Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN


IPTEK DAN SISTEM ETIKA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pancasila Dosen Pengampu:
Dr. Hamzah

Oleh:
Arviansyah (E0123026)
Pika Ariska (E0123045)
Tassya (E0123151)

PROGAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NAHDLATUL
ULAMA 2023

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini kami susun dengan judul "Pancasila sebagai Dasar Pengembangan
IPTEK dan Sistem Etika". Makalah ini disusun berdasarkan telaah pustaka, diskusi, dan
pengolahan data yang kami lakukan terkait topik makalah. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurrna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan untuk perbaikan dimasa mendatang.
Melalui kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Dr Hamzah selaku dosen pengampu mata kuliah Pancasila yang telah
memberikan ilmu bermanfaat.
2. Orang tua kami yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan moral
maupun material.
3. Teman-teman kuliah yang telah membantu dalam mendiskusikan, mengumpulkan
data dan informasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
4. Serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu atas segala
bantuannya.
Kami berharap, makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan
bagi pembaca. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala
kekurangan. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai setiap langkah kita.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Kubu Raya, 28 Oktober 2023

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................2
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Penghembangan Iptek.................3
B. Implementasi sila-sila dalam Pengembangan Iptek...............................................4
C. Alasan Yang Diperlukan Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Iptek.............8
D. Nilai-Nilai Pancasila Yang Relevan Sebagai Etika Pemanfaatan Iptek................9
E. Tantangan Pancasila Sebagai Etika Pemanfaatan Iptek........................................9
BAB II PENUTUPAN.....................................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................11
Daftar Pusaka...................................................................................................................12

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di era globalisasi saat
ini sungguh pesat dan massif. Kemajuan teknologi di segala bidang seperti
transportasi, komunikasi, kedokteran, pertanian, dan lainnya telah membawa banyak
manfaat bagi kehidupan manusia. Namun di sisi lain, kemajuan IPTEK juga
menimbulkan beragam masalah etika dan moral baik secara individual maupun
sosial.
Penyalahgunaan teknologi, ketimpangan sosial, kerusakan lingkungan, dan
berbagai masalah lain telah muncul seiring dengan kemajuan IPTEK. Oleh karena
itu, diperlukan nilai dan norma etika yang dapat mengarahkan IPTEK agar memberi
manfaat bagi kemanusiaan, bukan sebaliknya merugikan dan mengancam
keberlangsungan hidup manusia itu sendiri.
Di Indonesia, Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa mengandung
nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan pedoman etika dalam pengembangan dan
pemanfaatan IPTEK. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila seperti
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial sangat relevan
untuk dijadikan dasar etika bagi kemajuan IPTEK di Indonesia.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengandung prinsip humanisme
yang menempatkan manusia sebagai makhluk mulia ciptaan Tuhan. Nilai Ketuhanan
dalam Pancasila mendasari bahwa IPTEK harus digunakan untuk kemaslahatan umat
manusia, bukan sebaliknya. Demikian pula, nilai Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan, dan Keadilan Sosial dalam Pancasila dapat menjadi pegangan moral
dalam pemanfaatan IPTEK.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai Pancasila
sebagai dasar etika dan pedoman moral dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di Indonesia saat ini dan masa depan. Hal tersebut akan dibahas dalam
makalah ini dengan judul “Pancasila sebagai Dasar Pengembangan IPTEK dan
Sistem Etika”.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan langkah awal yang penting dalam penulisan
makalah karena membantu supaya fokus pada tujuan penulisan dan menjelaskan apa
yang akan ditulis. Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1 Bagaimana Konsep dan urgensi Pancasila sebagai dasar pengembangan iptek?
2 Bagaimana implementasi Pancasila sebagai pengembangan iptek?
3 Apa saja alasan yang diperlukan Pancasila sebagai dasar pengembangan iptek?
4 Nilai-nilai Pancasila yang relevan sebagai etika pemanfaatan iptek saat ini?
5 Apa tantangan Pancasila sebagai etika pengembangan iptek?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
1 Untuk menngetahui bagaimana Konsep dan urgensi Pancasila sebagai dasar
pengembangan iptek?
2 Untuk mengetahui bagaimana implementasi Pancasila sebagai pengembangan
iptek?
3 Untuk mengetahui apa saja alasan yang diperlukan Pancasila sebagai dasar
pengembangan iptek?
4 Untuk mengetahui Nilai-nilai Pancasila yang relevan sebagai etika pemanfaatan
iptek saat ini?
5 Untuk mengetahui apa tantangan Pancasila sebagai etika pengembangan iptek?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Iptek


Pengembangan Ilmu iptek tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya,
artinya iptek pada giliranya beersentuhan dengan nilai-nilai budaya dan agama
sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas, dipihak lain iptek perlu
mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam pengembangan ilmu
menengarai bahwa kebanyakan orang sering mencampuradukan antara kebenaran
dan kemajuan sehingga pandangan seseorang tentang kebenaran terpengaruh oleh
kemajuan yang dilihatnya.
Kuntowijoyo menegaskan bahwa kebenaran itu bersifat non-cumulative (tidak
bertambah) karena kebenaran itu tidak makin berkembang dari waktu ke waktu.
Adapun kemajuan itu bersifat cumulative (bertambah), artinya kemajuan itu selalu
berkembang dari waktu ke waktu. Agama, filsafat, dan kesenian termasuk dalam
kategori non-cumulative, sedangkan fisika, teknologi, kedokteran termasuk ndalam
kategori cumulative. Oleh karena itu, relasi iptek dan budaya merupakan persoalan
yang seringkali mengundang perdebatan.
Dilihat dari pengertian filsafat, bahwa pancasila merupakan suatu tatanan untuk
mengatur bagaimana seharusnya setiap insan indonesia, mencari dan menemukan
kebenaran hakiki sebatas kemampuan manusia yang selalu berkembang dalam
mewujudkan makna hidup dan kehidupannya yang sekaligus sebagai perwujudan
insan Indonesia sebagai mahluk ciptaan yang harus mengabdi Kepada Tuhan Yang
Kuasa. Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila sesungguhnya merupakan repleksi,
implementasi dan aktualisasi nilai-nilai religius yang merupakan saripati dari
berbagai agama dan keyakinan/kepercayaan yang dianut oleh insan Indonesia sejak
dahulu sampai masa kini dan masa yang akan datang.
Relasi antara iptek dan nilai budaya, serta agama dapat ditandai dengan beberapa
kemungkinan sebagai berikut. Pertama, iptek yang gayut dengan nilai budaya dan
agama sehingga pengembangan iptek harus senantiasa didasarkan atas sikap human-
religius. Kedua, iptek yang lepas sama sekali dari norma budaya dan agama sehingga
terjadi sekularisasi yang berakibat pada kemajuan iptek tanpa dikawal dan diwarnai

3
Nilai human-religius. Hal ini terjadi karena sekelompok ilmuwan yang meyakini
bahwa iptek memiliki hukum sendiri yang lepas dan tidak perlu diintervensi nilai-
nilai dari luar. Ketika, iptek yang menempatkan nilai agama dan budaya sebagai
mitra dialog di saaat diperlukan. Dalam hal ini, ada sebagian ilmuwan yang
beranggapan bahwa iptek memang memiliki hukum tersendiri (faktor internal), tetapi
dipihak lain diperlukan factor exterrnal (budaya, ideologi, dan agama) untuk bertukar
pikiran, meskipun tidak dalam arti saling bergantung secara ketat.

