Anda di halaman 1dari 13

Mata Kuliah Pendidikan Pancasila SI-03

TUGAS 1
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

Dosen:
Dr. Zulmasyhur, M. Si

Disusun Oleh:
ACHMAD FARIS ZUBAIDI
200101072044

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


UNIVERSITAS SIBER ASIA
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Tiada kalimat yang pantas penulis ucapkan kecuali rasa syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Pandangan Hidup”. Tidak
lupa pula dukungan baik secara material dan non material yang diberikan kepada penulis dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, izinkan penulis mengucapkan rasa terima kasih
kepada:

1. Bapak Jang Youn Cho, P.hD, CPA, selaku Rektor Universitas Siber Asia yang kami
Hormati.
2. Bapak Dr. Zulmasyhur, M. Si, selaku Dosen Mata Kuliah Pendidikan Pancasila yang
memberikan dukungan dan saran kepada penulis.
3. Bapak Galih Setya, S.Kom. M. SI selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis yang
selalu memberikan motivasi dalam penyusunan makalah ini.

Penulis sadar bahwa makalah yang disusun ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
dengan rendah hati penulis memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.

Adapun isi dari makalah ini adalah Pancasila Sebagai Pandangan Hidup, Menjalankan
nilai-nilai Pancasila, Makna nilai-nilai Pancasila.

Akhir kata penulis mengucapkan “Terima kasih”.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…...........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan............................................................................................................2

D. Manfaat Penulisan..........................................................................................................2

E. Metode Penelitian...........................................................................................................2

F. Sistematika Penulisan.....................................................................................................3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Indonesia.............................................................3

B. Penjabaran Nilai – Nilai Pancasila.................................................................................4

C. Upaya Menjaga Makna Nilai - Nilai Pancasila..............................................................7

BAB III

PENUTUP

A. Saran...............................................................................................................................9

B. Kesimpulan.....................................................................................................................9

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian


bangsa, karena itu Pancasila diterima oleh seluruh rakyat sebagai dasar negara yang
mengatur hidup ketatanegaraan1.

Pancasila sering disebut sebagai dasar falsafah negara (philosofische


Grondslag) ideologi negara (staatsidee), dan sebagai dasar mengatur pemerintahan
negara2. Bangsa Indonesia tidak diragukan lagi ketinggian nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila sebagai jiwa bangsa. Artinya kekuatan dan
semangat menjiwai bangsa berasal dari nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila3.

Sebagai sebuah karya luhur anak bangsa Pancasila selayaknya ditempatkan


secara terhormat dan khazanah kehidupan berbangsa dan bernegara bangsa
Indonesia. Posisinya sebagai panduan nilai dan pedoman bersama (common
platform) untuk mewujudkan tujuan atau kesejahteraan bersama bangsa Indonesia,
yang berpotensi mengancam keutuhan Indonesia sebagai sebuah bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia4.

Oleh karena itu sebagai upaya nyata demi menjalankan nilai-nilai Pancasila.
Atas dasar inilah penulis merasa tertarik untuk mengambil judul makalah
“PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP”.

1
Kansil, Hidup Berbangsa dan Bernegara (Pedoman Hidup Bangsa Untuk Siswa Indonesia),
(Jakarta: Erlangga, 1990). h. 18
2 Titik Triwulan Tutik, Konstitusi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen UUD

1945, ( Jakarta : Kencana, 2010), h. 78


3 Suardi Abubakar, Kewarganegaraan 3 Menuju Masyarakat Madani, (Jakarta : Ghalia

Indonesia, 2007), Cet. 2, h. 8


4 Komaruddin Hidayat, Azyumardi Azra, Pendidikan Kewarganegaraan (CIVIC EDUCATION),

hlm. ix-x,23

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka penulis merumuskan


masalah-masalah yang akan dibahas diantaranya:
1. Bagaimana hakikat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa?
2. Bagaimana penjabaran tiap-tiap sila dari Pancasila?
3. Apa saja upaya – upaya dalam menjaga makna nilai – nilai Pancasila?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mempunyai beberapa


tujuan, yaitu:
1. Untuk mengetahui hakikat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
2. Untuk mengetahui penjabaran dalam menjalankan tiap-tiap sila dari
Pancasila
3. Untuk mengetahui upaya – upaya dalam menjaga makna nilai – nilai
Pancasila

D. Manfaat Penulisan

Agar pembaca mampu memahami Pancasila sebagai pandangan


hidup dan menjalankan setiap makna Pancasila dengan baik dan benar,
dan nantinya para pembaca mampu menjadi contoh bagi masyarakat.

E. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode


deskriptif, sebab penelitian ini akan mendeskripsikan keadaan yang terjadi
pada saat sekarang. Metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini
ialah metode deskriptif korelasional, untuk menjelaskan hubungan antara
konsep-konsep atau nilai-nilai di tiap-tiap sila dan makna yang terkandung
di dalamnya.

2
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan di dalam penyusunan makalah ini meliputi 4
bab yaitu:

Bab 1: Pendahuluan. dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang


masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,
sistematika penulisan.

Bab 2: Pembahasan titik bab ini memuat bagian pembahasan atau analisis
temuan tersebut dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas
sebelumnya mengenai Pancasila sebagai pandangan hidup menurut
pendapat mahasiswa.

Bab 3: Penutup. bab ini berisi berupa saran sebagai penutup dari hasil
penulisan makalah.

Bab 4: Tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen atau


data-data yang berkaitan dengan fokus serta teori-teori yang
mendukung penulisan penulis.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Kemajemukan Pancasila bisa dilihat pada kelima silanya. Kelima sila


Pancasila tersebut pada dasarnya mewakili berbagai pandangan dan kelompok
dominan di Indonesia pada paruh pertama abad ke-20. Presiden pertama Indonesia
Ir. Soekarno seorang pemimpin pergerakan nasional yang pertama kalinya
memperkenalkan konsep Pancasila dalam persidangan BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 1 Juni 1945.

Pandangan Soekarno tentang Pancasila merupakan gagasannya untuk


mewadahi berbagai aliran pemikiran dan kelompok pergerakan nasional pada

3
waktu itu. Didasari semangat mempersatukan Indonesia yang lain dan majemuk,
Soekarno menyerap dinamika pemikiran dan ideologi yang berkembang pada saat
itu dalam Pancasila.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa tersebut terkandung didalamnya


konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan dalam pikiran terdalam dan
gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Oleh karena itu Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat Indonesia, maka pandangan hidup dijunjung tinggi oleh
warganya karena pandangan hidup Pancasila berakar pada budaya dan pandangan
hidup masyarakat5.

Menurut Abdulgani menyatakan “Pancasila adalah suatu filsafat sosial


yang sudah dewasa, yang sangat besar pengaruhnya atas jalannya revolusi 6. Sebagai
intisari dari nilai budaya masyarakat Indonesia, maka Pancasila merupakan cita-cita
moral bangsa yang memberikan pedoman dan kekuatan rohaniah bagi bangsa untuk
berperilaku luhur dalam kehidupan sehari-hari bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara7.

B. Penjabaran dalam menjalankan Nilai - Nilai Pancasila

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Kata kunci dalam sila pertama ini adalah Tuhan. Hal ini dapat
diinterpretasikan sesuai dengan hakikat dan sifat-sifat Tuhan. Sehingga,
bangsa Indonesia mutlak percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa apa
pun keyakinan dan agamanya terserah, asalkan tidak bertentangan
dengan ketentuan Undang-Undang yang berlaku. Dalam suatu negara

5
Sutoyo, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011), h. 21
6 Ahmad Syafii Maarif, Islam dan Pancasila Sebagai Dasar Negara, (Jakarta: LP3ES, 1996),

Cet. 3, h. 150
7 Sutoyo, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, h. 21

4
yang Demokratik tidak dibenarkan adanya pemaksaan agama. Dalam
sila pertama terkandung nilai ketuhanan, antara lain:

a. bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan


ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
b. membina kerukunan hidup di antara sesama umat pemeluk
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
c. kebebasan memeluk agama merupakan hak yang bersifat
asasi sehingga tidak memaksa kan suatu agama atau
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang
lain;
d. nilai sila pertama menjiwai sila kedua, ketiga, ke tempat dan
kelima.

