Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL BOOK REPORT

“PANCASILA”
Dosen Pengampu :

Dra.Gartima Sitanggang,M.Pd

Oleh :

Kelompok 7

Julius Sihole (4181230003)

Lewis F Sitorus (4182230006)

Michael R S imanjuntak (4181230014)

Wahyudi Y Simanjuntak (4183530012)

Kelas : Matematika B 18

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah “Critical Book Report”
mata kuliah Pancasila ini. Saya juga berterima kasih kepada ibu dosen yaitu ibu Dra.Gartima
Sitanggang,M.Pd yang bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.

Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh Karena itu kami
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata Kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah “Critical Book Report”
ini dapat bermanfaat dan bias menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, Oktober 2019

Penyusun
Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ................................................................................................................. 4

B. Tujuan ............................................................................................................................. 4

C. Manfaat ........................................................................................................................... 4

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

A. IdentitasBuku .................................................................................................................. 5

B. Ringkasan Buku..............................................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN/ANALISIS

A. Kelebihan………………………………………………………………………………11

B. Kelemahan……………………………………………………………………………..11

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………12

B. Saran…………………………………………………………………………………...12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...13

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang

Critical Book Report (CBR) secara singkat dapat diartikan sebagai evaluasi terhadap
suatu buku atau artikel yang direview. Latar belakang saya membuat critical book ini yaitu
untuk mengevaluasi, seperti mengulas atau mereview, menginterprestasi serta menganalisis isi
sebuah buku, yang menitik beratkan pada evaluasi ( penjelasan, interprestasi dan analisis)
mengenai keunggulan dan kelemahan buku, apa yang menarik dari buku tersebut, bagaimana
isi buku tersebut bisa mempengaruhi cara berfikir pembaca dan menambah
pemahaman pembaca terhadap suatu bidang kajian tertentu. Dengan kata lain, melalui CBR
ini pembaca (reviewer) menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang
pembaca berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

B. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas Critical Book Report mata kuliah Pancasila.


2. Untuk mempelajari materi mengenai alasan Pancasila sebagai dasar pengembangan
ilmu
3. Mengkritisi untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan buku.

C. Manfaat

1. Menambah pengetahuan mengenai materi-materi Pancasila.


2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku.
3. Memperoleh pengetahuan bagaimana mengkritisi sebuah buku.

4
BAB II

RINGKASAN MATERI TOPIK BAHASAN


BUKU 1
Judul buku : Pendidkan Pancasila untuk perguruan tinggi
Pengarang : Intan ahmad
Penerbit : DIRJEN Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Tahun terbit : 2016

Kota terbit : Jakarta


ISBN : 978-602-6470-01-0
Tebal buku : 195 halaman

BUKU 2
Judul buku : Pendidkan Pancasila untuk perguruan tinggi
Pengarang : Yudi Latif,P.hD
Penerbit : Akademika
Tahun terbit : 2017

Kota terbit : Jakarta


ISBN : 978-602-6721-07-5
Tebal buku : 231 halaman

5
B.Ringkasan Materi topik Bahasan

BUKU 1

Relasi antara iptek dan nilai budaya, serta agama dapat ditandai dengan beberapa
kemungkinan sebagai berikut. Pertama, iptek yang gayut dengan nilai budaya dan agama
sehingga pengembangan iptek harus senantiasa didasarkan atas sikap human-religius. Kedua,
iptek yang lepas sama sekali dari norma budaya dan agama sehingga terjadi sekularisasi yang
berakibat pada kemajuan iptek tanpa dikawal dan diwarnai nilai human-religius. Hal ini
terjadi karena sekelompok ilmuwan yang meyakini bahwa iptek memiliki hukumhukum
sendiri yang lepas dan tidak perlu diintervensi nilai-nilai dari luar. Ketiga, iptek yang
menempatkan nilai agama dan budaya sebagai mitra dialog di saat diperlukan. Dalam hal ini,
ada sebagian ilmuwan yang beranggapan bahwa iptek memang memiliki hukum tersendiri
(faktor internal), tetapi di pihak lain diperlukan faktor eksternal (budaya, ideologi, dan agama)
untuk bertukar pikiran, meskipun tidak dalam arti saling bergantung secara ketat.
Relasi yang paling ideal antara iptek dan nilai budaya serta agama tentu terletak pada
fenomena pertama, meskipun hal tersebut belum dapat berlangsung secara optimal, mengingat
keragaman agama dan budaya di Indonesia itu sendiri. Keragaman tersebut di satu pihak
dapat menjadi kekayaan, tetapi di pihak lain dapat memicu terjadinya konflik. Oleh karena
itu, diperlukan sikap inklusif dan toleran di masyarakat untuk mencegah timbulnya konflik.
Untuk itu, komunikasi yang terbuka dan egaliter diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Fenomena kedua yang menempatkan pengembangan iptek di luar
nilai budaya dan agama, jelas bercorak positivistis. Kelompok ilmuwan dalam fenomena
kedua ini menganggap intervensi faktor eksternal justru dapat mengganggu objektivitas
ilmiah. Fenomena ketiga yang menempatkan nilai budaya dan agama sebagai mitra dialog
merupakan sintesis yang lebih memadai dan realistis untuk diterapkan dalam pengembangan
iptek di Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya dan agama
dari bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia mengakomodir seluruh
aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian pula halnya dalam
aktivitas ilmiah. Oleh karena itu, perumusan Pancasila sebagai paradigma ilmu bagi aktivitas
ilmiah di Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat niscaya. Sebab, pengembangan ilmu
yang terlepas dari nilai ideologi bangsa, justru dapat mengakibatkan sekularisme, seperti yang
terjadi pada zaman Renaissance di Eropa. Bangsa Indonesia memiliki akar budaya dan religi
yang kuat dan tumbuh sejak lama dalam kehidupan masyarakat sehingga manakala