B. Implementasi sila-sila dalam Pengembangan Iptek


1. Ketuhanan Yang Maha Esa Pencipta seluruh dunia alam serta isinya
Tuhan Arti dalam kalimat Yang maha esa berarti maha tunggal, tidak
memiliki sekutu, Esa dalam Zatnya, Esa dalam sifatnya, Esa dalam perbuatanya,
artinya bahwa zat tuhan tidak terdiri dari zat yang banyak lalu menjadi satu,
bahwa sifat Tuhan adalah sempurna dari yang sempurna, ini adalah arti kata dari
kata Ketuhanan. Semua yang dilakukan Tuhan tidak bisa satu orang pun di dunia
ini bahkan alam semesta yang mampu. Oleh karena itu, Ketuhanan yang Maha
Esa memiliki definisi atau keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa yang
menciptakan alam semesata beserta isi di dalamnya. Implentasi pada poin I
yaitu, Ketuhanan Yang Maha Esa pada perkembangan ilmu pengetahuan
Manusia pada hakikatnya adalah mahluk religi. Sebagai orang yang religius,
setiap orang berpotensi untuk menyadari bahwa ada kekuatan kreatif dan
kekuatan yang menguasai seluruh alam semesta, yaitu kekuatan kemahatahuan
dan kemahakuasaan. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan sangat perlu
dilakukan penanaman nilai religi dimulai dari pendidikan sekolah dasar, sampai
dengan pendidikan sekolah tinggi. Dalam Pengembangan ilmu pengetahuan
manusia perlu memahami batas kemampuannya dalam berfikir, karena pikiran
manusia tidak dapat mencapai segala sesuatu di alam melalui kemampuan yang
terbatas ini, maka manusia harus kembali kepada penciptanya dan penguasa
segala sesuatu yang ada di alam. Oleh karena itu, dalam perkembangan ilmu
pengetahuan, manusia harus menjalin keseimbangan antara rasionalitas dan
irasionalitas. Pada sila pertama ini menempatkan manusia bahwa alam ini adalah
sebagai bagiannya dan bukan sebagai pusatnya, melainkan Tuhanlah sebagai

4
pusatnya bukanlah manusia. Menanamkan nilai-nilai spiritual, dan nilai moral
sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, serta menumbuhkan
kesadaran beragama dengan menjalankan perintah agama dan menjauhi segala
larangan melalui kursus disiplin agama Menanamkan rasa saling menghormati
dan kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan yang berbeda untuk
menjalin keharmonisan dalam hidup, saling menghormati kebebasan beribadah
berdasarkan agama dan kepercayaannya untuk mempercayainya. Dalam hal ini
melalui Mata Kuliah Pancasila. Dan saya rasa tanggung jawab bersama semua
kelompok dan kelompok agama, serta kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, akan terus berlanjut dan bersama-sama meletakkan landasan spiritual,
moral, dan etika yang kuat bagi pembangunan negara untuk adat istiadat
Pancasila.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Membangun Karakter Nilai-Nilai Pancasila Terhadap Perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di indonesia 929 Jurnal Pendidikan Indonesia,
Vol 2 No.5 Mei 2021 Sifat manusia atau humanity berasal dari kata manusia,
yaitu orang yang pandai berpikir, berinisiatif dan berkreasi. Karena potensi ini,
manusia menempati martabat tertinggi. Dengan hikmat manusia, manusia akan
menjadi budaya, dan dengan kearifan manusia akan sadar akan nilai dan norma.
Sifat manusia atau biasa disebut dengan fitrah manusia, karena harkat dan
martabat manusia, merupakan identitas yang sangat diperlukan bagi manusia.
Keadilan terutama berarti bahwa keputusan dan tindakan didasarkan pada
norma-norma obyetif, bukan subjektif atau sewenang-wenang. Peradaban
berasal dari kata „adab” yang artinya kebudayaan. Oleh karena itu peradaban
berarti budaya yang artinya sikap, keputusan dan tindakan manusia selalu
dilandasi oleh nilai-nilai budaya terutama norma sosial dan norma moral. Oleh
karena itu,manusia yang adil dan beradab memahami sikap dan perilaku
manusia berdasarkan potensi pemikiran murni manusia realatif terhadap norma
dan budaya umum, baik untuk individu, untuk manusia, untuk alam dan untuk
hewan. Pada prinsipnya pribadi yang adil dan berbudaya adalah sikap dan
perilaku seseorang yang benar-benar sesuai dengan fitrah manusia, sifat manusia
yang baik dan memahami nilai-nilai dan budaya. Menerapkan sila kemanusiaan

5
tentang keadilan dan peradaban dalam pengembangan ilmu pengetahuan adalah
membimbing dan mengontrol ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan telah
kembali berfungsi semula, yaitu untuk manusia, bukan hanya untuk kelompok
dan tingkatan tertentu. Prinsip keadilan dan peradaban manusia juga
memberikan landasan moral, yaitu manusia harus berbudaya dalam
mengembangkan ilmu pengetahun. Ilmu dan teknologi adalah bagian dari proses
kebudayaan manusia dari peradaban dan moralitas. Oleh karena itu,
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknol;ogi harus bertumpu pada
perwujudan kesejahteraan manusia. Harus menjunjung tinggi ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk meningkatkan harkat dan martabat
3. Persatuan Indonesia
Persatuan Berasal dari kata Satu yang artinya kelengkapan, dan persatuan
artinya persatuan berbagai sifat menjadi satu kesatuan, sehingga persatuan
Indonesia adalah persatuan Indonesia yang hidup di wilayah Indonesia. Negara
ini bersatu karna didorong untuk hidup bebas di negara berdaulat yang merdeka.
Persatuan Indoneisa adalah perintah yang ditunjukan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kehidupan intelektual negara secara keseluruhan dan
mencapai perdamaian yang langgeng. Karachidan (Kerakyatan) berasal dari kata
“person” yang artinya sekelompok orang yang tinggal di satu daerah. (Kirom,
2011). Implikasinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan adal;ah sila
persatuan Indonesia. ajaran persatuan Indonesia menyadarkan bangsa Indonesia
bahwa berkat sumbangan IPTEK, jiwa nasionalis bangsa indonesia dapat
menciptakan dan memeliharapersatuan dan kesatuan bangsa melalui IPTEK.
Rasa persaudaraan terjalin antar berbagai daerah, karena tidak terlepas dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, diperlukan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa, serta lebih mengembangkan hubungan antara
bangsa Indonesia dengan dunia internasional.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
Hubungan kerakyatan prinsip keempat berarti kekuasan tertinggi ada di
tangan rakyat. Orang disebut Pula (kedaulatan rakyat) atau demokrasi

6
(penguasa). Kearifan adalah penggunaan rasio / rasionalitas yang sehat dengan
selalu memperhatikan persatuan negara, kepentingan rakyat, dan secara
sadar,jujur, bertanggung jawab melaksanakan dan didorong oleh keikhlasan
yang dilandasi oleh hati nurani manusia. Permusyawaratan atau negosiasi adalah
prosedur kepribadian yang khas di Indonesia untuk merumuskan dan
memutuskan sesuatu berdasarkan keinginan masyarakat, sehingga pengambilan
keputusan berdasarkan musyawarah mufakat. Dalam pengertian kata rakyat,
sistem representasi dilaksanakan melalui kantor perwakilan rakyat, yang
melibatkan partisipasi rakyat dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu,
demokrasi yang dipimpin oleh kearifan dalam musyawarah perwakilan
merupakan “kegiatan musyawarah dimana rakyat menjalankan kekuasaan
melalui sistem pengambilan keputusan yang repsentatif, dan dilaksanakan
melalui kepemimpinan yang berpikiran sehat dan bertanggung jawab terhadap
TuhanYang Maha Esa dan rakyatnya. Mewakili perintah keempat merupakan
landasan penting bagi pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan atas kedaulatan rakyat. Mengambil kearifan sitem perwakilan
sabagai pedoman dan mewujudkan pengembangan ilmu atas perintah-perintah
rakyat merupakan landasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologidan
demokrasi. Artinya, setiap ilmuwan harus memiliki kebebasan dalam
mengembangkan IPTEK. Selain itu, dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, setiap ilmuwan juga harus menghormati kebebasan orang lain, dan
harus terbuka, yang berarti bersedia menerima kritik atau komentar dan
perbandingan dengan temuan teoris lainya.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Keadilan berasal dari kata “fame” Yang artinya keadilan berlaku bagi
masyarakat di semua bidang kehidupan material dan spiritual. Semua Orang
Indonesia adalah setiap orang yang menjadi orang Indonesia, baik Warga
Negara Indonesia yang tinggal di negara besar maupun di luar negeri. Oleh
karena itu, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indoneisa berarti bahwa setiap
warga negara Indonesia harus mebndapat perlakuan yang sama dan adil dalam
bidang hukum, politik, ekonomi, dan budaya. Membangun karakter Nilai-Nilai
Pancasila Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di

7
Indonesia. Pelaksaan perintah kelima pembangunan keilmuan adalah:
Bagi seluruh rakyat Indonesia norma keadilan sosial menetapkan bahwa
penyelenggaraan pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi harus menjaga
keseimbangan keadilan dalam kehidupan manusia,yaitu
Keseimbangan keadilan. Dia, orang yang menyertai Tuhan, orang yang
terhubungdengan orang lain, orang yang terhubung dengan desa dan masyarakat
pedesaan, dan orang yang terhubung dengan lingkungan alam.

C. Alasan Yang Diperlukan Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Iptek


Pancasila diperlukan sebagai dasar nilai perkembangan iptek dalam kehidupan
bangsa Indonesia meliputi hal-hal sebgai berikut. Pertama, kerusakan linkungan yang
ditimbulkan oleh iptek,baik dengan dalih percepatan pembangunan daerah tertinggal
maupun upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu mendapat perhatian yang
serius. Penggalian tambang batu bara, minyak bumi, biji besi, emas, dan lainya di
kalimantan, sumatera, Papua, dan lain-lain dengan menggunakan teknologi canggih
mempercepat kerusakan lingkungan dapat memicu terjadinya bencana, seperti
longsor, banjir pencemaran akibat limbah, dan seterusnya.
Kedua, penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek
dapat menjadi sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan yang
berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis.
Artinya, penggunaan benda-benda teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia
ini telah menggantikan peran nilai-nilai luhur yang diyakini dapat menciptakan
kepribadian manusia Indonesia yang memilikisifat sosial,humanis, dan religius.
Selain itu, bsifat tersebut kini sudah mulai tergerus dan digantikan sifat
individualistis, dehumanis, pragmatis, bahkan cenderung sekuler.
Ketiga, nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai
daerah mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti: budaya gotong royong
digantikan dengan individualis yang tidak patuh membayar pajak danhanya menjadi
free rider di negara ini, sikap bersahaja digantikan dengan gaya hidup bermewah-
mewah, konsumerisme; solidaritas sosial digantikan dengan semangat individualistis;
musyawarah untuk mufakat untuk digantikan dengan voting dan seterusnya.

8
D. Nilai-Nilai Pancasila Yang Relevan Sebagai Etika Pemanfaatan Iptek
Kemajuan perkembangan IPTEK di Indonesia sepenuh-penuhnya sesuai dengan
Tujuan Negara Republik Indonesia yang tertuang secara jelas dalam pembukaan
UUD 1945 pada alenia empat, berbunyi : “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial” Dapat disimpulkan tujuan Negara Republik
Indonesia adalah tujuan perlindungan, kesejahteraan, pencerdasan, dan pedamaian.
Oleh karena itu perkembangan IPTEK di Indonesia harus didasari nilai-nilai etis
sesuai dengan dasar negara Indonesia ,yaitu Pancasila:
1. Nilai-nilai Pancasila menjadi sumber motivasi bagi perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) nasional dalam mencerdaskan bangsa yang
mempunyai nilai-nilai Pancasila tinggi serta menegakkan kemerdekaan secara utuh,
kedaulatan dan martabat nasional dalam wujud negara Indonesia yang merdeka.
2. Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Perkembangan IPTEK karena Nilai-nilai
pancasila itu sangat mendorong dan mendasari akan perkembangan dari ilmu
pengetahuan dan teknologi yang baik dan terarah. Dengan Nilai-nilai Pancasila
tersebut, perlu menjadi kesadaran masyarakat bahwa untuk meningkatkan IPTEK di
Indonesia, sejak dini masyarakat harus memiliki dan memegang prinsip dan tekad
yang kukuh serta berlandaskan pada Nilai-nilai Pancasila yang merupakan
kepribadian khas Indonesia.

E. Tantangan Pancasila Sebagai Etika Pemanfaatan Iptek


Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia memang dihadapkan pada
berbagai tantangan dalam penerapannya sebagai etika pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Di era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat saat ini, arus
informasi dari berbagai penjuru dunia membawa pengaruh yang tidak selalu sejalan
dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
Gaya hidup materialistis dan hedonisme yang meluas, terutama di kalangan
generasi muda, menjadi salah satu tantangan nyata. Banyak pemanfaatan teknologi
dan ilmu pengetahuan lebih diarahkan untuk mencari kepuasan sesaat, kesenangan
pribadi, dan keuntungan instan. Padahal Pancasila menekankan pada tujuan mulia

9
untuk kemanusiaan dan kesejahteraan bersama. Sulit rasanya menanamkan kesadaran
ini dalam realita individualisme yang kian mengakar.
Tantangan lain muncul dari kondisi masyarakat Indonesia sendiri yang masih
diwarnai ketimpangan sosial dan ekonomi. Kemajuan iptek terkadang hanya
dinikmati segelintir kelompok, sementara sebagian besar rakyat masih hidup dalam
keterbelakangan. Penerapan nilai-nilai Pancasila seperti keadilan dan persamaan
sosial dalam pemanfaatan iptek jelas masih jauh dari optimal.
Di sisi lain, literasi masyarakat terhadap iptek mesti terus ditingkatkan.
Pemahaman mengenai etika dan dampak pemanfaatan teknologi masih sangat minim.
Akibatnya banyak penyalahgunaan iptek tanpa memedulikan risiko jangka
panjangnya. Sosialisasi Pancasila sejak dini mutlak diperlukan agar kelak generasi
penerus bangsa dapat bijaksana dalam memanfaatkan iptek demi kemajuan
Indonesia.
Tantangan lainnya datang dari lemahnya regulasi dan penegakan etika Pancasila
dalam iptek oleh negara. Pengawasan dan kebijakan publik yang ada belum cukup
kuat untuk mencegah praktik-praktik iptek yang menyimpang dari nilai-nilai luhur
bangsa. Peningkatan peran negara dalam hal ini sangat krusial guna melindungi
generasi penerus dari dampak negatif iptek yang tidak terkendali.
Dengan berbagai tantangan pelik tersebut, penerapan Pancasila sebagai etika
iptek memerlukan upaya sistematis dan kerja keras dari semua elemen bangsa
Indonesia. Hanya dengan demikian kemajuan iptek dapat berjalan seiring dengan
pelestarian nilai-nilai luhur warisan leluhur menuju cita-cita adil dan makmur.

1
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia harus menjadi
landasan utama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Nilai-nilai
Pancasila relevan dijadikan sebagai etika dalam memanfaatkan iptek agar tidak
disalahgunakan untuk tujuan merugikan dan bertentangan dengan nilai luhur bangsa.
Penerapan nilai-nilai Pancasila dapat memastikan pengembangan iptek selaras
dengan kemanfaatan bagi kemanusiaan, pemerataan hasil pada rakyat, dan
pelestarian budaya bangsa. Oleh karena itu, literasi iptek berbasis Pancasila perlu
ditingkatkan sejak dini pada generasi muda agar bijaksana memanfaatkan kemajuan
iptek. Diperlukan juga regulasi dan kebijakan publik yang mendukung penerapan
etika Pancasila dalam iptek. Dengan Pancasila sebagai landasan etika dan
moralitasnya, iptek dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan dan
kesejahteraan bangsa Indonesia.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan mengenai Pancasila sebagai dasar etika pengembangan IPTEK,
berikut ini beberapa saran yang dapat diberikan:
1. Perlu adanya revitalisasi pemahaman dan internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia di era globalisasi
saat ini.
2. Pendidikan Pancasila perlu ditingkatkan di semua jenjang, terutama pada
pendidikan dasar dan menengah, sebagai fondasi penting bagi generasi muda.
3. Nilai-nilai Pancasila harus diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan sains dan
teknologi di perguruan tinggi sebagai landasan etika pengembangan IPTEK.
4. Etika berbasis Pancasila perlu dirumuskan secara komprehensif dan dipedomani
oleh para ilmuwan serta praktisi pengembangan IPTEK di Indonesia.
5. Literasi IPTEK yang selaras dengan nilai-nilai luhur Pancasila harus terus-
menerus ditingkatkan pada seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

1
DAFTAR PUSAKA

Diktat CB Pancasila (CHAR0613) oleh Tim CBDC, tidak diterbitkan


https://www.academia.edu/38145256/PANCASILA_SEBAGAI_DASAR_PENGE
MBANGAN_IPTEK_DAN_IMPLEMENTASI_DALAM_IKM?email_work_cardvi
ew-paper
Anwar, M. (2015). Filsafat pendidikan. Jakarta Hanum. F. F. (2019). Pancasila sebagai
paradigma pembangunan industri 4.0. Humaika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum,
19(1), 30-42. Hartanti, M. D., Ponoharjo, P., & Khamim, M (2018). Pengaruh Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian Pancasila Dalam Menyikapi Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi. Cakrawala Jurnal Pendidikan, 12(1) 32-42
https//doi.org/10.24905/cakrawala.v12il.960

Anda mungkin juga menyukai