Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MPK PANCASILA

PENYIMPANGAN TERHADAP NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI DASAR


DAN IDEOLOGI NEGARA

Dosen Pengampu: I Wayan Budiarta, S.Pd, M.Pd.

Disusun Oleh:
Nama : Ni Kadek Rara Septiani
NIM : 2113011092
Rombel : 28
Program Studi : Pendidikan Matematika

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya yang telah memberikan kesempatan dan kemampuan pada penulis untuk
membuat dan menyelesaikan makalah dengan judul “Penyimpangan Terhadap Nilai-
Nilai Pancasila Sebagai Dasar Dan Ideologi Negara” dengan baik dan dapat selesai tepat
waktu.
Saya selaku penyusun makalah ini, ingin mengucapkan terima kasih kepada
Bapak I Wayan Budiarta, S.Pd, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
pengembangan kepribadian (MPK) Pancasila yang telah membimbing saya dan
memberikan tugas untuk menyusun makalah ini sehingga, dapat menambah ilmu
pengetahuan bagi tim penyusun maupun bagi pembaca makalah ini. Tidak lupa juga,
saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan,
sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Saya selaku penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan dan materi yang telah Saya paparkan.
Untuk itu kepada semua pihak dapat memberikan kritik dan saran demi penyempurnaan
makalah yang telah Saya buat ini. Harapan Saya yaitu, makalah ini dapat bermanfaat
dan digunakan dengan baik sesuai fungsinya untuk kita semua, khususnya untuk para
pembaca.

Singaraja, 08 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
1.4 Manfaat...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
2.1 Penyimpangan nilai-nilai Pancasila yang terjadi di Indonesia...........................3
2.2 Kasus-Kasus Yang Terdapat Dalam Penyimpangan Nilai-Nilai Pancasila
Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara..................................................................5
2.3 Penyimpangan Pancasila Pada Masa Orde Lama, Orde Baru, dan Era
Reformasi......................................................................................................................7
2.4 Implementasi nilai-nilai Pancasila di dalam masyarakat....................................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................11
3.2 Saran.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara etimologis, Pancasila berasal dari bahasa sansekerta yaitu panca dan
syila, panca berarti lima dan syila berarti alas atau dasar, jadi Pancasila berarti lima
dasar yanng harus ditaati dan dilaksanakan. Pancasila adalah dasar negara Indonesia
yang didalamnya terkandung lima sila yang mempunyai nilai-nilai penting disetiap
silanya. Nilai-nilai Pancasila yang terkadung adalah nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Pancasila juga dijadikan sebagai
dasar hukum di Indonesia sehingga hukum di Indonesia berpatok pada Pancasila.
Pada Pancasila sebagai ideologi negara yang artinya Pancasila dijadikan sebagai
pedoman negara oleh masyakarat di Indonesia untuk menjalankan kehidupannya.
Nilai-nilai Pancasila disamping sebagai ideologi yang bersifat objektif dan subjektif,
juga merupakan nilai-nilai yang digali, tumbuh dan berkembang dari budaya bangsa
Indonesia yang telah berakar dari keyakinan hidup bangsa Indonesia. Dengan
demikian nilai-nilai Pancasila menjadi ideologi yang tidak diciptakan oleh negara
melainkan digali dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat Indonesia
sendiri. Nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas Pancasila menjadi landasan
masyarakat dalam bersosialisasi, kehidupan beragama, hak asasi manusia, dan
bekerja sama. Tidak semua masyarakat Indonesia memegang teguh nilai-nilai
Pancasila, ada beberapa yang masyarakat yang melakukan penyimpangan pada
kelima sila Pancasila tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah di jelaskan di atas, Adapun permasalahan
yang akan dicari penyelesaian/pemecah masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa saja penyimpangan nilai-nilai Pancasila yang terjadi di Indonesia?
2. Apa saja kasus-kasus yang terdapat dalam penyimpangan nilai-nilai Pancasila
sebagai dasar negara dan ideologi negara?
3. Apa saja penyimpangan Pancasila yang terjadi di masa orde lama, orde baru, dan
era reformasi?
4. Bagaimana cara mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila agar tidak terjadi
penyimpangan di dalam masyarakat?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalahn ini, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa saja penyimpangan nilai-nilai Pancasila yang terjadi di
Indonesia.
2. Untuk mengetahui apa saja kasus-kasus yang terdapat dalam penyimpangan
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara.
3. Untuk mengetahui apa saja penyimpangan Pancasila yang terjadi pada masa
orde lama, orde baru, dan era reformasi.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila
agar tidak terjadi penyimpangan di dalam masyarakat.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dalam penyusunan makalah ini, yaitu sebagai
berikut:
1. Bagi penulis
Manfaat dari penyusunan makalah bagi penulis adalah untuk menambah
wawasan pengetahuan khususnya pada materi yang dibahas dan melatih
ketekunan atau ketelitian dalam menulis ataupun membaca. Dapat
mengembangkan kemampuan berpikir dalam menyelesaikan masalah-masalah
yang muncul terkait pembahasan materi ini.
2. Bagi pembaca
Manfaat dari makalah ini bagi pembaca adalah sebagai contoh atau referensi
ketika ada penugasan terkait materi ini, selain itu juga makalah ini dapat
membantu dalam menguasai dan memahami terkait materi “Penyimpangan
Terhadap Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Dan Ideologi Negara”.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penyimpangan nilai-nilai Pancasila yang terjadi di Indonesia


Pancasila di Indonesia memiliki dua fungsi, yaitu sebagai dasar negara dan
sebagai ideologi negara. Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala
sumber yang berlaku di Indonesia. Pancasila disebut sebagai dasar negara karena
untuk mengatur pemerintahan negara atau sebagai dasar untuk mengatur seluruh
penyelenggaraan negara Indonesia. Adapun Pancasila sebagai ideologi negara, secara
etimologi, ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas 2 kata, yaitu idea dan
logos. Idea yang berarti gagasan, cita-cita atau konsep dan Logos yang memiliki arti
pemikiran. Jadi, secara etimologi, ideologi berarti ilmu yang meliputi kajian tentang
asal usul dan hakikat ide atau gagasan. Pancasila sebagai ideologi negara juga
dikatakan sebagai pedoman atau pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia.
Selaku masyarakat negeri Indonesia yang baik sepatutnya kita menghormati Pancasila
sebagai landasan hukum. Beberapa warga masih memegang teguh nilai- nilai
Pancasila namun ada pula sebagian warga yang justu melaksanakan penyimpangan
pada 5 sila yang tercantun dalam Pancasila tersebut serta tidak menghargai nilai- nilai
Pancasila. Adapun penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di Indonesia, yaitu
sebagai berikut:
A. Penyimpangan Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius, dimana setiap individu berhak
untuk memeluk agama sesuai keyakinannya masing-masing. Sila pertama, Ketuhanan
Yang Maha Esa ini sendiri mengandung arti keyakinan terhadap Tuhan sebagai sang
pencipta. Penyimpangan terhadap sila pertama ini adalah tidak adanya sikap toleransi
pada agama yang berbeda maupun sesamanya, adanya fanatisme yang bersifat anarki,
adanya perusakan tempat ibadah dan masih adanya radikal kelompok tertentu yang
mengatasnamakan agama, melakukan diskriminasi terhadap orang yang berbeda
agama, dan masih banyaknya umat yang melanggar kewajibanya dalam beribadah.
B. Penyimpangan Sila Kedua: Kemanusian Yang Adil dan Beradab
Pada sila kedua ini yang berbunyi “Kemanusian Yang Adil dan Beradab” yang
memiliki arti bahwa manusia harus memiliki sikap dan perilaku sesuai dengan moral
dan melakukan sesuatu hal dengan hati nuraninya. Sila ini diharapkan masyarakat
Indonesia dapat bertindak adil kepada sesamanya, sehingga dapat menciptakan rasa

3
keharmonisan dan kenyamanan satu sama lainnya. Penyimpangan-penyimpangan yang
terdapat pada sila kedua ini yaitu adanya perbudakan, mempekerjakan anak di bawah
umur, melakukan masyarakat dengan cara tidak adil atau merata diberbagai daerah,
tidak adanya rasa tolong-menolong kepada orang lain, memperlakukan orang lain
semena-mena dan adanya melanggar hak orang lain untuk mendapatkan kehidupan
yang lebih layak.
C. Penyimpangan Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
Pada sila ketiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia” yang mengandung arti
persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan
mengutamakan persatuan seluruh rakyat Indonesia. Mengingat di Indonesia memiliki
beragam suku, ras, budaya dan agama maka seluruh rakyat Indonesia diharapkan
untuk menghargai dan menghormati satu sama lain. Namun masih banyaknya
masyarakat Indonesia yang melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap sila
ketiga Pancasila ini. Adapun penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan yaitu
kurangnya toleransi terhadap suku, ras, agama dan budaya yang berbeda-beda,
mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama atau umum,
banyaknya adu domba yang menimbulkan perpecahan, hilangnya rasa cinta kepada
tanah air dan masih banyaknya individu yang memiliki rasa egois yaitu ingin menang
sendiri.
D. Penyimpangan Sila Keempat: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan Perwakilan
Pada sila keempat ini yang berbunyi “Kerakyatan Yang Dimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan Perwakilan” yang mengandung arti
bahwa rakyat diharapkan mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat untuk
menghormati keputusan musyawarah. Adapun penyimpangan-penyimpangan yang
terdapat pada sila keempat ini adalah adanya ketidakadilan dalam hukum, pada saat
melakukan musyawarah terdapat individu yang mengambil keputusan sepihak,
mengabaikan pendapat orang lain, banyak orang yang memberontak karena tidak puas
dengan hasil keputusan, main hakim sendiri, dan masih banyaknya masyarakat yang
melanggar hak asasi manusia.
E. Penyimpangan Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

4
Pada sila kelima yang berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia” mengandung arti, bahwa semua masyarakat Indonesia harus bisa hidup
dengan adil dan makmur agar menciptakan masyarakat yang sejahtera dan negara
yang kaya akan keadilan. Namun sampai saat ini masih banyak penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi pada sila kelima ini. Adapun penyimpangan-
penyimpangannya yaitu masih banyaknya kemiskinan yang terjadi di negara
Indonesia, deskriminasi atau perlakuan tidak adil karena hal tertentu,
menyalahgunakan kekuasaan dan jabatan yang dapat menyengsarakan rakyat.
Menghalangi orang lain untuk mendapat penghidupan yang layak sesuai dengan
amanat UUD 1945 dalam setiap lini kehidupan. Penyimpangan yang terjadi ini dapat
menyebabkan masyarakat yang tidak patuh terhadap aturan-aturan negara yang
berlaku. Hal ini dapat menumbuhkan generasi-generasi yang tidak memiliki moral
baik dan tidak adanya tata krama dalam kehidupannya.

2.2 Kasus-Kasus Yang Terdapat Dalam Penyimpangan Nilai-Nilai Pancasila


Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara
Kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang ajaran nilai-nilai Pancasila
yang sesungguhnya, sehingga banyaknya penyimpangan yang terjadi di Indonesia.
Adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat menyebabkan kasus-kasus
yang melibatkan seluruh masyarakat di Indonesia. Berikut ini adalah kasus-kasus yang
ada pada penyimpangan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara:
A. Kasus Yang Terjadi Pada Sila Pertama
Kasus ini dapat di lihat dengan adanya kejadian di Surabaya, Jawa Timur
mengenai kasus Bom bunuh diri yang ledakannya terjadi di tiga Gereja dengan alasan
berjihad, lalu disusul oleh ledakan yang terjadi di Kantor polisi yang mengakibatkan
adanya korban. Aksi terorisme ini disebabkan karena pemahaman mereka yang kurang
terhadap nilai-nilai Pancasila. Terjadinya bom di Bali juga merupakan kasus pada sila
pertama. Adapun kasus yang terjadi belakangan ini, yaitu terjadinya ledakan Bom di
Gereja Katerdal yang terletak di Kota Makassar. Kasus-kasus yang terjadi ini sangat
menyimpang dengan sila pertama yaitu sila “Ketuhanan”.
B. Kasus Yang Terjadi Pada Sila Kedua
Pada sila kedua ini, kasusnya dapat dilihat dengan adanya penggusuran
rumah warga miskin di Surabaya dan pemerintah tidak menindaklanjuti hal tersebut

5
dengan jaminan atau bantuan kepada warga yang tergusur. Adanya perbudakan yang
terjadi atau mempekerjakan anak di bawah umur yang merusak moral masyarakat
Indonesia. Sering sekali melihat anak-anak di bawah umur dijalanan yang dipaksa
kerja oleh orang tua mereka ataupun disuruh oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab. Hal ini dapat menumbuhkan sikap moral dan etika masyarakat Indonesia yang
tidak sesuai dengan sila kedua Pancasila yaitu sila “Kemanusiaan”.
C. Kasus Yang Terjadi Pada Sila Ketiga
Kasus dari sila ketiga ini dapat di lihat dari Organisasi Papua Merdeka
(OPM). OPM adalah sebuah gerakan nasionalis yang sudah berdiri sejak tahun 1965
dan masih berdiri sampai sekarang. OPM ini bertujuan untuk memisahkan Papua
bagian barat dari wilayah NKRI serta ingin merdeka sendiri. Dan juga ada kasus
lainnya, yaitu Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Lepasnya Timor Timur dari NKRI.
Republik Demokratik Timor Leste (Timor Lorosa'e) bernama Timor Timur sebelum
merdeka, adalah sebuah negara kecil di sebelah utara Australia dan bagian timur pulau
Timor. Dari Tindakan kasus-kasus ini sangat meyimpangan dengan sila ketiga
Pancasila yaitu sila “Persatuan” yang menyebabkan terpecah belahnya masyarakat
Indonesia.
D. Kasus Yang Terjadi Pada Sila Keempat
Di Indonesia sangat banyak perilaku yang menyimpang pada sila ke empat.
Sekarang ini tidak ada keadilan hukum antara rakyat miskin dengan orang kaya atau
orang yang memiliki kekuasaan tinggi, hal ini menunjukkan bahwa hukum di
Indonesia dapat diperjualbelikan dengan mudah, apalagi bagi mereka yang memiliki
kekuasaan. Hal ini terbukti karena beberapa tahun silam, hanya kasus pencuri kakao
seharga 2000 rupiah dan pencurian satu buah semangka dua tersangka tersebut ditahan
polisi selama dua bulan dan terancam mendekam di penjara hingga 5 tahun.
Sedangkan para pejabat yang memakan uang milik negara yanh jumlahnya sampai
milyaran rupiah tidak diselidiki sama sekali dan hanya ditahan selama 1-2 tahun.
Adapun kasus yang lainnya yang sangat menyimpang dengan sila keempat ini, yaitu
banyaknya pejabat yang korupsi tetapi tidak adanya hukuman yang setimpal dengan
perbuatannya. Ketidakadilan hukum di Indonesia ini masih sering terjadi, sehingga
Tindakan ini sangat menyimpang dengan sila keempat Pancasila yaitu sila
“Kerakyatan”.

6
E. Kasus Yang Terjadi Pada Sila Kelima
Kasus dari sila kelima Pancasila ini dapat di lihat dari bidang pendidikan
yang tidak merata di Indonesia dan kurangnya perhatian pemerintah terhadap anak
usia sekolah yang mengalami putus sekolah. Walaupun sekarang ada bantuan
pemerintah seperti memberi fasilitas sekolah yang baik, membebaskan biaya sekolah,
namun tindakan ini masih tidak dilakukan secara merata di setiap daerahnya.
Kurangnya pemerintah dalam memperhatikan pelayanan dan fasilitas seperti
pendidikan, kesehatan, transportasi untuk mendukung penciptaan kegiatan ekonomi
produktif bagi rakyat miskin dan lain sebagainya kepada rakyat miskin atau kurang
mampu terutama pada orang-orang penyandang cacat, lansia, dan yatim piatu. Hal
inilah yang disebut dengan penyimpangan terhadap sila kelima Pancasila yaitu sila
“Keadilan”.

2.3 Penyimpangan Pancasila Pada Masa Orde Lama, Orde Baru, dan Era
Reformasi.
 Penyimpangan Pada Masa Orde Lama
Pada masa Orde Lama pada tahun (1959-1965) lembaga- lembaga negeri MPR, DPR,
DPA serta BPK masih dalam wujud sedangkan, belum bersumber pada undang-
undang sebagaimana didetetapkan oleh UUD 1945. Sebagian penyimpangan yang
terjalin pada masa Orde Lama, antara lain:
1. Presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif serta legislatif( bersama DPR)
sudah menghasilkan syarat perundangan yang tidak terdapat dalam UUD 1945
dalam wujud penetapan presiden tanpa persetujuan DPR.
2. Lewat Ketetapan Nomor. I/ MPRS/ 1960, MPR menetapkan pidato presiden 17
Agustus 1959 bertajuk “Temuan Kembali Revolusi Kita” (Manifesto Politik
Republik Indonesia) selaku GBHN bertabiat senantiasa. Perihal ini tidak cocok
dengan UUD 1945.
3. MPRS mengangkut Ir. Soekarno selaku Presiden seumur hidup. Perihal ini
berlawanan dengan UUD 1945, sebab DPR menolak APBN yang diajukan oleh
presiden. Setelah itu presiden membentuk DPR- Gotong Royong (DPR- GR),
yang anggotanya dinaikan serta diberhentikan oleh Presiden.
4. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955, sebab DPR menolak APBN
yang diajukan oleh presiden. Setelah itu presiden membentuk DPR-Gotong

7
Royong (DPR- GR), yang anggotanya dinaikan serta diberhentikan oleh
presiden.
5. Pimpinan lembaga-lembaga negeri dijadikan menteri- menteri negeri, tercantum
pimpinan MPR perannya sederajat dengan menteri. Sebaliknya presiden jadi
anggota DPA.
Beberapa penyimpangan tersebut mengakibatkan tidak berjalannya sistem
sebagaimana UUD 1945, memburuknya kondisi politik, keamanan serta ekonomi
sehingga menggapai puncaknya pada pemberontakan G30S/ PKI. Pemberontakan ini
bisa digagalkan oleh kekuatan- kekuatan yang melahirkan pemerintahan Orde Baru.
 Penyimpangan Pada Masa Orde Lama
Pada masa orde baru terjadi pada tahun (1965-1998) ini banyaknya penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi di Indonesia, berikut ini adalah penyimpangan yang
terdapat pada masa orde baru:
1. Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme dan kritik dibungkam dan oposisi
diharamkan.
2. Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan
pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan
daerah sebagian besar disedot ke pusat.
3. Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan
pembangunan, terutama di Aceh dan Papua.
4. Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang
memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun
pertamanya.
5. Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi
si kaya dan si miskin) dan adanya Pelanggaran HAM kepada masyarakat non
pribumi (terutama masyarakat Tionghoa).
6. Menurunnya kualitas birokrasi Indonesia yang terjangkit penyakit Asal Bapak
Senang, hal ini kesalahan paling fatal Orde Baru karena tanpa birokrasi yang
efektif negara pasti hancur.
 Penyimpangan Pada Masa Era Reformasi
Berbagai penyimpangan yang terjadi pada masa era reformasi ini, antara lain:

8
1. Belum terlaksananya kebijakan pemerintahan Habibie karena pembuatan
perudang-undangan menunjukkan secara tergesa-gesa, sekalipun perekonomian
menunjukkan perbaikan dibandingkan saat jatuhnya Presiden Soeharto.
2. Kasus pembubaran Departemen Sosial dan Departemen Penerangan pada masa
pemerintahan Abdurachman Wahid, menciptakan persoalan baru bagi rakyat
banyak karena tidak dipikirkan penggantinya. 
3. Ada perseteruan antara DPR dan Presiden Abdurachman Wahid yang berlanjut
dengan Memorandum I dan II berkaitan dengan kasus “Brunei Gate” dan “Bulog
Gate”, kemudian MPR memberhentikan presiden karena dianggap melanggar
haluan negara 
4. Baik pada masa pemerintahan Abdurachman Wahid maupun Megawati, belum
terselesaikan masalah konflik Aceh, Maluku, Papua, Kalimantan Tengah dan
ancaman disintegrasi lainnya 
5. Belum maksimalnya penyelesaian masalah pemberantasan KKN, kasus-kasus
pelanggaran HAM, terorisme, reformasi birokrasi, pengangguran, pemulihan
investasi, kredibilitas aparatur negara, utang domestik, kesehatan dan pendidikan
serta kerukunan beragama.

2.4 Implementasi nilai-nilai Pancasila di dalam masyarakat.


Implementasi nilai-nilai Pancasila menjadi etika dan moralitas dalam kehidupan
bernegara, nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan diterapkan untuk menjaga kedaulatan
rakyat dalam semangat kekeluargaan dan musyawarah. Di bidang politik, Pancasila
merupakan dasar pembangunan politik dan dalam pelaksanaannya sebagai bangsa
yang bercita-cita tinggi dan berbudi pekerti luhur, terhindar dari praktik politik yang
amoral dan tidak layak. Di dalam masyarakat Indonesia yang masih mengalami
penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila ini, perlunya untuk
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di dalam masyarakat dengan baik dan
sesuai aturannya. Adapun implementasi yang dapat dilakukan agar tidak terjadinya
penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila di dalam masyarakat yaitu sebagai
berikut:
 Pada sila pertama: kita harus saling menghormati dan menghargai sesama umat
yang berbeda, Bersedia membantu sesama warga masyarakat meskipun berbeda
keyakinan, rajin bersembahyang dengan mengikuti aturan agamanya masing-

9
masing, kita bisa juga menerapkan kebersihan di tempat ibadah. Hal ini dapat
memberikan rasa ucap syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan adanya
sikap toleransi satu sama lainnya.
 Pada sila kedua: kita harus saling tolong-menolong seseorang yang sedang
kesusahan dalam menyelesaikan sesuatu, adanya rasa kepedulian terhadap
semua makhluk hidup, bersikap adil kepada semua tetangga atau lingkungan
sekitar, tidak membeda-bedakan teman. Memberlakukan masyarakat secara adil
dengan cara tidak membedakan mana si miskin dan yang mana si kaya. Tidak
membeda-bedakan suku, ras, bangsa dan agama, tidak memaksakan kehendak
pada orang lain.
 Pada sila ketiga: kita harus bersama-sama menjaga nama baik lingkungan di
dalam masyarakat, rela berkorban demi kepentingan sosial daripada kepentingan
individu, adanya rasa saling tolong-menolong sesama anggota masyarakat,
mengikuti kegiatan masyarakat bersama warga lainnya. Hal ini dapat menjaga
persatuan masyarakat di Indonesia,
 Pada sila keempat: kita harus bisa menyelesaikan masalah di masyarakat dengan
musyawarah, saling menghormati pendapat orang lain dalam bermusyawarah,
menerima dengan lapang dada jika pendapat kita tidak disetujui. Serta dapat
bertanggung jawab melaksanakan keputusan hasil musyawarah. Hal ini akan
menyelesaikan musyawarah dengan adil dan tentram.
 Pada sila kelima: Kita harus menerapkan sikap adil terhadap seluruh anggota
masyarakat, menghormati hak-hak orang lain di lingkungan masyarakat,
memberikan pertolongan kepada orang lain tanpa membeda-bedakan, menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghindari sikap yang bisa
menyakiti orang lain. Hal ini dapat dilakukan agar masyarakat mendapatkan
keadilan tanpa adanya membeda-bedakan satu sama lain.

10
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang didalamnya terkandung lima sila
yang mempunyai nilai-nilai penting disetiap silanya. Nilai-nilai Pancasila yang
terkadung adalah nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan. Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber yang
berlaku di Indonesia. Adapun Pancasila sebagai ideologi negara yang memiliki
arti sebagai pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia. Namun masyarakat
Indonesia masih melakukan penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai-nilai
Pancasila, ini dikarenakan kurangnya pemahaman tentang pengamalan sila-sila
yang ada di dalam Pancasila. Dari penyimpangan-penyimpangan ini dapat
mengakibatkan adanya kasus-kasus yang terjadi di Indoenesia seperti: adanya
ledakan bom di sebuah gereja, terjadinya perbudakan dikalangan masyarakat
kecil, terbentuknya OPM yang bertujuan untuk memisahkan Papua bagian barat
dari wilayah NKRI serta ingin merdeka sendiri, terjadinya keditakadilan hukum
di Indonesia, dan tidak meratanya pemerintah memberi bantuan diberbagai
daerah. Maka dari itu, perlunya mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di
dalam kehidupan masyarakat. Penyimpangan Pancasila juga terjadi pada masa
orde lama, orde baru, dan di masa era reformasi, pada masa ini banyaknya
kasus-kasus yang terjadi, sehingga menumbuhkan perpecahan yang terjadi antar
masyarakat Indonesia.
3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca dan seluruh kalangan masyarakat dapat
menerapkan nilai-nilai Pancasila dengan baik, pemahaman yang mendalam
tentang nilai-nilai Pancasila sangat diwajibkan agar tidak terjadinya
penyimpangan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara.

11
Tidak hanya itu, bagi para pembaca juga diharapkan dapat memberi kritik dan
saran terhadap makalah ini, karena penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Atikarini, D. (2018). Penyimpangan nilai nilai pancasila yang terjadi di Indonesia.


https://doi.org/10.31227/osf.io/r6xc2
Hakim, A. N., & Dewi, D. A. (2021). Penyimpangan dalam Masyarakat Luas. Jurnal
Kewarganegaraan, 5(1), 239–248.
Bagus Pradhana Krisnamukti, D. (2020). Implementasi nilai pancasila dalam kehidupan
mahasiswa fakultas pertanian universitas brawijaya di malang. Jurnal Rontal
Keilmuan PKn, 6(1), 66–72.
Fakhrifayadhi, 2015. Penyimpangan Pancasila masa Orde Lama, Baru, dan Reformasi.
31 Maret, Fakhrifayadhi: Penyimpangan Pancasila masa Orde Lama, Baru, dan
Reformasi (fakhrifayadhi96.blogspot.com), diakses pada tanggal 10 Oktober
2021 pukul 05.00 WITA

12

Anda mungkin juga menyukai