MK. KEPEMIMPINAN
PRODI S1 TE - FT
SKOR NILAI :
NIM : 5192530001
FAKULTAS TEKNIK
SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup ini banyak diberikan
keberkahan. Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa
sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Critical Book Report ini tepat waktu
dengan topik Kepemimpinan.
Seperti topik yang telah diberikan, laporan critical book report kami susun
dengan baik. Termasuk didalamnya defenisi tentang kepemimpinan, bagaimana
menjadi seorang pemimpinan yang baik dan berkualitas, tugas-tugas dan fungsi
seorang pemimpin dan lainnya. Harapan kami laporan ini dapat diterima oleh
bapak dosen dan memberikan nilai yang terbaik untuk kami.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami hanturkan kepada dosen dan teman-
teman yang banyak membantu dalam penyusunan tugas ini. Kami menyadari di
dalam penyusunan Critical Book Report ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih
banyak kekurangan yang harus diperbaiki, baik dari segi tata bahasa maupun
dalam hal penyusunannya.
Oleh karena itu saya meminta maaf atas ketidaksempurnaanya dan juga
memohon kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kami agar bisa lebih
baik lagi dalam membuat karya tulis ini.
Harapan kami mudah-mudahan apa yang kami susun ini bisa memberikan
manfaat untuk diri kami sendiri, teman-teman, serta orang lain.
HENGKI PURBA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Rasionalisas pentingnya CBR
B. Tujuan penulisan CBR
C. Manfaat CBR
D. Identitas buku yang direview: (tidak termasuk buku pembanding)
1. Judul :
.
2. Edisi :
..
3. Pengarang/Editor :
..
4. Penerbit :
..
5. Kota terbit :
..
6. Tahun terbit :
..
7. ISBN :
..
BAB II PEMBAHASAN.
A. RINGKASAN BUKU UTAMA
2.1 Tata Tertib dan Keteraturan Pemimpin Formal dan Informal
.....
2.2 Arti Kerja Bagi Manusia dan Kaitan nya dengan kepemimpinan
...
2.3 Konsep dan Teori Mengenai Pemimpin dan Kepemimpinan
......
PENDAHULUAN
C.Manfaat CBR
PEMBAHASAN
A.RINGKASAN BUKU UTAMA
BAB I
Adapun ruang lingkup atau tema kepemimpinan pada intinya meliputi dua
permasalahan pokok, yaitu :
a) Suatu penggeneralisasian dari suatu seri fakta mengenai sifat-sifat dasar dan
perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinan;
b) Dengan menekankan latar belakang historis, dan sebab-musabab timbulnya
kepemimpinan serta persyaratan untuk menjadi pemimpin;
c) Sifat-sifat yang diperlukan oleh seorang pemimpin, tugas-tugas pokok dan
fungsinya, serta etika profesi yang perlu dipakai oleh pemimpin.
Kepemimpinan adalah masalah relasi dan pengaruh antara pemimpin dan yang
dipimpin yang muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi otomatis.
Kepemimpinan bisa berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk mengajak,
mempengaruhi, dan menggerakkan orang lain guna melakukan sesuatu demi
pencapaian satu tujuan tertentu.
Selanjutnya, agar terjadi ketertiban dalam kegiatan organisasi, maka perlu ada
pengaturan mengenai pembagian tugas, cara kerja dan hubungan antara pekerjaan
yang satu dengan pekerjaan yang lain, serta pribadi satu dengan yang lain. Maka
kegiatan pengaturan dalam organisasi itulah yang disebut administrasi, yang perlu
dikendalikan atau dipimpin oleh seorang administrator atau pemimpin.
Organisasi itu dapat disebutkan sebagai sekumpulan orang yang tunduk pada
konvensi bersama untuk mengadakan kerjasama dan interaksi guna mencapai
tujuan bersama, dalam rangka keterbatasan sumber daya manusia dan sumber
materiil.
III. PEMIMPIN FORMAL DAN INFORMAL
1) Berstatus sebagai pemimpin formal selama masa jabatan tertentu atas dasar
legalitas formal oleh penunjukan pihak yang berwenang.
2) Sebelum pengangkatannya, dia harus memenuhi beberapa persyaratan formal
terlebih dahulu.
3) Dia mendapatkan balas jasa materiil dan immaterial tertentu serta emolumen
(keuntungan ekstra, penghasilan sampingan) lainnya.
4) Dia bisa mencapai promosi atau kenaikan pangkat formal dan dapat
dimutasikan.
5) Selama menjabat kepemimpinan, dia diberi kekuasaan dan wewenang, antara
lain untuk: menentukan policy, memberikan motivasi kerja pada bawahan,
menggariskan pedoman dan petunjuk, mengalokasikan jabatan dan
penempatan bawahannya; melakukan komunikasi, mengadakan supervise dan
control, menetapkan sasaran organisasi, dan mengambil keputusan penting
lainnya.
Maka usaha dan kerja sama dapat dicapai dengan efisien dan efektif, apabila
dilaksanakan menurut satu cara tertentu, ialah menggunakan manajemen. Karena
itu, manajemen dapat dianggap sebagai inti dari administrasi.
1) Kerja itu merupakan aktivitas dasar dan bagian essensial dari kehidupan
manusia.
2) Kerja merupakan aktivitas social yang memberikan bobot dan isi kepada
kehidupannya.
3) Moral dari individu itu tidak mempunyai kaitan langsung dengan kondisi
fisik/materiil dari pekerjaan.
4) Insentif kerja itu banyak bentuknya, antara lain uang, jaminan social, jaminan
hari tua, status social, dan lain-lain.
Aspek penting dari kerja ialah motivasi dan lingkungan kerja. Motivasi (dari
kata lain motivus) ialah sebab, alasan dasar, pikiran dasar, gambaran dorongan bagi
seseorang untuk berbuat atau ide pokok yang berpengaruh besar sekali terhadap
segenap tingkah laku manusia. Motivasi bekerja tidak hanya berwujud kebutuhan
ekonomis yang bersifat materiil saja, akan tetapi bisa juga berwujud
respek/penghargaan dari lingkungan, prestise dan status social, yang semua nya
merupakan bentuk ganjaran social yang imaterill sifatnya. Aspek kedua dari kerja
ialah lingkungan kerja, yaitu lingkungan atau kondisi materiil dan kondisi
psikologis.
Yang menjadi masalah pokok bagi ilmu kepemimpinan dan manajemen modern
ialah bagaimana caranya membuat kegiatan-kegiatan individual dan organisasi-
organisasi karya ini menjadi lebih human/manusiawi lagi. Adapun alasan-
alasannya ialah sebagai berikut :
a) Organisasi kerja/karya itu pada inti hakikinya harus merupakan system yang
human (penuh unsur-unsur kemanusiaan).
b) Manajemen dalam organisasi kerja itu pada dasarnya harus merupakan usaha
koordinasi tenaga manusia yang bertumpu pada bakat dan kemampuan
individu masing-masing yang terus-menerus harus dikembangkan.
c) Secara implisit, organisasi kerja tersebut harus memberikan kesempatan pada
setiap warganya untuk berkembang dan untuk memberikan kontribusi social
sesuai dengan bakat dan kemampuan individu.
d) Keadilan dan kesejahteraan itu harus merata, baik pada lapisan masyarakat
atas, maupun pada lapisan bawah. Maka nilai dan martabat individu sebagai
manusia harus diutamakan factor manusia itu lebih penting daripada mesin,
uang, material, administrasi, dan lain-lain.
BAB III
A.Teori Kepemimpinan
-teori genetis dimana pemimpin itu tidak dibuat, tetapi lahir jadi pemimpin oleh
bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya dan ditakdirkan menjadi pemimpin
dalam situasi kondisi yang bagaimanapun juga, yang khusus.
-teori social dimana pemimpin itu harus disiapkan,di didik, dan dibentuk, tidak
terlahirkan begitu saja. Setiap orang bias menjadi pemimpin memalaui usaha
penyiapan dan pendidikan serta kemauan dari diri sendiri.
-teori ekologis atau sintesis dimana seseorang akan sukses menjadi pemimpin bila
sejak lahir dia telah memiliki bakat kepemimpinan dan dikembangkan melalui
pengalaman dan usaha pendidikan sesuai tuntutan lingkungan/ekologisnya.
W.J Reddin menentukan watak dan tipe pemimpin atas tiga pola dasar yaitu
berorienntasiaan tugas, berorientasikan hubungan kerja, berorientasikan hasil
yang efektif. Berdasarkan penonjolan ketiga orientasi tersebut dapat ditentukan
delapan tipe kepemimpinan yaitu tipe deserter (pembelot), tipe birokrat, tipe
misionaris (missionary), tipe developer (pembangun), tipe otokrat, tipe ekesekutif,
tipe compromisser (kompromis).
4. Syarat-syarat kepemimpinan
2. besar rasa ingin tahu dan cepat tertarik pada manusia maupun benda-benda
11. sehat jasmaninya, dinamis, danggup dan suka menerima tugas yang berat
14. punya imajinasi yang tinggi, daya kombinasi, dan daya inovasi
15. memiliki motivasi yang tinggi, dan menyadari tujuan hidup yang ingin dicapai.
1. Pemipin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan disatu
bidang sehingga dia mampu mempengaruhi oranglain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Jadi
pemipin itu memiliki satu atau beberapa kelebihan sebagai predisposisi dan
merupakan kebutuhan dari satu situasi sehingga dia mempunyai kekuassaan dan
kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahan menggerakkan ke
tujuan tertentu.
5. Pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan ksusus, dengan atau tanpa
pengangakatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk
melakukan usaha bersama mengarah pada pencapaian sasaran tertentu.
C. Sifat-Sifat Pemimpin
o Kecerdasan (intelligence)
o Kepercayaan (faith)
-kekuatan
-stabilitas emosi
-kejujuran
-objektif
-dorongan pribadi
-keterampilan berkomunikasi
-kemampuan mengajar
-keterampilan social
D. Ikhtisari
BAB IV
Namun pada masa modern sekarang dengan berbagai kegiatan yang serba
teknis dan kompleks, dimanapun juga selalu kekurangannya itu merupakan fungsi
dari situasi khusus. Sifat-sifatnya tepat dan bisa diterima oleh kelompok yang
bersangkutan , juga sesuai dengan situasi zamannya. Metode kepemimpinan
menurut Ordway Tead yakni: memberi perintah, memberikan celaan dan pujian,
memupuk tingkah laku pribadi pemimpin yang benar, peka terhadap saran-saran,
memperkuat rasa kesatuan kelompok, menciptakan disiplin diri dan disiplin
kelompok dan meredam kabar angin dan isu-isu yang tidak benar. Adapun tipe dari
kepemimpinan:
- Tipe karismatis, tipe ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan
pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain.
- Tipe paternalistis, tipe ini memiliki sifat kepemimpinan yang kebapakan
- Tipe militeristis, tipe ini memiliki sifat yang otoriter.
- Tipe otokrasi, tipe ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang
mutlak harus dipenuhi.
- Tipe laissez, tipe ini membiarkan kelompoknya untuk hidup mandiri
- Tipe populistis, tipe ini berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang
tradisional
- Tipe administratif atau eksekutif, tipe ini menyelenggarakan tugas-tugas
administrasi secara efektif
- Tipe demokratis, tipe ini menggambarkan seorang pemimpin yang mau
mendengarkan nasehat dan sugesti bawahannya.
BAB V
BAB VI
BAB VII
2.7 PEMIMPIN DAN KOMUNIKASI
I. Pengertian komunikasi
- Tipe komunikasi
1. Komunikasi searah
2. Komunikasi dau arah
- Syarat komunikasi
BAB VIII
2.8 REKAPITULASI TUGAS-TUGAS PEMIMPIN
Pemimpin harus mahir melaksanakan kepemimpinannya, jika dia ingin
sukses dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pemimpin juga harus mengenal
dengan baik sifat-sifat peribadi para pengikutnya dan mampu menggerakkan
semua potensi yang ada pada pengikutnya. Dengan begitu anak buah menjadi
patuh dan secara suka rela seta sadar bersedia bekerja keras untuk menggapai
sasaran yang ditentukan.
BAB IX
2.9 MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN.
DETERMINAN DAN KEKUATAN YANG BERHHUBUNGAN DENGAN
KEPEMIMPINAN
1. Faktor orang/pribadi
Konsepsi kepemimpinan pada umumnya memusatkan perhatian kepada
kepribadian pemimpin dengan kualitas-kualitas yang unggul. Sebenarnya setiap
individu itu meilk sifat yagn dapat membantu atau justru menghalang-halangi
tugasnya sebagai pemimpin. Ciri-ciri seorang yang khas adalah punya inteligensi,
inisiatif, dan pengambilan keputusan yang tepat.
2. Faktor posisi
Seorang pemimpin mempunyai suatu posisi atau edudukan sehubungan
dengan fungsi dan tugas/pekerjaannya. Selanjutnya individu pemimpin selalu
memiliki semacam gambaran mengenai perilakunya, yaitu hal-hal yang harus
dilakukan dalam posisi tertentu.
3. Faktor situasi/tempat
Situasi khusus selalu membutihkan tipe kepemimpinan yang khusus pula.
Sifat-sifat pemimpinnya harus sesuai dengan kebutuhan kelompok yang
bersangkutan dan cocok dengan situasi, tempat serta zamannya.
