Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL BOOK REPORT

MK. PKN
PRODI S1 PEND. GEOGRAFI
FIS-UNIMED
CRITICAL BOOK REPORT
Skor Nilai :

Nama : DEWI PERMATA SARI


Nim :
Kelas : Pendidikan Geografi C-2018
Dosen Pengampu: Dra. Nurmayani, M.Ag.
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan Rahmat, Karunia, serta Taufik dan Hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan tugas Critical Book Report ini. Dan juga tidak lupa saya berterima
kasih kepada Dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

Penulis sangat berharap tugas Critical Book Report ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun bagi orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Medan, September 2019

DEWI PERMATA
SARI
NIM. 3183131036
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
Identitas Buku........................................................................................................1

Bab I Pendahuluan.................................................................................................2
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR...........................................................................2
1.2 Tujuan Penulisan CBR.......................................................................................2
1.3 Manfaat CBR.....................................................................................................2

Bab II Ringkasan Isi Buku ...................................................................................3


2.1 Ringkasan Buku ...............................................................................................3

Bab III Pembahasan Buku....................................................................................7


3.1 Pembahasan Isi Buku .......................................................................................7
3.2 Analisis Isi Buku ..............................................................................................7

Bab IV Penutup......................................................................................................8
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................8
4.2 Saran..................................................................................................................8

Daftra Pustaka........................................................................................................9
IDENTITAS BUKU

Judul : Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid


Penulis : Dr. H. Abuddin Nata, M.A.
ISBN : 979-421-826-X
Penerbit : PT RajaGrafindo Persada
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2001
Urutan Cetakan : Pertama (1)
Dimensi Buku : 21 cm
Tebal Buku : x+124 Halaman
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR


Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati. Misalnya dari
segi analisis bahasa dan pembahasan. Oleh karena itu, penulis membuat Critical
Book Report ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi.

1.2 Tujuan Penulisan CBR


Tujuan penulisan CBR ini adalah untuk mengkritisi topik dalam bidang agama
islam dalam satu buku.

1.3 Manfaat CBR


Adapun manfaat dari penulisan CBR ini antara lain :
- Untuk menambah wawasan tentang agama islam
- Untuk mengetahui kajian tentang pola hubungan guru-murid
- Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Ringkasan Isi Buku


Bab I Hubungan Tasawuf Dengan Pendidikan
Asal usul kata tasawuf adalah izin masdar (kata jadian) dari kata tasawafa
yang berarti menggunakan pakaian berbulu, sebagaimana pada kata taqamasba
yang berarti menggunakan pakaian gamis. Dilihat dari segi tujuannya, tasawuf
berarti mendekatkan diri kepada Tuhan dan memperoleh penyatuan secara batin
dengan-Nya. Al-Junaid Al-Baghdadi mengatakan bahwa tasawuf adalah
membersihkan hati dari sifat yang menyamai binatang dan melepaskan akhlak
yang tercela, menekan sifat Basyariah (kemanusiaan secara biologis), menjauhi
hawa nafsu, memberikan tempat bagi sifat-sifat kerohanian, berpegang pada ilmu
kebenaran, mengamalkan sesuatu yang lebih utama atas dasar keabadiannya,
memberi nasihat kepada umat, benar-benar menepati janji kepada Allah SWT.,
Dan mengikuti syariat Rasulullah.
Hubungan tasawuf dengan pendidikan sangat erat kaitannya, yaitu 1)
Pertama, terdapat hubungan yang erat antara tujuan tasawuf dengan tujuan
pendidikan, tujuan pendidikan tidak lepas dari tujuan hidup manusia. 2) kedua,
terdapat hubungan yang erat antara istilah-istilah ilmu tasawuf dengan yang
terdapat dalam bidang pendidikan.

