Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Oleh:

Kwirinov Kuma Keban (220102001)

Fitra Kamsurya (220204001)

Rohmatul Anisa (220204003)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga makalah kelompok kami
yang berjudul “Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu" dapat selesai dengan baik
dan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Pancasila. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pancasila
Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Misbahudin, S.Pd, M.Si, dosen pengampu mata
kuliah Pendidikan Pancasila. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan kami
terkait dengan topik yang diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami mengharapkan adanya kritik serta saran apabila menemukan kesalahan dalam makalah
ini. Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………....i
DAFTAR ISI..…………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang……………...………………………………………………………………… 1
B Rumusan Makalah
C Tujuan
BAB II PEMBAHASAN

2. 1 Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu2
2. 2 Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu3
2. 3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Nilai
a. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan ilmu…… 3
b. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu… 4
c. Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu…… 5
2.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai
Dasar Nilai Pengembangan Ilmu………………….………………………………………… 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman modern seperti sekarang ini dimana ilmu pengetahuan dan globaliasi berkembang
sangat pesat, nilai-nilai Pancasila mulai tergeser. Banyak masyarakat Indonesia yang mulai
meninggalkan nilai-nilai pencasila dan tidak lagi menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari. Padahal jika ditilik dari sejarah bangsa Indonesia, Pancasila merupakan
wujud dari kerja keras dan pengorbanan para pendiri bangsa yang sangat diperhitungkan dengan
matang.

Masyarakat sekarang beranggapan bahwa Pancasila sangat kaku dan normatif sehingga tidak
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta tidak dapat mengikuti arus globalisasi.
Padahal hal ini merupakan sebuah kekeliriuan yang sangat disayangkan. Anggapan ini timbul
karena mereka tidak memahami Pancasila sepenuhnya bahwa pada hakikatnya Pancasila bersifat
terbuka. Pancasila bersifat terbuka dan fleksibel yang artinya dapat mengikuti perkembangan
zaman. Justru nilai-nilai Pancasila inilah yang perlu dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia
agar tidak terkena dampat buruk perkembangan zaman sehingga Indonesia akan tetap kokoh
berdiri.

Seperti yang kita tahu bahwa Pancasila merupakan dasar negara. Berkaitan dengan
perkembangan ilmu, Pancasila juga memiliki peran menjadi dasar pengembangan ilmu. Maka,
anggapan bahwa Pancasila tidak dapat mengikuti perkembangan ilmu dapat dibantah. Dari hal
inilah perlu dibenahi bahwa tidak ada alasan lagi untuk meninggalkan Pancasila demi keutuhan
negara Indonesia. Oleh karena itu, makalah ini akan dibahas mengenai “Pancasila Menjadi Dasar
Pengembangan Ilmu
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu ?
b. Bagaimana Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu?
c. Bagaimana Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Dasar
Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia ?
d. Bagaiaman Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai
Dasar Nilai Pengembangan Ilmu ?

C. Tujuan
a. Mengetahui Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilm
b. Mengetahui Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
c. Mengetahui Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu di Indonesi
d. Mengetahui cara Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai
Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Pengembangan iptek tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya, artinya iptek selalu
berkembang dalam suatu ruang budaya. Perkembangan iptek pada gilirannya bersentuhan
dengan nilai-nilai budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas, di
pihak lain iptek perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam
pengembangannya agar tidak merugikan umat manusia. Kuntowijoyo dalam konteks
pengembangan ilmu menengarai bahwa kebanyakan orang sering mencampuradukkan antara
kebenaran dan kemajuan sehingga pandanganseseorang tentang kebenaran terpengaruh oleh
kemajuan yang dilihatnya.

Kuntowijoyo menegaskan bahwa kebenaran itu bersifat non-cumulative (tidak bertambah)


karena kebenaran itu tidak makin berkembang dari waktu ke waktu. Adapun kemajuan itu
bersifat cumulative (bertambah), artinya kemajuan itu selalu berkembang dari waktu ke waktu.
Agama, filsafat, dan kesenian termasuk dalam kategori non-cumulative, sedangkan fisika,
teknologi, kedokteran termasuk dalam kategori cumulative (Kuntowijoyo, 2006: 4). Oleh karena
itu, relasi iptek dan budaya merupakan persoalan yang seringkali mengundang perdebatan.

Dilihat dari pengertian filsafat, bahwa Pancasila merupakan suatu tatanan untuk mengatur
bagaimana seharusnya setiap insan Indonesia, mencari dan menemukan kebenaran hakiki sebatas
kemampuan manusia yang selalu berkembang dalam mewujudkan makna hidup dan
kehidupannya yang sekaligus sebagai perwujudan insan Indonesia sebagai mahluk ciptaan yang
harus mengabdi kepada Allah SWT – Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, nilai – nilai
Pancasila sesungguhnya merupakan repleksi, implementasi dan aktualisasi nilai – nilai religius
yang merupakan saripati dari berbagai agama / dan keyakinan / kepercayaan yang dianut oleh
insan Indonesia sejak dahulu sampai masa kini dan masa yang akan datang.

Relasi antara iptek dan nilai budaya, serta agama dapat ditandai dengan beberapa kemungkinan
sebagai berikut. Pertama, iptek yang gayut dengan nilai budaya dan agama sehingga
pengembangan iptek harus senantiasa didasarkan atas sikap human-religius. Kedua, iptek yang
lepas sama sekali dari norma budaya dan agama sehingga terjadi sekularisasi yang berakibat
pada kemajuan iptek tanpa dikawal dan diwarnai nilai human-religius. Hal ini terjadi karena
sekelompok ilmuwan yang meyakini bahwa iptek memiliki hukumhukum sendiri yang lepas dan
tidak perlu diintervensi nilai-nilai dari luar. Ketiga, iptek yang menempatkan nilai agama dan
budaya sebagai mitra dialog di saat diperlukan. Dalam hal ini, ada sebagian ilmuwan yang
beranggapan bahwa iptek memang memiliki hukum tersendiri (faktor internal), tetapi di pihak
lain diperlukan faktor eksternal (budaya, ideologi, dan agama) untuk bertukar pikiran, meskipun
tidak dalam arti saling bergantung secara ketat.

2. 2 Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Alasan Pancasila diperlukan sebagai dasar nilai pengembangan iptek dalam kehidupan bangsa
Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut. Pertama, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan
oleh iptek, baik dengan dalih percepatan pembangunan daerah tertinggal maupun upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu mendapat perhatian yang serius. Penggalian
tambang batubara, minyak, biji besi, emas, dan lainnya di Kalimantan, Sumatera, Papua, dan
lain-lain dengan menggunakan teknologi canggih mempercepat kerusakan lingkungan. Apabila
hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka generasi yang akan datang, menerima resiko kehidupan
yang rawan bencana lantaran kerusakan lingkungan dapat memicu terjadinya bencana, seperti
longsor, banjir, pencemaran akibat limbah, dan seterusnya.

Kedua, penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat menjadi
sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang berpengaruh pada cara
berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis. Artinya, penggunaan benda-benda
teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia dewasa ini telah menggantikan peran nilainilai
luhur yang diyakini dapat menciptakan kepribadian manusia Indonesia yang memiliki sifat
sosial, humanis, dan religius. Selain itu, sifat tersebut kini sudah mulai tergerus dan digantikan
sifat individualistis, dehumanis, pragmatis, bahkan cenderung sekuler.

Ketiga, nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai daerah mulai
digantikan dengan gaya hidup global, seperti: budaya gotong royong digantikan dengan
individualis yang tidak patuh membayar pajak dan hanya menjadi free rider di negara ini, sikap
bersahaja digantikan dengan gaya hidup bermewah-mewah, konsumerisme; solidaritas sosial
digantikan dengan semangat individualistis; musyawarah untuk mufakat digantikan dengan
voting, dan seterusnya.

2. 3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu di Indonesia

a. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan ilmu


Secara historis, butir-butir dalam pancasila merupakan hasil dari persidangan BPUPKI pertama
yang diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat. Sidang ini dilaksanakan pada tanggal 28 mei
1945 - 1 juni 1945. Ketiga tokoh nasional yakni dr. Soepomo, moh. Yamin, dan Ir. Soekarno
mengutarakan pemikirannya mengenai dasar negara yang masing-masing mengeluarkan lima
buah gagasan. Soekarno sendiri menamai kelima gagasan miliknya sebagai Pancasila pada
tanggal 1 juni yang akhirnya diperingati sebagai hari lahirnya pancasila. Pancasila sendiri
ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 agustus 1945 pada sidang PPKI pertama.

Sebagai dasar negara pancasila merupakan landasan dan pandangan hidup dari seluruh elemen
kehidupan bangsa indonesia. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu menjiwai isi dari
pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi :

“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia."

Dalam rangka mencerdaskan bangsa, maka hal ini memungkinkan akan ada banyak ilmu-ilmu
pengetahuan dan teknologi yang masuk ke Indonesia. Peran pancasila disini ialah sebagai
kerangka acuan mengenai tentang bagaimana ilmu-ilmu itu dapat berkembang akan tetapi tetap
sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam pancasila. Ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut
diharapkan dapat berkembang di Indonesia guna mencerdaskan bangsa sesuai dengan apa yang
terkandung dalam pancasila yakni ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dapat membentuk
manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

b. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Sosiologi adalah ilmu tentang interaksi antar manusia. Sosiologi mengkaji tentang latar
belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok masyarakat,
disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan pembaharuan dalam
masyarakat. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pengetahuan jika dilihat dari sudut
pandang sosiologi berarti ilmu pengetahuan itu digunakan untuk mengkaji struktur sosial, proses
sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi
secara arif dengan menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila.
Dalam hal ini kehidupan sosiologis bangsa indonesia sangat berkaitan dengan nilai ketuhanan
dan kemanusiaan.

Bangsa indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius serta selalu ramah terhadap semua orang.
Maka cukuplah semua nilai-nilai itu menjadi rambu-rambu jika pengembangan ilmu
pengetahuan harus sesuai dengan keadaan sosiologis bangsa indonesia serta haruslah memegang
teguh nilai-nilai pancasila. Secara sosiologis, nilai-nilai pancasila timbul dari hasil interaksi antar
masyarakat indonesia. Nilai-nilai tersebut kemudian hadir sebagai buah dari pemikiran,
penelitian kritis dan hasil refleksi bangsa Indonesia.

Nilai-nilai bangsa Indonesia merupakan kebenaran bagi bangsa Indonesia yang tampil sebagai
norma dan moral kehidupan bangsa Indonesia yang juga sebagai pelaksanaan sistem nilai budaya
bangsa Indonesia.

c. Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Sumber politis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia dapat dirunut ke
dalam berbagai kebijakan yang dilakukan oleh para penyelenggara negara. Dokumen pada masa
Orde Lama yang meletakkan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan atau orientasi ilmu,
antara lain dapat dilihat dari pidato Soekarno ketika menerima gelar Doctor Honoris Causa di
UGM pada 19 September 1951.

Dengan demikian, Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pada zaman Orde Lama
belum secara eksplisit dikemukakan, tetapi oleh Soekarno dikaitkan langsung dengan dimensi
kemanusiaan dan hubungan antara ilmu dan amal. Selanjutnya, pidato Soekarno pada Akademi
Pembangunan Nasional di Yogyakarta, 18 Maret 1962, mengatakan hal sebagai berikut: “Ilmu
pengetahuan itu adalah malahan suatu syarat mutlak pula, tetapi kataku tadi, lebih daripada itu,
dus lebih mutlak daripada itu adalah suatu hal lain, satu dasar. Dan yang dimaksud dengan
perkataan dasar, yaitu karakter. Karakter adalah lebih penting daripada ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan tetap adalah suatu syarat mutlak. Tanpa karakter yang gilang gemilang, orang tidak
dapat membantu kepada pembangunan nasional, oleh karena itu pembangunan nasional itu
sebenranya adalah suatu hal yang berlangit sangat tinggi, dan berakar amat dalam sekali. Berakar
amat dalam sekali, oleh karena akarnya itu harus sampai kepada inti-inti daripada segenap cita-
cita dan perasaan-perasaan dan gandrungan-gandrungan rakyat”(Soekarno,1962).

Pada zaman Orde Baru, Presiden Soeharto menyinggung masalah Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu ketika memberikan sambutan pada Kongres Pengetahuan Nasional IV, 18
September 1986 di Jakarta sebagai berikut: “Ilmu pengetahuan dan teknologi harus diabdikan
kepada manusia dan kemanusiaan, harus dapat memberi jalan bagi peningkatan martabat
manusia dan kemanusiaan.Dalam ruang lingkup nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi yang
ingin kita kuasai dan perlu kita kembangkan haruslah ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa
memberi dukungan kepada kemajuan pembangunan nasional kita. Betapapun besarnya
kemampuan ilmiah dan teknologi kita dan betapapun suatu karya ilmiah kita mendapat tempat
terhormat pada tingkat dunia, tetapi apabila kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu
tidak dapat membantu memecahkan masalah-masalah pembangunan kita, maka jelas hal itu
merupakan kepincangan, bahkan suatu kekurangan dalam penyelenggaraan ilmu pengetahuan
dan teknologi” (Soeharto, 1986: 4).