BAB X
2.10 KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DAN KEPEMIMPINAN ABNORMAL
I. Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis dapat digolongkan menjadi:
- Pemimpin demokratis tulen
- Pemimpin demokratis pura-pura (pseudo-demokratis)
Pemimpin demokratis tulen itu merupakan pemimpin yang baikbagi
kelompoknya. Ia menyadari bahwa tugasnya adalah mengkoordinasi pekerjaan dan
tugas dari semua anggota-anggotanya, dengan menekankan rasa tanggung jawab
dan kerja sama yang baik kepada setiap anggota. Kepemimpinan yang
demokratisberfungsi sebagai katalisator yang mampu mempercepat proses dan
pencapaian objek yang ingin dicapai.
BAB XI
2.11 MEMILIH DAN MELATIH PEMIMPIN PEMBINAAN KEPEMIMPINAN
PEMUDA
Apabila kesalahan terjdi pada faktor personnya (faktor manusia) dan bukan
pada segi teknis organisator dan prosedurnya, maka hal ini dapat diatasi dengan
usaha pengembangan staf dan in-serving training.
Ada beberapa indikator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk keberhasilan
kepemimpinan dalam suatu organisasi, sebagai berikut:
V. Program Latihan
Untuk dapat menyusun suatu progaram latihan yang tepat dan sukses,
langkah pertama yang harus diambil adalah menentukan tujuan. Tujuan yang akan
diprogramkan harus jelas dan tegas. Karena tujuan ini akan menjadi pedoman bagi
penentuan kebijakan dalam menentukan training dan pendidikan kepemimpinan.
Langkah kedua adalah menentukan kebutuhan latihan yaitu segi-segi dan
keteampilan apa yang amat dibutukan oleh seseorang untuk dapat menjadi
pemimpin yang efektif. Langkah yang ketiga adalah memilih mata pelajaran. Mata
pelajaran yang tepat dapat memberikan motivasi untuk mengadakan perubahan
sikap dan melancarkan komuniasi dan membangun kerja sama ayng baik dengan
semua pihak.
BAB XII
III. Dasar Filsafi Dari Konflik Dan Pendekatan Pemimpin Pada Konflik
Mereka mengadakan pendekatan yang lebih positif dan lebih aktif, dan
mereka menyatakan sebagai berikut:
Konflik dapat berlangsung pada setia tingkatan dalam organisasi dan tidak
dapat dihindarkan dan dihilagkan. Oleh karena itu perlu dkembangkan seni
megelola konflik dengan jalan sebagai berikut :
BAB XIII
2.13 PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN MAHASISWA
Kemajuan bangsa itu ada di tangan kaum muda yang berkecimpung di
bidang ilmiah, dan yang menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi. Sehubungan
dengan ini, maka pengembangan dunia universitas harus sejajar dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir, serta sejajar pula dengan
perkembangan masyarakat sekitarny. Oleh karena itu, pembinaan para mahasiswa
dan epemimpinannya itu diperlukan, agar bisa diharapkan tercapainya
peningkatan prestasi ilmiah, tumbuhnya tanggung jawab sosial, dan partisipasi
aktif mahasiswa dalam gerak pembangunari.
Dalam upaya menuntun para mahasiswa, peran dosen dan guru besar
cukup penting; bergantung pada kualitas pribadinya, kewibawaannya ilmiahnya,
konsistensi pada pendirian dan ideologinya, serta falsafah hidupnya; juga perilaku
keteladanan yang diberikan kepada para mahasiswa. Di samping itu, lingkungan
unversitas diperlukan manajemen yang bersih dan kuat, serta manajer/rektor yang
arif bijaksana dan di dukung oleh staf yang kompak.
BAB XIV
I. Pengantar
Yang membedakan kepemimpinan militer dengan kepemimpinan lain
ialah ciri-ciri khas, yaitu otoritas dengan tradisi komand, esprit de corps dengan
kerja sama yang sangat kompak, dan disiplin tinggi dengan kepetuhan total. Kaum
militer sangat mengutamakan prinsip efisiensi dan efektivitas.
Intervensi dan asistensi militer tidak bisa dipisahkan dari kondisi negar-
negara yang baru berkembang yang tengah membangun dan mengadakan
modernisasi di segala bidang, terutama modernisasi politik.
Sehingga terjadi proses politisasi dari kekuatan-kekuatan sosial dan
kelompok militer, dengan interest masing-masing dan tipe kepemimpinan yang
berbeda-beda pula.
Fungsi kemiliteran
1. Keinginan untuk mengadakan reformasi sosial dan modernisasi politik yang
lebih sehat;
2. Etika memberikan pelayanan umum yang lebih baik, yang sangat didukung
oleh kemampuan teknis, administratif dan manajerial yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kemampuan orang-orang sipil (berkat sistem
persenjataan modern yang menurut adanya manajemen modern).
3. Fungsi kebhayangkarian dalam wujud pengabdian yang heroik dan
kekesatriaan, untuk menegakkan keamanan dan ketentaraman umum.
4. Adanya esprit de corps dengan kohesi internal yang sangat kuat.
Oleh karena itu peran militer dengan kepemimpinannya itu pada
hakikatnya bukan merupakan penonjolan karakteristik sosial-militer akan tetapi
merupakan respon (reaksi) dari stuktur politik dan struktu institusional
masyarakat yang belum mapan benar, yang masih lemah, berantakan, kisruh dan
kacau.
Satu keunggulan militer dibandingkan dengan organisasi sosial dan
lembaga kemasyarakatan lainnya ilah militer dapat menjalankan pemerintahan
juga mampu mengontrol dan menggunakan kekuatan-kekerasan (dengan senjata
dan pasukan) untuk memerintah negara dan menguasai rakyat. Dimasa sekarang
ini lebih banyak jumlah pemerintahan/kepemimpinan militer dari pada
pemerintahan sipil.
Sifat-sifat kepemimpinan militer
1. Otoriter lewat komando dan asas efisiensi.
2. Disiplin tinggi dan espri de corps yang kuat, serta pengabdian penuh pada
tugas-tugas.
3. Interaksi yang searah, disertai kepatuhan totalo terhadap komando dengan
penentuan tugas-tugas yang jelas dan rasa bertanggung jawab yang benar.
4. Stamina (daya-tahan) fisik dan mental yang tinggi/ kuat berkat latihan-latihan
rutin setiap hari dengan daya reaksi yang cepat,hati-hati, cermati-teliti.
5. Memiliki loyalitas dan integritas tinggi, yang dilambari sifat kejujuran.
6. Bersikap selalu terbuka terhadap perubahan, progres/kemajuan, ide-ide baru,
inovasi dan modernisasi.
7. Efisien secara teknis dan taktis di samping komopeten dalam pendidikan dan
pertempuran atau perang.
8. Kompetensi tersebut mengarah pada profesionalisasi, dengan kemapuan
manajerial serta kemampuan tempur yang semakin tinggi.
Secara umum sufat kepemimpinan militer yang universaladalah sama dengan
kepemimpinan sipil pada umumnya.
Jadi kondisi tentara di masa itu betul-betul seperti ikan di dalam air , yang mana
ikannya adalah tentara sedang airnya ialah rakyat.
BAB XV
2.15 PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN INDONESIA KARAKTERISTIK
KEPEMIMPINAN
I. Pengantar
Kepemimpinan perlu di Latih/trainingi di dalam konteks kepemimpinan yang
berkepribadian indonesia , dilandasi pancasila dan UUD 1945 sebagi panutan.
Latihan kepemimpinan ini juga merupakan latihan keterampilan sosial untuk
berkomunikasi dengan sesama warga untuk berkarya serta membangun masyarat
dan negara.
Ukuran
Panjang : 24,8 cm
Lebar : 17,5 cm
a.KELEBIHAN BUKU
1. Isi buku dan penjelasan dalam buku Dr. Kartini Kartono sudah lengkap,
karena ia mengupas tuntas semuanya dan Ia juga membahasnya semua satu
per satu sehingga pembaca dapat memilah-milah satu per satu dari materi
tersebut.
2. Menurut kami buku Dr. Kartini Kartono bagus karena materi-materi yang
dibahas di buat dengan konsep-konsep dan kata pengantar serta ikhtisar di
setiap materinya yang dibahas.
3. Definisi- definisi dalam setiap pokok pembahasan banyak di buat
pengertian menurut para ahli. Sehingga kita sebagai pembaca dapat lebih
mudah memahami setiap pokok pembahasan yang ada dalam buku Dr.
Kartini Kartono ini.
4. Tulisan yang dimuat dalam buku ini telah rapi, sehingga membuat si
pembaca tidak mudah cepat bosan dalam mempelajarinya.
b. KELEMAHAN BUKU
1. Bahasa dan kalimat yang digunakan dalam buku tersebut lumayan susah
untuk dimengerti dan dicerna, kata-katanya tidak begitu mudah untuk
dipahami sehingga pembaca harus lebih serius dan berkonsentrasi saat
membacanya.
2. Dalam setiap bab sering di jumpai antara kalimat yang tidak berhubungan,
maka sebab itu dalam memahamipun menjadi susah.
3. Dalam setiap bab tidak dibuat indicator. Sedangkan pada buku pembanding
dibuat indicator dari setiap bab yang diharapkan akan membantu pembaca
untuk dapat memahami pokok bahasan setiap bab.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN