Anda di halaman 1dari 39

HUBUNGAN PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN DAN

SUMBER BELAJAR YOUTUBE DENGAN HASIL


BELAJAR PENGOLAHAN MAKANAN INDONESIA

SKRIPSI

OLEH :
FITRI RAMADANI
5193342020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2021

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
merupakan sebagian dari persyaratan akademik untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “Hubungan Pengetahuan Bahan
Makanan dan Sumber Belajar You Tue dengan Hasil Belajar Pengolahan Makanan
Indonesia Di SMK Negeri 1 Beringin”.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa
arahan dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Erli Mutiara, M. Si. selaku Dosen Metodologi Penelitian yang telah
banyak memberikan waktu, nasehat, arahan kepada penulis dari awal hingga
proposal ini terselesaikan dengan baik.

2. Ibu Dra. Adikahriani, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus


Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi
kepada penulis selama perkuliahan.

3. Prof. Dr. Dina Ampera, M. Si selaku Ketua jurusan Pendidikan Kesejahteraan


Keluarga.

4. Seluruh dosen-dosen PKK khususnya Dosen Program Studi Pendidikan Tata


Boga, Tata Usaha Jurusan PKK dan Fakultas Teknik yang telah memberikan
ilmu dan pelayanan kepada penulis selama perkuliahan

5. Ibu Wenti Wulandari, S. Pd dan Guru Mata Pelajaran Pengolahan makanan


indonesia yang banyak membantu saya dalam penelitian.

6. Bapak ILYAS, M. Pd selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Beringin yang


memberikan kesempatan saya untuk melaksanakan penelitian ini.

7. Teristimewa kepada ayahanda dan ibunda saya serta adik dan keluarga besar
saya yang telah memberikan dukungan baik secara moral dan materil selama
perkuliahan serta doa yang tiada henti- hentinya.

i
8. Terimakasih kepada teman-teman seperjuangan Pendidikan Tata Boga
Stambuk 2019 dan teman saya Wina, Ayu, Akil, dan Adisti yang telah
memberikan bantuan, dukungan, dan persahabatan kepada penulis.

Penulis :

Fitri Ramadani
5193342020

ii
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN .........................................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .....................................................................................................1

B. Identifikasi Masalah ...........................................................................................................4

C. Pembatasan Masalah ..........................................................................................................4

D. Rumusan Masalah ..............................................................................................................5

E. Tujuan Penelitian ...............................................................................................................5

F. Manfaat Penelitian..............................................................................................................6

BAB II ...........................................................................................................................................7

KAJIAN PUSTASA, KERANGKA BERFIKIR .............................................................................7

DAN HIPOTESIS PENELITIAN ..................................................................................................7

A. KAJIAN TEORITIS ...........................................................................................................7

I. Pengetahuan Bahan Makanan ........................................................................................7

II. Sumber Belajar “You Tube”........................................................................................... 19

Hasil Belajar Pengolahan Makanan Indonesia ....................................................................... 21

Pengolahan Makanan Indonesia ........................................................................................... 23

B. Penelitian Relevan ............................................................................................................ 24

C. Kerangka Berpikir ............................................................................................................ 25

Hubungan Pengetahuan Bahan Makanan Dengan Hasil Belajar Pengolahan Makanan


Indonesia ............................................................................................................................. 25

Hubungan Sumber Belajar Youtube Dengan Hasil Belajar Pengolahan Makanan


Indonesia ............................................................................................................................. 26

Hubungan Pengetahuan Bahan Makanan Dan Sumber Belajar Youtube Dengan Hasil
Belajar Pengolahan Makanan Indonesia ............................................................................... 27

D. Hipotesis Penelitian .......................................................................................................... 28

BAB III ....................................................................................................................................... 29

iii
METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................................... 29

Desain, Tempat, dan Waktu ..................................................................................................... 29

Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................................................ 29

Desain Penelitian ..................................................................................................................... 29

Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................................... 30

Uji Coba Instrumen Penelitian .................................................................................................. 30

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan


sumber daya manusia yang berkualitas. Peran lembaga pendidikan sangat
membantu dalam berhasilnya suatu proses belajar mengajar dan membantu
mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai modal
bagi pembangunan nasional. Untuk itu diperlukan upaya dalam meningkatkan
kualitas pendidikan, salah satunya pembelajaran yang dilakukan oleh guru di
sekolah.
Tujuan pendidikan adalah perubahan perilaku yang direncanakan dapat
dicapai melalui proses belajar mengajar. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai
dari proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar
diukur untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan sehingga hasil belajar
harus sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar adalah perubahan perilaku
yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan
pendidikan (Purwanto, 2017)
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003, tujuan pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) adalah mempersiapkan peserta didik terutama
bekerja dalam bidang tertentu, selanjutnya secara spesifik tujuan SMK yang
terdapat dalam kurikulum 2004 adalah : 1) Menyiapkan siswa memasuki
lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional, 2) menyiapkan siswa
agar mampu memiliki karir, maupun berkompetisi dan mampu mengembangkan
diri, 3) menyiapkan tenaga kerja menengah untuk mengisi kebutuhan dunia
usaha dan dunia industri pada saat ini maupun pada saat yang akan datang, 4)
menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adatif, dan
kreatif sesuai denga Kurikulum 2004. Berdasarkan tujuan SMK tersebut dapat
dikatakan bahwa lulusan SMK diharapkan menguasai mata pelajaran lebih baik
secara teori maupun secara praktek sehingga peserta didik dapat mandiri
dengan penerapan ilmu yang diperolehnya dari sekolah sesuai dengan
bidangnya masing-masing (Garis-Garis Besar Program Pendidikan, 2004).

1
Selain itu Pendidikan juga berhubungan erat dengan perkembangan
teknologi yang sangat pesat di era globalisasi. Pendidikan merupakan sebuah
sarana yang efektif dalam mendukung perkembangan serta peningkatan sumber
daya manusia menuju kearah yang positif. Sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal yang mempunyai peranan penting dalam proses adabtasi siswa menjadi
generasi yang tidak tertinggal dalam menghadapi perkembangan teknologi.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk
lembaga pendidikan formal yang dituntut mampu mengikuti perkembangan
teknologi sehingga menghasilkan lulusan yang kompeten secara kognitif,
psikomotorik dan afektif. Pengenalan teknologi baru harus dilakukan dalam
proses kegiatan belajar mengajar di SMK agar peserta didik siap dalam
menghadapi tantangan dunia di era teknologi, kualitas proses belajar mengajar
ini akan berpengaruh terhadap hasil kualitas belajar peserta didik. Salah satu
faktor yang dapat mendukung kualitas hasil belajar siswa adalah ketersediaan
media pembelajaran, sebagai salah satu contoh yaitu “You Tube” sebagai
sumber belajar. Dalam dunia pendidikan kejuruan seperti Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), selain menekankan pada kompetensi akademik dan
kompetensi umum, diajarkan juga kompetensi kejuruan sebagai bekal menuju
dunia kerja. Kompetensi keahlian yang diajarkan kepada peserta didik
disesuaikan dengan program keahlian yang ditempuh.
Pada Program Keahlian Jasa Boga mata pelajaran Pengetahuan Bahan
Makanan merupakan mata pelajaran yang harus ditempuh pada kelas X dengan
jumlah jam pelajaran 3 x 45 menit setiap minggu yang diselenggarakan dalam
bentuk teori. Pengetahuan bahan makanan mempelajari mengenai sifat-sifat
fisik dan kimia dari komponen-komponen yang tersusun di dalam bahan
makanan hewani maupun nabati, termasuk nilai gizi dari bahan makanan, dan
sifat-sifat ini dihubungkan dengan segi produksi serta perlakuan sebelum dan
sesudah panen seperti penyimpanan, pengolahan, pengawetan, distribusi,
pemasaran sampai siap untuk dikonsumsi dengan memperhatikan keamanan
pangan bagi konsumen. Tujuan dari mata pelajaran ini yaitu siswa dapat
memahami sifat-sifat bahan makanan sehingga bahan makanan serta hasil
olahannya dapat dipertahankan atau diperbaiki mutunya.
Salah satu kompetensi dasar dalam mata pelajaran Pengetahuan Bahan
Makanan berdasarkan silabus SMK adalah menganalisis bumbu, rempah, dan

2
bahan makanan Indonesia. Berdasarkan silabus Pengetahuan Bahan Makanan
SMK Jasa Boga, kompetensi yang harus dimiliki siswa setelah mempelajari
materi Bumbu dan rempah Indonesia yaitu siswa mampu mengetahui struktur,
mutu, proses pembuatan, pengaruh pengolahan, pengaruh bumbu dan rempah
dengan teknik pengolaha. Hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan
diharapkan dapat menunjang dan menumbuhkan kesiapan siswa pada kegiatan
praktik pengolahan makanan, salah satunya yaitu pada saat mata pelajaran
Pengolahan Makanan Indonesia.
Pengolahan Makanan Indonesia adalah mata pelajaran produktif yang
ditempuh pada kelas XI dengan jumlah jam pelajaran 7 x 45 menit setiap
minggunya. Tujuan dari mata pelajaran ini adalah memberikan pengetahuan dan
keterampilan mengenai makanan-makanan yang berasal dari Indonesia.
Kompetensi yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan program
studi keahlian Jasa Boga adalah Pengetahuan Bahan Makanan yang diperoleh
siswa dipelajari pada tingkat kelas X. Tujuan dari mata pelajaran ini yaitu
peserta didik di harapkan memahami dan mengerti tentang bahan makanan yang
meliputi cara memilih bahan makanan yang baik, cara menyimpan bahan
makanan, dan cara mengolah bahan makanan yang baik, sehingga dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya pengetahuan bahan
makanan dapat mempengaruhi hasil praktek maka siswa diharapkan terlebih
dahulu mempelajari dengan baik pengetahuan bahan makanan agar pada saat
praktek tidak mengalami kendala maupun masalah dalam pemilihan bahan yang
akan digunakan dalam praktek. Mata pelajaran pengetahuan bahan makanan
merupakan dasar bagi peserta didik program keahlian Tata Boga untuk lebih
memahami, mengenal dan mengerti tentang bahan makanan yang baik, sehingga
akan menunjang pada kegiatan belajar yang diikuti oleh peserta didik program
keahlian Tata Boga yaitu mata pelajaran Pengolahan Makanan Indonesia.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menetapkan judul dalam
penelitian ini adalah “Hubungan Pengetahuan Bahan Makanan Dan Sumber
Belajar You Tube Dengan Hasil Belajar Pengolahan Makanan Indonesia Di
SMK Negeri 1 Beringin”.

3
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan


sebelumnya, maka Identifikasi Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :

1. Bagaimana pengetahuan siswa tentang bahan makanan di SMK Negeri 1


Beringin?

2. Bagaimana Penggunaan Sumber Belajar You Tube di SMK Negeri 1


Beringin ?

3. Bagaimana hasil belajar pengolahan makanan Indonesia di SMK Negeri


1 Beringin?

4. Apakah pengetahuan bahan makanan dapat meningkatkan hasil belajar


pengolahan makanan Indonesia di SMK Negeri 1 Beringin ?

5. Apakah sumber belajar You Tube dapat meningkatkan hasil belajar


pengolahan makanan Indonesia di SMK Negeri 1 Beringin ?

6. Apakah terdapat hubungan pengetahuan bahan makanan dan sumber


belajar You Tube dengan hasil belajar pengolahan makanan Indonesia
di SMK Negeri 1 Beringin ?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka batasan masalah


dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Pengetahuan bahan makanan dibatasi pada aspek kognitif dengan materi


pelajaran bumbu dan rempah Indonesia di SMK Negeri1 Beringin.

2. Sumber Belajar You Tube sebagai Sumber belajar tambahan di SMK


Negeri 1 Beringin .

3. Hasil belajar di batasi pada Pengolangan Makanan Indonesia.

4
4. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Beringin .

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan


pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengetahuan bahan makanan siswa Tata Boga di SMK


Negeri1 Beringin ?

2. Bagaimana pengaruh Sumber Belajar You Tube pada sisws Tata Boga di
SMK Negeri 1 Beringin ?

3. Bagaimana hasil belajar pengolahan makanan Indonesia siswa Tata Boga


di SMK Negeri 1 Beringin ?

4. Bagaimana hubungan pengetahuan bahan makanan dan hasil belajar


pengolahan makanan Indonesia siswa Tata Boga di SMK Negeri 1
Beringin?

5. Bagaimana hubungan sumber belajar You Tube dengan hasil belajar


pengolahan makanan Indonesia siswa Tata Boga di SMK Negeri 1
Beringin?

6. Bagaimana hubungan pengetahuan bahan makanan dan sumber belajar


You Tube dengan hasil belajar pengolahan makanan Indonesia siswa
Tata Boga di SMK Negeri 1 Beringin ?

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengetahuan bahan makanan siswa Tata Boga di


SMK Negeri 1 Beringin .

2. Untuk mengetahui Pengaruh Sumber belajar You Tube pada Siswa Tata
Boga di SMK Negeri 1 Beringin .

5
3. Untuk mengetahui hasil belajar pengolahan makanan Indonesia siswa
Tata Boga di SMK Negeri1 Beringin .

4. Untuk mengetahui pengetahuan bahan makanan dengan hasil belajar


pengolahan makanan Indonesia siswa Tata Boga di SMK Negeri 1
Beringin.

5. Untuk mengetahui hubungan Pengetahuan bahan makanan dengan hasil


belajar Pebgolahan makanan Indonesia siswa Tata Boga di SMK Negeri
1 Berigin.

6. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan bahan makanan dan sumber


belajar You Tube dengan hasil belajar pengolahan makanan Indonesia
siswa Tata Boga di SMK Negeri 1 Beringin .

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
sumber informasi atau referensi bagi pembaca untuk mengembangkan
dan memperkaya ilmu pengetahuan bahan makanan mengenal bumbu
dan rempah yang merupakan pengetahuan mendasar yang wajib
diketahui oleh siswa sebelum melakukan pengolahan makanan
Indonesia.

2. Bagi sekolah penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan masukan


SMK Negeri 1 Beringin dalam meningkatan hasil belajar pengolahan
Makanan Indonesia.

6
BAB II
KAJIAN PUSTASA, KERANGKA BERFIKIR
DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. KAJIAN TEORITIS

I. Pengetahuan Bahan Makanan

Pengetahuan menurut beberapa para ahli sebagai berikut : Menurut


Soekidjo Notoadmojo (2002, hlm.20) “Pengetahuan ialah merupakan hasil
“tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek”. Pengetahuan merupakan salah satu komponen dari hasil belajar yang
termasuk kedalam aspek kognitif, sesuai dengan pendapat yang dikemukan
oleh Sudjana (1955, hlm. 22) “bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah
laku mencangkup ranah kognitif, afektif dan psikomotor”. Pengetahuan
menurut Mubarak (2007, hlm.30) “merupakan hasil dari mengingat suatu
hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara
sengaja maupun tidak disengaja dan terjadi setelah orang melakukan kontak
atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu”. Pengetahuan menurut Uno
(2011, hlm.36) “pengetahuan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
menghafal atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya”.
Menurut Aunurrahman (2011, hlm.16) “pengetahuan yang dimiliki
seseorang terkait erat dengan pengalaman. Tanpa pengalaman seseorang
tidak dapat membentuk pengetahuan”. Berdasarkan pengertian tersebut
maka pengetahuan adalah kemampuan seseorang dalam menghafal,
mengulang atau mengingat kembali sesuatu yang pernah diterimanya secara
sadar melalui proses sensori khususnya mata dan telinga terhadap objek
tertentu.

Pengetahuan bahan makanan adalah suatu ilmu yang mempelajari sifat-


sifat fisik dan kimia dari komponen-komponen yang tersusun didalam bahan
makanan hewani maupun nabati, termasuk nilai gizi dari bahan makanan

7
tersebut. Komponen-komponen tersebut antara lain karbohidrat, protein,
lemak dan minyak (Fatmawati, 2013).

Pengertian Bumbu dan Rempah


Bumbu adalah proses menyampaikan rasa atau meningkatkan rasa dari
masakan. Bumbu termasuk bumbu dan rempah-rempah yang dengan sendirinya
disebut “bumbu”. Bumbu atau “herb” adalah tanaman aromatik yang ditambahkan
pada makanan sebagai penyedap dan pembangkit selera makan. Herb sebagian
besar terdiri dari tumbuh-tumbuhan yang bersal dari daerah dingin, dan biasanya
digunakan dalam keadaan masih segar. Namun, Larousse Gastronomique
menyatakan bahwa “ke musim dan rasa bukan hal yang sama”, menegaskan bahwa
bumbu termasuk sejumlah besar atau kecil garam yang ditambahkan ke preparat.
Garam dapat digunakan untuk menarik keluar air, atau untuk memperbesar rasa
alami dari makanan sehingga lebih kaya atau lebih halus, tergantung pada piring.
Prosedur jenis ini adalah mirip dengan menyembuhkan. Sebagai contoh, garam
kasar (garam kasar-grained) digosok ke dalam ayam, domba dan sapi untuk
melunakan daging dan meningkatkan rasa. Bumbu lain seperti lada hitam dan
kemangi mentransfer beberapa rasa untuk makanan. Sebuah hidangan yang
dirancang dengan baik dapat menggabungkan bumbu yang saling melengkapi
(Tien, dkk. 2010).
Rempah-rempah atau “spices” merupakan tanaman aromatik yang
dibubuhkan pada makanan, sebagai penyedap dan pembangkit selera, pada
umumnya jenis tumbuh-tumbuhan tersebut mengandung substansi yang sangat
membantu kelenjar-kelenjar pencernaan dan meningkatkan rangsangan/nafsu
makan. Spices sebagian besar tumbuh di daerah tropik dan banyak dimanfaatkan
dalam pengolahan makanan untuk memberi rasa pada makanan. Rempah dapat juga
dikatakan bumbu kering (Tien, dkk. 2010).
Secara fungsional, bumbu dan rempah artinya sama karena sama-sama
memberikan rasa dan aroma yang khas pada makanan. Bedanya, rempah adalah
istilah untuk masing-masing jenis bahan yang berasal dari tanaman, sedangkan
bumbu adalah istilah untuk ramuan dari beberapa rempah untuk pemberi rasa dan
aroma pada masakan.Yang termasuk bumbu bukan saja rempah (yang berasal dari
bagian tanaman baik dalam bentuk segar maupun kering), tetapi juga bahan olahan
pemberi rasa dan aroma seperti kecap, garam, gula, cuka, taoco, mirin, kecap ikan,

8
ebi, dan lain-lain. Fungsi bumbu adalah untuk memperkaya rasa masakan sehingga
terasa harum, manis, asin, gurih, asam atau pedas.
Rempah dalam dunia gastronomi eropa identik dengan sesuatu yang eksotis
karena berasal dari belahan dunia bagian timur (dari bagian timur tengah sampai
maluku) dan amerika latin, sungguh banyak jenisnya. Rempah tidak hanya berasal
dari tanaman bagian rimpang (akar yang membesar) seperti kunyit atau lengkuas,
tetapi juga dari bagian biji, buah, daun dan bahkan kulit batang. Jika berbicara
tentang rempah, pada zaman dulu, rempah (baik dalam satuan maupun yang sudah
dalam bentuk bumbu), disamakan dengan kekayaan. Masih ingat dengan
penjelajahan Colombus mencari dunia baru? tujuannya adalah mencari daerah
penghasil rempah untuk diperdagangkan. Berbeda dengan sekarang, kini rempah
sudah lebih mudah didapat dan tidak terlalu mahal sehingga memudahkan ornag
untuk bereksperimen dengan resep-resep dari mancanegara lainnya (Tien, dkk.
2010).
Menyadari hal itu perlu diketahui bagi kita semua bahwa rempah-rempah
itu merupakan bahan makanan yang sehat dan bergizi, rempah-rempah memiliki
kandungan gizi besar manfaatnya bagi tubuh kita. Pengetahuan yang benar akan
kandungan gizi (mutu) rempah-rempah sangat membantu kita semua untuk
memilih trempah-rempah yang tepat bagi kesehatan diri dan keluarga. Pentingnya
kita mengetahui mutu pada rempah-rempah yaitu mendorong kita semua untuk
meningkatkan konsumsi rempah-rempah dengan lebih teliti (Tien, dkk. 2010).

Jenis-jenis Bumbu dan Rempah-rempah


Bumbu dapur yang berasal dari daerah dingin, yang diperdagangkan di
Indonesia, sebagian besar sudah diawetkan dalam bentuk kering atau bubuk
(powder). Bumbu dapur dapat dikelompokkan menjadi enam kelompok
berdasarkan pada bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bumbu.Berikut adalah
jenis- jenis herb dan spices:
Bumbu dari bunga
1. Cengkeh (cloves)
Cengkeh memberikan sensasi hangat dan wangi. Masakan yang menggunakan
daging umumnya menggunakan cengkeh. Kue bolu, nastar, dan beberapa kue
kering lainnya, juga menggunakan cengkeh untuk tambahan rasa
(Septiatini,2008).

9
2. Lawang/ pekak
Salah satu jenis rempah berbentuk bunga berwarna cokelat tua, dan biasa
digunakan untuk memberi rasa gurih pada masakan Cina dan Indonesia. Dijual
dalam bentuk kering. Hanya dengan beberapa kelopak saja rasanya sudah
cukup kuat.: Cakar ayam bumbu merah (Septiatini,2008).
3. Telang
Di zaman modern, bunga telang jarang terlihat atau digunakan di luar negeri
dapur mengekstraksi warna bunga memakan waktu dan banyak yang
dibutuhkan hanya untuk pewarna dalam jumlah kecil makanan
(Septiatini,2008).
4. Kecombrang
Kecombrang dapat dimanfaatkan dengan memasak daun muda dan bunganya
dimakan sebagai teman makan nasi. Di daerah tertentu kecombrang biasa
dimasak sebagai sayur lodeh (Septiatini,2008).
Bumbu dari buah dan biji
1. Adas (Anisud)
Adas telah lama dikenal sebagai salah satu komponen pengobatan tradisional.
Minyak adas yang dikandung bijinya menjadi salah satu komponen minyak
telon (c ).
2. Asam (Tamarin)
Asam yang berwarna kuning banyak digunakan dalam pembuatan jamu
sedangkan asam yang berwarna coklat biasanya digunakan untuk campuran
bumbu dalam pengolahan hidangan, terutama yang berasal dari ikan, ayam,
daging, telur dan sayuran dan dapat juga digunakan sebagai pengawet
makanan(Septiatini,2008).
3. Bunga Pala (Mace)
Bunga pala dapat digunakan dalam pembuatan sponge cake, pound cake, isi kue
sus yang berasa gurih seperti ragout (Sudarmadji, 1996).
4. Cabai kecil (Cayenne)
Salah satu jenis cabai yang berbentuk kecil, kulit keriting, bijinya padat, ada
yang berwarna merah, kuning, oranye, hijau dan rasanya pedas (Sudarmadji,
1996).
5. Cabai Besar (Red chilli)
Salah satu jenis cabai yang berbentuk besar, berwarna merah, kulitnya tebal

10
licin, brbiji sedikit dan rasanya agak manis (Sudarmadji, 1996).
6. Kemiri (Candlenut)
Salah satu jenis bumbu yang berbentuk bulat agak lonjong dan berwarna putih
ke kuning-kuningan yang biasa di pakai dalam hampir semua masakan
Indonesia dari bahan telur, seperti saus untuk gado-gado (Sudarmadji, 1996).
7. Ketumbar (Corriander)
Ketumbar termasuk tumbuh-tumbuhan yang berbunga tabir, bijinya utuh, kulit
agak kasar, berwarma kuning tua, lebih ringan dari lada, digunakan dalam
pembuatan sup, bubuk kari (curry) dan juga dapat digunakan untuk ramuan obat
tradisional (Sudarmadji, 1996).
8. Jintan (Cumin)
Jintan merupakan buah dari tanaman yang sudah dikeringkan. Rempah ini
sangat populer di Mexico dan afrika. Jintan berbentuk seperti padi/gabah,
rasanya pedas, berwarna hitam, kuning dan kecoklatan (Sudarmadji, 1996).
9. Kapulaga (Cardamon)
Ada dua jenis kapulaga yaitu bentuk panjang dan bulat, berwarna hitam dan
putih. Buah yang sudah masak dijemur, sebaiknya daging buah tidak sampai
lepas dari biji, supaya aromatiknya tersimpan baik (Sudarmadji, 1996).
10. Lada putih (White pepper)
Lada putih berkulit keras dan permukaannya licin. Butiran lada putih lebih
besar dari butiran lada hitam dan rasanya lebih pedas. Untuk mendapatkan lada
putih dilakukan pemanenan sewaktu lada sudah tua yang ditandai warna kulit
hijau tua (Sudarmadji, 1996).
11. Lada hitam (Black pepper)
Lada hitam berkulit keras dan berkerut, biasanya dijual dalam bentuk utuh
maupun bubuk. Untuk mendapatkan lada hitam dilakukan pemanenan sewaktu
lada masih muda dan berwarna hijau muda (Sudarmadji, 1996).
12. Vanili (Vanilla seed)
Vanili adalah tanaman sejenis anggrek yang merambat, bentuknya bulat
panjang menyerupai buncis, berwarna coklat kehitam-hitaman dan beraroma
tajam (Apandi, 1984).
13. Biji selasih (Poppy seed)
Biji selasih atau yang lebih dikenal dengan sebutan poppy seed adalah biji
minyak yang diperoleh dari opium poppy (Papaver somniferum). Poppy seed

11
biasa digunakan sebagai hiasan roti (Apandi, 1984).

Bumbu dari daun


1. Daun jeruk (Citrus leaf)
Jeruk (limau/limo) purut, jeruk sambal, atau jeruk pecel (Citrus x hystrix DC.)
merupakan tumbuhan perdu yang dimanfaatkan terutama buah dan daunnya
sebagai bumbu penyedap masakan. Dalam perdagangan internasional dikenal
sebagai kaffir lime, sementara nama lainnya adalah ma
kruut (Thailand), krauch soeuch (Kamboja), ‘khi’ ‘hout (Laos), shouk-
pote (Burma), kabuyau, kulubut, kolobot (Filipina) dan truc (Vietnam). Dalam
dunia boga Asia Tenggara penggunaanya cukup sering dan rasa dari buahnya
yang masam biasanya digunakan sebagai penetral bau amis daging atau ikan
untuk mencegah rasa mual, seperti pada siomay. Ikan yang sudah dibersihkan
biasanya ditetesi perasan buahnya untuk mengurangi bau amis. Daun jeruk
purut juga banyak dipakai. Potongannya dicampurkan pada bumbu pecel atau
gado-gado untuk mengharumkan. Demikian pula dalam pembuatan rempeyek,
potongan daunnya dicampurkan pada adonan tepung yang kemudian digoreng.
Di Thailand, daun jeruk purut sangat populer dalam masakannya. Tom yam dan
tom khaa, 2 makanan berkuah yang sangat populer menggunakannya. Menu
dari Kamboja, Semenanjung Malaya, Pulau Sumatra, Pulau Jawa dan Pulau
Bali juga menggunakan daun jeruk purut sebagai pengharum masakan. Sebagai
bumbu masak, daun maupun buah jeruk purut sukar dicari penggantinya. Kulit
jeruk nifis dapat dipakai apabila terpaksa. Daunnya dapat dikeringkan untuk
dipakai pada waktu mendatang namun hanya bertahan kurang dari setahun.
Cara pengawetan lain yang lebih awet adalah dengan dibekukan. Beberapa
wewangian juga memakai minyak jeruk purut (diperoleh dari daun atau kulit
buahnya) sebagai komponenya. Karakteristik minyak daunnya terutama
didominasi oleh minyak atsiri (-)-(S)-citronelal (80%), sisanya adalah citronelol
(10%), nerol dan limonena. Jeruk purut istimewa karena pada jeruk-jeruk
lainnya yang mendominasi adalah enantiomernya, (+)-(R)-citronelal (juga dapat
ditemukan pada serai). Kulit buahnya memiliki komponen yang serupa dengan
kulit buah jeruk nipis, dengan komponen utama adalah limonene dan β-pinena.
Macam-macam daun jeruk yang dipakai adalah daun jeruk purut dan daun jeruk
nipis. Daun jeruk berwarna hijau, mempunyai bau yang khas, rasanya getir dan

12
dijual dalam keadaan utuh dan segar (Kelompok 4B, 2011).
2. Daun kemangi (Basil leaf)
Kemangi adalah terna kecil yang daunnya bisa dimakan sebagai lalap. Aroma
daunnya khas, kuat namun lembut dengan sentuhan aroma limau. Daun
kemangi merupakan salah satu bumbu bagi pepes. Sebagai lalapan, daun
kemangi biasanya dimakan bersama-sama daun kubis, irisan mentimun, dan
sambal untuk menemani ayam atau ikan goreng. Di Thailand ia dikenal dengan
nama manglak dan juga sering dijumpai dalam menu masakan setempat.
Kemangi adalah hibrida antarspesies antara dua spesies selasih, Ocinum
basillicum dan O. americanum. Ia dikenal juga sebagai O. basillicum var.
anisatum Bent. Aroma khasnya berasal dari kandungan sitral pada daun dan
bunganya. Sebagai bagian dari keluarga selasih, kemangi dapat mengandung
estragol, senyawa yang diketahui karsinogen (pemicu kanker) pada mencit
walaupun pengujian efek pada manusia belum dilakukan, penggunaan
berlebihan selayaknya dihindari. Daun kemangi merupakan tanaman yang
mudah sekali tumbuh dimana saja. Daun kemangi juga dikenal dengan nama
daun ruku-ruku yang berfungsi sebagai bumbu dalam masakan seperti lalapan
dan masakan Manado (Kelompok 4B, 2011).
3. Peterseli (Parsley)
Peterseli (Petroselinum crispum) merupakan sebuah tanaman yang berwarna
hijau dan cocok digunakan sebagai makanan dalam bentuk biji. Tanaman ini
sebagai makanan banyak mengandung zat gizi. Biasanya cocok digunakan
dalam bahan makanan seperti pizza dan spaghetti. Digunakan sebagai minyak,
akar, dan sebagainya.Bentuk daun peterseli hampir sama dengan daun seledri
tetapi daun peterseli menyerupai daun wortel, daun peterseli lebih keriting dan
berwarna hijau jika dibandingkan dengan daun seledri. Peterseli biasa
digunakan untuk sup dan garnish hidangan (Kelompok 4B, 2011).
4. Daun salam (bay leaf)
Salam adalah nama pohon penghasil daun rempah yang digunakan dalam
masakan Nusantara. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Indonesian bay-
leaf atau Indonesian laurel, sedangkan nama ilmiahnya adalah Syzgium
polyanthum. Daun salam digunakan terutama sebagai rempah pengharum
masakan di sejumlah negeri di Asia Tenggara, baik untuk masakan daging,
ikan, sayur mayur, maupun nasi. Daun ini dicampurkan dalam keadaan utuh,

13
kering ataupun segar, dan turut dimasak hingga makanan tersebut matang.
Rempah ini memberikan aroma herba yang khas namun tidak keras. Di pasar
dan di dapur, salam kerap dipasangkan dengan laos alias lengkuas. Kayunya
berwarna coklat jingga kemerahan dan berkualitas menengah. Kayu yang
tergolong ke dalam kayu kelat (nama perdagangan) ini dapat dipergunakan
sebagai bahan bangunan dan perabot rumah tangga. Kulit batang salam
mengandung tanin, kerap dimanfaatkan sebagai uber (untuk mewarnai dan
mengawetkan) jala, bahan anyaman dari bambu dan lain-lain. Kulit batang dan
daun salam biasa digunakan sebagai bahan ramuan tradisional untuk
menyembuhkan sakit perut. Buah salam dimakan orang juga, meski hanya
anak-anak yang menyukainya (Kelompok 4B, 2011).
Daun salam merupakan tanaman yang diambil bagian daunnya. Daun yang
digunakan biasanya daun yang sudah tua, daun salam lebih besar dari bay leaf,
berwarna hijau segar dan berbentuk pipih lonjong. Daun salam biasanya
digunakan untuk bermacam-macam masakan dan dapat juga digunakan untuk
obat kencing manis (Kelompok 4B, 2011).
5. Seledri (Celleri)
Seledri (Apium graveolens L.) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang
biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Beberapa negara termasuk Jepang,
Cina dan Korea mempergunakan bagian tangkai daun sebagai bahan makanan.
Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan digunakan
daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai lalap. Penggunaan seledri paling
lengkap adalah di Eropa: daun, tangkai daun, buah, dan umbinya semua
dimanfaatkan. Seledri adalah tumbuhan serbaguna, terutama sebagai sayuran
dan obat-obatan. Sebagai sayuran, daun, tangkai daun, dan umbi sebagai
campuran sup. Daun juga dipakai sebagai lalap, atau dipotong kecil-kecil lalu
ditaburkan di atas sup bakso, soto, macam-macam sup lainnya, atau juga bubur
ayam (Pantastico, 1997).
Ada tiga kelompok seledri yang dibudidayakan:
1. Seledri daun atau seledri iris (graveolens Kelompok secalinum), yang biasa
diambil daunnya dan banyak dipakai di masakan Indonesia.

2. Seledri tangkai (graveolens Kelompok dulce), yang tangkai daunnya


membesar dan beraroma segar, biasanya dipakai sebagai komponen salad.

14
3. Seledri umbi (graveolens Kelompok rapaceum), yang membentuk umbi di
permukaan tanah; biasanya digunakan dalam sup, dibuat semur, atau
schnitzel. Umbi ini kaya provitamin A dan K (Pantastico, 1997).

6. Daun kucai (chives)


Kucai (Allium tuberosum Rottler ex Spreng. Dan A. ramosus), atau bawang
kucai serta daun kucai, dikenal sebagai sayuran daun dan biasa disajikan dalam
irisan kecil-kecil. Kucai tidak terlalu sering dipakai dalam menu Indonesia.
Penggunaannya umum dalam masakan dengan pengaruh Tiongkok, seperti
bubur ayam. Pada budaya boga Tiongkok dan Jepang, kucai merupakan bahan
campuran isi Jiaozi (Gyōza). Kucai berdaun pipih dan bunganya berwarna
putih. Kucai berbeda dengan lokio (“bawang batak”, A. Chinense), A.
schoenoprasum L (chives), yang berdaun silinder (gilig) dan berongga. Aroma
kucai lebih dekat ke bawang putih daripada lokio, sehingga dalam bahasa
inggris disebut garlic-chives dan dalam bahasa Jerman disebut Knoblauch-
Schniittlauch. Daunnya beraroma tajam dan pekat namun berbeda dengan
aroma daun prei (A. porrum) maupun daun bawang (A. cepa, A. fistulosum, A.
ascalonium). Bunga kucai dapat digunakanpula sebagai rempah penyedap.
Daun kucai berbentuk hampir menyerupai bawang prey, setiap bonggol terdiri
dari beberapa helai daun. Daun kucai lebih kecil jika disbanding bawang prey,
berbentuk panjang, tipis dan mempunyai aroma yang khas (Pantastico, 1997).

Bumbu dari batang


1. Kayu manis (Cinnamon)
Kulit manis atau lebih dikenal dengan nama yang kurang tepat kayu manis
(Cinnamomum verum, synonym C. zeylanicum) ialah sejenis pohon penghasil
rempah-rempah. Termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang amat beraroma,
manis, dan pedas. Orang biasanya menggunakan rempah-rempah ke dalam
makanan yang dibakar manis, anggur panas. Kayu manis adalah salah satu
bumbu makanan tertua yang digunakan manusia. Bumbu ini digunakan di
Mesir Kuno sekitar 5000 tahun yang lalu, dan disebutkan beberapa kali di
dalam kitab-kitab perjanjian lama. Kayu manis juga secara tradisional dijadikan
sebagai suplemen untuk berbagai penyakit, dengan dicampur madu, misalnya
untuk pengobatan penyakit radang sendi, kulit, jantung dan perut kembung.

15
Kayu manis banyak dijumpai pada makanan penutup seperti setup buah,
tiramisu, dan kue basah. Kayu manis mengandung 1% minyak, berbau sedap
dan keras, berwarna coklat dan rasanya manis agak tajam (Septiatin. 2008).
2. Sereh
Serai atau sereh adalah tumbuhan anggota suku rumput-rumputan yang
dimanfaatkan sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan makanan. Tanaman
sereh dapat ditanam dihalaman sendiri sebagai kitchen garden. Batang bawah
sereh berbentuk bulat, daun bagian atas pipih dan berwarna hijau. Sereh
digunakan sebagai pemberi rasa dan aroma pada masakan. Minyak serai adalah
minyak atsiri yang diperoleh dengan jalan menyuling bagian atas tumbuhan
tersebut. Minyak serai dapat digunakan sebagai pengusir (repelen) nyamuk,
baik berupa tanaman ataupun berupa minyaknya (Septiatin. 2008)..
3. Kayu secang
Secang atau sepang (Caesalpinia sappan L.) adalah pohon anggota suku
polong-polongan (Fabaceae) yang dimanfaatkan pepagan (kulit kayu) dan
kayunya sebagai komoditi perdagangan rempah-rempah (Septiatin. 2008).

Bumbu dari akar


1. Jahe
Jahe merupakan bumbu masakan khas Asia. Umbi akar ini memberikan sensasi
rasa hangat dan segar pada masakan. Cukup tambahkan sedikit potongan jahe
yang dimemarkan untuk menghilangkan amis pada daging panggang dan ikan
(Septiatin. 2008).
2. Lengkuas
Lengkuas merupakan bonggol tanaman yang berdaun pipih dan panjang. Laos
berwarna putih kemerah-merahan, rasanya pedas dan tajam, seratnya agak
kasar. Kegunaan laos biasanya untuk bahan baku jamu dan untuk member
aroma dan rasa pada masakan (Septiatin. 2008)..
3. Kunyit
Kunyi tyang diambil adalah dari akar yang membesar yang dapat dipanen
kurang lebih 6 bulan lamanya dari mulai ditanam. Kunyit biasa digunakan
untuk pengawet makanan, pemberi warna kuning pada makanan dan bahan
baku jamu (Septiatin. 2008)..
4. Kencur

16
Kencur merupakan bonggol akar dari tanaman yang berdaun pipih dan bulat.
Kencur memiliki warna daging yang putih, berserat halus, dan rasa agak pedas.
Kegunaan kencur untuk bahan baku jamu, merangsang nafsu makan dan untuk
mengobati gatal pada tenggorokan (Septiatin. 2008)..

Bumbu dari umbi lapis


1. Bawang merah (Shallot)
Bentuk bawang merah dari Italia ialah oval, rasa pedas segar, kadang-kadang
manis. Apabila dibiarkan pada udara terbuka akan berasa pahit, bentuknya bulat
kecil cocok untuk acar, direbus dan dihidangkan dengan sauce(Septiatin. 2008).
2. Bawang Bombay (Onion)
Bawang bombay merupakan raja dari segala bawang karena ukuran yang besar,
rasa yang dominan bertahan lama. Bawang bombay tetap segar karena tahan
air, lapisan umbinya lebih besar dan tebal, rasanya tidak setajam bawang merah
dan banyak mengandung air. Bawang bombay dipakai dalam berbagai macam
masakan seperti sandwich, hamburger, canapé, masakan Cina, Arab dan India
(Septiatin. 2008).
3. Bawang putih (Garlic)
Bawang putih merupakan sebuah buhul bawang yang terdiri dari beberapa buah
bawang putih yang mengelilingi seperti poros, bau dan rasanya lebih tajam
disbanding dengan bawang merah. Bawang putih digunakan untuk acar bawang
dan banyak dipakai dalam masakan Spanyol dan Oriental(Septiatin. 2008).
4. Bawang Bakung (Allium fistullosum)
Disebut juga bawang sop. Bawang daun. Bawang ini tidak membentuk umbi.
Bagian pangkal bawah yang membengkak menyerupai umbi adalah pangkal
daun sebagai cadangan makanan sedangkan daunnya memanjang seperti pipa.
Daun bawang ini dilapisi lilin, sehingga warnanya hijau kebiru-biruan
(Septiatin. 2008).

Macam-macam Bumbu
a. Bumbu segar
Bahan atau bumbu yang digunakan dalam keadaan segar dan penyimpananya
relatif singkat, contoh : bawang merah, bawang putih, kunyit (Sudarmadji,
1996).
b. Bumbu kering

17
Bahan atau bumbu yang digunakan dalam keadaan kering dan jenis bumbu ini
disebut rempah-rempah atau spices(Sudarmadji, 1996).
c. Bumbu buatan
Bumbu siap pakai, yang telah diproses sebelumnya contohnya garam, cuka,
MSG, terasi, aneka kecap, aneka saus dan essens (Sudarmadji, 1996).
d. Bumbu dasar
Ramuan bumbu yang umum dipakai di dapur Indonesia. Mulai dari bumbu
dasar merah, bumbu dasar kuning hingga sambal dan bumbu dasar kuning.
Keterangan:
1. Bumbu merah
Bumbu dasar merah terbuat dari garam, bawang putih, bawang merah, dan cabe.
Rendang dan olahan balado merupakan contoh masakan yang memakai bumbu
merah (Sudarmadji, 1996).
2. Bumbu putih
Bumbu dasar putih terbuat dari garam, bawang putih, bawang merah dan kemiri.
Biasanya, bumbu dasar putih dipakai untuk membuat opor, tumis-tumisan, dan nasi
goreng kampung (Sudarmadji, 1996).
3. Bumbu kuning
Bumbu dasar kuning merupakan campuran garam, bawang putih, bawang merah,
kemiri dan kunyit. Biasanya dipakai untuk membuat soto ayam, acar kuning dan
sebagainya (Sudarmadji, 1996).

Fungsi
Fungsi bumbu dan rempah dalam pengolahan makanan, antara lain sebagai berikut:

1. Memberi rasa, aroma dan warna pada makanan.


2. Meningkatkan selera makan, karena pencampuran yang harmonis antara rasa asli
dari bahan dan rasa bumbu akan menghasilkan rasa makanan yang enak dan lezat.
3. Menghasilkan hidangan yang bernilai gizi.
4. Membantu merangsang kelenjar pencernaan, karena bumbu yang ditambahkan
pada makanan dapat merangsang usus untuk mencerna makanan menjadi lebih
baik.
5. Beberapa bumbu dapat berfungsi sebagai bahan pengawet makanan, seperti asam,
jeruk nipis, gula dan kunyit.

18
6. Memberi rasa hangat (Sudarmadji, 1996).

II. Sumber Belajar “You Tube”

Sumber belajar adalah berbagai atau semua sumber, baik berupa data, orang dan wujud
tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun
terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
Sumber belajar dapat memberikan informasi yang diperlukan murid dalam proses
pembelajaran, serta memberikan kesempatan belajar seketika, dimana siswa dapat
menerima informasi langsung. Selain itu sumber belajar juga dapat mengurangi
kesenjangan antara informasi yang bersifat verbal dan abstrak dengan informasi yang
konkrit dan sesuai realitas.

Pengertian Sumber Belajar Menurut Para Ahli


1. Wina Sanjaya
Menurut Wina Sanjaya, sumber belajar meliputi orang, alat, bahan, aktivitas, dan
lingkungan. Kesemuanya dapat digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran.
2. Abdul Majid
Abdul Majid mengungkapkan bahwa sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang
disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, sebagai perwujudan dari
kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, perangkat
lunak, atau kombinasi dari beberapa bentuk tersebut yang dapat digunakan oleh siswa
dan guru.
3. Sitepu
Sitepu berpendapat bahwa sumber belajar adalah usaha sadar yang dilakukan secara
terencana, sistematis, dan mengunakan metode tertentu untuk mengubah prilaku relatip
menetap melalui interaksi dengan sumber belajar”.
Dengan demikian sumber belajar merupakan salah satu komponen dalam kegiatan
belajar yang memungkinkan individu memperoleh pengetahuan kemampuan, sikap,
keyakinan, emosional, dan perasaan.

Dapat disimpulkan bahwa sumber belajar sangat luas dan kompleks. Sumber belajar
lebih dari sekedar media pembelajaran. Sumber belajar adalah semua sumber baik berupa
orang, data, atau pun benda yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara

19
terpisah ataupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan
belajar dan kompetensi tertentu.

Siswa atau pelajar yang ada di SMK N 1 Beringin saat ini adalah termasuk generasi
internet. Mereka adalah generasi yang lahir pada era digital sehingga mereka mempunyai
gaya dan sumber belajat tambahan yang berbeda dari generasi sebelumnya. Ciri-ciri
pembelajar generasi internet di antaranya adalah independen dan otonom. Mereka adalah
pencari informasi yang gigih dan secara sadar menentukan pilihan model belajar yang
sesuai dengan diri mereka. Mereka juga aktif dan menginginkan model pembelajaran yang
variatif dan cenderung cepat bosan dengan model pembelajaran konvensional yang sumber
dan modelnya terbatas (Barnes, Marateo, & Ferris, 2011).

Pembelajar generasi internet dengan ciri-ciri otonom, independen, multitask, menyukai


input yang multidimensional, dan cepat bosan karena mempunyai attention span yang
pendek tersebut membutuhkan suasana belajar yang memfasilitasi hal-hal tersebut.
Kemajuan internet yang memungkinkan kegiatan read-write berbasis jaringan dapat
memfasilitasi kebutuhan generasi digital ini. Pengalaman hidup sehari-hari generasi
internet tentu akan mempengaruhi pola berpikir dan cara berkomunikasi mereka. Sebuah
penelitian di Amerika menunjukkan bahwa seorang anak yang memasuki perguruan tinggi
rata-rata telah menulis 200.000 email, menonton TV selama 20.000 jam, bermain video
games selama 10.000 jam, memakai telepon genggam selama 10.000 jam, tetapi hanya
membaca kurang dari 5.000 jam (Bonamici dkk., 2005 dalam Barnes, K., R. Marateo, and
S. Ferris. 2007.)

Salah satu situs yang bisa diberdayakan untuk memfasilitasi pembelajaran generasi
digital yang membutuhkan input simultan adalah YouTube. YouTube adalah situs berbagai
video yang paling popular saat ini. Tentu saja video tidak dengan sendirinya menjadi
sumber pembelajaran yang siap pakai. Perencanaan yang matang sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan pengintegrasian video-video yang tersedia di YouTube sebagai sarana
pendukung akan mengoptimalkan capaian pembelajaran karena sesuai dengan gaya belajar
dan minat generasi digital.

Menurut sebuah survey, sekitar 100.000 video ditonton setiap harinya di YouTube.
Setiap 24 jam ada 65.000 video baru diunggah ke YouTube. Setiap bulannya YouTube
dikunjungi oleh 20 juta penonton dengan mayoritas kisaran usia antara 12 sampai 17 tahun

20
(Burke, Snyder, & Rager, 2009). YouTube memang bukan situs berbagi video pendidikan,
namun pada perkembangannya YouTube meluncurkan layanan khusus untuk pendidikan
(www.youtube.com/edu) pada tahun 2009. Layanan ini langsung mendapat sambutan
positif dari pengguna.

Menurut sebuah survey, sekitar 100.000 video ditonton setiap harinya di YouTube.
Setiap 24 jam ada 65.000 video baru diunggah ke YouTube. Setiap bulannya YouTube
dikunjungi oleh 20 juta penonton dengan mayoritas kisaran usia antara 12 sampai 17 tahun
(Burke, Snyder, & Rager, 2009). YouTube memang bukan situs berbagi video pendidikan,
namun pada perkembangannya YouTube meluncurkan layanan khusus untuk pendidikan
(www.youtube.com/edu) pada tahun 2009. Layanan ini langsung mendapat sambutan
positif dari pengguna. Pada tahun pertama sesudah diluncurkan lebih dari 300 kolese dan
universitas bergabung dan ada lebih dari 65.000 video kuliah, kegiatan kampus, dan berita
kampus.

Hasil Belajar Pengolahan Makanan Indonesia

Menurut Hamalik hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak tahu menjadi tahu.1 Hasil
belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai oleh seseorang siswa
setelah mengalami proses belajar mengajar dalam mempelajari materi pelajaran tertentu.
Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat berupa perubahan, penalaran,
kedisiplinan, keterampilan dan lain sebagainya yang menuju pada perubahan positif.

Pengertian hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa
melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar. Berdasarkan pengertian di atas
hasil belajar dapat menerangai tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat
keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran,
dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf
atau kata atau symbol.

Hasil belajar menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya yang telah


mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari seseorang yang dapat dikatakan
dewasa atau memiliki pengetahuan kurang. Jadi dengan adanya hasil belajar, orang dapat

21
mengetahui seberapa jauh siswa dapat menangkap, memahami, memiliki materi pelajaran
tertentu.

Hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu:

1) Ranah Kognitif Adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya
yang menyangkup aktivitas otak adalah termasuk ranah kognitif. Menurut Bloom,
ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir yaitu:
knowledge(pengetahuan/hafalan/ingatan), compherehension (pemahaman),
application (penerapan), analysis (analisis), syntetis(sintetis), evaluation (penilaian)

2) Ranah afektif Taksonomi untuk daerah afektif dikeluarkan mula-mula oleh David
R.Krathwohl dan kawan-kawan dalam buku yang diberi judul taxsonomy of
educational objective: affective domain. Ranah afektif adalah ranah yang berkenaan
dengan sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah
memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif akan
Nampak pada murid dalam berbagai tingkahlaku seperti: perhatiannya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasan
belajar dan hubungan sosial.

3) Ranah psikomotorik. Hasil belajar psikomotor dikemukakan oleh simpson. Hasil


belajar ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak
individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni: gerakan reflek (keterampilan
pada gerakan yang tidak sadar), keterampilan pada gerakgerak sadar, kemampuan
perceptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif,
motorik dan lain-laian, kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan,
keharmonisan dan ketetapan, gerakan-gerakan skill, mulai keterampilan sederhana
sampai pada keterampilan yang komplek, kemampuan yang berkenaan dengan
komunikasi nondecursive, seperti gerakan ekspresif dan interpretatif

Kriteria atau Indikator Hasil Belajar Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar
ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan
proses belajar siswa. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang dalam
mennguasai ilmu pengetahuan pada suatu mata pelajaran dapat dilihat melalui prestasinya.
Peserta didik akan dikatakan berhasil apabila prestasinya baik dan sebaliknya, ia tidak

22
berhasil jika prestasinya rendah. Pada tingkat yang sangat umum sekali, hasil belajar dapat
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:

a. Keefektifan (effectiveness)

b. Efesiensi (efficiency)

c. Daya Tarik (appeal)

Pengolahan Makanan Indonesia

Pengertian Makanan Indonesia Makanan Indonesia adalah susunan makanan yang


terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran, sambal, sedap-sedapan, dan minuman.
Berdasarkan waktu penyajiannya, makanan Indonesia dibagi menjadi 3, yaitu makan pagi,
makan siang dan makan malam. Ciri khas makanan Indonesia adalah menggunakan aneka
jenis bumbu dan rempah serta disajikan bersama dengan sambal dan kerupuk sebagai
pelengkap.

Klasifikasi makanan Indonesia Makanan Indonesia memiliki susunan menu yang


terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, sambal, sedap sedapan, dan minuman. Pada
prinsipnya makanan Indonesia dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Hidangan pokok (nasi dan penggantinya), Makanan pokok adalah jenis yang
merupakan makanan utama yang biasa dihidangkan dalam jumlah banyak. Makanan
pokok pada masakan Indonesia adalah nasi. Disamping itu dikenal pula bahan makanan
pokok yang lain, yaitu diantaranya singkong, ubi, jagung, pisang, dan sagu. Bahan-
bahan tersebut dapat digunakan tersendiri atau dicampur dengan bahan lain.

b. Hidangan lauk pauk, Lauk-pauk adalah suatu hidangan yang merupakan pelengkap
nasi yang dapat berasal dari bahan hewani dan produknya, tumbuh-tumbuhan, atau
kombinasi bahan hewan dan tumbuhan yang biasanya dimasak dengan bumbu tertentu.
Teknik pengolahan lauk pauk diantaranya dengan cara digoreng, dikukus, dibakar,
kombinasi dari beberapa teknik dan dengan teknik ganda. Teknik penyajian lauk pauk
dapat dengan per porsi atau secara prasmanan. Bahan makanan sumber protein hewani
yang banyak digunakan dalam masakan Indonesia adalah telur, daging, unggas, ikan,
hasil laut dan lainlain. Sedangkan bahan makanan nabati yang banyak digunakan dalam
lauk pauk Indonesia yaitu tempe, tahu, oncom dan kacang-kacangan.

c. Hidangan sayur, Sayur adalah suatu hidangan berkuah yang merupakan kelengkapan
23
nasi yang dapat dimakan dengan atau tanpa nasi. Sayur biasanya berisi kuah dan bahan
pokok sayuran atau dapat pula ditambahkan dengan bahan lain seperti bahan hewani
atau tumbuh-tumbuhan seperti produknya (makaroni, soun). Bahan yang digunakkan
dalam masakan sayur dapat berupa air, kaldu, atau santan. Bumbu yang digunakan bisa
bervariasi tergantung rasa yang diinginkan, karena bumbu yang digunakan tiap daerah
berbeda-beda. Hidangan sayur dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Sayur berkuah banyak Sayur ini merupakan golongan sayur yag menggunakan
kuah atau bahan cair yang banyak. Bahan cair yang digunakan berupa air, kaldu,
santan atau perpaduan dari ketiganya. Sayur yang berkuah banyak contohnya sayur
asem, sayur lodeh, sayur bening, sayur sop, soto dan lain-lain.

2) Sayur berkuah sedikit (tumis) Sayur yang ditumis adalah sayur yang bumbunya
ditumis dahulu dengan minyak dan menggunakan sedikit kuah. Contoh masakan
sayur yang ditumis antara lain oseng-oseng, tumis kangkung, orak-arik, cap-cay
dan lain-lain.

3) Sayur tanpa kuah Sayur tanpa kuah adalah jenis sayur yang dihidangkan tanpa atau
dengan melalui proses pengolahan. Sayuran ini bisa disajikan dalam keadaan
mentah bersama sambal atau bumbu sehingga manambah rasa dari sayuran
tersebut. Sambal yang digunakan dapat berupa bumbu kelapa, bumbu kacang atau
bumbu cabe. Contoh sayur mentah anatara lain terancam, urapan, gado-gado dan
lain-lain.

d. Sambal, Sambal adalah hidangan yang tidak berdiri sendiri, tetapi harus dimakan
dengan bahan lain, terutama lalap. Sambal juga dapat digunakan sebagai penambah
rasa dan melengkapi hidangan lain. Sambal dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
sambal mentah dan matang. Sambal mentah contohnya sambal bawang, terasi, dan
colo-colo, sedangkan sambal matang contohnya sambal tomat, sambal teri dan sambal
kacang.

B. Penelitian Relevan

Hasil penelitian Efrida Elisa Siregar (2016) dengan judul “Hubungan


Pengetahuan Bahan Makanan dan Kelengkapan Fasilitas Praktek dengan Hasil
Belajar Pengolahan dan Penyajian Makanan Kontinental SMK Negeri 3

24
Pematang Siantar”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara Pengetahuan Bahan Makanan dan kelengkapan
fasilitas praktek dengan hasil belajar pengolahan dan penyajian makanan
kontinental dengan nilai korelasi Ryx1x2 = 0,441 pada taraf signifikan 5 persen.
Artinya semakin tinggi pengetahuan bahan makanan dan kelengkapan fasilitas
praktek maka semakin tinggi pula hasil belajar pengolahan dan penyajian
makanan kontinental siswa kelas XI SMK Negeri 3 Pematang Siantar.

Hasil penelitian Selli Salsabila (2016) dengan judul “Hubungan Disiplin


Belajar dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Pengetahuan Bahan
Makanan Siswa SMK Negeri 3 Tebing Tinggi”. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dan
motivasi belajar dengan hasil belajar Pengetahuan Bahan Makanan siswa SMK
Negeri 3 Tebing Tinggi dengan nilai korelasi Ryx1x2 = 0,457 pada taraf
signifikansi 5 persen. Artinya semakin tinggi disiplin belajar dan motivasi
belajar siswa maka semakin tinggi pula hasil belajar pengetahuan bahan
makanan siswa SMK Negeri 3 Tebing Tinggi.

Hasil penelitan Silviani Harahap (2015) dengan judul “Hubungan


Pengetahuan Teknik Dasar Memasak dan Motivasi belajar dengan Hasil Belajar
Makanan Kontinental Siswa SMK Putra Anda Binjai”. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan
teknik dasar memasak dengan hasil belajar makanan kontinental siswa SMK
Putra Anda Binjai dengan nilai korelasi Ryx1x2= 0,471 pada taraf signifikan 5
persen. Artinya semakin tinggi pengetahuan teknik dasar memasak maka
semakin tinggi pula hasil belajar makanan kontinental siswa SMK Putra Anda
Binjai.

C. Kerangka Berpikir

Hubungan Pengetahuan Bahan Makanan Dengan Hasil Belajar Pengolahan


Makanan Indonesia

Pengetahuan bahan makanan merupakan suatu ilmu yang mempelajari sifat-sifat fisik dan
kimia dari komponen-komponen yang tersusun didalam bahan makanan hewani maupun
nabati, termasuk nilai gizi bahan makanan tersebut. Komponen-komponen tersebut antara lain
karbohidrat, protein, lemak dan minyak. Pengetahuan bahan makanan berupa Bumbu dan

25
Rempah merupakan bahan yang sering digunakan dalam pengolahan Makanan Indonesia.
Sebelum mengolah Makanan Indonesia sebaiknya pengetahuan tentang bahan-bahan yang akan
digunakan harus dipahami terutama mengenai Bumbu dan Rempah. Setelah pembelajaran
pengetahuan bahan makanan, siswa diharap mampu menerapkan pengetahuan-pengetahuan
yang telah diberikan oleh guru. Hasil belajar Makanan Indonesia adalah kemampuan yang
diperoleh peserta didik berkaitan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan siswa dalam
mengolah Masakan Indonesia. Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh peserta
didik setelah proses belajar mengajar berlangsung. Hasil belajar selalu berkaitan dengan
perubahan tingkah laku baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (pemahaman) dan
psikomotorik (keterampilan). Berdasarkan hal tersebut diduga terdapat hubungan yang positif
antara pengetahuan bahan makanan dengan hasil belajar Pengolahan Makanan Indonesia.

Hubungan Sumber Belajar Youtube Dengan Hasil Belajar Pengolahan Makanan


Indonesia

Salah satu situs yang bisa diberdayakan untuk memfasilitasi pembelajaran generasi
digital yang membutuhkan input simultan adalah YouTube. YouTube adalah situs
berbagai video yang paling popular saat ini. Tentu saja video tidak dengan sendirinya
menjadi sumber pembelajaran yang siap pakai. Perencanaan yang matang sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan pengintegrasian video-video yang tersedia di
YouTube sebagai sarana pendukung akan mengoptimalkan capaian pembelajaran
karena sesuai dengan gaya belajar dan minat generasi digital. Youtube bisa dikatan
sebagai sumber belajar tambahan di era global ini. Banyak pengajar maupun pelajar
yang memanfaatkan youtube sebagai sumber belajar yang dapat menimbulkan ide dan
kreativitas. Begitu juga saat pembelajarn pengolahan makanan indonesia, youtube
dapat berperan penting agar hasil belajar yang dicapai bagus. Proses pembelajaran
langsung merupakan sarana perantara untuk menyampaikan pesan sehingga dapat
terciptanya suasana pembelajaran yang mempengaruhi pikiran, perasaan dan kemauan
peserta didik untuk belajar. Tetapi itu saja tidak cukup, perlu sumber bejajar tambahan
bagi para siswa agar lebih memahami magaimana proses pengolahan makanan
indinesia itu. Maka seorang guru harusmampu mengimbangi sumber belajar yang
digunakan baik itu di dalam sekolah maupun di luar sekolah contohnya youtube yang
banyak menyajikan video pengolahan makanan Indonesia. Tugas guru memaksimalkan
pengetahuan-pengetahuan materi pelajaran sehingga proses pembelajaran siswa dapat
berhasil dan meningkatkan hasil pembelajarnya. Berdasarkan hal tersebut diduga

26
terdapat terdapat hubungan yang positif antara sumber belajar Youtube dengan hasil
belajar makanan Indonesia.

Hubungan Pengetahuan Bahan Makanan Dan Sumber Belajar Youtube Dengan


Hasil Belajar Pengolahan Makanan Indonesia

Pengetahuan bahan makanan dan Pengolahan Makanan Indonesia pada dasarnya


memiliki keterkaitan dan keduanya harus mampu ditumbuhkan dalam diri siswa agar
proses belajar mengajar mendapatkan hasil yang baik. Siswa yang memahami
Pengetahuan bahan makanan akan lebih mudah untuk mempraktikkan Pengolahan
Makanan Indonesia dan memiliki hasil belajar yang tinggi. Hal ini dapat dijelaskan bila
Pengetahuan bahan makanan seorang siswa bagus, maka siswa tersebut akan lebih
mudah dalam melakukan Pengolahan makanan Indonesia maupun dalam mengikuti
proses belajar mengajar di sekolah.

Hubungan pengetahuan bahan makanan dan sumber belajar Youtube dengan hasil
belajar Pengolahan Makanan Indonesia sangatlah erat hubungannya. Adapun
pengetahuan bahan makanan dan Sumber belajar harus beriringan agar setiap proses
pembelajaran ataupun saat ujian siswa mampu melakukannya sendiri tanpa bergantung
pada temannya. Setelah pembelajaran pengetahuan bahan makanan siswa diharapkan
mampu menerapkan pengetahuan yang telah didapat serta mampu menggunakan
sumber belajar youtube dengan baik sehingga mampu menciptakan nilai yang sangat
tinggi. Siswa yang mengetahui secara luas bahan makanan akan lebih mudah
mengenali bumbu dan rempah dalam pengolahan makanan Indonesia dan Siswa yang
mampu memanfaatkan sumber belajar seperti youtube sebagai sumber pengetahuan
cara mengolah makanan akan lebih leluasa mempraktikkan Pengolahan makanan
Indonesia dengan baik.

Sehingga siswa mampu melaksanakan praktik pengolahan makanan Indonesia


tanpa rasa ragu dan percaya diri. Karena siswa yang mampu memanfaatkan teknologi ,
dapat meningkatkan hasil belajar dengan pengetahuan yang dimilikinya akan sangat
mudah mendapatkan hasil belajar yang bagus. Dengan demikian terdapat hubungan
antara pengetahuan bahan makanan dan sumber belajar Youtube dengan hasil belajar
Pengolahan Makanan Indonesia di SMK N 1 Beringin.

27
D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini diduga:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan bahan


makanan dengan hasil belajar Pengolahan makanan Indonesia.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Sumber belajar Youtube
dengan hasil belajar Pengolahan Makanan Indonesia.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan bahan


makanan dan sumber belajar Youtube dengan hasil belajar Pengolahan Makanan
Indonesia.

28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Desain, Tempat, dan Waktu

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional yaitu penelitian untuk


mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan
perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada (Arikunto,
2013). Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Beringin. Waktu penelitian pada
bulan Oktober 2021.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang


mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Jumlah populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII AB SMK Negeri 1 beringin dengan
jumlah 30 orang.

Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2017). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling.
Apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semuanya
untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2017). Berdasarkan pendapat tersebut jumlah
sampel dalam penelitian ini 10 orang.

Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Penelitian deskriptif korelasi


adalah cara untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa
melakukan perubahan, tambahan atau menipulasi terhadap data yang memang sudah
ada (Arikunto, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pengetahuan
bahan makanan dan sumber belajar Youtube dengan hasil belajar Pengolahan Makanan
Indonesia.

29
Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menjaring data dalam penelitian
adalah berupa tes pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban untuk jawaban benar
diberi skor 1 dan untuk jawaban salah diberi skor 0, terdiri dari 50 butir soal. Angket
ini disusun berdasarkan skala likert, terdiri dari empat kategori jawaban dan diberi
bobot sebagai berikut : jawaban positif sangat setuju diberi skor (4), setuju, (3), tidak
setuju (2), dan sangat tidak setuju (1). Sedangkan jawaban negatif diberi bobot sebagai
berikut : sangat setuju skor (1), setuju (2), tidak setuju (3), dan sangat tidak setuju (4)
(Sugiyono, 2017).

Uji Coba Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen dilakukan bertujuan untuk mendapatkan alat ukur yang benar-
benar dapat menjaring data yang akurat, agar kesimpulan yang diambil sesuai dengan
kenyataan dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Arikunto, 2013).

1) Uji Validitas Tes

Menurut Arikunto, (2007) sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat
mengukur apa yang akan diukur. Jika data yang dihasilkan dari sebuah instrumen
valid, maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut valid, karena dapat
memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan atau
keadaan sesungguhnya.

Cara menghitung validitas butir tes dalam penelitian ini dilakukan dengan rumus
korelasi point biserial.

2) Uji Reliabilitas Tes

Arikunto, (2007) mengemukakan bahwa untuk menguji reliabilitas tes


digunakan rumus Kuder dan Richardson (KR-20) sebagai berikut :

30
3) Tingkat Kesukaran

Tes Arikunto, (2007) mengemukakan bahwa untuk uji tingkat kesukaran soal
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

4) Uji Daya Beda

Daya pembeda butir tes dihitung dengan menggunakan rumus indeks diskriminasi
yang dikemukakan oleh (Arikunto, 2007) yaitu :

5) Uji Validitas

Angket Validitas adalah tingkat kendala dan kesahihan alat ukur yang digunakan
(Arikunto, 2007). Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan dalam angket
memenuhi persyaratan validitas, pada dasarnya digunakan Korelasi Product
Moment Pearson sebagai berikut :

6) Uji Reliabilitas Angket

Suatu angket dapat dikatakan reliabel jika angket menunjukkan hasil yang tetap.
Reliabilitas adalah suatu instrument yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2007). Untuk
menguji reliabilitas angket digunakan rumus alpha, yaitu :

A. Teknik Analisis Data

Setelah semua data dikumpulkan, maka data tersebut ditabulasi dan diolah sesuai
dengan tujuan penelitian dan selanjutnya dianalisis secara statistik. Dalam hal ini
digunakan teknik analisis data sebagai berikut :

1. Deskriptif Data

Penelitian Untuk mengetahui data penelitian yang telah diperoleh, maka terlebih
dahulu dihitung besaran dari rata-rata skor atau mean (M) dan besaran dari Standart
Deviasi (SD) yang dikemukakan oleh Sugiyono, (2011) dengan rumusan sebagai
berikut :

31
Rumus rata-rata skor atau mean (M) :

Rumus Standart deviasi (Sd) :

2. Uji Kecenderungan

Untuk menentukan tingkat kecenderungan setiap variabel dilakukan tolak ukur


rata-rata ideal (Mi) dan Standart Deviasi ideal (SDi) dengan cara sebagai berikut :
Rumus rata-rata ideal (Mi) :

Mi =

Sdi =

Untuk mengetahui kategori kecenderungan dengan menggunakan kategori


Penilaian Standar Sekolah, SMK Negeri 1 Beringin sebagai berikut: Kategori
Penilaian Standar Sekolah

Amat Baik : 85-90

Baik : 80 – 84

Cukup : 70 – 79

Kurang : > 69

*KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) = 75 1.

1. Uji Persyaratan

Analisis Penelitian ini bersifat korelasional (hubungan), untuk itu data yang
akan dikorelasikan harus memiliki dua syarat yaitu data distribusi normal dan
variabel X dengan Variabel Y menunjukkan gejala linear. Untuk itu diadakan
uji normalitas dan linieritas.

32
a. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk memeriksa apakah data
variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak, dan juga untuk
mengetahui apakah teknik analisis regresi cocok digunakan untuk
menganalisis data penelitian. Teknik analisa yang digunakan adalah dengan
rumus Chi-Kuadrat ( ²), sebagai berikut :

b. Uji Linieritas Dan Keberartian Persamaan Regresi Ganda Untuk melihat


hubungan fungsional antara variabel X dan Y, maka perlu dilakukan
persamaan regresi sederhana. Persamaan regresi yang menyatakan kedua
hubungan variabel itu berbentuk (Sugiyono, 2011): Ŷ = + X+ + … +
Dengan merupakan koefisien yang ditentukan berdasarkan hasil penelitian.
Untuk menghitung koefisien a dan b dipakai rumus sebagai berikut : a
= b = Kemudian untuk mengetahui apakah garis regresi mempunyai
keberartian dan linier maka dilanjutkan dengan rumus linier yang
dikemukakan oleh Sudjana (2010)

7) Pengujian Hipotesis

Setelah didapat uji persyaratan analisis maka langkah selanjutnya dilakukan


pengujian hipotesis, sebelum menguji hipotesis terlebih dahulu dihitung besarnya
koefisien antar variabel dengan menggunakan korelasi Product Moment. 1.
Koefisien Korelasi Product Moment antar Variabel Analisa korelasi dipergunakan
untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel bebas dan terikat. Perhitungan
koefisien korelasi antar variabel bebas dan variabel terikat digunakan rumus
korelasi Product Moment (Arikunto, 2010), sebagai berikut : rxy =

2. Korelasi Parsial Untuk menemukan korelasi murni terlepas dari pengaruh


variabel lain, dilakukan pengontrolan salah satu variabel. Rumus yang
digunakan untuk menganalisis hal ini adalah seperti yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2011)

33
3. Menghitung Koefisien Korelasi Ganda Untuk menguji hipotesis ketiga, yaitu
terdapat hubungan yang positif dan berarti antara pengetahuan bahan makanan
dan kelengkapan fasilitas praktek dengan hasil belajar digunakan rumus
kolerasi ganda seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011), yaitu :

R2 =

Kemudian untuk mengetahui keberartian hubungan kedua variabel bebas X1


dan X2 secara bersama sama terhadap variabel terikat Y dilakukan dengan Uji-
F seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011), sebagai berikut:

Fh =

34

Anda mungkin juga menyukai