Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PRINGSEWU
2022/2023
i
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
BAB III.............................................................................................................. 13
PENUTUP ......................................................................................................... 13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai bangsa yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia
tidak terlepas dari dasar Negara yaitu Pancasila. Pancasila adalah dasar filsafat
negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan pada tanggal 18 Agustus
1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita
Republik Indonesia tahun II No.7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945.
Bangsa Indonesia telah menemukan jati dirinya, yang didalamya tersimpul cirri
khas, sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, yang oleh para
pendiri negara kita dirumuskan dalam suatu rumusan yang sederhana namun
mendalam.
Tidak hanya mendapatkan ilmu, namun seorang mahasiswa juga harus berusaha
untuk dapat mengembangkan ilmu tersebut. Banyak sekali sudut pandang atau
pedoman yang dapat digunakan dalam mengembangkan ilmu, tetapi sebagai
mahasiswa dan warga negara Republik Indonesia diharapkan mampu
mengembangkan ilmu serta memahami, menganalisis, dan menjawab masalah-
masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsanya secara berkesinambungan dan
konsisten berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasarnya sehingga sesuai
dengan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.
1
1.2. RUMUSAN MASALAH
a. Bagi Pembaca
Dapat mengetahui Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dan
Demokrasi sehingga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni dengan penuh rasa tanggung jawab dan bermoral.
b. Bagi Penulis
Dapat mengetahui cara memecahkan berbagai masalah dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan menerapkan dan
mengembangkan ilmu berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kedudukan filsafat ilmu harus berasaskan kerokhanian dari sistem keilmuan dan
pengembangannya. Fungsi mental dan moral kepribadian manusia dalam
3
implemantasi iptek merupakan kriteria yang signifikan suatu keilmuan. Keilmuan
harus berorientasi praktis untu kepentingan bangsa. Selain itu, kebenaran yag dianut
epistomologis Pancasila prinsip kebenaran eksistensial dalam rangka mewujudkan
harmoni maksimal yang sesuai taraf-taraf fisiokismis, biotik, psikis, dan human
dalam rangka acuan norma ontologis transedental. Dengan pendekatan pencerdasan
kehidupan bangsa, epsitomologis Pancasila bersifat terbuka terhadap berbagai
aliran filsafat dunia (Dimyati, 2006).Tekhnologi telah merambah berbagai bidang
dan memengaruhi sendi-sendi kehidupan manusia bahkan nyaris menggoyahkan
ekstensi kodrat manusia itu sendiri,contohnya anak-anak yang permainannya serba
tekhnologi,mereka tidak sadar dengan hal tersebut membuat mereka menjadi
manusia individualis dan masih banyak lagi persoalan yang lain.Problematika
keilmuan dalam era milenium ketiga ini tidak terlepas dari sejarah perkembangan
ilmu pada masa- masa sebelumnya.dari sini problematika keilmuan dapat segera
diantisipasi dengan merumuskan kerangka dasar nilai bagi pengembangan ilmu
.Kerangka dasar nilai ini harus menggambarkan suatu suatu sistem filosofi
kehidupan yang dijadikan prinsip kehidupan masyarakat yang sudah mengakar dan
membudaya dalam kehidupan masyarakat indonesia,yaitu nilai-nilai pancasila.
4
didapatkan secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam
bidang ilmu tertentu.
5
c. Sistematis. Ilmu harus terumuskan dan terurai dalam hubungan yang teratur
dan logis sehingga membentuk suatu system yang berarti secara utuh,
menyeluruh, terpadu, dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat
menyangkut objeknya.
d. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran yang universal
yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu).
6
Soekarno selaku presiden. Ia membentuk sendiri kabinetnya. Sementara di unsur
legislatif, Indonesia belum memiliki DPR. Fungsi legislatif diemban oleh Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang membantu presiden. Adapun fungsi
yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dengan Hakim Agung pertamanya
Kusumah Atmaja. Selain tiga pilar demokrasi, Indonesia juga sudah memiliki pers
yang independen sebagai pilar keempat demokrasi. Indikasi demokrasi lain yang
sudah terwujud yakni kebebasan politik. Partai-partai politik tumbuh dan
berkembang cepat. Fungsi paling utama partai politik adalah ikut serta
memenangkan revolusi kemerdekaan dengan menanamkan kesadaran untuk
bernegara serta semangat anti penjajahan. Namun pemilihan umum belum dapat
dilaksanakan karena keadaan yang serba sulit. Baca juga: 10 Pilar Demokrasi
Indonesia Pada periode ini telah diletakkan hal-hal mendasar bagi perkembangan
demokrasi di Indonesia untuk masa selanjutnya, yaitu:
7
Periode kedua pemerintahan negara Indonesia merdeka berlangsung
dalam rentang waktu antara 1949-1959. Pada periode ini terjadi dua kali
pergantian undang-undang dasar, yaitu: Pergantian UUD 1945 dengan
Konstitusi RIS pada rentang waktu 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950.
Dalam rentang waktu ini, bentuk negara Indonesia berubah dari kesatuan
menjadi serikat. Sistem pemerintahan berubah dari presidensil menjadi
quasi parlementer. Pergantian Konstitusi RIS dengan Undang-undang Dasar
Sementara (UUDS) 1950 pada rentang waktu 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959.
Periode pemerintahan ini bentuk negara kembali berubah menjadi negara
kesatuan. Sistem pemerintahan menganut sistem parlementer. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pada periode 1949-1959, negara
Indonesia menganut demokrasi parlementer.
Era baru dalam pemerintahan dimulai setelah melalui masa transisi yang
singkat yaitu antara 1966-1968. Ketika Jenderal Soeharto dipilih menjadi Presiden
Republik Indonesia. Era pemerintahan pada masa Soeharto dikenal sebagai Orde
Baru dengan konsep Demokrasi Pancasila. Visi utama pemerintahan Orde Baru ini
adalah untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen
dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan visi tersebut, Orde
Baru memberikan harapan bagi rakyat Indonesia. Terutama yang berkaitan dengan
perubahan-perubahan politik. Perubahan politik dari yang bersifat otoriter pada
masa demokrasi terpimpin di bawah Presiden Soekarno menjadi lebih demokratis
pada Orde Baru. Rakyat percaya terhadap pemerintahan Orde Baru di bawah
pimpinan Presiden Soeharto atas dasar beberapa hal, yaitu: Soeharto sebagai tokoh
utama Orde Baru dipandang sebagai sosok pemimpin yang mampu mengeluarkan
bangsa Indonesia dari keterpurukan. Soeharto berhasil membubarkan Partai
Komunis Indonesia (PKI) yang menjadi musuh Indonesia pada masa ini. Soeharto
berhasil menciptakan stabilitas keamanan Indonesia pasca pemberontakan PKI
dalam waktu relatif singkat. Tetapi harapan rakyat tersebut tidak sepenuhnya
terwujud. Karena sebenarnya tidak ada perubahan subtantif dari kehidupan politik
8
Indonesia. Antara Orde Baru dan Orde lama sebenarnya sama-sama otoriter. Dalam
perjalanan politik pemerintahan Orde Baru, kekuasaan Presiden merupakan pusat
dari seluruh proses politik di Indonesia. Lembaga kepresidenan adalah pengontrol
utama lembaga negara lain yang bersifat suprastruktur (DPR, MPR, DPA, BPK,
dan MA) maupun infrastruktur (LSM, Partai Politik dan sebagainya). Soeharto
mempunyai sejumlah legalitas yang tidak dimiliki oleh siapa pun seperti
Pengemban Supersemar, Mandataris MPR, Bapak Pembangunan dan Panglima
Tertinggi ABRI. Berdasarkan kondisi tersebut, pelaksanaan demokrasi Pancasila
masih jauh dari harapan. Pelaksanaan nilai-nilai Pancasila secara murni dan
konsekuen hanya dijadikan alat politik penguasa. Kenyataan yang terjadi,
pelaksanaan Demokrasi Pancasila sama dengan kediktatoran.
2.6.Perkembangan Demokrasi
Secara etimologi atau bahasa, demokrasi itu berasal dari bahasa Yunani
demokratia yaitu demos yang artinya rakyat dan kratos yang artinya pemerintahan.
Selain itu, terminologi dalam bidang politik ini bisa juga diartikan gagasan
atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakuan yang sama bagi semua warga negara.
Istilah ini mulai berkembang pada pertengahan abad ke-5 SM untuk menunjukkan
sistem politik yang ada di negara Yunani, terutama Athena.
Lalu seperti apa sejarah demokrasi di Indonesia? Bagaimana perkembangan
demokrasi dari masa ke masa?
Mengutip dari buku Mengenal Lebih Dekat Demokrasi di Indonesia (2012) yang
ditulis oleh Nadhirun, sejarah demokrasi di Indonesia dimulai pada awal abad ke-
20. Pada fase ini, Indonesia masih mengalami penjajahan oleh Belanda dan
9
pemikiran demokrasi modern dari barat sudah mulai masuk ke Indonesia.Tepatnya,
anak-anak muda dan mahasiswa yang mengenyam pendidikan di Eropa banyak
membaca ide-ide demokrasi melalui buku serta ruang-ruang diskusi terbuka.
Kemudian, mereka banyak mendapatkan inspirasi mengenai konsep negara
demokrasi yang terbuka dan sangat kontradiktif dengan Indonesia.
Generasi pertama yang merasakan bagaimana indahnya demokrasi di negara-
negara Eropa adalah Mohammad Hatta yang kelak menjadi Wakil Presiden
Indonesia. Hatta belajar di Belanda dan menyerap berbagai ide-ide demokrasi.
Di generasi Hatta ini, ide-ide demokrasi meresap di benak anak muda Indonesia
dan memulai gerakan-gerakan kemerdekaan. Mengalami banyak ganjaran karena
transisi dari penjajahan Belanda ke penjajahan Jepang, akhirnya kemerdekaan
resmi diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.
Pada masa ini pula digelar Pemilu pertama pada 1955. Pemilu 1955
mendapat pujian dari berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing.
Pemilu ini diikuti oleh lebih 30-an partai politik dan lebih dari seratus daftar
kumpulan dan calon perorangan.
10
Beberapa hal yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya
kesadaran berkompetisi secara sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon
anggota DPR adalah perdana menteri dan menteri yang sedang memerintah,
mereka tidak menggunakan fasilitas negara dan otoritasnya kepada pejabat
bawahan untuk menggiring pemilih yang menguntungkan partainya.
11
3. Demokrasi Pancasila era Orde Baru (1965 - 1998)
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
http://ejournal.stainupacitan.ac.id/index.php/Transformasi/article/view/48
https://www.academia.edu/38484631/PANCASILA_SEBAGAI_DASAR_NILAI
_PENGEMBANGAN_ILM1.docx.docx
Lubis Maulana arafat, pembelajara PPKn di SD/MI, Medan: Akasha Sakti, 2018.
14