BUDAYA ORGANISASI
Disusun Oleh:
NIM : 7182144008
KELAS :A
FAKULTAS EKONOMI
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat serta karunianya,
sehingga penulis memiliki kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Budaya Organisasi ,
Critical Book Report oleh dosen kami Dodi Pramana, S.Sos., M.Si. Penulisan bedah buku ini bertujuan
untuk memenuhi persyaratan pembelajaran Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Dengan penuh kesadaran penulis tahu bahwa sesungguhnya ini masih jauh dari kesempurnaan.
Dalam proses pembuatan Critical Book Report ini penulis menjumpai hambatan, namun berkat dukungan
materi dari berbagi pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Critical Book Report ini dengan cukup
baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih.
Penulis mohon maaf jika ada kesalahan dalam tugas Critical Book Report penulis, akhir kata
penulis ucapkan banyak terimah kasih, semoga tugas penulis ini dapat memberikan manfaat serta ilmu
dalam perkembangan dunia pendidikan dan yang pastinya dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CBR 1
B. Tujuan penulisan CBR 1
C. Manfaat CBR 1
D. Identitas jurnal yang direview 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Ringkasan Isi Buku 3
B. Kelebihan dan kekurangan buku 9
DAFTAR PUSAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
C. Manfaat
Dalam pembuatan Critical Book Review, kegiatan ini bermanfaat untuk
menambah wawasan pada mahasiswa yang mengerjakan serta yang membaca
hasil CBR tersebut. Di samping itu, CBR juga mampu memberikan pengaruh agar
mahasiswa selalu rajin untuk selalu update mengenai informasi yang berbau ilmu
pengetahuan khususnya mengenai Budaya Organisasi.
1
D. Identitas Buku Yang Direview
2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. RINGKASAN BUKU
BAB I
PENDAHULUAN
Kultur mengatur secara eksplisit pada aspek pengolahan akal budi manusia
terhadap dirinya maupun alam, sementara istilah budaya lebih dikhususkan
kepada manusia titik untuk di luar manusia, dipergunakan kata budidaya titik
Tetapi, kalau diterapkan pada organisasi, maka perbedaan kecil ini tidak akan
mengganggu sehingga bisa dipertukarkan satu sama lain. Baik kultur organisasi
maupun budaya organisasi, sama-sama merujuk kepada hasil pengolahan akal
budi manusia di dalam konteks organisasi..
Studi kultur organisasi dewasa ini telah melengkapi diri dengan berbagai
konsep, metode, dan aplikasinya. Kultur organisasi tidak harus dilihat secara statis
atau hanya menjelaskan keunikan nilai-nilai dan pola perilaku pada budaya suatu
organisasi melainkan lebih jauh dapat menerangkan aspek-aspek yang lebih luas
seperti misalnya, Mengapa suatu perusahaan perubahan mendapat resistensi atau
tersendat-sendat ketika diimplementasikan, Bagaimana mengatasi hambatan
hambatan kultural yang mengganggu kinerja organisasi Bagaimana menyesuaikan
struktur organisasi dan sistem sistemnya dalam kurung sistem komunikasi sistem
rekrutmen dan pelatihan HRD sistem imbalan sistem teknologi dan mesin dalam
sistem produksi, dan seterusnya tutup kurung terhadap konteks kultural yang
berlaku dalam budaya organisasi apa dan mengapa subs kultur di dalam suatu
organisasi terbentuk dan apa pengaruhnya terhadap keutuhan organisasi, dan
seterusnya. Perangkat diagnosis kultur organisasi relatif sudah tersedia secara
memadai Tinggal bagaimana mengembangkan dan mengaplikasikannya pada
studi studi kasus yang ditemukan di lapangan.
3
BAB II
BAB III
DASAR-DASAR KONSEPTUAL
Kultur merupakan pola pola perilaku, sikap, nilai nilai, dan asumsi-asumsi
yang dimiliki oleh para anggota sebuah organisasi disosialisasikan kepada para
anggota baru dan sedikit banyak bersifat stabil terhadap waktu. Secara umum,
para ahli kultur membaginya menjadi 3 lapisan berdasarkan tingkat
kedalamannya, yaitu artefak, nilai nilai, dan asumsi-asumsi. Selain itu untuk
mendeskripsikan ciri-ciri kultur pada sebuah organisasi sejumlah ahli
mengemukakan tipologi tertentu yang menggambarkan tipe-tipe kulkas.
4
menekankan pada aspek kehidupan psikologis organisasi. Maka studi kultur lebih
menekankan pada aspek-aspek yang lebih mendalam seperti nilai-nilai dan norma.
BAB IV
KULTUR ORGANISASI DALAM SUDUT PANDANG MANAJEMEN
Inti persoalan yang penting bagi manajemen ialah hubungan antara kultur
dengan kinerja organisasi yang pada dasarnya adalah subjek yang cukup pelit
dimana terdapat variabel-variabel yang mempengaruhi hubungan tersebut
sehingga tidak dapat ditetapkan suatu hubungan langsung yang bersifat sederhana.
BAB V
5
eksternal. Situasi ini lah yang akn membawa perubahan kultur dan perubahan
organisasi.
BAB VI
Dalam era globalisasi saat ini, tidak dapat dihindari bahwa kerja sama lintas
negara merupakan sebuah keharusan yang semakin kerap dilakukan baik
hubungan kerja sama langsung maupun tidak langsung. Studi kultur nasional
menjelaskan bahwa negara-negara di dunia memiliki perbedaan dalam berbagai
dimensi kultur mereka, dan perbedaan ini sering kali menimbulkan salah paham
atau konflik ketika kultur yang berbeda bertemu. Pemahaman dan toleransi
terhadap perbedaan kultur merupakan prasyarat penting dan penyelesaian yang
bersifat kompromi biasanya akan memberikan hasil yang lebih baik terhadap
suatu kerja sama lintas kultural.
6
BAB VII
Kultur nasional dan kultur subnasional adalah bagian diri manusia yang
lebih mendasar daripada kultur organisasi. Penyebabnya adalah faktor sosialisasi,
dimana seseorang dapat dipastikan akan mengalami sosialisasi terhadap nilai
budayanya. Menurut Hofstede, proses penanaman nilai ini akan lebih melekat dan
meninggalkan bekas yag lebih kuat pada identitas seseorang ketimbang sosialisasi
pada level organisasi dengan kata lain, lebih mudah bagi seseorang untuk pindah
dri satu organisai ke organisasi lain daripada harus pindah keluarnegeri dan
menyesuaikan diri dengan kultur yang berbeda. Kultur nasional dan subnasional
memiliki dimensi yang berbeda dengan kultur organisasi. Artinya dimensi kultur
nasional dan subnasional tidak serta-merta bisa dialihkan kepada kultur
organisasi.
BAB VIII
7
yang berbeda hal ini mencerminkan adanya adaptasi pada level praktik sekaligus
penyokong terbentuknya kultur ideal yang diharapkan
BAB IX
PENELITIAN KULTUR
Kultur organisasi adalah unit analisis yang mengacu pada seluruh lapisan
organisasi, peneliti sebaiknya mengambil tipe responden yang mewakili setiap
lapisan, baik secara hierarkis maupun kemungkinan adanya subkultur yang
berbeda di dalam organisasi. Teknik-teknik dasar dalam penelitian kultur telah
mengalami “modifikasi” tertentu ketika di terapkan dalam konteks organisasi
dimana para ahli kultur organisasi mencoba lebih mendekatkan studi kultur
dengan realitas organisasi pada umumnya. Alur penelitian mengedepankan tiga
aliran besar dalam dalam penelitian kulur, yaitu :
8
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku
1. Buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dipahami dan juga sesuai
dengan standart
2. Buku ini menjelaskan secara rinci pada setiap bab maupun sub bab.
3. Buku ini banyak mencantumkan contoh soal , diagram, tabel dan juga
latihan soal.
4. Materi tentang budaya organisasi sangat lengkap disertai dengan pendapat
para ahli
5. Materi sanagat jelas disertai dengan contoh-contoh dan studi kasusnya
9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Budaya organisasi tidak harus dilihat secara statis atau hanya menjelaskan keunikan
nilai-nilai dan pola perilaku pada budaya suatu organisasi melainkan lebih jauh dapat
menerangkan aspek-aspek yang lebih luas seperti misalnya, Mengapa suatu perusahaan
perubahan mendapat resistensi atau tersendat-sendat ketika diimplementasikan, Bagaimana
mengatasi hambatan hambatan kultural yang mengganggu kinerja organisasi Bagaimana
menyesuaikan struktur organisasi dan sistem sistemnya dalam kurung sistem komunikasi
sistem rekrutmen dan pelatihan HRD sistem imbalan sistem teknologi dan mesin dalam sistem
produksi, dan seterusnya tutup kurung terhadap konteks kultural yang berlaku dalam budaya
organisasi apa dan mengapa subs kultur di dalam suatu organisasi terbentuk dan apa
pengaruhnya terhadap keutuhan organisasi, dan seterusnya. Perangkat diagnosis kultur
organisasi relatif sudah tersedia secara memadai Tinggal bagaimana mengembangkan dan
mengaplikasikannya pada studi studi kasus yang ditemukan di lapangan.
B. Saranan
Mahasiswa dapat menjadikan buku ini sebagai referensi untuk materi pembelajaran dan
diterapkan ketika memasuki lapangan pekerjaan dan dosen dapat menjadikan referensi untuk
bahan ajar kepada mahasiswa.
13
DAFTAR PUSTAKA
14