Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI PENGEMBANGAN ILMU

Disusun
Putri Rezki Amalia (2021510038)
Yusril Muslimin (2021510066)

Kelas B

Sistem Informasi
Fakultas Ilmu Komputer
Al-Asyariah Mandar
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga
makalah kelompok kami yang berjudul ”Pancasila Sebagai Pengembangan Ilmu"
dapat selesai dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak ABDUL ASIZ S.Pd., M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Berkat tugas
yang diberikan ini, dapat menambah wawasan kami terkait dengan topik yang
diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik serta saran apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Daftar Isi

BAB I..............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Makalah..............................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A. Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu...........6
B. Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu.........7
C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Dasar
Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia......................................................................8
a. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan ilmu...............8
b. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu...........9
c. Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu.................9
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai
Dasar Nilai Pengembangan Ilmu..............................................................................11
BAB III..........................................................................................................................12
PENUTUP.....................................................................................................................12
A. Kesimpulan.......................................................................................................12
B. Saran................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman modern seperti sekarang ini dimana ilmu pengetahuan dan
globaliasi berkembang sangat pesat, nilai-nilai Pancasila mulai tergeser. Banyak
masyarakat Indonesia yang mulai meninggalkan nilai-nilai pencasila dan tidak lagi
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Padahal jika ditilik
dari sejarah bangsa Indonesia, Pancasila merupakan wujud dari kerja keras dan
pengorbanan para pendiri bangsa yang sangat diperhitungkan dengan matang.
Masyarakat sekarang beranggapan bahwa Pancasila sangat kaku dan normatif
sehingga tidak sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta tidak dapat
mengikuti arus globalisasi. Padahal hal ini merupakan sebuah kekeliriuan yang
sangat disayangkan. Anggapan ini timbul karena mereka tidak memahami
Pancasila sepenuhnya bahwa pada hakikatnya Pancasila bersifat terbuka.
Pancasila bersifat terbuka dan fleksibel yang artinya dapat mengikuti
perkembangan zaman. Justru nilai-nilai Pancasila inilah yang perlu dipegang
teguh oleh masyarakat Indonesia agar tidak terkena dampat buruk perkembangan
zaman sehingga Indonesia akan tetap kokoh berdiri.
Seperti yang kita tahu bahwa Pancasila merupakan dasar negara. Berkaitan
dengan perkembangan ilmu, Pancasila juga memiliki peran menjadi dasar
pengembangan ilmu. Maka, anggapan bahwa Pancasila tidak dapat mengikuti
perkembangan ilmu dapat dibantah. Dari hal inilah perlu dibenahi bahwa tidak ada
alasan lagi untuk meninggalkan Pancasila demi keutuhan negara Indonesia. Oleh
karena itu, makalah ini akan dibahas mengenai “Pancasila Sebagai Pengembangan
Ilmu”
B. Rumusan Makalah
a. Bagaimana Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu ?
b. Bagaimana Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu?
c. Bagaimana Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang
Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia ?
d. Bagaiaman Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan
Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu ?
C. Tujuan
a. Mengetahui Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu
b. Mengetahui Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu
c. Mengetahui Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai
Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia
d. Mengetahui cara Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan
Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Pengembangan iptek tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya,
artinya iptek selalu berkembang dalam suatu ruang budaya. Perkembangan iptek
pada gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai budaya dan agama sehingga di satu
pihak dibutuhkan semangat objektivitas, di pihak lain iptek perlu
mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam pengembangannya agar
tidak merugikan umat manusia. Kuntowijoyo dalam konteks pengembangan ilmu
menengarai bahwa kebanyakan orang sering mencampuradukkan antara
kebenaran dan kemajuan sehingga pandanganseseorang tentang kebenaran
terpengaruh oleh kemajuan yang dilihatnya.
Kuntowijoyo menegaskan bahwa kebenaran itu bersifat non-cumulative (tidak
bertambah) karena kebenaran itu tidak makin berkembang dari waktu ke waktu.
Adapun kemajuan itu bersifat cumulative (bertambah), artinya kemajuan itu selalu
berkembang dari waktu ke waktu. Agama, filsafat, dan kesenian termasuk dalam
kategori non-cumulative, sedangkan fisika, teknologi, kedokteran termasuk dalam
kategori cumulative (Kuntowijoyo, 2006: 4). Oleh karena itu, relasi iptek dan
budaya merupakan persoalan yang seringkali mengundang perdebatan.
Dilihat dari pengertian filsafat, bahwa Pancasila merupakan suatu tatanan
untuk mengatur bagaimana seharusnya setiap insan Indonesia, mencari dan
menemukan kebenaran hakiki sebatas kemampuan manusia yang selalu
berkembang dalam mewujudkan makna hidup dan kehidupannya yang sekaligus
sebagai perwujudan insan Indonesia sebagai mahluk ciptaan yang harus mengabdi
kepada Allah SWT – Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, nilai – nilai
Pancasila sesungguhnya merupakan repleksi, implementasi dan aktualisasi nilai –
nilai religius yang merupakan saripati dari berbagai agama dan keyakinan /
kepercayaan yang dianut oleh insan Indonesia sejak dahulu sampai masa kini dan
masa yang akan datang.
Relasi antara iptek dan nilai budaya, serta agama dapat ditandai dengan
beberapa kemungkinan sebagai berikut. Pertama, iptek yang gayut dengan nilai
budaya dan agama sehingga pengembangan iptek harus senantiasa didasarkan atas
sikap human-religius. Kedua, iptek yang lepas sama sekali dari norma budaya dan
agama sehingga terjadi sekularisasi yang berakibat pada kemajuan iptek tanpa
dikawal dan diwarnai nilai human-religius. Hal ini terjadi karena sekelompok
ilmuwan yang meyakini bahwa iptek memiliki hukumhukum sendiri yang lepas
dan tidak perlu diintervensi nilai-nilai dari luar. Ketiga, iptek yang menempatkan
nilai agama dan budaya sebagai mitra dialog di saat diperlukan. Dalam hal ini, ada
sebagian ilmuwan yang beranggapan bahwa iptek memang memiliki hukum
tersendiri (faktor internal), tetapi di pihak lain diperlukan faktor eksternal
(budaya, ideologi, dan agama) untuk bertukar pikiran, meskipun tidak dalam arti
saling bergantung secara ketat.

B. Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan


Ilmu

Alasan Pancasila diperlukan sebagai dasar nilai pengembangan iptek dalam


kehidupan bangsa Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut.
Pertama, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh iptek, baik dengan
dalih percepatan pembangunan daerah tertinggal maupun upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat perlu mendapat perhatian yang serius. Penggalian
tambang batubara, minyak, biji besi, emas, dan lainnya di Kalimantan, Sumatera,
Papua, dan lain-lain dengan menggunakan teknologi canggih mempercepat
kerusakan lingkungan. Apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka generasi
yang akan datang, menerima resiko kehidupan yang rawan bencana lantaran
kerusakan lingkungan dapat memicu terjadinya bencana, seperti longsor, banjir,
pencemaran akibat limbah, dan seterusnya.
Kedua, penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek
dapat menjadi sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang
berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung
pragmatis. Artinya, penggunaan bendabenda teknologi dalam kehidupan
masyarakat Indonesia dewasa ini telah menggantikan peran nilainilai luhur yang
diyakini dapat menciptakan kepribadian manusia Indonesia yang memiliki sifat
sosial, humanis, dan religius. Selain itu, sifat tersebut kini sudah mulai tergerus
dan digantikan sifat individualistis, dehumanis, pragmatis, bahkan cenderung
sekuler.
Ketiga, nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai
daerah mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti: budaya gotong royong
digantikan dengan individualis yang tidak patuh membayar pajak dan hanya
menjadi free rider di negara ini, sikap bersahaja digantikan dengan gaya hidup
bermewah-mewah, konsumerisme; solidaritas sosial digantikan dengan semangat
individualistis; musyawarah untuk mufakat digantikan dengan voting, dan
seterusnya.
C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai
Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia

a. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan ilmu


Secara historis, butir-butir dalam pancasila merupakan hasil dari persidangan
BPUPKI pertama yang diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat. Sidang ini
dilaksanakan pada tanggal 28 mei 1945 - 1 juni 1945. Ketiga tokoh nasional yakni
dr. Soepomo, moh. Yamin, dan Ir. Soekarno mengutarakan pemikirannya
mengenai dasar negara yang masing-masing mengeluarkan lima buah gagasan.
Soekarno sendiri menamai kelima gagasan miliknya sebagai Pancasila pada
tanggal 1 juni yang akhirnya diperingati sebagai hari lahirnya pancasila. Pancasila
sendiri ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 agustus 1945 pada sidang
PPKI pertama.
Sebagai dasar negara pancasila merupakan landasan dan pandangan hidup dari
seluruh elemen kehidupan bangsa indonesia. Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu menjiwai isi dari pembukaan UUD 1945 alinea keempat
yang berbunyi :
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam
suatu susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia."
Dalam rangka mencerdaskan bangsa, maka hal ini memungkinkan akan ada
banyak ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi yang masuk ke Indonesia. Peran
pancasila disini ialah sebagai kerangka acuan mengenai tentang bagaimana ilmu-
ilmu itu dapat berkembang akan tetapi tetap sesuai dengan nilai-nilai yang ada
dalam pancasila. Ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut diharapkan dapat
berkembang di Indonesia guna mencerdaskan bangsa sesuai dengan apa yang
terkandung dalam pancasila yakni ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dapat
membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

b. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Sosiologi adalah ilmu tentang interaksi antar manusia. Sosiologi mengkaji
tentang latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan
dan kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial,
perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat. Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu pengetahuan jika dilihat dari sudut pandang sosiologi berarti
ilmu pengetahuan itu digunakan untuk mengkaji struktur sosial, proses sosial,
termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut
disikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada
nilai-nilai Pancasila. Dalam hal ini kehidupan sosiologis bangsa indonesia sangat
berkaitan dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan.
Bangsa indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius serta selalu ramah
terhadap semua orang. Maka cukuplah semua nilai-nilai itu menjadi rambu-rambu
jika pengembangan ilmu pengetahuan harus sesuai dengan keadaan sosiologis
bangsa indonesia serta haruslah memegang teguh nilai-nilai pancasila. Secara
sosiologis, nilainilai pancasila timbul dari hasil interaksi antar masyarakat
indonesia. Nilai-nilai tersebut kemudian hadir sebagai buah dari pemikiran,
penelitian kritis dan hasil refleksi bangsa Indonesia.
Nilai-nilai bangsa Indonesia merupakan kebenaran bagi bangsa Indonesia
yang tampil sebagai norma dan moral kehidupan bangsa Indonesia yang juga
sebagai pelaksanaan sistem nilai budaya bangsa Indonesia.
c. Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Sumber politis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di
Indonesia dapat dirunut ke dalam berbagai kebijakan yang dilakukan oleh para
penyelenggara negara. Dokumen pada masa Orde Lama yang meletakkan
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan atau orientasi ilmu, antara lain
dapat dilihat dari pidato Soekarno ketika menerima gelar Doctor Honoris Causa
di UGM pada 19 September 1951.
Dengan demikian, Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pada
zaman Orde Lama belum secara eksplisit dikemukakan, tetapi oleh Soekarno
dikaitkan langsung dengan dimensi kemanusiaan dan hubungan antara ilmu dan
amal. Selanjutnya, pidato Soekarno pada Akademi Pembangunan Nasional di
Yogyakarta, 18 Maret 1962, mengatakan hal sebagai berikut: “Ilmu pengetahuan
itu adalah malahan suatu syarat mutlak pula, tetapi kataku tadi, lebih daripada itu,
dus lebih mutlak daripada itu adalah suatu hal lain, satu dasar. Dan yang
dimaksud dengan perkataan dasar, yaitu karakter. Karakter adalah lebih penting
daripada ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tetap adalah suatu syarat mutlak.
Tanpa karakter yang gilang gemilang, orang tidak dapat membantu kepada
pembangunan nasional, oleh karena itu pembangunan nasional itu sebenranya
adalah suatu hal yang berlangit sangat tinggi, dan berakar amat dalam sekali.
Berakar amat dalam sekali, oleh karena akarnya itu harus sampai kepada inti-inti
daripada segenap cita-cita dan perasaan-perasaan dan gandrungan-gandrungan
rakyat”(Soekarno,1962).
Pada zaman Orde Baru, Presiden Soeharto menyinggung masalah Pancasila
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu ketika memberikan sambutan pada
Kongres Pengetahuan Nasional IV, 18 September 1986 di Jakarta sebagai berikut:
“Ilmu pengetahuan dan teknologi harus diabdikan kepada manusia dan
kemanusiaan, harus dapat memberi jalan bagi peningkatan martabat manusia dan
kemanusiaan.Dalam ruang lingkup nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi
yang ingin kita kuasai dan perlu kita kembangkan haruslah ilmu pengetahuan dan
teknologi yang bisa memberi dukungan kepada kemajuan pembangunan nasional
kita. Betapapun besarnya kemampuan ilmiah dan teknologi kita dan betapapun
suatu karya ilmiah kita mendapat tempat terhormat pada tingkat dunia, tetapi
apabila kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak dapat membantu
memecahkan masalah-masalah pembangunan kita, maka jelas hal itu merupakan
kepincangan, bahkan suatu kekurangan dalam penyelenggaraan ilmu pengetahuan
dan teknologi” (Soeharto, 1986: 4).
Pada era Reformasi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutan
pada acara silaturrahim dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan
masyarakat ilmiah, 20 Januari 2010 di Serpong. SBY menegaskan sebagai
berikut: Setiap negara mempunyai sistem inovasi nasional dengan corak yang
berbeda dan khas, yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya masing-masing.
Saya berpendapat, di Indonesia, kita juga harus mengembangkan sistem inovasi
nasional, yang didasarkan pada suatu kemitraan antara pemerintah, komunitas
ilmuwan dan swasta, dan dengan berkolaborasi dengan dunia internasional. Oleh
karena itu, berkaitan dengan pandangan ini dalam waktu dekat saya akan
membentuk komite inovasi nasional, yang langsung bertanggungjawab kepada
presiden, untuk ikut memastikan bahwa sistem inovasi nasional dapat berkembang
dan berjalan dengan baik. Semua ini penting kalau kita sungguh ingin Indonesia
menjadi knowledge society. Strategi yang kita tempuh untuk menjadi negara
maju, developed country, adalah dengan memadukan pendekatan sumber daya
alam, iptek, dan budaya atau knowledge based, Resource based and culture based
development” (Yudhoyono, 2010).
Habibie dalam pidato 1 Juni 2011 menegaskan bahwa penjabaran Pancasila
sebagai dasar nilai dalam berbagai kebijakan penyelenggaraan negara merupakan
suatu upaya untuk mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan (Habibie,
2011: 6). Berdasarkan pemaparan isi pidato para penyelenggara negara tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa sumber politis dari Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan iptek lebih bersifat apologis karena hanya memberikan dorongan
kepada kaum intelektual untuk menjabarkan nilai-nilai Pancasila lebih lanjut.

D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila


sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila sebagai pengembangan ilmu belum dibicarakan secara eksplisit oleh
para penyelenggara negara sejak Orde Lama sampai era Reformasi. Para
penyelenggara negara pada umumnya hanya menyinggung masalah pentingnya
keterkaitan antara pengembangan ilmu dan dimensi kemanusiaan (humanism).
Seminar Nasional tentang Pancasila sebagai pengembangan ilmu, 1987 dan
Simposium dan Sarasehan Nasional tentang Pancasila sebagai Paradigma Ilmu
Pengetahuan dan Pembangunan Nasional, 2006. Namun pada kurun waktu akhir-
akhir ini, belum ada lagi suatu upaya untuk mengaktualisasikan nilai-nilai
Pancasila dalam kaitan dengan pengembangan Iptek di Indonesia. Ada beberapa
bentuk tantangan terhadap Pancasila sebagai dasar.

Pengembangan Iptek di Indonesia:


1. Kapitalisme yang sebagai menguasai perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
Akibatnya, ruang bagi penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
pengembangan ilmu menjadi terbatas. Upaya bagi pengembangan sistem
ekonomi Pancasila yang pernah dirintis Prof. Mubyarto pada 1980-an belum
menemukan wujud nyata yang dapat diandalkan untuk menangkal dan
menyaingi sistem ekonomi yang berorientasi pada pemilik modal besar.
2. Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing bangsa Indonesia dalam
pengembangan iptek sehingga Indonesia lebih berkedudukan sebagai
konsumen daripada produsen dibandingkan dengan negaranegara lain.
3. Konsumerisme menyebabkan negara Indonesia menjadi pasar bagi produk
teknologi negara lain yang lebih maju ipteknya. Pancasila sebagai
pengembangan ilmu baru pada taraf wacana yang belum berada pada tingkat
aplikasi kebijakan negara.
4. Pragmatisme yang berorientasi pada tiga ciri, yaitu: workability (keberhasilan),
satisfaction (kepuasan), dan result (hasil) (Titus, dkk., 1984) mewarnai
perilaku kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu sangat penting untuk


disosialisasikan kepada seluruh masyarakat. Pengamalan Pancasila sebagai dasar
nilai pengembangan ilmu tersebut dapat direalisasikan melalui mata kuliah
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi. Apabila pemahaman akan Pancasila
sebagai dasar pengembangan ilmu ini memudar, maka ikut memudar pula etika
dan norma dalam pengembangan ilmu di Indonesia. Oleh karena itu, penting
bahwa pengembangan ilmu di Indonesia ini didasari dengan Pancasila.

Kita sebagai warga negara yang baik harus memahami dan juga berusaha
mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di era
globalisasi ini, dimana banyak budaya yang masuk secara bebas di Indonesia.
Kemajuan Iptek sangat penting bagi suatu negara, tetapi alangkah baiknya lebih
selektif dan disesuaikan dengan dasar Pancasila

B. Saran

Saran dari penulis untuk pembaca yaitu jadikanlah Pancasila sebagai dasar
di era pengembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini, agar sesuai dengan
norma dan etika yang tertuang dalam Pancasila. Dalam makalah ini masih terdapat
kesalahan sehingga kami mengaharap kritik konstruktif dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://fatonikeren.blogspot.com/2019/09/pancasila-menjadi-dasar-
pengembangan.html
https://repository.unikom.ac.id/66355/1/Pendidikan%20Pancasila
%20%20%28KELAS%20TE-
2%20S1%20SMT%20VIII%29%20%28PERTEMUAN%20KE%2012%29.pdf
file:///C:/Users/ajeng/Documents/KULIAH/PPKN/8.%20PENDIDIKAN
%20PANCASILA.pdf

https://id.scribd.com/document/395625573/DINAMIKA-DAN-TANTANGAN-
PANCASILASEBAGAI-DASAR-PENGEMBANGAN-ILMU-
PENGETAHUAN-docx

Anda mungkin juga menyukai