Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN IPTEK

Mata kuliah : Pendidikan Pancasila

Dosen : Ahmad Munawaruzaman S.Sos.I , M.Si

Disususn oleh :

Kelompok 6

Muhammad Alfarizi ( 221011401446)

Muhammad Alri Satria Arya Bima ( 221011402206)

Muhammad Dhava Abdillah Alvin (221011401768)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS PAMULANG

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang MahaKuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pancasila
Sebagai Dasar Pengembangan Iptek” tepat waktu.

Makalah “Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Iptek” disusun guna


memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Pendidikan Pancasila di Universitas
Pamulang. Selain itu, penulis juga berhaarap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Munawaruzaman


S.Sos.I.,M.Si. selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaaan
makalah ini

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB I...................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5

1.3 Tujuan......................................................................................................................5

BAB II..................................................................................................................................6

PEMBAHASAN....................................................................................................................6

2.1 Konsep dan urgensi Pancasila sebagai dasar pengembangan iptek.........................6

2.2 Alasan di perlukannya Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek..............7

2.3 Implementasi sila-sila dalam Perkembangan IPTEK.................................................8

2.4 Menggali sumber Historis, Sosiologis, politis tentang pancalisa sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu di Indonesia................................................................................12

BAB III...............................................................................................................................15

PENUTUP..........................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

pada zaman modern seperti sekarang ini dimana ilmu pengetahuan dan
globalisasi berkembang sangat pesat, nilai-nilai Pancasila mulai tergeser.
Banyak masyarakat Indonesia yang mulai meninggalkan nilai-nilai pencasila
dan tidak lagi menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Padahal jika ditilik dari sejarah bangsa Indonesia, Pancasila merupakan wujud
dari kerja keras dan pengorbanan para pendiri bangsa yang sangat
diperhitungkan dengan matang.

Masyarakat sekarang beranggapan bahwa Pancasila sangat kaku dan


normatif sehingga tidak sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta
tidak dapat mengikuti arus globalisasi. Padahal hal ini sebuah kekeliruan yang
sangat di sayangkan. Anggapan ini timbul karena mereka tidak memahami
pancasiila sepenuhnya bahwa pada hakikatnya Pancasila bersifat terbuka.
Pancasila bersifat dan fleksibel yang artinya dapat mengikuti perkembangan
zaman. Justru nilai-nilai Pancasila inilah yang perlu di pegang teguh oleh
masyarakat Indonesia agar tidak terkena dampak buruk perkembangan zaman
sehingga Indonesia akan tetap kokoh berdiri.

Seperti yang kita tahu bahwa Pancasila merupakan dasar negara.


Berkaitan dengan perkembangan ilmu. Pancasila juga memiliki peran menjadi
dasar pengembangan ilmu. Maka anggapan bahwa Pancasila tidak dapat
mengikuti perkembangan ilum dapat dibantah. Dari hal inilah perlu dibenahi
bahwa tidak ada alasan lagi untuk meninggalkan Pancasila demi keutuhan
negara Indonesia. Oleh karena itu, makalah ini akan dibahas mengenai
Pancasila Menjadi Dasar Pengembangan Ilmu

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan urgensi Pancasila sebagai dasar pengembangan
iptek?
2. Apa saja alasan diperlukannya Pancasila sebagai dasar pengembangan
iptek?
3. Bagaimana implementasi Pancasila sebagai dasar pengembangan iptek?
4. Bagaimana menggali sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila
sebagai dasar nilai iptek?

1.3 Tujuan

Dapat menjelaskan fungsi Pancasila sebagai nilai dasar pengembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi
Dapat menjelaskan fungsi dan peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
berbagai kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan urgensi Pancasila sebagai dasar pengembangan iptek


Pengembangan Ilmu iptek tidak dapat terlepas dari situasi yang
melingkupinya, artinya iptek selalu berkembang dalam suatu ruang budaya.
Perkembangan iptek pada gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai budaya dan
agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas, dipihak lain iptek
perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam pengembangannya
agar tidak merugikan umat manusia. Kuntowijoyo dalam konteks pengembangan
ilmu menengarai bahwa kebanyakan orang sering mencampuradukkan antara
kebenaran dan kemajuan sehingga pandangan seseorang tentang kebenaran
terpengaruh oleh kemajuan yang dilihatnya.

Kuntowijoyo menegaskan bahwa kebenaran itu bersifat non-cumulative


(tidak bertambah) karena kebenaran itu tidak makin berkembang dari waktu ke
waktu. Adapun kemajuan itu bersifat cumulative (bertambah), artinya kemajuan
itu selalu berkembang dari waktu ke waktu. Agama, filsafat, dan kesenian
termasuk dalam kategori non-cumulative, sedangkan fisika, teknologi, kedokteran
termasuk dalam kategori cumulative .Oleh karena itu, relasi iptek dan budaya
merupakan persoalan yang seringkali mengundang perdebatan.

Dilihat dari pengertian filsafat, bahwa Pancasila merupakan suatu tatanan


untuk mengatur bagaimana seharusnya setiap insan Indonesia, mencari dan
menemukan kebenaran hakiki sebatas kemampuan manusia yang selalu
berkembang dalam mewujudkan makna hidup dan kehidupannya yang sekaligus
sebagai perwujudan insan Indonesia sebagai mahluk ciptaan yang harus mengabdi
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, nilai – nilai Pancasila
sesungguhnya merupakan repleksi, implementasi dan aktualisasi nilai – nilai
religius yang merupakan saripati dari berbagai agama / dan keyakinan /
kepercayaan yang dianut oleh insan Indonesia sejak dahulu sampai masa kini dan
masa yang akan datang.

6
Relasi antara iptek dan nilai budaya, serta agama dapat ditandai dengan
beberapa kemungkinan sebagai berikut. Pertama, iptek yang gayut dengan nilai
budaya dan agama sehingga pengembangan iptek harus senantiasa didasarkan atas
sikap human-religius. Kedua, iptek yang lepas sama sekali dari norma budaya dan
agama sehingga terjadi sekularisasi yang berakibat pada kemajuan iptek tanpa
dikawal dan diwarnai nilai human-religius. Hal ini terjadi karena sekelompok
ilmuwan yang meyakini bahwa iptek memiliki hukum hukum sendiri yang lepas
dan tidak perlu diintervensi nilai-nilai dari luar. Ketiga, iptek yang menempatkan
nilai agama dan budaya sebagai mitra dialog di saat diperlukan. Dalam hal ini, ada
sebagian ilmuwan yang beranggapan bahwa iptek memang memiliki hukum
tersendiri (faktor internal), tetapi dipihak lain diperlukan factor external (budaya,
ideologi, dan agama) untuk bertukar pikiran, meskipun tidak dalam arti saling
bergantung secara ketat.

2.2 Alasan di perlukannya Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek


Pancasila diperlukan sebagai dasar nilai pengembangan iptek dalam kehidupan
bangsa Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut. Pertama, kerusakan lingkungan
yang ditimbulkan oleh iptek, baik dengan dalih percepatan pembangunan daerah
tertinggal maupun upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu mendapat
perhatian yang serius. Penggalian tambang batubara, minyak, biji besi, emas, dan
lainnya di Kalimantan, Sumatera, Papua, dan lain-lain dengan menggunakan
teknologi canggih mempercepat kerusakan lingkungan. Apabila hal ini dibiarkan
berlarut-larut, maka generasi yang akan datang, menerima resiko kehidupan yang
rawan bencana lantaran kerusakan lingkungan dapat memicu terjadinya bencana,
seperti longsor, banjir, pencemaran akibat limbah, dan seterusnya.

Kedua, penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek


dapat menjadi sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang
berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung
pragmatis. Artinya, penggunaan benda-benda teknologi dalam kehidupan
masyarakat Indonesia, dewasa ini telah menggantikan peran nilai nilai luhur yang

7
diyakini dapat menciptakan kepribadian manusia Indonesia yang memiliki sifat
sosial, humanis, dan religius. Selain itu, sifat tersebut kini sudah mulai tergerus
dan digantikan sifat individualistis, dehumanis, pragmatis, bahkan cenderung
sekuler.

Ketiga, nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai


daerah mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti: budaya gotong royong
digantikan dengan individualis yang tidak patuh membayar pajak dan hanya
menjadi free rider di negara ini, sikap bersahaja digantikan dengan gaya hidup
bermewah-mewah, konsumerisme; solidaritas sosial digantikan dengan semangat
individualistis; musyawarah untuk mufakat digantikan dengan voting, dan
seterusnya.

2.3 Implementasi sila-sila dalam Perkembangan IPTEK


1. Ketuhanan yang maha esa Pencipta seluruh dunia alam serta isinya adalah
Tuhan. Arti dari kalimat Yang maha esa berarti maha tunggal, tidak memiliki
sekutu, Esa dalam Zatnya, Esa dalam sifatnya, Esa dalam perbuatannya, artinya
bahwa zat Tuhan tidak terdiri dari zat yang banyak lalu menjadi satu, bahwa sifat
Tuhan adalah sempurna dari yang sempurna, ini adalah arti kata dari kata
Ketuhanan. Semua yang dilakukan Tuhan tidak bisa satu orang pun di dunia ini
bahkan alam semesta yang mampu. Oleh karena itu, Ketuhanan yang Maha Esa
memiliki definisi atau keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, yang
menciptakan alam semesta beserta isi di dalammya. (Kirom, 2011) Implementasi
pada poin I yaitu, Ketuhanan Yang Maha Esa pada perkembangan ilmu
pengetahuan Manusia pada hakikatnya adalah mahluk religi. Sebagai orang yang
religius, setiap orang berpotensi untuk menyadari bahwa ada kekuatan kreatif dan
kekuatan yang menguasai seluruh alam semesta, yaitu kekuatan kemahatahuan
dan kemahakuasaan (Anwar, 2015). Dalam Pengembangan Ilmu pengetahuan,
sangat perlu dilakukan penanaman nilai religi dimulai dari pendidikan sekolah
dasar, sampai dengan pendidikan sekolah tinggi. Dalam Pengembangan ilmu
pengetahuan manusia perlu memahami batas kemampuannya dalam berfikir,

8
karena pikiran manusia tidak dapat mencapai segala sesuatu di alam melalui
kemampuan yang terbatas ini, maka manusia harus kembali kepada pencipta dan
penguasa segala sesuatu yang ada di alam. Oleh karena itu, dalam perkembangan
ilmu pengetahuan, manusia harus menjalin keseimbangan antara rasionalitas dan
irasionalitas. Pada sila pertama ini menempatkan manusia bahwa alam ini adalah
sebagai bagiannya dan bukan sebagai pusatnya, melainkan Tuhanlah sebagai
pusatnya bukanlah manusia (Irhandayaningsih, 2012). Menanamkan nilai-nilai
spiritual, nilai moral, dan nilai moral sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing, serta menumbuhkan kesadaran beragama dengan menjalankan
perintah agama dan menjauhi segala larangan melalui kursus disiplin agama.
Menanamkan rasa saling menghormati dan kerjasama antar pemeluk agama dan
kepercayaan yang berbeda untuk menjalin keharmonisan dalam hidup, saling
menghormati kebebasan beribadah berdasarkan agama dan kepercayaannya, dan
tidak ingin orang yang berbeda agama dan kepercayaannya untuk
mempercayainya. Dalam hal ini melalui mata Pelajaran PPKN atau Mata Kuliah
Pancasila (Setyorini, 2018). Dan saya rasa tanggung jawab bersama semua
kelompok dan kelompok agama, serta kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, akan terus berlanjut dan bersama-sama meletakkan landasan spiritual, moral,
dan etika yang kuat bagi pembangunan negara untuk adat istiadat Pancasila.

