Di Susun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala berkat dan
karunia-Nya penulisan Critical Book Review(CBR) ini dapat terselesaikan dengan
baik dan maksimal tepat pada waktunya. Adapun penyusunan Critical Book Review
ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila yang
diampu oleh Sri Hadiningrum,S.H.,M.Hum.
Penulis berharap makalah ini dapat digunakan seperlunya sebagaimana
bagi pembaca bila hendak menjadikan referensi untuk membandingkan isi dua buku
atau lebih tentang materi kepemimpinan.
Penulis selaku manusia biasa menyadari bahwa dalam penulisan Critical
Book Review ini masih memiliki banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para
pembaca supaya penulis dapat memperbaikinya.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pembaca atas
perhatian dan partisipasinya.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
C. Manfaat CBR
Buku Utama
4
ISBN : 978-979-8658-00-0
Buku Pembanding
Judul : Pendidikan pancasila untuk perguruan tinggi
Pengarang : Ristekdikti
Penerbit : Ristekdikti
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2016
ISBN : 978-602-6470-01-0
5
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
Pancasila adalah dasar Negara dan pandangan hidup bangsa. Namun gejala yang
terjadi pada berbagai kelompo masyarakat, kalangan generasi muda, bahkan polsi
dan apratur Negara saat ini, cenderung abai, lupa, bahkan melecehkan nilai-nilai
Pancasila.
Penyebabnya dapat ditelusuri pada simpul-simpul analisi berikut (Munir, dkk.,
2014:1).
1) Pancasila pernah dijadikan sebagai legitimasi kekuasaan Orde Baru, maka
ketika Orde Baru tumbang, banyak orang mempertanyakan apakah Pancasila masih
perlu dipertahankan atau tidak.
2) Revitalisasi nilai-nilai Pancasila terlambat mengikuti perubahan yang
berlangsung sangat cepat sehingga nilai-nilai tersebut kurang actual dan konsektual.
3) Tidak ada lagi lembaga yang secara khusus melestarikan, mengembangkan,
dan mensosialisasikan Pancasila.
4) Terjadinya inkonsistensi pada tataran nilai praksis, hal ini ditengarai dengan
perilaku penyelenggar Negara, pemimpin pemerintahan , dan tokoh-tokoh
masyarakat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
5) Pembelajaran Pancasila tidak eksplisit dalam penyelenggaraan pendidikan
nasional pengkajian Pancasila secara akademik (Munir, dkk., 2014: 1).
6
kriteria kualitas lulusan.
1.4. Visi dan Misi Pendidikan Pancasila
Visi: Terwujudnya kepribadian sivitas akademika yang bersumber pada nilai-nilai
Pancasila.
Misi:
1) Mengembangkan potensi akademik peserta didik (misi psikopedagosis)
2) Menyiapkan peserta didik untuk hidup dan berkehidupan dalam masyarakat,
bangsa, dan Negara (misi psikososial)
3) Membangun budaya ber-Pancasila sebagai salah satu determinan kehidupan
(misi sosiokultural)
4) Mengkaji dan mengembangkan pendidikan Pancasila sebagai sistem
pengetahuan terintegrasi atau disiplin ilmu sintetik (synthetic dicipline) (misi
akademik)
7
mengambil pelajaran atau hikmah dari peristiwa sejarah, baik sejarah nasional
maupun sejarah bangsa-bangsa lain.
b) Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila
Melalui pendekatan sosiologis ini diharapkan dapat mengkaji struktur sosial, proses
sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang
patut disikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai yang mengacu kepada
nilai pancasila.
c) Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila
Pendekatan yuridis merupakan salah satu pendekatan utama dalam pengembangan
atau pengayaan materi mata kuliah pendidikan pancasila dalam rangka menegakkan
undang-undang yang merupakan salah satu kewajiban Negara yang penting.
d) Sumber Politik Pendidikan Pancasila
Tujuannya agara mampu mendiagnosa dan mampu memformulasikan saran-saran
tentang upaya usaha mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai dengan nilai-
nilai pancasila.
2.2. Pengertian dan Pentingnya Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pengertian pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Pancasila merupakan produk otentik pendiri Negara Indonesia (The
Founding Fathers).
b. Nilai-nilai pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kaebudayaan
dan adat-istiadat.
c. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat
kenegaraan.
Pentingnya pancasila dalam sejarah bangasa Indonesia menunjukkan hal-hal
berikut:
a. Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi pancasila tetap
bertahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
b. Betapapun ada upaya untuk mengganti pancasila sebagai ideology bangsa,
tetapi terbukti pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Inodonesia
c. Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena
bersumber dan digali dari nilai-nilai agama, kebudayaan dan adat-istiadat yang
hidup dan berkebang di bumi Indonesia
2.3. Pengertian dan Pentignya Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-densi ketatanegaraan pada
Negara Republik Indonesia harus berlandaskan dan/atau harus sesuai dengan nilai-
nilai pancasila.
Urgensi pancasila sebagai dasar Negara, yaitu: 1) agar para pejabat publik dalam
menyelenggarakan Negara tidak kehilangan arah, dan 2) agar partisipasi aktif
seluruh warga Negara dalam proses pembangunan dalam berbagai bidang
kehidupan bangsa dijiwai, oleh nilai-nilai pancasila.
Arti penting pancasila sebagai dasar Negara Indonesia lebih kepada
8
penyelenggaraan Negara. Pancasila merupakan cita-cita yang hidup dalam diri
manusia Indonesia yang senantiasa menjadi sebuah sistem nilai yang tumbuh dalam
kerangka mewujudkan cita-cita masyarakat nusantara menjadi bangsa Indonesia
yang pada akhirnya berhasil mendirikan Negara Indonesia.
2.4. Pengertian dan Pentingnya Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Unsur ideology ada tiga yaitu: a) keyakinan, dalam arti bhwa setiap ideology
menunjuk adanya gagasan-gagasan vital yang telah diyakini kebenarannya untuk
dijadikan dasar strategi bagi tercapainya tujuan yang telah ditentukan, b) Mitos,
dalam arti bahwa setiap konsep ideology selalu memitoskan suatu ajaran yang
optimik, dan setermistik pasti akan tecapainya tujuan melalui cara-cara yang
ditentukan pula. c) Loyalitas, dalam arti bahwa setiap ideology selalu menuntu
keterlibatan optimal atas dasar loyalitas dari para subjek pendukungnya (Tukiran
Taniredja, 2016:130).
Ada tiga jenjang atau tahapan kesadaran masyarakat dan bangsa Indonesia terhadap
pancasila sebagai ideologi:
1) Pancasila sebagai ideology persatuan, berfungsi mempersatukan rakyat
yang majemuk menjadi bangsa yang berkepribadian dan percaya pada diri sendiri.
2) Pancasila sebagai ideology pembangunan, mampu memberikan orientasi
dalam pembangunan, wawasan kedepan dengan konsep-konsep yang secara
substansial dieksplisitkan dari nilai-nilai dasar dari lima sila.
3) Pancasila sebagai ideology terbuka, pancasila perlu menjabarkan nilai-nilai
dasarnya melalui interpretasi dan reinterpretasi yang kritis sehingga menjadikannya
semakin operassional. Pancasila menjadi ideology yang dinamis (Winarno, 2016:
99-101).
2.5 Pengertian dan Pentingnya Pancasila Sistem Filsafat
Ada dua pendekatan yang berkembang dalam pengertian filsafat pancasila, yaitu
pancasila sebagai genetivus objectivus dan pancasila sebagai genetivus subjectivus.
Kedua pendekatan tersebut saling melengkapi karena yang pertama meletakkan
pancasila sebagai aliran atau objek yang dikaji oleh aliran-aliran filsafat lainnya,
ssedangkan yang kedua meletakkan pancasila sebagai subjek yang mengkaji aliran
filsafat lainnya (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016: 171).
Pentingnya pancasila sebagai sistem filsafat ialah agara dapat diberikan
pertanggungjawaban rasional dan mendasar mengenai sila-sila dalam pancasila
sebagai prinsip-prisnsip politik; agar dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi
operasional dalam penyelenggaraan Negara; agar dapat membuka dialog dengan
berbagai perspektif baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; dan agar dapat
menjadi kerangka evaluasi terhadap segala kegiatan yang bersangkut paut dengan
kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat (Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016: 172).
9
Pancasila sebagai sitem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila
pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Pentingnya pancasila sebagai sistem etika bagi bangsa
Indonesia ialah menjadi rambu normative untuk mengatur kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia. Pancasila sebagai suatu
sistem etika pada hakikatnya merupakan suatu nilai yang menjadi sumber dari
segala penjabaran norma baik norma hokum, norma moral maupun norma
kenegaraan lainnya.
Etika pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-
nilai pancasila yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan.
2.7. Pengertian dan Pentingnya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu, artinya kelima sila pancasila
merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Pentingnya pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu bagi mahasiswa
adalah untuk memperlihatkan peran pancasila sebagai rambu-rambu normative bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Selain itu, pengembangan ilmu dan
teknologi di Indonesia harus berakar pada budaya bangsa Indonesia itu sendiri dan
melibatkan partisipasi masyarakat luas (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan, 2016: 218).
3.1. Mengamati
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah: membaca,
mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang
dikembangkan adalah: melatih keunggulan, ketelitian, mencari informasi. Kegiatan
mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaning full
learning). Keunggulannya antara lain: menyanjikan media objek secara nyata,
peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaanya, serta dapat
memenuhi rasa keingin-tahuan peserta didik dan mereka akan dapet menemukan
fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran
yang disajikan oleh guru.
3.2. Menanya
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. Kompetensi yang
dikembangkan adalah mengembangkan kreatifitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritid yang perlu untuk hidup
cerdas dan belajar sepanjang hayat.
10
3.3. Mengumpulkan Informasi/Mencoba
Mengumpulkan informasi/eksperimen, kegiatan pembelajarannya antara lain:
a. Melakukan eksperimen
b. Membaca sumber lain selain buku teks
c. Mengamati objek/kejadian/aktivitas
d. Wawancara dengan narasumber.
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan
informasi/eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
3.4. Mengasosiasikan/Mengolah Informasi
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi informasi adalah:
a. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil
pengumpulan informasi, eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati.
b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah
keluasan sampai pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat yang berbeda atau yang bertentangan.
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi informasi adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan kemampuan berfikir induktif serta deduktif dalam
menyimpulkan.
3.5 Mengkomunikasikan
Kegiatan belajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berrdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Kompetensi yang dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berfikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, serta mengembangkkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
1. Definisi Sistem
Secara umum, pengertian sistem adalah suatu kesatuan, baik objek nyata
atau abstrak yang terdiri dari berbagai komponen atau unsur yang saling berkaitan,
saling tergantung, saling mendukung, dan secara keseluruhan bersatu dalam satu
kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Ada juga yang
berpendapat bahwa sistem adalah suatu paduan yang terdiri dari berbagai unsur atau
elemen yang dihubungkan menjadi satu kesatuan sehingga memudahkan aliran
11
informasi dan materi atau energi untuk meuwujudkan suatu tujuan tertentu. Secara
etimologis, istilah “sistem” berasal dari bahsa Latin (systēma) dan bahasa
Yunani (sustēma) yang sering dipakai untuk memudahkan dalam menggambarkan
interaksi di dalam suatu entitas. Istilah “sistem” sering digunakan dalam berbagai
bidang, sehingga maknanya akan berbeda-beda sesuai dengan bidang yang dibahas.
Namun, secara umum kata “sistem” mengacu pada sekumpulan benda yang saling
keterkaitan satu sama lainnya.
Berikut penjelasan sistem menurut beberapa para ahli:
a. Harijono Djojodihardjo
Sistem menururt Harijono Djojodihardjo adalah gabungan obyek yang memiliki
hubungan secara fungsi dan hubungan antara setiap ciri obyek, secara
keseluruhan menjadi suautu kesatuan yang berfungsi.
b. Indrajit
Menurut indrajit, pengertian sistem adalah kumpulan dari berbgaia komponen
yang saling memiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.
c. Colin Cherry
Menurut Colin Cherry, definisi sistem adalah suatu keseluruhan yang telah
dibentuk dari berbagai macam bagian atau suatu assambel dari berbagai macam
sifat dan bagian-bagian tersebut.
2. Unsur-Unsur Sistem
Sistem memiliki unsur yang pasti terdapat di dalamnya, berikut adalah keempat
unsur- unsur sistem, yakni:
a. Obyek : dalam sistem terdapat sekumpulan obyek (baik fisik/abstrak) dalam
bentuk elemen, bagian, atau variabel
b. Atribut : sesuatu yang menentukan mutu atau sifat kepemilikan suatu sistem dan
obyeknya.
c. Hubungan internal : setiap elemen dalam sistem saling terikat menjadi satu
kesatuan yang utuh.
d. Lingkungan : tempat atau wilayah dimana sistem berada.
12
filsafat memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis, dan dasar aksiologis yang
memiliki sistem filsafat yang berbeda dengan paham-paham filsafat di dunia.
a. Dasar ontologis
Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat
mutlak, oleh karena itu hakikat dasar ini juga termasuk sebagai dasar antropologi.
Karena manusia menjadi subjek pokok pendukung sila-sila Pancasila.
b. Dasar epistemologis
Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem
pengetahuan. Ini berarti Pancasila telah menjadi suatu belief system, sistem cita-
cita, menjadi suatu ideologi. Oleh karena itu Pancasila harus memiliki unsur
rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai sistem pengetahuan. Dasar
epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar
ontologisnya. Maka, dasar epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan
konsep dasarnya tentang hakikat manusia..
c. Dasar aksiologis
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu
kesatuan. Pancasila secara aksiologi memiliki 3 dimensi nilai. Ketiga nilai tersebut
adalah nilai dasar yaitu nilai-nilai dasar dari Pancasila yang tidak dapat dibantahkan
lagi yang meliputi nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan.
13
3. Kesatuan Yang Logis
Pancasila dengan kelima silanya pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang
bulat dan utuh, hal ini sesuai dengan Pancasila sebagai dasar filsafat negara. Untuk
menjadi dasar filsafat suatu negara harus merupakan suatu keutuhan sistematis.
Walaupun terdiri dari bagian-bagian yang berbeda dalam penyusunannya, namun
bagian-bagian tersebut tidak saling bertentangan dan tetap dalam suatu keutuhan
yang saling mengisi dan mengkualifikasi
14
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan Buku
• Buku Utama
- Adanya dialog pembicaraan para tokoh tokoh terdahulu dala meurumuskan
pancasila baik golongan muda ataupun golongan tua
- Setiap subbab materi lengkap adanya pengertian pengertian atau pendapat
dari beberapa tokoh ahli baik dari tahun lampau sampai tahun sekarang
- Bahasa yang digunakan dalam buku ini cukup mudah dipahami oleh
mahasiswa
• Buku Pembanding
- Materi yang dipaparkan oleh penulis cukup lengkap dan lebih banyak jika
dibandingkan dengan buku utama
- Pada bab V yaitu kedudukan pancasila sebagai dasar Negara, buku ini
menjelaskan secara singkat, pada tdan jelas dalam pemaparannya, mulai dari
pancasila sebagai “ Budaya Bangsa Indonesia” sampai dengan Pancasila sebagai
“Jati Diri Bangsa Indonesia”
- Buku ini memiliki banyak referensi dari berbagai sumber yang bisa dilihat
di daftar pustaka
B. Kelemahan Buku
• Buku Utama
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan perbandingan buku Utama dengan buku pembanding dapat
disimpulkan bahwa :
- Dilihat dari segi penampilan dan isi bukunya, buku utama lebih baik
daripada buku pembanding karena jenis kertas yang digunakan oleh buku utama
lebih bagus sehingga pembaca tidak mengalami kesulitan dalam membaca
meskipun tulisan yg terdapat didalam buku sedikit buram.
- Menurut saya, dilihat dari keluasan materi buku Pembanding lebih baik
daripada buku utama karena buku pembanding menjelaskan materi yang jauh lebih
jelas dan lengkap .
B. Saran
Dengan membaca kedua buku ini,diharapkan agar mahasiswa tidak bingung dan
semakin menambah wawasan mengenai Pendidikan Pancasila dan mahasiswa juga
dapat menginterpretasikannya dalam kehidupan sehari hari sehingga mampu
menjadi warga negara yang berintegritas dan nasionalisme. .
16
DAFTAR PUSTAKA
17