Anda di halaman 1dari 9

BAB II

ISI BUKU

1.      Identitas Buku

         Buku Utama (Buku Satu)


1.      Judul buku           :  Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah
2.      Pengarang            :  E. Zaenal Arifin
3.      Penerbit               :  PT GRASINDO
4.      Tahun terbit         :  2003
5.      Kota Terbit          :  Jakarta
6.      Tebal Buku          : 120 halaman

2.  Ringkasan Isi Buku


Sumber : Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan
yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang
atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati
oleh masyarakat keilmuan.
BAB I
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis
menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Ada berbagai jenis karya ilmiah,
antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang
pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan,
dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi
ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Penyususnan karangan ilmiah memberikan manfaat bagi penulis maupun bagi
masyarakat yaitu : pertama, penulis akan terlatih mengembangkan keterampilan memebaca
yang efektif karena sebelum menulis karangan ilmiah ia mesti membaca terlebih dahulu
kepustakaan yang ada relevansinyadengan topic yang akan dibahas. Kedua, penulis akan
berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti mencari bahan bacaan dalam catalog
pengarang atau judul buku. Ketiga, penulis akan terlatih menggabungkan hasil bacaan dari
berbagai buku sumber, dan yangterakhir penulis akan turut memperluas cakrawala ilmu
pengetahuan masyarakat.
Waktu yang diperlukan untuk penyususnan karangan ilmiah berbeda-beda bergantung
pada luas atau sempitnya masalah yang dibahas dan dangkal atau tidaknya pembahasan.
Untuk karang ilmiah sederhana, seperti makalah atau kertas kerja dengan ketebalan kurang
dari lima belas halaman, hanya diperlukan waktu sekitar tiga bulan, tetapi untuk karangan
ilmiah yang luas dan emdalam seperti skripsi, diperlukan waktu enam sampai 12 bulan.
Bahkan untuk penyususnan disertasi diperluka waktu lebih lama lagi.
BAB II
            Dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap yaitu persiapan, pengumpulan
data, pengorganisasian dan pengonsepan, pemeriksaan atau penyuntingan konsep serta
penyajian. Dalam tahap persiapan dilakukan pemilihan topic,penentuan judul, dan
pembuatan rangka karangan. Dalam hubungan dengan pemilihan topik yang akan diangkat
kedalam karangan ilmiah, penyusun karangan ilmiah lebih baik menulis sesuatu yang
menarik perhatian dengan pokok persoalan yang benar-benar diketahui daripada menulis
pokok pokok yang tidak menarik atau tidak diketaahui sama sekali.
Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk, tinggal menguji
sekali lagi: apakah topik itu betul betul cukup sempit dan terbatas ataukah masih terlalu
umum dan mengambang. Jika sudah dilakukan pembatasan topic, judul karangan ilmiah
bukanlah hal sulit ditentukan karena pada dasarnya, langkah langkah yang ditempuh dalam
pembatasan topic sama saja dengan langkah langkah dalam penantuan judul. Pembatas
topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah. Judul karangan ilmiah harus
berbentuk frasa bukan kalimat.
Jika data sudah tertkumpul, penyusun menyeleksi dan mengorganisasi data tersebut.
Penyusun hatus menggolongkan data menurut jenis, sifat atau bentuk. Sebelum mengetik
konsep, penyusun memeriksa dahulu konsep itu. Pemeriksaan konsep mencakupi
pemeriksaan isi karangan dan cara penyajian karangan, termasuk penyuntingan bahasa
yang digunakannya.

BAB III
            Konvensi penulisan karangan ilmiah itu menyangkut (1) bentuk karangan ilmiah
dan (2) bagian-bagian karangan ilmiah. Pembicaraan bentuk karangan ilmiah mencakupi
(a) bahan yang digunakan, (b) perwajahan,dan (c) penomoran halaman. Kertas yang
digunakan untuk mengetik karangan ilmiah sebaiknya kertas HVS berukuran kuarto,
sedangkan kulitnya digunakan kertas agak tebal. Tata letak dan penulisan unsure unsure
karangan ilmiah harus diusahan sebaik-baiknya agar karangan ilmiah tampak rapi dan
menarik. Supaya setiap halaman ketikan tampak rapi, sebaiknya ketika mengetik gunakan
kertas pola ukuran. Isi pernyataan atau keterangan yang tercantum dalam kartu hasil studi
pustaka ditampilkan dalam naskah untuk menunjang dan memperkuat ide-ide yang
dikemukakan dalam karangan ilmiah tersebut.
BAB IV
            Sistematika karangan ilmiah adalah aturan meletakkan bagian-bagian karangan
ilmiah, bagian mana yang harus didahulukan dan bagian mana pula yang harus
dikemudiankan. Secara garis besarnya, bagian yang diletakkan di depan lazim disebut
bagian pembuka karangan ilmiah, yang terdiri atas 1. Kulit luar 2. Halaman judul 3.
Halaman pengesahan (jika diperlukan) 4. Halaman penerimaan (jika diperlukan) 5. Prakata
6. Daftar isi 7. Daftar tabel (jika ada) 8. Daftar grafik, bagan, gambar (jika ada)  9. Daftar
singkatan dan lambang (jika ada). Bagian – bagian selanjutnya disebut bagian inti
karangan ilmiah, yang terdiri atas 1. Bab pendahuluan 2. Bab analisis atau pembahasan dan
3. Bab simpulan. Selanjutnya , bagian yang ada setelah simpulan disebut bagian penutup
karangan ilmiah, yang terdiri atas 1. Daftar pustaka 2. Indeks (jika diperlukan) dan 3.
Lampiran (jika diperlukan).
BAB V
Karangan ilmiah disebut sistematis jika keterangan yang ditulisnya disusun dalam satuan-
satuan yang berurutan dan saling berhubungan. Karangan ilmiah disebut lugas jika
keterangan yang diuraikannya disajikan dalam bahasa yang langsung menunjukkan
persoalan dan tidak berbelit-belit. Dalam hubungan dengan penggunaan bahasa, bab ini
akan membicarakan pemakaian ejaan yang disempurnakan, pembentukan kata, pemilihan
kata, penyusunan kalimat efektif dan penyususnan paragraph dalam karangan ilmiah.

Buku Pembanding 1 (Buku Kedua)

1.      Judul buku           :  Menulis Karya Ilmiah


2.      Pengarang            :  Etty Indriati, Ph.D
3.      Penerbit               :  PT Gramedia Pustaka Utama
4.      Tahun terbit         :  2013
5.      Kota Terbit          :  Jakarta
6.      Tebal Buku          : 105 halaman

BAB III
1.      Penuisan yang Efektif : Singkat, Jelas, Tepat, Aliran, Logika Lancar, Dan Koheren
Tulisan yang efektif harus mengandung unsure-unsur : jelas,tepat,aliran logika
lancar, serta koheren. Singkat dalam arti tidak perlu menambahkan hal-hal di luar isi poko
tulisan, serta tidak mengulang-ulang yang sudah di jelaskan (redundant). Jelas,kejelasan
(clarity) dalam arti pemilihan kosa kata harus tepat menggambarkan apa yang di
maksudkan penulis. Aliran logika (logical flow) lancardalam arti paparan ide pokokdi
dukung oleh penjelasan dari kesimpilan .
            Menulis secara efektif tidak mudah, karena pengarang harus berfikir kritis untuk
menyampaikan gagasannya. Howard dan Barton(1986) menyebutkan bahwa menulis pada
dasarnya adalah kegiatan berfikir,selain berkomunikasi. Menurut Howard dan Barton
( 1986:20) menulis adalah:
-          Kegiatan simbolik yang membuahkan makna
-          Bagaikan kegiatan di atas pentas untuk menyampaikan makna kepada orang lain.
-          Cara untuk mengekspresikan diri dan alat untuk berkonsumsi denganorang lain.
Poin pertama menyebutkan bahwa menulis adalah kegiatan simbolik yang membuahkan
makna, itu berarti menulis merupakan kegiatan berfikir diatas kertas. Bahan tulisan yang
disampaikan di atas kertas bagaikan penampilan pemain drama di atas pentas.
Penyampaian ini meliputi alur logika, koherensi, dan ketiadaan pengulangan gagasan yang
telah disampaikan. Dalam penulisan akan menjelaskan langkah-langkah untuk membuat
tulisan yang efektif. Pertama akan membahas cara penulisan kalimat efektif di tingkat
intrakalimat dan antarkalimat (sentence level) sampai ketingkat paragraph ( paragraph
level), sedangkan bagian kedua membahas jenis-jenis paragraph dan pengembangannya,
selanjutnya, bagian ketiga akan membahas cara menulis gagasan yang panjang dan
komplek dengan prinsip paralelisme dan keseimbangan. Bagian keempat menguraikan cara
menulis argumentasi yang kuat,lalu bagian kelima mengulas kesinambungan antarbab.
3.1 Penulisan yang Efektif di Tingkat Kalimat dan Tingkat Paragraf
            Sebuah kalimat dikatakan efektif jika dapat menginformasikan satu gagasan atau
maksud penulis dengan jelas dan tanpa kemungkinan mengandung arti ganda lebih-lebih di
dalam tulisan karya ilmiah. Sebuah kalimat efektif harus dirangkaikan dengan kalimat-
kalimat efektif yang lain untuk membentuk paragrafyang efektif. Penulisan yang efektif
pada tingkat intrakalimat dan antar kalimat akan membentuk fundamen yang kuat bagi
pembentukan paragraph yang baik. Program penulisan ilmiah di University of
Chicago, The little Red Schoohouse of Chicago ( LRS 1995), menganjurkan jurus-jurus
penulisan yang mudah dimengerti yang dikemas dalam sepuluh perintah ( commandments)
.
1.      Ungkapan tindakan penting dengan kata kerja yang tepat,bukan dengan kata benda.
2.      Letakkan pelaku sebagai subjek sedekat mungkin dengan kata kerja.
3.      Letakkan informasinnya yang lebih singkat sebelum informasi yang panjang dan
kompleks .
4.      Pelihara integritas atau kesatuan ( Co-Core-Others )
5.      Letakkan informasinya yang familier dan berulang di awal kalimat.
6.      Letakkan informasinya baru dan tidak terduga di akhir kalimat dan berlatih penekanan.
7.      Susunlah tali-tali topic untuk membentuk paparan informasi  yang koheren dan
konsisten.
8.      Buatlah rancangan issue untuk setiap paragraph tulisan anda. Setiap issue harus berkaitan
dengan isi diskusi di bagian akhir paragraph sebelumnya.
9.      Rumuskan sentence points ( maksud-maksud kalimat ) yang tepat untuk setiap discourse(
unit tulisan) .
10.  Biasakan untuk meletakkan sentence point di bagian akhir issue, jangan di bagian akhir
diskusi.
Penekanan Teks (stress) : bagian yang berisi informasi yang perlu ditekan kan dan
diletakkan pada akhir kalimat. Penekanan teks menuntun pembaca ke isi informasi
kalimat-kalimat berikutnya.
Tali- tali topik ( thematic strings ) : topik kalimat adalah hal yang menjadi topik
pembicaraan dalam kalimat utama,tetapi bukan ide utama. Topik kalimat yang satu dengan
yang berikutnya harus saling berkaitan membentuk tali pokok untuk mendukung koherensi
dan konsistensi.
Issue : terdapat pada tingkat antarkalimat, letaknya di awal paragraph. Konteks issue
adalah bagian pendahuluan pada paragraph yang mengantar pembaca ke masalah yang
akan di diskusikan dalam paragraph tersebut.
Diskusi (discuation) istilah diskusi menerangkantentang posisi/letak yaitu pada bagian
akhir paragraph. Isinya melanjutkan informasi yang anda tulis pada bagian issue di awal
paragraph.
      Ada juga istilah point (maksud) :
1.      Sentence point (maksud kalimat)
2.      Paragraph point ( maksud paragraph)
3.      Anticipatory point ( maksud antisipasi)
4.      Paper point ( maksud tulisan )
-          Solusi masalah pembaca
-          Jawaban terhadap pertanyaan yang anda ajukan
-          Klaim utama tentang argument keseluruhan
-          Tesei anda
1.      Tindakan penting dikemukakan dengan kata kerja yang tepat bukan dengan kata benda.
a.       Rector membuat keputusan untuk mengakhiri program kuliah kerja nyata.
b.      Rector memutuskan untuk mengakhiri program kuliah kerja nyata.
2.      Letakkan pelaku sebagai subjek sedekat mungkin dengan kata kerjanya.
a.       Ahli psikologi dengan berbagai cara telah mempelajari kretivitas .
b.      Kreativitas oleh ahli psikologi telah dipelajari dengan berbagai cara.
c.       Kreativitas dengan berbagai cara telah dipelajari oleh ahli psikologlogi.
d.      Ahli psikologi telah mempelajari kreativitas dengan berbagai cara.
3.      Letakkan informasi yang lebih singkat/ mudah sebelum informasi yang panjang dan
kompleks.
4.      Pelihara integritas atau kesatuan ( Co-Core-Others)
5.      Letakkan informasi yang familier dan berulang di awal kalimat.
3.2 jenis- jenis Paragraf dan Pengembangan nya
            - paragraph pengembangan dengan perincian dan pelukisan
            - paragraph pengembangan dengan penegasan kembali atau pengeluaran
            - paragraph pengembang dengan perbandingan dan pengontrasan.
            - paragraph pengembangan dengan analogi
            - paragrafpengembang dengan sebab dan akibat
            - paragraph pengembang dengan defenisi
           
3.3 Menuangkan gagasan panjang : paralelisme dan keseimbangan

3.4 Membuat Argumentasi

3.5 Kesinambungan Antarbab

BAB IV
PRESENTASI LISAN DAN POSTER
Persentasi lisan antara lain dilakukan untuk : mempertahankan disertasi,
mengajukan usulan penelitian pada aplikasi dana penelitian, dan melaporkan hasil
penelitian padaseminar-seminar ilmiah. Presentasi ( pameran) poster dilakukan bersam
dengan presentasi poster,memiliki keuntungan lebih dibanding presentasi lisan karena
lebih banyak waktu diskusi bisa digunakan oleh pemira yang tertarik pada hasil penelitian
kita. 

4.1  Presentasi Lisan
1.      Ukuran Poster
Standart internasional untuk kongres nasional tahun American Association of Physical
Anthropologi mengajurkan ukuran poster dengan tinggi 1,2 meter dan lebar 2.4 meter. Pin
untuk menancapkan poster ke papan pameran ( push pinsl thumbtacks) disiapkan sendiri
oleh presemter.
2.      Organisasi
a.       Pengantar
b.      Bahan dan metode
c.       Hasil
d.      Ringkasan dan kesimpulan
e.       Daftar pustaka yang selektif dan ucapan terimakasih.

3.      Ukuran Huruf
Untuk ukuran judul harus dapat dibaca dengan jelas darijarak 2,5 meter . untuk itu
sebaiknya digunakan ukuran 44, sedangkan untuk subjudul cukup ukuran 30-36 . huruf-
huruf lain pada poster hendaknya dapat dibaca dari jarak 1,5 meter. Huruf dengan ukuran
18 sudah memadai ,tetapi menggunakan ukuran 20-14 akan lebih jelas dan lebih baik .

4.      Proporsi antara gambar, table, dan teks


5.      Gerakan mata
6.      Daftar pustaka
7.      Ucapan terimakasih
8.      Foto copy gambar dan grafik
Presentasi lisan dan presentasi poster sama pentingnya , keduanya sama-sama
memerlukan persiapan yang baik seperti halnya menuyusun tulisan ilmiah. Presentasi lisan
dan poster adalah bagian integral dari penelitian kita . karena itu pembuatannya harus
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah seperti diuraikan di atas . sebagus apapun laporan tertulis
karya ilmiah kita. Bila presentasi lisan dan poster dilakukan tanpa persiapan yang matang,
haislnya tidak akan mencerminkan karya ilmiah yang baik.
BAB III
KELEBIHAN & KEKURANGAN BUKU

A.    Kelebihan

Dalam buku yang berjudul Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah karangan E. Zaenal
Arifin, memiliki rincian mengenai penulisan karangan ilmiah yang begitu jelas dan lebih
lengkap. Dalam buku ini dijelaskan dengan begitu jelas dan padat. Ketika kita menguasai
buku ini maka kita secara bertahap akan mengetahui dan menguasai materi yang sudah
dikaji. Dan buku ini penting untuk dipelajari, dikarenakan daftar pustaka yang lengkap
setiap halamannya, serta banyak pendapat ahli didalam buku ini.

Buku yang kedua adalah buku yang berjudul Menulis Karya Ilmiah karangan Etty
Indriati, Ph.D, menjelaskan buku secara rinci dan bertahap sehingga pembaca mudah
dalam membaca dan memahami isi buku tersebut. Didalam buku ini kita tidak hanya
menemukan bahan untuk pembelajaran saja melainkan banyak bahan-bahan yang ada
didalam buku ini.

B.     Kelemahan
Dalam buku Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah yang Pertama memang dijelaskan
secara detail, tetapi penjelasannya kurang panjang atau kurang banyak, sehingga ketika
kita mempelajari buku ini,  kurang merasa puas membaca buku ini, karena penjelasannya
yang begitu singkat. Dan bahasa nya terlalu baku sehingga tidak mudah dipahami dan
sastranya begitu kuat.

Sedangkan dalam buku Menulis Karya Ilmiah yang Kedua beberapa penjelasan


memberikan bahasa yang sulit dipahami sehingga pembaca harus sering mengulang
bacaannya.  Buku itu terlalu sulit kata-kata nya, saya saja cukup detail untuk meringkas
buku ini, dan ketika kita tidak fokus membaca bahan bacaan ini kita tidak mengetahui arti
dari kata yang ditulis oleh si penulis tersebut.

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan

      Setelah membaca buku tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing buku
memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda-beda. Seperti buku yang berjudul Dasar
Dasar Penulisan Karangan Ilmiah yang Pertama yang menjelaskan secara singkat dan
padat, tentang pengenalan terhadap penulisan karya ilmiah, tahap-tahap penyusunan
karangan ilmiah, konvensi karangan ilmiahsistematika karangan ilmiah, dan bahasa dalam
karangan ilmiah. Dapat kita simpulkan juga  bahwa buku ini juga memiliki kelemahan
masing-masing seperti kita lihat dari penyajian praktik dan penjelasan yang diberikan.
Dengan tugas dalam membuat critical book ini,  maka terciptalah dalam diri kita rasa ingin
tahu dan ilmu pengetahuan yang baru untuk mengetahui isi dari buku tersebut. Dan tanpa
kita sadari rasa mau dalam diri kita dalam belajar keras akan muncul demi mendapatkan
hasil yang memuaskan.

B.     Saran
      Saran penulis kepada pembaca semoga critical book ini dapat bermanfaat bagi anda,
dengan membaca critical book ini kita akan termotivasi dan mengerti dalam pembuatan
sebuah critical book. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari
pembaca.

Anda mungkin juga menyukai