Anda di halaman 1dari 18

PERANAN TENAGA PENDIDIK MENINGKATKAN KUALITAS

BELAJAR MAHASISWA
PRODI TATA BOGA DI UNVERSITAS NEGERI MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari


Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan keluarga

Oleh:
TRESIA YASPIS CAROLINA HUTAGALUNG
5213342034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2023
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI...................................................................................................................................
BAB I...............................................................................................................................................
PENDAHULUAN...........................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG MASALAH.....................................................................................
B. IDENTIFIKASI MASALAH...............................................................................................
C. PEMBATASAN MASALAH..............................................................................................
D. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................
E. TUJUAN PENELITIAN......................................................................................................
F. MANFAAT PENELITIAN..................................................................................................
BAB II.............................................................................................................................................
KEJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS.........................................................................................
A. DESKRIPSI TEORI.............................................................................................................
1. Pendidikan dan pendidik...................................................................................................
2. Kualitas belajar ................................................................................................................
B. PENELITIAN YANG RELEVAN.......................................................................................
C. KERANGKA BERPIKIR.....................................................................................................
D. HIPOTESIS PENELITIAN................................................................................................
BAB III..........................................................................................................................................
METODOLOGI PENELITIAN....................................................................................................
A. DESAIN PENELITIAN.....................................................................................................
B. DEFENISI OPERASIONAL dan VARIABEL..................................................................
1. . Defenisi Operasional........................................................................................................
2. Variabel ..........................................................................................................................
B. POPULASI dan SAMPEL..................................................................................................
C. INSTRUMEN dan TEKNIK PENGUMPULAN DATA...................................................
D. TEKNIK ANALISI DATA................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan salah satu sektor pembangunan yang pokok, di
mana pemerintah disetiap negara harus benar-benar memperhatikan sektor ini
agar seimbang bersama-sama dengan sektor pembangunan lainnya. Sebegitu
pentingnya perhatian kepada sektor pendidikan dalam pembangunan tidak lain
karena pendidikan menyediakan sumber daya manusia yang akan turut andil
dalam kelancaran pembangunan nasional pada suatu negara. Karena pendidikan
sangat penting maka pemerintah berkewajiban untuk memenuhi hak dari setiap
warga negara. Meletakkan pendidikan sebagai hak, memberikan sebuah beban
bagi pemerintah untuk memberikan yang terbaik bagi penerima hak. Kualitas
pendidikan, bukan hanya kuantitasnya, wajib dipenuhi oleh pemerintah sebagai
penyelenggara negara. Oleh karena itu, pemerintah harus mampu memposisikan
pendidikan sebagai sebuah kebutuhan bersama.
Dengan demikian Pendidikan merupakan sarana penting bagi
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Suatu bangsa akan maju apabila
memiliki pendidikan yang tinggi dan berkualitas, sebaliknya suatu bangsa akan
tertinggal dari bangsa lain apabila memiliki pendidikan yang rendah dan kurang
berkualitas. Untuk itu, tanpa sumber daya manusia yang berkualitas, suatu
bangsa akan tertinggal dari bangsa–bangsa lain. Di sebutkan dalam Undang-
undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1
menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tenaga
kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan strategis terutama
dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan
nilai-nilai yang diinginkan. Tenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas,
tenaga perpustakaan, tenaga administrasi) bertugas melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelaksanaan teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Tenaga kependidikan
merupakan profesi yang penting didalam dunia pendidikan. Tenaga
kependidikan memiliki peran sangat penting, yaitu sebagai pelaksana,
penyelenggara pendidikan agar terwujudnya keberhasilan dalam proses
belajar dan mengajar sehingga dapat saling meningkatkan kualitas mutu
pendidikan. Keberhasilan pendidikan yang dilaksanakan disekolah sangat
bergantung dari keberhasilan sekolah dalam memberdayakan tenaga
kependidikan yang ada
Sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003, Bab XI Pasal 39 tentang Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
yaitu:
1. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
2. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Sebagai tenaga kependidikan harus memiliki kemampuan profesional


dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Kemampuan tersebut sebagai
gambaran bahwa Tenaga Kependidikan merupakan pekerjaan yang
membutuhkan keahlian. Untuk mendapatkan Tenaga Kependidikan yang
berkompeten maka harus dilaksanakan proses pengadaan tenaga kependidikan
yang tepat sehingga mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik. Pengadaan karyawan merupakan masalah penting, sulit, dan
kompleks karena untuk mendapatkan dan menempatkan orang-orang yang
kompeten, serasi, serta efektif. Mutu layanan pendidikan dapat dikategorikan
berdasarkan pandangan sistem, yaitu kategori output, proses, input. Berdasarkan
pandangan ini maka inti dari kebermutuan sekolah kategorinya dapat
disederhanakan yaitu mutu hasil, proses, mutu masukan. Mutu hasil ialah
kebermutuan hasil pendidikan yang dirasakan utamanya oleh peserta didik
sebagai wujud nyata dari proses pembelajaran.
Mutu proses adalah kebermutuan yang dilihat dari sejauh mana peserta
didik merasa nyaman dengan layanan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dengan berbagai sumber daya yang dimiliki sekolah. Mutu masukan ialah mutu
yang nampak dari berbagai masukan untuk terjadinya proses pembelajaran yang
meliputi, kurikulum, fasilitas, siswa dan berbagai hal lain yang berkontribusi
terhadap proses pembelajaran. Tenaga kependidikan merupakan unsur penting
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Tenaga pendidik dan kependidikan juga
harus memiliki kompetensi untuk menyelesaikan masalah yang ada pada
lembaga pendidikan tersebut, sehingga penting diadakannya pengembangan
kualitas tenaga kependidikan guna untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan membutuhkan tenaga pendidik dan kependidikan
yang saling bekerjasama serta saling melengkapi. Serta dapat menyelesaikan
masalah yang ada didalam lembaga pendidikan tersebut.
Bila melihat dunia pendidikan secara umum saat ini, dimana mutu
pendidikan di Indonesia bisa dikatakan masih rendah. Namun bila kita telaah
lebih jauh mengenai penyebab dari kurangnya mutu pendidikan adalah
kurangnya kualitas tenaga pendidik dan kependidikan dalam menjalankan
perannya sebagai seorang tenaga pendidik dan tenaga kependidikan (kurang
profesional) Menurut peneliti, meningkatnya mutu pendidikan harus dilihat dari
berbagai sudut pandang seperti peran tenaga kependidikan. Sebagaimana telah
disebutkan dalam UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
“Tenaga kependidikan adalah penunjang
penyelenggaraan pendidikan”.proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan danPendidikan adalah suatu usaha
bimbingan yang diawali dengan niat yang baik dilakukan secara sadar
oleh pendidik kepada peserta didik dengan tujuan membentuk karakter,
berilmu pengetahuan yang luas, berkepribadian yang baik sehingga mampu
membentuk petensi yang dimiliki dan berprestasi. Tujuan Pendidikan
Nasional Indonesia sesuai dengan undang-undang No. 20 tahun 2003 yaitu,
pendidikan diupayakan dengan berawal dari manusia apa adanya (aktualisasi)
dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang apa adanya
(potensialitas), dan diarahkan menuju terwujudnya manusia yang seharusnya
atau manusia yang dicita-citakan (idealitis). Menurut Yunus (2014).
“Pendidikan adalah suatu usaha yang disengaja dipiluh secara maksimal
untuk mempengaruhi dan membantu peserta didik meningkatkan ilmu
pengetahuan, moral, jasmani, sehingga secara perlahan mampu
mengantarkan peserta didik kepada tujuab yang di impikannya dan
berprestasi yang tinggi”.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di perlukan berbagai terobosan,
baik dalam pengembangan media, pengembangan kurikulum, inovasi
pembelajaran, dan pemenuhan sarana serta prasarana pendidikan. Keberhasilan
dalam Pendidikan setelah proses belajar yang disebut prestasi merupakan
salah satu tujuan utama dalam proses belajar. Kristin, (2013). “prestasi
belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar dan kemampuan peserta
didik dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang di
capai dengan tingkat keberhasilan dalam mempelajari pelajaran dinyatakan
dalam bentuk nilai setelah mengalami proses belajar nilai setelah
mengalami proses belajar. Untuk meningkatkan proses pembelajaran, maka
guru dituntut untuk membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif yang
mendorong siswa dapat belajar optimal baik dalam belajar secara optimal baik
dalam belajar mandiri maupun pembelajaran dikelas.
Oleh karena itu pendidikan memegang peranan yang sangat penting
sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 22 Tahun 2008 tentang standar isi penentuan jurusan atau program studi
keahlian pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengacu kepada keahlian
pendidikan menengah kejuruan yang diatur oleh direktorat teknis. Pendidikan
kejuruan adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional yang
mempersiapkan siswa yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan
timbal balik secara kreatif dan produktif dengan lingkungan sosial, budaya,
ekonomi, dan teknologi serta memiliki pengetahuan dan keterampilan kejuruan
dalam dunia pendidikan serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut
dalam dunia kerja.

1.2 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana peranan pendidik untuk mendidik mahasiswa tata boga di
Universitas Negeri Medan
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tenaga pendidik harus
meningkatkan kualitas belajar mahasiswa tataboga di Universitas Negeri
Medan
3. Bagaimana hasil belajar mahasiswa tata boga dalam meningkatkan
kualitas pendidikan
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai beriku:
1. Sikap dan kemandirian mahasiswa dalam belajar dengan hasil yang
dilihat berdasarkan ciri-ciri kemandirian belajar tersebut yaitu adanya
rasa percaya diri, disiplin, inisiatif, bertanggung jawab, dan motivasi yang
akan diperoleh dengan cara menggunakan angket.
2. Hasil belajar mahasiswa tata boga yang dilihat dari pengetahuan
mahasiswa tentang teori atapun praktek menggunakan tes.

1.4 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana peranan pendidik dalam meningkatkan kualitas belajar
mahasiswa ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa

1.5 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
1. Sikap dan kemandirian siswa
2. Hasil belajar siswa

1.6 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan pada tenaga pendidik agar dapat membimbing
mahasiswa/I untuk meningkatkan sikap kemandirian belajar mahasiswa
demi memperoleh hasil belajar yang baik.
2. Sebagai media untuk memperluas wawasan peneliti dan mendapatkan
pengalaman langsung dalam penelitian sehingga dapat menerapkan ilmu
yang diperolehnya dalam perkuliahan pada keadaan yang sebenarnya
dalam lapangan terkhususnya di bidang pendidikan.
3. Sebagai bahan referensi atau masukan untuk memberikan informasi yang
positif bagi mahasiswa yang ingin mengadakan penelitian yang relevan
dengan penelitian ini dimasa mendatang bagi Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga khususnya prodi Pendidikan Tata Boga.

BAB II

KEJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Deskripsi teori

2.1.1 pendidik dan pendidikan


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Demikianlah pengertian pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dari konsep tersebut, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana, hal ini berarti bahwa proses
pendidikan di sekolah yang dilakukan antara pendidik dan peserta didik,
diarahkan untuk pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan ialah untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Artinya, bahwa dalam
pendidikan, antara proses dan hasil belajar hendaknya berjalan seimbang untuk
membentuk peserta didik yang berkembang secara utuh. Proses pembelajaran
diarahkan agar peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.
Pengembangan potensi itu mensyaratkan bahwa pendidikan harus berorientasi
kepada peserta didik. Artinya, peserta didik harus dipandang sebagai organisme
yang sedang berkembang dan mempunyai potensi, tugas pendidikan ialah
mengembangkan potensi itu.
Tujuan pendidikan nasional adalah berupaya untuk memperluas dan
melakukan pemerataan pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh warga
negara Indonesia secara optimal. Sebagai perwujudan pencapaian tujuan
tersebut, maka belajar merupakan suatu proses aktif yang memerlukan dorongan
dan bimbingan agar tercapai tujuan pendidikan yang dikehendaki. Melalui
pendidikan diharapkan tumbuh putra-putri bangsa Indonesia yang memiliki
kepribadian tangguh dalam mendukung dan melaksanakan pembangunan
nasional sesuai dengan tujuan pendidikan. Selain itu, pendidikan juga
diharapkan dapat mengembangkan sikap, nilai, moral, dan ketrampilan hidup
bermasyarakat dalam rangka mempersiapkan warga negara yang berkualitas.
Tujuan pendidikan yaitu agar peserta didik memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini
berarti proses pembelajaran diarahkan untuk pembentukan sikap dan
kepribadian, pengembangan kecerdasan intelektual, serta mengembangkan
keterampilan peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, terdapat beberapa
komponen yang perlu diperhatikan. Komponen tersebut antara lain tujuan
pembelajaran, materi atau bahan ajar, strategi belajar mengajar, dan evaluasi
atau penilaian (Rusman, 2011: 6). Komponen tujuan pembelajaran
menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta
didik sesuai dengan kompetensi dasar yang ditetapkan. Komponen materi atau
bahan ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan sesuai
dengan indikator tujuan pembelajaran.
Sementara itu, komponen strategi belajar mengajar mencakup tentang
pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik
dan taktik pembelajaran. Pada dasarnya, komponen ini menggambarkan tentang
pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung di kelas. Komponen terakhir
adalah evaluasi atau penilaian yang menjelaskan tentang prosedur dan
instrumen penilaian proses dan hasil belajar. Evaluasi atau penilaian yang
dilakukan harus sesuai dengan indikator tujuan pembelajaran.

2.1.2 kualitas belajar


Pembelajaran yang berkualitas akan menghasilkan siswa yang berkualitas
baik dari sisi prestasi belajarnya maupun dari sisi pengembangan sosial
kepribadian siswa. Selain itu, tercapainya pembelajaran yang berkualitas
menjadi bukti dari komponen pendidikan seperti kepala sekolah, guru, anak,
dan orang tua karena pembelajaran yang berkualitas hanya mungkin dicapai jika
kepala sekolah, guru, anak, dan orang tua mampu menjalankan fungsi dan
perannya masing-masing secara optimal
Faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Guru
berhadapan langsung dengan para peserta didik di kelas melalui proses
pembelajaran. Ditangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas.
Oleh karena itu guru harus mampu mengoptimalkan perannya dalam proses
pembelajaran. Dalam buku belajar dan pembelajaran menyatakan bahwa
motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam mengajar. Guru berharap siswa
tetarik dalam kegiatan intelektual dan estetika sampai kegiatan belajar berakhir
Karena peran guru sebagai motivator yang memberikan motivasi, mengingat
motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh
apabila memiliki motivasi yang tinggi.
Selain peran guru sebagai motivator, peran guru sebagai pengelola kelas
juga sangat penting khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
menarik. Itu karena secara prinsip, guru memegang dua tugas sekaligus masalah
pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan. Masalah pengajaran yakni berkaitan
dengan segala usaha dalam membantu siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Sedangkan masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya
tujuan pembelajaran.
Usman dalam salah satu bukunya mengemukakan bahwa suatu kondisi
belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur murid dan
sarana pembelajaran serta mengembalikannya dalam suasana yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Jelas betapa pentingnya
peran guru dalam mengelola kelas guna menciptakan suasana kelas yang
kondusif demi meningkatkan kualitas pembelajaran Pembelajaran yang
berkualitas adalah pembelajaran yang mampu meletakkan posisi guru dengan
tepat sehingga guru dapat memainkan perannya sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik

2.2 Penelitian Relavan


Penelitian yang dilakukan Yan Ermarawuri (2011) yang berjudul
“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi Dalam upaya
Meningkatkan kualitas belajar mahasiswa ”. Hasil penelitian menunjukkan
analisis dan data penelitian pada siklus I adalah nilai rata-rata 52,86 pada pre
test I dan 73,57 pada post test I, dan siklus II nilai rata-rata 60,29 untuk pre test
II dan 80,14 untuk post test II.
Penelitian yang dilakukan Yatmi Purwati (2008) yang berjudul
“Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar IPS Sejarah melalui Penerapan
Pendekatan Pembelajaran Make A Match pada siswa SMP N 4 Gamping”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan prestasi dari siklus I nilai rata-
rata siswa sebesar 65,71; siklus II 73,33; siklus III sebesar 77,27; dan siklus IV
sebesar 84.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
penulis dalam penelitian ini mencoba secara khusus tentang penerapan metode
pembelajaran Make A Match pada mata pelajaran Pengolahan Makanan
Kontinental pada Siswa Kelas X SMK BOPKRI 2 Yogyakarta.

2.3 Kerangka Berpikir


Secara obyektif, kualitas hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan tata
boga di Universitas Negeri Medan belum memuaskan, dilihat dari rata-rata nilai
pada saat praktek maupun teori dan ujian akhir semester yang masih rendah,
dan tingkat keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran masih rendah.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti : (1) perkuliahan
yang kurang menarik, (2) perkuliahan kurang memberi ruang bagi mahasiswa
untuk terlibat aktif untuk memahami konsep, (3) pembelajaran masih
didominasi dosen, (4) perkuliahan kurang dapat diikuti oleh mahasiswa, atau (5)
media kurang memadahi.
Idealnya, pembelajaran dalam setiap perkuliahan berorientasi pada
prinsip-prinsip pembelajaran modern. Sungkowo (2003:1) mengemukakan
bahwa dalam forum The Bejing Workshop dirumuskan trend inovasi mutakhir
pengembangan kurikulum sains dan teknologi adalah : (1) from teaching
towards learning, (2) from individual learning towards cooperative learniing, (3)
from subject knowledge towards intellectual abilities, (4) from separate subjects
towards integration of subjects, and (5) integration of information an
communication technologies. Seirama dengan trend tersebut, kini diberlakukan
KBK di Perguruan Tinggi, dengan contextual teaching and learning(CTL)
sebagai pendekatannya, yang berciri (1) constructivism, (2) questioning, (3)
inquiry, (4) learning communitiy, (5) modeling, (6) reflection, dan (7) authentic
assessment (Sungkowo,2003:3). Inti dari berbagai pendekatan pembelajaran
sains modern adalah student centered, problem solving oriented, cooperative
learning dan peran utama guru adalah sebagai fasilitator dan motivator.
Mata pelajaran Pengolahan Makanan Kontinental merupakan mata
pelajaran produktif di SMK Pariwisata medan yang diberikan di kelas XI
selama dua semester. Berdasarkan hasil evaluasi ujian semester ganjil pada
tahun ajaran 2019/2021 sebanyak 55,56 % siswa kelas XI Tata Boga belum
mencapai standar nilai yang telah ditentukan yaitu Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yakni sebesar 75,00. Banyaknya siswa yang belum memenuhi standar
nilai tersebut yaitu lebih dari sebagian jumlah siswa kelas XI dan tidak
tercapainya nilai tersebut banyak terdapat pada aspek kognitif

2.4 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir dalam penelitian ini, maka
peneliti mengajukan hipotesis penelitian, yaitu mahasiswa Tata Boga
universitas negeri medan Pariwisata medan setelah penerapan metode
pembelajaran Make A Match.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian adalah kerangka metode dan teknik penelitian yang dipilih
oleh seorang peneliti. Desainnya memungkinkan para peneliti untuk mengasah
metode penelitian yang cocok untuk materi pelajaran dan mengatur studi
mereka untuk sukses. Semua jenis penelitian pasti mempunyai desain
penelitiannya sendiri-sendiri, sehingga Grameds tidak bisa dan tidak boleh asal
mencomot suatu desain penelitian untuk digunakan pada jenis penelitian lain.
Lokasi penelitian ini dilakukan di universitas negeri medan

3.2 Defenisi Operasional dan Variable Penelitan


3.2.1 Defenisi Operasional
defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam
mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu melakukan
tugas dan tanggung jawab dalam mengatasi kesulitan. Berdasarkan
pada faktor internal (dari dalam diri) peserta didik yaitu percaya diri,
disiplin, motivasi, inisiatif dan tanggung jawab.
2. Sikap
Sikap peserta didik dapat diartikan sebagai kesediaan yang dinyatakan
dalam kegiatan (perbuatan atau perkataan). Sikap/ perilaku yang
ditunjukan pada diri sendiri tanpa adanya pengarahan dari orang lain.
3.2.2 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:60) variabel penelitian pada dasarnya, adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Variabel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini terdiri
dari dua (2) bagian, yaitu:
1. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
kemandirian belajar dan sikap peserta didik.
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah pembelajaran online menggunakan pendekatan penugasan
individu.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian yang diteliti
terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan,
gejalagejala atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki
karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2010:
80). Populasi penelitian ini yaitu mahasiswa Tata Boga universitas
negeri medan medan 2020/2021.
2. Sampel
Teknik sampling dalam penelitian ini adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,
2015: 136). Salah satu yang menjadi pertimbangan, yaitu keadaan
peserta didik seperti jumlah yang aktif dalam mengikuti
pembelajaran sesuai jadwal. Adapun sampel dalam penelitian ini
yaitu kelas a dan b yang berjumlah 89 orang.
3.4 Instrumen dan Teknik Pengumpulan data
Instrumen penelitian merupakan komponen yang sangat penting untuk
menjalankan sebuah penelitian dalam usaha mendapatkan data (Iskandar,
2013:79). Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
1. Angket kemandirian belajar berisi daftar pernyataan diberikan kepada
peserta didik, bertujuan untuk mengukur seberapa mandiri perkembangan
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran online melalui pendekatan
penugasan individu.
2. Angket sikap peserta didik berisi daftar pernyataan digunakan untuk
mengukurrespon terhadap objek atau situasi dan juga kesediaan yang
dinyatakan dalam kegiatan pembelajaran online.
3. Menyebarkan kuisioner dengan 10 pertanyaan

4. Studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan jawaban dari


responden yang mendukung penelitian.

Teknik pengambilan data merupakan langkah yang paling utama dalam


penelitian, tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengambilan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2010: 308).
Pengambilan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Angket
Angket adalah merupakan pertanyaan atau pernyataan tentang topik
tertentu yang diberikan kepada subjek baik secara individual maupun
kelompok, untuk mendapatkan informasi (Taniredja dan Mustafidah,
2014: 44). Pemilihan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan angket untuk melengkapi data yang dibutuhkan,
berdasarkan alasan bahwa: responden memiliki waktu yang cukup untuk
menjawab pernyataan-pernyataan mengenai proses pembelajaran yang
dilakukan secara online.
2. Observasi
Penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap
objek, baik secara lansung maupun tidak langsung, lazimnya
menggunakan teknik yang disebut dengan observasi (Muhammad Ali,
1992:72).Observasi dilakukan oleh peneliti pada awal penelitian untuk
mengetahui apa yang terjadi.
3. Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan yaitu mengajukan sejumlah
pertanyaan secara langsung kepada responden untuk mendapatkan data
sebanyak-banyaknya sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Teknik
wawancara yang dilakukan adalah semi-terstruktur untuk mendapatkan
data tambahan dalam hasil belajar. Dimana dalam pelaksanaannya pihak
yang di ajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya (Sugiyono,
2017: 233).
3.5 Teknik Analisis Data
Setelah data yang diperoleh di lapangan terkumpul sesuai dengan
jumlah yang diinginkan, maka proses selanjutnya adalah
menganalisis data. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu menggunakan uji statistik statistik korelasi Product Moment
yaitu untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.
Skala Likert digunakan untuk mengukur kemandirian belajar dan
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Untuk pedoman penelitian jawaban masing-
masing pertanyaan yang diajukan kepada responden dianalisis
menggunakan skala likert dengan kategori.
Analisis deskriprif merupakan analisis data yang merupakan
identitas responden dan proses pegambilan keputusan pembelian.
Analisis ini dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama,
kemudiam dipersentasikan berdasarkan jumlah responden.
Persentase yang terbesar merupakan factor yang dominan dari
masing-masing variable yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. dan Asrori. 2011. Psikologi Remaja-Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:


PT. Bumi Aksara.
Alwi, Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Antonius. 2002. Pengaruh Kemandirian Terhadap Interaksi Sosial Pada Remaja.
Semarang Universitas Katolik Soegijapratama.
Emilia, Esi. 2013. Pengolahan Makanan Kontinental. Medan: Unimed Press.
Fadiati, Ari. 1988. Pengelolaan Usaha Boga (Catering Management). Jakarta:
Depdikbud.
Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hiemstra.2004. Belajar Mandiri. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2016.
Minantyo, Hari. 2011. Dasar-Dasar Pengolahan Makanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai