Anda di halaman 1dari 44

CRITIKAL BOOK REVIEW

MK. KEPEMIMPINAN
PRODI S1 TE - FT

SKOR NILAI :

PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN


Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu ?

(Dr. Kartini Kartono, 2016 )

NAMA MAHASISWA : HENGKI PURBA

NIM : 5192530001

DOSEN PENGAMPU : Dr. EKA DARYANTO M.T.

MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup ini banyak diberikan
keberkahan. Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa
sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Critical Book Report ini tepat waktu
dengan topik Kepemimpinan.

Seperti topik yang telah diberikan, laporan critical book report kami susun
dengan baik. Termasuk didalamnya defenisi tentang kepemimpinan, bagaimana
menjadi seorang pemimpinan yang baik dan berkualitas, tugas-tugas dan fungsi
seorang pemimpin dan lainnya. Harapan kami laporan ini dapat diterima oleh
bapak dosen dan memberikan nilai yang terbaik untuk kami.

Ucapan terima kasih tidak lupa kami hanturkan kepada dosen dan teman-
teman yang banyak membantu dalam penyusunan tugas ini. Kami menyadari di
dalam penyusunan Critical Book Report ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih
banyak kekurangan yang harus diperbaiki, baik dari segi tata bahasa maupun
dalam hal penyusunannya.

Oleh karena itu saya meminta maaf atas ketidaksempurnaanya dan juga
memohon kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kami agar bisa lebih
baik lagi dalam membuat karya tulis ini.

Harapan kami mudah-mudahan apa yang kami susun ini bisa memberikan
manfaat untuk diri kami sendiri, teman-teman, serta orang lain.

Medan, 16 September 2019

HENGKI PURBA
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Rasionalisas pentingnya CBR
B. Tujuan penulisan CBR
C. Manfaat CBR
D. Identitas buku yang direview: (tidak termasuk buku pembanding)
1. Judul : ……………………………………….
2. Edisi : ………………………………………..
3. Pengarang/Editor : …………………………………..
4. Penerbit : ………………………………………..
5. Kota terbit : ………………………………………..
6. Tahun terbit : ………………………………………..
7. ISBN : ………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN.
A. RINGKASAN BUKU UTAMA…………………………………………………………………………………………
……………

2.1 Tata Tertib dan Keteraturan Pemimpin Formal dan Informal …………………….....
2.2 Arti Kerja Bagi Manusia dan Kaitan nya dengan kepemimpinan…………………
...
2.3 Konsep dan Teori Mengenai Pemimpin dan Kepemimpinan……………………
......

2.4 Kepemimpinan Metode dan Tipe Kepemimpinan ………………………………………


..

2.5 Asas dan Fungsi Kepemimpinan Tugas-Tugas Pemimpin……………………………


...

2.6 Dinamika Kelompok Organisasi Formal dan Informal ………………………………


…

2.7 Pemimpin dan Komunikasi……………………………………………………………………


…...
2.8 Rekapitulasi Tugas-Tugas Pemimpin………………………………………………………
…..
2.9 Manajemen dan Kepemimpinan Determinan dan Kekuatan Yang
Berhubungan Dengan Kepemimpinan……………………………………………………
…..
2.10 Kepemimpinan Demokratis dan Kepemimpinan Abnormal………………………
..
2,11 Memilih dan Melatih Pemimpin Pembinaan Kepemimpinan Pemuda ………....
2.12 Kepemimpinan dan Masalah Konflik………………………………………………………
…
2.13 Pemimpin dan Kepemimpinan Mahasiswa……………………………………………
…..
2.14 Kepemimpinan Militer…………………………………………………………………………
…..
2.15 Pemimpin dan Kepemimpinan Indonesia Karakteristik Kepemimpinan ……..

B.PERBANDINGAN BUKU UTAMA DAN BUKU PEMBANDING………………………… .


C.ANALISIS BUKU……………………………………………………………………………………
…… ..
a. Kelebihan buku………………………………………………………………………………………
……
b. Kelebihan buku………………………………………………………………………………………
……
D. PERBEDAAN KEDUA BUKU…………………………………………………………………
…… ..

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………………


……
3.1 KESIMPULAN………………………………………………………………………………………
……
3.2 SARAN…...........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………
…
BAB I

PENDAHULUAN

A.Rasionalisasi pentingnya CBR


Rasionalisasi/alasan pembuatan CBR adalah supaya dapat mengkaji sebuah buku
kepemimpinan dengan tujuan umum untuk melatih mahasiswa tersebut
merumuskan definisi konseptual berdasarkan sintesis teori-teori yang berkembang
dari buku yang direlevan. Dan juga dengan hal demikian,para mahasiswa dapat
membandingkan buku mana yang lebih efektif digunakan saat pembelajaran atau
dalam pembahasan materi apapun.

B.Tujuan penulisan CBR

Tujuan penulisan CBR bagi mahasiswa adalah;


a. Sehingga para mahasiswa dapat lebih detail meringkas isi buku.
b. Sehingga dapat membandingkan dan menghubungkan isi buku yang direview
dengan buku-buku yang relevan.
c. melatih mahasiswa lebih kritis dan berani berargumentasi berdasarkan teori
dari buku.
d. Sehingga mahasiswa dapat mengambil keputusan dan menyatakan ungkapan
pengetahuannya dari buku yang di review.

C.Manfaat CBR

Manfaat CBR adalah;


a. Setiap penyaji maupun pembuatnya menjadi kritis dalam menganalisis
informasi,
b. Lebih meghargai pendapat,
c. adaptif terhadap perubahan,
d. Lebih komunikatif dalam penyampaian informasi, dan
lebih bertanggungjawab.
D.Identitas buku yang direview: (tidak termasuk buku pembanding)

Judul : Pemimpin dan Kepemimpinan.


Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?
Edisi : 1, Cetakan ke 21 tahun 2016
Pengarang/Editor : Dr. Kartini Kartono
Penerbit : PT Raja Grafindo Persada
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit :2016
ISBN : 979-421-053-2
BAB II

PEMBAHASAN
A.RINGKASAN BUKU UTAMA

BAB I

2.1 TATA TERTIB DAN KETERATURAN PEMIMPIN FORMAL DAN INFORMAL

I.TEORI DAN TEKNIK KEPEMIMPINAN

Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antara manusia, yaitu hubungan


mempengaruhi (dari pemimpin) dan hubungan kepatuhan-ketaatan para
bawahan/pengikut karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin.
Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori “ilmu terapan” dari ilmu-ilmu social,
sebab prinsip-prinsip, definisi, dan teori-teorinya diharapkan bermanfaat bagi
usaha peningkatan taraf hidup manusia. Kepemimpinan sebagai cabang ilmu
bertujuan untuk :

1) Memberikan pengertian mengenai kepemimpinan secara luas.


2) Menafsirkan dari tingkah laku pemimpin, dan
3) Pendekatan terhadap permasalahan social yang dikaitkan dengan fungsi
pemimpin.

Adapun ruang lingkup atau tema kepemimpinan pada intinya meliputi dua
permasalahan pokok, yaitu :

 Teori kepemimpinan, dan


 Teknik kepemimpinan.

Teori kepemimpinan adalah :

a) Suatu penggeneralisasian dari suatu seri fakta mengenai sifat-sifat dasar dan
perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinan;
b) Dengan menekankan latar belakang historis, dan sebab-musabab timbulnya
kepemimpinan serta persyaratan untuk menjadi pemimpin;
c) Sifat-sifat yang diperlukan oleh seorang pemimpin, tugas-tugas pokok dan
fungsinya, serta etika profesi yang perlu dipakai oleh pemimpin.

Teknik kepemimpinan ialah :

1) Kemampuan dan keterampilan teknis pemimpin dalam menerapkan teori-teori


kepemimpinan di tengah praktik kehidupan dan dalam organisasi tertentu, dan
2) Melingkupi konsep-konsep pemikirannya, perilaku sehari-hari, serta peralatan
yang digunakan.
Perlu dikaji kembali dan dipertahankan nilai-nilai moral yang bersumber pada
pandangan hidup bangsa sendiri untuk memunculkan kelompok pemimpin yang
berwatak baik, berkepribadian, dan memiliki tanggung jawab susila yang tinggi. Di
samping itu, kita dapat menyerap sifat-sifat utama kepemimpinan Barat, antara
lain ciri yang demokratis, rasional, objektif, efektif, dan efisien.

Dengan tegas dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan itu adalah bersifat


universal; selalu ada, dan senantiasa diperlukan pada setiap usaha bersama
manusia, sejak zaman purba sampai sekarang

Kepemimpinan adalah masalah relasi dan pengaruh antara pemimpin dan yang
dipimpin yang muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi otomatis.
Kepemimpinan bisa berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk mengajak,
mempengaruhi, dan menggerakkan orang lain guna melakukan sesuatu demi
pencapaian satu tujuan tertentu.

II. ORDE, ORGANISASI, ADMINISTRASI

Administrasi secara harfiah berasal dari “ad” dan “ministrare” = mengelola,


mengurus, memelhara, mengendalikan, memerintah. Selanjutnya manusia sebagai
makhluk paling cerdas, dengan akal budinya berusaha mengelola bentuk satu orde
yang tertib. Sehubungan dengan ini, manusia modern oleh William H. Whyte 1
disebut sebagai organization man, sebab selalu sibuk mengorganisir sesuatu.
Sedang Sondang P. Siagian2 menyebutt manusia sebagai homo administratikus.

William G. Scott3 merumuskan organisasi sebagai organisasi formal yang


merupakan system kegiatan-kegiatan terkoordinasi dari sekelompok orang yang
bekerja secara bersama-sama menuju ke arah tujuan bersama di bawah
kewenangan dan kepemimpinan.

Selanjutnya, agar terjadi ketertiban dalam kegiatan organisasi, maka perlu ada
pengaturan mengenai pembagian tugas, cara kerja dan hubungan antara pekerjaan
yang satu dengan pekerjaan yang lain, serta pribadi satu dengan yang lain. Maka
kegiatan pengaturan dalam organisasi itulah yang disebut administrasi, yang perlu
dikendalikan atau dipimpin oleh seorang administrator atau pemimpin.

Organisasi itu dapat disebutkan sebagai sekumpulan orang yang tunduk pada
konvensi bersama untuk mengadakan kerjasama dan interaksi guna mencapai
tujuan bersama, dalam rangka keterbatasan sumber daya manusia dan sumber
materiil.
III. PEMIMPIN FORMAL DAN INFORMAL

Pemimpin formal ialah orang yang oleh organisasi/lembaga tertentu ditunjuk


sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk
memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan
kewajiban yang berkaitan dengan nya, untuk mencapai sasaran organisasi.

Maka ciri-ciri pemimpin formal antara lain ialah :

1) Berstatus sebagai pemimpin formal selama masa jabatan tertentu atas dasar
legalitas formal oleh penunjukan pihak yang berwenang.
2) Sebelum pengangkatannya, dia harus memenuhi beberapa persyaratan formal
terlebih dahulu.
3) Dia mendapatkan balas jasa materiil dan immaterial tertentu serta emolumen
(keuntungan ekstra, penghasilan sampingan) lainnya.
4) Dia bisa mencapai promosi atau kenaikan pangkat formal dan dapat
dimutasikan.
5) Selama menjabat kepemimpinan, dia diberi kekuasaan dan wewenang, antara
lain untuk: menentukan policy, memberikan motivasi kerja pada bawahan,
menggariskan pedoman dan petunjuk, mengalokasikan jabatan dan
penempatan bawahannya; melakukan komunikasi, mengadakan supervise dan
control, menetapkan sasaran organisasi, dan mengambil keputusan penting
lainnya.

Pemimpin informal ialah orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal


sebagai pemimpin, namun karena ia memiliki sejumlah kualitas unggul, dia
mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis
dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

Ciri-ciri pemimpin informal antara lain ialah :

1) Tidak memiliki penunjukan formal atau legitimitas sebagai pemimpin.


2) Kelompok masyarakat menunjuk dirinya dan mengakuinya sebagai pemimpin.
Status kepemimpinannya berlangsung selama kelompok yang bersangkutan
masih mau mengakui dan menerima pribadinya.
3) Biasanya tidak mendapatkan imbalan balas jasa, atau imbalan jasa itu diberikan
secara sukarela.
4) Tidak ddapat dimutasikan, tidak pernah mencapai promosi dan tidak memiliki
atasan. Dia tidak perlu memenuhi persyaratan formal tertentu.
5) Apabila dia melakukan kesalahan, dia tidak dapat dihukum; hanya saja respek
orang terhadap dirinya jadi berkurang, pribadinya tidak diakui atau dia
ditinggalkan oleh massanya.
Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa baik pemimpin formal maupun yang
informal dapat menduduki jabatan kepemimpinannya disebabkan oleh factor-
faktor dibawah ini :

1) Penunjukan dan penetapan dari atasan.


2) Karena warisan kedudukan yang berlangsung turun-temurun.
3) Karena dipilih oleh pengikut dan para pendukungnya.
4) Karena pengakuan tidak resmi dari bawahan.
5) Karena kelebihannya memiliki beberapa kualitas pribadi.
6) Karena tuntutan situasi – kondisi atau kebutuhan zaman.

IV. PEMIMPIN DAN ORGANISASI

Kepemimpinan terutama mempunyai fungsi sebagai penggerak/dinamisator


dan coordinator dari sumber daya manusia, sumber daya alam, semua dana, dan
sarana yang disiapkan oleh sekumpulan manusia yang berorganisasi.

Manajemen menurut R.W.Morell dalam bukunya “Management: Ends and


Means” menuliskan “ manajemen adalah aktivitas dalam organisasi, terdiri dari
penentuan tujuan-tujuan (sasaran) suatu organisasi dan penentuan sarana-sarana
untuk mencapai sasaran secara efektif”.

Administrasi menurut Sondang P. Siagian ialah keseluruhan proses kerja sama


antara dua orang manusia atau lebih didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”.

Maka usaha dan kerja sama dapat dicapai dengan efisien dan efektif, apabila
dilaksanakan menurut satu cara tertentu, ialah menggunakan manajemen. Karena
itu, manajemen dapat dianggap sebagai inti dari administrasi.

Manajemen adalah inti dari administrasi sedang kepemimpinan merupakan


inti dari organisasi dan manajemen. Selanjutnya fungsi utama dari kepemimpinan
ialah sebagai dinamisator dan coordinator bagi semua sumber daya manusia,
sumber daya alam, dana dan sarana untuk mencapai sasaran tertentu.
BAB II

2.2 ARTI KERJA BAGI MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN KEPEMIMPINAN

l. NILAI BEKERJA/KARYA BAGI MANUSIA

Pandangan konservatif menyatakan, bahwa kerja jasmaniah adalah bentuk


hukuman yang harus disandang manusia sebagai akibat dari dosa-dosanya. Karena
itu orang yag berakal dan sehat jasmani-rohaninya harus bekerja keras untuk
mempertahankan eksistensi diri dan semua anggota keluarganya. Pandangan
modern melihat kerja/karya manusia itu sebagai berikut :

1) Kerja itu merupakan aktivitas dasar dan bagian essensial dari kehidupan
manusia.
2) Kerja merupakan aktivitas social yang memberikan bobot dan isi kepada
kehidupannya.
3) Moral dari individu itu tidak mempunyai kaitan langsung dengan kondisi
fisik/materiil dari pekerjaan.
4) Insentif kerja itu banyak bentuknya, antara lain uang, jaminan social, jaminan
hari tua, status social, dan lain-lain.

Aspek penting dari kerja ialah motivasi dan lingkungan kerja. Motivasi (dari
kata lain motivus) ialah sebab, alasan dasar, pikiran dasar, gambaran dorongan bagi
seseorang untuk berbuat atau ide pokok yang berpengaruh besar sekali terhadap
segenap tingkah laku manusia. Motivasi bekerja tidak hanya berwujud kebutuhan
ekonomis yang bersifat materiil saja, akan tetapi bisa juga berwujud
respek/penghargaan dari lingkungan, prestise dan status social, yang semua nya
merupakan bentuk ganjaran social yang imaterill sifatnya. Aspek kedua dari kerja
ialah lingkungan kerja, yaitu lingkungan atau kondisi materiil dan kondisi
psikologis.

Yang menjadi masalah pokok bagi ilmu kepemimpinan dan manajemen modern
ialah bagaimana caranya membuat kegiatan-kegiatan individual dan organisasi-
organisasi karya ini menjadi lebih human/manusiawi lagi. Adapun alasan-
alasannya ialah sebagai berikut :

a) Organisasi kerja/karya itu pada inti hakikinya harus merupakan system yang
human (penuh unsur-unsur kemanusiaan).
b) Manajemen dalam organisasi kerja itu pada dasarnya harus merupakan usaha
koordinasi tenaga manusia yang bertumpu pada bakat dan kemampuan
individu masing-masing yang terus-menerus harus dikembangkan.
c) Secara implisit, organisasi kerja tersebut harus memberikan kesempatan pada
setiap warganya untuk berkembang dan untuk memberikan kontribusi social
sesuai dengan bakat dan kemampuan individu.
d) Keadilan dan kesejahteraan itu harus merata, baik pada lapisan masyarakat
atas, maupun pada lapisan bawah. Maka nilai dan martabat individu sebagai
manusia harus diutamakan factor manusia itu lebih penting daripada mesin,
uang, material, administrasi, dan lain-lain.

ll. MASYARAKAT MODERN DAN MASALAH KERJA

Disamping organisasi garis dalam kegiatan organisatoris, masih ada organisasi


fungsional dan organisasi staf. Jika organisasi garis beroperasinya berdasarkan
otoritas, maka organisasi fungsional beroperasinya berdasarkan tipe pekerjaan
yang harus dilaksanakan. Sedangkan organisasi staf operasinya berlandaskan
spesialisasi yang dilakukan oleh para ahli atau spesialis-spesialis.

Situasi bekerja dalam masyarakat modern yang sangat kompleks di masa


sekarang senantiasa membutuhkan kerja sama dan kerja kooperatif untuk
membangun karya-karya besar. Dalam situasi kerja sedemikian ini selalu
dibutuhkan pemimpin dan kepemimpinan demi efektivitas dan efisiensi kerja. Lalu
muncul hierarki organisasi dengan beberapa lapis kekuasaan dan birokrasi. Namun
dalam perkembangan selanjutnya, ekses dari birokrasi tersebut adalah
overbirokratisasi dan oversentralisasi. Overbirokratisasi mengakibatkan organisasi
menjadi lamban dan tidak efisien sedang oversentralisasi mengakibatkan
organisasi menjadi “berat di atas” dan macet. Dan kedua-duanya mengakibatkan
menurunnya moral bawahan.

BAB III

2.3 KONSEP DAN TEORI MENGENAI PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN

A.Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan adalah penggenaeralisasian satu seri perilaku pemimpin


dan konsep kepemimpinannya., dengan menonjolkan latar belakang historis,
sebab-musabab timbulnya kepemimpinan, persyaratan menjadi pemimimpin, sifat
utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan.
Terori kepemimpinan umumnya memberikan penjelasan dan interpretasi
mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi,
antaralain :
1.Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan

Kepemimpinan muncul bersama-sama adanya peradaban manusia yaitu sejak


zaman nabi-nabidan nenek moyang manusia yang berkumpul bersama lalu bekerja
untuk mempertahankan eksistensi hidupnya menantang kebuasan binatang dan
alam sekitarnya. Adapun ciri khas perwira yang ditunjuk sebagai pemimpin adalah
lahir dari keturunan luhur, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, intelegent punya
ingatan yang kuat, fasih berbicara, punya watak yang murni, ramah tamah, baik
hati, sopan santun, terlatih baik dalam bidnag seni, terampil, mempunyai
pengaruh.

2. Sebab-musabab muculnya pemimpin

Tiga teori yan menonjol dalam kemunculan pemimpin adalah :

-teori genetis dimana pemimpin itu tidak dibuat, tetapi lahir jadi pemimpin oleh
bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya dan ditakdirkan menjadi pemimpin
dalam situasi kondisi yang bagaimanapun juga, yang khusus.

-teori social dimana pemimpin itu harus disiapkan,di didik, dan dibentuk, tidak
terlahirkan begitu saja. Setiap orang bias menjadi pemimpin memalaui usaha
penyiapan dan pendidikan serta kemauan dari diri sendiri.

-teori ekologis atau sintesis dimana seseorang akan sukses menjadi pemimpin bila
sejak lahir dia telah memiliki bakat kepemimpinan dan dikembangkan melalui
pengalaman dan usaha pendidikan sesuai tuntutan lingkungan/ekologisnya.

3.Tipe dan gaya kepemimpinan

W.J Reddin menentukan watak dan tipe pemimpin atas tiga pola dasar yaitu
berorienntasiaan tugas, berorientasikan hubungan kerja, berorientasikan hasil
yang efektif. Berdasarkan penonjolan ketiga orientasi tersebut dapat ditentukan
delapan tipe kepemimpinan yaitu tipe deserter (pembelot), tipe birokrat, tipe
misionaris (missionary), tipe developer (pembangun), tipe otokrat, tipe ekesekutif,
tipe compromisser (kompromis).

4. Syarat-syarat kepemimpinan

1. kemandirian, berhasrat memajukan diri sendiri

2. besar rasa ingin tahu dan cepat tertarik pada manusia maupun benda-benda

3. multiterampil atau memiliki kepandaian beraneka ragam.


4. memiliki rasa humor, antusiasme tinggi, suka berkawan

5. perfeksionis, selalu ingin mendapatkan yang sempurna

6. mudah menyesuaikan diri, adaptasinya tingggi

7. sabar namun ulet, serat tidak “mandek” berhenti

8. waspada, peka, jujur, optimis, berani, gigih, ulet realistis

9. komunikatif, serta pandai berbicara

10. berjiwa wiraswasta

11. sehat jasmaninya, dinamis, danggup dan suka menerima tugas yang berat

12. tajam firasatnya, dan adil dalam mengambil pertimbangan

13. berpengetahuan luas, dan haus akan ilmu pengetahuan

14. punya imajinasi yang tinggi, daya kombinasi, dan daya inovasi

15. memiliki motivasi yang tinggi, dan menyadari tujuan hidup yang ingin dicapai.

B. Pemimpin dan Sifat – Sifatnya

Beberapa defensi dapat disebutkan di bawah ini :

1. Pemipin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan disatu
bidang sehingga dia mampu mempengaruhi oranglain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Jadi
pemipin itu memiliki satu atau beberapa kelebihan sebagai predisposisi dan
merupakan kebutuhan dari satu situasi sehingga dia mempunyai kekuassaan dan
kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahan menggerakkan ke
tujuan tertentu.

2. Henry Pratt Fairchild menyatakan pemimpin dalam pengertian luas ialah


seorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku social dengan
mengatur, mengarahkan, mengorganisir, kekuasaan atau posisi. Dalam pengertian
yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing memimpin dengan
bantuan kualitas persuasifnya dan penerimaan secara sukarela oleh para
pengikutnya.

3. John Gage Alle menyatakan “Leader … a guide ; a conductor ; a commander ”


(pemimpin itu ialah pemandu, penunjuk, penuntun, komandan)
4. Pemimpin adalah kepala actual dari organisasi partai di kota, dusun atau bagian-
bagian lainnya. Perbedaan bos dan pemimpin adalah sebagian besar tergantung
pada metode pemilihan dan tokoh pemimpinannya yang melaksanakan kekuasaan.

5. Pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan ksusus, dengan atau tanpa
pengangakatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk
melakukan usaha bersama mengarah pada pencapaian sasaran tertentu.

C. Sifat-Sifat Pemimpin

Ordway dalam tulisannya menegmukakan 10 sifat pemimpin yaitu sebagai


berikut :

o Energy jasmaniah dan mental (physical and nervous energy)

o Kesadaran akan tujuan dan arah (a sense of purpose and direction)

o Antusiasme (enthusiasm; semangat, kegairahan, kegembiraan yang besar)

o Keramahan dan kecintaan (friendliness and affection)

o Integritas (integrity; keutuhan, kejujuran, ketulusan hati)

o Penguasaan teknis (technical mastery)

o Ketegasan dalam mengambil keputusan (decisiveness)

o Kecerdasan (intelligence)

o Keterampilan mengajar (teaching skill)

o Kepercayaan (faith)

Selanjuutnya, George R. Terry dalam bukunya “Principles of Management ” 1964


menuliskan 10 sifat pemimpin yang unggul, yaitu :

-kekuatan

-stabilitas emosi

-pengetahuan tentang relasi insani

-kejujuran

-objektif

-dorongan pribadi
-keterampilan berkomunikasi

-kemampuan mengajar

-keterampilan social

-kecakapan teknis atau kecakapan manajerial

D. Ikhtisari

Masyarakat manusia itu dinamis sifatnya dan selalu mengalami perubahan


sepanjang masa. Hal ini disebabkan karena setiap hari orang itu aktif melakukan
macam-macam usaha untuk mempertahankan keberadaannya secara individual
dan adanya kelompok manusia yang secara bersama-sama membangun lingkungan
hidup dalam gerak membudaya. Banyak studi yang dilakukan untuk mempelajari
fungsi pemimpin dan kepemimpinan yang dikembangkan dalam teori
kepemimpinan dan teknik kepemimpinan,

Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seri perilaku


pemimpin beserta konsep kepemimpinannya, dengan menampilkan latar belakang
historiskemunculan pemimpin dan kepemimpinan. Pemimpin adalah seorang
pribadi yang memiliki superioritas tertentu sehingga dia memliki kewibawaan dan
kekuasaan untuk menggerakkan oranglain melakukan usaha bersama guna
mencapai satu sasaran teretentu. Jadi, pemimpin itu harus memililki satu atau
beberapa kelebihan sehingga dia mendapat pengakuan dan respek dari para
pengikutnya serta dipatuhi segal peraturannya. Diharapkan agar pemimpin itu
berbudi luhur dan memiliki sifat-sifat yang utama sehingga dia bisa membawa
anak buahnya pada keselamatan dan kesejahteraan.

BAB IV

2.4 KEPEMIPEMIMPINAN METODE dan TIPE KEPEMIMPINAN

Pemimpin adalah pribadi yang memiliki keterampilan teknis, khususnya


dalam uatu bidang, hingga pencapaian satu atau beberapa tujuan organisasi.
Kepemimpinan pada umumnya distimulir oleh dorongan-dorongan kuat dalam diri
sendiri untuk memimpin. Diharapkan agar pemimpin tu mampu membina
bawahannya menjadi mahir secara teknis, bersemangat/bergairah bekerja, loyal
dan bermoral tinggi. Intinya seorang pemimpin mampu mengembangkan segenap
potensi anak buah dalam iklim sosial yang menyenangkan.Born leader dianggap
memiliki sifat-sifat unggul yang dibawa sejak lahir, dan sifat khas unik, tidak
dimiliki atau tidak dapat ditiru oleh orang lain.

Namun pada masa modern sekarang dengan berbagai kegiatan yang serba
teknis dan kompleks, dimanapun juga selalu kekurangannya itu merupakan fungsi
dari situasi khusus. Sifat-sifatnya tepat dan bisa diterima oleh kelompok yang
bersangkutan , juga sesuai dengan situasi zamannya. Metode kepemimpinan
menurut Ordway Tead yakni: memberi perintah, memberikan celaan dan pujian,
memupuk tingkah laku pribadi pemimpin yang benar, peka terhadap saran-saran,
memperkuat rasa kesatuan kelompok, menciptakan disiplin diri dan disiplin
kelompok dan meredam kabar angin dan isu-isu yang tidak benar. Adapun tipe dari
kepemimpinan:

- Tipe karismatis, tipe ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan
pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain.
- Tipe paternalistis, tipe ini memiliki sifat kepemimpinan yang kebapakan
- Tipe militeristis, tipe ini memiliki sifat yang otoriter.
- Tipe otokrasi, tipe ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang
mutlak harus dipenuhi.
- Tipe laissez, tipe ini membiarkan kelompoknya untuk hidup mandiri
- Tipe populistis, tipe ini berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang
tradisional
- Tipe administratif atau eksekutif, tipe ini menyelenggarakan tugas-tugas
administrasi secara efektif
- Tipe demokratis, tipe ini menggambarkan seorang pemimpin yang mau
mendengarkan nasehat dan sugesti bawahannya.

BAB V

2.5 ASAS dan FUNGSI KEPEMIMPINAN TUGAS-TUGAS PEMIMPIN

Manusia modern sekarang ini sangat berkepentingan dengan kepemimpinan


yang baik,yang memiliki keterampilan teknis tinggi dan sifat-sifat kepribadian yang
unggul,dan jelas dapat di bedakan dari sifat-sifat yang inferior/buruk. Oleh karena
itu,keberhasilan pemimpin juga harus diukur dari apakah kepemimpinannya
memberikan dampak kesejahteraan jasmani rohani pula kepada anak buahnya,di
samping semua prestasi yang telah dicapainya?

Asas-asas kepemimpnan yang baik itu seharusnya berlandaskan: (1)


kemanusiaan;yaitu berupa pemberian tuntunan untuk mengembangkan semua
potensi individu; (2) Efisiensi teknis, efisiensi sosial, asas manajemen modern; dan
(3) Kesejahteraan serta kebahagiaan insani yang lebih merata. Karena itu maka
profesi kepemimpinan harus dilandasi motivasi dan nilai-nilai kemanusaan yang
luhur, yg bisa menjiwai setiap perbuatan pemimpin.

BAB VI

2.6 DINAMIKA KELOMPOK ORGANISASI FORMAL dan INFORMAL

Manusia adalah makhluk sosial yang hidupnya selalu


berkelompok,senantiasa bergabung dalam satu ruang/medan sosial. Pribadinya
selalu menjadi bagian dari kelompoknya,dan dia menjadi “onderdil ”dari satu
masyarakat. Dengan begitu dia lebih banyak ditentuktan secara sosial oleh
lngkungannya (ada determinasi sosial). Dan kehadiran manusia lain itu mutlak
diperlukan untuk melestarikan hidupnya; sebab ia tidak bisa hidup sendirian tanpa
dibantu orang lain. Oleh karena itu, di tengah-tengah medan sosial tadi individu
selalu berkomunikasi,dan saling memberikan pengaruhnya kepada individu lain.

Unsur esensial dalam kelompok ialah interdependensi


(kesalingketergantungan) satu anggota dengan anggota lainnya, dan proses saling
mempengaruhi, sehingga terjadi dinamika kelompok. Maka longgar atau
kompaknya ketergantungan antar anggota tadi ditentukan oleh beberapa faktor ,
yaitu jumlah anggota, tujuan yang ingin dicapai, susunan organisasi yang sudah
dibentuk dan intimitas komunikasi di antara para anggota.

Kelompok-kelompok tersebut bisa merupakan organisasi formal dan bisa


organisasi informal; masing-masing dengan ciri-ciri khasnya sendiri. Didalam
kelompok formal maupun informal tadi setiap orang pasti mempunyai status
sosial, dalam mana dia mengharapkan pengakuan dan respek dari segenap
anggota kelompoknya. Sehubungan dengan hal itu , sikap pemimpin yang kurang
menghargai status sosial orang lain itu sering menimbulkan konflik-konflik
terbuka dan konflik tersembunyi/ tertutup di dalam organisasi.

Beberapa aktifitas yang mempengaruhi dan mengubah tingkah laku,yaitu:

- Aktivitas murni teknis, yaitu aktivitas melakukan fungsi teknis tertentu.


Misalnya, tukang bengkel.
- Aktivitas sosio teknis, yaitu aktivitas teknis yang dikombinasikan dengan
aktivitas sosial dan interaksi sosial.
- Aktivitas murni, yaitu aktivitas yang berlangsung atas dasar kepentingan
pribadi yang dikaitkan dengan pribadi lain.

BAB VII
2.7 PEMIMPIN DAN KOMUNIKASI

I. Pengertian komunikasi

Sebagai pusat kekuatan dalam berdirinya suatu organisasi, pemimpin harus


selalu berkomunikasi dengan baik kepada bawahan ataupun dengan pihak lain,
baik melaluui hubungan formal maupun informal. Komunikasi adalah kapasitas
individu atau kelompok untuk menyampaikan perasaan, pikiran dan kehendak
kepada individu dan kelompok lain.

II. Tipe dan Syarat komunikasi

- Tipe komunikasi

Menurut Leonard R. Sayles dan George Atrauss mengemukakan tipe


komunikasi, yaitu :

1. Tipe lingkaran 4. Tipe roda


2. Tipe rantai 5. Tipe bintang
3. Tipe Y 6. Tipe lingkaran

Sedangkan tipe yang lainnya adalah :

1. Komunikasi searah
2. Komunikasi dau arah
- Syarat komunikasi

1. Dalam suasana yang bebas, gembira, tanpa tekanan tertentu, pemimpin


menerima individu lain tanpa prasangka dan dengan lapang dada.
2. Pemimpin menghargai kelebihan orang lain dan memahami serta memaafkan
kelemahan masing-masing bawahannya.
3. Ia bersedia mendengar pendapat oran glain tanpa penilaian dan prasangka-
prasangka tertentu dan mampu ikut merasakan kehidupan orang lain.

- Manfaat komunikasi bagi kelompok atau organisasi

1. Menghubungkan semua unsur sehingga terjadi kesekawanan dan loyalitas


antar sesama
2. Perilaku operasional yang efesien
3. Pembangkitan rasa keterlibatan
4. Pemantapan eprit de corps
5. Peningkatan rasa tanggung jawab serta semangat bekerja demi kemajuan
organisasi.

III. Pengambilan keputusan


Dalam kondisi ketidakpastian dengan banyak perubahan yang mendadak,
maka aktivitas pengambilan keputusan merupakan unsur yang paing sulit dalam
manajemen, namun juga merupakan usaha yang paling penting bagi suatu
pimpinan.
Dalam pengambilan keputusan tercakup kemahiran menyeleksi dan
menentukan keputusan yang paling tepat dari sekian banyak aklernatif pemecahan
masalah. Karena dibebani oleh tanggung jawab, maka merupakan tugas yang
cukup berat untuk memastikan suatu keputusan dalam keadaan yang tidak
menentu. Dengan kondisi yang denikian, kepemimpinan merupakan fungsi dari
keefektifan operasional pada pengambilan keputusan disuatu organisasi. Apabila
pemimpinan yang mampu dengan tangkas, cerdas dan tepat serta arif dan
bijaksana dalam pengambilan suatu keputusan yang tepat, maka organisasi bisa
berfungsi secara efektif dan produktif.
Ada tiga proses dalam pengambilan keputusan :
1. Inteligence activity, yaitu proses penelitian situasi dengan wawasan inteligent
2. Design inteligence, yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan dan
pemahaman dan menganalisis kemungkinan pemecahan masalah .
3. Choice activity yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternatif
pemecahan masalah.

IV. Keterampilan berdiskusi


Kemampuan berdiskusi dengan baik merupakan salah satu persyaratan yang
mutlak bagi setiap unsur pemimpin, sebab diskusi merupakan salah satu cara
berkomunikasi dengan atasan, sesama kolega dan bawahan untuk memecahkan
permasalahan. Diskusi adalah forum untuk bertukar informasi,pendapat dan
pengalaman dalam bentuk tanya jawab yang teratur dengan tujuan mendapat
jawaban yang lebih luas dan cermat dalam memecahkan suatu permasalahan.
Manfaat diskusi adalah sebagai berikut:
1. Memperluas dan memperdalam pengetahuan, memperlebar sudut pandang
dan ruang lingkup permasalahanserta memperluas cakrawala kemungkinan-
kemungkinan pemecahan.
2. Ada pendekatan multidisipliner, multidimensional, berfikir secara kooperatif
diserta dengan kejernihan perngertian dan kejelasan yang lebih gamblang.
3. Meningkatkan proses pengendapan permaslahan, ada proses internalisasi dan
perenungan berdasarkan wawasan baru segala sesuatu yang pernah didengar.
4. Pembentukan kepribadian yang jauh lebih kaya dan lebih matang, mengahrgai
pendapat orang lain dan tidak memaksa pendapat sendiri.

BAB VIII
2.8 REKAPITULASI TUGAS-TUGAS PEMIMPIN
Pemimpin harus mahir melaksanakan kepemimpinannya, jika dia ingin
sukses dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pemimpin juga harus mengenal
dengan baik sifat-sifat peribadi para pengikutnya dan mampu menggerakkan
semua potensi yang ada pada pengikutnya. Dengan begitu anak buah menjadi
patuh dan secara suka rela seta sadar bersedia bekerja keras untuk menggapai
sasaran yang ditentukan.

I. Rekapitulasi Tugas-Tugas pemimpin


1. Dalam perurutan waktu yang relatif menjasi semakin pendek, kulaitas
pekerjaan da tugas pemimpin mengandung banyak sekali dimensi inovasi
dan perubahan secara cepat, yang menjadi semakin dipercepat pada zaman
modern.
2. Pemimpin harus mampu menyusun kebijakan yagn bijasana, dan penentuan
keputusan yang tepat.
3. Jika tugas anggota biasanya berkualitas statis ( lebih banyak pasif dan
mengikuti) maka tugas pemimpin adalah dinamis, kreatif. Inovatif, unik dan
lentur.
4. Pemimpin harus bisa menerjemahkan ide-ide, yaitu dalam bentuk perintah,
dan intruksi yang jels sehingga dipahami dan dilaksanakan oleh anggota
kelompok.
5. Pemimpin memiliki kewibawaan yang tinggi, kekuasaan paling beasr dan
pertanggung jawaban yang paling berat.
6. Pemimpin harus mampu membangun sikap kooperatif dan partisipatif pada
setiap pengikutnya agar anggotanya mampu memberikan kontribusi kepada
organisasi.
7. Pemimpin berfungsi sebagai juri, wasit dan hakim bagi segala kegiatan
organisasi
8. Tugas tersulit pemimpin adalah mengambil suatu keputusan yang
memungkinkan berlangsungnya semua kerangka kerja secara efektif dan
efesien.
9. Tugas kepemimpinan dibebani oleh tanggung jawab untuk memutuskan
keputusan ditengah-tengah peristiwa yang tidak pasti

Dalam teknik kepemimpinan perlu diperhatikan masalah-masalah etika


profesi pemimpin, kebutuhan dan motivasi manusia, dinamika kelompok,
komunikasi, kemampuan mengambil keputusan dan keterampilan berdiskusi.
Kedudukan pemimpin selalu dikaitkan dengan kemampuan, kewibawaan dan
kekuasaan. Kwtiga faktor ini mewarnai tipe kepemimpinan dan pribadi pemimpin,
yang dapat mengarahkan tingkah laku bawahannya dalam suatu organisasi atau
menuntun tingkah laku rakyat dalam suatu negara ke arah kegiatan-kegiatan
kepemimpinan.
Seorang pemimpin dengan kepemimpinannya mampu mempegaruhi,
mengubah dan mengarahkan tingkah lau bawahannya untuk tujuan organisasi.
Maka untuk menentukan prasyaratan-prasyaratan seseorang mwnjadi pemimpin,
William G. Scott mengemukakan beberapa pendekatan:
1. The “Great Man” approach ( pendekatan orang besar )
2. The trait approach ( pendekatan ciri atau sifat )
3. The modified trait approach ( pendekatan ciri yang sudan diubah )
4. The situasional approach ( pendekatan situasional )

BAB IX
2.9 MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN.
DETERMINAN DAN KEKUATAN YANG BERHHUBUNGAN DENGAN
KEPEMIMPINAN

Setiap manajemen membutukan pemimpinan dan kepemimpinan. Tanpa hal


ini organisasi dan manajemen jadi kacau, dan tujuan tidak akan tercapai.
Manajemen adalah inti dari administrasi dan pemimpin adalah inti dari
manajemen.
I. Manajemen dan Pemimpin
G.R. Terry dalam bukunya principle of manajemen, menyatakan beberapa
defenisi, yaitu:
- “the force that runs an enterprise and is reponsible fir its succes or failure
( kekuasaan yagn mengatur suatu usaha dan bertanggung jawab atas
keberhasilan atau kegagalan.
- manajemen adalah penyelenggaraan usaha penyusunan dan pencapaian hasi
yang diinginkan menggunakan upaya-upaya kelompok, terdiri dari penggunaan
bakat-bakat dan sumber daya manusia.
Hubungan antara individu, organisasi, manajemen, dan pemimpin sebagai
berikut
1. Beberapa orang berkumpul dan saling berkomunikasi.
2. Mereka mengikatkan diri dalam suatu organisasi untuk membantu dan
melakukan usaha kooperatif guna mecapai tujuan tertentu.
3. Organisasi ini dibantu oleh berbagai macam sumber dan sarana.
4. Berlangsung lah proses kerja sama. Oleh karena itu diperlukan proses
manajemen
5. Berlangsung ketertiban dalam organisasi, pengaturan tugas-tugas dan cara
kerja.
6. Pengorganisasian dan manajemen dari semua sumber, agar berdaya guna
dan berhasil dalam mencapai sasaran yang dilakukan dengan pengarahan
oleh pemimpin.
7. Agar kelompok tetap bekerja teratur, da berlangsung pengarahan perlu
adanya pimpinan dan kepemimpina.
Dari beberapa poin-poin diatas, dapat ditarik keismpilan bahwa pemimpin
dan kepemimpinan berkaitan erat dengan usahs maajemen bahkan menjadi unsur
inti dari organisasi, manajemen dan administrasi.
G.R. Terry mendefinisikan bahwa fungsi dari manajemen terdiri dari empat
peristiwa yang disingkat dengan P.O.A.C, yaitu:
1. Planning ( perencanaan )
2. Organizing ( pengorganisasian )
3. Actuanting ( penggerakan, aktualisasi )
4. Control ( pengawasan )

II. Determinan kepemimpinan da kekuatan yag berhubungan dengan


kepemimpinan
Agar kepemimpinan menjadi operasional, perlu ada tiga determinan
kepemimpinan, yaitu :
1. Faktor orang
2. Faktor posisi
3. Fakor situasi/tempat

1. Faktor orang/pribadi
Konsepsi kepemimpinan pada umumnya memusatkan perhatian kepada
kepribadian pemimpin dengan kualitas-kualitas yang unggul. Sebenarnya setiap
individu itu meilk sifat yagn dapat membantu atau justru menghalang-halangi
tugasnya sebagai pemimpin. Ciri-ciri seorang yang khas adalah punya inteligensi,
inisiatif, dan pengambilan keputusan yang tepat.

2. Faktor posisi
Seorang pemimpin mempunyai suatu posisi atau edudukan sehubungan
dengan fungsi dan tugas/pekerjaannya. Selanjutnya individu pemimpin selalu
memiliki semacam gambaran mengenai perilakunya, yaitu hal-hal yang harus
dilakukan dalam posisi tertentu.

3. Faktor situasi/tempat
Situasi khusus selalu membutihkan tipe kepemimpinan yang khusus pula.
Sifat-sifat pemimpinnya harus sesuai dengan kebutuhan kelompok yang
bersangkutan dan cocok dengan situasi, tempat serta zamannya.

III. Konsep Manajemen Pembangunan Di Indonesia


Apabila kita simak kesusasteraan indonesia, sebenarnya konsep pemimpin
dan konsep manajemen sudah ada sejak dahulu dibumi. Pemimpin dan
kepemimpinan yang tepat untuk kkondisi di tanah air ini akan erat berkaitan
dengan konsep manajemen indonesia yang cocok dengan situasi di indonesia.
Maka pemimpin dengan gaya kepemimpunan yang khas itu erat kaitannya dengan
manajemen dan sarana yang diperlukan misalnya manajemen sektor usaha dan
bisnis, sektor pemerintah, lembaga kedinasan dan organisasi sosial yagn
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Manajemen pada hakikatnya adalah
suatu sistem kemasyarakatan, dan organisasinya perwujudan sosial.
Untuk mencerdaskan SDM dan SDA indonesia memang tidak menolak
pendidikan dari Barat. Namun perlu pertimbangan bahwa pendidikan dari Barat
itu jngan sampai menghilangkan budaya dan nilai-nilai luhur Indonesia. Oleh
karena itu diperlukan manajemen pembangunan yang sesuai dengan kondisi
ekologis tanah iar, dan cocok dengancara hidup bangsa Indonesia.
Perlu dikembangkannya ilmu manajemen pembangunan masyarakat
indonesia dan ilmu kepemimpinan berdasarkan Pancasila berdasarkan nilai-nilai
luhur warisan nenek moyang dimasa lalu yang dikombinasikan dengan manajemen
modern berasal dari Barat.

BAB X
2.10 KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DAN KEPEMIMPINAN ABNORMAL
I. Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis dapat digolongkan menjadi:
- Pemimpin demokratis tulen
- Pemimpin demokratis pura-pura (pseudo-demokratis)
Pemimpin demokratis tulen itu merupakan pemimpin yang baikbagi
kelompoknya. Ia menyadari bahwa tugasnya adalah mengkoordinasi pekerjaan dan
tugas dari semua anggota-anggotanya, dengan menekankan rasa tanggung jawab
dan kerja sama yang baik kepada setiap anggota. Kepemimpinan yang
demokratisberfungsi sebagai katalisator yang mampu mempercepat proses dan
pencapaian objek yang ingin dicapai.

Sedangkan pemimpin pseudo-demokratis mempunyai sifat yang memang


berusaha untuk demokratis.tetapi, ia berkatrakter lemah, merasa bimbang dan
tidak berpendirian.pada saat ia berhati lapang, ia merasa bhawa semua adalah
keluarga besar yang bahagia. Sedangkan pada saaat hatinya buram muncullah
kemunafikan dan kelicikan.

Kepemimpinan demokratis, biasanya dihormati dan dihargai. Karena ia


bersedia bekerja sama dengan semua anggota kelompoknya dan tidak berusaha
menjadi majikan. Kepemimpinan demokratis juga mengutamakan kerja kooperatif,
dengan tujuan:

- Pemupukan gairah kerja


- Peningkatan produktivitas
- Peningkatan moral
- Usaha perbaikan kondisi sosial

II. Kepemimpinan Abnormal

Kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari oleh kemampuan diri.


Pada saat ini banyak pemimpin yang ingin selalu menonjolkan dirinya sendiri.
Bahkan sangat ambisius. Ambisius inilah yang muncul demi kepentingan pribadi
pemimpin. Orang yang selau menonjolkan dirinya dengan segala upaya licik untuk
menjabat kursi kepemimpinan. Biasanya ini disebut dengan kepemimpinan yang
sakit/abnormal (yang korup,patologis,tidak bertanggung jawab, kriminal dan
sadis).

Pemimpin yang demikian adalah mereka pejabat-pejabat yang menduduki


posisi kepemimpinan yang tinggi yang terbiasa memanfaatkan kedudukan dan
jabatan. Ia memanipulasi bawahan dan rakya demi kepentingan pribadinya.

Terkadang didalam suatu kepemimpinan atau organisasi tidak hanya


pemimpin yang memiliki sifat yang abnornal, tetapi juga bawahannya. Misalnya
para anggota yang malas-malasan, pegawai negeri yang main catur, memaca koran,
merokok dan membolos. Maka jalan yang terbaik untuk mendisiplinkan
bawahannya dengan cara:

- Pemimpin memberikan kecintaan, keteladanan jujur, ucapan dan tingkah


laku yang baik untuk kesejahteraan umum.

- Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk memperoleh pengalaman


yang demokratis yang mampu membiasakan mereka bertanggung jawab.

- Bawahan diberikan kesempatan untuk belajar dalam kegiatan apapun untuk


dapat berpartisipasi aktif, kesadaran dan disiplin yang tinggi.

Apabila sskelompok bawahan menjadi abnormal/jahat maka hendaknya


dicari sumber penyebabnya, apakah kondisi kepemimpinan ataupun sifat-sifat
kepemimpinannya yang abnormal secara patologis sosial. Maka segala kericuhan
dan kesulitan didunia ini terutama disebabkan pemimpin-pemimpin yang tidak
beres/abnormal yang menimbulkan berbagai kondisi abnormal ditengah
masyarakat.

BAB XI
2.11 MEMILIH DAN MELATIH PEMIMPIN PEMBINAAN KEPEMIMPINAN
PEMUDA

I. Memilih Calon Pemimpin

Untuk memenuhi kebutuhan kepemimpinan suatu organisasi, seorang


pemimpin tertinggi diharuskan memilih pembantunya untuk membantu
kepemimpinannya. Persyaratan utama bagi seorang calon pemimpin adalah
mampu memimpin orang lain kearah pencapaian tujuan organisasi, dn mampu
menjalin komuniksi antar manusia.

Menurut O.Jeff Harris, orang-orang yang mampu dipilih sebagai


kandidat/calon pemimpin adalah mereka yang mempunyai kualitas sebagai
berikut:

- Memiliki ekmampuan untuk memikul tanggung jawab


- Kemampuan untuk menjadi persepektif
- Kemampuan untuk menanggapi orang lain
- Kemampuan untuk menetapkan proiritas secara tepat
- Kemampuan untuk berkomunikasi

II. Pembinaan Kepemimpinan Pemuda Di Indonesia

Beberapa landasan bagi pembinaan kepemimpinan pemuda di indonesia,


sebagai berikut:

1. Landasan ideologi dan konstitusional


2. Landasan kultural
3. Landasan stategis
4. Landasan operasional

III. Kegagalan dalam proses memilih pemimpin

Adakalanya calon-caon pemimpin yang terpilih dalam praktiknya kurang


menunjukan persyaratan ayng disebutkan diatas, kegagalan pemilihan calon
pemimpin tersebut disebabkan oleh :
1. Kurang tepatnya cara pemilihan calon pemimpin misanya lewat sistem
katabelletje, pilih kasih, sistem kruiwagen, nepotisme dan lain-lain.
2. Tanpa melalui sistem yes secara objektif, seleksi dan pengujian fisik, serta
mental terlebih dahulu. Ditambah kurangnya persiapan yang matang.
Sehingga pemimpin yang baru itu kurang mampu menjalankan tugas-
tugasnya.
3. Tugas-tugas yang harus dipikul “calon pemimpin” tadi ada jauh diatas
daya pikul dan kapabilitasnya.
4. Tidak diterima oleh bawahan, karen pemimpin ayng baru diangkat tidak
mampu menyesuaikan diri dalam iklim sosial dan iklim psikis baru.
5. Adanya perubahan tugas dan mutasi yang mendadak dan kurangnya
kemampuan adaptasi dan kemampuan teknisnya.

Apabila kesalahan terjdi pada faktor personnya (faktor manusia) dan bukan
pada segi teknis organisator dan prosedurnya, maka hal ini dapat diatasi dengan
usaha pengembangan staf dan in-serving training.

Training atau latihan-latihan kepemimpinan harus mampu melakukan


perubahan sikap terhadap calon pemmpin untuk menjadi pemimpin yang efisien.
Beberapa mata pelajaran yang mampu menunjang kemampuan memimpin dan
mampu melancarkan interaksi antar manusia dalam kelompoknya.

1. Pemimpin dan kepemimpinan


2. Teknik pengambilan keputusan
3. Administrasi, organisasi manajemen
4. Komunikasi (hubungan dengan manusia)
5. Psikologi sosial
6. Tingkah lau manusia didalam organisasi
7. Kepekaan/sensitivitas
8. Teori konflik dan lain-lain
Beberapa orang menyatakan, seorang pemimpin sejati itu dilahirkan untuk
memimpin , karena ia membawa bakat-bakat kepemimpinannya sejak lahir dan
mampu menstimulasikan orang lain.

Sejarah mausia membuktikan bahwa berdirinya perguruan, biara, pondok


pesantrn dan padepokan dimaksudkan untuk mendidik, mempengaruhi dan
mengubah sikap anak serta pembentukan untuk mempersiapkan pribadinya untuk
menadi seorang pemimpin-pemimpin diberbagai kehidupan, baik dalam masam
dekat maupun masa-masa jauh.

IV. Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan

Keberhasilan pemimpin pada umumnya diukur oleh produktivitas, dan


efektivitas pelaksanaa tugas-tugas yang diberikan kepada dirinya. Apabila
produktivitasnya baik dan semua tugas-tugas dijalankan dengan efektif, maka
kepemimpinan yang seperti itu disebut kepemimpinan yang berhasil. Sedangkan
apabila produktivitasnya menurun, dan tugas-tugas yang diberikan tidak
dijalankan dengan efektif, maka kepemimpinan tersebut disebut kepemimpinan
yang gagal.

Ada beberapa indikator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk keberhasilan
kepemimpinan dalam suatu organisasi, sebagai berikut:

1. Meningkatnya hasil-hasil produksi dan pemberian pelayanan oleh


organisasi
2. Semakin rapinya sistem administrasi dan makin efektifnya manajemen
3. Semakin meningkatnya efektivitas-efektivitas manusiawi dan aspek-aspek
sosial

V. Program Latihan

Untuk dapat menyusun suatu progaram latihan yang tepat dan sukses,
langkah pertama yang harus diambil adalah menentukan tujuan. Tujuan yang akan
diprogramkan harus jelas dan tegas. Karena tujuan ini akan menjadi pedoman bagi
penentuan kebijakan dalam menentukan training dan pendidikan kepemimpinan.
Langkah kedua adalah menentukan kebutuhan latihan yaitu segi-segi dan
keteampilan apa yang amat dibutukan oleh seseorang untuk dapat menjadi
pemimpin yang efektif. Langkah yang ketiga adalah memilih mata pelajaran. Mata
pelajaran yang tepat dapat memberikan motivasi untuk mengadakan perubahan
sikap dan melancarkan komuniasi dan membangun kerja sama ayng baik dengan
semua pihak.

Pada latihan kepemimpinan ini banyak difokuskan pada latihan


berkomunikasi dan melakukan pendekatan secara manusiawi dengan bantuan
belakomuniasi dan membangun kerja sama yang baik dengan semua pihak.

BAB XII

2.12 KEPEMIMPINAN DAN MASALAH KONFLIK

I. Mayarakat Modern Dan Konflik

Konflik dapat diterjemahkan sebagai interaksi yang antagonis atau


pertentangan, benturan antara macam-macam paham, perselisihan, kurangnya
mufakat, perkelahian dan perlawanan.

Kehidupan masyarakat modern, terutama kehidupan dikota-kota besar itu


sifatnya serba tergesa-gesa, dipenuhi oleh bnyak persaingan dan perlombaan
hidup, karena orang suka membandingkan dirinya dengan orang lain. Suasana
kompetisi ini sering diwarnai oleh tingkah laku penduduknya yang kurang
wajar/abnormal. Oleh karena itu banya muncul-muncul konflik terbuka antara
individu dengan individu lainnya. Dan antara satu kelompok dengan kelompok
lainnya.

II. Defenisi Konflik Dan Pendekatan Modern

Konflik ini mengandung banyak pengertian. Ada pengertian negatif, yang


netral dan yang positif. Dalam konflik negatif, konflik ini sering dikaitkan dengan
sifat-sifat animalisti, kebuasan, kekerasan, barbarisme, kehancuran, pengrusakan
dan pemogokan dan lainnya.
Konflik yang netral, yaitu konflik yang diartikan sebagai akibat biasa dan
faktor dari keanekaragaman individu dan sifat yang berbeda serta tujuan hidup
yang berbeda pula.

Konflik dalam pengertian positif, dihubungkan dengan peristiwa


petualangan, hal-hal baru, inovasi, pembersihan, pemurnian, penerangan batin,
kreasi, pertumbuhan, perkembangan, perubahan dan lain sebagainya.

Defenisi konflik terdiri dari kata ( confliger, conflictum = saling berbenturan ).


Menurut Clinton F. Fink mendefinisikan konflik. Konflik ialah relasi-relasi
psikologis yang antagonistis, berkaitan dengan tujuan-tujuan yang tidak bisa
disesuaikan dan tidak bisa dipertemukan, sikap-sikap emosional yang bermusuhan
dan struktur-struktur nilai sosial yang berbeda.

III. Dasar Filsafi Dari Konflik Dan Pendekatan Pemimpin Pada Konflik

Untuk menangani konflik diseua bidang kehidupan, orang mengembangkan


tiga macam pendekatan kepemimpinan

1. Pendekatan pemimpin yang tradisional

Pandangan tradisional meyatakan, bahwa konflik itu sifatnya negatif,


destruktif dan merugikan. Olek karena itu konflik harus dilenyapkan demi
kerukunan dan harmoni hidup.

2. Pendekatan pemimpin yang netral ( behavioral )

Pandangan tradisional kuno itu diikuti dengan pandangan behavioral


yang melihat konflik sebagai ciri hakiki tingkah laku manusia yang berkembang
sebagai buit-in element. Pandangan kaum behavioris merasionalisir konflik. Tujuan
mereka ialah mengurung, membatasi dan menjinakkan konflik sebagai unsur
“netral” atau unsur yang tidak berbahaya.

3. Pendekatan pemimpin ayng modern atauu interaksionistis/interaksional

Mereka mengadakan pendekatan yang lebih positif dan lebih aktif, dan
mereka menyatakan sebagai berikut:

- Konflik itu perlu dan penting dalam kehidupan


- Secara eksplisit, konflik itu merangksang oposisi

- Manajemen konflik merupakan taggung jawab pemimpin dan manajer

IV. Teknik Merangsang Timbulnya Konflik

Konflik dapat berlangsung pada setia tingkatan dalam organisasi dan tidak
dapat dihindarkan dan dihilagkan. Oleh karena itu perlu dkembangkan seni
megelola konflik dengan jalan sebagai berikut :

1. Membuat standar-standar penilaian


2. Menemukan masalah-masalah kontroversil dan konflik-konflik.
3. Menganalisis situasi dan mengadkan evaluasi terhadap konflik.
4. Memilih tindakan yang tepat untuk mengoreksi terhadap penyimpangan.
V. Alat-Alat Bagi Manajemen Konflik

Alat-alat yang dapat digunakan untuk mengatasi manajemen konflik yang


terjadi dalam suatu organisasi antara lain sebagai berikut:

1. Memcahkan masalah melalui sikap kooperatif


2. Mempersatukan tujuan
3. Menghindari konflik
4. Ekspansi dari sumber energi
5. Memperhalus/memperlunak konflik
6. Kompromi
7. Tindakan otoriter
8. Mengubah struktur organisasi dan struktur individual

BAB XIII
2.13 PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN MAHASISWA
Kemajuan bangsa itu ada di tangan kaum muda yang berkecimpung di
bidang ilmiah, dan yang menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi. Sehubungan
dengan ini, maka pengembangan dunia universitas harus sejajar dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir, serta sejajar pula dengan
perkembangan masyarakat sekitarny. Oleh karena itu, pembinaan para mahasiswa
dan epemimpinannya itu diperlukan, agar bisa diharapkan tercapainya
peningkatan prestasi ilmiah, tumbuhnya tanggung jawab sosial, dan partisipasi
aktif mahasiswa dalam gerak pembangunari.

Dalam upaya menuntun para mahasiswa, peran dosen dan guru besar
cukup penting; bergantung pada kualitas pribadinya, kewibawaannya ilmiahnya,
konsistensi pada pendirian dan ideologinya, serta falsafah hidupnya; juga perilaku
keteladanan yang diberikan kepada para mahasiswa. Di samping itu, lingkungan
unversitas diperlukan manajemen yang bersih dan kuat, serta manajer/rektor yang
arif bijaksana dan di dukung oleh staf yang kompak.

Para mahasiswa dengan bantuan organisasi dan para pemimpinnya,


tampaknya harus ikut beremanipasi untuk mempertahankan eksistensinya, yaitu
secara kontinu harus memperjuangkan status kedudukannya, tanggung jawab
sosial dan partisipasi politiknya di tengah masyarakat. Maka pada hakikatnya,
kelompok-kelompok mahasiswa itu merupakan kelompok inteligensia yang
menjadi kekuatan moral, kekuatan sosial, dan kekuatan politik.

Oleh pengembangan nalarnya, berkat perolehan banyak informasi ilmiah


lewat pendidikan, dan disebabkan oleh dinamis me kemudaannya, para mahasiswa
sering melakukan posisi dan kritik terhadap pemerintah. Mereka menginginkan
perubahan sosial dan rekonstruksi masyarakat yang sangat tidak mapan dengan
cara-cara yang radikal dengan cepat, yang dalam kenyataannya sukar untuk
dipenuhi oleh pemerintah. Oleh karena itu, sering timbul, pertentangan antara
pemerintah dengan kelompok-kelompok mahasiswa.

Selanjutnya, apatisme di kalangan mahasiswa dan ketidak pedulian


mereka terhadap situasi dan kondisi lingkungan sekitar, jelas tidak kita kehendaki.
Akan tetapi tindakan/aksi radikal dan ekstrim dalam memenuhi cita-cita dan
harapan mereka yang dapat membahayakan kestabilan politik, juga tidak kita
kehendaki. Oleh karena itu \, diperlukan bi,bingan yang bijaksana dan keteladan
yang baik dari para pemimpin negara dan pengasuh dunia unversitas, untuk
mengarahkan para mahasiswa ke arah kegiatan-kegiatan yang produktif, ilmiah
dan kontruktif di era pembangunan sekarang dan di masa-masa mendatang.

BAB XIV

2.14 KEPEMIMPINAN MILITER

I. Pengantar
Yang membedakan kepemimpinan militer dengan kepemimpinan lain
ialah ciri-ciri khas, yaitu otoritas dengan tradisi komand, esprit de corps dengan
kerja sama yang sangat kompak, dan disiplin tinggi dengan kepetuhan total. Kaum
militer sangat mengutamakan prinsip efisiensi dan efektivitas.
Intervensi dan asistensi militer tidak bisa dipisahkan dari kondisi negar-
negara yang baru berkembang yang tengah membangun dan mengadakan
modernisasi di segala bidang, terutama modernisasi politik.
Sehingga terjadi proses politisasi dari kekuatan-kekuatan sosial dan
kelompok militer, dengan interest masing-masing dan tipe kepemimpinan yang
berbeda-beda pula.

II. Kepemimpinan Militer Dengan Sifat-Sifatnya


Pada saat masa revolusi dalam bentuk konfrontasi fisik melawan tentara
Belanda, tidak diragukan lagi yaitu sejak 1945 sampai tercapai kemerdekaan
penuh di tahun 1950 sebagai negara kesatuan RI. Tokoh-tokoh militer mulai
ditempatkan di lembaga-lembaga politik (partai, eksekutif, legislatif, yudikatif,
organisasi massa, dan usaha-usaha korporatif atau badan-badan hukum negara).
Dan mulai lah secara formal dwi ABRI , yaitu di bidang hankam dan tugas-tugas
sosial politik.

Fungsi kemiliteran
1. Keinginan untuk mengadakan reformasi sosial dan modernisasi politik yang
lebih sehat;
2. Etika memberikan pelayanan umum yang lebih baik, yang sangat didukung
oleh kemampuan teknis, administratif dan manajerial yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kemampuan orang-orang sipil (berkat sistem
persenjataan modern yang menurut adanya manajemen modern).
3. Fungsi kebhayangkarian dalam wujud pengabdian yang heroik dan
kekesatriaan, untuk menegakkan keamanan dan ketentaraman umum.
4. Adanya esprit de corps dengan kohesi internal yang sangat kuat.
Oleh karena itu peran militer dengan kepemimpinannya itu pada
hakikatnya bukan merupakan penonjolan karakteristik sosial-militer akan tetapi
merupakan respon (reaksi) dari stuktur politik dan struktu institusional
masyarakat yang belum mapan benar, yang masih lemah, berantakan, kisruh dan
kacau.
Satu keunggulan militer dibandingkan dengan organisasi sosial dan
lembaga kemasyarakatan lainnya ilah militer dapat menjalankan pemerintahan
juga mampu mengontrol dan menggunakan kekuatan-kekerasan (dengan senjata
dan pasukan) untuk memerintah negara dan menguasai rakyat. Dimasa sekarang
ini lebih banyak jumlah pemerintahan/kepemimpinan militer dari pada
pemerintahan sipil.
Sifat-sifat kepemimpinan militer
1. Otoriter lewat komando dan asas efisiensi.
2. Disiplin tinggi dan espri de corps yang kuat, serta pengabdian penuh pada
tugas-tugas.
3. Interaksi yang searah, disertai kepatuhan totalo terhadap komando dengan
penentuan tugas-tugas yang jelas dan rasa bertanggung jawab yang benar.
4. Stamina (daya-tahan) fisik dan mental yang tinggi/ kuat berkat latihan-latihan
rutin setiap hari dengan daya reaksi yang cepat,hati-hati, cermati-teliti.
5. Memiliki loyalitas dan integritas tinggi, yang dilambari sifat kejujuran.
6. Bersikap selalu terbuka terhadap perubahan, progres/kemajuan, ide-ide baru,
inovasi dan modernisasi.
7. Efisien secara teknis dan taktis di samping komopeten dalam pendidikan dan
pertempuran atau perang.
8. Kompetensi tersebut mengarah pada profesionalisasi, dengan kemapuan
manajerial serta kemampuan tempur yang semakin tinggi.
Secara umum sufat kepemimpinan militer yang universaladalah sama dengan
kepemimpinan sipil pada umumnya.

III. Kepemimpinan Militer Di Tengah Masyarakat


Pada masa perjuangn fisik ketika merebut kemerdekaan negara, yang
menjadi tentara pada masa itu ialah para permuda-pemuda dari golongan kelas
menengah dan bawah serta para sukarelawan-sukarelawan lainnya. Motivasi
menjadi tentara ialah loyalitas pada bangsa dan tanah air dengan status
sukarelawan yang tidak dibayar. Tentara ini tidak dilatih dengan khusus namum
dengan spontan merasa terpanggil untuk memanggul senjata guna merebut
kemerdekaan.
Para pemimpin militer pada awal perjuangan tidak diangkat oleh
pemerintah, akan tetapi muncul secara alami atas kemauan sendiri. Berkat jasa dan
keberanian mereka lalu di akui sebagai pemimpin atau komandan oleh kawan-
kawan seangkatan.
Ciri karakteristik kepemimpinan:
1. Patriotik, pelopor nasionalisme
2. Berani dan jujur
3. Paternalistik, penuh emosi kebapakan
4. Bersemangat, dengan esprit de corpsyang tinggi
5. Tanpa interest-interest pribadi
6. Penganjur perubahan dan kemajuan.

Jadi kondisi tentara di masa itu betul-betul seperti “ ikan di dalam air “, yang mana
ikannya adalah tentara sedang airnya ialah rakyat.

BAB XV
2.15 PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN INDONESIA KARAKTERISTIK
KEPEMIMPINAN

I. Pengantar
Kepemimpinan perlu di Latih/trainingi di dalam konteks kepemimpinan yang
berkepribadian indonesia , dilandasi pancasila dan UUD 1945 sebagi panutan.
Latihan kepemimpinan ini juga merupakan latihan keterampilan sosial untuk
berkomunikasi dengan sesama warga untuk berkarya serta membangun masyarat
dan negara.

II. Kepemimpinan Pancasila


kepemimpinan pancasila ialah bentuk kepemimpinan yang selalu
menyumberkan-diri pada nilai-nilai luhur dari norma-norma pancasila. Semangat
kepemimpinan pancasila itu dapat terwujudkan apabila nilai-nilai luhur yang
diwariskan nenek moyang dapat di padukan dengan nilai modernisasi yang positif
anatara lain dengan ciri-ciri demokratis, rasional, kritis, efisiensi-efektif dan
disiplin tinggi.

III. Suber Kepemimpinan Pancasila

Sumber kepemimpinan pancasila antara lain;

1. Nilai-nilai positif dari modernisme


2. Warisan pusaka berupa nilai- nilai dan moral- moral kepemimpinan yang
ditulis oleh para nenek moyang, raja, pujngga-pujangga kraton, pendeta, dan
pejuangan bangsa yang masih relevan.
3. Refleksi dan kontemplasi mengenai hakikat hidup dan tujan hidup bangsa
pada era pembangunan dan zaman modern, sekaligus juga refleks mengenai
pribadi selaku “manusia utuh” yang mandiri dan bertanggung jawab dengan
misi kehidupannya masing-masing.
Landasan-landasan pokok berupa nilai-nilai moral kepemimpinan
1. Landasan diplomasi
2. Landasan kepemimpinan
3. Landasan penganbdian
4. Landasan kebijaksanaan
Selanjutnya agar kepemimpinan pancasila itu dapat diterapkan secara nyata,
perlu adanya pembinaan dalam hal pengetahuan dan kecerdasan, kemahiran
teknis dan keterampilan sosial, lalu pembinaan kebiasaan, watak, kejiwaan dan
kepribadian. Sebab faktor yang paling kardinal (utama) dalam kepemimpinan itu
ialah pribadi pemimpin atau the man behind the gun.

IV. Kepemimpinan Pembangunan


Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat indonesia. Landasn pelaksanaan
pembangunan nasional adalah pancasila dan UUD 1945. Hakikat pembangunan
ialah rangkaian upaya perkembangan dan perubahan yang dilangsungkan secara
sadar, sengaja, berencana, dan bertujuan oleh satu kelompok manusia (orang suku,
rakyat, bangsa dan negara) menuju pada modernitas dan taraf kehidupan yang
lebih tinggi.

V. Karakteristik Kepemimpinan Indonesia


Karakteristik kepemimpinana ialah mempunyai kewibawaan dan kelebihan
untuk mempengaruhi serta mengajak orang lain guna bersama-sama berjuang,
bekerja, dan berusaha mencapai satu tujuan bersama.
Sifat-sifat unggul kepemimpinan
1. Berani
2. Tegas
3. Kaya akan inisiatif
4. Luas pengetahuan
5. Pengalaman
6. Peka terhadap lingkungan dan bawahan
7. Dll.

Kepemimpinan pancasila yang berasaskan hal-hal yaitu:


1) Ke-Tuhana Yang Maha Esa
2) Hing ngarsa sug tulada
3) Hing madya mangun karasa
4) Tut wuri handayani
5) Waspada purba wisesa
6) Ambeg paramarta
7) Prasaja
8) Satya
9) Hemat
10)Terbuka
11)Legawa
12)Bersifat ksatria

VI. Karakteristik Kepemimpinan Pemuda Indonesia


Pembinaan genersi muda itu berarti mempersiapkan orang-orang muda
untuk menjadi tenaga-tenaga kepemimpinan dan calon-calon pemimpin yang
tangguh juga berkepribadian pancasila dan disiplin nasional. Khususnya,
keterampilan untuk berkarya dalam era pembangunan bangsa dan negara
(kepemimpinan karya) sangat diutamakan.
Disamping latihan-latihan, penggemblengan pembinaa kejiwaan juga bertujuan
agar mereka:
1. Mampu mengelola, memiliki kemampuan manajemen
2. Bertanggung jawab
3. Berani berwiraswasta
Dengan demikian dapat diharapkan adanya peningkatan peranan generasi
muda di tengah dinamika perjuangan mengisi kemerdekaan.
Identitas Buku Pembanding

Judul buku : KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)


Pengarang : Tim Dosen
Penerbit : Unimed
Tahun terbit : 2018
Kota Terbit : Medan
Tebal Buku : 2i + 213 Halaman

Ukuran

Panjang : 24,8 cm

Lebar : 17,5 cm

B. PERBANDINGAN BUKU UTAMA DAN BUKU PEMBANDING

Kedua buku ini membahas tentang kepemimpinan.Dalam buku Dr. Kartini


Kartono yang berjudul Pemimpin dan Kepemimpinan ini cakupan materi yang
dibahasnya lebih luas dan mendalam daripada buku pembanding. Isi dari buku
ini tidak sama pembahasannya. Dalam buku kepemimpinan unimed ada
pembahasan/materi model dan teori kepemimpinan, gaya kepemimpinan,
masalah kepemimpinan dan solusinya, tupoksi manajer dalam suatu
organisasi, dll. Sedangkan yang dibahas dalam buku Dr. Kartini Kartono
pembahasannya jauh lebih luas dibandingkan buku kepemimpinan unimed.
C. ANALISIS BUKU

a.KELEBIHAN BUKU
1. Isi buku dan penjelasan dalam buku Dr. Kartini Kartono sudah lengkap,
karena ia mengupas tuntas semuanya dan Ia juga membahasnya semua satu
per satu sehingga pembaca dapat memilah-milah satu per satu dari materi
tersebut.
2. Menurut kami buku Dr. Kartini Kartono bagus karena materi-materi yang
dibahas di buat dengan konsep-konsep dan kata pengantar serta ikhtisar di
setiap materinya yang dibahas.
3. Definisi- definisi dalam setiap pokok pembahasan banyak di buat
pengertian menurut para ahli. Sehingga kita sebagai pembaca dapat lebih
mudah memahami setiap pokok pembahasan yang ada dalam buku Dr.
Kartini Kartono ini.
4. Tulisan yang dimuat dalam buku ini telah rapi, sehingga membuat si
pembaca tidak mudah cepat bosan dalam mempelajarinya.

b. KELEMAHAN BUKU
1. Bahasa dan kalimat yang digunakan dalam buku tersebut lumayan susah
untuk dimengerti dan dicerna, kata-katanya tidak begitu mudah untuk
dipahami sehingga pembaca harus lebih serius dan berkonsentrasi saat
membacanya.
2. Dalam setiap bab sering di jumpai antara kalimat yang tidak berhubungan,
maka sebab itu dalam memahamipun menjadi susah.
3. Dalam setiap bab tidak dibuat indicator. Sedangkan pada buku pembanding
dibuat indicator dari setiap bab yang diharapkan akan membantu pembaca
untuk dapat memahami pokok bahasan setiap bab.

D. PERBEDAAN KEDUA BUKU


Beda kedua buku ini adalah tampak dari segi bahasa yang digunakan dalam
membahas dan menyajikan materi dan cakupan materi yang dibahas. Karena
dalam buku pembanding Kepemimpinan materi yang dibahas berbeda cakupannya
dengan apa yang dibahas dalam buku Pemimpin dan Kepemimpinan karangan Dr.
Kartini Kartono yang lebih banyak membahas semua materi secara mendalam.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Memang benar ada pengaruh positif dan signifikan antara gaya


kepemimpinan terhadap kinerja seseorang. Untuk itu pentingnya untuk
mengetahui masalah – masalah dan hubungan antara gaya kepemimpinan
dengan kinerja yaitu dengan banyak membaca buku.

3.2 SARAN

Seharusnya penelitian tersebut menggunakan tabel atau grafik agar lebih


menarik dan mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Kartono Kartini, 2016, Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan


Abnormal Itu?, Jakarta:Rajawali Pers

Tim Dosen Unimed, 2018, kepemimpinan(leadership), Medan, unimed.

Anda mungkin juga menyukai