Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAGEMEN KOMPONEN LEMBAGA PAUD

Mata Kuliah “Managemen Lembaga PAUD”

Dosen Pengampu :

Eti Juhaeti, M.Pd

DISUSUN OLEH :

Kelompok 3

1. Aan Ajijah (2019.4.7.1.01065)


2. Nur’aena (2019.4.7.1.01109)
3. Dede Hasanah (2019.4.7.1.01079)
4. Lili Ulfiyani (2019.4.7.1.01096)

KELAS : PIAUD 6B

INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON


FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PIAUD
TAHUN AJARAN 2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alikum warohmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah yang tangtelah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan
makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Managemen Lembaga PAUD " dengan judul
“Mangemen Komponen Lembaga PAUD ".

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempuna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf
atas sebesar-besarnya.

Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh.

Cirebon, 16 Januari 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Pendidik dan tenaga kependidikan .................................... 2
B. Peserta Didik........................................................................................... 5
C. Sarana Prasarana Lembaga PAUD ........................................................ 6
D. Pengelolaan Keuangan dilembaga PAUD.............................................. 8
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 14
B. Saran ...................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 1

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan yang harus
dimiliki setiap orang, pendidikan juga dapat meningkatkan kualitas dalam sumber daya
manusia. Pendidikan merupakan salah satu ujung tombak dalam kemajuan bangsa. Baik
tidaknya kualitas pendidikan dapat ditinjau dari pelaksanaan sistem pendidikan tersebut.
Begitupun dalam ruang lingkup Pendidikan diperlukan adanya profesionalisme untuk
meningkatkan keterampilan tenaga. Setiap sekolah harus memiliki tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan yang handal tentunya yang akan meningkatkan kualitas satuan
Pendidikan itu sendiri. Pelaksanaan pendidikan juga harus menjamin peningkatan
kualitas pendidikan, oleh karena itu pengelolaan sarana dan prasarana dalam pendidikan
berperan penting guna tercapainya pendidikan yang berkualitas. Semakin baik dalam
pengelolaan sarana dan prasarana sekolah maka semakin terjamin juga proses
pembelajaran yang berkualitas. Pentingnya sarana dan prasarana dalam menunjang
proses pendidikan diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu: setiap satuan pendidikan formal dan non
formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial,
emosional dan kewajiban peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan?
2. Apa pengertian peserta didik?
3. Bagaimana sarana prasarana lembaga PAUD?
4. Bagaimana pengelolaan keuangan dilembaga PAUD?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan
2. Untuk memahami pengertian peserta didik
3. Untuk mengetahui sarana prasarana lembaga PAUD
4. Untuk memahami pengelolaan keuangan dilembaga PAUD?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGELOLAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


1. Pendidik
Dalam ketentuan umum Undang-Undang Sisdiknas, pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widiaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Tenaga
pendidik atau guru adalah salah satu sumber belajar bagi KBM tingkat dasar. kualitas
guru akan menentukan keberhasilan KBM pada setiap instansi pendidikan di sekolah.
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru memiliki kewajiban seperti
telah ditetapkan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 20 poin A sampai E,
sebagai berikut:
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama suku, ras dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hokum, dank ode etik
guru, serta nilai-nilai agama dan etika.
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa (UU RI. No.
14/2005). Berkaitan dengan tugas dan profesinya, guru harus mengetahui,
memahami nilai-nilai, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan
nilai dan norma yang berlaku.
Guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam
pembelajaran di sekolah/madrasah, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai
pendidik, guru harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang

2
harus dipenuhi oleh setiap pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikasi
keahlian yang relevan sesuai ketentuan undang-undang.
2. Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. (Anwar Arifin, 2003:35).
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, Pasal 39 ayat
1 disebutkan bahwa, “Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,
pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.” (UU RI No. 20/2003) Ini berarti, bahwa tenaga kependidikan yang
menunjang penyelenggaraan pendidikan di sekolah/madrasah, juga sebagai pelayan
teknis yang bertujuan memberikan jenis pelayanan yang berkaitan dengan proses
belajar mengajar di sekolah/madrasah. Semua jenjang lembaga pendidikan harus
memiliki tenaga kependidikan sebagai orang yang menentukan tingkat keberhasilan
dan kelancaran dalam proses pembelajaran, yang meliputi: kepala sekolah/ sekolah/
madrasah atau sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga
laboran, teknisi sumber belajar, dan tenaga kebersihan sekolah/ sekolah/madrasah
atau sekolah/ madrasah (UU RI No. 20/2003).
3. Tugas dan Fungsi Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Pasal 39 tugas dan fungsi tenaga
pendidik adalah:
a. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
b. Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan latihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Secara khusus, tugas
dan fungsi tenaga pendidik (guru dan dosen) didasarkan pada Undang0Undang
No. 14 tahun 2007, yaitu sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta
pengabdi kepada masyarakat. Dalam pasal 6 disebutkan bahwa Kedudukan guru
dan dosen sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan system
pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang sehat, berilmu,
3
cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.1
4. Batasan dan Tujuan Pengelolaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
a. Batasan pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan tenaga pendidik dan
kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan strategis, terutama
dalam uapaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan
nilai-nilai yang diinginkan. Menurut Undang-Undang No. 20 tahu 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 5 dan 6, tenaga kependidikan adalah
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat utuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widiaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Jadi, manajemen/pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan adalah
aktiviras yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan
masuk ke dalam ornagisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses
perencanaan sumber daya manusia (SDM), perekrutan, seleksi, penempatan,
pemberian kompensasi, penghargaan, pembinaan dan latihan/pengembangan, dan
pemberhentian.
b. Tujuan pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan Tujuan
manajemen/pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan secara umum adalah:
1) Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja
yang cakap, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi.
2) Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawan
3) Mengembangkan system kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur
perekrutan dan seleksi yang ketat, system kompensasi dan insentif yang
disesuaikan dengan kinerja, pengembangan manajeman serta aktivitas latihan
yang terkait dengan kebutuhan organisasi dan individu.
4) Mengembangkan praktek manajeman dengan komitmen tinggi yang
menyadari bahwa tenaga pendidik dan tenaga kependidikan meruupakan
stake holder internal yang berharga serta membantu mengembangkan iklim
kerjasama dan kepercayaan bersama.
5) Menciptakan iklim kerja yang harmonis.
1
Suharsimi, Arikunto. 1992. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta : CV Rajawali.

4
B. PESERTA DIDIK

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri


melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan informal, pendidikan
formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis
pendidikan tertentu. Peserta didik adalah aset utama dalam dunia pendidikan, dimana
peserta didik selalu menjadi harpan sekaligus tanggung jawab tenaga pendidikan (guru)
untuk mengelolanya dengan baik agar kemudian dapat mencapai cita-citanya.
Perkembangan peserta didik dapat diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan periode masa bayi, anak pemain,
anak sekolah, masa remaja sampai periode adolesense menjelang seorang anak dewasa.

Pengertian Peserta Didik Menurut Para Ahli

Bertikut ini adalah definisi perkembangan peserta didik menurut para ahli. Antara lain;

1. Abdul Mujib (2006)

Menurutnya, memberikan pengertian bahwa peserta didik adalah bentuk


penyebutan murid yang mengisyaratkan atau menunjukan dalam pendidikan formal
dan non formal. Hal ini di dasari pada kebutuhan peserta didik di sekolah yang
memerlukan kajian demi meningkatkan pengetahuan dan wawasannya.

2. Ahmad Tafsir (2006)

Menurutnya, definisi peserta didik sebagai simbul penyebutan adanya suatu


hubungan antara tenaga pendidik dan murid yang dilakukan dengan bentuk
pengajaran atau adanya transfer ilmu dari guru sebagai objek dan murid sebagai
objek.

3. Barnadib (1989)

Barnadib mengingkapkan bahwa peserta didik adalah tiap kelompok


individu yang menerima ilmu pengetahuan dari tenaga pendidikan yang menjalankan
kegiatan pendidikan. Bagi kegiatan pendidikan dalam bentuk formal seperti sekolah
ataupun dalam bentuk non formal seperti lembaga kursus, palahtihan, dan lain
sebaginya.

5
4. Abuddin Nata (2005)

Menurutnya, arti peserta didik adalah seseorang yang sedang berada dalam
proses pebelajaran sebagai objek yang dalam perkembangan dan pertumbuhannya
dilakukan menurut fitrahnya masing-masing. Kajian ini dilakukan dalam
meninjau manfaat mempelajari peserta didik yang dapat meningkatkan pengetahuan
dan wawasan keilmuannya.

