Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL BOOK REPORT

PENDIDIKAN PANCASILA

Dosen Pengampu : Dra. GARTIMA SITANGGANG, M.Si.

Disusun Oleh :

Nama : Kaisar Stevent Sembiring

NIM : 5213230024

Kelas : TE C

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK


ELEKTRO JURUSAN
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERISTAS
NEGERI MEDAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Saya juga ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait dan Dosen
Pengampu, yaitu Ibu Dra.Gartima Sitanggang, M.Si.. yang telah memberikan bimbingannya
dalam menyelesaikan tugas ini.

Dalam penulisan Critical Book Report ini, saya menyadari bahwa ada kekurangan dan
kesalahan yang mengiringinya. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga dalam penulisan berikutnya saya dapat menyelesaikan lebih baik lagi.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Semoga tugas ini dapat memenuhi tugas saya.

Medan, 18 Oktober 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 1

1.3 Tujuan ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 2

2.1 Identitas kedua Buku ......................................................................... 2

2.2 Ringkasan Isi Buku ............................................................................ 3

2.3 Kelebihan Kedua Buku ...................................................................... 20

2.4 Kekurangan Kedua Buku ................................................................... 21

BAB III PENUTUP ................................................................................. 22

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 22

3.2 Saran .................................................................................................. 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Critical Book Report ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila, dikarenakan Universitas Negeri Medan menerapkan kurikulum baru
yang mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), dan untuk mengetahui
materi yang berhubungan dengan Pancasila dari berbagai buku Pendidikan Pancasila yang
berbeda.

Banyaknya penulis dalam pembuatan buku menjadi hal yang menguntungkan bagi
pembaca sebab terdapat perbedaan pemahaman antara 1 penulis dengan yang lain. Sehingga
ini bisa menjadi referensi yang baik dalam berbagai hal yang terkait dengan suatu kemajuan,
misalnya dalam melakukan perbandingan, penelitian dan hal yang lainnya. Oleh karena itu,
penulis membuat Critical Book ini, untuk melihat perbedaan dan persamaan dari kedua buku
yang berbeda penulisnya.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa saja identitas dari kedua buku ?

2) Apa saja isi ringkasan dari kedua buku ?

2) Apa saja kelebihan dan kekurangan dari kedua buku ?

1.3 Tujuan

1) Melatih diri untuk berpikir kritis terhadap penyajian penulisan buku.

2) Menganalisis apa saja kelebihan dan kekurangan buku.

3) Memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan Pancasila.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identitas Kedua Buku

Keterangan Buku Utama Buku Pembanding

Judul Buku Pendidikan Pancasila Pancasila Membangun Karakter


Bangsa

Pengarang Drs. Halking, M.Si., dkk. Drs. Usiono, MA

Penerbit UPT MKWU UNIMED Hijri Pustaka Utama

Tahun Terbit 2018 2009

Gambar Cover

2
2.2 Ringkasan Isi Buku

 BUKU UTAMA (DIKTAT)


A. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PENDIDIKAN PANCASILA
1. Pemgertian Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Mata kuliah pendidikan Pancasila merupakan usaha dasar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian, dan keahlian
sesuai program studinya masing-masing. Pendidikan tentang Pancasila merupakan salah satu
cara untuk menanamkan pribadi pribadi normal dan berwawasan luas dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. .
2. Pentingnya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Pentingnya Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi adalah untuk menjawab
tantangan dunia dengan mempersiapkan warga negara yang mempunyai pengetahuan,
pemahaman , penghargaan, penghayatan, komiteman dan pola pengamalan pancssila. Hal
tersebut ditujukan untuk melahirkan lulusan yang menjadi kekuatan inti pembangunan dan
pemegang estafet kepemimpinan bangsa dalam setiap tingkatan lembaga-lembaga negara,
badan-badan negara, lembaga daera dan lain-lain
3. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila
Dari segi objek materil pengayaan materi atau substansi mata kuliah pendidikan
pancasila dapat dikembangkan melalui beberapa pendekatan diantaranya pendekatan historis,
sosiologis dan politik.
a. Sumber Historis Pendidikan Pancasila
Melalui pendekatan ini mahasiswa diharapkan dapat mengambil pelajaran atau
hikmah dari berbagai peristiwa sejarah , baik sejarah nasional maupun sejarah
bangsa-bangsa lain.
b. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila
Dalam perspektif sosiologi, suatu masyarakat pada suatu waktu dan tempat memiliki
nilai-nilai yang tertentu , melalui pendekatan sosiologis ini dapat mengkaji struktur
sosial,proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial , dan masalah-masalah
sosial.
c. Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila
Urgensi pendidikan yuridis ini adalah dalam rangka menegakkan undang-undang
yang merupakan salah satu kewajiban negara yang penting.

3
d. Sumber Politik Pendidikan Pancasila
Salah satu sumber pengayaan materi Pendidikan Pancasila adalah berasal dari
fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia. Tujuannya agar mampu mendiagnosa
dan mampu memformulasikan saran-saran tentang upaya usaha mewujudkan
kehidupan politik yang ideal sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
B. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH
BANGSA INDONESIA
Pengertian Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Pancasila merupakan produk autentik pendiri negara Indonesia (The Founding
Fathers).
2. Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan, dan adat
istiadat.
3. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat kenegaraan.
Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal berikut :
1. Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa, tetapi
terbukti Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
3. Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan
digali dari nilai-nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan
berkembang di bumi Indonesia.
4. Kemukakan argumen anda tentang Pancasila sebagai pilihan terbaik bangsa
Indonesia.
C. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendiri ketatanegaraan para negara
Republik Indonesia harus berdasarkan dan/atau harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal
tersebut bermakna, antara lain bahwa Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau spirit yang
mrnjiwai kegiatan membentuk negara seperti kegiatan mengamandemen UUD dan menjiwai
segala urusan penyenggaraan negara (Taniredja, dkk, 2016:130). Urgensi Pancasila sebagai
dasar negara, yaitu : 1) agar para pejabat publik dalam menyelenggarakan negara tidak
kehilangan arah, dan 2) agar partisipaai aktif seluruh warga negara dalam proses
pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan bangsa dijiwai, oleh nilai-nilai Pancasila.

4
D. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Pancasila sebagai dasar filsafat negara yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
mendasari seluruh hukum yang berlaku di Indonesia. Pancasila sebagau sistem filsafat
mengalami dinamika sebagai berikut: (1) Pada era pemerintahan Soekarno, gagasan Pancasila
merupakan filsofis Soekarno atas rencana berdirinya negara Indonesia merdeka. (2) Pada era
Soeharto, kedudukan Pancasila sebagai sistem filsafah berkembang ke arah yang lebih
praktis. Artinya filsafah Pancasila tidak hanya bertujuan mencari kebenaran dan
kebijaksanaan, tetapi juga digunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari. (3) Pada era
Reformasi, Pancasila sebagai sistem filsafat kurang terdengar resonasinya. Namun, Pancasila
sebagai sistem filsafat bergema dalam wacana akademik.
E. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI ETIKA
Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila sila
Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di
Indonesia. Pentingnya pncasila sebagai sistem etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi
rambu normative untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Pancasila sebagai sistem etika juga merupakan struktur pemikiran
yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara
Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku.
F. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI
PERKEMBANGAN ILMU
Pancasila sebagai dasar nilai perkembangan ilmu artinya kelima sila pancasila
merupakan pegangan dan pedoman dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pancasila sebagai paradigm ilmu pengetahuan adalah aktualisasi Pancasila di bidang
keilmuan sebagai panduan etik perkembangan ilmu. Pancasila sebagai landasan etik bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia berkaitan dengan aksiologi ilmu. Dalam
kapasitas aksiologi ilmu , nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila merupakan
sumber nilai, kerangka berpikir serta asas moralitas bagi pambangunan ilmu pengetahuan dan
terknologi di Indonesia.

5
 BUKU PEMBANDING

BAB I PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH DAN PERJUANGAN BANGSA


INDONESIA
Sejarah Indonesia dalam situasi sebelum proses perumusan Pancasila sebagai dasar
negara dimana rangkaian sejarah yang cukup panjang terdapat dua kerajaan kuno yang besar
dan megah, yaitu :
Masa Kerajaan Sriwijaya
Pusat ibu kota Sriwijaya adalah di Palembang. Prasasti lain yang menunjukkan
adanya kekuasaan Sriwijaya adalah Bukit Siguntang ( Kedukan Bukit ) dan Karang Brahi.
Dalam pertumbuhannya Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar. Hal ini ditunjang dari
beberapa faktor :
1) Letak Sriwijaya yang strategis , yaitu berada di jalur lintas hubungan dagang India
dengan Cina serta pelabuhannya tenag karena terlindung oleh pulau bangka
2) Runtuhnya kerajaan Fuhan sebagai kerajaan maritim menguntungkan Sriwijaya
karena ia bisa berkembang dalam perdagangan di Asia Tenggara
3) Majunya pelayaran dan perdagangan India dan Cina memberi Sriwijaya kesempatan
untuk berkembang dalam perdagangan di Asia Tenggara
4) Memiliki armada laut yang kuat untuk mengamankan lalu lintas pelayaran,
perdagangan serta daerah kekuasaannya
Masa Kerajaan Majapahit
Dalam pertunbuhannya, Majapahit banyak menerima unsur politik, budaya, sosial dan
ekonomi dari Singosari sebagai kerajaan yang mendahuluinya. Pendirinya adalah Raden
Wijaya yang berhasil menduduki tahta berkat bantuan dari Atya Wiraraja, bupati Madura
yang menghadiahkan daerah tarik kepada Raden Wijaya sebagai daerah kekuasaan. Pada
tahun 1293mM Raden Wijaya naik tahta dan bergelar Sri Kertarajasa Jayawardhana. Ia
memerintah dari tahun 1293 sampai wafatnya pada tahun 1309 M dan dimakamkan sebagai
Jina Buddha Wisnu dan Syiwa di Candi Simping dan Candi Buddha di Ataphura, kota
Majapahit.
Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan
Pada awal abad ke 16 mulai terdapat suasana baru di perairan Indonesia, yaitu
munculnya para pelaut berkulit putih di Eropa yang diawali oleh orang-orang Portugis.
Kemunculan para pelaut asing ini dipengaruhi oleh faktor :
a) Dorongan ekonomi

6
b) Melaksanakan misi menyebarkan agama kristen
c) Orang-orang Portugis gemar berpetualang
d) Kemajuan ilmu dan teknik pelayaran menyebabkan para pelaut itu bisa berlayar
sampai ke perairan Indonesia
Perjuangan Rakyat Demak Melawan Portugis
Pada tahun 1513 M , Pati Unus, putra Raden Patah menyerang Malaka tetapi gagal
karena persenjataan dan kekuatan armada kapal Demak. Pada tahun 1518 M sampai 1521
M ,m Pati Unus memerintah Demak menggantikan ayahnya. Selama memerintah ia selalu
memusuhi Portugis. Sementara itu, dalam kesempatan lain Portugis mengincar Pulau jawa,
tetapi Demak berusaha keras menghalau mereka.
Perlawanan Rakyat Aceh Melawan Portugis
Rakyat Aceh di bawah pimpinan Sultan IskandarMuda berjuang untuk
mempertahankan kedaulatan Aceh dan mengusir kekuasaan Portugis dari semenanjung
Malaka. Dengan persatuan dan kesatuan, Aceh dapat menggagalkan usaha penjajahan
Portugis di wilayahnya.
Perlawanan Rakyat Ternate Melawan Portugis
Di bawah pimpinan Sultan Hairun, rakyat Ternate menentang dan melawan
kekuasaan Potugis. Portugis mendesak lalu menawarkan perdamaian dan mengajak
perundingan. Teryata Sultan Khairun dihianati dan dibunuh. Sehingga rakyat Maluku
berkobar.
Kebangkitan Nasional
- Latar Belakang Lahirnya Pergerakan Nasional Indonesia
Pergerakan bangsa Indonesia melalui organisasi modern (politik) baru tumbuh mulai
tahun 1908, yaitu saat didirikannya Budi Utomo sebagai organisasi modern pertama di
Indonesia. Hari berdirinya organisasi ini yaitu tanggal 20 Mei kemudian dianggap sebagai
hari kebangkitan nasional.
- Bentuk dan Strategi Organisasi Pergerakan Nasional dalam Menghadapi
Kolonialisme
Budi Utomo
Pelopor Budi Utomo Dr. Wahidin Sudirohusodo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 di
Jakarta. Pada bulan Oktober 1908 mengadakan kongres pemuda yang pertama di Yogyakarta
dengan keputusan :
1. Budi Utomo tidak ikut kegiatan politik
2. Kegiatan utamanya ditunjukkan pada bidang pendidikan dan budaya

7
3. Ruang geraknya hanya di Jawa dan Madura
Serikat Islam, berdirinya Serikat Islam didahului oleh Serikat Dagang islam yang didirikan
pada tahun 1911 oleh Kayi Haji Samanhudi atas usulan RM. Tirto Adisurya. Tujuan
organisasi ini adalah mengajukan perdagangan Indonesia dan anggotanya mula-mula hanya
para pedagang yang beragama Islam.
Sumpah Pemuda
a. Kongres Pemuda
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia
Dalam rangka meningkatkan semangat persataun dan nasionalisme, Kongres Pemuda I pun
diselenggarakan pada bulan Mei 1926. Tujuan PPI adalah menggalangpersatuan seluruh
organisasi pemuda untuk berjuang bersama-sama melawan Belanda.
Pemuda Indonesia
Organisasi ini didirikan di Bandung pada tanggal 27 Februari 1927 oleh para pemuda
terpelajar yang pernah belajar di luar negeri dan bekas anggota Perhimpunan Indonesia
dengan Tujuan untuk memperkuat dan memperluas ide kesatuan nasional Indonesia.
b. Kongres Pemuda I
Kongres ini diselenggarakan pada tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926 di Jakarta. Dalam
kongres ini ditekannkan pentingnya persatuan dan kesatuan para pemuda untuk mencapai
Indonesia merdeka.
c. Kongres Pemuda II
Kongres ini diselenggarakan pada tanggal 26-28 Oktober 1928 di Jakarta. Kongres yang
dihadiri oleh 9 organisasi pemuda dan sejumlah tokoh politik seperti Sukarno, Sartono ,
Suryano ini membawa semanagat nasionalisme ke tingkat yang lebih tinggi.
Perjuangan Bangsa Indonesia pada Masa Penjajahan Jepang
Bangsa jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda, tetapi hal itu tidak berlaku lama.
Mereka mulai menindas rakyat dan akhirnya rakyatpun melawan. Sekalipun gagal ,
perlawanan ini sangat mempengaruhi semangat kemerdekaan rakyat Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
- Proses Pengesahan Pancasila sebagai dasar Negara
Dalam sidang mereka menghasilakan beberapa keputusan penting antara lain :
1. Mengesahkan UUD yang sebelumnya telah dipersiapkan
2. Memilih Ir. Seokarno sebagai Presiden dan drs. Moh Hatta sebagai wakil
3. Dalam masa peralihan pesiden untuk sementaradibantu Komite Nasional
Perjuangan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia

8
Dipenghujung oerang , Indonesia menghadapi rongrongan yag kemudian terus berlamgsung
sampai beberapa tahun kemudian. Beberapa peristiwa pemberontakan sempat mengguncang
Negara Republik Indonesia, antara lain peristiwa APRA di Bandung,gangguan keamanan
Andi Azis di Makassar, dan peristiwa RMs.
- Masa Demokrasi Liberal
Jatuh bangunnya kabinet mengakibatkan perekonomian yang buruk dan munculnya gerakan
gerakan separatis yang didukung oleh beberapa panglima Dewan Gajah. Pada bulan Maret
1957 Kabinet Ali Sastroamijoyo menyerahkan mandat kepada Presiden yang kemudian
mengumumkan bahwa negara dalam keadaan bahaya.
- Masa Orde Lama
Latar belakang lahirnya Dekrit Presiden adalah kehidupan politik yang labil, kegagalan
konstituante dalam menyusun UUD, dan terjadinya gangguan keamanan berupa
pemberontakan bersenjata di daerah-daerah, Adapun keluarnya Dekrit Presiden berisi : tidak
berlakunya UUDS 1950, pembubaran badan konstituante, dan pembentukan MPR sementara
dan DPA sementara.
Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
1. Bentuk pemerintahan presindensial
2. Pembentukan MPRS dengan penetapan presiden no.2 tahun 1959
3. Pembentukan DPAS berdasarkan penetapan presiden no 3 tahun 1959
4. Pembentukan Front Nasional melalui penetapan presiden no.13 tahun 1959
5. Pembentukan DPRGR, membubarkan DPR hasil pemilu
6. Manipol USDEK mengenai isi pidato Presiden Soekarno
- Masa Orde Baru
1. Masyarakat menuntut pelaku G30 S/PKI segera diadili dan PKI dibubarkan
2. Pada 10 Januari 1966 kesatuan-kesatuan aksi mendatangi halaman gedung DPRGR
3. Presiden Soekarno menuduh demostrasi-demonstrasi itu didukung oleh CIA
4. Pada 21 Februari 1966, Presiden melakukan perubahan terhadap Kabinet Dwikora
5. Pada tahun 24 februari 1966, kabinet Dwikora disempurnakan tersebut dilantik
- Keluarnya Supersemar
Situasi yang semakin panas mengharuskan presiden Soeharto mengeluarkan surat
perintah sebelas Maret (Supersemar) kepada Letjen Soeharto, yang diserahkan melalui tiga
perwira tinggi ABRI, yakni Mayjen Basoeki Rakhmat, Brigjen M. Yusuf, dan Brigjen Amir
Machmud.

9
- Penyerahan Kekuasaan
Pada 21-30 Maret 1968, MPRS mengadakan sidang umum V dimana mereka
mengangkat Jenderal Soeharto sebagai presiden RI sampai terpilihnya presiden oleh MPR
hasil pemilu.
PEMBANGUNAN NASIONAL
- Program pembangunan jangka panjang
- Pemilihan Umum
- Proses integrasi Timor Timur
- Pembangunan Timor Timur
MASA REFORMASI
Puncak dari permasalahan orde baru adalah pendudukan gedung MPR/ DPR oleh para
mahasiswa yang menuntut Soeharto untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden selama
hampir 32 tahun. Soeharto secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya pada tanggal 20
Mei 1998. Jabatan presiden dilimpahkan kepada B.J. Habibie yang disumpah pada tanggal 21
Mei 1998. Sejak saat itulah orde reformasi dan babak baru perkembangan demokrasi di
Indonesia dimulai
- Agenda Utama Masa Reformasi
Agenda pertama yang dilaksanakan adalah melantik kabinet "Reformasi
Pembangunan" pada tanggal 25 Mei 1998, disusul dengan mengusut kekayaan mantan
Presiden Soeharto beserta kroni-kroninya. Agenda kedua adalah menegakkan hukum dan
keadilan di segala sisi kehidupan bangsa yang didalamnya juga tersirat penegakkan
demokrasi dan pelaksanaan HAM di Indonesia. Agenda ketiga yang paling mendesak adalah
menstabilkan dan menguatkan ekonomi rakyat. Agenda keempat yang sering dituntut oleh
para mahasiswa adalah penghapusan Dwi fungsi ABRI ynag telah diselewengkan, dimana
ABRI menjadi alat politik penguasa untuk menegakkan kekuasaannya.
Sebagai catatan terakhir, pada masa Reformasi ini MPR juga berhasil
mengamandemen UUD 1945. Sampai tahun 2002 MPR telah sampai pada perubahan
keempat yang mencakup penghapusan salah satu lembaga negara, yaitu Dewan Pertimbangan
Agung (DPA).
BAB II PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN
Kondisi Objektif Indonesia Sebelum Kemerdekaan
Banyak studi menyebut Indonesia adalah sebuah negeri kepulauan yang terdiri atas 13
ribu lebih pulau dengan berbagai ukuran dan kepadatan penduduk, dihuni oleh 300 suku
dengan bahasa dan kebudayaan berbeda-beda. Inilah menjadi dasar para tokoh nasionlisme

10
dan perintis kemerdekaan Indonesia memilih "Bhineka Tunggal Ika" sebagai semboyan
kebangsaan sejak proklamasi kemerdekaan 1945.
Paradigma Baru Memahami Pancasila dan UUD 1945
Tanah air Indonesia adalah seluruh wilayah jajahan Belanda sesuai dengan fakta-fakta
ketika sumpah pemuda itu dikumandangkan. Wilayah ini sebenarnya lebih kecil dari wilayah
"Nusantara Satu" di bawah kekuasaan kerajaan Sriwijaya. Juga jauh berkurang dari wilayah
"Nusantar Dua", dibawah kekuasaan kerajaan Majapahit yang memiliki wilayah kekuasaan
hingga ke semenanjung malaya (Malaysia sekarang).
Di kepulauan lain di Indonesia seperti kesultanan Aceh di sumatera, kesultanan
Tidore dan Ternate di Maluku, sebagaimana menurut catatan perjalanan ahli bahasa
berkebangsaan Portugis, bahasa perantara di daerah-daerah itu juga menggunakan Bahasa
Melayu. Dengan demikian bahasa Melayu telah dipergunakan oleh bangsa Indonesia sejak
puluhan abad lamanya sebelum Indonesia merdeka. Bahasa Melayu semakin berkembang
pada zaman penjajahan. Lahirlah kemudian dialek Melayu Riau, Melayu Betawi, Melayu
Banjar, Melayu Manado, Melayu Ambon, dan seterusnya. Melalui kongres pemuda Indonesia
ke-2, pada 28 Oktober 1928, posisi bahasa Melayu sebagai lingua franca, ditingkatkan
menjadi bahasa nasional dengan nama bahasa Indonesia.
Polemik 1939-1940 antar Soekarno dengan M. Natsir tentang Hubungan Agama
dengan Negara
Pada kurun masa itu tengah terjadi pergeseran sistem pemerintahan dibeberapa
belahan dunia Islam yang sempat mempengaruhi model perjuangan pemuda dan kaum
intelektual Indonesia.
- Soekarno dan Pemisahan Agaman dengan Negara
Soekarno kemudian mengangkat tulisan : "Apa sebab turki memisahkan agama dari negara?",
Soekarno menulis : "Orang mengatakan bahwa Turki sekarang anti Islam, padahal seorang
seperti Frances Wodsmal, yang telah menyelidiki sebagian itu berkata : "Turki modern adalah
anti kolot, anti soal-soal lahir dalam hal-hal ibadat, tetapi tidak anti agama, Islam sebagai
kepercayaan person tidaklah dihapuskan dan tidak pula diberhentikan, aturan-aturan agama
pun tidak dihaluskan".
- M. Natsir dan Persatuan Agama dengan Negara
Pemikiran Mohammad Natsir tentang “Persatuan Agama dengan Negara”, merupakan
reaksi terhadap pemikiran Soekarno tentang “Pemisahan Agama dengan Negara” Sebagai
dikemukakan diatas. Tetapi bagi Natsir, “Persatuan Agama dan Negara” mengikut suatu
pengertian bahwa negara merupakan alat dan sarana, sedangkan tujuannya adalah mencapai

11
berlakunya Undang-undang Ilahi. Sementara Negara merupakan alat untuk mencapai tujuan
tersebut dalam arti, bahwa negara pada dasarnya merupakan alat bagi masyarakat Islam untuk
melaksanakan aturan-aturan agama.
Gagasan Pancasila Soekarno
Gagasan Soekarno tentang Pancasila dimulai ketika ia menyampaikan pidato di depan
sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato itu Soekarno memberikan landasan
kehidupan bagi bangsa Indonesia dengan lima dasar, yaitu: Kebangsaan Indonesia,
Internasionalisme atau perikemanusiaan, Musyawarah atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial,
Ketuhanan Yang Maha Esa. Kelima konsep hidup yang dikenal dengan Pancasila ini,
menurut Soekarno digali berdasarkan fenomena kehidupan agraris Indonesia dan ditemukan
dalma buku Kertagama. Dalam perkembangannya, gagasan Soekarno tentang “ lima dasar”
yang lahir pada 1 Juni 1945 ini, kemudian menerapkan “teori perasan”. Perasan pertama
menghasilkan “trisula”, yaitu sosio-nasionalis, sosial- demokrasi, dan ketuhanan.
Gagasan Dasar Negara Mohammad Natsir
Pandangan Mohammad Natsir tentang dasar negara bagi Indonesia lebih terfokus
pada kemungkinan dasar negara Islam. Kecenderungan terhadap Islam sebagai satu-satunya
dasar negara bagi Indonesia ini sesunguhnya sudah tercermin sebelum Indonesia merdeka.
Tepatnya ketika terjadi polemik dengan Soekarno tentang hubungan agama dengan negara.
Soekarno memiliki pandangan bahwa negara dengan agama harus dipisahkan, sementara
Natsir berpandangan bahwa agama dengan negara harus bersatu. Pandangan Mohammad
Natsir tentang dasar negara bagi Indonesia tetap konsisten pada dasar negara Islam sebagai
satu-satunya kemungkinan.
Pemikiran Pancasila Mohammad Yamin
1. Peri-Ketuhanan
2. Peri-Kemanusiaan
3. Kerakyatan (Demokrasi)
4. Kebangsaan Indonesia (Nasionalisme)
5. Keadilan Sosial
BAB III KONSENSUS NASIONAL TENTANG DASAR NEGARA RI
Pembentukan BPUPKI dan Lahirnya Pancasila
Pada akhir 1944, Angkatan Perang Jepang mengundurkan diri dari bagian Pasifik
Selatan, dan paad September 1944, tersiar ucapan P.M. Kasino tentang kemerdekaan
Indonesia yang akan dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Ucapan P.M. Jepang ini
disambut rakyat Indonesia dengan suka cita. Lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan

12
kembali. Bendera Merah-Putih juga boleh dikibarkan bersama-sama dengan bendera Hino-
Maru. Untuk menanggulangi kemungkinan gerakan fisik dan konfrontasi , pemerintahan
Jepang merasa perlu memantau secara ketat gerakan-gerakan menuju Kemerdekaan
Indonesia. Bulan Mei 1845 dibentuklah Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Segera setelah terbentuk, Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang diketuai oleh Dr. Radjiman Widioningrat tersebut
mengadakan sidang untuk pertama kali pada 29 Mei- 1 Juni 1945, kemudian dilanjutkan pada
tanggal 10-17 Juli 1945.
Panitia Sembilan dan Lahirnya Piagam Jakarta.
Paniti ini dibentuk karena tidak adanya respon Positif dari kalangan tokoh-tokoh
Islam mengenai Pidato Soekarno “Lahirnya Pancasila”. Mereka sulit menemukan
kesepakatan mengenai :Islam atau Pancasila. Maka dibentuklah panitia yang beranggotak 38
orang yang bertugas menilai dan membicarakan pidato soekrno sekaligus Membuat
randangan UU dan Persiapan Proklamasi Kemerdekaan. Panitia kecil selanjutnya menunjuk 9
orang untuk merumuskan kembali Falsafah Negara Indonesia. Mereka merupakan wakil
seluruh unsur partai, golongan, dan agama yang ada di Indoensia.
Dengan adanya bantuan dari Panitia 9 ini akhirnya bangsa Indonesia telah berhasil
mmbangun system Kenegaraan sesuai dengan cita-cita awal, sejak mereka berjuang mengusir
colonial penjajah, yaitu menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dengan nilai-
nilai ajaran agama (Islam).
Hasil Musyawarh Panitia Sembilan itu kemudian disampaikan kepada BPUPKI.
Selanjutnya Piagam Jakarta dan hasil rumusan UUD lainnya diperlukan, disyahkan sebagai
Konstitusi Resmi Republik Indonesia oleh Sidang BPUPKI pada tanggal 22 juni 1945.
PPKI dan Pengesahan Dasar Negara RI
Piagam Jakarta hasil kerja keras Panitia 9 bermur tidka lebih dari 2 bulan,
dikarenakan banyak protes dari golongan Kristen. Hal ini terjadi pada tanggal 17 agustus
1945, tidka lebih dari 6 jam setelah Soekarno Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.
Wakil-wakil Rakyat Indonesia bagian timur kebersatan dengan kalimat yang tercantum pada
pembukaan UUD, yang berbunyi “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam
bagi Pemeluk-pemeluknya”
Akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945 diadakan kembali rapat, sebelum
siding dimulai Moh, Hatta bersama Soekarno menemui bebreapa tokoh Islam yang masuk
dalam PPKI. Mereka kemudia mengadakan musyawarah. Tidak sampai 15 menit tokoh-tokoh

13
Islam itu selesai tanpa hambatan. Para tokoh Islam berhasil mengahapus tujuh kata dalam
pembukaan UUD, menajdi kaliman “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Republik Indonesia Serikat dan UUD RIS 1945
Dilangsungkannya Perjanjian Roem Royen oleh Agresi Belanda. Dalam Perjanjian ini
Delegasi Indonesia diketuai oleh Mohammad Roem. Masing-masing delegasi, pada akhir
perundingan tersebut meyepakati bahwa Republik Indosesia berbentuk Federasi, kmudia
dikenal dengan sebutan Republik Indonesia Serikat.
Percaturan dalam Kontituante
Adanya perdebatan sengit yang tak kunjung selesai di Majelois Konstituante, ternyata
mempengaruhi situasi politik diluar gedung konstituante. Suasana semakin panas dengan
munculnya pertikaian antara pemuda-pemuda Islam dengan Pemuda KOmunis di beberapa
daerah. Tugas majelis Konstituante untuk membahas persoalan-persoalan lainnya
sesungguhnya telah 90% yang bisa diselesaikan. Tetapi kerja yang dilakukan sepanjang tahun
1957-1959itu harus sia-sia setelah dasar negara gagal disepakti, kemudia dengan dukungan
TNI, Soekarno memberlakukan Dekrit Presiden dan membubarkan Konstituante.
BAB IV PANCASILA DALAM SISTEM IDEOLOGI POLITIK INDONESIA
Pancasila Sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara merupakan bagian lama dari kedudukan pancasila
dalam sistem kenegaraaan Indonesia. Ancasila sangat sesuai dengan kondisi dan
perkembangan politik indonesia. Tanpa kedudukan dan peran oancasila sebagai dasar
negara, fingsi-fungsi dan kedudukn pancasila dalam pedoman kehidupan kenegaraan yang
lain tidk akan bisa dilakukan.
Pancasila dan ideologi Bansa Indonesia
Pancasila sebagai ideologi merupakan bagian dari fungsi dan kedudukan Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ideologi adalah kumpulan ide-ide yang muncul
dan tumbuh dalam suatu pemerintahan negara. Salah satu dari dimensi ideologi politik adalah
pencerminan realitas yang hidup di masyarakat yang yang muncul untuk pertama kali Atau
paling tidak awal kelahirannya. dimensi kedua dari ideologi adalah dimensi idealisme yaitu
lukisan kemampuan memberikan harapan kepada berbagai kelompok yang ada dalam
masyarakat untuk memiliki kehidupan bersama secara lebih baik dan masa depan yang lebih
cerah.
Sedangkan dimensi ketiga adalah dimensi fleksibilitas yaitu lukisan kemampuan
untuk mempengaruhi sekaligus menyesuaikan diri dengan pertumbuhan atau perkembangan
masyarakat. Menurut soerjanto poespowardojo ideologi adalah suatu pilihan yang jelas dan

14
membawa komitmen untuk mewujudkan nya sejalan dengan itu sastrapratedja
mengemukakan bahwa ideologi memuat orientasi pada tindakan
Pancasila dan persatuan nasional nasional
Persatuan nasional menjadi sebuah cita-cita bangsa yang terus diperjuangkan Dalam
sejarah perjalanan bangsa Indonesia, untuk mewujudkan cita-cita tersebut nasionalisme
Pancasila mengharuskan kita menghilangkan penonjolan kesukuan keturunan ataupun
perbedaan warna kulit dengan demikian persatuan nasional atau nasionalisme merupakan
perasaan dan cita-cita bangsa Indonesia yang telah berurat dan berakar secara turun-temurun
sejak dahulu kala perasaan nasionalisme itu pula yang telah mendorong semangat Bangsa
Indonesia untuk bersatu mengusir penjajah.
BAB V PANCASILA DAN SISTEM FILSAFAT
Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani yang berarti cinta dan Sophia
yang berarti kebijaksanaan jadi filsafat Berarti cinta kebijaksanaan. Dr. LRJ gred dalam
bukunya Element tapi philosophia merumuskan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang
timbul dari prinsip-prinsip yang diketahui dengan kekuatan Budi kodrati dengan mencari
sebab musababnya Yang Terdalam.
1) Pendapat Muhammad Yamin
Dalam bukunya naskah persiapan undang-undang dasar 1945 Muhammad
Yamin menyebutkan ajaran Pancasila tersusun secara harmonis dalam suatu sistem
filsafat hakikat filsafat 1945 Muhammad Yamin menyebutkan ajaran Pancasila
tersusun secara harmonis dalam suatu sistem filsafat.
2) Pendapat soediman kartohadiprodjo dalam bukunya yang berjudul pikiran sekitar
Pancasila hadiprodjo mengemukakan Pancasila disajikan sebagai pidato untuk
memenuhi memberikan dasar filsafat negara.
3) Coro Di Dalam Seminar Pancasila drijarkara berpendapat antara lain:" tentu didahului
oleh filsafatkah 1ti'eltarischauun tu tidak dalam kalangan suku-suku primitif terdapat
juga 1ti'eltarischauung, akan tetapi tanpa rumusan filsafat'
4) pendapat notonagoro dalam lokakarya pengalaman Pancasila di Yogyakarta
Notonegoro antara lain mengatakan dinyatakan dalam kalimat keempat pada
Pembukaan undang-undang Dasar 1945 bahwa disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan dinyatakan dalam kalimat keempat
pada Pembukaan undang-undang Dasar 1945 bahwa disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa

15
kemanusiaan yang adil dan beradab persatuan Indonesia dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pendapat roeslan abdul gani di dalam bukunya resepkan dan amalkan Pancasila Ruslan Abdul
Gani antara lain mengatakan jika kita hendak menyimpulkan segala uraian di atas maka
kesimpulan itu adalah sebagai berikut Pancasila adalah filsafat negara yang lahir sebagai
collection ideologis dari seluruh bangsa Indonesia Filsafat Pancasila pada hakikatnya nya
merupakan suatu realita dan suatu noodzakelijkheid bagi keutuhan persatuan bangsa
Indonesia sebagai pada hakikatnya nya setiap filsafat adalah suatu noodzakelijkheid.
BAB VI PANCASILA SEBAGAI ETIKA
- Pengertian Nilai, Norma dan Nilai
Dalam tatanan nilai kehidupan bernegara, ada yang disebut dengan nilai dasar, nilai
instrumental dan nilai praktis. Penjelasaanya adalah sebagai berikut: (1) Nilai dasar adalah
asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang kurang lebih mutlak. (2) Nilai instrumental
adalah pelaksanaan umum nilai-nilai dasar, biasanya dalam wujud norma sosial atau norma
hukum yang sesuai dengan kebutuhan tempat dan waktu. (3) Nilai praktis adalah nilai yang
sesungguhnya dilaksanakan dalam kenyataan.
- Nilai dalam Kehidupan Berbangsa
Nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan berbangsa adalah Nilai ideal, Nilai
material, Nilai spiritual, Nilai pragmatis, Nilai positif, Nilai logis, Nilai etis, Nilai estetis,
Nilai sosial dan Nilai religious.
Moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan kelakuan. Jadi moral
adalah tingkah laku manusia yang dilakukan dengan sadar dipandang dari sudut baik dan
buruknya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai moral
perorangan, moral bangsa dan moral negara mempunyai pengertian: (1) Dasar negara
Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku. (2)
Pandangan hidup bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan serta memberi petunjuk
dalam mencapai kesejahteraan. (3) Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia karena Pancasila
merupakan ciri khas bangsa Indonesia.
- Pancasila sebagai Sumber Perubahan Hukum
Pancasila dipandang sebagai cita-cita hukum dapat memenuhi fungsi konstitutif dan
fungsi regulative. Fungsi Konstutif Pancasila merupakan fungsi yang menentukan dasar suatu
tata hukum yang memberi arti dan makna bagi hukum itu sendiri. Sedangkan Fungsi
Regulatif Pancasila menentukan apakah suatu hukum itu merupakan produk yang adil atau

16
tidak adil. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum. Sumber hukum Pancasila
meliputi dua pengertian yaitu sumber formal hukum dan sumber material hukum.
- Pancasila sebagai Nilai Pertahanan dan Keamanan
Petahanan dan keamanan ini dikaitkan dengan aparat penegak hukum yang memiliki
integritas sesuai dengan sumpah jawaban dan tanggung jawab moral sebagai hukum. Nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila adalah sebagai berikut: (1) Dalam sila Ketuhanan
Yang Maha Esa terkandung nilai-nilai religus. (3) Dalam sila Kemanusian yang adil dan
beradab terkandung nilai-nilai kemanusaian. (4) Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung
nilai persatuan bangsa. (5) Dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan terkandung nilai kerakyatan. (6) Dalam sila Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia terkandung nilai keadilan sosial.
- Istilah Etika & Pancasila sebagai Etika Politik
Pancasila sebagai etika, mengajak kita untuk berpikir kritis, otokritik, kaji banding
sehingga Pancasila yang kita terima sebagai dasar negara dan dasar kehidupan berbangsa
benar-benar hasil pilihan bangsa dan negara Indonesia, bukan sesuatu yang dipaksakan.
Dalam suasana Reformasi sekarng ini Pancasila juga merupakan etika politik.
Artinya, kehidupan berpolitik harus dilandasi nilai-nilai Pancasila sebagai arah perjuangan
reformasi benar-benar sesuai dengan cita-cita nasional Indonesia.
BAB VII PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN NASIONAL
- Makna dan Hakikat Pembangunan Nasional
Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan dan meliputi seluruh kehidupan maasyarakat, bangsa dan negara untuk
melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang termasuk dalam Pembukaan UUD
1945.
- Tujuan Pembangunan Nasional
Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur
yang merata berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
- Asas Pembangunan Nasional
Asas-asas pembangunan nasional diantaranya adalah: asas manfaat, asas usaha
bersama dan kekeluargaan, asas demokrasi, asas adil dan merata, asas perikemanusiaan dan
keseimbangan, asas kesadaran hukum dan asas kepercayaan kepada diri sendiri.
- Modal Dasar dan Faktor Dominan
Modal dasar pembangunan adalah keseluruhan sumber kekuatan nasional baik yang
sudah maupun akan dimiliki dan didaya gunakan oleh bangsa Indonesia dalam pembangunan

17
nasional, yaitu kemerdekaan, jiwa dan semangat persatuan, wilayah nusantara yang luas,
kekayaan alam, jumlah penduduk yang besar, keimanan dan ketakwaan, dll. sedangkan
Faktor dominan adalah segala sesuatu yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan
pembangunan untuk memperlancar pencapaian sasaran pembangunan nasional, yaitu
kependudukan dan sosial budaya, wilayah bercirikan kepulauan dan kelautan, sumber daya
alam yang beraneka, kualitas manusia dan masyarakat, disiplin nasional, manajemen
nasional, perkembangan regional dan global dan kemungkinan perkembangan.
- Kebijakan Pembangunan Nasional
Kebijakan pembangunan nasional di bidang hukum meliputi mengembangkan budaya
hukum di semua lapisan masyarakat, menata sistem hukum nasional, menegakkan hukum
secara konsisten, mewujudkan lembaga peradilan yang mandiri, mengembangkan peraturan
perundang-undangan menyelenggarakan dan menyelesaikan proses peradilan, dll.
Kebijakan pembangunan nasional di bidang politik dalam negeri meliputi
menyempurnakan UUD 1945, meningkatka peran MPR, DPR dan lembaga tinggi negara
lainnya, dll. Kebijakan pembangunan nasional di bidang politik luar negeri meliputi
mengupayakan komunikasi lintas multiaspirasi dan menjamin keewajiban semua pihak dapat
dilakukan dan tidak dirugikan.
BAB VIII PANCASILA, DEMOKRASI DAN SISTEM PENYELENGGARAAN
NEGARA
- Proklamasi Kemerdekaan dan Lahirnya Partai Politik
Pada pertengahan 1948, kabinet dipimpin oleh Mohammad Hatta yang menjabat
wakil presiden sekaligus perdana mentri. Pada saat itu kabinet Hatta harus menghadapi
gerakan Darul Islam. Sementara itu setelah melakukan agresi pertamanya yang tidak berhasil
secara signifikan. Agresi ini beru selesai setelah diadakannya perjanjian Roem Royen.
Perundingan itu mohammad roem royen hanya mendapat mandate dari Soekarno dan
Mohammad Hatta . Kedua tokoh ini secara de facto tidak berfungi lagi sebagai presiden dan
wakil presiden, karena keduanya berada dalam pengasingan. Perjanjian roem royen
merupakan gambaran bahwa permasalahan dalam negeri Indonesia saat itu sangat tidak
memungkin melaksanakan program utamanya.
- Demokrasi Liberal dan Jatuh Bangunnya Kabinet

Sejak kembali ke dalam bentuk negara kesatuan, sistem pemerintahan Indonesia


menggunakan sistem demokrasi liberal atau sering disebut sistem pemerintahan
parlementer.Menurut sistem ini kedudukan kepala negara (presiden)tidak dapat diganggu

18
gugat. Presiden dan militer merupakan kekuatan yang sifatnya ekstra parlementer. Fenomena
ini memang kemungkinan munculnya konflik antara militer dengan sipil. Fenomena
ketidakpuasan militer dan kecemburuan presiden soekarno pada gilirannya menimbulkan
konflik antara sipil militer yang menjadi ciri khas masa sistem pemerintahan masa demokrasi
liberal ini.

- Demokrasi Terpimpin dan Konsepsi Nasionali Agama dan Komunis (Nasakom)

Perjalanan Demokrasi Terpimpin memang tidak bertahan lama, konflik-konflik semakin


menajam antar berbagai komponen lembaga pemerintahan. Konflik tersebut bahkan
mencapai puncaknya dengan melibatkan kekuasaan militer. Sementara itu, Partai Komunis
Indonesia yang mulai merasa menjadi kekuatan politik yang dominan segara setelah
dibubarkannya Masyumi semakin Radiikal melakukan propaganda dan intimidasi terhadap
lawan-lawan politiknya. Secara praktis, demokrasi terpimpin situasi Indonesia memang
bahkan menjadi lebih baik malah ambruk di semua sector kehidupan.

- Pancasila, Reformasi dan Demokrasi Terbuka : Menuju Paradigma Baru

Upaya-upaya memahami Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara RI dengan
pemikiran – pemikiran baru sesuai dengan perkembangan politik bangsa Indonesia memang
perlu terus dilakukan. Pada tahun 2001, upaya mengubah dasar negara juga diwarnai berbagai
pro dan kontra yang tidak saja berlangsung di DPR/MPR tetapi bahkan meluas di kalangan
lembaga-lembaga independen di luar legislative. Dengan berdasarkan pada amanat ketetapan
MPR No. XI/MPR/2001 maka melanjutkan perubahan UUD 1945 dalam sidang tahunan
2002 merupakan hal yang amat penting. Dengan demikian, masalah bukan semata-mata
terletak pada keharusan mengganti Pancasila dan UUD 1945 sebagai paradigm baru
memahami Pancasila dan UUD 1945 dasar negara RI dengan dasar negara lain. Tetapi
bagaimana agar Pancasila memiliki peran yang benar-benar terhadap pembangunan
pemerintahan dan kemandirian rakyat Indonesia sebagai sebuah bangsa yang bermartabat.
Pancasila harus dilaksanakan dan diwujudkan, bukan hanya dipajang sebagai dekorasi yang
indah dan karena Pancasila adalah paham yang terbuka, kita harus bersedia mengambil segi-
segi positif dari paham-paham yang lain, guna memperkaya dan memperkuat nilai pancasila

19
2.3 Kelebihan Kedua Buku

No. Buku Utama Buku Pembanding

1. Terdapat panduan tugas-tugas mata kuliah, Penjelasan pada buku ini banyak
sehingga mempermudah mahasiswa dalam menggunakan point-point. Sehingga
mengerjakan tugas Pendidikan Pancasila. memudahkan pembaca memahami
materi yang disajikan.

2. Terdapat skenario sidang PPKI, sehingga Pemaparan isi buku banyak


menambah pengetahuan pembaca dalam menjelaskan peristiwa-peristiwa sejarah
hal sidang PPKI. Indonesia yang berkaitan pancasila
Sehingga menambah pengetahuan
pembaca

3. Materi yang disajikan tersusun secara rapi Deskripsi mengenai isi buku banyak
atau dengan kata lain tersistematis. menggunakan referensi dari banyak
sumber sehingga lebih meyakinkan
pembaca tentang penjelasan tersebut.

4. Penjelasan materinya tidak terlalu panjang, Terdapat isi Undang-Undang Dasar


sehingga langsung menjelaskan materi Republik Indonesia 1945 diakhir-akhir
yang terkait tersebut. halaman buku ini

20
2.4 Kekurangan Kedua Buku

No. Buku Utama Buku Pembanding

1. Tidak terdapat soal-soal evaluasi diakhir Tidak terdapat soal-soal evaluasi


materi, sehingga pembaca kurang bisa diakhir materi, sehingga pembaca
mengecek kemampuannya. kurang bisa mengecek kemampuannya.

2. Tidak terdapat contoh dalam kehidupan Penyusunan materinya kurang tersusun


sehari-hari mengenai penerapan materinya. secara sistematis. Dan terdapat coretan
pulpen yang sedikit menganggu.

3. Materi yang disajikan buku utama tidak Terdapat beberapa kekurangan


selengkap materi yang disajikan buku penulisan kata. Dan tidak terdapat
pembanding. rangkuman yang mempermuda
pembaca dalam membaca secara inti
materinya.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari kedua buku yang telah saya baca atau telaah, saya menyimpulkan bahwa
walaupun masing-masing buku menyajikan materi yang berbeda tetapi memiliki makna yang
sama. Masing-masing buku tersebut memiliki pengertian materi yang tidak jauh berbeda.
Pada buku pembanding materi yang disajikan lebih banyak, sehingga membuat pembaca
lebih memahami sedangakan di buku pembanding agak terbatas materi yang diberikan. Pada
buku utama terdapat skenario sidang PPKI sedangkan pada buku pembanding terdapat isi dari
UUD 1945. Walaupun masing-masing buku ini memilik kekuranga, tetapi tetap kedua buku
ini layak dijadikan sebagai referensi wawasan mengenai Pendidikan Pancasila.

3.2 Saran

Saran saya, sebaiknya kekurangan-kekurangan yang ada pada masing-masing buku


kedepannya dapat direvisi lebih baik lagi. Pada penulisan kalimat ataupun bahasa lebih
memperhatikan penggunaan PUEBI, dengan demikian pembaca akan lebih mudah
memahami makna dari materi yang disajikan.

22

Anda mungkin juga menyukai