Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Nim : 5202451004
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
Rahmat dan Penyertaan-Nya, penulis masih bisa menyelesaikan tugas Critical Book Re ini
dengan baik yang mana untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan Pancasila. Terima
kasih juga kami ucapkan kepada pihak-pihak yang membantu penulis dalam mengerjakan tugas
ini.
Adapun ulasan-ulasan diperoleh dari buku yang berjudul “Pendidikan Pancasila Untuk
Perguruan Tinggi”, mulai dari Identitas Buku, Keunggulan dan Kelemahan Buku, serta
Kesimpulan dan Saran dari buku tersebut. Terlepas dari itu semua, Penulis juga menyadari
bahwa tugas Critical Book Review yang dikerjakan ini masih ada kekurangan dan kesalahan
baik dari segi penyusunan kalimat maupun pembahasan materi nya serta jauh dari kata
sempurna.
Oleh karena itu, saya sangat berharap kepada Saudara-Saudari sekalian yang membaca
tugas ini dengan senang hati saya menerima dan membutuhkan saran, kritik serta ide-ide dari
pembaca sekalian.Demikianlah kata pengantar dari saya, jika ada kesalahan mohon
dimaafkan.Sekian dan Terimakasih.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Identitas Buku...............................................................................................................5
B. Ringkasan Buku .......................................................................................................6-19
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................23
A. Kesimpulan...................................................................................................................23
B. Saran..............................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................24
4
BAB I
PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan mempunyai sifat
yang universal, yaitu Pancasila. Sehubungan dengan hal ini, maka bangsa Indoneisa harus
memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sebagai upaya membentuk karakter
bangsa dan tidak menyimpang dari nilai-nilai pancasila. Adapun Pengertian Pancasila dalam
sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
1. Supaya kita dapat mengetahui sistem pengerjaan CBR dari mata kuliah Pendidikan
Pancasila.
4. Supaya kita dapatmengetahui secara dalam mengenai Hakikat, sejarah, ideologi, bentuk
dalam pelajaran Pendidikan Pancasila.
2. Supaya kita dapat menambah wawasan kami mengenai makna dari sebuah Pancasila.
5
BAB II
IDENTIFIKASI BUKU
Buku Utama :
Buku Pembanding :
BUKU UTAMA
Budaya merupakan proses cipta, rasa, dan karsa yang perlu dikelola dan
dikembangkan secara terus-menerus. Budaya dapat membentuk identitas suatu
bangsa melalui proses inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai identitas bangsa
Indonesia merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi
tersebut.Kebudayaan itu sendiri mengandung banyak pengertian dan definisi. Salah
satu defisini kebudayaan adalah sebagai berikut: ”suatu desain untuk hidup yang
merupakan suatu perencanaan dan sesuai dengan perencanaan itu masyarakat
mengadaptasikan dirinya pada lingkungan fisik, sosial, dan gagasan”.definisi kebudayaan
ini ditarik ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka negara Indonesia
memerlukan suatu rancangan masa depan bagi bangsa agar masyarakat dapat
menyesuaikan diri dengan situasi dan lingkungan baru, yakni kehidupan berbangsa yang
mengatasi kepentingan individu atau kelompok.
Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian
bangsa disepakati oleh para pendiri negara (political consensus) sebagai dasar negara
Indonesia (Bakry, 1994: 161). Kesepakatan para pendiri negara tentang Pancasila
sebagai dasar negara merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil pada waktu itu
merupakan sesuatu yang tepat.
1. Sumber Historis
8
Sumber historis yaitu sumber yang mengacu pada perkembangan adat istiadat,
kebudayaan, dan agama yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak
zaman dahulu. Seperti, sila pertama yang isinya Ketuhanan sudah ada pada zaman
dahulu, meskipun dalam praktik pemujaan yang beranekaragam, tetapi pengakuan
tentang adanya Tuhan sudah diakui sejak dulu. Namun cara pemujaan nya yang berbeda
seperti kepercayaan kepada kekuatan supranatural.
2. Sumber Sosiologis
Sumber sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga
sekarang. Salah satu nilai yang dapat ditemukan dalam masyarakat Indonesia sejak
zaman dahulu hingga sekarang adalah nilai gotong royong. Misalnya dapat dilihat,
bahwa kebiasaan bergotongroyong, baik berupa saling membantu antar tetangga
maupun bekerjasama untuk keperluan umum di desa-desa. Hal ini disebabkan karena
masyarakat secara bersama-sama mengumpulkan iuran melalui pembayaran pajak yang
dimaksudkan untuk pelaksanaan pembangunan.
3. Sumber Politis
2. Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan, dan adat
istiadat.
Indonesia.
3. Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan
digali dari nilai-nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan
berkembang di bumi Indonesia.
bangsa Indonesia.
E. Tugas Belajar Lanjut: Proyek Belajar Tentang Pentingnya Kajian Pancasila Melalui
Pendekatan Sejarah.
2. Alasan banyak pihak yang tetap ingin mempertahan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia.
Pada bab ini, Anda diajak untuk memahami konsep, hakikat, dan pentingnya
Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, atau dasar filsafat negara Republik
Indonesia dalam kehidupan bernegara. Hal tersebut penting mengingat peraturan
perundang-undangan yang mengatur organisasi negara, mekanisme
penyelenggaraan negara, hubungan warga negara dengan Negara yang semua itu
harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
kehidupan berbangsa dan bernegara, berperan serta dalam pergaulan dunia dengan
menjunjung tinggi penegakan moral dan hukum; mengidentifikasi dan mengevaluasi
peraturan perundang-undangan dan kebijakan negara baik yang bersifat idealis maupun
praktis-pragmatis dalam perspektif Pancasila sebagai dasar negara; mengkritisi
peraturan perundang- undangan dan kebijakan negara, baik yang bersifat idealis
maupun praktis dalam perspektif Pancasila sebagai dasar negara.
Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang berdaulat yang dengan tata
pemerintahan melaksanakan tata tertib atas suatu umat di suatu daerah tertentu.
Diponolo menyimpulkan 3 (tiga) unsur yang menjadi syarat mutlak bagi adanya negara
yaitu:
Ketiga unsur tersebut lazim dinyatakan sebagai unsur konstitutif. Selain unsur konstitutif
ada juga unsur lain, yaitu unsur deklaratif, dalam hal ini pengakuan dari negara lain.
Berbicara tentang negara dari perspektif tata negara paling tidak dapat dilihat dari 2 (dua)
pendekatan, yaitu:
a. Negara dalam keadaan diam, yang fokus pengkajiannya terutama kepada bentuk dan
struktur organisasi negara
Bentuk negara, sistem pemerintahan, dan tujuan negara seperti apa yang ingin
diwujudkan, serta bagaimana cara mewujudkan tujuan d a r i negara tersebut, akan
ditentukan oleh dasar negara yang dianut oleh negara yang bersangkutan. Dengan
kata lain, dasar negara akan menentukan bentuk negara, bentuk dan sistem
pemerintahan, dan tujuan negara yang ingin dicapai, serta jalan apa yang ditempuh
untuk mewujudkan tujuan suatu negara.
12
Salah satu contoh pengaruh dasar negara terhadap bentuk negara. Konsekuensi
Pancasila sebagai dasar negara bagi negara Republik Indonesia, antara lain: Negara
Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk Republik (Pasal 1 UUD Negara
Republik Indonesia 1945). Pasal tersebut menjelaskan hubungan Pancasila tepatnya
sila ketiga dengan bentuk negara yang dianut oleh Indonesia, yaitu sebagai negara
kesatuan bukan sebagai negara serikat. pasal tersebut menegaskan bahwa Indonesia
menganut bentuk negara republik bukan despot (tuan rumah) atau absolutisme
(pemerintahan yang sewenang-wenang). Konsep negara republik sejalan dengan sila
kedua dan keempat Pancasila, yaitu negara hukum yang demokratis. Demikian pula
dalam Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia 1945, “kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Hal tersebut
menegaskan bahwa negara Republik Indonesia menganut demokrasi konstitusional
bukan demokrasi rakyat seperti yang terdapat pada konsep negara-negara komunis. Di
sisi lain, pada Pasal 1 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia 1945, ditegaskan bahwa,
“negara Indonesia adalah negara hukum”. Prinsip tersebut mencerminkan bahwa
negara Indonesia sejalan dengan sila kedua Pancasila. Hal tersebut ditegaskan oleh
Atmordjo (2009:25) bahwa : “konsep negara hukum Indonesia merupakan perpaduan 3
(tiga) unsur, yaitu Pancasila, hukum nasional, dan tujuan negara”.
1.satu-satunya tujuan bagi raja ialah membuat negara kuat dan berkuasa. Hal ini hanya
mungkin dicapai dengan memiliki tentara yang besar dan kuat. Teori ini dikemukakan
oleh shan yang ( pujangga filsuf cina, 4-3 SM).
2. Raja harus tahu bahwa ia senantiasa dikelilingi oleh orang-orang yang selalu mengintai
kelemahan dan menunggu kesempatan menerkam atau merebut kedudukannya, maka raja
haruslah menyusun dan menambah kekuatan terus menerus. Teori ini dikemukakan oleh
Nicollo Machiavelli (1469-1527).
3. Tujuan hidup umat manusia adalah penjelmaan tokoh pilihan dari mereka yang paling
sempurna atau maha manusia (ubermensch). Hidup itu adalah serba perkembangan, serba
13
memenangkan dan menaklukkan, dan serba meningkat terus keatas. Teori ini dikemukakan
oleh Fridriech Nietzsche (1844 – 1900).
BUKU PEMBANDING
BAB 1 PENDAHULUAN
Pancasila Negara Kesatuan Republik Indinesia (NKRI), UUD 1945, Bhineka Tunggal
Ika adalah harga mati bagi bangsa indonesia. Keempat pilar nasional ini harus bersinergi
dengan demokrasi yang sudah menjadi pilihan bagi gerakan reformasi.
Kemajemukan adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dihindari oleh Indonesia
sebagai sebuah bangsa yang besar. Pada saat yang sama kemajemukan juga tidak bileh
menjadi pemicu hilangnya rasa persatuan Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara
kesatuan..
Setelah Orde Baru berakhir pada 1998, ideologi negara Indonesia Pancasila seakan
hilang bersamaan dengan tamatnya pemerintahan Presiden Soeharto. Sepanjang
14
kekuasaan orde baru, Pancasila selalu hadir dalam setiap pidato kepala negara dan pejabat
dibawahnya. Pendidikan Pancasila digalakkan di berbagai tingkatan dan penataran
dilakukan bagi pegawai pemerintah dan masyarakat. Tiada hari tanpa Pendidikan
Pancasila. Suasana tersebut berubah total setelah gerakan reformasi muncul dan
mengakhiri kekuasaan panjang Orde baru. Pancasila tak lagi menjadi jagoan pembangunan.
Pancasila untuk beberapa saat hilang dari sambutan elit bangsa Indonesia, apalagi dari
kalangan masyarakat.
Mengiringi gerakan reformasi dan demokratisasi, Indonesia tidak sepi dari ujian dan
ancaman disentigasi. Ujian setelah lengsernya Presiden Soeharto adalah lepasnya Timor-
timor dari genggaman Negara Republik Indonesia. Namun demikian,euforia demokrasi
telah mengubah secara signifikan Indonesia menjadi masyarakat yang terbuka dan kritis.
Demokrasi saat ini masih dipahami kebanyakan masyarakat sebagai tiket murah
untuk melakukan atau bertindak melanggar hukum, menyuarakan hak dari kewajiban dan
memaksakan kehendak kelompok. Transisi demokrasi Indonesia masih diwarnai tindakan
anarkis, baik antar warga negara dengan negara maupun diantara negara dengan warga
Negara.
Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan
membedakannya dengan bangsa lain. Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa banyak
dikaitkan dengan sebutan “identitas nasional”. Namun demikian, proses pembentukan
identitas nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terus berkembang
dan kontekstual mengikuti perkembangan zaman.
dengan angka tindakan korupsi dikalangan birokrasi dan swasta yang masih tinggi. Sebuah
kenyataan paradoks dari ungkapan-ungkapan positif atas identitas bangsa Indonesia.
Secara etimologis, kata demokrasi (dari kata yunani) adalah bentukan dari dua kata
demos (rakyat) dan cratein atau cratos ( kekuasaan dan kedaulatan). Perpaduan kata
demos dan cratein atau cratos membentuk kata demokrasi yang memiliki pengertian
umum sebagai sebuah bentuk pemerintahan rakyat dan dilakukan secara langsung oleh
rakyat atau melalui wakil dari mereka melalui para wakil mereka melalui mekanisme
pemilihan yang berlangsung secara bebas.
Demokrasi tidak datang dengan tiba-tiba dari langit. ia merupakan proses panjang
melalui pembiasaan, pembelajaran, dan penghayatan. Untuk tujuan ini dukungan sosial dan
dukungan demokratis adalah mutlak dibutuhkan. Keberhasilan demokrasi ditunjukkan
oleh sejumlah mana demokrasi sebagai perinsip acuan hidup bersama antar warga negara
dan antara warga negara dengan negara dijalankan dan dipatuhi oleh kedua belah pihak.
A. Pengertian Konstitusi berasal dari bahasa Prancis yaitu constituer yang berarti
membentuk. Dalam bahasa Latin kata konstitusi merupakan gabungan dua kata yakni cume
berarti “bersama dengan” dan statuere berarti “membuat sesuatu agar berdiri” atau
“mendirikan, menetapkan sesuatu”. Istilah konstitusi (constitution) dalam bahasa Inggris
memiliki makna yang lebih luas dari UUD, yakni keseluruhan dari peraturan-peraturan
16
baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara
bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
C. Sejarah Perkembangan Konstitusi Konstitusi sebagai suatu kerangka hidup politik telah
lama dikenal sejak zaman Yunani yang memiliki beberapa kumpulan hokum. Sejalan
dengan perjalanan waktu, pada masa Ke-kaisaran Roma pengertian konstitusi mengalami
perubahan makna yang memilki pengaruh cukup besar sampai abad pertengahan yang
memberikan inspirasi bagi tumbuhnya paham Demokrasi Perwakilan dan Nasionalisme.
Selanjutnya pada abad VII lahirlah Piagam Madinah atau konstitusi Madinah. Piagam
Madinah dibentuk pada awal masa Klasik Islam (622 M) meru- pakan aturan pokok tata
kehidupan bersama di Madinah.
A. Pengertian Negara. Istilah Negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing: state
(Inggris) staat (Belanda dan Jerman) atau etat(Perancis). Secara etimologi, Negara
diartikan sebagai organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang memiliki
cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam suatu kawasan dan mempunyai pemerintahan yang
brdaulat.
C. Unsur – unsur Negara Ada tiga unsur penting yaitu rakyat, wilayah dan pemerintah.
1. Rakyat Adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan
bersama sama mendiami suatu wilayah tertentu. 2. Wilayah Adalah unsur Negara yang
harus terpenuhi karena tidak mungkin ada Negara tanpa ada batas-batas territorial yang
jelas. Secara umum wilayah dalam sebuah Negara biasanya mencakup daratan, perairan
(samudra, laut dan sungai) dan udara. 3. Pemerintah Adalah alat kelengkapan Negara yang
harus bertugas memimpin organisasi Negara untuk mencapai tujuan bersama didirikannya
sebuah Negara. 4. Pengakuan Negara Lain Hal ini hanya bersifat deklaratif, bukan
konstitusif sehingga tidak bersifat mutlak.
Ada dua macam pengakuan suatu Negara, yakni pengakuan de facto ialah pengakuan atas
fakta adanya Negara dan pengakuan de jure merupakan pengakuan akan sahnya suatu
Negara atas dasar pertimbangan yuridis menurut hokum.
A. Pengertian HAM. Menurut Locke, hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodarti. HAM
adalah hak dasar setiap manusia yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa. HAM ini tertuang dalam UU Nomor 39 Tahun 1999. Menurut UU, hak asasi
manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hokum, pemerintah dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
merumuskan dasar-dasar ketatanegaraan dan kelengkapan Negara yang menjamin hak dan
kewajiban dan warga Negara yang hendak diproklamirkan. Perjuangan Boedi Oetomo
adalah perjuangan akan kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui
organisasi massa dan konsep perwakilan rakyat. 2. Peirode Setelah Kemerdekaan a.
Periode 1945 - 1950 Sepanjang periode ini, wacana HAM bisa dicirikan pada: - bidang sipil
dan politik - bidang ekonomi, social dan budaya b. Periode 1950- 1959 Dikenal dengan
masa demokrasi parlementer. c. Periode 1959 – 1966 .Masa berakhirnya Demokrasi
Liberal, digantikan oleh sistem Demokrasi Terpimpin. d. Periode 1966 – 1998 e.
Periode Pasca – Orde Baru .
harmoni social. Juga dapat memberikan nilai, tradisi, karya seni, karya cipta, bahasa dan
karya sastra local.
C. Sejarah Otonomi Daerah di Indonesia UU No.1 Tahun 1945 yang mengatur tentang
pemerintahan daerah pascaproklamasi kemerdekaan. Ditetapkannya undang-undang ini
merupakan hasil dari berbagai pertimbangan
tentang sejarah pemerinthan di masa kerajaan serta pada masa pemerintah colonial. Dalam
undang-undang ini ditetapkan tiga jenis daerah otonom, yaitu keresidenan, kabupaten dan
kota. Periode berlakunya undang-undang ini sangat terbatas. Sehingga dalam kurun waktu
tiga tahun belum ada peraturan pemerintah yang mengatur mengenai penyerahan urusan
kepada daerah. Undang- undang ini kemudian diganti dengan UU No. 22 Tahun 1948 UU
tersebut berfokus pada pengaturan tentang susunan pemerintahan daerah yang
demokratis.
BAB 9 TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH (GOOD AND CLEAN
GOVERNANCE)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Inti Sari
BUKU UTAMA : Inti sari dari buku utama yang saya riview yaitu bab 3 yang
membahas tentang kedudukan Pancasila sebagai dasar negara. Pokok bahasan ini mengkaji
hubungan antara Pancasila dan Proklamasi, hubungan antara Pancasila dan Pembukaan
UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, penjabaran Pancasila dalam pasal-pasal UUD
Negara Republik Indonesia tahun 1945, implementasi Pancasila dalam pembuatan
kebijakan negara, khususnya dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan
hankam.Mahasiswa diajak untuk memahami konsep, hakikat, dan pentingnya Pancasila
sebagai dasar negara, ideologi negara, atau dasar filsafat negara Republik Indonesia dalam
kehidupan bernegara.
BUKU PEMBANDING : Inti sari dari buku pembanding yaitu menjelaskan tentang
Identitas nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan membedakannya dengan
bangsa lain. Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa banyak dikaitkan dengan sebutan
“identitas nasional”. Namun demikian, proses pembentukan identitas nasional bukan
sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terus berkembang dan kontekstual
mengikuti perkembangan zaman.Maraknya kerusuhan sosial di sejumlah daerah
menunjukkan tatanan sosial masyarakat Indonesia sudah berubah. Tindakan-tindakan
anarkis atau perusakan fasilitas umum dibangun dari uang rakyat. Semangat dan
antusiasme keagamaan sebagaimana terlihat pada semaraknya perayaan hari-hari besar
keagamaan, tidak sebanding lurus dengan angka tindakan korupsi dikalangan birokrasi
dan swasta yang masih tinggi. Sebuah kenyataan paradoks dari ungkapan-ungkapan positif
atas identitas bangsa Indonesia.
1. Keunggulan Buku
1.Dimana Buku ini menurut saya dari segi warna dan sampul sudah menarik, karena
kebanyakan pembaca tertarik pada buku itu ialah ketika ia melihat buku itu bewarna,
bergambar dan bagus untuk dibaca serta tulisan dalam buku nya pun bagus.
2.Buku ini juga terlihat bagus dari sisi Rangkuman, karena dalam buku ini dilampirkam
juga rangkuman dari setiap bab. Hal itu membuat pembaca yang menggunakan buku ini
dapat membaca rangkuman atau kesimpulan dari tiap bab yang dibaca.
3.Buku ini juga dilengkapi link-link atau website di setiap gambar yang ditampilkan di
setiap bab. Itu sebabnya buku ini sudah terjamin mutu nya karena melampirkan website.
4.Materi yang tercantum dalam buku ini sudah lumayan lengkap dan sedikit lebih rinci
sehingga bisa dijadikan buku utama dalam pembelajaran.
2. Kelemahan Buku
1.Menurut saya, buku ini sudah sempurna Cuma bagi saya buku ini terlalu banyak
melampirkan dan menyuruh peserta didik / Mahasiswa yang menggunakan buku harus
extra dalam mengerjakan tugas rutin di setiap sub-bab maupun di akhir bab.
2.Adanya penjabaran materi yang terlalu panjang membuat siapa yang membaca terkadang
bosan dan ngantuk dikarenakan selain kalimat panjang adanya kalimat-kalimat yang
kurang dimengerti.
22
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Adapun saran saya menganai buku ini ialah Bagi Mahasiswa/Pelajar, Mahasiswa
sebagai insan akademis yang bermoral Pancasilais juga harus terlibat dan berkontribusi
langsung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai perwujudan sikap tanggung
jawab warga negara. Tanggung jawab yang penting berupa sikap menjunjung tinggi
moralitas dan menghormati hukum yang berlaku di Indonesia. Buku ini sangat cocok
digunakan sebagai materi pendukung ketika pembelajaran berlangsung. Karena buku ini
sangat lengkap materinya, dimana dijabarkan semua mulai dari konsep, definisi, gambar,
menurut para ahli dan sejarah. Dan Bagi Pembaca, buku ini sangat cocok dibaca-baca atau
untuk sebagai pendukung referensi tambahan tugas. Karena biasanya pembaca jauh lebih
23
tertarik membaca buku ketika ada tugas yang disuruh oleh Guru / Dosen untuk mencari
pendukung referensi buku lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
24