Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN OBSERVASI PEMBELAJARAN INOVATIF TERKAIT

PEMBELAJARAN IPS DI SD PADA KURIKULUM 2013 DAN


KURIKULUM MERDEKA
Laporan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran IPS di SD
Kelas Awal
Dosen Pengampu: Hj. Tin Rustini. M, Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 10

Dinda Ayu Pratiwi (2301539)


Firna Nahwa Firdausi (2310830)
Fitri Alawiyah (2303523)
Nilam Sari (2308590)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS CIBIRU
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa selalu dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Laporan observasi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD kelas awal yang diampu oleh
Ibu Dra. Hj. Tin Rustini, M.Pd dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan
penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat. Laporan ini
disusun dengan segala kemampuan penulis dan semaksimal mungkin. Namun,
penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tentu tidaklah sempurna
dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.
Maka dari itu penulis laporan ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua
yang membaca makalah ini terutama dosen mata kuliah yang penulis harapkan
sebagai bahan koreksi untuk penulis kedepannya.

Bandung, 13 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I ................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Observasi ...................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN ................................................................................................... 4
BAB III ................................................................................................................ 6
PENUTUP............................................................................................................ 6
A. Kesimpulan ............................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan suatu
bangsa. Di era globalisasi dan teknologi informasi seperti saat ini, pendidikan
menjadi semakin penting sebagai landasan untuk mempersiapkan generasi muda
menghadapi tantangan masa depan. Dalam konteks Indonesia, pendidikan menjadi
fokus utama dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang kompeten,
kreatif, dan berdaya saing.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, Pemerintah Indonesia
telah menggulirkan berbagai kebijakan pendidikan, salah satunya adalah
Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memberikan kebebasan
kepada sekolah dan guru dalam merancang proses pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan dan konteks lokal, sambil tetap mempertahankan standar
pendidikan nasional. Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, pendekatan
pembelajaran inovatif menjadi salah satu fokus utama. Pembelajaran inovatif
menekankan pada penggunaan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa
untuk lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran, mendorong kreativitas, dan
membangun keterampilan yang relevan dengan tuntutan zaman.
Namun, meskipun terdapat dorongan untuk menerapkan pembelajaran
inovatif, tantangan-tantangan masih sering dihadapi dalam pelaksanaannya,
terutama di tingkat kelas rendah. Kelas rendah memiliki karakteristik siswa yang
berbeda-beda dalam hal kesiapan belajar, tingkat konsentrasi, dan kemampuan
komunikasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan observasi mendalam terhadap praktik
pembelajaran inovatif di kelas rendah untuk mengevaluasi efektivitasnya,
mengidentifikasi hambatan yang mungkin muncul, serta merumuskan strategi yang
tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Peserta didik dalam pembelajaran abad ke-21 perlu keterampilan yang
dinamakan Learning and innovation skills (keterampilan belajar dan berinovasi).
Keterampilan tersebut dikemukan oleh Trilling & Fadel, C. (2009) meliputi 4C
(Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan

1
Creativity and Innovation). Dengan adanya pendidikan dapat menghasilkan
manusia yangmemiliki kemampuan berpikir logis, bersikap kritis, berinisiatif,
unggul, dan kompetitif selain menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar.
Selain itu, menurut Mishra & Koehler (2006) Technological pedagogical content
knowledge (TPACK) merupakan salah suatu jenis pengetahuan baru yang harus
dikuasi guru untuk dapat mengintegrasikan teknologi dengan baik dalam
pembelajaran. Guru dalam proses pembelajaran diharapkan mampu
mengintegrasikan Technological, Pedagogical, Content, and Knowledge (TPACK)
dimana guru perlu mengajar secara efektif dengan kerangka teknologi, salah
satunya dengan penggunaan media pembelajaran yang berbasis audio visual
sebagai salah satu usaha menciptakan suasana belajar yang menarik bagi peserta
didik.
Keberhasilan dalam pendidikan merupakan suatu hal yang sangat
diharapkan, khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah. Untuk mencapai
keberhasilan ini dapat melibatkan beberapa komponen dengan perannya masing-
masing. Dalam hal ini, peran guru sebagai pengajar dan peran peserta didik sebagai
peserta belajar. Guru dan peserta didik dapat saling berinteraksi untuk mencapai
keberhasilan pembelajaran. Hasil belajar yang tinggi sangat diharapkan karena
dapat dijadikan tolak ukur dalam keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran.
Pada kesempatan ini, penulis mencoba melakukan observasi di SD Negeri Ciodeng
khususnya di kelas rendah untuk melihat pembelajaran inovatif model
pembelajaran Cooperative Learning dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dengan Materi Siklus air.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pembelajaran inovatif pada sekolah yang diobservasi, jika ada
metode pembelajaran inovatif seperti apa yang digunakan oleh keterampilan
guru mengajar pada kurikulum merdeka sekarang ini?
2. Bagaimana respons siswa terhadap metode pembelajaran inovatif yang
diterapkan di kelas rendah?
3. Apa saja hambatan utama yang dihadapi guru dalam menerapkan
pembelajaran inovatif di kelas rendah, dan bagaimana cara mengatasi
hambatan tersebut?

2
C. Tujuan Observasi
Adapun tujuan observasi pembelajaran inovatif di kelas rendah pada
kurikulum merdeka yaitu :
1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pembelajaran inovatif pada sekolah
yang diobservasi dan metode pembelajaran inovatif yang digunakan guru
saat mengajar di kurikulum merdeka sekarang ini.
2. Untuk mengetahui respons siswa terhadap metode pembelajaran inovatif
yang diterapkan di kelas rendah.
3. Untung mengetahui hambatan yang dihadapi guru dalam menerapkan
pembelajaran inovatif di kelas rendah, serta cara mengatasi hambatan
tersebut.

