ISI BUKU
1. Identitas Buku
BAB III
Konvensi penulisan karangan ilmiah itu menyangkut (1) bentuk karangan ilmiah
dan (2) bagian-bagian karangan ilmiah. Pembicaraan bentuk karangan ilmiah mencakupi
(a) bahan yang digunakan, (b) perwajahan,dan (c) penomoran halaman. Kertas yang
digunakan untuk mengetik karangan ilmiah sebaiknya kertas HVS berukuran kuarto,
sedangkan kulitnya digunakan kertas agak tebal. Tata letak dan penulisan unsure unsure
karangan ilmiah harus diusahan sebaik-baiknya agar karangan ilmiah tampak rapi dan
menarik. Supaya setiap halaman ketikan tampak rapi, sebaiknya ketika mengetik gunakan
kertas pola ukuran. Isi pernyataan atau keterangan yang tercantum dalam kartu hasil studi
pustaka ditampilkan dalam naskah untuk menunjang dan memperkuat ide-ide yang
dikemukakan dalam karangan ilmiah tersebut.
BAB IV
Sistematika karangan ilmiah adalah aturan meletakkan bagian-bagian karangan
ilmiah, bagian mana yang harus didahulukan dan bagian mana pula yang harus
dikemudiankan. Secara garis besarnya, bagian yang diletakkan di depan lazim disebut
bagian pembuka karangan ilmiah, yang terdiri atas 1. Kulit luar 2. Halaman judul 3.
Halaman pengesahan (jika diperlukan) 4. Halaman penerimaan (jika diperlukan) 5. Prakata
6. Daftar isi 7. Daftar tabel (jika ada) 8. Daftar grafik, bagan, gambar (jika ada) 9. Daftar
singkatan dan lambang (jika ada). Bagian – bagian selanjutnya disebut bagian inti
karangan ilmiah, yang terdiri atas 1. Bab pendahuluan 2. Bab analisis atau pembahasan dan
3. Bab simpulan. Selanjutnya , bagian yang ada setelah simpulan disebut bagian penutup
karangan ilmiah, yang terdiri atas 1. Daftar pustaka 2. Indeks (jika diperlukan) dan 3.
Lampiran (jika diperlukan).
BAB V
Karangan ilmiah disebut sistematis jika keterangan yang ditulisnya disusun dalam satuan-
satuan yang berurutan dan saling berhubungan. Karangan ilmiah disebut lugas jika
keterangan yang diuraikannya disajikan dalam bahasa yang langsung menunjukkan
persoalan dan tidak berbelit-belit. Dalam hubungan dengan penggunaan bahasa, bab ini
akan membicarakan pemakaian ejaan yang disempurnakan, pembentukan kata, pemilihan
kata, penyusunan kalimat efektif dan penyususnan paragraph dalam karangan ilmiah.
BAB III
1. Penuisan yang Efektif : Singkat, Jelas, Tepat, Aliran, Logika Lancar, Dan Koheren
Tulisan yang efektif harus mengandung unsure-unsur : jelas,tepat,aliran logika
lancar, serta koheren. Singkat dalam arti tidak perlu menambahkan hal-hal di luar isi poko
tulisan, serta tidak mengulang-ulang yang sudah di jelaskan (redundant). Jelas,kejelasan
(clarity) dalam arti pemilihan kosa kata harus tepat menggambarkan apa yang di
maksudkan penulis. Aliran logika (logical flow) lancardalam arti paparan ide pokokdi
dukung oleh penjelasan dari kesimpilan .
Menulis secara efektif tidak mudah, karena pengarang harus berfikir kritis untuk
menyampaikan gagasannya. Howard dan Barton(1986) menyebutkan bahwa menulis pada
dasarnya adalah kegiatan berfikir,selain berkomunikasi. Menurut Howard dan Barton
( 1986:20) menulis adalah:
- Kegiatan simbolik yang membuahkan makna
- Bagaikan kegiatan di atas pentas untuk menyampaikan makna kepada orang lain.
- Cara untuk mengekspresikan diri dan alat untuk berkonsumsi denganorang lain.
Poin pertama menyebutkan bahwa menulis adalah kegiatan simbolik yang membuahkan
makna, itu berarti menulis merupakan kegiatan berfikir diatas kertas. Bahan tulisan yang
disampaikan di atas kertas bagaikan penampilan pemain drama di atas pentas.
Penyampaian ini meliputi alur logika, koherensi, dan ketiadaan pengulangan gagasan yang
telah disampaikan. Dalam penulisan akan menjelaskan langkah-langkah untuk membuat
tulisan yang efektif. Pertama akan membahas cara penulisan kalimat efektif di tingkat
intrakalimat dan antarkalimat (sentence level) sampai ketingkat paragraph ( paragraph
level), sedangkan bagian kedua membahas jenis-jenis paragraph dan pengembangannya,
selanjutnya, bagian ketiga akan membahas cara menulis gagasan yang panjang dan
komplek dengan prinsip paralelisme dan keseimbangan. Bagian keempat menguraikan cara
menulis argumentasi yang kuat,lalu bagian kelima mengulas kesinambungan antarbab.
3.1 Penulisan yang Efektif di Tingkat Kalimat dan Tingkat Paragraf
Sebuah kalimat dikatakan efektif jika dapat menginformasikan satu gagasan atau
maksud penulis dengan jelas dan tanpa kemungkinan mengandung arti ganda lebih-lebih di
dalam tulisan karya ilmiah. Sebuah kalimat efektif harus dirangkaikan dengan kalimat-
kalimat efektif yang lain untuk membentuk paragrafyang efektif. Penulisan yang efektif
pada tingkat intrakalimat dan antar kalimat akan membentuk fundamen yang kuat bagi
pembentukan paragraph yang baik. Program penulisan ilmiah di University of
Chicago, The little Red Schoohouse of Chicago ( LRS 1995), menganjurkan jurus-jurus
penulisan yang mudah dimengerti yang dikemas dalam sepuluh perintah ( commandments)
.
1. Ungkapan tindakan penting dengan kata kerja yang tepat,bukan dengan kata benda.
2. Letakkan pelaku sebagai subjek sedekat mungkin dengan kata kerja.
3. Letakkan informasinnya yang lebih singkat sebelum informasi yang panjang dan
kompleks .
4. Pelihara integritas atau kesatuan ( Co-Core-Others )
5. Letakkan informasinya yang familier dan berulang di awal kalimat.
6. Letakkan informasinya baru dan tidak terduga di akhir kalimat dan berlatih penekanan.
7. Susunlah tali-tali topic untuk membentuk paparan informasi yang koheren dan
konsisten.
8. Buatlah rancangan issue untuk setiap paragraph tulisan anda. Setiap issue harus berkaitan
dengan isi diskusi di bagian akhir paragraph sebelumnya.
9. Rumuskan sentence points ( maksud-maksud kalimat ) yang tepat untuk setiap discourse(
unit tulisan) .
10. Biasakan untuk meletakkan sentence point di bagian akhir issue, jangan di bagian akhir
diskusi.
Penekanan Teks (stress) : bagian yang berisi informasi yang perlu ditekan kan dan
diletakkan pada akhir kalimat. Penekanan teks menuntun pembaca ke isi informasi
kalimat-kalimat berikutnya.
Tali- tali topik ( thematic strings ) : topik kalimat adalah hal yang menjadi topik
pembicaraan dalam kalimat utama,tetapi bukan ide utama. Topik kalimat yang satu dengan
yang berikutnya harus saling berkaitan membentuk tali pokok untuk mendukung koherensi
dan konsistensi.
Issue : terdapat pada tingkat antarkalimat, letaknya di awal paragraph. Konteks issue
adalah bagian pendahuluan pada paragraph yang mengantar pembaca ke masalah yang
akan di diskusikan dalam paragraph tersebut.
Diskusi (discuation) istilah diskusi menerangkantentang posisi/letak yaitu pada bagian
akhir paragraph. Isinya melanjutkan informasi yang anda tulis pada bagian issue di awal
paragraph.
Ada juga istilah point (maksud) :
1. Sentence point (maksud kalimat)
2. Paragraph point ( maksud paragraph)
3. Anticipatory point ( maksud antisipasi)
4. Paper point ( maksud tulisan )
- Solusi masalah pembaca
- Jawaban terhadap pertanyaan yang anda ajukan
- Klaim utama tentang argument keseluruhan
- Tesei anda
1. Tindakan penting dikemukakan dengan kata kerja yang tepat bukan dengan kata benda.
a. Rector membuat keputusan untuk mengakhiri program kuliah kerja nyata.
b. Rector memutuskan untuk mengakhiri program kuliah kerja nyata.
2. Letakkan pelaku sebagai subjek sedekat mungkin dengan kata kerjanya.
a. Ahli psikologi dengan berbagai cara telah mempelajari kretivitas .
b. Kreativitas oleh ahli psikologi telah dipelajari dengan berbagai cara.
c. Kreativitas dengan berbagai cara telah dipelajari oleh ahli psikologlogi.
d. Ahli psikologi telah mempelajari kreativitas dengan berbagai cara.
3. Letakkan informasi yang lebih singkat/ mudah sebelum informasi yang panjang dan
kompleks.
4. Pelihara integritas atau kesatuan ( Co-Core-Others)
5. Letakkan informasi yang familier dan berulang di awal kalimat.
3.2 jenis- jenis Paragraf dan Pengembangan nya
- paragraph pengembangan dengan perincian dan pelukisan
- paragraph pengembangan dengan penegasan kembali atau pengeluaran
- paragraph pengembang dengan perbandingan dan pengontrasan.
- paragraph pengembangan dengan analogi
- paragrafpengembang dengan sebab dan akibat
- paragraph pengembang dengan defenisi
3.3 Menuangkan gagasan panjang : paralelisme dan keseimbangan
BAB IV
PRESENTASI LISAN DAN POSTER
Persentasi lisan antara lain dilakukan untuk : mempertahankan disertasi,
mengajukan usulan penelitian pada aplikasi dana penelitian, dan melaporkan hasil
penelitian padaseminar-seminar ilmiah. Presentasi ( pameran) poster dilakukan bersam
dengan presentasi poster,memiliki keuntungan lebih dibanding presentasi lisan karena
lebih banyak waktu diskusi bisa digunakan oleh pemira yang tertarik pada hasil penelitian
kita.
4.1 Presentasi Lisan
1. Ukuran Poster
Standart internasional untuk kongres nasional tahun American Association of Physical
Anthropologi mengajurkan ukuran poster dengan tinggi 1,2 meter dan lebar 2.4 meter. Pin
untuk menancapkan poster ke papan pameran ( push pinsl thumbtacks) disiapkan sendiri
oleh presemter.
2. Organisasi
a. Pengantar
b. Bahan dan metode
c. Hasil
d. Ringkasan dan kesimpulan
e. Daftar pustaka yang selektif dan ucapan terimakasih.
3. Ukuran Huruf
Untuk ukuran judul harus dapat dibaca dengan jelas darijarak 2,5 meter . untuk itu
sebaiknya digunakan ukuran 44, sedangkan untuk subjudul cukup ukuran 30-36 . huruf-
huruf lain pada poster hendaknya dapat dibaca dari jarak 1,5 meter. Huruf dengan ukuran
18 sudah memadai ,tetapi menggunakan ukuran 20-14 akan lebih jelas dan lebih baik .
A. Kelebihan
Dalam buku yang berjudul Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah karangan E. Zaenal
Arifin, memiliki rincian mengenai penulisan karangan ilmiah yang begitu jelas dan lebih
lengkap. Dalam buku ini dijelaskan dengan begitu jelas dan padat. Ketika kita menguasai
buku ini maka kita secara bertahap akan mengetahui dan menguasai materi yang sudah
dikaji. Dan buku ini penting untuk dipelajari, dikarenakan daftar pustaka yang lengkap
setiap halamannya, serta banyak pendapat ahli didalam buku ini.
Buku yang kedua adalah buku yang berjudul Menulis Karya Ilmiah karangan Etty
Indriati, Ph.D, menjelaskan buku secara rinci dan bertahap sehingga pembaca mudah
dalam membaca dan memahami isi buku tersebut. Didalam buku ini kita tidak hanya
menemukan bahan untuk pembelajaran saja melainkan banyak bahan-bahan yang ada
didalam buku ini.
B. Kelemahan
Dalam buku Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah yang Pertama memang dijelaskan
secara detail, tetapi penjelasannya kurang panjang atau kurang banyak, sehingga ketika
kita mempelajari buku ini, kurang merasa puas membaca buku ini, karena penjelasannya
yang begitu singkat. Dan bahasa nya terlalu baku sehingga tidak mudah dipahami dan
sastranya begitu kuat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membaca buku tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing buku
memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda-beda. Seperti buku yang berjudul Dasar
Dasar Penulisan Karangan Ilmiah yang Pertama yang menjelaskan secara singkat dan
padat, tentang pengenalan terhadap penulisan karya ilmiah, tahap-tahap penyusunan
karangan ilmiah, konvensi karangan ilmiahsistematika karangan ilmiah, dan bahasa dalam
karangan ilmiah. Dapat kita simpulkan juga bahwa buku ini juga memiliki kelemahan
masing-masing seperti kita lihat dari penyajian praktik dan penjelasan yang diberikan.
Dengan tugas dalam membuat critical book ini, maka terciptalah dalam diri kita rasa ingin
tahu dan ilmu pengetahuan yang baru untuk mengetahui isi dari buku tersebut. Dan tanpa
kita sadari rasa mau dalam diri kita dalam belajar keras akan muncul demi mendapatkan
hasil yang memuaskan.
B. Saran
Saran penulis kepada pembaca semoga critical book ini dapat bermanfaat bagi anda,
dengan membaca critical book ini kita akan termotivasi dan mengerti dalam pembuatan
sebuah critical book. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari
pembaca.