Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REVIEW

(MATA KULIAH: KEPEMIMPINAN)


Dosen Pengampu : Dr. Muh. Surip, S.Pd., M.Si.

Disusun oleh :
Yanti Melina Ambarita

REG F

PRODI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas Critical Book Review (CBR) ini. Semoga Critical book report ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca. Harapan saya semoga Critical Book Review(CBR) ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
Bapak Dr.Muh.Surip S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Kepemimpinan yang telah memberikan tugas ini. Sekiranya dengan tugas
tersebut, penulis dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai mata
kuliah. Kepemimpinan dan melatih daya kritis dan analisis terhadap suatu buku.
Dalam penulisan tugas CBR (Critical Book Review) ini Penulis menyadari bahwa
masih terdapat banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun materi. Oleh
karena itu, selaku Penulis, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun agar CBR ini menjadi lebih baik lagi. Akhir kata saya
ucapkan terima kasih dan semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan, Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4

B. Tujuan CBR 4

C. Manfaat CBR 4

D. Identitas Buku 5

BAB II RINGKASAN ISI BUKU 7

A. Buku Utama 7

B. Buku Pembanding 13

BAB III PEMBAHASAN 18

A. Keunggulan Buku 18

B. Kelemahan Buku 18

BAB VI PENUTUP 19

A. Simpulan 19

B. Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 20
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Melakukan Critical Book Review pada suatu buku sangat penting untuk
dilakukan,dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui kelebihan dan
kekurangan suatu buku.Dari mengkritik inilah kita jadi mendapatkan
informasi yang kompeten dengan cara menggabungkan informasi dari
buku tersebut. Oleh karena itu,penulis membuat Critical Book Review ini
untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi.Selain
itu,salah satu factor yang melatarbelakangi penulis mereview buku ini
adalah agar kita bisa berpikir kritis dan mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari sebuah buku.

B. Tujuan Penulisan CBR

Tugas CBR ini dibuat adalah untuk pemenuhan tugas KKNI pada mata
kuliah Kepemimpinan dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik serta
mengetahui kinerja dalam memimpin serta meningkatkan kemampuan
analisis dan berfikir kritis.Dan menguatkan berfikir kritis dalam mencari
informasi yang diberikan oleh setiap bab dari sebuah buku.

C. Manfaat CBR

1. Mengetahui konsep kepemimpinan

2. Meningkatkan kemampuan menemukan inti sari suatu buku,


kemampuan membandingkan kelebihan dan kelemahan sebuah buku.

3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan
oleh setiap bab dari buku utama dan buku pembanding.

4
4. Terpenuhinya tugas berstandar KKNI

5. Dapat menerapkan pembelajaran yang sistematis berdasarkan buku


tersebut

5
D. IDENTITAS BUKU

BUKU UTAMA

a) Judul :Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer

b) Penulis : Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd. dan Drs. Asrul, M.Si.

c) Penerbit : Cita pustaka Media

d) Kota : Bandung

e) Tahun Terbit : 2015

f) ISBN : 979-3216-92-1

g) Edisi : II

6
BUKU PEMBANDING

Judul Buku : Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan

Pengarang : Dr. H. Indra Muchlis Adnan, S.H.,M.H.,M.M.,Ph.D. dan Prof.


Dr.

Sufian Hamim,S.H.,M.Si

Penerbit : Trussmedia Grafika

Edisi : Revisi

Tahun Terbit : 2015

Kota Terbit : Daerah Istimewa Yogyakarta

Tebal Halaman : 77 halaman

ISBN :978-602-099

7
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

A. Ringkasan Buku Utama

BAB I PENDAHULUAN

A. Menengok Rapuhnya Sekolah

Sekolah sebagai sub sistem sosial berfungsi dalam mengintegrasikan


semua sub sistem yang ada didalamnya. Baik penyusunan tujuan dan nilai dari
masyarakat untuk menentukan tujuan sekolah, maupun penggunaan
pengetahuan untuk menjalankan tugas sekolah, yaitu pengajaran dan
pembelajaran sesuai tuntutan keperluan masyarakat dan bangsa. Didalamnya
diperlukan pengetahuan tentang pendidikan, psikologi, komunikasi,
manajemen, kepemimpinan, bahasa, dan lain sebagainya bagi pelaksanaan
tugas pengajaran dan pembelajaran secara efektif dan efisien.

B. Beberapa Kemungkinan

Scotter, et al (1979:120) mengemukakan bahwa fungsi sosialisasi yang


dijalankan sekolah, mencakup lima bidang, yaitu:

1) Pendidikan (mencakup tidak hanya pengetahuan, keterampilan tetapi


juga sikap, nilai, dan kepekaan

2) Sosial, yaitu seleksi peran sosial (mencakup tidak hanya sertifikasi


kemampuan tingkat itnggi, tetapi juga lebih dari sekedar pembekalan
dan selektif)

3) Indoktrinasi

4) Pemeliharaan rohani/jiwa

5) Aktivitas masyarakat

Semua fungsi diatas berkaitan dengan pembentukan pribadi warga


negara dan kelangsungan hidup masyarakat dan bangsa. Untuk menjalankan

8
kegiatan guna mencapai tujuan pendidikan (tujuan umum, tujuan nasional,
institusional, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator
pembelajaran) sesuai dengan peran sosial sekolah, sebagaimana diharapkan
sekolah dan masyarakat maka peran kepemimpinan pendidikan haurs berjalan
optimal. Secara operasional, kepemimpinan sekolah harus berlangsung efektif
bagi kemajuan sekolah, terutama dengan otonomi yang lebih luas.

C. Membenahi Kepemimpinan

Pengelola sekolah harus menangani persoalan pengajaran, harus tim


kerja, ahlli sistem, dukungan sistem kinerja elektronik, proses pelaksanaan
kerja secara sistemik dari waktu ke waktu. Pengembangan organisasi sekolah
dari bentuk organisasi yang ada saat ini dalam sekolah yang lebih utama
dirancang kembali adalah oleh kepala sekolah bersama para guru berfokus
kepada pembelajaran efektif.

BAB II MEMAHAMI EKSISTENSI SEKOLAH

A. Eksistensi Organisasi

Menurut Winardi (1990:374) ada empat elemen dasar organisasi, yakni:

1. Kumpulan orang-orang

2. Pembagian kerja

3. Bekerjasama

4. Tujuan bersama

Organisasi memiliki jenis atau bentuk karakter yang luas, yaitu: sebagian
dari organisasi bersifat luas dan sebagiannya lagi bersifat sempit. Mereka
memiliki struktur yang sederhana ataupun kompleks dan mereka juga tetap
berjalan dengan alasan-alasan yang berbeda. Walaupun dengan semua
alasan-alasan yang berbeda tersebut ada beberapa unsur umum yang utama,
yaitu pemisahan di dalam organisasi.

B. Sekolah sebagai Organisasi Sistem Kerja

Sekolah sebagai organisasi sistem kerja memiliki dua karakteristik

9
organisasi sekolah,

yakni:

1. Organisasi sekolah sebagai pelayanan jasa

2. Penataan sistem sekolah

Everard (2004:156-157) menjelaskan mengenai ada empat elemen


organisasi dalam konteks sekolah, yakni:

1. Teknologi

2. Struktur

3. Orang

4. Budaya

C. Aplikasi Model Organisasi di Sekolah

Everard (2004:150) menjelaskan bahwa ada tiga model organisasi yang


berkembang, yaitu:

1. Model klasik menekankan beberapa karakteristik rasionalitas,


spesialisasi kerja, sentralisasi, sistem perintah dan hirarki, komunikasi
vertikal yang kuat, kontrol, prosedur yang kaku dan pendekatan otokratik.

2. Model humanistik dicirikan dengan rasa hormat terhadap pribadi dan


nilai manusia yang lainnya.