3
BAB II
PEMBAHASAN

SD Negeri Ciodeng adalah salah satu sekolah yang menerapkan metode


pembelajaran inovatif di kurikulum merdeka. Pembelajaran yang memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk membangun pengetahuan itu sendiri atau
secara mandiri. Metode pembelajaran pada kelas rendah yang dipilih Cooperative
learning. Pembelajaran Kooperatif atau Cooperative Learning merupakan model
pembelajaran yang inovatif, karena memadukan pembelajaran aktif, partisipatif,
dan interaktif dengan tujuan dari proses pembelajaran inovatif yaitu untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
Pada saat kegiatan inti, semua kegiatan berorientasi pada siswa dengan
peran guru sebagai fasilitator agar siswa berpikir kritis, berkomunikasi dan
berkolaborasi bersama kelompoknya memahami konsep fungsi air dan siklus air
dalam kehidupan sehari-hari. Setiap siswa dipastikan memiliki peran masing-
masing sehingga semua aktif dan mendapatkan giliran untuk mengemukakan
pendapat atau menyajikan materi. Pada awalnya beberapa siswa masih nampak
belum percaya diri dalam mengeluarkan pendapat namun guru mendorong dan
menguatkan agar suara siswa lantang dan jelas. Kemudian semua siswa dipastikan
berperan dan bekerjasama baik dalam pengisian LKPD maupun presentasi.
Beberapa hambatan yang dialami selama pembelajaran inovatif
berlangsung yaitu, saat pembelajaran baru saja berlangsung guru merasakan
ketidaknyamanan dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan adanya perubahan
dalam metode pembelajaran. Kurangnya pelatihan dan pemahaman tentang konsep
dan teknik pembelajaran juga menjadi hambatan bagi guru dalam mengajar peserta
didik. Lalu, perbedaan tingkat kemampuan setiap peserta didik menjadi hal yang
harus dipertimbangkan oleh guru, karena jika salah satu diantara peserta didik ada
yang belum memahami materi yang diberikan melalui metode pembelajaran ini,
nantinya akan menjadi hal yang berdampak bagi sang anak kedepannya. Hal yang
dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas yaitu, adanya pelatihan
untuk guru yang memadai tentang konsep dan teknik pembelajaran inovatif. Hal ini
bisa dilakukan melalui pelatihan internal maupun eksternal yang diselenggarakan

4
oleh lembaga pendidikan atau pemerintah. Penyesuaian kurikulum juga dapat
dilakukan dalam setiap pembelajaran sesuai dengan kebutuhan kelas dan peserta
didik untuk memfasilitasi pembelajaran inovatif. Peran orang tua juga diperlukan
dalam membantu sang anak yang kurang bisa memahami atau menerima
pembelajaran dengan cepat, hal ini dilakukan agar sang anak tidak tertinggal
dengan peserta didik yang lainnya.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pembelajaran Cooperative Learning menunjukkan dampak yang
positif dan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dalam
upaya untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif dan berorientasi pada
pembelajaran aktif, metode pembelajaran ini telah terbukti menjadi pendekatan
yang cukup efisien. Dari observasi yang dilakukan, beberapa aspek dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran inovatif menggunakan metode pembelajaran
kooperatif dalam kurikulum merdeka membuka peluang bagi partisipasi aktif dan
kolaboratif dari setiap siswa. Dalam setiap sesi pembelajaran, siswa diajak untuk
terlibat aktif dalam berbagai kegiatan kelompok yang memungkinkan mereka untuk
saling berbagi pengetahuan, memecahkan masalah bersama, dan mengembangkan
keterampilan sosial serta kemampuan komunikasi. Dengan demikian, pembelajaran
tidak lagi hanya tentang menerima informasi, tetapi juga tentang membangun
pemahaman yang lebih dalam melalui diskusi, refleksi, dan kolaborasi.
Oleh karena itu, siswa-siswi di SD Negeri Ciodeng sangat merasakan
manfaat dari pembelajaran inovatif yang diterapkan di sana dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran menjadi lebih efektif dan
efisien ketika metode yang dilaksanakan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bekerja dalam kelompok, mengembangkan pengetahuannya sendiri, dan
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran mendapat
manfaat dari fasilitasi guru dalam berpikir kritis, komunikasi, dan kerja tim dalam
menangkap pembelajaran. Dengan upaya mitigasi seperti peningkatan pelatihan
guru, penyesuaian sinkronisasi, dan keterlibatan orang tua, kendala-kendala
tersebut dapat diatasi, meskipun ada beberapa yang perlu diatasi, seperti
ketidaknyamanan guru dalam menerapkan perubahan metode pembelajaran,
kurangnya pelatihan, dan perbedaan. pada tingkat kemampuan siswa SD Negeri
Ciodeng berhasil menyediakan lingkungan belajar yang inklusif, terarah, dan
produktif kepada siswanya dengan cara yang dilakukan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Mishra, P., & Koehler, M. J. (2006).Technological pedagogical content knowledge:


A framework for teacher knowledge. Teachers College Record, 108(6), 1017-
1054. https://www.learntechlib.org/p/99246/
Sartika, S.Pd., D. (2018). ” PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP SISWA
DALAM MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
MENGGUNAKAN POSTER METAMORFOSIS DAN METAGENESIS ”.
Trilling, B., & Fadel, C. (2009). 21st century skills: Learning for life in our times.
San Francisco: Wiley
LAMPIRAN
A. Surat Izin Observasi

B. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai