Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah Pendidikan Pancasila SI-03

TUGAS 2
Penerapan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat dan
Pengembangannya

Dosen:
Dr. Zulmasyhur, M. Si

Disusun Oleh:
ACHMAD FARIS ZUBAIDI
200101072044

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


UNIVERSITAS SIBER ASIA
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Tiada kalimat yang pantas penulis ucapkan kecuali rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai
Pandangan Hidup”. Tidak lupa pula dukungan baik secara material dan non
material yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, izinkan penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Jang Youn Cho, P.hD, CPA, selaku Rektor Universitas Siber Asia
yang kami Hormati.
2. Bapak Dr. Zulmasyhur, M. Si, selaku Dosen Mata Kuliah Pendidikan
Pancasila yang memberikan dukungan dan saran kepada penulis.
3. Bapak Galih Setya, S.Kom. M. SI selaku Dosen Pembimbing Akademik
penulis yang selalu memberikan motivasi dalam penyusunan makalah ini.

Penulis sadar bahwa makalah yang disusun ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, dengan rendah hati penulis memohon kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Adapun isi dari makalah ini adalah Pancasila Sebagai Pandangan Hidup,
Menjalankan nilai-nilai Pancasila, Makna nilai-nilai Pancasila.

Akhir kata penulis mengucapkan “Terima kasih”.

Jakarta.14 Juli 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
E. Metode Penelitian......................................................................................... 3
F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 3
BAB II ..................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 4
A. Filsafat Ilmu ................................................................................................. 4
B. Pancasila ....................................................................................................... 5
C. Sistem Filsafat Pancasila .............................................................................. 6
BAB III ................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 7
A. Hakikat Pancasila Sebagai Sistem Filsafat .................................................. 7
B. Penerapan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat .............................................. 8
C. Pengembangan Nilai – Nilai Pancasila ........................................................ 9
BAB IV ................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ................................................................................................ 10
B. Saran ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelahiran filsafat sebagai sistem pemikiran yang unik tidak terlepas dari
apa yang terjadi di Yunani pada tahun 600 SM, yaitu awal ditinggalkannya
pemikiran mitologis, yang digantikan oleh konsep yang lebih rasional dan dapat
diperdebatkan. Filsafat berasal dari bahasa Yunani: philos (cinta) dan sophos
(pengetahuan atau kebijaksanaan). Filsafat mencoba memikirkan segala sesuatu
yang rasional (inferensial) sistematis (koheren), radikal (dalam), sintetik (total)
dan universal (objektif/in tersubjektif). Berbeda dengan pemikiran mitis, yang
cenderung irasional, kontradiktif, terfragmentasi, dan subjektif.

Pancasila sebagai sistem filsafat yang terkandung di dalamnya


merupakan hasil pemikiran para pejuang kemerdekaan lama negara kita. Dalam
penerapannya, Pancasila digunakan sebagai paradigma pembangunan sistem
hukum suatu negara. Pancasila merupakan jantung dari pembangunan sistem
hukum negara, dan keberhasilan pembangunan sistem hukum itu sendiri juga
dapat dilihat dari meningkatnya kesadaran hukum di masyarakat itu sendiri.
Karena Pancasila merupakan aturan/norma yang tidak dapat dipisahkan untuk
menyelaraskan nilai-nilai dengan berbagai kegiatan penegakan hukum, maka
Pancasila merupakan mata rantai yang berpihak ketika membangun sistem
hukum suatu negara yang perlu diterapkan dengan menanamkan nilai-nilai ke
dalam kehidupan masyarakatnya. dan negara termasuk dalam Pencerminan
Pancasila sendiri terdapat dalam lima sila, dan sudah sepatutnya untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber ilmu pengetahuan dan
nilai-nilai luhur,

Pancasila harus dilaksanakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Namun


pertanyaan filosofisnya adalah mengapa Pancasila begitu sulit diterapkan pada

1
negara Indonesia. Pancasila adalah simbol yang sederhana dan tidak memiliki
arti atau kontribusi untuk memecahkan masalah negara yang harus diselesaikan
bersama. Menurut anggapan itu, masalah merosotnya pemahaman masyarakat
Indonesia tentang Pancasila sebagai gaya hidup merupakan tugas filsafat ilmu
untuk mengkaji secara ilmiah, dengan mengutamakan sikap akademik dan
intelektual yang tinggi untuk mencapai pemecahan masalah yang komprehensif.

Filsafat ilmu sebagai dasar ilmu harus mampu mengembangkan


Pancasila sebagai dasar ilmu dengan nilai-nilai luhur praktis guna mengatasi
problematik kehidupan manusia dengan menggunakan aspek ontologi,
epistemologi dan teori nilai. Atas dasar inilah penulis merasa tertarik untuk
mengambil judul makalah “Penerapan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
dan Pengembangannya”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka penulis merumuskan
masalah-masalah yang akan dibahas diantaranya:
1. Bagaimana hakikat Pancasila sebagai sistem filsafat?
2. Bagaimana penerapan Pancasila sebagai sistem filsafat?
3. Apa saja pengembangan nilai – nilai Pancasila?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mempunyai


beberapa tujuan, yaitu:
1. Untuk mengetahui hakikat Pancasila sebagai sistem filsafat.
2. Untuk mengetahui penerapan Pancasila sebagai sistem filsafat.
3. Untuk mengetahui pengembangan nilai – nilai Pancasila.

D. Manfaat Penulisan
Agar pembaca mampu memahami Pancasila sebagai sistem filsafat
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari dan dapat mengamalkan
nilai – nilai Pancasila yang terkandung dalam kelima silanya.

2
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode analisis
deskriptif, sebab penelitian ini akan mendeskripsikan keadaan yang terjadi pada
saat sekarang. Metode analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini
ialah metode analisis deskriptif korelasional yang menjelaskan hubungan antara
konsep-konsep atau nilai-nilai di tiap-tiap sila dan makna yang terkandung di
dalamnya.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan di dalam penyusunan makalah ini meliputi 4 bab yaitu:

Bab 1: Pendahuluan. dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang


masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,
metode penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab 2: Tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen atau


data-data yang berkaitan dengan fokus serta teori-teori yang
mendukung penulisan penulis

Bab 3: Pembahasan titik bab ini memuat bagian pembahasan atau analisis
temuan tersebut dikaitkan dengan dasar teoritis yang telah dibahas
sebelumnya mengenai Pancasila sebagai pandangan hidup menurut
pendapat mahasiswa.

Bab 4: Penutup. bab ini berisi berupa saran sebagai penutup dari hasil
penulisan makalah

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Filsafat Ilmu
Robert Ackermann mendefinisikan filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan
kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan
terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam
kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat
demikian itu. Filsafat ilmu demikian jelas bukan suatu cabang ilmu yang bebas
dari praktik ilmiah senyatanya (Gie, 1997:57).1
Pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan a higher level of knowledge
maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerus pengembangan filsafat
pengetahuan. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat menempatkan objek
sasarannya ilmu (pengetahuan), ilmu tentang ilmu (Wibisono, 2009:13).
Berkenaan dengan filsafat dalam konteks kearifan hidup personal maupun
kolektivitas tertentu, filsafat ilmu (Philosophy of Science) adalah sebuah
refleksi kritis secara mendasar atas perkembangan ilmu, khususnya terhadap
tendensi filsafat ilmu (Sutrisno, 2006:19), yaitu filsafat sebagai “pandangan
hidup” atau weltanschauung. Hal ini berkaitan dengan upaya sekelompok
manusia untuk merespons dan menjawab permasalahan pokok kehidupan
manusia.2
Adapun cabang-cabang filsafat ilmu yang pokok adalah:
1. Metafisika, merupakan cabang filsafat yang membahas tentang hal-hal yang
bereksistensi di balik lingkungan fisis. Metafisika meliputi bidang ontologi,
kosmologi dan antropologi.
2. Epistemologi, merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan persoalan
hakikat pengetahuan

1
Syahrul Kirom, “Filsafat Ilmu Dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya Dalam
Mengatasi Persoalan Kebangsaan”. Jurnal Filsafat Vol.21, Nomor 2, Agustus 2011, hlm. 130.
2
Ibid..

4
3. Metodologi, merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan persoalan
hakikat metode dalam ilmu pengetahuan.
4. Logika, merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan persoalan filsafat
berpikir, yaitu rumus dan dalil-dalil filsafat yang benar.
5. Etika, merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan moralitas tingkah
laku manusia.
6. Estetika, merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan persoalan
keindahan.3

B. Pancasila
Sebagai dasar falsafah kebangsaan, Pancasila pada hakikatnya adalah
asas kerohanian negara. Jelaslah bahwa dalam penyelenggaraan suatu negara
perlu adanya peraturan-peraturan yang berlaku jelas dan tegas, dan inilah yang
disebut undang-undang, serta adanya peraturan-peraturan lainnya. Dengan
demikian, baik secara langsung maupun tidak langsung, Pancasila merupakan
sumber regulasi yang berlaku, termasuk regulasi. Dalam hal ini Pancasila
merupakan asas mutlak hukum Indonesia. Dalam pengertian ini, Pancasila
adalah rumah bagi semua sumber hukum Indonesia. Adapun fungsi dari
Pancasila sebagai berikut.
1. Sebagai pandangan hidup.
Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila
sebagai pedoman hidup sehari-hari. Semua hal yang berkaitan dengan
kegiatan masyarakat dan penyelenggara negara harus sesuai dengan nilai-
nilai inti Pancasila.
2. Sebagai jati diri bangsa
Pancasila secara material berasal dari nilai-nilai masyarakat.
Sehingga Pancasila dapat dinyatakan sebagai pembeda , penciri, atau jati
diri bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lainnya
3. Sebagai ideologi bangsa

3
http://eprints.uad.ac.id/9432/1/Pancasila%20Dwi.pdf, (Dapat diakses pada tanggal 16 Juli 2021
Pukul 17.57 Wib).

5
Pancasila sebagai ideologi berarti landasan/gagasan/gagasan
mendasar dalam proses Pancasila melaksanakan aturan negara dan
mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah
terwujudnya kehidupan yang melindungi nilai-nilai kesakralan, nilai
kemanusiaan, persatuan, kewarganegaraan dan keteguhan.

C. Sistem Filsafat Pancasila


Menurut Abdulghani (1986) Pancasila sebagai sistem filsafat kemudian
menjelma sebagai suatu ideologi bangsa yang dijadikan pedoman hidup bagi
manusia untuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam pendapat lain
Sebagai sebuah sistem ideologi bangsa Wibisono (1996:3) menjelaskan
Pancasila mempunyai tiga unsur pokok didalamnya yaitu rasionalitas,
penghayatannya, dan kesusilaannya.4
Sedang menurut pendapat Kaelan (2000:164) Pancasila sebagai suatu
sistem filsafat serta ideologi maka Pancasila harus memiliki unsur rasionalitas
yang paling utama kedudukannya adalah sebagai suatu sistem pengetahuan.
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara, Philosofische Gronslag dari Negara
mengandung konsekuensi bahwa dalam segala hal bentuk penyelenggaraan
Negara hendaknya harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila yang menyangkut hal ini seperti penetapan peraturan undang-undang
Negara, kekuasaan Negara, pemerintahan, yang menyangkut rakyat, wawasan
nusantara dan aspek lainnya. Pancasila sebagai sistem filsafat Bangsa dan
Negara Indonesia, hal ini bahwa hakikatnya Pancasila bukan hanya hasil dari
pemikiran - pemikiran bagi oleh seorang kelompok atau seseorang sebagaimana
ideologi - ideologi lain. Melainkan Pancasila berkembang dari hasil nilai ± nilai
adat istiadat yang muncul, nilai kebudayaan, dan unsur - unsur religius yang
terdapat di masyarakat sebelum membentuk sebuah Negara. Pancasila

4
Junaedi, “Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Dalam Penerapan Konsep Negara Hukum
Indonesia”. Syntax Literate, Vol. 3, No.12 Desember 2018, hlm. 100..

6
berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara, serta
falsafah bangsa Indonesia.5

BAB III

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila adalah falsafah kebangsaan yang
lahir dari kesamaan ideologi (cita-cita bersama) seluruh rakyat Indonesia.
Mengapa Pancasila merupakan filsafat? Karena Pancasila adalah hasil refleksi
mendalam dari jiwa yang dilakukan oleh para pendahulu kita, dan dituangkan
ke dalam sistem yang tepat. Menurut Notonagoro, filosofi Pancasila ini
memberikan pengetahuan dan pemahaman ilmiah tentang hakikat Pancasila.
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan
rasional dari Pancasila sebagai dasar negara dan realitas budayanya, dengan
tujuan untuk memperoleh pemahaman yang mendasar dan komprehensif
tentang Pancasila. Pancasila dikenal sebagai filsafat karena merupakan hasil
refleksi jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para pendiri Indonesia dan
berorientasi pada sistem (Abdul Gani, 1998).
Filsafat Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat praktis, sehingga
filsafat Pancasila tidak hanya mengandung pemikiran yang mendalam, tetapi
juga bertujuan untuk mengeksplorasi, serta konsekuensi pemikiran yang
berupa filsafat Pancasila dalam kehidupan sehari-hari (kehidupan dan
pandangan dunia) yang digunakan sebagai pedoman.) untuk membantu
masyarakat Indonesia mencapai kebahagiaan baik dunia ini maupun masa
depan, baik fisik maupun mental (Salam 1988:2324). Secara lebih sistematis,
para ahli membagi objek filsafat menjadi objek material dan formal. Objek
material adalah objek yang secara fisik dapat digunakan sebagai bahan kajian

5
ibid.

7
untuk berpikir, dan objek formal adalah objek yang berisi sudut pandang ketika
melihat kasus objek tertentu.

B. Penerapan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


1. Aspek Ontologis Pada Pancasila
Sebagai pendukung utama sila-sila Pancasila, manusia memiliki
sesuatu yang mutlak secara ontologis, yaitu kodrat lahir dan batin, susunan
jiwa dan raga, makhluk perseorangan dan makhluk sosial. Hakikat manusia
adalah kepribadian yang berdiri sendiri, dan karena posisinya sebagai
ciptaan Tuhan, maka sila pertama yakni berisikan Tuhan Yang Maha Esa di
atas menjadi dasar dari empat sila Pancasila lainnya yang menjadi pedoman
hidup.
a. Sila Pertama : Tuhan adalah sumber segala sesuatu, Tuhan adalah
mutlak, dan kecuali Dia sempurna, berkuasa, dan tidak berubah, Dia
bertanggung jawab atas tatanan alam.
b. Sila kedua : Peradaban manusia yang berkeadilan, bangsa adalah
sistem ras manusia yang dimiliki oleh manusia.
c. Sila Ketiga : Persatuan adalah hasil dari manusia sebagai satu-
satunya makhluk Tuhan, dan hasil dari Persatuan adalah menjadikan
rakyat sebagai poros utama Republik Indonesia
d. Sila Keempat : Kerakyatan yaitu kesesuaiannya dengan hakikat
rakyat
e. Sila Kelima : Logika keadilan sosial diilhami oleh perintah kedua,
peradaban keadilan umat manusia.

2. Aspek Epistemologi Pada Pancasila


Landasan epistemologi Pancasila pada hakikatnya tidak dapat
dipisahkan dari landasan ontologisnya. Pancasila sebagai ideologi
didasarkan pada nilai-nilai intinya, yaitu falsafah Pancasila (Soeryanto
1991:51). Ada tiga masalah dasar dengan epistemologi. Yang satu berkaitan
dengan asal usul pengetahuan manusia, yang kedua dengan teori kebenaran

8
pengetahuan manusia, dan yang ketiga dengan hakikat pengetahuan
manusia (Titus, 1984:20). Ada tingkatan demonstrasi, imajinasi, asosiasi,
analogi, refleksi, intuisi, dan inspirasi dalam potensi atau daya untuk
menyerap pengetahuan, yaitu transformasi pengetahuan.

3. Aspek Aksiologi Pada Pancasila


Sebagai pedoman hidup, Pancasila memiliki nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam perintahnya: Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan
kerakyatan serta keadilan sosial. Nilai-nilai luhur tersebut dapat diserap oleh
masyarakat Indonesia.
Berdasarkan tiga aspek filsafat ilmu, sistem nilai filosofis Pancasila
memuat ajaran tentang potensi dan martabat manusia, karunia Tuhan Yang
Maha Esa. Oleh karena itu, ketika seseorang dapat menghidupkan nilai-nilai
moral Pancasila, masyarakat Indonesia akan bertindak lebih baik, mencapai bar
yang dicita-citakan, dan lebih menghargai identitas etnis Indonesia.

C. Pengembangan Nilai – Nilai Pancasila


Pancasila sesungguhnya sangat relevan dengan filsafat ilmu yang
menekankan pada pengetahuan ilmiah, penghayatan dan pengamalan nilai-
nilai Pancasila. Hal ini dapat dilakukan oleh seorang ilmuwan dan akademisi
dan bahkan itu menjadi tanggung jawab mereka untuk melakukan
pengembangan Pancasila melalui jalur akademik. Langkah-langkahnya dapat
berupa pengajaran dalam lembaga pendidikan formal, seminar, penelitian atau
juga penyusunan karya ilmiah. Oleh karena itu, pengembangan Pancasila
secara terus menerus melalui jalur keilmuan itu akan berdampak signifikan..
Pengembangan Pancasila dapat dilakukan melalui pendidikan dalam
rangka mewujudkan pengamalan Pancasila sebagai bagian dari upaya
mengatasi permasalahan negara Indonesia. Pertama, menawarkan pengetahuan
Pancasila, pengetahuan umum, pengetahuan ilmiah, dan pengetahuan filosofis.
Ini sangat penting, terutama bagi para pemimpin dan ilmuwan. Kedua,
mengetahui perkembangan situasi yang ada dalam diri melalui kesadaran dan

9
kesadaran akan membantu seseorang untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Ketiga, ketaatan yang selalu siap melaksanakan kewajiban fisik dan mental
yang lahir dari pemerintah, dari luar, dan dari hati. Keempat, kemampuan yang
cukup kuat, dorongan untuk bertindak berdasarkan nilai luhur Pancasila.
Kelima, refleksi, yaitu selalu menilai diri sendiri apakah sudah berbuat baik
atau buruk untuk melaksanakan Pancasila.

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Pancasila
sangat penting sebagai sistem filosofis kehidupan manusia. Filsafat ilmu juga
dapat digunakan untuk memecahkan masalah bangsa secara ilmiah yang
menggerogoti pemahaman masyarakat tentang nilai-nilai Pancasila. Nilai
Pancasila dengan ilmu dalam kerangka tersebut dan hakikat ilmu dapat
dipelajari melalui filsafat ilmu. Pertama dari ontologis, Pancasila memiliki
ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti pencerahan manusia yang saling
menghormati dan sikap cinta kasih, dimana Tuhan berperan dalam
membimbing manusia. Kedua, epistemologi, Pancasila, memiliki sumber
pengetahuan dan wawasan kebangsaan yang perlu diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Ketiga, secara aksiologi pada nilai Pancasila adalah nilai
luhur, memberikan kontribusi yang berarti bagi kehidupan manusia, saling
membantu dalam segala aspek kehidupan manusia, dan memberikan rasa
keadilan sosial. Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat dilakukan
secara ilmiah dan filosofis.

B. Saran
Diharapkan kita sebagai warga negara Indonesia dapat mengamalkan
nilai-nilai sila dari Pancasila dengan benar, serta mengimplementasikan
tentang arti penting Pancasila dalam kehidupan sehari - hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adi, P. (2016). Pembudayaan Nilai-nilai Pancasila bagi Masyarakat sebagai


Modal Dasar Pertahanan Nasional NKRI. Jurnal Moral Kemasyarakatan,
1(1), 37–50.

Junaedi. (2018). Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Dalam Penerapan Konsep


Negara Hukum di Indonesia. Syntax Literate, 3(12), 97–108.

Kirom, S. (2011). Filsafat Ilmu Dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya


Dalam Mengatasi Persoalan Kebangsaan. Jurnal Filsafat, 21(2), 99–117.
https://doi.org/10.22146/jf.3111

Kurnisar. (2000). Pancasila Sumber Dari Segala Hukum. ISSN, 1966(Xx), 243–
253.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/MKFIS/article/download/467/385

Mawardi, I. (2017). Pancasila Sebagai Landasan Karakter Pemimpin Menuju


Perubahan Ideal. Jurnal Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan Dan Hukum,
1(1), 39–47.

Octavian, W. A. (2018). Urgensi Memahami dan Mengimplementasikan Nilai-Nilai


Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari Sebagai Sebuah Bangsa. Bineka
Tunggal Ika, 5(2), 123–128.

Rohani, Novianty, F., & Firmansya, S. (2018). Analisis Upaya Melestarikan Nilai-
Nilai Budaya Pada Masyarakat Adat Melayu Di Kecamatan Sungai Kakap
Kabupaten Kubu Raya. VOX Edukasi, 9(1).

Safitri, R. (2019). Konsep Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Journal PKN, 53(9),
1–18.

Soedarso. (2006). Pengembangan Sistem Filsafat Pancasila. Jurnal Filsafat, 39(1),


42–56. https://journal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/23215

11
Sulisworo, D., Wahyuningsih, T., & Baehaqi Arif, D. (2012). Bahan Ajar
(Pancasila Sebagai sistem Filsafat dan Implikasinya). Pancasila, 1(1), 1–18.
http://eprints.uad.ac.id/9432/1/Pancasila Dwi.pdf

Taufiqurrahman. (2018). Pendidikan Pancasila. Kementerian Riset Teknologi dan


Pendidikan Tinggi.

12

Anda mungkin juga menyukai