3. Model sistem secara konseptual mengendalikan rekayasa, setidaknya


dapat menjadikan organisasi bertahan hidup dalam perubahan yang
cepat.

D. Prinsip Organisasi Sekolah Efektif

Menurut Beach dan Reinhatz (2000) ada sepuluh prinsip dalam


mengupayakan dan memahami organisasi sekolah, yaitu:

10
1. Sekolah sebagai organisasi mensukseskan masyarakat secara efektif,
tujuan mereka harus tepat dengan nilai-nilaiii budaya masyarakat yang
beranggotakan siswa-siswa, orang tua, dan penduduk.

2. Merawat atau memelihara organisasi dengan menaikkan derajat secara


terbuka, responsive, sikap kerjasama dan keterampilan pendidik.

3. Mendukung anggota mengambil resiko sehingga dapat


mengembangkan potensi dan kreativitas mereka didalam organisasi.

4. Kesuksesan sebuah organisasi harus mampu menyediakan sumber-


sumber dan bakat anggota untuk mengetahui struktur organisasai,
sebuah pemahaman dari masing-masing anggota dengan terstruktur
dan memahami metode kerja yang menjadi pembimbing organisasi.

5. Organisasi-organisasi kependidikan merupakan tempat yang dinamis


dan mengubah kejadian di dalamnya untuk mengubah suatu keadaan.

6. Moral sebuah organisasi pendidikan dapat ditingkatkan melalui interaksi


yang baik antara para anggota-anggota kelompok dan ketika para
anggota-anggota bisa memahaminya, merasa dibutuhkan,
memecahkan masalah secara bersama-sama, tujuan (misi), objektif
(tidak berat sebelah).

7. Keefektifan organisasi pendidikan memiliki anggota yang berjalan sesuai


koridor dan dapat mencapai tujuan yang akan dituju.

8. Organisasi-organisasi sekolah yang efektif menolong anggotanya


dengan memberikan dorongan kepadanya, mengankanya, memberikan
hadiah kepada pelajar yang perilakunya baik dan memiliki prestasi yang
baik.

9. Organisasi pendidikan yang efektif memiliki struktur keorganisasian baik


yang formal dan informal yang memiliki rasa pertanggungjawaban yang
tinggi.

10. Organisasi pendidikan yang baik adalah prosedurnya harus jelas dan
strategis secara regular dan frekuensi analisis secara menyeluruh demi

11
keefektifan organisasi dan menilai kepatuahan antara para peserta.

BAB III KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN

A. Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi yang dilakukan pemimpin


terhadap individu atau kelompok sehingga mau melakukan tindakan dengan
sukarela dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan. Pemimpin adalh orang
yang diakui memiliki sifat terpercaya, pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan dalam mempengaruhi orang lain sehingga dipilih atau disepakati
sebagai pemimpin. Pemimpin dapat dijumpai di dalam organisasi atau luar
organisasi.

B. Peran Kepemimpinan

Menurut Nanus (1992:15) ada empat peran utama kepemimpinan efekttif,


yakni: sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara, dan pelatih.
Keempat peran ini secara bersama-sama merupakan pekerjaan dari seorang
pemimpin. Keempat peran ini sama pentingnya untuk mencapai keberhasilan.
Dalam menjalankan peran tersebut, kepemimpinan dijalankan dengan
dukungan kemampuan, sifat, dan kepribadian pemimpin untuk
mempengaruhinya.

C. Teori Perilaku Kepemimpinan

Perilaku adalah aktivitas yang dilakukan seseorang dengan didasari


tujuan tertentu baik tujuan individu maupun tujuan organisasi. Perilaku adalah
aspek psikologis yang muncul sebagai dorongan memenuhi kebutuhan tertentu.
Ada beberapa teori perilaku kepemimpinan, yaitu:

1. Situational theory memiliki proses yang kurang diperhatikan yakni proses


menyelami pikiran, perasaan,dan harapan orang-orang yang ada dalam
organisasi melalui dialog, penjajakan pendapat, dan komunikasi.

2. Path Goal-Theory adalah teori yang berusaha mempredikksi efektivitas


kepemimpinan dengan situasi yang berbeda. Pemimpin menjadi efektif

12
sebab pengaruh positif terhadap motivasi, kemampuan untuk bekerja
dan kepuasan. Fokus teori ini adalah bagaimana pemimpin
mempengaruhi persepsi bawahan atas sasaran kerja, pengembangan
sasaran pribadi, dan jalan mencapai sasaran.

3. Kepemimpinan transformasional dan transaksional. Kepemimpinan


transformasional memunculkan nilai moral pegawai dalam suatu usaha
untuk menumbuhkan kesadaran tentang masalah etika dan
menggerakkan energy mereka dan sumberdaya untuk mereformasi
lembaga. Sedangkan, kepemimpinan transaksional memotivaai pengikut
dengan memunculkan adanya minat dan perubahan keuntungan.

BAB IV DIMENSI PRAKTIK KEPEMIMPINAN

A. Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan

Perilaku kepemimpinan adalah aktivitas yang selalu berorientasi tujuan


mencakup aktivitas mengambil keputusan menyusun sasaran, komunikasi
interpersonal, perilaku keteladanan, memberi imbalan dan hokuman yang
ditampilkan pemimpin untuk mempengaruhi anggota melakukan pekerjaan
untuk mencapai tujuan. Pengambilan keputusan adalah bagian aktivitas
penting dalam proses kepemimpinan dalam organisasi.

B. Kepemimpinan dan komunikasi interpersonal

Menurut Locke (1997:35) pemimpin sukses yang umumnya memiliki


keahlian interpersonal yang amat kuat, mampu berurusan dengan orang
banyak, diplomatis serta penuh peritungan. Salah satu faktor interpersoanal
yang mempengaruhi kepuasan bawahan dan efektivitas kepemimpinan adalah
perhatian yang ditunjukkan pemimpin, yang mencakup:

1. Bertindak dengan sikap bersahabat dan suportif

2. Menunjukkan kepedulian terhadap para bawahan

3. Memperhatikan kesejahteraan para bawahan

4. Menunjukkan kepercayaan dan rasa percaya diri

5. Berusaha untuk memahami masalah-masalah para bawahan

13
6. Membantu perkembangan para bawahan menuju karir yang lebih tinggi

7. Memasok informasi kepada para bawahan

C. Keteladanan Kepemimpinan

Perilaku keteladanan para pemimpin adalah dengan menunjukkan


kepada para bawahan mengenai apa yang harus mereka lakukan, memberikan
contoh-contoh dan terlibat dalam perilaku simbolik yang memberitahu para
anggota apa yang diharapkan dari mereka, dan memberitahu perilaku yang
layak untuk dilakukan. Keteladanan ini dapat ditampilan dalam disiplin waktu,
kepatuhan terhadap aturan, prosedur, tugas, dan tanggungjawab sepenuhnya.

D. Pemberian Reward dan Hukuman

Menurut Mans dan Sims (1996:25) hukuman yang menjadi amat efektif
apabila manajer, melakukannya dengan:

1. Mengaitkan hukuman deengan perilaku-perilaku yang tidak diingini

2. Memberikan umpan balik berkenan dengan mengapa individu dihukum


dan tipe perilaku-perilaku alternatif yang diharapkan.

Perilaku memberikan imbalan dan hukuman dalam kepemimpinan


bersumber dari kekuasaan dan wewenangnya untuk mempengaruhi para
bawahan dalam melakukan kegiatan secara sukarela sehingga tujuan dapat
tercapai.

BAB V KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN KONTEMPORER

Kepemimpinan pendidikan dapat diperankan oleh para perancang,


kepala sekolah, pengelola dan pembina lembaga pendidikan di satu sisi. Di sisi
lain kepemimpinan pendidikan adalah pengaruh yang ditimbulkan dalam
interaksi tenaga kependidikan dengan peserta didik dalam kelas maupun diluar
kelas untuk mencapai tujuan pendidikan. Manajemen pendidikan adalah
bagian dari manajemen umum. Manajemen pendidikan adalah sejumlah
proses yang terorganisir dengan memberikan bantuan kepada proses
pendidikan dan pengajaran dalam rangka mewujudkan berbagai sasaran dan

14
tujuan pendidikan sebagaimana yang ditetapkn oleh pemerintah di bidang
pendidikan dan pengajaran.

Dalam konteks ini manajemen pendidikan adalah proses pengintegrasian


sumberdaya sekolah melalui pelaksanaan proses dan fungsi manajemen
pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengendalian untuk tercapainya tujaun pendidikan. Pencapaian tujuan adalah
tujuan formal pendidikan dan tujuan individu dalam memikul tanggungjawab
menggerakkan dan memajukan lembaga pendidikan.

B. Ringkasan Buku Pembanding


Bab 1. Perilaku Organisasi

Ada tiga komponen yang mempengaruhi perilaku manusia dalam


lingkungan keorganisasian, yaitu:

1. Karakteristik Pribadi
Karakteristik pribadi manusia dibentuk dari nilai agama, etnis dan
tradisi.
2. Latar belakang pribadi
Dibentuk dari nilai agama dan etnis. Selain itu, dipengaruhi
lingkungan dan pendidikan
3. Pengalaman masa lalu
Pengalaman atau keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang
dari peristiwa-peristiwa yang dilalui dalam perjalanan hidup sejak
kecil akan membentuk perilaku pola pikir seseorang.

Selanjutnya, ada tiga kompoten yang mempengaruhi organisasi, yaitu:

1.Keadaan lingkungan
Totalitas keadaan dan faktor yang mempunyai dampak terentu terhadap
organisasi seperti faktor ekonomi, sosial, fisik, politik, dan teknologi.

15
2.Teknologi dan Kemampuan
Teknologi menyediakan sumber daya yang digunakan orang-orang
untuk bekerja dan sumber daya itu mempengaruhi tugas yang akan
merka lakukan. Teknologi yang besar berguna bagi sarana yang
memungkinkan manusia melakukan lebih banyak pekerjaan dengan
kualitas yang lebih baik.

3.Strategi
Peta perjalanan yang menunjukkan arah yang seyogyanya ditempuh
oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan juga senafas dan
falsafah yang dijadikan landasan hidup dalam masyarakat (Sondang P
Siagian, 1991:79)

Bab 2. Kepemimpinan dalam Organisasi

Zaleznik (1986:54) berpendapat bahwa pemimpin dan manajer sangat


berbeda diantaranya adalah:
1. Manajer cenderung mengambil sikap impersonal, jika tidak pasif
terhadap tujuan, sedangkan pemimpin mengambil sikap pribadi dan
aktif terhadap tujuan.
2. Manajer cenderung memandang kerja sebagai suatu proses yang
memungkinkan, sedangkan pemimpin bekerja dari posisi berisiko
tinggi.
3. Manajer lebih suka bekerja dengan orang, mereka menghindari
aktivitas sendirian, sedangkan pemimpin memperhatikan gagasan,
berhubungan dengan orang-orang dalam cara yang lebih empatik

Bab 3.Pemahaman Kepemimpinan Situasional Terhadap Perilaku Bawahan

A.Kepemimpinan Situasional

Pendekatan ini berkaitan erat dengan sistem motivasi serta masuk akal
bagi para manajer praktik yang harus memperhitungkan situasi pada

16
saat mereka berusaha menciptakan suasana lingkungan kondusif dan
berprestasi.

B.Perilaku Bawaan Dalam Organisasi

1.Perilaku manusia

Ada tiga komponen yang mempengaruhi perilaku manusia dalam lingkungan


keorganisasian yaitu: karakteristik pribadi, latar belakang pribadi, dan
pengalaman masa lalu.

2.Organisasi
Ada tiga komponen yang mempengaruhi organisasi yaitu
Keadaan lingkungan (faktor ekonomi, sosial, politik, dan teknologi)
Teknologi dan Keamanan
Strategi

C.Kepemimpinan Situasional Dalam Pengembangan Perilaku Bawaan

Pimpinan yang bijaksana adalah pimpinan yang mau memahami keadaan


bawahan, apakah cita-cita, harapan-harapan, kebutuhan, dan lain
sebagainya. Dengan demikian, walaupun tidak semua harapan- harapan
yang diinginkankaryawan dari suatu organisasi dapat terkabulkan serta
sinkron dengan tujuan organisasi, akan tetapi minimal sudah tersalurkan.
Bila suasana ini terciptakan, maka bawahan akan termotivasi untuk bekerja
sama dalam proses pencapaian tujuan suatu organisasi.

Pentingnya peranan manusia dalam usaha mencapai tujuan yang telah


ditentukan, selain manusia dipandang sebagai makluk hidup yang
bermartabat, kepribadian, tujuan, cita-cita, serta keinginan yang khas, akan
tetapi manusia bertindak tanduk dalam organisasi. Demikian sebaliknya, jika
tindakan yang sudah menguntungkan organisasi, maka bagaimana supaya
dapat lebih ditingkatkan.

17
Dengan demikian, sebagai upaya untuk mencapai efektifitas pengerakan
bawahan dalam suatu organisasi, maka pimpinan yang efektif ialah
pemimpin yang memahami perilaku bawahan, kemudian menyesuaikan
gaya kepemimpinan yang tepat bagi bawahan yang masing-masingnya
berbeda karakteristik, perilaku, juga kemampuan. Menurut penulis,
pemahaman kepemimpinan situasional terhadap perilaku bawahan
merupakan konsep yang tepat sebagai upaya pencapaian efektifitas
penggerakan suatu organisasi.

Kepemimpinan situasional perlu memahami ikhwal mengapa bawahan


berperilaku seperti yang mereka perlihatkan. Apabila pimpinan ingin
terlaksananya pekerjaan melalui jawaban, maka pimpinan harus
mengetahui mengapa bawahan berperilaku sedemikian rupa. Dengan
demikian, pemahaman asal usul bawahan di waktu yang lalu merupakan
bidang yang perlu dikaji.

Dengan demikian diharapkan dapat mencapai efektifitas penggerakan


bawahan untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Selain dari usaha-usaha
sebagaimana yang penulis uraikan di atas, maka kepemimpinan
keorganisasian, apakah hubungan formal maupun informal merupakan
faktor yang penting pula untuk mencapai efektifitas dan produktivitas suatu
organisasi. Untuk menciptakan hubungan yang harmonis dalam organisasi,
Siagian (1985: 92-95) menawarkan ada sepuluh prinsip pokok yang dapat
dilakukan pimpinan antara lain:
 Harus ada sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan-
tujuan individu pada suatu organisasi.

 Suasana kerja yang wajar dalam hubungan kerja.

 Informalitas yang wajar dalam hubungan kerja.

 Manusia bawahan bukan mesin

 Kembangkan kemampuan bawahan sampai tingkat yang


maksimal.

 Pekerjaan yang menarik dan penuh tantangan.

18
 Pengakuan dan penghargaan atas pelaksanaan tugas dengan
baik.

 Alat perlengkapan yang cukup.

 Setiap orang harus ditempatkan menurut keahlian dan


kecakapannya dan

 Balas jasa harus setimpal dengan jasa yang diberikan.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan :


 Efektivitas kepemimpinan situasional sangat tergantung sampai sejauh
mana pemahaman terhadap perilaku bawahan.

 Perilaku bawahan dalam lingkungan keorganisasian ditimbulkan dari


hubungan antara perilaku bawahan

 Efektifitas dan produktivitas organisasi sangat tergantung pula pada


efektifitas kepemimpinan situasional

 Pimpinan yang efektif ialah pimpinan yang selain mampu menyesuaikan


gaya kepemimpinannya dengan situasional, pimpinan juga harus mampu
menciptakan dan membina hubungan yang baik dan harmonis (human
relations) di lingkungan organisasi.

 Sebelum pimpinan menggerakkan bawahan dalam rangka pencapaian


tujuan organisasi, pimpinan hendaknya memahami perilaku bawahan,
apa faktor- faktor yang mempengaruhinya, mengapa bawahan
berperilaku demikian, apa motifnya.

 Karena kemampuan masing-masing bawahan tidak sama, maka


pimpinan harus bijaksana dalam menugaskan, memberi perintah, dan
memberi arah kepada bawahan. Bawahan yang kurang mampu tentunya
harus lebih intensitas dibina dan pemberian tugaspun disesuaikan
dengan kemampuannya.

 Sedangkan bawahan yang berkemampuan tinggi dalam bekerja, tidak


pula terlalu diarahkan dan terikat dengan aturan-aturan yang berlebihan.
Karena bawahan yang mempunyai motivasi tinggi dalam bekerja
sebaiknya diberikan kreativitas dan mengembangkan ide-ide maupun
inovasi.

19
BAB III
PEMBAHASAN

A. KEUNGGULAN BUKU
1. Keunggulan Buku Utama:
 Jika di lihat dari aspek cover atau sampul buku, buku ini bisa di sebut
menarik. Cover yang digunakan sangat jelas menggambarkan adanya
relasi di dalam kepemimpinan

 Cover buku berwarna dan judulnya tak terlalu kecil. Hal ini jelas saja akan
membuat pembaca tertarik.

 Identitas buku di tulis dengan lengkap dan rinci

 Bahasa yang di gunakan cukup mudah untuk di pahami

 Materi pada buku, bagus untuk di jadikan buku tambahan dalam


pengajaran materi mata kuliah kepemimpinan.

2. Keunggulan Buku Pembanding:


 Jika di lihat dari aspek cover, buku ini cukup menarik. Warnanya juga tak
terlalu mencolok sehingga tak membuat mata sakit.

 Buku ini menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah di


pahami oleh pembaca.

 Selain itu, ada banyak pendapat ahli yang memperkuat materi di dalam
buku.

 Jenis font dan ukuran huruf yang digunakan dalam buku ini sudah
termasuk tepat.

B KELEMAHAN BUKU

1. Kelemahan Buku Utama


 Dalam buku ini, masih ada beberapa teori yang tidak begitu jelas
dipaparkan.

 Penggunaan margin selama kepenulisan tidak tepat.

2. Kelemahan Buku Pembanding

20
 Di dalam isi buku, masih ada materi yang berulang serta isi yang
berulang

 Terdapat penulisan huruf yang kurang pada sebuah kata.

21
BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Peran dan pentingnya efektivitas kepemimpinan dan


pengembangan profesional dalam menetapkan kondisi untuk
penjaminan dan peningkatan mutu secara umum. Kepemimpinan
penting dalam penjaminan dan peningkatan mutu, karena di dalam
kepemimpinan seorang pemimpin menawarkan visi dan gagasan
tentang apa yang mungkin, strategi, dan sarana untuk mencapai
komitmen individu dan kolektif terhadap tujuan peningkatan
berkelanjutan yang mendukung penjaminan dan peningkatan mutu.

B. Saran

Setelah saya membaca buku ini, saya sarankan kepada pembaca


untuk membaca kedua buku ini sekaligus, karena isi dari kedua buku
ini saling berkaitan sehingga ketika Anda sebagai pembaca
membutuhkan referensi yang sesuai dengan topik yang Anda cari
dari salah satu buku ini. Anda dapat membaca kedua buku tersebut
sebagai referensi yang jelas.

22
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Indra Muchlis dan Sufian Hamim. 2015. Perilaku Organisasi dan
kepemimpinan. DKI:Trussmedia Grafika
Syafaruddin dan Asrul. 2015.Kepemimpinan pendidikan kontemporer. Bandung:
Cita Pustaka Media

23

Anda mungkin juga menyukai