6
pengembangan ilmu tidak berakar pada ideologi bangsa, sama halnya dengan membiarkan
ilmu berkembang tanpa arah dan orientasi yang jelas.

A.Pancasila sebagai dasar Nilai Pengembangan Ilmu

1.Konsep Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

 bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di Indonesia
haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
 bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai- nilai Pancasila
sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri.

 bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagipengembangan iptek di


Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara
bertindak bangsa Indonesia.

 bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideology bangsa Indonesia
sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian ilmu)

Keempat pengertian Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu sebagaimana dikemukakan


di atas mengandung konsekuensi yang berbedabeda. Pengertian pertama bahwa iptek tidak
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mengandung asumsi bahwa
iptek itu sendiri berkembang secara otonom, kemudian dalam perjalanannya dilakukan
adaptasi dengan nilai-nilai Pancasila

2.Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Pentingnya Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu dapat ditelusuri ke dalam hal-hal
sebagai berikut.

 Pertama, pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia dewasa
ini seiring dengan kemajuan iptek menimbulkan perubahan dalam cara pandang
manusia tentang kehidupan. Hal ini membutuhkan renungan dan refleksi yang
mendalam agar bangsa
Indonesia tidak terjerumus ke dalam penentuan keputusan nilai yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa.

 Kedua, dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan iptek terhadap lingkungan hidup
berada dalam titik nadir yang membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang
akan datang. Oleh karena itu, diperlukan tuntunan moral bagi para ilmuwan dalam
pengembangan iptek di Indonesia
7
 Ketiga, perkembangan iptek yang didominasi negara-negara Barat dengan politik
global ikut mengancam nilainilai khas dalam kehidupan bangsa Indonesia, seperti
spiritualitas, gotong
royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa keadilan.

B.Menanya Alasan Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Alasan Pancasila diperlukan sebagai dasar nilai pengembangan iptek dalam kehidupan bangsa
Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut.

 Pertama, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh iptek, baik dengan dalih
percepatan pembangunan daerah tertinggal maupun upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat perlu mendapat perhatian yang serius. Penggalian tambang batubara,
minyak, biji besi, emas, dan lainnya di Kalimantan, Sumatera, Papua, dan lain-lain
dengan menggunakan teknologi
canggih mempercepat kerusakan lingkungan. Apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut,
maka generasi yang akan datang, menerima resiko kehidupan yang rawan bencana
lantaran kerusakan lingkungan dapat memicu terjadinya bencana, seperti longsor,
banjir, pencemaran akibat limbah, dan seterusnya.
 Kedua, penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat
menjadi sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang
berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis.
Artinya, penggunaan benda-benda teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia
dewasa ini telah menggantikan peran nilainilai luhur yang diyakini dapat menciptakan
kepribadian manusia Indonesia yang memiliki sifat sosial, humanis, dan religius.
Selain itu, sifat tersebut kini sudah mulai tergerus dan digantikan sifat individualistis,
dehumanis, pragmatis, bahkan cenderung sekuler.
 Ketiga, nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai daerah
mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti: budaya gotong royong digantikan
dengan individualis yang tidak patuh membayar pajak dan hanya menjadi free rider di
negara ini, sikap bersahaja digantikan dengan gaya hidup bermewah-mewah,
konsumerisme; solidaritas sosial digantikan dengan semangat individualistis;
musyawarah untuk mufakat digantikan dengan voting, dan seterusnya

BUKU 2
8
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dewasa ini mencapai kemajuan pesat

sehingga peradaban manusia mengalami perubahan yang luar biasa. Pengembangan iptek

tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya, artinya iptek selalu berkembang dalam

suatu ruang budaya. Perkembangan iptek pada gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai

budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas, di pihak lain

iptek perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam pengembangannya agar

tidak merugikan umat manusia. Relasi antara iptek dan nilai budaya, serta agama dapat

ditandai dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut:

1. iptek yang gayut dengan nilai budaya dan agama sehingga pengembangan iptek harus
senantiasa

2. didasarkan atas sikap human-religius.

3. iptek yang lepas sama sekali dari norma budaya dan agama sehingga terjadi sekularisasi
yang berakibat pada kemajuan iptek tanpa dikawal dan diwarnai nilai human-religius. Hal ini
terjadi

4. karena sekelompok ilmuwan yang meyakini bahwa iptek memiliki hukum-hukum sendiri
yang lepas dan tidak perlu diintervensi nilai-nilai dari luar.

5. iptek yang menempatkan nilai agama dan budaya sebagai mitra dialog di saat diperlukan.

Dalam hal ini, ada sebagian ilmuwan yang beranggapan bahwa iptek memang
memiliki hukum tersendiri (faktor internal), tetapi di pihak lain diperlukan faktor eksternal
(budaya, ideologi, dan agama) untuk bertukar pikiran, meskipun tidak dalam arti saling
bergantung secara ketat. Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai
budaya dan agama dari bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
mengakomodir seluruh aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
demikian pula halnya dalam aktivitas ilmiah. Oleh karena itu, perumusan Pancasila sebagai
paradigma ilmu bagi aktivitas ilmiahdi Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat niscaya.
Sebab, pengembangan ilmu yang terlepas dari nilai ideologi bangsa, justru dapat
mengakibatkan sekularisme, seperti yang terjadi pada zaman Renaissance di Eropa. Bangsa
Indonesia memiliki akar budaya dan religi yang kuat dan tumbuh sejak lama dalam kehidupan
masyarakat sehingga manakala pengembangan ilmu tidakberakar pada ideologi bangsa, sama
halnya dengan membiarkan ilmu berkembang tanpa arah dan orientasi yang jelas.

9
Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Konsep Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengertian Pancasila


sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu pada beberapa jenis pemahaman.
bahwa setiap ilmu pengetahuandan teknologi (iptek) yang dikembangkan di Indonesia
haruslah tidakbertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.bahwa setiap
iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor
internal pengembangan iptek itu sendiri.bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu
normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar
tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia.bahwa setiap
pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideology bangsa Indonesia sendiri atau
yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian ilmu). Urgensi Pancasila
sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pentingnya Pancasila sebagai dasar pengembangan
ilmu dapat ditelusuri kedalam hal-hal sebagai berikut: pluralitas nilai yang berkembang dalam
kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini seiring dengan kemajuan iptek menimbulkan
perubahan dalam cara pandang manusia tentang kehidupan.Hal ini membutuhkan renungan
dan refleksi yang mendalam agar bangsa Indonesia tidak terjerumus ke dalam penentuan
keputusan nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa dampak negatif yang
ditimbulkan kemajuan iptek terhadap lingkungan hidup berada dalam titik nadir yang
membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
diperlukan tuntunan moral bagi para ilmuwan dalam pengembangan iptek di Indonesia.
perkembangan iptek yang didominasi negara-negara Barat dengan politik global ikut
mengancam nilainilai khas dalam kehidupan bangsa Indonesia, seperti spiritualitas, gotong
royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa keadilan.

Oleh karena itu,diperlukan orientasi yang jelas untuk menyaring dan menangkal
pengaruhnilai-nilai global yang tidak sesuai dengan nilai- nilai kepribadian bangsa Indonesia.

10
BAB III
PEMBAHASAN/ANALISIS
A.KELEBIHAN
A.1 Buku Pertama

Buku memilik bahasa yang bagus dan mudah dipahami untuk menelaah stiap bagian-
bagian terutama pokok bahasan mengenai normalisasi dan bahsa query. Buku ini juga
dilengkapi berbagai contoh untuk membantu lebih memahami materi-materi tersebut.

A.2 Buku Kedua

Buku ini memiliki bahsa yang bagus dan mudah dipahami materi yang ada. Serta
dilengkapi contoh yang mumpuni.intinya,pada dasarnya memiliki kelebihan yang sama
dengan buku pertama

B.KEKURANGAN

A.1 Buku Pertama

Menurut kami,buku ini tidak memiliki kekurangan

A.2 Buku Kedua

Buku pertama ini menggunakan kata-kata yang tidak perlu atau sering menggunakan
pemborosan kalimat.selain itu,kurangnya format sintaks untuk pengaplikasiannya di
aplikasi.sehingga para pembaca harus mencari tambahan buku untuk dapat menerapkan
materi di pengaplikasiannya

11
BAB IV
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Pada dasarnya kedua buku adalah bagus.hanya saja ada beberapa bagian yang
memiliki nilai tambahaan yang membuatnya lebih sempurna.kami lebih merekomendasi buku
ke 1.karena menurut kami isi,penjelasan dan berbagai contoh yang ada sudah cukup untuk
lebih memahami pembaca untuk pengaplikasiannya.

B.SARAN
Diharapkan setelah melakukan critical book report ini para pembaca lebih dapat
menemukan buku mana yang lebih bagus dalam arti dari segi penjelasan,pemaparan materi
serta berbagaiu contoh untuk pengaplikasiannya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Intan Ahmad,2016, Pendidkan Pancasila untuk perguruan tinggi, DIRJEN Pembelajaran dan

Kemahasiswaan,Jakarta

Yudi Latif,2017, Pendidkan Pancasila untuk perguruan tinggi,Akademika,Jakarta

13

Anda mungkin juga menyukai