5. Rahardjo (1999)

Arti peserta didik sebagai objek dari sebuah pendidikan yang dilakukan oleh
lembaga pendidikan formal atas nama penelitian ilmiah sehingga apa yang dikaji
dapat dipertanggungjawabankan bagi setiap orang dan objek penelitian yang terlibat.

Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa pada hakekatnya peserta didik adalah
semua orang yang sedang berada dalam proses pembelajaran, baik itu laki-laki atau
perempuan. Selain itu peserta didik adalah objek dari pendidikan yang sedang
dijalankan teresebut.

Demikianlah ulasan mengenai pengertian perkembangan peserta didik menurut


para ahli, semoga bermanfaat bagi siapapun yang sedang mempelajari hakekat arti
peserta didik, baik yang ada di sekolah formal atapun dalam bentuk pendidikan non
formal seperti pada lembaga kursus, pelatihan, dan lain sebaginya.2

C. SARANA PRASARANA LEMBAGA PAUD


Barnawi dan Arif mengatakan : Sarana dan prasarana pendidikan sekolah tidak
dikelola dengan pengetahuan yang cukup sehingga sering terjadi ketidak tepatan
dalam pengelolaan. Baik dari cara pengadaan, penanggung jawab dan
pengelola,pemeliharaan, dan perawatan.3 (Arifin, 2012) Bahkan banyak pengelola
yang kurang. Berhasilnya proses pembelajaran yang ada di sekolah juga didukun oleh
pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Sarana dan
prasarana ini perlu dikelola secara optimal demi lancarnya proses pembelajaran.
Dengan demikian semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didik
3
Syahril. (2004). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Padang: Jurusan Administrasi Pendidikan

6
dalam proses belajar mengajar diperlukan usaha pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot
yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Adapun, prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar
yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di
sekolah.Secara Etimologis (bahasa) Prasarana berarti alat tidak langsung untuk
mencapai tujuan dalam pendidikan. Misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah,
lapangan olahraga, uang dsb. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai
tujuan pendidikan misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium, ruang teori,
ruang perpustakaan,WC, kantin sekolah, ruang UKS, lapangan sekolah dan lain
sebagainya. Dalam proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di lembaga
pendidikan seperti sekolah sama semua tahapannya pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikannya dimulai dari proses perencanaan sarana dan prasarana pendidikan,
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, penyimpanan, penyaluran ,pemeliharaan,
dan rehabilitas.
1. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengadaan merupakan kegiatan menyediakana segala keperluan sarana dan
prasarana pendidikan, pengadaan sarana dan prasarana ini dilakukan dengann cara
membeli,menyewa dan menerima hibah dari lembaga pendidikan lain dengan
menggunakan dana BOP. Pengadaan sarana dan prasarana ini harus melakukan
perencanaan terlebih dahulu kepada kepala lembaga pendidikan,pengadaan ini
dilakukan lembaga pendidikan untuk memenuhi kebutuhan yang disesuaikan dengan
perkembangan pendidikan setiap tahunnya juga disesuaikan dengan prioritas
kebutuhan yang diperlukan .Pengadaan media pembelajaran atau peraga pendidikan
dengan jumlah yang tidak sedikit diadakan melalui tender dengan perusahaan lain.
Pengadaan sarana pendidikan seperti meja dan kursi ini biasanya dibeli langsung
kepada perusahaan yang membuat meja atau kursi kayu. Pengadaan buku paket
sekolah ini diadakan dengan membeli sendiri dan menerima bantuan dari Pemerintah.
2. Pemeliharaan Sarana Prasarana
Pemeliharaan diantaranya mengoptimalkan usia pakai peralatan, menjamin
kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga
diperoleh hasil yang optimal. Pemeliharaan sudah dilakukan dengan baik sesuai
dengan alokasi perawatanperawatan terhadap barang, melindungi terhadap barang-
barang yang penting, memperbaiki, servis, mendata semua inventaris, menyimpan
7
dan digudangkan dengan baik, sehingga dalam pengawasan sarana dan prasarana
yang diterapkan oleh sekolah dapat meminimalisir keluarnya biaya agar proses
pembelajaran berjalan lancar dan baik tanpa ada hambatan.. Peran pimpinan sekolah,
wakilnya, guru-guru dan siswa- siswa dalam menjaga barang-barang milik sekolah
sangat berperan aktif, selalu saling mengingatkan agar barang-barang sekolah yang
sudah digunakan dapat simpan kembali dalam gudang atau tempat yang aman untuk
menyimpan barang-barang sekolah tersebut. Perawatan dan pemeliharaan masing-
masing ruang kelas merupakan tanggung jawab dari rombongan belajar serta pihak
pengelola sarana dan prasarana pendidikan (Sutama dan Rahayu 2015).
3. Pengawasan Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Pengawasan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pengamatan,
pemeriksaan, dan penilai terhadap pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah. Hal ini untuk menghindari penyimpangan, penggelapan,
penyalahgunaan. Pengawasan dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sarana
dan prasarana pendidikan itu. Pengawasan harus dilakukan secara objektif artinya
pengawasan itu harus didasarkan pada bukti-bukti yang ada. Apabila dari hasil
pengawasan atau pemeriksaan ternyata terdapat kekurangan-kekurangan, maka
kepala sekolah wajib melakukan tindakantindakan perbaikan dan penyelesaian.
Fungsi kegiatan pengawasan adalah menentukan data-data yang terjadi penyebab
adanya penyimpangan dalam organisasi, data untuk meningkatkan pengembangan
organisasi, dan data mengenai hambatan yang ditemui oleh seluruh anggota
organisasi.
4. Inventarisasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Inventarisasi adalah pernyataan dan penyusunan daftar barang milik negara
secara sistematis, tertib dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan pedoman yang
berlaku. Melalui inventarisasi perlengkapan pendidikan diharapakan tercipta
ketertiban, penghematan keuangan, mempermudah pemeliharaan dan pengawasan
sarana dan prasarana pendidikan tersebut.Jadi invetasisasi m.erupakan kegiatan
pencatatan dan penyusunan daftar milik negara secara sistematis berdasarkan
ketentuan pedoman yang berlaku(Brawijaya, 2003)