Dasar ini menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk Indonesia


untuk memeluk agamanya/kepercayaan, sebagaimana tercantum dalam
pasal 29 UUD 1945. Hal ini berarti bahwa, Negara Indonesia yang
terdiri atas beribu-ribu pulau dengan lebih kurang 200 lebih juta
penduduk yang menganut beberapa agama, menghendaki semua itu
hidup tentram, rukun dan saling menghormati. Dengan demikian semua
agama diakui di Negara Republik Indonesia, dapat bergerak dan
berkembang secara leluasa.

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Sila kedua merupakan kesesuaian dengan hakikat manusia. Dengan


sikap saling menghargai setiap manusia, maka akan timbul persamaan
derajat, persamaan hak dan kewajiban hak asasi manusia tanpa
membeda-bedakan suku, agama, ras dan jenis kelamin. Hormat
menghormati, saling bekerja sama, tenggang rasa, dan tepa selira
merupakan sebagian perwujudan dari menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan. Dalam sila kedua terkandung nilai-nilai kemanusiaan,
diantaranya:

5
a. pengakuan terhadap martabat manusia;
b. perlakuan yang adil terhadap sesama manusia;
c. pengertian manusia yang beradab, memiliki daya cipta, rasa
dan karsa serta keyakinan, sehingga jelas adanya perbedaan
antara manusia dan hewan.
d. nilai sila kedua ini dijiwai sila pertama dan menjiwai sila
ketiga, keempat, dan kelima8.

3. Sila Persatuan Indonesia

Pengakuan terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang berdasarkan


ketuhanan adalah modal awal bagi terciptanya persatuan bangsa
Indonesia. Sikap yang mampu menempatkan kepentingan bangsa
Indonesia di atas kepentingan pribadi dan golongan serta
mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
Pada sila ketiga terkandung nilai persatuan bangsa, antara lain;
a. mengembang kan rasa cinta tanah air dan bangsa;
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan;
c. mengembang kan persatuan Indonesia atas dasar Binekah
Tunggal Ikan;
d. nilai sila ketiga menjiwai sila pertama, kedua serta menjiwai
sila keempat, dan kelima9.

4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan


Dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Kerakyatan merupakan kata kunci sila keempat. Hal ini berarti


rakyat mempunyai kedudukan tertinggi dalam menyelenggarakan
sistem ketatanegaraan Republik Indonesia. Kedaulatan negara ditangan

8
Jazimi Hamid, Mustafa Lutfi., Civi Education Antara Realitas Politik dan Implementasi
Hukumnya, h. 54
9 Subhan Sofhian, Asep Sahid Gatera, Pendidikan Kewarganegaraan (civi education), h.30

6
rakyat, maka segala keputusan diutamakan dengan musyawarah untuk
mencapai muafakat. Nilai-nilai yang terkandung pada sila keempat
antara lain:
a. kedaulatan negara ditangan rakyat;
b. dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan peribadi atau golongan;
c. musyawarah dilakukan dengan akal sehat sesuai dengan hati
nurani yang luhur;
d. memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat yang
amanah untuk melaksana kan permusyawaratan;
e. sila keempat dijiwai sila pertama, kedua, dan ketiga serta
menjiwai sila kelima.

5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Hakikat dari sila kelima adalah adil. Kata adil bisa diartikan tidak
memiliki, memberikan yang bukan hak. Perwujudan keadilan sosial
dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi rakyat Indonesia.
Keadilan dalam bidang sosial terutama meliputi bidang-bidang ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya pertahanan dan keamanan nasional.
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila kelima meliputi:
a. mengembangkan sikap adil terhadap sesama;
b. mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong royongan;
c. cinta akan kemajuan dan pembangunan;
d. sila kelima dijiwai sila pertama, kedua, ketiga dan keempat10.

C. Upaya Menjaga Makna Nilai – Nilai Pancasila

Nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan suatu cerminan


dari kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap

10
Jazimi Hamidi, Mustafa Lutfi., Civi Education Antara Realitas Politik dan Implementasi
Hukumnya, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010), h. 55-58

7
telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia.
Untuk memenuhi hal tersebut maka perlu adanya berbagai upaya dari seluruh
masyarakat Indonesia. Upaya – upaya tersebut antara lain :

1. Masyarakat yang memiliki kesadaran yang tinggi akan hak dan


kewajiban sebagai pribadi, anggota keluarga/masyarakat, dan sebagai
warga Negara;

2. Sebagai pribadi harus dapat bersikap dan bertingkah laku sebagai insan
hamba Tuhan, yang mampu menggunakan cipta, rasa, dan karsa secara
tepat, sehingga dapat bersikap adil;

3. Sebagai anggota keluarga dan masyarakat harus mampu menyesuaikan


dirinya secara tepat sesuai dengan fungsi dan tugasnya;

4. Sebagai warga Negara diharapkan paham akan hak dan kewajibannya


sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Sebagai tenaga pembangunan maka wajib memahami prinsip prinsip


dasar program dan pelaksanaan pembangunan, baik pembangunan di
daerah maupun pembangunan nasional.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila merupakan dasar Negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.


Sebagai dasar Negara, Pancasila dijadikan sebagai dasar dalam membangun
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Arus globalisasi tidak mungkin
dihentikan. Berjalannya globalisasi tidak terlepas dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai penyebabnya. Dampaknya juga tidak bisa
dihindarkan. Bagi masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia, globalisasi
memiliki dampak positif dan negatif. Pembudayaan nilai-nilai luhur Pancasila
perlu diupayakan. Diharapkan terdapat penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
luhur Pancasila di berbagai bidang kehidupan bagi seluruh masyarakat.

B. Saran

Sehubungan dengan pentingnya pengamalan butir-butir Pancasila, maka


penulis menyarankan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk
mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila mulai dari diri sendiri dengan
kesadaran dan ke teladan yang mungkin akan dicontoh oleh orang lain dan
menjadi budaya yang positif bagi bangsa Indonesia serta mampu mewujudkan
tujuan dan cita-cita bangsa sesuai yang terkandung dalam Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.

9
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Ahmad Syafii Maarif, Islam dan Pancasila Sebagai Dasar Negara, (Jakarta:
LP3ES, 1996), Cet. 3, h. 150

Jazimi Hamid, Mustafa Lutfi., Civi Education Antara Ralitas Politik dan
Implementasi Hukumnya, h. 54

Kansil, Hidup Berbangsa dan Bernegara (Pedoman Hidup Bangsa Untuk Siswa
Indonesia), (Jakarta: Erlangga, 1990). h. 18

Komaruddin Hidayat, Azyumardi Azra, Pendidikan Kewarganegaraan (CIVIC


EDUCATION), hlm. ix-x,23

Pangeran Alhaj S.T.S dan Surya Patria Usman, 1995. Materi Pokok Pendekatan
Pancasila. Jakarta; Universitas Terbuka Depdikbud.

Setiady Elly M, Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila, Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Srijanto Djarot, Waspodo Eling,dkk. 1994. Tata Negara Sekolah Menengah Umum.
Surakarta: PT. Pabelan.

Suardi Abubakar, Kewarganegaraan 3 Menuju Masyarakat Madani, (Jakarta :


Ghalia Indonesia, 2007), Cet. 2, h. 8

Subhan Sofhian, Asep Sahid Gatera, Pendidikan Kewarganegaraan (civi


education), h.30

Sutoyo, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta:


Graha Ilmu, 2011), h. 21

Titik Triwulan Tutik, Konstitusi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca


Amandemen UUD 1945, ( Jakarta : Kencana, 2010), h. 78

UU Nomor 32 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Zulmasyhur, dkk , Pendidikan Pancasila, Buku Ajar, Universitas Nasional, Jakarta,


2019

10

Anda mungkin juga menyukai