Anda di halaman 1dari 13

Mata Kuliah Pendidikan Pancasila SI-03

TUGAS 2
Menerapkan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan
Sehari-hari Bangsa Indonesia

Dosen:
Dr. Zulmansyhur, M.Si.

Disusun Oleh:
SALMI ISNAENI
200101072055

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


UNIVERSITAS SIBER ASIA
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Menerapkan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari Bangsa
Indonesia” dengan baik.
Tidak lupa pula diucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Jang Youn Cho, P.hD, CPA, selaku Rektor Universitas Siber Asia
yang kami Hormati.
2. Bapak Dr. Zulmasyhur, M. Si, selaku Dosen Mata Kuliah Pendidikan
Pancasila yang memberikan dukungan dan saran kepada penulis.
3. Bapak Galih Setya, S.Kom. M. SI selaku Dosen Pembimbing Akademik
penulis yang selalu memberikan motivasi dalam penyusunan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari
susunan kalimat ataupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 24 Juli 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
Latar Belakang 4
Rumusan Masalah 4
Tujuan dan Manfaat Penulisan 4
Metode Penelitian 5
Sistematika Penulisan 5
BAB II 6
TINJAUAN PUSTAKA 6
BAB III 7
PEMBAHASAN 7
Pengertian Pancasila sebagai Dasar Negara 7
Pancasila sebagai Ideologi Bangsa 8
Makna Yang Terkandung Pada Nilai-nilai Dalam Pancasila 8
Ketuhanan Yang Maha Esa (Nilai Ketuhanan) 8
Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (Nilai Kemanusiaan) 9
Sila Ketiga: Persatuan Indonesia 9
Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan 9
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia 10
BAB IV 11
PENUTUP 11
Kesimpulan 11
Saran 11
Reaktualisasi 11
DAFTAR PUSTAKA 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus
dipedomani bangsa Indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita-cita proklamasi
kemerdekaan memiliki nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya yang digali
dari budaya bangsa dan memiliki nilai dasar yang diakui secara universal dan tidak
akan berubah oleh perjalanan waktu. Pemahaman generasi penerus bangsa terkait
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, semakin terdegradasi dan terkikis oleh
derasnya nilai-nilai baru yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Ironisnya,
sementara nilai-nilai baru ini belum sepenuhnya dipahami dan dimengerti, namun
nilai-nilai lama sudah mulai ditinggalkan dan dilupakan.
Oleh sebab itu, diperlukan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila agar dapat dijadikan
acuan bagi bangsa Indonesia dalam menjawab berbagai persoalan yang dihadapi
saat ini dan yang akan datang, baik persoalan yang datang dari dalam maupun dari
luar.

B. Rumusan Masalah

1. Pancasila sebagai dasar negara?


2. Pancasila sebagai ideologi ?
3. Bagaimana penerapan nilai-nilai Pancasila di Indonesia ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Mengetahui pengertian Pancasila sebagai dasar negara.


2. Mengetahui pengertian Pancasila sebagai ideologi.
3. Mengetahui penerapan nilai-nilai Pancasila di Indonesia.

4
D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,


sebab penelitian ini akan mendeskripsikan keadaan yang terjadi pada saat
sekarang. Metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif korelasional, untuk menjelaskan hubungan antara
konsep-konsep atau nilai-nilai di tiap-tiap sila dalam penerapan di
Indonesia.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan di dalam penyusunan makalah ini meliputi 4 bab


yaitu:

Bab I Pendahuluan, ( terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,


tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian, sistematika penulisan )

Bab II Tinjauan Pustaka ( berisi tentang teori-teori yang mendukung


penulisan makalah )

Bab III Pembahasan ( membahas tentang rumusan masalah )

Bab IV Penutup ( kesimpulan dan saran )

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pancasila menurut Ir. Soekarno, Pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia


yang turun temurun sekian lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan
demikian, Pancasila tidak hanya falsafah bangsa tetapi lebih luas lagi kemudian
dituangkan dalam suatu Sistem yang tepat.

Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus
hafal dan mematuhi segala isi dalam Pancasila tersebut. Namun sebagian besar
warga negara Indonesia hanya menganggap Pancasila sebagai dasar
negara/ideologi semata tanpa mempedulikan makna dan manfaatnya dalam
kehidupan. Tanpa manusia sadari nilai-nilai makna yang terkandung dalam
Pancasila sangat berguna dan bermanfaat (Nurgiansah, 2020).1

Banyaknya nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila sudah menjadi


pedoman bangsa Indonesia dalam berkehidupan sehari-hari. Dengan adanya
penerapan nilai-nilai luhur Pancasila mampu menjadikan bangsa Indonesia lebih
berbudi pekerti yang luhur.

1
Jurnal Kewarganegaraan-Vol. 5 No.1 Juni 2021-P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN:
2723-2328-Yohana.R.U.Sianturi & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan
Indonesia

6
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila sebagai Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai


Pancasila harus menjadi landasan dan pedoman dalam membentuk dan
menyelenggarakan negara, termasuk menjadi sumber dan pedoman dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan. Hal ini berarti perilaku para
penyelenggara negara dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah negara,
harus sesuai dengan perundang-undangan yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa yang nilai-
nilainya bersifat nasional yang mendasari kebudayaan bangsa, maka nilai-nilai
tersebut merupakan perwujudan dari aspirasi (cita-cita hidup bangsa) (Muzayin,
1992:16). Dengan Pancasila, perpecahan bangsa Indonesia akan mudah dihindari
karena pandangan Pancasila bertumpu pada pola hidup yang berdasarkan
keseimbangan, keselarasan, dan keserasian sehingga perbedaan apa pun yang ada
dapat dibina menjadi suatu pola kehidupan yang dinamis, penuh dengan
keanekaragaman yang berada dalam satu keseragaman yang kokoh (Muzayin,
1992:16).
Dengan peraturan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila, maka perasaan
adil dan tidak adil dapat diminimalkan. Hal tersebut dikarenakan Pancasila sebagai
dasar negara menaungi dan memberikan gambaran yang jelas tentang peraturan
tersebut berlaku untuk semua tanpa ada perlakuan diskriminatif bagi siapapun. Oleh
karena itulah, Pancasila memberikan arah tentang hukum harus menciptakan
keadaan negara yang lebih baik dengan berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Dengan demikian, diharapkan
warga negara dapat memahami dan melaksanakan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, dimulai dari kegiatan-kegiatan sederhana yang menggambarkan
hadirnya nilai-nilai Pancasila tersebut dalam masyarakat. Misalnya saja,
masyarakat selalu bahu-membahu dalam ikut berpartisipasi membersihkan

7
lingkungan, saling menolong, dan menjaga satu sama lain. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa nilai-nilai Pancasila telah terinternalisasi dalam kehidupan
bermasyarakat.

B. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa

Pancasila sebagai ideologi Indonesia mempunyai ajaran-ajaran yang


memang mengandung nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi lain. Ajaran yang
dikandung Pancasila bahkan dipuji oleh seorang filsuf Inggris, Bertrand Russel,
yang menyatakan bahwa Pancasila sebagai sintesis kreatif antara
Declaration of American Independence (yang merepresentasikan ideologi
demokrasi kapitalis) dengan Manifesto Komunis (yang merepresentasikan ideologi
komunis). Lebih dari itu, seorang ahli sejarah, Rutgers, mengatakan, “Dari semua
negara-negara Asia Tenggara, Indonesia-lah yang dalam Konstitusinya, pertama-
tama dan paling tegas melakukan latar belakang psikologis yang sesungguhnya
daripada revolusi melawan penjajah. Dalam filsafat negaranya, yaitu Pancasila,
dilukiskannya alasan-alasan secara lebih mendalam dari revolusi-revolusi itu (Latif,
2011: 47). Dari pendapat tersebut, Indonesia pun pernah merasakan
berkembangnya nilai-nilai ideologi-ideologi besar dunia berkembang dalam gerak
tubuh pemerintahannya.

C. Makna Yang Terkandung Pada Nilai-nilai Dalam Pancasila

1. Ketuhanan Yang Maha Esa (Nilai Ketuhanan)


Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan “roh” sekaligus dasar dari
keempat sila lainnya. Ketuhanan Yang Maha Esa bermakna bahwa Bangsa
Indonesia adalah Negara yang monoteisme percaya terhadap Tuhan yang satu
bukan sebaliknya. Dengan kata lain, negara Indonesia berlandaskan agama.
Pancasila dengan sila pertamanya, adalah sebuah falsafah yang sesuai dan
bersahabat dengan agama. Oleh karenanya, sudah seharusnya sebagai Insan yang

8
beriman dan bertakwa kepada Allah dengan mendirikan perintahnya guna
meningkatkan kesalehan kita. Kita sebagai bangsa Indonesia sudah sepatutnya
menyadari realitas kemajemukan Indonesia sebagai sebuah berkah dari Allah, yang
perlu dikembangkan dan dilestarikan.
2. Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (Nilai Kemanusiaan)
Nilai yang terkandung dari sila kedua Pancasila adalah nilai kemanusiaan.
Kemanusiaan yang dimaksud adalah manusia yang adil dan beradab, menjunjung
tinggi nilai-nilai keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan, yang
diwujudkan dalam semangat saling menghargai, toleran, yang dalam perilaku
sehari-hari didasarkan pada nilai-nilai moral yang tinggi, serta untuk kepentingan
bersama.
3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
Indonesia adalah Negara yang kaya akan keberagaman suku, agama,
bahasa, budaya, dan ras. Namun dengan terbentuknya NKRI, dimulailah komitmen
bersama untuk terus membentengi keberagaman itu untuk mewujudkan Indonesia
yang maju, adil, dan sejahtera. Itulah makna yang terkandung dari sila persatuan
Indonesia. Sesuai dengan konstitusi tujuan negara ialah berkewajiban memberikan
perlindungan kepada segenap tumpah darah Indonesia dan seluruh isinya dengan
semangat persatuan tersebut. Perlakuan yang sama pada seluruh warga dimanapun
berada haruslah dilakukan oleh pemerintah tanpa memandang latar belakang suku,
ras, budaya, maupun agamanya.
4. Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Konstitusi mengamanatkan untuk mewujudkan negara yang demokratis,
yang mana kedaulatan diserahkan sepenuhnya kepada rakyat. Nilai yang
terkandung Sila keempat Pancasila adalah pedoman berdemokrasi Indonesia.
Namun bagaimana cara mengimplementasikan demokrasi Indonesia masih dalam
tahap pencarian identitas. Sejak merdeka, Indonesia telah melalui beberapa tahapan
demokrasi, yaitu demokrasi masa revolusi, demokrasi parlementer, demokrasi
terpimpin, demokrasi era orde baru dan demokrasi era reformasi.

9
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila keadilan sosial mengandung makna bahwa setiap warga negara
diperlakukan sama tanpa adanya perbedaan suku, ras, agama, bahasa, kaya dan
miskin, maupun jabatan. Semua warga negara harus diperlakukan adil oleh negara.
Perwujudan dari sila keadilan sosial ini dapat berupa penegakan hukum dengan asas
keadilan bukan keuangan dan jabatan, tidak ada tekanan baik fisik maupun mental
terhadap rakyat, mendapatkan kehidupan yang sejahtera atau terbebas dari
kemiskinan, dan kebodohan, serta dari tekanan pihak asing.2

2
126 JURNAL BHINNEKA TUNGGAL IKA, VOLUME 5, NOMOR 2, NOVEMBER 2018

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila merupakan


rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Bangsa Indonesia sudah menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-harinya. Dengan pedoman Pancasila, maka kehidupan bangsa
Indonesia lebih teratur dan terarah.

B. Saran

Kita dapat menyadari bahwa Pancasila memiliki lima sila yang sarat makna dan
setiap warga negara Indonesia harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila
dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab agar
Pancasila tidak terbatas pada tulisan saja.

C. Reaktualisasi

Ada kasus yang baru-baru ini muncul di permukaan terkait razia


PPKM(Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Sosok Mardani, Oknum
Satpol PP yang memukuli wanita hamil saat razia PPKM di sebuah warung daerah
Gowa, Sulawesi Selatan. Sebagai salah satu tokoh masyarakat yang seharusnya
mengayomi ini adalah tindakan yang sangat tidak dibenarkan. Apalagi beralaskan
razia PPKM lantas bias semena-mena dalam perlakuannya ke pihak terkait. Hal
yang dilakukan Mardani sangat tidak terpuji dan menyalahi nilai-nilai di dalam
kelima sila Pancasila, terutama sila kedua yang berbunyi : “Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab”. Seharusnya dalam penyampaian dilakukan dengan cara baik-
baik dan memberi pengetahuan yang mendalam tentang fungsi dari PPKM sendiri
yang pokok utamanya adalah melindungi dari berkerumunan warga berlama-lama
di tengah pandemi covid 19 ini. Dengan sandangan gelar tokoh masyarakat juga
hendaknya mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila

11
agar mampu memberi contoh yang baik dan harapannya bisa ditiru oleh warga
setempat.3

3
https://www.instagram.com/p/CRVZu4Ut1JC/?utm_medium=copy_link

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.instagram.com/p/CRVZu4Ut1JC/?utm_medium=copy_link
https://core.ac.uk/download/pdf/267824662.pdf

https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/view/1452/pdf

Jurnal Kewarganegaraan-Vol. 5 No.1 Juni 2021-P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN:


2723-2328-Yohana.R.U.Sianturi & Dinie Anggraeni D – Universitas Pendidikan
Indonesia

126 JURNAL BHINNEKA TUNGGAL IKA, VOLUME 5, NOMOR 2,


NOVEMBER 2018

https://www.instagram.com/p/CRVZu4Ut1JC/?utm_medium=copy_link

13

Anda mungkin juga menyukai