2. Kemanusian yang adil dan beradab Membangun Karakter Nilai-Nilai Pancasila


Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia 929
Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 5 Mei 2021 Sifat manusia atau humanity
berasal dari kata manusia, yaitu orang yang pandai berpikir, berinisiatif dan
berkreasi. Karena potensi ini, manusia menempati martabat tertinggi. Dengan
hikmat manusia, manusia akan menjadi budaya, dan dengan kearifan manusia
akan sadar akan nilai dan norma. Sifat manusia atau biasa disebut dengan fitrah
manusia, karena harkat dan martabat manusia, merupakan identitas yang sangat
diperlukan bagi manusia. Keadilan terutama berarti bahwa keputusan dan
tindakan didasarkan pada norma-norma obyektif, bukan subjektif atau sewenang-
wenang. Peradaban berasal dari kata “adab” yang artinya kebudayaan. Oleh
karena itu peradaban berarti budaya yang artinya sikap, keputusan dan tindakan

9
manusia selalu dilandasi oleh nilai-nilai budaya terutama norma sosial dan norma
moral atau moral (Sudrajat & Hasanah, 2020). Oleh karena itu, manusia yang adil
dan beradab memahami sikap dan perilaku manusia berdasarkan potensi
pemikiran murni manusia relatif terhadap norma dan budaya umum, baik untuk
individu, untuk manusia, untuk alam dan untuk hewan. Pada prinsipnya pribadi
yang adil dan berbudaya adalah sikap dan perilaku seseorang yang benar-benar
sesuai dengan fitrah manusia, sifat manusia yang baik dan memahami nilai-nilai
dan budaya. Menerapkan sila kemanusiaan tentang keadilan dan peradaban dalam
pengembangan ilmu pengetahuan adalah membimbing dan mengontrol ilmu
pengetahuan (Irhandayaningsih, 2012). Ilmu pengetahuan telah kembali berfungsi
semula, yaitu untuk manusia, bukan hanya untuk kelompok dan tingkatan tertentu.
Prinsip keadilan dan peradaban manusia juga memberikan landasan moral, yaitu
manusia harus berbudaya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Ilmu dan
teknologi adalah bagian dari proses kebudayaan manusia dari peradaban dan
moralitas. Oleh karena itu, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus
bertumpu pada perwujudan kesejahteraan manusia. Harus menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan harkat dan martabat.

3. Persatuan Indonesia Persatuan berasal dari kata Satu yang artinya kelengkapan,
dan persatuan artinya persatuan berbagai sifat menjadi satu kesatuan, sehingga
persatuan Indonesia adalah persatuan Indonesia yang hidup di wilayah Indonesia.
Negara ini bersatu karena didorong untuk hidup bebas di negara berdaulat yang
merdeka. Persatuan Indonesia adalah perintah yang ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kehidupan intelektual negara secara keseluruhan dan mencapai
perdamaian yang langgeng. Karachidan (Kerakyatan) berasal dari kata “person”
yang artinya sekelompok orang yang tinggal di suatu daerah. (Kirom, 2011).
Implikasinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan adalah Sila persatuan
Indonesia, ajaran persatuan Indonesia menyadarkan bangsa Indonesia bahwa
berkat sumbangan IPTEK, jiwa nasionalis bangsa Indonesia dapat menciptakan
dan memelihara persatuan dan kesatuan bangsa melalui IPTEK. Rasa
persaudaraan terjalin antar berbagai daerah, karena tidak terlepas dari kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi . Oleh karena itu, diperlukan pengembangan ilmu

10
pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan
bangsa, serta lebih mengembangkan hubungan antara bangsa Indonesia dengan
dunia internasional.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan Hubungan kerakyatan prinsip keempat berarti kekuasaan tertinggi ada
di tangan rakyat. Orang disebut Pula (kedaulatan rakyat) (penguasa) atau
demokrasi (penguasa). Kearifan adalah penggunaan rasio / rasionalitas yang sehat
dengan selalu memperhatikan persatuan negara, kepentingan rakyat, dan secara
sadar, jujur, bertanggung jawab melaksanakan dan didorong oleh keikhlasan yang
dilandasi oleh hati nurani manusia . Permusyawaratan atau negosiasi adalah
prosedur kepribadian yang khas di Indonesia untuk merumuskan dan / atau
memutuskan sesuatu berdasarkan keinginan masyarakat, sehingga pengambilan
keputusan berdasarkan musyawarah mufakat. Dalam pengertian kata rakyat,
sistem representasi dilaksanakan melalui kantor perwakilan rakyat, yang
melibatkan partisipasi rakyat dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu,
demokrasi yang dipimpin oleh kearifan dan kearifan dalam musyawarah
perwakilan merupakan “kegiatan musyawarah dimana rakyat menjalankan
kekuasaan melalui sistem pengambilan keputusan yang representatif, dan
dilaksanakan melalui kepemimpinan yang berpikiran sehat dan bertanggung
jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan rakyatnya. Mewakili perintah keempat
merupakan landasan penting bagi asas persatuan masyarakat dan kerabat kita, dan
juga landasan penting bagi pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan asas kedaulatan rakyat. Mengambil kearifan sistem perwakilan
sebagai pedoman dan mewujudkan pengembangan ilmu atas perintah-perintah
rakyat merupakan landasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
demokrasi. Artinya, setiap ilmuwan harus memiliki kebebasan dalam
mengembangkan IPTEK. Selain itu, dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, setiap ilmuwan juga harus menghormati dan menghormati kebebasan
orang lain, dan harus terbuka, yang berarti bersedia menerima kritik atau
komentar dan perbandingan dengan temuan teoritis lainnya.

11
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indones Keadilan berasal dari kata “fame”
yang artinya keadilan berlaku bagi masyarakat di semua bidang kehidupan
material dan spiritual. Semua Orang Indonesia adalah setiap orang yang menjadi
orang Indonesia, baik Warga Negara Indonesia yang tinggal di negara besar
maupun di luar negeri. Oleh karena itu, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia berarti bahwa setiap warga negara Indonesia harus mendapat perlakuan
yang sama dan adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, dan budaya.
Membangun Karakter Nilai-Nilai Pancasila Terhadap Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia. Pelaksanaan perintah kelima
pembangunan keilmuan adalah: Bagi seluruh rakyat Indonesia norma keadilan
sosial menetapkan bahwa penyelenggaraan pembangunan ilmu pengetahuan dan
teknologi harus menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan manusia, yaitu
keseimbangan keadilan. Dia, orang yang menyertai Tuhan, orang yang terhubung
dengan orang lain, orang yang terhubung dengan desa dan masyarakat pedesaan,
dan orang yang terhubung dengan lingkungan alam.

2.4 Menggali sumber Historis, Sosiologis, politis tentang pancalisa sebagai


dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia
a. Landasan Historis Landasan historis adalah landasan-landasan fakta sejarah
yang dijadikan dasar bagi pengembangan pendidikan pancasila, baik menyangkut
formulasi tujuan, pengembangan materinya, rancangan modal pembelajaranya,
dan evaluasinya. Formasi pendidikan pancasila tentu saja tidak hanya memiliki
prespektif waktu kebelakang yang berisi alasan-alasan historis perlunya perilaku
tertentu bagi generasi muda. Pada dasarnya, tujuan pendidikan pancasila
memformulasikan apa yang penting dari masa lampau, masalah yang dihadapi
pada sekarang, dan cita-cita tentang kehidupan ideal dimasa lampau.

b. Landasan Sosiologis Sosiologi adalah ilmu tentang kehidupan antarmanusia.


Didalamnya mengkaji, antara lain latar belakang, susunan dan pola kehidupan
sosial dari berbagai golongan dan kelompok masyarakat, disamping juga
mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat

12
Melalui pendekatan sosiologis ini pula, Anda diharapkan dapat mengkaji struktur
sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah
sosial yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-nilai yang
mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa
Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu
sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-
sila Pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja, melainkan juga hasil
karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para
pendiri negara Landasan keberlakuan sosiologis merujuk kepada penerimaan
warga masyarakat sebagai sesuatu yang dibutuhkan secara ideology, poltik,
ekonomi, social budaya. Pertahanan dan keamanan

c. Politisi Pendidikan Pancasila Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan


Pancasila adalah berasal dari fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia.
Tujuannya agar Anda mampu mendiagnosa dan mampu memformulasikan saran-
saran tentang upaya atau usaha mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Bukankah Pancasila dalam tataran tertentu
merupakan ideologi politik, yaitu mengandung nilai-nilai yang menjadi kaidah
penuntun dalam mewujudkan tata tertib sosial politik yang ideal. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat Budiardjo (1998:32) sebagai berikut: “Ideologi politik
adalah himpunan nilai-nilai, idée, norma-norma, kepercayaan dan keyakinan,
suatu “Weltanschauung”, yang dimiliki seseorang atau sekelompok oran, atas
dasar mana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang
dihadapinya dan yang menentukan tingkah laku politiknya.” Melalui pendekatan
politik diharapkan mampu menafsirkan fenomena politik dalam rangka
menemukan pedoman yang bersifat moral yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
untuk mewujudkan kehidupan politik yang sehat. Pada gilirannya, Anda akan
mampu memberikan kontribusi konstruktif dalam menciptakan struktur politik
yang stabil dan dinamis. Secara spesifik, fokus kajian melalui pendekatan politik
tersebut, yaitu menemukan nilai-nilai ideal yang menjadi kaidah penuntun atau

13
pedoman dalam mengkaji konsep-konsep pokok dalam politik yang meliputi
negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making),
kebijakan (policy), dan pembagian (distribution) sumber daya negara, baik di
pusat maupun di daerah. Melalui kajian tersebut, Anda diharapkan lebih
termotivasi berpartisipasi memberikan masukan konstruktif, baik kepada
infrastruktur politik maupun suprastruktur politik

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah falsafah hidup berbangsa dan landasan negara Indonesia
yang dalam filsafat sudah ada dan berkembang sejak lama. IPTEK atau biasa kita
sebut IPTEK memang mendominasi dunia. Untuk hampir semua aktivitas, setiap
orang saat ini membutuhkan IPTEK. Perkembangan IPTEK mengubah dunia.
Revolusi pertama melahirkan sejarah. Saat itu, manusia menggantikan energi
manusia dan hewan melalui kemunculan mesin. Di sisi lain, penerapan nilai-nilai
luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masyarakat telah dilakukan sejak
zaman dahulu, ilmu pengetahuan dan teknologi juga berperan dalam pendidikan
Pancasila, dan pendidikan kewarganegaraan juga berperan dalam masyarakat.
Fungsi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dengan adanya teknologi dapat memudahkan mahasiswa dalam melakukan


proses transfer ilmu atau proses transfer ilmu sebelum berdirinya Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, dalam pembelajaran Pendidikan
Pancasila diperlukan teknologi yang canggih. Keberadaan pendidikan Pancasila
sampai dengan keberadaan teknologi adalah untuk membentuk karakter peserta
didik agar dapat memanfaatkan atau menciptakan teknologi yang bertanggung
jawab. Tanpa pemikiran seperti itu, pengembangan ilmu pengetahuan yang
berlandaskan nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup
dan kesejahteraan manusia, kehidupan masyarakat yang aman dan damai di
Indonesia.

15
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 2 No. 5 mei 2021

Anwar, M. (2015). Filsafat pendidikan. Jakarta. Kencana.

Hanum, F. F. (2019). Pancasila sebagai paradigma pembangunan industri 4.0.


Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 19(1), 30–42. Hartati, M. D.,
Ponoharjo, P., & Khamim, M. (2018). Pengaruh Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Pancasila dalam Menyikapi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Cakrawala: Jurnal Pendidikan, 12(1), 32–42.
https://doi.org/10.24905/cakrawala.v12i1.960

Hasanah, U. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Di Kalangan Generasi


Millenial Untuk Membendung Diri Dari Dampak Negatif Revolusi Indutri 4.0.
Pedagogy: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 8(1), 52–59.
https://doi.org/10.51747/jp.v8i1.705

16

Anda mungkin juga menyukai