Pada era Reformasi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutan pada acara
silaturrahim dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan masyarakat ilmiah, 20
Januari 2010 di Serpong. SBY menegaskan sebagai berikut: Setiap negara mempunyai sistem
inovasi nasional dengan corak yang berbeda dan khas, yang sesuai dengan kebutuhan dan
kondisinya masing-masing. Saya berpendapat, di Indonesia, kita juga harus mengembangkan
sistem inovasi nasional, yang didasarkan pada suatu kemitraan antara pemerintah, komunitas
ilmuwan dan swasta, dan dengan berkolaborasi dengan dunia internasional. Oleh karena itu,
berkaitan dengan pandangan ini dalam waktu dekat saya akan membentuk komite inovasi
nasional, yang langsung bertanggungjawab kepada presiden, untuk ikut memastikan bahwa
sistem inovasi nasional dapat berkembang dan berjalan dengan baik. Semua ini penting kalau
kita sungguh ingin Indonesia menjadi knowledge society. Strategi yang kita tempuh untuk
menjadi negara maju, developed country, adalah dengan memadukan pendekatan sumber daya
alam, iptek, dan budaya atau knowledge based, Resource based and culture based development”
(Yudhoyono, 2010).

Habibie dalam pidato 1 Juni 2011 menegaskan bahwa penjabaran Pancasila sebagai dasar nilai
dalam berbagai kebijakan penyelenggaraan negara merupakan suatu upaya untuk
mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan (Habibie, 2011: 6). Berdasarkan pemaparan isi
pidato para penyelenggara negara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sumber politis dari
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek lebih bersifat apologis karena hanya
memberikan dorongan kepada kaum intelektual untuk menjabarkan nilai-nilai Pancasila lebih
lanjut.

2.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu
Pancasila sebagai pengembangan ilmu belum dibicarakan secara eksplisit oleh para
penyelenggara negara sejak Orde Lama sampai era Reformasi. Para penyelenggara negara pada
umumnya hanya menyinggung masalah pentingnya keterkaitan antara pengembangan ilmu dan
dimensi kemanusiaan (humanism). Seminar Nasional tentang Pancasila sebagai pengembangan
ilmu, 1987 dan Simposium dan Sarasehan Nasional tentang Pancasila sebagai Paradigma Ilmu
Pengetahuan dan Pembangunan Nasional, 2006. Namun pada kurun waktu akhir-akhir ini, belum
ada lagi suatu upaya untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kaitan dengan
pengembangan Iptek di Indonesia. Ada beberapa bentuk tantangan terhadap Pancasila sebagai
dasar.

Pengembangan Iptek di Indonesia:


a. Kapitalisme yang sebagai menguasai perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Akibatnya,
ruang bagi penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu menjadi terbatas.
Upaya bagi pengembangan sistem ekonomi Pancasila yang pernah dirintis Prof. Mubyarto pada
1980-an belum menemukan wujud nyata yang dapat diandalkan untuk menangkal dan menyaingi
sistem ekonomi yang berorientasi pada pemilik modal besar.
b. Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing bangsa Indonesia dalam pengembangan
iptek sehingga Indonesia lebih berkedudukan sebagai konsumen daripada produsen
dibandingkan dengan negaranegara lain.
c. Konsumerisme menyebabkan negara Indonesia menjadi pasar bagi produk teknologi negara
lain yang lebih maju ipteknya. Pancasila sebagai pengembangan ilmu baru pada taraf wacana
yang belum berada pada tingkat aplikasi kebijakan negara.
d. Pragmatisme yang berorientasi pada tiga ciri, yaitu: workability (keberhasilan), satisfaction
(kepuasan), dan result (hasil) (Titus, dkk., 1984) mewarnai perilaku kehidupan sebagian besar
masyarakat Indonesia

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu sangat penting untuk disosialisasikan kepada
seluruh masyarakat. Pengamalan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu tersebut
dapat direalisasikan melalui mata kuliah pendidikan Pancasila di perguruan tinggi. Apabila
pemahaman akan Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu ini memudar, maka ikut memudar
pula etika dan norma dalam pengembangan ilmu di Indonesia. Oleh karena itu, penting bahwa
pengembangan ilmu di Indonesia ini didasari dengan Pancasila.

Kita sebagai warga negara yang baik harus memahami dan juga berusaha mengamalkan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di era globalisasi ini, dimana banyak
budaya yang masuk secara bebas di Indonesia. Kemajuan Iptek sangat penting bagi suatu negara,
tetapi alangkah baiknya lebih selektif dan disesuaikan dengan dasar Pancasila

DAFTAR PUSTAKA

https://fatonikeren.blogspot.com/2019/09/pancasila-menjadi-dasar-pengembangan.html https://
repository.unikom.ac.id/66355/1/Pendidikan%20Pancasila%20%20%28KELAS%20TE-
2%20S1%20SMT%20VIII%29%20%28PERTEMUAN%20KE%2012%29.pdf
file:///C:/Users/ajeng/Documents/KULIAH/PPKN/8.%20PENDIDIKAN%20PANCASILA.pdf h
ttps://id.scribd.com/document/395625573/DINAMIKA-DAN-TANTANGAN-PANCASILA-
SEBAGAI-DASAR-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-docx

Anda mungkin juga menyukai