Anda di halaman 1dari 18

PERSEPSI SISWA TERHADAP KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJAR

SEJARAH DI SMA NEGERI 1 LOHIA KECAMATAN LOHIA KABUPATEN MUNA

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH

ELSA
A1N120086

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................

A. Latar Belakang ..........................................................................................................


B. Rumusan masalah .....................................................................................................
C. Tinjauan Pustaka .......................................................................................................
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................

A. Konsep Presepsi ........................................................................................................


B. Konsep Pembelajaran Sejarah ...................................................................................
C. Konsep Disiplin.........................................................................................................
D. Penelitian Relevan ....................................................................................................

BABIII METODE PENELITIAN .....................................................................................

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................................


B. Jenis Penelitian
C. Teknik Penentuan Subjek Penelitian.........................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................................
E. Teknik Analisis Data..................................................................................................
F. Validasi......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sedang dirasakan
belum memenuhi harapan dalam persaingan bebas, bangsa Indonesia diharapkan mempunyai
sumber daya manusia yang berkualitas tinggi sehingga mampu bersaing pada era globalisasi
dengan bangsa-bangsa lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk memenuhi tuntutan tersebut maka mutu pendidikan perlu ditingkatkan agar tercipta
sumber daya manusia yang berkualitas. Maka peningkatan sumber daya manusia sangat erat
kaitannya dengan pendidikan. Pendidikan tidak hanya bertugas untuk menyalurkan
pengetahuan, keterampilan, pengalokasian peran atau status melainkan juga pembentukan
watak. Dalam hal ini menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas maka
Dunia pendidikan mempunyai tugas dalam upaya meningkatkan prestasi belajar anak didik
yang tinggi. Pendidikan memegang peran penting megang peran penting dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa oleh karena itu pendidikan menuntut orang-orang terlibat
didalamnya untuk bekerjasama secara maksimal penuh tanggung jawab dan loyalitas yang
tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Selanjutnya menurut UU No. 20 Tahun 200 tentang sistem pendidikan Nasional,
pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk menentukan suatu belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
mengembangkan kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan negara.
Usaha sadar terencana, berarti sengaja disiapkan, ada tujuan tertentu mewujudkan yaitu
suasana belajar dan pembelajaran yang kondusif agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya. Potensi ini adalah kekuatan/kemampuan yang terpendam
dalam diri peserta didik. Potensi diri itu bermacam-macam misalnya kekuatan spiritual,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara (Sukaesih, 2019: 77).
Dalam proses pembelajaran banyak hal yang mempengaruhi motivasi belajar, peranan
guru sebagai pelaksana perlu meningkatkan profesionalismenya dalam hal kegiatan belajar
mengajar di sekolah terutama kedisiplinan kepada peserta didik. Dengan kata lain
kedisiplinan dan motivasi merupakan salah satu syarat agar prestasi belajar peserta didik di
sekolah menjadi lebih baik. Selain itu kedisiplinan guru juga akan menjadi Suatu rangsangan
bagi peserta didik agar lebih disiplin dalam belajar
Disiplin kerja guru ini besar kaitannya dengan ketaatan mengaplikasikan peraturan
sekolah. Prilaku disiplin memotivasi individu guru agar dapat bertugas sesuai dengan proses
yang benar. Suatu contoh dapat menimbulkan motivasi peserta didik dalam belajar yaitu guru
yang datang tepat pada waktu mengajar dan jarang membiarkan kelas mengajarnya
terbengkalai sebelum pembelajaran selesai
Setiap guru memiliki kewajiban unutk melaksanakan tugas dan pekerjaannya,dalam
pelaksanaannya tentu setiap sekolah berharap suatu hasil pekerjaan yang mempunyai tujuan
yang memuaskan, demi mewujudkan tujuan dari sekolah, yang pertama harus dibangun dan
ditegakkan di sekolah tersebut, adalahh kedisiplinan orang-orang yang terlibat didalam
sekolah, salah satunya adalah guru. Disiplin yang akan ditegakkan tersebut akan menjadi hal
yang penting, sebab aturan-aturan yang ditaati oleh guru dapat diketahui dengan kedisiplinan.
Dengan adanya kedisiplinan guru dalam mengajar, proses pembelajaran akan terlaksanakan
dengan baik. Ketercapaian siswa belajar tiada akan jauh jatuh dari keberhasilan dalam
prosedur pembelajaran yang berdampak pada kedisiplinan guru .
Kebijakan peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran harus selalu diupayakan oleh
berbagai pihak, baik pemerintah maupun komponen lain yang terlibat dalam proses tersebut.
Guru sebagai salah satu komponen di dalamnya memiliki tugas dan tanggung jawab yang
besar. Karena masa depan suatu bangsa ditentukan oleh guru yang berkualitas. Tugas dan
tanggung jawab tersebut tidak hanya sekedar membuat peserta didik menjadi tahu dan
memahami bahan ajar yang diberikan, tetapi dapat menjadikan peserta didik menjadi manusia
terdidik yang memahami perannya sebagai manusia, sehingga bermanfaat bagi diri dan
lingkungan sekitarnya (Novauli, 2015 : 45.)
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif,
menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelas, sehingga belajar peserta didik berada
pada tingkat optimal.” Dari pernyataan tersebut dinyatakan bahwa seorang guru harus mampu
mengembangkan pemikiran yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Dapat memahami
perkembangan psikologis peserta didik. Dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi
dengan peserta didik. Memiliki wawasan pengetahuan, pemahaman, dan sikap profesiona
untuk memecahkan masalah. Mampu mengembangkan profesi pendidikan sesuai dengan
pererkembangan dan tuntutan zaman. (Novauli, : 2015: 46)
pengaruh motivasi peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik
sangat penting antara lain agar motivasi yang diharapkan merupakan setiap kegiatan yang
mendorong, meningkatkan belajar dan mengajak peserta didik belajar lebih giat. Dengan
motivasi dapat menimbulkan semangat belajar yang baik. Karena dalam bentuk pembinaan
atau bimbingan tersebut dapat memotivasi setiap peserta didik dalam melakukan aktifitas dan
target yang diharapkan (Sukaesih. 2019:78)
Dalam interaksi guru dengan siswa menjadi sangat optimal apabila siswa memiliki rasa
antusiasme dan semangat belajar. Salah satunya dengan adanya motivasi belajar pada setiap
siswa. Motivasi menjadi hal yang penting dalam kegiatan proses belajar siswa, karena dapat
mempengaruhi proses belajarnya. Motivasi dapat memberikan semangat belajar dengan
menumbuhkan rasa ingin tahu, rasa ingin mencapai, sehingga dapat menunjang proses belajar
menjadi lebih baik. Ada banyak faktor-faktor yang dapat menunjang seorang siswa terdorong
motivasi belajarnya, antara lain dengan adanya sarana dan prasarana, lingkungan sekolah,
perilaku seorang guru, dan materi yang materi yang disampaikan guru serta temen sekelas
juga memiliki peran penting. Melalui interaksi antara guru dan siswa diharapkan siswa dapat
berkembang dengan baik, baik mental maupun intelektual.
Peneliti melihat ada sebuah fenomena yang terjadi di dalam kelas, yaitu kegiatan
pembelajaran yang diciptakan guru lebih sering didominasi oleh metode ceramah dan kurang
divariasikan dengan metode pembelajaran lain. Kecenderungan guru ialah hanya terfokuskan
penyampaian materi atau siswa hanya menjadi objek selama proses mengajar yang
seharusnya keduannya saling memiliki peran selama proses belajar mengajar. Siswa hanya
menyimak dan mendengarkan dengan baik. Dalam hal ini, siswa menjadi lebih pasif dan
sangat kurang aktif, sehingga minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran menjadi
sangat penting dalam mencapai pembelajaran yang optimal dan bertujuan.
Melalui pola interaksi yang dibagi menjadi tiga yaitu, pola satu arah, pola dua arah, dan
pola tiga arah atau banyak arah memungkinkan salah satunya membentuk pembelajaran yang
menjadi lebih efektif guna mencapai tujuan pembelajaran. Untuk dapat menciptakan suasana
belajar menjadi lebih efektif, kondusif dan produktif serta dapat mencapai hasil belajar yang
memuaskan. Atas dasar permasalahan di atas, maka peneliti tergugah untuk menela’ah lebih
dalam terkait permasalahan tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan di SMA Negeri 2 Parigi kecamatan Parigi Kabupaten
Muna ditemukan beberapa masalah yaitu, dalam pembelajaran Sejarah siswa cenderung
malas belajar hal ini dikarenakan kan kurangnya disiplin guru dimana guru sering kali datang
terlambat ketika jam pelajaran sudah dimulai akhirnya waktu terbuang dengan sia-sia
sehingga hal ini berdampak juga pada siswa, siswa menjadi malas pusing akan pelajaran hal
tersebut berdampak pada hasil belajar sejarah siswa yang masih relatif rendah.

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, maka fokus
permasalahan yang menjadi pokok kajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimna presepsi siswa terhadap guru dalam kehadiran mengajar pada proses belajar
sejarah di SMA Negeri 1 Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna?
2. Bagaimana Presepsi Siswa Terhadap disiplin waktu Guru dalam memulai proses
pembelajaran di SMA Negeri 1 Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna?
3. Bagaimana Presepsi Siswa Terhadap disiplin waktu Guru dalam mengakhiri proses
pembelajaran di SMA Negeri 1 Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna?

C.Tujuan penelitian
1. Untuk mendeskripsikan presepsi siswa terhadap guru dalam kehadiran mengajar pada
proses belajar sejarah di SMA Negeri 1 Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna
2. Untuk mendeskripsikan Presepsi Siswa Terhadap disiplin waktu Guru dalam memulai
proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna
3. Bagaimana mendeskripsikan Presepsi Siswa Terhadap disiplin waktu Guru dalam memuai
proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan sumbangan bagi dunia


pendidikan khusunya dalam menganalisis persepsi siswa tentang kedisiplinan guru di sekolah
dalam mengajar sejarah

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik


1. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pada peserta didik agar dapat
menciptakan suasana yang nyaman dan tentram di dalam kelas.
2. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pada peserta didik agar dapat
mematuhi norma-norma yang berlaku sehingga peserta didik dapat belajar
dengan baik dan benar.
3. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pada peserta didik agar dapat
mengatasi berbagai keluhan yang mereka alami dalam proses pembelajaran .
b. Bagi guru
1. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pada guru agar dapat bekerja sama
bersama siswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
2. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pada guru dapat mempunyai
kemauan dan kemampuan yang tinggi dalam dunia pendidikan, dan punya
tanggung jawab yang tinggi untuk dapat tercapainya disiplin yang baik.
3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan pada guru dapat memberikan contoh
yang baik kepada siswanya mengenai disiplin baik itu disiplin waktu maupun
tingkah laku.
c. Bagi pihak sekolah
1. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pada pihak sekolah agar dapat secara
tegas terhadap seorang guru apabila tidak disiplin karena akan merugikan
siswanya
2. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pada pihak sekolah agar dapat
meminimalisir segala kesalahan gurunya yang menjadi faktor penyebab
kurangnya disiplin guru tersebut sehingga menjadikan peserta didik malas
akan proses dalam pembelajaran.
3. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pada pihak sekolah agar dapat
melakukan upaya-upaya untuk senantiasa melakukan evaluasi kerja dengan
kritik dan saran kepada guru yang bersangkutan dan senang tiasa melakukan
penilaian kerja agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Persepsi

Persepsi merupakan suatu kegiatan yang fleksibel, yang dapat menyesuaikan diri
secara baik terhadap masukan yang berubah-ubah. Dalam kehidupan seharihari, tampPersepsi
merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran
berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas,
menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi yang beragam
tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama (Akbar, 2015 :
195).

Presepsi merupakan merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya.


Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas, menyangkut intern dan ekstern. Berbagai
ahli telah memberikan definisi yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya
mengandung makna yang sama (Jayanti, 2018 : 207).

Persepsi adalah proses bagaimana seseorang memahami dan memberikan arti kepada
suatu objek atau stimulus yang menggunakan indranya sehingga dapat mengemukakan
pendapat, tanggapan, dan pandangan terhadap objek yang diamatinya yang nantinya akan
mempengaruhi tingkah laku individu. Persepsi yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi
sikap dan tindakan yang akan diambil. Persepsi merupakan suatu proses pengamatan dan
pemikiran yang didasari oleh pengetahuan dan pengalaman seseorang terhadap suatu objek
sehingga melahirkan suatu penafsiran atau interpretasi terhadap suatu objek atau stimulus
tertentu. Dalam penelitian yang dijadikan objek penelitian adalah hakikat pendidikan lanjutan
yaitu tujuan dan anfaat pendidikan lanjutan seseorang memahami dan memberikan arti
kepada suatu objek atau stimulus yang menggunakan indranya sehingga dapat
mengemukakan pendapat, tanggapan, dan pandangan terhadap objek yang diamatinya yang
nantinya akan mempengaruhi tingkah laku individu. Persepsi yang dimiliki seseorang akan
mempengaruhi sikap dan tindakan yang akan diambil. Persepsi merupakan suatu proses
pengamatan dan pemikiran yang didasari oleh pengetahuan dan pengalaman seseorang
terhadap suatu objek sehingga melahirkan suatu penafsiran atau interpretasi terhadap suatu
objek atau stimulus tertentu. Dalam penelitian yang dijadikan objek penelitian adalah hakikat
pendidikan lanjutan yaitu tujuan dan manfaat pendidikan lanjutan (Triyono, 2018 : 72).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) persepsi merupakan tanggapan


langsung dari suatu serapan/proses seseorang mengetahui hal melalui panca inderanya.
Persepsi merupakan suatu proses yang diketahui oleh penginderaan, penginderaan merupakan
suatu proses diterimanya rangsangan oleh individu melalui alat penerima yaitu indra,
diteruskan oleh syarat ke otak merupakan pusat susunan syarat dan proses selanjutnya disebut
proses persepsi. Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa persepsi merupakan suatu
pengalaman terhadap suatu objek peristiwa ataupun hubungan-hubungan yang diperoleh
seseorang, kemudian disimpulkan dan ditafsirkan. Proses persepsi akan tetap berlangsung
selama manusia mengenal lingkungannya setiap kali ktia berinteraksi dengan lingkungan
akan memberikan respon atau reaksi baik berupa tingkah laku, pendapat, sikap/ide menurut
intervensi masing-masing individu (Yanti.dkk, 2022 : 432).

Persepsi merupakan pintu gerbang masuknya pengaruh dari luar, melalui persepsi
anak belajar mengenal dunia, dengan persepsi mereka juga dapat menerima pelajaran-
pelajaran, dengan perantaraan persepsi mereka dapat berkembang. Persepsi yang ada pada
seseorang akan mempengaruhi bagaimana perilakuorang tersebut, baik itu berupa persepsi
positif maupun negatifakan mempengaruhi tindakan yang tampak (Hidayat, 2016 : 82).

Persepsi merupakan salah satu aspek psikologi yang penting bagi manusia dalam
merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala disekitanya. Persepsi mengandung pengertian
yang sangat luas, menyangkut intern dan ekstern. Para ahli telah memberikan definisi yang
beragam tentang persepsi, walaupun pada intinya engandung makna yang sama (najichun,
2016 : 140)

B. Konsep pembelajaran Sejarah

Sejarah adalah suatu studi yang telah dialami manusia di waktu lampau dengan dan
yang telah meninggalkan jejak-jejak pada masa lampau dan yang telah meninggalkan jejak-
jejak pada masa sekarang, Tekanan perhatian diletakkan terutama pada aspek peristiwa
sendiri terutama perkembangan yang disusun dalam cerita sejarah (Sirnayatin 2017 : 314)

Mempelajari sejarah juga mempunyai kontribusi yang sangat besar karena dengan
mempelajari sejarah juga mempunyai kontribusi yang sangat besar karena dengan
mempelajari sejarah dapat mengembangkan kesadaran sejarah, sehingga nilai-nilai yang ada
di dalam sebuah peristiwa sejarah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
mendapatkan pemahaman akan pentingnya masa lalu demi masa depan. Kesadaran sejarah
juga merupakan bagian dari pendidikan karakter. Hal ini, adanya kesadaran sejarah, siswa
sudah dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari nilai-nilai atau karakter yang ada
pada materi sejarah. Misalnya, siswa dapat mengaplikasikan bentuk cinta tanah air, rasa
tanggung jawab dan semangat kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari mmempelajari
sejarah dapat mengembangkan kesadaran sejarah, sehingga nilai-nilai yang ada di dalam
sebuah peristiwa sejarah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan mendapatkan
pemahaman akan pentingnya masa lalu demi masa depan. Kesadaran sejarah juga merupakan
bagian dari pendidikan karakter. Hal ini, adanya kesadaran sejarah, siswa sudah dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari nilai-nilai atau karakter yang ada pada materi
sejarah. Misalnya, siswa dapat mengaplikasikan bentuk cinta tanah air, rasa tanggung jawab
dan semangat kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari (sirnayatin 2017 : 315)

Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi dalam
masyarakat manusia pada waktu yang lampau sesuai dengan rangkaian kausalitasnya sserta
proses perkembangannya dalam segala aspeknya yang berguna sebagai pengalaman untuk
dijadikan pedoman kehidupan manusia pada masa sekarang serta arah cita-cita pada masa
yang akan datang. Konsep waktu sangat penting dalam memahami peristiwa masa lalu
sampai saat ini, sehingga dapat dijadikan pedoman hidup dan arah cita-cita masa depan.
Sejarah sebagai suatu ilmu memiliki tugas pokok, yaitu: membuka kemasa lampau/waktu
yang lalu umat manusia, memaparkan kehidupan manusia dalam berbagai aspek
kehidupannya dan mengikuti perkembangannya dari masa yang paling tua hingga dewasa ini
(sulfemi 2016 : 61).

Mata pelajaran sejarah merupakan salahsatu mata pelajaran yang dapat membentuk sikap
sosial peserta didik. Dalam mengajarkan sejarah, guru dituntut harus dapat menjelaskan setiap
peristiwa ejarah dengan baik tanpa membuat peserta didik mengantuk (Wiratama 2021:6)

C. Konsep Disiplin

Disiplin kerja sangat penting bagi pegawai yang bersangkutan maupun bagi organisasi
karena disiplin kerja akan mempengaruhi produktivitas kerja pegawai. Oleh karena itu,
pegawai merupakan motor penggerak utama dalam organisasi. Disiplin kerja yang baik
mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan
kepadanya. (Sukaesih, 2019: 80)

Untuk meningkatkan peranan guru dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar
siswa, maka guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan
mampu mengelola kelas. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik dan
mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sementara pegawai dunia pendidikan
merupakan bagian dari tenaga kependidikan, yaitu anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dalam informasi tentang
wawasan Wiyatamandala, kedisiplinan guru diartikan sebagai sikap mental yang mengandung
kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan
tugas dan tangung jawab (Purwanto, 2017: 59).

Kedisiplinan guru dan pegawaiadalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua
aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya
terhadap pendidikan anak didiknya. Karena bagaimana pun seorang guru atau tenaga
kependidikan (pegawai), merupakan cermin bagi anak didiknya dalam sikap atau teladan, dan
sikap disiplin guru dan tenaga kependidikan (pegawai) akan memberikan warna terhadap
hasil pendidikan yang jauh lebih baik (Purwanto. 2017: 59).

Disiplin merupakan kebutuhan mutlak di masa kanak-kanak mengingat masa ini


merupakan masa yang paling efektif untuk pembentukan perilaku anak. Setiap anak memiliki
potensi memahami aturan yang berkembang pada setiap tahap kehidupannya. Disiplin
diperlukan untuk membantu penyesuaian pribadi dan sosial anak. Melalui disiplin anak dapat
belajar berperilaku sesuai dengan cara yang disetujui dan sebagai imbalannya mereka dapat
dengan mudah diterima oleh lingkungan sosialnya (Aulina, 2013: 37).

Disiplin adalah salah satu sarana dalam upaya pembentukan kepribadian yang tertib
dalam melakukan sesuatu, disiplin juga dapat dalam bentuk waktu, dalam melakukan
kegiatan dan lain-lain (Pratiwi, 2020 : 65).

D. Penelitian Relavan

Bersasarka penelitian yang dilakukan oleh Dakhra, dkk (2021: 27) menunjukkan
bahwa tepat waktu dalam Disiplin Kerja Guru di SMKN 8 Padang menurut persepsi siswa
berada pada kategori cukup baik dengan memperoleh tingkat capaian 70,8%, Ketaatan
terhadap aturan dalam Disiplin Kerja Guru di SMKN 8 Padang menurut persepsi siswa
berada pada kategori cukup baik dengan memperoleh tingkat capaian 74%. Tanggung jawab
dalam Disiplin Kerja Guru SMKN 8 Padang menurut persepsi siswa berada pada kategori
cukup baik dengan memperoleh tingkat capaian 71%. Dapat dilihat rata-rata tingkat capaian
Persepsi Siswa Terhadap Disiplin Kerja Guru di SMKN 8 Padang adalah 72% dalam kategori
cukup baik.

Penelitian sejenis yang dilakukan oleh Nofita (2021: 4042) menunjukkan bahwa
waktu dalam kedisiplinan guru di SMKN 1 Kota Solok menurut persepsi siswa berada pada
kategori kurang setuju, ketaatan terhadap aturan dalam kedisiplinan guru di SMKN 1 Kota
Solok menurut persepsi siswa berada pada kategori setuju , tanggung jawab guru di SMKN 1
Kota Solok menurut persepsi siswa berada pada kategori setuju.

Penelitian serupa yang dilakukan oleh Deswita (2015: 9) kesimpulannya ialah


berpengaruh berarti dan positif terhadap hasil belajarAkuntansi pada program
keahlianAkuntansi siswa kelas X di SMKNegeri 1 Sawahlunto, dengan tingkat signifikan
0,000 < α = 0,05 dan nilai Fadalah 11,452 dan nilai dari
koefisienregresiadalah38,90%artinyabesarnya kontribusi dan sumbangan variabel – variabel
bebas yaitupersepsi siswa tentang gaya mengajarguru dan minat belajar siswa terhadap
variabel terikat yaitu hasil belajarsebesar 38,90%, sementara sisanyaadalah 61,10%
dipengaruhi olehvariabel – variabel lain yang tidak termasuk ke dalam model penelitian.

Berdasarkan penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa kedispilinan sangat


mempengaruhi karakter siswa. Hal ini dikarenakan akan menjadi panutan (contoh) bagi siswa
taat terhadap aturan yang telah ditetapkan sebelumnya dan disepakati Bersama baik tertulis
maupan tidak tertulis untuk meningkatkan moral yang dijalankan dengan rasa senang hati.
BAB III

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang dijadikan objek penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Lohia yang
terletak di Desa Lohia Kecamatan, Waara Kabupaten, Muna Profinsi Sulawesi
Tenggara.
Adapun waktu pelaksanaan untuk penelitian ini diperkirakan mulai pada awal
bulan Mei 2023 sampai akhir April 2023.
B. Teknik Penentuan Subjek Penelitian
Penentuan subjek dalam penelitian ini adalah dengan teknik Snowball
sampling (Sugiyono, 2020: 96). Adapun subjek penelitian dimulai dari menunjuk satu
siswa kemudian kesisiswa lainnya hingga memperoleh informasi yang akurat.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data atau
informasi yaitu mealui observasi tak tersruktur, wawancara tak terstruktur, dan Studi
dokumen (Sugiyono, 2020: 109).

1. Observasi tak Terstruktur


Adapun observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan datang di tempat kegiatan
orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Peneliti disini
hanya sebagai pengamat. Dengan ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap,
tajam dan sampai mngetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak
2. Wawancara tak terstruktur
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu wawancara dengan kepala
sekolah, guru mata pelajaran sejarah serta siswa yang dijadikan subjek penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terbuka yang para subjeknya
tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud dan tujuan
wawancara itu.
3. Studi Dokumen
Dokumen yang dijadikan sebagai sumber data adalah dokumen yang berkaitan dengan
hal-hal yang dibutuhkan oleh peneliti terhadap pendidikan karakter dan pelaksanaan
pembelajaran Sejarah. Dokumen tersebut antara lain silabus, RPP, dan transkrip
wawancara. dokumen yang terkumpul dianalisis untuk memperdalam informasi yang
hendak didapatkan.

D. Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan model spredlley yaitu
analisis domain dan taksonomi (Sugiyono, 2020: 145)
1. Analisis Domain
Memperoleh gambaran yang umumnya dan menyeluruh dari obyek/penelitian
atau situasi sosial. Ditemukan berbagai domain Atau kategori. Diperoleh dengan
pertanyaan grand dan monitour. Peneliti menetapkan domain tertentu sebagai pijakan
untuk penelitian selanjutnya. Makin banyak domain yang dipilih, maka akan semakin
banyak waktu yang diperlukan untuk penelitian
2. Analisis Taksonomi (Taxonomic Analysis)
Domain yang dipilih tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi lebih rinci, untuk
mengetahui struktur internalnya. Dilakukan dengan observasi terfokus.

E. Validitas Data
Uji validasi dalam penelitian ini yaitu dengan uji kredibilitas data atau
kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan
peningkatan ketekunan, triangulasi dan pengecekan anggota (Sugiyono, 2020: 185).
1. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat


bersinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan
dapat direkam secara pasti dan sistematis

2. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu Triangulasi dibagi
menjadi 2 yaitu:
a). Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
pengecekan data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber Untuk menguji
kredibilitas data tentang pembelajaran sejarah yang dilakukan guru
b). Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
3. Membercheck
Membercheck adalah proses penegcekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang
diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang
ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya tersebut valid, sehingga
semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan
berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu
melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka
peneliti harus mengubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Rofiq Faudy (2015). Analisis Persepsi Belajar Tingkat Menegah pada Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Kudus. Jurnal penelitian pendidikan islam. Vol
10. No 10. Hal 191

Aulina Choirun Nisak, (2013). Penanaman Disiplin pada Anak Usia Dini. Jurnal pedagogia.
Vol.2. No.1. Hal. 37.

Budiya, Bahroin (2021). Manajemen Pengelolaan Kelas Masa Pandemi di SD Ta’miriyah


Surabaya B. Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Vol. 4. No.
01. Hal. 51.

Dakhra,dkk (2012) Persepsi Siswa terhadap Disiplin Kerja Guru di Sekolah


MenengahKejuruan (SMK) Negeri 8 Padang. Of Educational
Administration and Leadership (JEAL). Vo. 2. No. 1. Hal 27

Deswita, Atika Prama (2015) pengaruh Presepsi Siswa Tentang Gaya Mengajar Guru dan
Minat Belajar Terhap Hasil Belajar Akuntansi Pada Program Keahlian
Akuntansi Siswa Kelas X di SMKN 1 Sawalunto. Jurnal pendidikan.
Vol. 1. No. 5. Hal. 9

Fajar, Ayu Putri dkk (2018) Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 17 Kendari. Jurnal Pendidikan Matematika.
Vol. 9. No. 2. Hal. 231

Hidayati, Nurul (2016). Persepsi Siswa Terhadap Kebersihan Lingkungan di SDN 51 Banda
Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Unsyiah. Vol 1.
No 1. Hal 82.

Jayanti, Fitri & Arista, Nanda Tika. (2018). Persepsi Mahasiswa Terhadap Pelayanan
Perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura. Jurnal Persepsi
Mahasiswa. Vol 12. No 2. Hal 207.
Mujianto, Gigit (2019) Peningkatan Hasil Belajar Menyusun Laporan Observasi pada Peserta
Didik Kelas X SMA 7 Malang dengan Model Pembelajaran Intergratif.
Vol. 5 No.1. Hal. 47.

Najichun, Mohamad & Winarso, Widodo (2016). Hubungan Presepsi Siswa Tentang Guru
Matematika dengan Hasil Belajar Matematika Siswa. Jurnal psikologi
undip. Vol 15. No 2. Hal 40.

Nofita, Dina Isra, dkk (2021) Persepsi Siswa terhadap Kedisiplinan Guru di Sekolah
Menengah kejuruan (SMK) Negeri 1 Kota Solok.Jurnal Pendidikan
Tambusai. Vol. 5 No.2. Hal. 4042

Novauli.Feralys (2015) Kompetensi Guru dalam peningkatan prestasi belajar pada SMP
Negeri dalam Kota Banda Aceh. Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol.
3 No. 1 Hal. 45

Novauli.Feralys (2015) Kompetensi Guru dalam peningkatan prestasi belajar pada SMP
Negeri dalam Kota Banda Aceh. Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol.
3 No. 1 Hal. 46.

Pratiwi, Septiana Intan (2020) Pengaruh Ekstrakulikuler Pramuka Terhadap Disiplin Siswa
SD. Jurnal Pendidikan Vol. 2 No. 1 Hal. 65

Purwanto, Johanes (2017) Upaya meningkatkan disiplin Guru dalam kehadiran mengajar
dikelas melalui Reward And Punishment di SDN Bandulan kecamatan
Sukun Malang. Junal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD). Vol. 1. No. 2.
Hal 59.

Sirnayatin, Ariska Titin (2017) Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran Sejarah.
Jurnal SAP. Vol 1 No 3. Hal 315

Sirnayatin, Ariska Titin 2017 Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran Sejarah.
Jurnal SAP. Vol 1 No 3. Hal 314

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009.
Sukaesih, (2019) Kedisiplinan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik
pada Sekolah Dasar Negeri. Jurnal Kedisplinan Guru. Vol.3. No. 1 Hal.
77

Sukaesih, (2019) Kedisiplinan Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik
pada Sekolah Dasar Negeri. Jurnal Kedisplinan Guru. Vol.3. No. 1 Hal.
80

Sulfemi, Bagja Wahyu (2018). Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar IPS di SMP
Kabupaten Bogor. Jurnal ilmiah Edutecno. Vol 18. No 1. Hal 16

Triyono & Febriani, Rahmi Dwi (2018). Persepsi Peserta Didik Sekolah Menengah Atas
Terhadap Pendidikan Lanjutan. Jurnal pendidikan dan pembelajaran.
Vol 3. No 1. Hal 72

Wiradintana, Rochanda (2018). Revolusi Kongnitif Melalui Penerapan Pembelajaran Teori


Burner dalam Menyempurnakan Pendekatan Perilaku (Behaviorul
Approach). Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi. Vol
II. No 1. Hal 48.

Wiratama. (2021) Hubungan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Sejarah di SMA Negeri 1
Takalar. Kabupaten Takalar. Vo.03. No.01 Hal 6.

Yanti, Rima Eka . Dkk (2022) Persepsi Siswa Terhadap Nilai di Sekolah Dasar Terbiyatul
Islam Sambas. Jurnal Of Education. Vol 3. No 2. Hal 432.

Anda mungkin juga menyukai