D. PENGELOLAAN KEUANGAN DILEMBAGA PAUD


Manajemen keuangan di PAUD sangat penting karena keuangan di PAUD
bertujuan untuk menyusun semua apa yang akan diperlukan. Menurut [CITATION
8
Baf16 \p 46 \l 1033 ] menyatakan bahwa “manajemen keuangan merupakan salah satu
gugusan substansi administrasi pendidikan. Manajemen keuangan adalah salah satu
bidang garapan administrasi pendidikan yang secara khusus menangani tugas-tugas
yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan yang dimiliki dan digunakan dalarn
lernbaga pendidikan
Selanjutnya menurut Sulistiyorini [ CITATION Dil19 \l 1033 ] Manjemen keuangan
diartikan secara sempit ialah pembukuan, sedangkan jika diartikan secara luas,
manajemen keuangan merupakan pengurusan dan pertanggung jawaban dalam
penggunaan keuangan baik dari perencanaaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai
kepengawasan dan pertanggung jawaban keuangan.
Sedangkan menurut Suprihatin [ CITATION Muk15 \l 1033 ] Manajemen keuangan
merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan atau
diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinyu
terhadap biaya operasional sekolah, sehigga kegiatan operasional pendidikan semakin
efektif dan efisuen, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah
dietapkan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan merupakan seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan atau diusahakan secara sengaja dan
bersungguh-sungguh, salah satu bidang garapan administrasi pendidikan yang secara
khusus menangani tugas-tugas yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan yang
dimiliki dan digunakan dalarn lernbaga pendidikan, pembinaan secara kontinyu
terhadap biaya operasional sekolah, sehigga kegiatan operasional pendidikan semakin
efektif dan efisuen, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah dietapkan
serta pengurusan dan pertanggung jawaban dalam penggunaan keuangan.

2. Tujuan Manajemen Keuangan

Melalui kegiatan manajemen keuangan dan pembiayaan, kebutuhan pendanaan,


pembiayaan kegiatan dan anggaran lembaga pendidikan dapat direncanakan,
diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, digunakan untuk membiayai
pelaksanaan program lembaga pendidikan secara efektif dan efisien, sekaligus
dipertanggungjawabkan untuk memberikan rasa puas pada pihak-pihak yang
mendonasikan uang untuk kegiatan lembaga pendidikan. Uraian ini sekaligus
memperkuat Untuk itu tujuan manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga

9
pendidikan menurut Tjandra yang dikutip oleh Arwildayanto dkk (2017: 6-7) adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan penggalian sumber biaya lembaga pendidikan
2. Menciptakan pengendalian yang tepat sumber keuangan organisasi pendidikan
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan lembaga
pendidikan
4. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan lembaga pendidikan
5. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran lembaga pendidikan
6. Mengatur dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
menunjang tercapainya tujuan lembaga pendidikan dan tujuan pembelajaran.
7. Membangun sistem pengelolaan keuangan yang sehat, mudah diakses dan
memiliki sistem pengamanan yang terjamin dari tindakan-tindakan yang tidak
terpuji.
8. Meningkatkan partisipasi stakeholders pendidikan dalam pembiayaan pendidikan

Lebih lanjut, Husnan yang dikutip oleh Arwildayanto dkk (2017: 7) menjelaskan
tujuan manajemen keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan agar para manajer
pendidikan dapat menggunakan dan menggali sumber-sumber pendanaan secara
memadai dari berbagai pihak untuk dipergunakan dan dipertanggungjawabkan.4

3. Prinsip-prinsip manajemen keuangan

Berikut ini prinsip-prinsip manajemen keuangan yan dijelaskan oleh Komariah


(2018):

a. Transparansi

Transparansi artinya keterbukaan. Transparansi dalam manajemen keuangan


pendidikan berarti adanya keterbukaan dalam pengelolaan keuangan mulai dari sumber-
sumber keuangan, pemanfataan hingga pertanggung jawaban keuangan pendidikan.
Transparansi keuangan sangat diperlukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk
mengetahuinya. Transparansi juga akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan

4
Dilla, R. F. (2019, November ). Manajemen Keuangan Pendidikan Anak USia Dini
Perspektif Wealch Management: Studi di TK Ceria Demangan Baru Yogyakarta.
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 4(2), 353-371.

10
partisipasi orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam penyelenggaraan program
pendidikan.

Selain itu transparansi juga akan meningkatkan tingkat kepercayaan antar orang
tua, masyarakat, pemerintah dan pemerintah daerah melalui kemudahan dalam
mengakses informasi-informasi keuangan pendidikan. Informasi keuangan pendidikan
disebuah lembaga pendidikan dapat dituangkan melalui RAPBS yang ditempelkan di
papan pengumuman, ruang guru, ruang Tata Usaha (TU) maupun melalui media online
web site lembaga pendidikan yang bersangkutan sehingga semua yang berkepentingan
mudah mengetahui sumber keuangan serta pemanfaatannya.

b. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena
kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang
menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas dalam manajemen keuangan pendidikan
berarti penggunaan keuangan pendidikan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan
peraturan yang berlaku pihak sekolah membelajankan uang secara bertanggung jawab.
Ada tiga syarat utama untuk terciptanya Konsep Manajemen Keuangan Pendidikan
akuntabilitas public yakni: (1) Adanya transparansi dari penyelenggara pendidikan
dalam hal masukan dan keikutsertaan mereka pada berbagai komponen sekolah; (2)
Adanya standar kinerja sekolah dalam hal pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang;
(3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana sekolah yang kondusif dalam
bentuk pelayanan pendidikan, dengan prosedur yang mudah, biaya murah, dan proses
yang cepat.
c. Efektivitas
Efektivitas dimaknai sebagai ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan. Garner dalam
Kompri mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, efektivitas tidak sampai pada
ketercapaian tujuan akan tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan pada tujuan
dan visi misi lembaga.15 Manajemen keuangan dapat dikatakan memenuhi prinsip
efektivitas manakala kegiatan yang diselenggarakan mampu mengatur keuangan untuk
membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang telah ditetapkan dan
kualitas outcomes nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
d. Efisiensi

11
Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out
put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud berupa pikiran, waktu, dan biaya.
Segi penggunaan daya, penyelenggaraan kegiatan pendidikan dapat dikatakan efisien
manakala mampu memanfaatkan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya namun
dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan. Dilihat dari segi hasil kegiatan
pemdidikan dapat dikatakan efisien manakala mampu memanfaatkan waktu, tenaga dan
biaya tertentu mampu memberikan hasil yang sebaik-baiknya baik secara kualitas
maupun kuantitas. 5

4. Proses Pengelolaan Keuangan Di PAUD

Proses pengelolaan keuangan di PAUD [ CITATION Roh18 \l 1033 ] meliputi: (1)


Perencanaan Angaran, (2) Strategi mencari sumber dana PAUD, (3) penggunaan
keuangan PAUD, (4) pengawasan dan evaluasi anggaran dan (5) Pertanggung jawaban.
Selanjutnya, pemasukan dan pengeluaran keuanganPAUD diatur dalam Rancangan
Anggaran pendapatan dan Belanja (RAB). Kegiatan di atas di jabarkan sebagai berikut :
A. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB)
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) harus berdasarkan pada
rencana pengembangan lembaga dan merupakan bagian dari rencana operasional
tahunan. Penyusunan RAPB tersebut harus melibatkan pengelola, pendidik dan
forum orang tua. RAPB perlu disusun pada setiap tahun ajaran dengan memastikan
bahwa alokasi anggaran bisa memenuhi kebutuhan sekolah secara optimal.
1. Prinsip penyusunan RAPB, antara lain:
a. RAPB harus benar-benar difokuskan pada peningkatan pembelajaran
murid secara jujur, bertanggung jawab dan transparan
b. RAPB harus ditulis dalam bahasa sederhana dan jelas dan dipajang
ditempat terbuka di sekolah
c. Dalam menyusun RAPB, sekolah sebaiknya secara seksama
memprioritaskan pembelanjaan dana sejalan dengan rencana
pengembangan sekolah
2. Proses Penyusunan RAPB meliputi:
a. Menggunakan tujuan jangka jangka menengah dan jangka pendek yang
ditetapkan di dalam rencana pengembangan sekolah

12
b. Menghimpun, merangkum dan mengelompokkan isu-isu dan masalah
utama kedalam berbagai bidang yang luas cakupannya
c. Menyelesaikan analisis kebutuhan
d. Memprioritaskan kebutuhan
e. Mengkonsultasikan rencana aksi yang ditunjukkan/dipaparkan dalam
rencana pengembangan sekolah
f. Mengidentifikasi dan memperhitungkan seluruh sumber pemasukan
g. Menggambarkan rincian (waktu, biaya, orang yang bertanggung jawab,
pelaporan dan sebagainya), dan mengawasi serta memantau kegiatan
dari tahap perencanaan menuju tahap penerapan hingga evaluasi.
B. Pertanggung jawaban dan pengawasan Keuangan Sekolah
Lembaga PAUD wajib menyampaikan laporan dan evaluasi di bidang
keuangan terutama mengenai penerimaan dan pengeluaran keuangan lembaga
yang harus dilakukan setiap semester. Dana yang digunakan akan
dipertanggungjawabkan setiap semester yang akan dijadikan laporan kepada
pihak-pihak yang terlibat dan pengelolaan lembaga atau kepada sumber dana.
Pertanggungjawaban ini bertujuan untuk mengetahui semua pengelolaan anggaran
yang telah direncanakan apakah sesuai dengan tujuan atau peruntukannya.
Menurut Bafadal dikutif oleh [ CITATION Roh18 \l 1033 ] ada beberapa kegiatan
yang dapat dilakukan dalam melakukan pengawasan keuangan di taman kanak-
kanak, baik pengawasan fungsional maupun pengawasan melekat. Kegiatan-
kegiatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Pengawas mempelajari rencana anggaran yang telah disusun oleh taman
kanak-kanak, dan
b. Pengawas mempelajari semua catatan yang ada di dalam buku kas serta
bukti-bukti sahnya (kwitansi maupun faktur). Hal-hal yang dipertanyakan
dalam mempelajari bukkas dan bukti-buktinya meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1) Apakah semua pemasukan keuangan telah sesuai dengan rencana
anggaran?
2) Apakah semua pengeluaran keuangan telah sesuai dengan rencana
anggaran?
3) Apakah semua bukti (kwitansi dan faktur) pemasukan dan pengeluaran
keuangan yang ada sah?
13
4) Apakah semua catatan pemasukan dan pengeluaran yang tertulis di
dalam buku kas sesuai dengan bukti-bukti pengeluaran yang ada.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Brawijaya, U. (2003). BERKUALITAS.


Dilla, R. F. (2019, November ). Manajemen Keuangan Pendidikan Anak USia Dini
Perspektif Wealch Management: Studi di TK Ceria Demangan Baru Yogyakarta. Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 4(2), 353-371.

Suharsimi, Arikunto. 1992. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta : CV Rajawali.


https://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didik

Syahril. (2004). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Padang: Jurusan Administrasi Pendidikan

https://id.scribd.com/document/330170744/Manajemen-Keuangan-Di-Pendidikan-Anak-
Usia-Dini

15

Anda mungkin juga menyukai