Bab II Prinsip-Prinsip Ajaran Pokok Tasawuf


Untuk mencapai tujuan tasawuf, yaitu memperoleh hubungan dan kedekatan
kerohanian dengan Tuhan diperlukan jalan yang harus ditempuh dengan sungguh-
sungguh. Adapun prinsip-prinsip ajaran pokok tasawuf, yaitu :
1) Al-Taubah, yang memiliki arti menyesali atas perbuatan buruk pada masa lalu
dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan yang serupa dimasa yang akan
datang. Taubat yang sebenarnya memerlukan beberapa syarat, yaitu mengakui
bahwa ia telah berdosa, menyesal telah berbuat dosa, sadar akan dosa dan
bersungguh-sungguh untuk kembali ke jalan yang benar serta mengerjakan amal
yang baik. Terdapat empat tingkatan orang-orang yang telah bertaubat, a) orang
yang telah bertaubat dan selalu tetap menempuh jalan yang baik sampai akhir
hayatnya sehingga sisa umurnya selalu dimanfaatkannya, b) orang taubat yang
telah menempuh jalan istiqamah dalam mematuhi pokok-pokok yang utama
dalam perintah Tuhan dan telah meninggalkan segenap dosa-dosa besar dan
perbuatan keji lainnya, c) orang itu tetap dalam istiqamah selama satu masa
kemudian dapat dikuasai oleh syahwat atau nafsu untuk mengerjakan perbuatan
dosa, d) orang itu taubat dan hanya dalam waktu yang tidak lama, kemudian dia
kembali lagi mengerjakan maksiat dan dosa tanpa ada bisikan dalam hatinya
untuk taubat.
2) Zuhud, adalah sikap membenci atau menjauhkan diri terhadap segala sesuatu
yang bersifat kesenangan duniawi, atau sikap yang tidak memiliki kesenangan
duniawi. Dengan demikian sikap orang yang menjual kehidupan duniawi karena
mengejar akhirat adalah termasuk Zuhud di dunia, dan setiap orang yang menjual
akhirat untuk mengejar duniawi maka ia termasuk Zuhud di akhirat.
3) Sabar, diartikan sebagai sikap batin untuk mematuhi segala aturan Tuhan dan
sikap menjalankan aturan tersebut dengan sungguh-sungguh. Sabar dapat pula
berarti kesiapan mental untuk menerima dengan tabah segala beban, ujian dan
cobaan dari Tuhan sebagaimana cobaan tersebut telah diberikan kepada nabi dan
lainnya.
4) Ikhlas, adalah tidak menampakkan tanda keikhlasan , apabila tampak dalam
keikhlasannya suatu keikhlasan maka keikhlasannya membutuhkan keikhlasan.
Hal ini menunjukkan isyarat tentang pentingnya kebersihan amal dari rasa ingin
dipuji pada saat melakukan perbuatan. Orang yang ikhlas adalah orang yang
bersih hatinya dari segala cacat. Keikhlasan itu terlihat dari mantapnya diam dan
geraknya seseorang semata-mata karena Allah.
5) Ridha, yaitu menerima segala sesuatu yang diberikan Tuhan kepadanya. Ridha
merupakan buah atau hasil kecintaan kepada Allah dan termasuk tingkat maqamat
yang tertinggi yang dapat mendekatkan seseorang kepada Tuhan. Sikap ridha ini
mau menerima atau ada paksaan dan dengan rela hatinya untuk tidak
mempersoalkan segala sesuatu yang telah diputuskan Tuhan. Keridhaan
membawa hati menjadi tenang, karena tidak ada beban psikologis yang
mengganjalnya.
6) Tawakal, berarti mewakilkan, seperti pada ucapan urusan orang itu diwakilkan
pada seseorang, yakni diserahkan kepadanya dan ia menaruh kepercayaan yang
penuh kepadanya. Tawakkal menggambarkan kuatnya hati dalam berpegang teguh
kepada wakil, dan jika sikap ini terwujud barulah disebut tawakkal.

Bab III Guru dan Murid


Kata guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang yang mengajar.
Dalam bahasa Inggris kata teacher yang berarti pengajar. Selain itu terdapat kata
tutor yang berarti guru pribadi yang mengajar dirumah, mengajar ekstra, memberi
les tambahan pelajaran, educational, pendidik, ahli didik, lecturer, pemberi kuliah
dan penceramah. Diri atau profesi guru, yaitu memiliki fungsi dan signifikansi
sosial, memiliki keahlian dan keterampilan dengan menggunakan teori dan
metode ilmiah, didasarkan atas disiplin ilmu yang jelas, diperoleh dengan
pendidikan pada masa tertentu yang cukup lama, aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai
profesional, memiliki kode etik, kebebasan untuk memberikan keputusan,
memiliki tanggung jawab, settaendapatkan imbalan.
Mufidah adalah orang yang menghendaki agar mendapat ilmu pengetahuan,
keterampilan, pengalaman dan kepribadian yang baik untuk bekal hidupnya agar
bahagia dunia dan akhitdengan jalan belajar yang sungguh-sungguh. Seorang
murid lebih bersifat aktif, mandiri, kreatif dan tidak banyak bergantung kepada
guru.

Bab IV Tasawuf Al-Ghazali


Al-Ghazali berpendapat bahwa ilmu yakin salah ilmu yang di dalamnya
terbuka apa yang diketahui (ma'lum) dengan terbuka yang terang sehingga tidak
ada keraguan dan tidak pula tercampur oleh kemungkinan salah dengan kira-kira.
Tasawuf Al-Ghazali memiliki ciri-ciri, yaitu 1) Tasawuf Al-Ghazali berdasarkan
Al-Qur'an dan Sunnah, walupun dalam menjelaskan tasawufnya ia menggunakan
logika filsafat dan sumber lain, namun hal itu dilakukan sepanjang tidak
bertentangan dengan Al-Qur'an dan Sunnah. 2) sejalan dengan dasarnya, yaitu Al-
Qur'an dan Sunnah, dilihat dari segi pendekatannya tasawuf Al-Ghazali
menggunakan pendekatan integrated antara tasawuf dan fikih. 3) dilihat dari segi
bentuknya tasawuf Al-Ghazali mengambil bentuk ma'rifat, yaitu terbukanya tabir
rahasia atas segala yang maujud. 4) dilihat dari segi metode berfikirnya tampak
tasawuf Al-Ghazali memiliki kerangka berfikir yang sistematis.

Bab V Pola Hubungan Guru Murid Menurut Al-Ghazali


Proses pendidikan merupakan interaksi antara pendidik (guru) dengan
peserta didik (murid) untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Dalam proses interaksi antara guru dan murid kegiatan pendidikan
memerlukan persiapan, baik dari segi penguasaannya terhadap ilmu yang
diajarkannya, kemampuan menyampaikan ilmu tersebut secara efisien dan tepat
sasaran kepada obyek didik yang bervariasi dan kepribadian atau akhlaknya.
Akhlak guru yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas menghadapi para siswa,
dalam menghadapi siswa seorang guru hendaknya, 1) bertujuan mengharapkan
keridhaan Allah, 2) Memiliki niat yang baik, 3)Menyukai ilmu dan
mengamalkannya, 4) menghormati kepribadian para pelajar, 5) memberikan
peluang kepada para pelajar untuk menunjukkan kecerdasan dan keunggulannya,
6) Memberikan pemahaman kadar kesanggupannya siswa, 7) mendahukukan
memberikan pujian daripada hukuman, 8) Menghormati muridnya, 9)
Memberikan motivasi, 10) tidak mengajarkan pelajaran yang tidak diminati siswa,
11) Bersikap adil, 12) Memberi bantuan, 13) Rendah hati.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Isi Buku
Dari isi pembahasan buku dapat disimpulkan bahwa pola hubungan guru-
murid adalah pola hubungan yang bersifat kemitraan yang didasarkan pada nilai-
nilai demokratis, keterbukaan, kemanusiaan dan saling pengertian. Dalam pola
hubungan tersebut antara guru dengan murid harus sama-sama menghargai. Guru
tidak dapat memaksakan kehendaknya sendiri kepada murid, demikian pula murid
tidak dapat memaksa kehendaknya kepada guru. Dalam proses belajar-mengajar,
murid diperlukan seara manusiawi, diberikan hak untuk mengemukakan pendapat,
bertanya, mengkritik dan diperlakukan sesuai bakat, potensi dan
kecenderungannya.

3.2 Analisis Isi Buku


1. Keunggulan Buku
 Sampul buku menarik
 Dilengkapi dengan ayat-ayat alquran yang mendukung
 Melampirkan catatan kaki

2. Kelemahan Buku
 Pembahasan buku kurang lengkap
 Terdapat beberapa kata yang sulit dipahami
 Isi buku kurang runtut
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa buku ini pola hubungan antara guru dan murid
yang dilihat dari pandangan islam. Buku ini juga mengajarkan bagaimana
sebenarnya hakikat seorang guru dan hakikat seirang murid untuk mencapai
tujuan pembelajaran.

4.2 Saran
Adapun saran penulis dalam Critical Book Report ini, buku ini sangat layak
dijadikan sebagai buku pedoman maupun buku referensi dalam mata kuliah
Agama Islam. Serta penulis juga mengajak kita semua untuk sama-sama
memahami bagaimana pola hubungan yang benar antara guru dan murid sesuai
dengan pandangan Islam.
DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin. 2001. Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Duru-Murid.


Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai