Anda di halaman 1dari 24

1

CRITICAL BOOK REPORT

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Disusun Oleh :

Nama : Tika Sitanggang

Nim : 5202451004

Kelas : PTIK A 2020

Dosen Pengampu : Surya Dharma S.Pd.,M.Pd

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
2

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
Rahmat dan Penyertaan-Nya, penulis masih bisa menyelesaikan tugas Critical Book Re ini
dengan baik yang mana untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan Pancasila. Terima
kasih juga kami ucapkan kepada pihak-pihak yang membantu penulis dalam mengerjakan tugas
ini.

Adapun ulasan-ulasan diperoleh dari buku yang berjudul “Pendidikan Pancasila Untuk
Perguruan Tinggi”, mulai dari Identitas Buku, Keunggulan dan Kelemahan Buku, serta
Kesimpulan dan Saran dari buku tersebut. Terlepas dari itu semua, Penulis juga menyadari
bahwa tugas Critical Book Review yang dikerjakan ini masih ada kekurangan dan kesalahan
baik dari segi penyusunan kalimat maupun pembahasan materi nya serta jauh dari kata
sempurna.

Oleh karena itu, saya sangat berharap kepada Saudara-Saudari sekalian yang membaca
tugas ini dengan senang hati saya menerima dan membutuhkan saran, kritik serta ide-ide dari
pembaca sekalian.Demikianlah kata pengantar dari saya, jika ada kesalahan mohon
dimaafkan.Sekian dan Terimakasih.

Medan, September 2021

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

A. Latar Belakang CBR.......................................................................................................4


B. Tujuan CBR.....................................................................................................................4
C. Manfaat CBR...................................................................................................................4
BAB II PENDAHULUAN........................................................................................................5

A. Identitas Buku...............................................................................................................5
B. Ringkasan Buku .......................................................................................................6-19

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................19

A. Inti Sari Buku..........................................................................................................20-21


B. Kelemahan/Kelebihan buku.........................................................................................22

BAB IV PENUTUP.................................................................................................................23

A. Kesimpulan...................................................................................................................23
B. Saran..............................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................24
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan mempunyai sifat
yang universal, yaitu Pancasila. Sehubungan dengan hal ini, maka bangsa Indoneisa harus
memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sebagai upaya membentuk karakter
bangsa dan tidak menyimpang dari nilai-nilai pancasila. Adapun Pengertian Pancasila dalam
sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

1. Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia (TheFounding fathers).


2. Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan, dan adat
istiadat.
3. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat kenegaraan.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah saya ini ialah :


1. Untuk memenuhi salah satu tugas Critical Book Review dari mata kuliah Pendidikan
Pancasila.
2. Untuk lebih mengetahui secara dalam mengenai Hakikat, sejarah, ideologi, bentuk dalam
pelajaran Pendidikan Pancasila.
3. Untuk lebih menambah wawasan kami mengenai makna dari sebuah Pancasila.

1.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat makalah saya ini ialah :

1. Supaya kita dapat mengetahui sistem pengerjaan CBR dari mata kuliah Pendidikan
Pancasila.
4. Supaya kita dapatmengetahui secara dalam mengenai Hakikat, sejarah, ideologi, bentuk
dalam pelajaran Pendidikan Pancasila.
2. Supaya kita dapat menambah wawasan kami mengenai makna dari sebuah Pancasila.
5

BAB II
IDENTIFIKASI BUKU

2.1 Identitas Buku

Buku Utama :

Judul Buku : Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi


Penulis Buku : Tim Penyusun RISTEKDIKTI
Penerbit :Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Tahun Terbit : 2016
Jumlah Hal : vi + 242 Halaman
ISBN : 978-602-6470-01-0

Buku Pembanding :

Judul Buku : Pancasila,Demokrasi,HAM,dan Masyarakat Madani


Penulis Buku : A.Ubaedillah dan Abdul Rozak
Penerbit : Kencana
Tahun Terbit : 2015
Jumlah Hal : 250 Halaman
ISBN : 979-3465-03-4
6

2.2 Uraian Isi Buku

BUKU UTAMA

BAB II BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA?

A. ALASAN DIPERLUKANNYA PANCASILA DALAM SEJARAH BANGSA INDONESIA


1. Pancasila Sebagai Identitas Bangsa Indonesia

Budaya merupakan proses cipta, rasa, dan karsa yang perlu dikelola dan
dikembangkan secara terus-menerus. Budaya dapat membentuk identitas suatu
bangsa melalui proses inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai identitas bangsa
Indonesia merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi
tersebut.Kebudayaan itu sendiri mengandung banyak pengertian dan definisi. Salah
satu defisini kebudayaan adalah sebagai berikut: ”suatu desain untuk hidup yang
merupakan suatu perencanaan dan sesuai dengan perencanaan itu masyarakat
mengadaptasikan dirinya pada lingkungan fisik, sosial, dan gagasan”.definisi kebudayaan
ini ditarik ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka negara Indonesia
memerlukan suatu rancangan masa depan bagi bangsa agar masyarakat dapat
menyesuaikan diri dengan situasi dan lingkungan baru, yakni kehidupan berbangsa yang
mengatasi kepentingan individu atau kelompok.

Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan hasil inkulturasi, yaitu proses


perpaduan berbagai elemen budaya dalam kehidupan masyarakat sehingga menjadikan
masyarakat berkembang secara dinamis. (J.W.M. Bakker, 1984:22) menyebutkan
adanya beberapa saluran inkulturasi, yang meliputi: jaringan pendidikan, kontrol, dan
bimbingan keluarga, struktur kepribadian dasar, dan self expression. Haviland
menegaskan bahwa akulturasi adalah perubahan besar yang terjadi sebagai akibat dari
kontak antarkebudayaan yang berlangsung lama. Hal-hal yang terjadi dalam akulturasi
meliputi: 1) Substitusi; penggantian unsur atau kompleks yang ada oleh yang lain yang
mengambil alih fungsinya dengan perubahan struktural yang minimal; 2) Sinkretisme;
percampuran unsur-unsur lama untuk membentuk sistem baru; 3) Adisi; tambahan
unsur atau kompleks-kompleks baru; 4) Orijinasi; tumbuhnya unsur-unsur baru untuk
memenuhi kebutuhan situasi yang berubah; 5) Rejeksi; perubahan yang berlangsung
cepat dapat membuat sejumlah besar orang tidak dapat menerimanya sehingga
menyebabkan penolakan total atau timbulnya pemberontakan atau gerakan
kebangkitan.

2. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


7

Dikatakan sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai ketuhanan,


kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental dan
tingkah laku serta amal perbuatan. Sikap , tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia
memiliki ciri khas. Setiap pribadi bangsa mencerminkan bagaimana keadaannya sendiri,
sama j u g a halnya dengan ideologi bangsa. Meskipun nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan juga terdapat dalam ideologi bangsa-bangsa lain,
tetapi bagi bangsa Indonesia kelima sila tersebut mencerminkan kepribadian bangsa
karena diangkat dari nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia sendiri dan dilaksanakan
secara simultan. Selain itu, proses akulturasi dan inkulturasi juga ikut memengaruhi
kepribadian bangsa Indonesia dengan berbagai variasi yang sangat beragam. Nilai- nilai
spiritual, sistem perekonomian, politik, budaya merupakan contoh keunggulan yang
dimiliki dan berakar dari kepribadian masyarakat Indonesia sendiri.

3. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Pancasila disebut sebagai pandangan hidup bangsa indonesia, artinya nilai-nilai


ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya,
kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia yang dijadikan
sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad
yang kuat untuk mengamalkannya dalam kehidupan nyata. Pancasila dikatakan sebagai
pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila melekat dalam kehidupan masyarakat dan
dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak dalam kehidupan sehari hari.

4. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa

Setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-masing, yang dinamakan volkgeist


(jiwa rakyat atau jiwa bangsa). Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan
lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila telah ada sejak dahulu kala bersamaan dengan
adanya bangsa Indonesia.

5. Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur

Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian
bangsa disepakati oleh para pendiri negara (political consensus) sebagai dasar negara
Indonesia (Bakry, 1994: 161). Kesepakatan para pendiri negara tentang Pancasila
sebagai dasar negara merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil pada waktu itu
merupakan sesuatu yang tepat.

B. MENGGALI SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS, DAN POLITIS PANCASILA DALAM


SEJARAH BANGSA INDONESIA

1. Sumber Historis
8

Sumber historis yaitu sumber yang mengacu pada perkembangan adat istiadat,
kebudayaan, dan agama yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak
zaman dahulu. Seperti, sila pertama yang isinya Ketuhanan sudah ada pada zaman
dahulu, meskipun dalam praktik pemujaan yang beranekaragam, tetapi pengakuan
tentang adanya Tuhan sudah diakui sejak dulu. Namun cara pemujaan nya yang berbeda
seperti kepercayaan kepada kekuatan supranatural.

2. Sumber Sosiologis

Sumber sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga
sekarang. Salah satu nilai yang dapat ditemukan dalam masyarakat Indonesia sejak
zaman dahulu hingga sekarang adalah nilai gotong royong. Misalnya dapat dilihat,
bahwa kebiasaan bergotongroyong, baik berupa saling membantu antar tetangga
maupun bekerjasama untuk keperluan umum di desa-desa. Hal ini disebabkan karena
masyarakat secara bersama-sama mengumpulkan iuran melalui pembayaran pajak yang
dimaksudkan untuk pelaksanaan pembangunan.

3. Sumber Politis

Sebagaimana diketahui bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila


bersumber dan digali dari local wisdom, budaya, dan pengalaman bangsa Indonesia,
termasuk pengalaman dalam berhubungan dengan bangsa-bangsa lain. Nilai-nilai
Pancasila, misalnya nilai kerakyatan dapat ditemukan dalam suasana kehidupan
pedesaan yang pola kehidupan bersama yang bersatu dan demokratis yang dijiwai oleh
semangat kekeluargaan sebagaimana tercermin dalam sila keempat Kerakyatan Yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Semangat
seperti ini diperlukan dalam mengambil keputusan yang mencerminkan musyawarah.

C. MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA DALAM


SEJARAH BANGSA INDONESIA

1. Argumen Tentang Dinamika Pancasila Dalam Sejarah Bangsa

Dinamika Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia memperlihatkan adanya pasang


surut dalam pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Pada zaman
pemerintahan presiden Soeharto, Pancasila dijadikan pembenar kekuasaan melalui
penataran P-4 sehingga pasca turunnya Soeharto ada kalangan yang mengidentikkan
Pancasila dengan P-4. Pada masa pemerintahan e r a reformasi, ada
kecenderungan para penguasa tidak respek terhadap Pancasila, seolah-olah
Pancasila ditinggalkan.

2. Argumen Tentang Tantangan Terhadap Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa


Dan Bernegara
9

Salah satu tantangan terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara adalah meletakkan nilai-nilai Pancasila tidak dalam posisi sebenarnya
sehingga nilai-nilai Pancasila menyimpang dari kenyataan hidup berbangsa dan
bernegara.

3. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa


Indonesia untuk Masa Depan

1.Esensi Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa

Pada hakikatnya pancasila merupakan Philosofische Grondslag dan Weltanschauung.


Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat negara (Philosofische Grondslag) karena
mengandung unsur-unsur sebagai berikut: alasan filosofis berdirinya suatu negara yaitu
karena setiap produk hukum di Indonesia harus berdasarkan nilai Pancasila. Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa mengandung unsur-unsur sebagai berikut: nilai-nilai
agama, budaya, adat istiadat.

2. Urgensi Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa

Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia dikarenakan hal-hal berikut:


pengidentikan Pancasila dengan ideologi lain, penyalahgunaan Pancasila sebagai alat
justifikasi kekuasaan rezim tertentu, melemahnya pemahaman dan pelaksanaan nilai
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

D. Rangkuman Tentang Pengertian Dan Pentingnya Pancasila Dalam Kajian


Sejarah Bangsa Indonesia

Pengertian Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal sebagai


berikut:

1. Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia (TheFounding


fathers).

2. Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan, dan adat
istiadat.

3. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat kenegaraan.

Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal berikut:

1. Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan


dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa,


10

tetapi terbukti Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa

Indonesia.

3. Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan
digali dari nilai-nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan
berkembang di bumi Indonesia.

4. Kemukakan argumen Anda tentang Pancasila sebagai pilihan terbaik

bangsa Indonesia.

E. Tugas Belajar Lanjut: Proyek Belajar Tentang Pentingnya Kajian Pancasila Melalui
Pendekatan Sejarah.

Untuk memahami dinamika proses perumusan dan pengesahan Pancasila sebagai


dasar negara, Anda dapat mencari informasi dari berbagai sumber tentang:

1. Latar belakang sikap beberapa pihak dalam masyarakat yang menolakPancasila


sebagai dasar negara.

2. Alasan banyak pihak yang tetap ingin mempertahan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia.

3. Kemukakan pendapat dan penilaian Anda tentang perbedaan pandangan tersebut.

4. Bagaimana sikap Anda dalam menghadapi perbedaan tersebut?

BAB III BAGAIMANA PANCASILA MENJADI DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA?

Pada bab ini, Anda diajak untuk memahami konsep, hakikat, dan pentingnya
Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, atau dasar filsafat negara Republik
Indonesia dalam kehidupan bernegara. Hal tersebut penting mengingat peraturan
perundang-undangan yang mengatur organisasi negara, mekanisme
penyelenggaraan negara, hubungan warga negara dengan Negara yang semua itu
harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Berkomitmen dalam menjalankan ajaran agama dalam konteks Indonesia yang


berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945; sadar dan berkomitmen melaksanakan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 dan ketentuan hukum di bawahnya, sebagai wujud
kecintaannya pada tanah air; mengembangkan karakter Pancasilais yang teraktualisasi
dalam sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, cinta damai, responsif dan proaktif; bertanggungjawab atas keputusan yang
diambil berdasar pada prinsip musyawarah dan mufakat; berkontribusi aktif dalam
11

kehidupan berbangsa dan bernegara, berperan serta dalam pergaulan dunia dengan
menjunjung tinggi penegakan moral dan hukum; mengidentifikasi dan mengevaluasi
peraturan perundang-undangan dan kebijakan negara baik yang bersifat idealis maupun
praktis-pragmatis dalam perspektif Pancasila sebagai dasar negara; mengkritisi
peraturan perundang- undangan dan kebijakan negara, baik yang bersifat idealis
maupun praktis dalam perspektif Pancasila sebagai dasar negara.

A. Menelusuri Konsep Negara, Tujuan Negara dan Urgensi Dasar Negara


1. Menelusuri Konsep Negara

Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang berdaulat yang dengan tata
pemerintahan melaksanakan tata tertib atas suatu umat di suatu daerah tertentu.

Diponolo menyimpulkan 3 (tiga) unsur yang menjadi syarat mutlak bagi adanya negara
yaitu:

a. Unsur tempat, atau daerah, wilayah atau territoir

b. Unsur manusia, atau umat (baca: masyarakat), rakyat atau bangsa

c. Unsur organisasi, atau tata kerjasama, atau tata pemerintahan.

Ketiga unsur tersebut lazim dinyatakan sebagai unsur konstitutif. Selain unsur konstitutif
ada juga unsur lain, yaitu unsur deklaratif, dalam hal ini pengakuan dari negara lain.
Berbicara tentang negara dari perspektif tata negara paling tidak dapat dilihat dari 2 (dua)
pendekatan, yaitu:

a. Negara dalam keadaan diam, yang fokus pengkajiannya terutama kepada bentuk dan
struktur organisasi negara

b. Negara dalam keadaan bergerak, yang fokus pengkajiannya terutama kepada


mekanisme penyelenggaraan lembaga-lembaga negara, baik di pusat maupun di daerah.
Pendekatan ini juga meliputi bentuk pemerintahan seperti apa yang dianggap paling
tepat untuk sebuah negara.

Bentuk negara, sistem pemerintahan, dan tujuan negara seperti apa yang ingin
diwujudkan, serta bagaimana cara mewujudkan tujuan d a r i negara tersebut, akan
ditentukan oleh dasar negara yang dianut oleh negara yang bersangkutan. Dengan
kata lain, dasar negara akan menentukan bentuk negara, bentuk dan sistem
pemerintahan, dan tujuan negara yang ingin dicapai, serta jalan apa yang ditempuh
untuk mewujudkan tujuan suatu negara.
12

Salah satu contoh pengaruh dasar negara terhadap bentuk negara. Konsekuensi
Pancasila sebagai dasar negara bagi negara Republik Indonesia, antara lain: Negara
Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk Republik (Pasal 1 UUD Negara
Republik Indonesia 1945). Pasal tersebut menjelaskan hubungan Pancasila tepatnya
sila ketiga dengan bentuk negara yang dianut oleh Indonesia, yaitu sebagai negara
kesatuan bukan sebagai negara serikat. pasal tersebut menegaskan bahwa Indonesia
menganut bentuk negara republik bukan despot (tuan rumah) atau absolutisme
(pemerintahan yang sewenang-wenang). Konsep negara republik sejalan dengan sila
kedua dan keempat Pancasila, yaitu negara hukum yang demokratis. Demikian pula
dalam Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia 1945, “kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Hal tersebut
menegaskan bahwa negara Republik Indonesia menganut demokrasi konstitusional
bukan demokrasi rakyat seperti yang terdapat pada konsep negara-negara komunis. Di
sisi lain, pada Pasal 1 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia 1945, ditegaskan bahwa,
“negara Indonesia adalah negara hukum”. Prinsip tersebut mencerminkan bahwa
negara Indonesia sejalan dengan sila kedua Pancasila. Hal tersebut ditegaskan oleh
Atmordjo (2009:25) bahwa : “konsep negara hukum Indonesia merupakan perpaduan 3
(tiga) unsur, yaitu Pancasila, hukum nasional, dan tujuan negara”.

2. Menelusuri Konsep Tujuan Negara

Menurut Atmordjo (2009:25) bahwa : “konsep negara hukum Indonesia merupakan


perpaduan 3 (tiga) unsur, yaitu Pancasila, hukum nasional, dan tujuan negara”.Apabila
dipelajari secara seksama uraian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat satu prinsip penting yang dianut, yaitu Indonesia mengadopsi konsep negara
modern yang ideal sebagaimana dikemukakan oleh CarlSchmidt, yaitu demokratischen
Rechtsstaat (Wahjono dalam Oesman dan Alfian, 1993: 100).

Teori Kekuatan dan Kekuasaan sebagai Tujuan Negara diantaranya :

1.satu-satunya tujuan bagi raja ialah membuat negara kuat dan berkuasa. Hal ini hanya
mungkin dicapai dengan memiliki tentara yang besar dan kuat. Teori ini dikemukakan
oleh shan yang ( pujangga filsuf cina, 4-3 SM).

2. Raja harus tahu bahwa ia senantiasa dikelilingi oleh orang-orang yang selalu mengintai
kelemahan dan menunggu kesempatan menerkam atau merebut kedudukannya, maka raja
haruslah menyusun dan menambah kekuatan terus menerus. Teori ini dikemukakan oleh
Nicollo Machiavelli (1469-1527).

3. Tujuan hidup umat manusia adalah penjelmaan tokoh pilihan dari mereka yang paling
sempurna atau maha manusia (ubermensch). Hidup itu adalah serba perkembangan, serba
13

memenangkan dan menaklukkan, dan serba meningkat terus keatas. Teori ini dikemukakan
oleh Fridriech Nietzsche (1844 – 1900).

BUKU PEMBANDING

BAB 1 PENDAHULUAN

Pendidikan Kewarganegaraan bukanlah sesuatu yang baru dalam sejarah


pendidikan nasional di Indonesia. Beragam model dan sebutan bagi Pendidikan
Kewarganegaraan dengan bermacam komponennya telah banyak dilakukan pemerintah
Republik Indonesia. Diantara nama-nama tersebut antara lain; pelajaran civiccs
(1957/1962), pendidikan kemasyarakatan yang merupakan integrasi, sejarah ilmu bumi,
dan kewarganegaraan (1964), Pendidikan Kewarganegaraan (1968/1969).

Tujuan pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya adalah menjadikan warga


negara indonesia yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Namun demikian, alih-alih mendidik bangsa menjadi warga negara lebih cerdas
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan kewarganegaraan, khususnya
sepanjang kekuasaan orde baru, telah direkayasa sebagai alat untuk melanggengkan
kekuasaan melalui cara-cara indoktrinasi, manipulasi atas demokrasi dan dasar negara
Pancasila, melalui tindakan dan kebijakan paradoks penguasa Orde Baru.

Pancasila Negara Kesatuan Republik Indinesia (NKRI), UUD 1945, Bhineka Tunggal
Ika adalah harga mati bagi bangsa indonesia. Keempat pilar nasional ini harus bersinergi
dengan demokrasi yang sudah menjadi pilihan bagi gerakan reformasi.

Kemajemukan adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dihindari oleh Indonesia
sebagai sebuah bangsa yang besar. Pada saat yang sama kemajemukan juga tidak bileh
menjadi pemicu hilangnya rasa persatuan Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara
kesatuan..

BAB 2 PANCASILA DAN KEHARUSAN REAKTUALISASI

Setelah Orde Baru berakhir pada 1998, ideologi negara Indonesia Pancasila seakan
hilang bersamaan dengan tamatnya pemerintahan Presiden Soeharto. Sepanjang
14

kekuasaan orde baru, Pancasila selalu hadir dalam setiap pidato kepala negara dan pejabat
dibawahnya. Pendidikan Pancasila digalakkan di berbagai tingkatan dan penataran
dilakukan bagi pegawai pemerintah dan masyarakat. Tiada hari tanpa Pendidikan
Pancasila. Suasana tersebut berubah total setelah gerakan reformasi muncul dan
mengakhiri kekuasaan panjang Orde baru. Pancasila tak lagi menjadi jagoan pembangunan.
Pancasila untuk beberapa saat hilang dari sambutan elit bangsa Indonesia, apalagi dari
kalangan masyarakat.

Mengiringi gerakan reformasi dan demokratisasi, Indonesia tidak sepi dari ujian dan
ancaman disentigasi. Ujian setelah lengsernya Presiden Soeharto adalah lepasnya Timor-
timor dari genggaman Negara Republik Indonesia. Namun demikian,euforia demokrasi
telah mengubah secara signifikan Indonesia menjadi masyarakat yang terbuka dan kritis.

Demokrasi saat ini masih dipahami kebanyakan masyarakat sebagai tiket murah
untuk melakukan atau bertindak melanggar hukum, menyuarakan hak dari kewajiban dan
memaksakan kehendak kelompok. Transisi demokrasi Indonesia masih diwarnai tindakan
anarkis, baik antar warga negara dengan negara maupun diantara negara dengan warga
Negara.

BAB 3 IDENTITAS NASIONAL DAN GLOBALISASI

Hakikat dan Dimensi Identitas Nasional

Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan
membedakannya dengan bangsa lain. Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa banyak
dikaitkan dengan sebutan “identitas nasional”. Namun demikian, proses pembentukan
identitas nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terus berkembang
dan kontekstual mengikuti perkembangan zaman.

Maraknya kerusuhan sosial di sejumlah daerah menunjukkan tatanan sosial


masyarakat Indonesia sudah berubah. Tindakan-tindakan anarkis atau perusakan fasilitas
umum dibangun dari uang rakyat. Semangat dan antusiasme keagamaan sebagaimana
terlihat pada semaraknya perayaan hari-hari besar keagamaan, tidak sebanding lurus
15

dengan angka tindakan korupsi dikalangan birokrasi dan swasta yang masih tinggi. Sebuah
kenyataan paradoks dari ungkapan-ungkapan positif atas identitas bangsa Indonesia.

BAB 4 DEMOKRASI: TEORI DAN PRAKTIK

Apa itu Demokrasi?

Secara etimologis, kata demokrasi (dari kata yunani) adalah bentukan dari dua kata
demos (rakyat) dan cratein atau cratos ( kekuasaan dan kedaulatan). Perpaduan kata
demos dan cratein atau cratos membentuk kata demokrasi yang memiliki pengertian
umum sebagai sebuah bentuk pemerintahan rakyat dan dilakukan secara langsung oleh
rakyat atau melalui wakil dari mereka melalui para wakil mereka melalui mekanisme
pemilihan yang berlangsung secara bebas.

Norma dan Pilar Demokrasi

Demokrasi tidak datang dengan tiba-tiba dari langit. ia merupakan proses panjang
melalui pembiasaan, pembelajaran, dan penghayatan. Untuk tujuan ini dukungan sosial dan
dukungan demokratis adalah mutlak dibutuhkan. Keberhasilan demokrasi ditunjukkan
oleh sejumlah mana demokrasi sebagai perinsip acuan hidup bersama antar warga negara
dan antara warga negara dengan negara dijalankan dan dipatuhi oleh kedua belah pihak.

Namun demikian, pelaksanaan kehidupan bermasyarakat yang demokratis juga


membutuhkan peran serta pemerintah dan warga negara dan para wakilnya dan para
wakilnya di parlemen. Negara atau pemerintah tidak boleh berpangku tangan dalam hal
menjaga berlangsungnya perinsip dan pilar demokrasi agar tetap berjalan.

BAB 5 KONSTITUSI DAN TATA PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA

A. Pengertian Konstitusi berasal dari bahasa Prancis yaitu constituer yang berarti
membentuk. Dalam bahasa Latin kata konstitusi merupakan gabungan dua kata yakni cume
berarti “bersama dengan” dan statuere berarti “membuat sesuatu agar berdiri” atau
“mendirikan, menetapkan sesuatu”. Istilah konstitusi (constitution) dalam bahasa Inggris
memiliki makna yang lebih luas dari UUD, yakni keseluruhan dari peraturan-peraturan
16

baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara
bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.

B. Tujuan dan Fungsi Konstitusi Tujuannya adalah membatasi tindakan sewenang-wenang


pemerintah, menjamin hak-hak rakyat yang diperintah dan menetapkan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat. Dalam paham konstitusi dijelaskan bahwa isi konstitusi
meliputi :

1. Anatomi kekuasaan (kekuasaan politik) tunduk pada hokum 2. Jaminan dan


perlindungan hak-hak asasi manusia 3. Peradilan yang bebas dan mandiri 4. Pertanggung
jawaban kepada rakyat sebagai sandi utama dari asas kedaulatan rakyat. Keempat cakupan
isi konstitusi diatas merupakan dasar utama bagi suatu pemerintahan yang konstitusional.

C. Sejarah Perkembangan Konstitusi Konstitusi sebagai suatu kerangka hidup politik telah
lama dikenal sejak zaman Yunani yang memiliki beberapa kumpulan hokum. Sejalan
dengan perjalanan waktu, pada masa Ke-kaisaran Roma pengertian konstitusi mengalami
perubahan makna yang memilki pengaruh cukup besar sampai abad pertengahan yang
memberikan inspirasi bagi tumbuhnya paham Demokrasi Perwakilan dan Nasionalisme.
Selanjutnya pada abad VII lahirlah Piagam Madinah atau konstitusi Madinah. Piagam
Madinah dibentuk pada awal masa Klasik Islam (622 M) meru- pakan aturan pokok tata
kehidupan bersama di Madinah.

BAB 6 NEGARA,AGAMA DAN WARGA NEGARA

A. Pengertian Negara. Istilah Negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing: state
(Inggris) staat (Belanda dan Jerman) atau etat(Perancis). Secara etimologi, Negara
diartikan sebagai organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang memiliki
cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam suatu kawasan dan mempunyai pemerintahan yang
brdaulat.

B. Tujuan Negara Bertujuan untuk memperluas kekuasaan, Bertujuan menyelenggarakan


ketertiban hukum, Bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum. Dalam konteks Negara
Indonesia, tujuan Negara adalah sebagaimana tertuang dalam Pembukaan dan Penjelasan
UUD 1945.
17

C. Unsur – unsur Negara Ada tiga unsur penting yaitu rakyat, wilayah dan pemerintah.

1. Rakyat Adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan
bersama sama mendiami suatu wilayah tertentu. 2. Wilayah Adalah unsur Negara yang
harus terpenuhi karena tidak mungkin ada Negara tanpa ada batas-batas territorial yang
jelas. Secara umum wilayah dalam sebuah Negara biasanya mencakup daratan, perairan
(samudra, laut dan sungai) dan udara. 3. Pemerintah Adalah alat kelengkapan Negara yang
harus bertugas memimpin organisasi Negara untuk mencapai tujuan bersama didirikannya
sebuah Negara. 4. Pengakuan Negara Lain Hal ini hanya bersifat deklaratif, bukan
konstitusif sehingga tidak bersifat mutlak.

Ada dua macam pengakuan suatu Negara, yakni pengakuan de facto ialah pengakuan atas
fakta adanya Negara dan pengakuan de jure merupakan pengakuan akan sahnya suatu
Negara atas dasar pertimbangan yuridis menurut hokum.

BAB 7 HAK ASASI MANUSIA

A. Pengertian HAM. Menurut Locke, hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodarti. HAM
adalah hak dasar setiap manusia yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa. HAM ini tertuang dalam UU Nomor 39 Tahun 1999. Menurut UU, hak asasi
manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hokum, pemerintah dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

B. Perkembangan HAM di Indonesia Secara garis besar, perkembangan pemikiran HAM di


Indonesia dapat dibagi ke dalam dua periode: sebelum kemerdekaan (1980-1945) dan
sesudah kemerdekaan . 1. Periode Sebelum Kemerdekaan Dapat dijumpai dalam sejarah
kemunculan organisasi pergerakan nasional, seperti Boedi Oetomo (1908), SI (1911),
Indische Partij (1912), Partai Komunis Indonesia (1920), PI (1925) dan Partai Nasional
Indonesia (1927). Puncak perdebatan HAM yang dilontarkan oleh para tokoh pergerakan
nasional, dalam siding BPUPKI para tokoh nasional tersebut berdebat dan berunding
18

merumuskan dasar-dasar ketatanegaraan dan kelengkapan Negara yang menjamin hak dan
kewajiban dan warga Negara yang hendak diproklamirkan. Perjuangan Boedi Oetomo
adalah perjuangan akan kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui
organisasi massa dan konsep perwakilan rakyat. 2. Peirode Setelah Kemerdekaan a.
Periode 1945 - 1950 Sepanjang periode ini, wacana HAM bisa dicirikan pada: - bidang sipil
dan politik - bidang ekonomi, social dan budaya b. Periode 1950- 1959 Dikenal dengan
masa demokrasi parlementer. c. Periode 1959 – 1966 .Masa berakhirnya Demokrasi
Liberal, digantikan oleh sistem Demokrasi Terpimpin. d. Periode 1966 – 1998 e.
Periode Pasca – Orde Baru .

BAB 8 OTONOMI DAERAH DALAM KERANGKA NEGARA KESATUAN REPUBLIK


INDONESIA (NKRI)

A. Hakikat Otonomi Daerah Istilah otonomi daerah pada dasarnya mempersoalkan


pembagian kewenangan kepada organ-organ penyelenggara Negara, sedangkan otonomi
menyangkut hak yang mengikuti pembagian wewenang tersebut. Batasan ini hanya
menjelaskan proses kewenangan yang diserahkan pusat kepada daerah, tetapi belum
menjelaskan isi dan keluasan kewenangan serta konsekuensi penyererahan kewenangan
itu bagi badan-badan otonomi daerah.

B. Visi Otonomi Daerah Otonomi daerah sebagai kerangka penyelenggaraan pemerintahan


mempunyai visi yang dapat dirumuskan dalam tiga ruang lingkup utama yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya: politik, ekonomi dan budaya. 1. Visi otonomi
daerah di bidang politik harus dipahami sebagai sebuah proses untuk membuka ruang bagi
lahirnya kepala pemerintahan daerah yang dipilih secara demokratis dan memelihara
suatu mekanisme pengambilan keputusan yang taat pada asas pertanggung jawaban
public. 2. Visi otonomi daerah di bidang ekonomi mengandung makna bahwa harus
menjamin lancarnya pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional di daerah, di pihak lain
mendorong terbukanya peluang bagi pemerintah daerah mengembangkan kebijakan local
kedaerahan untuk mengoptimalkan pendyagunaan potensi ekonomi di daerahnya. 3. Visi
otonomi daerah di bidang social dan budaya mengandung pengertian bahwa otonomi
daerah harus diarahakan pada pengolaan, penciptaan dan pemeliharaan integrasi dan
19

harmoni social. Juga dapat memberikan nilai, tradisi, karya seni, karya cipta, bahasa dan
karya sastra local.

C. Sejarah Otonomi Daerah di Indonesia UU No.1 Tahun 1945 yang mengatur tentang
pemerintahan daerah pascaproklamasi kemerdekaan. Ditetapkannya undang-undang ini
merupakan hasil dari berbagai pertimbangan

tentang sejarah pemerinthan di masa kerajaan serta pada masa pemerintah colonial. Dalam
undang-undang ini ditetapkan tiga jenis daerah otonom, yaitu keresidenan, kabupaten dan
kota. Periode berlakunya undang-undang ini sangat terbatas. Sehingga dalam kurun waktu
tiga tahun belum ada peraturan pemerintah yang mengatur mengenai penyerahan urusan
kepada daerah. Undang- undang ini kemudian diganti dengan UU No. 22 Tahun 1948 UU
tersebut berfokus pada pengaturan tentang susunan pemerintahan daerah yang
demokratis.

BAB 9 TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH (GOOD AND CLEAN
GOVERNANCE)

A. Pengertian Good Governance.Di indonesia, substansi wacana good governance dapat


dipadankan dengan istilah pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa. Dalam
prakriknya, pemerintahan yang bersih adalah model pemerintahan yang efektif, efesien,
jujur, transparan dan bertanggung jawab juga berarti baik dalam proses maupun hasil-
hasilnya. Faktor lain yang tak kalah penting, suatu pemerintahan dapat dikatakan baik jika
produktivitas bersinergi dengan peningkatan indicator kemampuan ekonomi rakyat, baik
dalam aspek produktivitas, daya beli, maupun kesejahteraan spiritualnya. Sebagai sebuah
paradigm pengelolaan lembaga Negara dapat terwujud secara maksimal jika ditopang oleh
unsur saling terkait yakni Negara, Masyarakat Madani serta Sektor Swasta.

B. Prinsip-prinsip Pokok Lembaga Administrasi Negara (LAN) merumuskan Sembilan


aspek fundamental (asas) dalam good governance: 1. Parisipasi Adalah bentuk
keikutsertaan warga masyarakat dalam pengambilan keputusan, baik langsung maupun
melalui lembaga perwakilan yang sah. 2. Penegakan Hukum Pengelolaan pemerintahan
yang professional harus didukung oleh penegakan hokum yang berwibawa. Tanpa
kepastian dan aturan hokum, proses politik tidak akan berjalan dan tertata dengan baik.
20

Komitmen pemerintah untuk menegakkan hokum yang mengandung unsurunsur:


a.Supermasi hokum, b. Kepastian hukum

BAB III

PEMBAHASAN

A. Inti Sari

BUKU UTAMA : Inti sari dari buku utama yang saya riview yaitu bab 3 yang
membahas tentang kedudukan Pancasila sebagai dasar negara. Pokok bahasan ini mengkaji
hubungan antara Pancasila dan Proklamasi, hubungan antara Pancasila dan Pembukaan
UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, penjabaran Pancasila dalam pasal-pasal UUD
Negara Republik Indonesia tahun 1945, implementasi Pancasila dalam pembuatan
kebijakan negara, khususnya dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan
hankam.Mahasiswa diajak untuk memahami konsep, hakikat, dan pentingnya Pancasila
sebagai dasar negara, ideologi negara, atau dasar filsafat negara Republik Indonesia dalam
kehidupan bernegara.

BUKU PEMBANDING : Inti sari dari buku pembanding yaitu menjelaskan tentang
Identitas nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan membedakannya dengan
bangsa lain. Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa banyak dikaitkan dengan sebutan
“identitas nasional”. Namun demikian, proses pembentukan identitas nasional bukan
sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terus berkembang dan kontekstual
mengikuti perkembangan zaman.Maraknya kerusuhan sosial di sejumlah daerah
menunjukkan tatanan sosial masyarakat Indonesia sudah berubah. Tindakan-tindakan
anarkis atau perusakan fasilitas umum dibangun dari uang rakyat. Semangat dan
antusiasme keagamaan sebagaimana terlihat pada semaraknya perayaan hari-hari besar
keagamaan, tidak sebanding lurus dengan angka tindakan korupsi dikalangan birokrasi
dan swasta yang masih tinggi. Sebuah kenyataan paradoks dari ungkapan-ungkapan positif
atas identitas bangsa Indonesia.

B. Analisis Isi Buku


21

1. Keunggulan Buku

1.Dimana Buku ini menurut saya dari segi warna dan sampul sudah menarik, karena
kebanyakan pembaca tertarik pada buku itu ialah ketika ia melihat buku itu bewarna,
bergambar dan bagus untuk dibaca serta tulisan dalam buku nya pun bagus.

2.Buku ini juga terlihat bagus dari sisi Rangkuman, karena dalam buku ini dilampirkam
juga rangkuman dari setiap bab. Hal itu membuat pembaca yang menggunakan buku ini
dapat membaca rangkuman atau kesimpulan dari tiap bab yang dibaca.

3.Buku ini juga dilengkapi link-link atau website di setiap gambar yang ditampilkan di
setiap bab. Itu sebabnya buku ini sudah terjamin mutu nya karena melampirkan website.

4.Materi yang tercantum dalam buku ini sudah lumayan lengkap dan sedikit lebih rinci
sehingga bisa dijadikan buku utama dalam pembelajaran.

2. Kelemahan Buku

1.Menurut saya, buku ini sudah sempurna Cuma bagi saya buku ini terlalu banyak
melampirkan dan menyuruh peserta didik / Mahasiswa yang menggunakan buku harus
extra dalam mengerjakan tugas rutin di setiap sub-bab maupun di akhir bab.

2.Adanya penjabaran materi yang terlalu panjang membuat siapa yang membaca terkadang
bosan dan ngantuk dikarenakan selain kalimat panjang adanya kalimat-kalimat yang
kurang dimengerti.
22

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari paparan di atas saya mengambil beberapa kesimpulan yaitu :

- Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara. Pokok bahasan yang mengkaji


hubungan antara Pancasila dan Proklamasi, hubungan antara Pancasila dan
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, penjabaran Pancasila
dalam pasal-pasal UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, implementasi
Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara, khususnya dalam bidang politik,
ekonomi, sosial budaya dan hankam. Pada bab ini, mahasiswa diajak untuk
memahami konsep, hakikat, dan pentingnya Pancasila sebagai dasar negara,
ideologi negara, atau dasar filsafat negara Republik Indonesia dalam kehidupan
bernegara.
- Pancasila dikaji sebagai sistem etika yang meliputi: pengertian etika, etika Pancasila,
Pancasila sebagai solusi problem bangsa, seperti korupsi, kerusakan lingkungan,
dekadensi moral, dan lain-lain. Pancasila sebagai sistem etika bangsa Indonesia juga
merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau
panduan kepada setiap warga negara Indonesia untuk bersikap dan bertingkah
laku.
2. Saran

Adapun saran saya menganai buku ini ialah Bagi Mahasiswa/Pelajar, Mahasiswa
sebagai insan akademis yang bermoral Pancasilais juga harus terlibat dan berkontribusi
langsung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai perwujudan sikap tanggung
jawab warga negara. Tanggung jawab yang penting berupa sikap menjunjung tinggi
moralitas dan menghormati hukum yang berlaku di Indonesia. Buku ini sangat cocok
digunakan sebagai materi pendukung ketika pembelajaran berlangsung. Karena buku ini
sangat lengkap materinya, dimana dijabarkan semua mulai dari konsep, definisi, gambar,
menurut para ahli dan sejarah. Dan Bagi Pembaca, buku ini sangat cocok dibaca-baca atau
untuk sebagai pendukung referensi tambahan tugas. Karena biasanya pembaca jauh lebih
23

tertarik membaca buku ketika ada tugas yang disuruh oleh Guru / Dosen untuk mencari
pendukung referensi buku lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
24

Ubadeillah dan Abdul,2015.pancasila,demokrasi,HAM,dan masyarakat


madani,Kencana,Jakarta.

Tim Penyusun RISTEKDIKTI, 2016. “Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi”.


Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai