TUGAS 2
Penerapan Pancasila Sebagai Sistem Filsafat dan
Pengembangannya
Dosen:
Dr. Zulmasyhur, M. Si
Disusun Oleh:
ACHMAD FARIS ZUBAIDI
200101072044
Tiada kalimat yang pantas penulis ucapkan kecuali rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai
Pandangan Hidup”. Tidak lupa pula dukungan baik secara material dan non
material yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, izinkan penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Jang Youn Cho, P.hD, CPA, selaku Rektor Universitas Siber Asia
yang kami Hormati.
2. Bapak Dr. Zulmasyhur, M. Si, selaku Dosen Mata Kuliah Pendidikan
Pancasila yang memberikan dukungan dan saran kepada penulis.
3. Bapak Galih Setya, S.Kom. M. SI selaku Dosen Pembimbing Akademik
penulis yang selalu memberikan motivasi dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar bahwa makalah yang disusun ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, dengan rendah hati penulis memohon kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Adapun isi dari makalah ini adalah Pancasila Sebagai Pandangan Hidup,
Menjalankan nilai-nilai Pancasila, Makna nilai-nilai Pancasila.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelahiran filsafat sebagai sistem pemikiran yang unik tidak terlepas dari
apa yang terjadi di Yunani pada tahun 600 SM, yaitu awal ditinggalkannya
pemikiran mitologis, yang digantikan oleh konsep yang lebih rasional dan dapat
diperdebatkan. Filsafat berasal dari bahasa Yunani: philos (cinta) dan sophos
(pengetahuan atau kebijaksanaan). Filsafat mencoba memikirkan segala sesuatu
yang rasional (inferensial) sistematis (koheren), radikal (dalam), sintetik (total)
dan universal (objektif/in tersubjektif). Berbeda dengan pemikiran mitis, yang
cenderung irasional, kontradiktif, terfragmentasi, dan subjektif.
1
negara Indonesia. Pancasila adalah simbol yang sederhana dan tidak memiliki
arti atau kontribusi untuk memecahkan masalah negara yang harus diselesaikan
bersama. Menurut anggapan itu, masalah merosotnya pemahaman masyarakat
Indonesia tentang Pancasila sebagai gaya hidup merupakan tugas filsafat ilmu
untuk mengkaji secara ilmiah, dengan mengutamakan sikap akademik dan
intelektual yang tinggi untuk mencapai pemecahan masalah yang komprehensif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka penulis merumuskan
masalah-masalah yang akan dibahas diantaranya:
1. Bagaimana hakikat Pancasila sebagai sistem filsafat?
2. Bagaimana penerapan Pancasila sebagai sistem filsafat?
3. Apa saja pengembangan nilai – nilai Pancasila?
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Agar pembaca mampu memahami Pancasila sebagai sistem filsafat
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari dan dapat mengamalkan
nilai – nilai Pancasila yang terkandung dalam kelima silanya.
2
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode analisis
deskriptif, sebab penelitian ini akan mendeskripsikan keadaan yang terjadi pada
saat sekarang. Metode analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini
ialah metode analisis deskriptif korelasional yang menjelaskan hubungan antara
konsep-konsep atau nilai-nilai di tiap-tiap sila dan makna yang terkandung di
dalamnya.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan di dalam penyusunan makalah ini meliputi 4 bab yaitu:
Bab 3: Pembahasan titik bab ini memuat bagian pembahasan atau analisis
temuan tersebut dikaitkan dengan dasar teoritis yang telah dibahas
sebelumnya mengenai Pancasila sebagai pandangan hidup menurut
pendapat mahasiswa.
Bab 4: Penutup. bab ini berisi berupa saran sebagai penutup dari hasil
penulisan makalah
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Filsafat Ilmu
Robert Ackermann mendefinisikan filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan
kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan
terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam
kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat
demikian itu. Filsafat ilmu demikian jelas bukan suatu cabang ilmu yang bebas
dari praktik ilmiah senyatanya (Gie, 1997:57).1
Pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan a higher level of knowledge
maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerus pengembangan filsafat
pengetahuan. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat menempatkan objek
sasarannya ilmu (pengetahuan), ilmu tentang ilmu (Wibisono, 2009:13).
Berkenaan dengan filsafat dalam konteks kearifan hidup personal maupun
kolektivitas tertentu, filsafat ilmu (Philosophy of Science) adalah sebuah
refleksi kritis secara mendasar atas perkembangan ilmu, khususnya terhadap
tendensi filsafat ilmu (Sutrisno, 2006:19), yaitu filsafat sebagai “pandangan
hidup” atau weltanschauung. Hal ini berkaitan dengan upaya sekelompok
manusia untuk merespons dan menjawab permasalahan pokok kehidupan
manusia.2
Adapun cabang-cabang filsafat ilmu yang pokok adalah:
1. Metafisika, merupakan cabang filsafat yang membahas tentang hal-hal yang
bereksistensi di balik lingkungan fisis. Metafisika meliputi bidang ontologi,
kosmologi dan antropologi.
2. Epistemologi, merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan persoalan
hakikat pengetahuan
1
Syahrul Kirom, “Filsafat Ilmu Dan Arah Pengembangan Pancasila: Relevansinya Dalam
Mengatasi Persoalan Kebangsaan”. Jurnal Filsafat Vol.21, Nomor 2, Agustus 2011, hlm. 130.
2
Ibid..
4
3. Metodologi, merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan persoalan
hakikat metode dalam ilmu pengetahuan.
4. Logika, merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan persoalan filsafat
berpikir, yaitu rumus dan dalil-dalil filsafat yang benar.
5. Etika, merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan moralitas tingkah
laku manusia.
6. Estetika, merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan persoalan
keindahan.3
B. Pancasila
Sebagai dasar falsafah kebangsaan, Pancasila pada hakikatnya adalah
asas kerohanian negara. Jelaslah bahwa dalam penyelenggaraan suatu negara
perlu adanya peraturan-peraturan yang berlaku jelas dan tegas, dan inilah yang
disebut undang-undang, serta adanya peraturan-peraturan lainnya. Dengan
demikian, baik secara langsung maupun tidak langsung, Pancasila merupakan
sumber regulasi yang berlaku, termasuk regulasi. Dalam hal ini Pancasila
merupakan asas mutlak hukum Indonesia. Dalam pengertian ini, Pancasila
adalah rumah bagi semua sumber hukum Indonesia. Adapun fungsi dari
Pancasila sebagai berikut.
1. Sebagai pandangan hidup.
Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila
sebagai pedoman hidup sehari-hari. Semua hal yang berkaitan dengan
kegiatan masyarakat dan penyelenggara negara harus sesuai dengan nilai-
nilai inti Pancasila.
2. Sebagai jati diri bangsa
Pancasila secara material berasal dari nilai-nilai masyarakat.
Sehingga Pancasila dapat dinyatakan sebagai pembeda , penciri, atau jati
diri bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lainnya
3. Sebagai ideologi bangsa
3
http://eprints.uad.ac.id/9432/1/Pancasila%20Dwi.pdf, (Dapat diakses pada tanggal 16 Juli 2021
Pukul 17.57 Wib).
5
Pancasila sebagai ideologi berarti landasan/gagasan/gagasan
mendasar dalam proses Pancasila melaksanakan aturan negara dan
mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah
terwujudnya kehidupan yang melindungi nilai-nilai kesakralan, nilai
kemanusiaan, persatuan, kewarganegaraan dan keteguhan.
4
Junaedi, “Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Dalam Penerapan Konsep Negara Hukum
Indonesia”. Syntax Literate, Vol. 3, No.12 Desember 2018, hlm. 100..
6
berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara, serta
falsafah bangsa Indonesia.5
BAB III
PEMBAHASAN
5
ibid.
7
untuk berpikir, dan objek formal adalah objek yang berisi sudut pandang ketika
melihat kasus objek tertentu.
8
pengetahuan manusia, dan yang ketiga dengan hakikat pengetahuan
manusia (Titus, 1984:20). Ada tingkatan demonstrasi, imajinasi, asosiasi,
analogi, refleksi, intuisi, dan inspirasi dalam potensi atau daya untuk
menyerap pengetahuan, yaitu transformasi pengetahuan.
9
kesadaran akan membantu seseorang untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Ketiga, ketaatan yang selalu siap melaksanakan kewajiban fisik dan mental
yang lahir dari pemerintah, dari luar, dan dari hati. Keempat, kemampuan yang
cukup kuat, dorongan untuk bertindak berdasarkan nilai luhur Pancasila.
Kelima, refleksi, yaitu selalu menilai diri sendiri apakah sudah berbuat baik
atau buruk untuk melaksanakan Pancasila.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Pancasila
sangat penting sebagai sistem filosofis kehidupan manusia. Filsafat ilmu juga
dapat digunakan untuk memecahkan masalah bangsa secara ilmiah yang
menggerogoti pemahaman masyarakat tentang nilai-nilai Pancasila. Nilai
Pancasila dengan ilmu dalam kerangka tersebut dan hakikat ilmu dapat
dipelajari melalui filsafat ilmu. Pertama dari ontologis, Pancasila memiliki
ajaran dan nilai-nilai luhur, seperti pencerahan manusia yang saling
menghormati dan sikap cinta kasih, dimana Tuhan berperan dalam
membimbing manusia. Kedua, epistemologi, Pancasila, memiliki sumber
pengetahuan dan wawasan kebangsaan yang perlu diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Ketiga, secara aksiologi pada nilai Pancasila adalah nilai
luhur, memberikan kontribusi yang berarti bagi kehidupan manusia, saling
membantu dalam segala aspek kehidupan manusia, dan memberikan rasa
keadilan sosial. Oleh karena itu, pengembangan Pancasila dapat dilakukan
secara ilmiah dan filosofis.
B. Saran
Diharapkan kita sebagai warga negara Indonesia dapat mengamalkan
nilai-nilai sila dari Pancasila dengan benar, serta mengimplementasikan
tentang arti penting Pancasila dalam kehidupan sehari - hari.
10
DAFTAR PUSTAKA
Kurnisar. (2000). Pancasila Sumber Dari Segala Hukum. ISSN, 1966(Xx), 243–
253.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/MKFIS/article/download/467/385
Rohani, Novianty, F., & Firmansya, S. (2018). Analisis Upaya Melestarikan Nilai-
Nilai Budaya Pada Masyarakat Adat Melayu Di Kecamatan Sungai Kakap
Kabupaten Kubu Raya. VOX Edukasi, 9(1).
Safitri, R. (2019). Konsep Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Journal PKN, 53(9),
1–18.
11
Sulisworo, D., Wahyuningsih, T., & Baehaqi Arif, D. (2012). Bahan Ajar
(Pancasila Sebagai sistem Filsafat dan Implikasinya). Pancasila, 1(1), 1–18.
http://eprints.uad.ac.id/9432/1/Pancasila Dwi.pdf
12