar Kerja Siswa (LKS)


1. Pengertian LKS
Guru dalam pembelajaran menggunakan alat bantu yang
paling sederhana yaitu lembar kerja siswa. Kata LKS terdiri dari tiga
bagian yaitu lembar, kerja, dan siswa. Dalam kamus bahasa Indonesia,
lembar berarti helai, kerja berarti melakukan, dan siswa berarti murid
atau pelajar untuk tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah.
Jadi, LKS berarti helai bagi siswa untuk melakukan kegiatan.
Abdul Majid mengatakan bahwa, “Lembar Kegiatan Siswa
(Student Work Sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa
petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas.”

8
Berdasarkan definisi di atas, dalam pembelajarannya guru
menggunakan alat bantu agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai
dengan baik. Salah satunya yaitu dengan menggunakan lembar
kegiatan siswa. Lembar kegiatan siswa ini berisi petunjuk dan
langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. Dalam menyelesaikan
tugas ini pada lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan
dicapainya dan dapat digunakan pada semua mata pelajaran yang ada.
Tugas-tugas yang ada pada kegiatan siswa ini tidak akan
dapat dikerjakan oleh peserta didik manakala peserta didik tidak
ditunjang dengan buku lain atau referensi lain yang terikat dengan
materi tugas yang ada pada lembar kegiatan siswa tersebut.
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu alat bantu
pembelajaran. Sebagai alat bantu pembelajaran LKS pun dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS. Karena dengan berlatih
LKS maka siswa dapat memperdalam pemahamannya dan melatih
siswa untuk berpikir memecahkan masalah. LKS pun termasuk dalam
perencanaan pembelajaran.
Suryosubroto mendefinisikan bahwa “Lembar Kerja merupakan
lembaran yang digunakan untuk mengerjakan tugas yang
harus dikerjakan.” Sedangkan Trianto mendefinisikan bahwa “Lembar
Kerja Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan
kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah.” Lembar kerja siswa
dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif
maupun panduan untuk mengembangkan semua aspek pembelajaran
dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.
Menurut pendapat di atas lembar kerja siswa juga dapat
dijadikan sebagai latihan siswa dalam aspek kognitif karena seringnya
siswa menjawab soal latihan-latihan yang ada dalam LKS membuat
siswa ingat dengan apa yang dikerjakan dan dijawabnya asalkan siswa
menjawab soal-soal yang ada di LKS itu dengan baik dan benar. LKS

9
dapat dijadikan panduan dalam pembelajaran yang dikembangkan
melalui RPP sesuai dengan materi dan kompetensi yang diajarkan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa lembar kerja siswa (LKS)
adalah sebuah alat pembelajaran yang digunakan guru untuk siswa
yang memuat tugas-tugas atau soal-soal, materi, atau langkah kerja
yang bersumber dari bahan yang telah dijelaskan oleh guru atau telah
dipelajari siswa, yang disusun secara terartur dan sistematissehingga
siswa dapat mengikutinya dengan mudah dan memungkinkan siswa
untuk belajar sendiri yang dapat digunakan sebagai umpan balik bagi
guru terhadap hasil belajar siswa.
2. Macam-macam Bentuk LKS
Muslimin Ibrahim mengatakan dalam buku Iif Khoiru Ahmadi
bahwa lembar kegiatan siswa dibagi dalam dua macam, yaitu:
a. Lembar kegiatan siswa tak berstruktur yaitu lembar kegiatan yang
berisi sarana melatih, mengembangkan keterampilan dan menemukan
konsep dalam suatu tema.
b. Lembar kegiatan siswa berstruktur yaitu lembar kegiatan
siswa yang dirancang membimbing siswa dalam suatu
proses belajar mengajar dengan atau tanpa bimbingan guru. Lembar
kegiatan ini dimaksudkan untuk mengaktifkan siswa, membantu siswa
menemukan dan mengembangkan konsep, menjadi alternatif cara
penyajian materi pelajaran yang menekankan keaktifan siswa serta
memotiviasi siswa.
Jadi, LKS yang digunakan dalam penelitian ini adalah LKS
berstruktur karena LKS berstruktur menekankan pada keaktifan siswa
sesuai apa yang penelitian ini harapkan yakni mengaktifkan siswa
pada proses pembelajaran IPS agar hasil belajar siswa meningkat
3. Fungsi LKS
Bagi Guru LKS memiliki fungsi untuk menuntun siswa akan
berbagai kegiatan yang perlu diberikannya serta mempertimbangkan
proses berfikir bagaimana yang akan ditumbuhkan pada diri siswa.

10
Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah memudahkan guru
dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar mandiri
dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis.9
Fungsi LKS dalam proses belajar mengajar ada dua, yaitu:
a. Dari segi siswa: LKS berfungsi sebagai sarana belajar
yang baik di kelas, diruang praktek maupun di luar kelas
sehingga siswa berpeluang besar untuk mengembangkan
kemampuan, menerapkan pengetahuan, malatih keterampilan,
memproses sendiri untuk mendapatkan perolehannya.
b. Dari segi guru: melalui LKS, guru dalam menyelenggarakan kegiatan
belajar mengajar sudah menerapkan metode “membelajarkan siswa”
dengan kadar SAL (Student Active Learning) yang tinggi.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
proses belajar mengajar lembar kerja siswa berfungsi bagi guru
lembar kerja siswa berfungsi untuk mempermudah siswa dalam
memahami materi-materi yang akan disampaikan oleh guru.
Sedangkan bagi siwa lembar kerja siswa berfungsi untuk melatih
siswa berfikir secara sistematis, melatih siswa untuk mengemukakan
pendapat secara tertulis, dan bertanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan oleh guru.
4. Tujuan Penggunaan LKS
Tujuan dibentuknya LKS bagi siswa antara lain untuk
mengaktifkan siswa dan membantu siswa mengembangkan keterampilan
proses. Jadi dalam pemberian LKS harus mempertimbangkan beberapa
aspek, tidak boleh hanya mempertimbangkan aspek kemudahan saja.
Tujuan penggunaan LKS siswa oleh guru dikelas adalah:
c. Melatih para siswa lebih mendalami ilmu yang telah
dipelajari, agar tercipta dasar pengetahuan yang lebih baik
untuk belajar pada tahap berikutnya. Rangkuman yang
terdapat dalam LKS sangat membantu siswa untuk

11
mendalami atau memahami kembali ilmu yang telah atau
akan dipelajari.
d. Melatih siswa untuk bekerja sungguh-sungguh dengan cermat serta
berpikir jujur, sistematis, rasional dalam sistem kerja yang praktis.
Latihan-latihan yang ada dapat melataih siswa untuk lebih bersungguh-
sungguh dalam belajar, dan juga bersikap jujur dengan tidak hanya
melihat pekerjaan teman mereka saja, tetapi mereka dituntut untuk
mengerjakan tugas itu sendiri.
e. Melatih para siswa membuat laporan praktis percobaan sekaligus
menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang persoalan yang sudah
dipraktekkan.
Dengan demikian tujuan lembar kerja siswa ini sesuai bagi
syarat pelajaran yaitu siswa aktif berbuat dan berfikir dalam belajar,
dan menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan dan permasalahan,
dan melatih keberanian mengemukakan pendapat secara tertulis

C. Hakikat Pendidikan IPS


1. Pengertian IPS
IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin
ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur
filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu
pendidikan (Sumantri. 2001:89). Social Scence Education Council (SSEC)
dan National Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai
“Social Science Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS
mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran
seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi,
psikologi, sosiologi, dan sebagainya.
Dalam bidang pengetahuan sosial, ada banyak istilah. Istilah
tersebut meliputi : Ilmu Sosial (Social Sciences), Studi Sosial (Social
Studies) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
1. Ilmu Sosial (Social Science)

12
Achmad Sanusi memberikan batasan tentang Ilmu Sosial
(Saidihardjo,1996:2) adalah sebagai berikut: “Ilmu Sosial terdiri
disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertarap akademis dan
biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin
ilmiah”.
Menurut Gross (Kosasih Djahiri,1981:1), Ilmu Sosial merupakan
disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial
secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat
dan pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.
IPS merupakan mata pelajaran di sekolah dengan tujuan untuk
mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial yang
bersikap konsep dan pengalaman belajar yang dipilih dan diorganisir
dalam kerangka studi keilmuan sosial (Hasan dan Salladin, 1995: 28).
Sedangkan menurut Sunal & Haas (1993: 7) “The social studies may be
defined an area of the curriculum that derivers goals from the nature of
citizenship in a democratic society and links to others societies, draws
content from social science and other diciplines, and reflects personal,
social, and culture experiences of studies.”
Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah
cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik
secara perorangan maupun tingkah laku kelompok. Oleh karena itu
Ilmu Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan
mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
2) Studi Sosial (Social Studies).
Perbedaan dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan
suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih
merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah social.
Tentang Studi Sosial ini, Achmad Sanusi (1971:18) memberi
penjelasan sebagai berikut : Studi Sosial tidak selalu bertaraf akademis-
universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak
pendidikan dasar.

13
3) Pengetahuan Sosial (IPS)
Harus diakui bahwa ide IPS berasal dari literatur pendidikan
Amerika Serikat. Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah “Social
Studies”. Istilah tersebut pertama kali dipergunakan sebagai nama
sebuah komite yaitu “Committee of Social Studies” yang didirikan pada
tahun 1913. Tujuan dari pendirian lembaga itu adalah sebagai wadah
himpunan tenaga ahli yang berminat pada kurikulum Ilmu-ilmu Sosial
di tingkat sekolah dan ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang mempunyai
minat sama.
Definisi IPS menurut National Council for Social Studies (NCSS),
mendefisikan IPS sebagai berikut: social studies is the integrated study
of the science and humanities to promote civic competence. Whitin the
school program, socisl studies provides coordinated, systematic study
drawing upon such disciplines as anthropology, economics, geography,
history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and
sociology, as well as appropriate content from the humanities,
mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social
studies is to help young people develop the ability to make informed
and reasoned decisions for the public good as citizen of a culturally
diverse, democratic society in an interdependent world.
Pada dasarnya Mulyono Tj. (1980:8) memberi batasan IPS adalah
merupakan suatu pendekatan interdsipliner (Inter-disciplinary
Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS merupakan integrasi
dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi, antropologi
budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan
sebagainya. Hal ini lebih ditegaskan lagi oleh Saidiharjo (1996:4)
bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau
perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi,
sejarah, sosiologi, antropologi, politik.

14
2. Karekteristik Pendidikan IPS
Adapun karakteristik pembelajaran IPS sebagaimana
dikemukakan oleh A. Kosasih Djahiri adalah sebagai berikut:
a. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau
sebaliknya.
b. Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu
bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komprehensif
(meluas/dari berbagai ilmu sosial dan lainnya).
c. Menguatamakan peran aktif siswa melalui proses belajar
inquiri agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional,
dan analitis.
d. Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan/
menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin lmu sosial
e. IPS mengutamakan hal-hal, arti,dan penghayatan hubungan antar
manusia yang bersifat manusiawi.
f. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga
nilai dan keterampilannya.
g. Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui
program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat
siswa dan masalah- masalah kemasyarakatan yang dekat dengan
kehidupannya.
h. Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan
prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dalam) dan pendekatan-pendekatan
yang menjadi ciri IPS itu sendiri.
3. Tujuan Pembelajaran IPS
Setiap usaha pendidikan senantiasa memiliki tujuan tertentu yang
hendak dicapai. Berdasarkan tujuan pendidikan yang jelas, tegas, terarah,
barulah pendidik dapat menentukan usaha apa yang akan dilakukannya
dan bahan pelajaran apa yang sebaiknya diberikan kepada anak didiknya.
Demikian juga di dalam negara kita telah dirumuskan tujuan pendidikan
nasional dirumuskan berdasarkan pada falsafah negara Pancasila dan UUD

15
1945, seperti digariskan dalam GBHN. Berdasarkan pada falsafah negara
tersebut, maka telah dirumuskan tujuan pendidikan nasional menurut
Undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 adalah untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab sesuai ketentuan yang termaksud dalam UUD 1945.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian apa tujuan
dari pendidikan IPS yang akan dicapai? Tentu saja tujuan harus dikaitkan
dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan kehidupan
yang akan dihadapi anak. Berkaitaan dengan hal tersebut, kurikulum 2013
untuk tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS
dalam kurikulum 2013), bertujuan untuk :
1. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi,
sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan sosial
3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
4. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.
Sejalan dengan tujuan tersebut, tujuan pendidikan IPS menurut
(Nursid Sumaatmadja. 2006) adalah “membina anak didik menjadi warga
negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
kepedulian social yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan
negara”.
Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan
pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu : (1)
pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial
dan sikap, (4) keterampilan dasar IPS (Oemar hamalik. 1992).

16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan sebuah penelitian lapangan (field
research) yaitu : suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis dengan
mengangkat data yang ada di lapangan, dengan pendekatan penelitian
kualitatif yaitu metode penelitian yang melandaskan filsafat post positivism,
digunakan untuk meneliti pada kondisi alamiah, dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi, analisis data bersifat kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.
Maka dengan pendekatan kualitatif penulis dapat mencari dan
menemukan data informasi kemudian diolah sebagai sumber dalam penelitian.
Pendekatan kualitatif menggunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian
diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian secara
sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat informan tertentu. Melalui
pendekatan kualitatif juga diharapkan permasalahan dan fenomena yang
dihadapi dalam penelitian dapat diungkapkan secara mendalam dan jelas
Peranan Guru Dalam Mengajar Menggunakan Lks IPS Terhadap Siswa SMP
N 05 Kota Bengkulu.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian


1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Kota Bengkulu.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitiannya dilaksanakan dari setelah diajukan Surat Izin
penelitian sampai dengan penelitian selesai.

17
C. Subjek Penelitian
Yang dimaksud subyek penelitian, adalah orang, tempat, atau benda
yang diamati dalam rangka pembumbutan sebagai sasaran. Adapun subyek
penelitian dalam tulisan ini, adalah siswa SMP N 05 Kota Bengkulu.

D. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertamanya. Data primer sangat penting dalam
penelitian, jika tidak dapat data primernya maka penelitian tidak akan
berjalan. Terkait dengan penelitian ini, data primer didapatkan dengan
wawancara langsung kepada area informasi penelitian.
2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data mengenai informasi dari instansi yang terkait,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen, berupa buku-buku,
laporan-laporan, foto dan lain-lain yang terkait dengan masalah penelitian.
Data sekunder adalah data yang didapatkan sebagai penunjang dalam
penelitian, jika tidak dapat data sekundernya maka penelitian akan tetap
berjalan atau tidak masalah.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data mempunyai peranan yang sangat penting
untuk menentukan keberhasilan dalam mencapai suatu penelitian, dalam arti
bahwa berhasil tidaknya suatu penelitian tergantung dari bentuk pengumpulan
data yang dilakukan. Teknik pengumpun data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest
yang diberikan pada awal dan akhir siklus, tujuannya untuk

18
memperoleh data peningkatan hasil belajar IPS siswa sebelum dan
setelah digunakannya LKS pada proses pembelajaran IPS.
2. Observasi
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
guru dalam proses belajar mengajar dan observasi aktivitas siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Kedua data tersebut diisi oleh guru
kolaborator pada setiap pertemuan saat peneliti melakukan pembelajaran
dengan menggunakan LKS.Tujuan dilakukan observasi untuk memperoleh
data peningkatan aktivitas guru dan siswa ketika digunakannya LKS
dalam pembelajaran IPS.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan dengan cara mencatat temuan-temuan
penting dalam hal kondisi siswa selama proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dengan menggunakan LKS

F. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini, analisis data peneliti lakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.
Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum
terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.
Secara umum, rangkaian aktivitas analisis data kualitatif yang peneliti
laksanakan, meliputi reduksi, display data, dan conclusion atau verification
data.
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.

19
2. Penyajian Data (Display data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data. Display data di lakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard,
pictogram dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman menyatakan
“yang paling sering di gunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif”. Dengan
mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.
3. Conclusion atau Verification Data
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Iif Khoiru. Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta: Prestasi


Pustakarya, Cet, 1, 2011.

Ahmad, Zainal Arifin. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan


Madani Pedagogia, Cet.1, 2012

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2009

Fauziah, Vina. “Analisis Lembar Kerja Siswa IPA Terpadu SMP Negeri Kelas
VIII Semester I Yang Digunakan SMP Negeri di Kota Subang Tahun
Pelajaran 2011-2012”, Skripsi pada FITK UIN Jakarta: 2012.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 15, 2003

Jani. Penelitian Tindakan Kelas Dan Manfaatnya Bagi Peningkatan Efektifitas


Pembelajaran. Ta’alum Jurnal Pendidikan Islam. 19, 2009.

Khoiriyati, “Peranan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dalam Pembelajaran Sosiologi


Bagi Siswa SMA Negeri 87 Jakarta”, Skripsi pada FITK UIN Jakarta: 2010

Nurhana, Zizah. “Penggunaan Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk
Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, Skripsi
pada Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2012.

Roestiyah NK. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta, Bina Aksara, 1985

Sapriya. Pembelajaran Dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI PRESS,
2006.

Sardiman. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers, Cet.
19, 2011

Siswanto, Heni Waluyo. Studi Efektifitas Pembelajaran Terpadu Ilmu


Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan &
Kebudayaan. 17, 2011.

Imam Musbikim. 2010. Guru yang Menakjubkan. Jogjakarta. Buku Biru.

Sugiono. 2013, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R dan D. (Bandung;


ALPABETA.

21

Anda mungkin juga menyukai