Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

JUDUL MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU


DOSEN PENGAMPU : Boby Yasman Purnama,M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6:

1. SALWA SALSABILAH (201220047)


2. SYAHROTUN MAHMUDA (201220034)
3. M. RAFLY JOURDY (201220051)

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “Pancasila Sebagai Dasar
Pengembangan Ilmu” dengan semaksimal mungkin.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan, kami dapat mengatasi tantangan dan hambatan
tersebut. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak, terutama kepada Bapak Dosen dan teman-teman yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
penulisan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat pada kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jambi, 7 Oktober 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman modern seperti sekarang ini dimana ilmu pengetahuan dan
globaliasiberkembang sangat pesat, nilai-nilai Pancasila mulai tergeser. Banyak
masyarakat Indonesiayang mulai meninggalkan nilai-nilai pencasila dan tidak lagi
menerapkan nilai-nilai Pancasiladalam kehidupan sehari-hari. Padahal jika
ditilik dari sejarah bangsa Indonesia, Pancasila merupakan wujud dari kerja
keras dan pengorbanan para pendiri bangsa yang sangat diperhitungkan
dengan matang.

Masyarakat sekarang beranggapan bahwa Pancasila sangat kaku dan normatif


sehingga tidaksesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta tidak dapat
mengikuti arus globalisasi.Padahal hal ini merupakan sebuah kekeliriuan yang sangat
disayangkan. Anggapan ini timbul karena mereka tidak memahami Pancasila
sepenuhnya bahwa pada hakikatnya Pancasila bersifat terbuka. Pancasila bersifat
terbuka dan fleksibel yang artinya dapat mengikuti perkembanganzaman. Justru nilai-
nilai Pancasila inilah yang perlu dipegang teguh oleh masyarakat Indonesiaagar tidak
terkena dampat buruk perkembangan zaman sehingga Indonesia akan tetap kokoh
berdiri.

yang kita tahu bahwa Pancasila merupakan dasar negara. Berkaitan


dengan perkembangan ilmu, Pancasila juga memiliki peran menjadi dasar
pengembangan ilmu. Maka,anggapan bahwa Pancasila tidak dapat mengikuti
perkembangan ilmu dapat dibantah. Dari halinilah perlu dibenahi bahwa tidak ada
alasan lagi untuk meninggalkan Pancasila demi keutuhan negara Indonesia. Oleh
karena itu, makalah ini akan dibahas mengenai “Pancasila Menjadi Dasar
Pengembangan Ilmu.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan


Ilmu ?

b. Bagaimana Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan


Ilmu?

c. Bagaimana Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai


Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia ?
d. Bagaiaman Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila
sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu ?

C. Tujuan

a. Mengetahui Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilm

b. Mengetahui Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai dasar nilai pembangunan.

c. mengetahui Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu di Indonesia

d. mengetahui Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 konsep dan urgensi Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu

Perkembangan IPTEK tidak terlepas dari situasi yang melingkupinya, artinya


IPTEK selalu berkembang dalam suatu ruang budaya. Perkembangan iptek pada
gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai budaya dan agama sehingga di satu pihak
dibutuhkan semangat objektivitas, dipihak lain iptek perlu mempertimbangkan nilai-nilai
budaya dan agama dalam pengembangannya agar tidak merugikan umat manusia.
Kuntowijoyo dalam konteks pengembangan ilmu menengarai bahwa kebanyakan orang
sering mencampuradukkan antara kebenaran dan kemajuan sehingga
pandanganseseorang tentang kebenaran terpengaruh oleh kemajuan yang dilihatnya.

Kuntowijoyo menegaskan bahwa kebenaran itu bersifat non-cumulative (tidak


bertambah) karena kebenaran itu tidak makin berkembang dari waktu ke waktu. Adapun
kemajuan itu bersifat cumulative (bertambah), artinya kemajuan itu selalu berkembang
dari waktu ke waktu. Agama, filsafat, dan kesenian termasuk dalam kategori non-
cumulative, sedangkan fisika, teknologi, kedokteran termasuk dalam kategori cumulative
(Kuntowijoyo, 2006: 4). Oleh karena itu, relasi iptek dan budaya merupakan persoalan
yang seringkali mengundang perdebatan.

Dilihat dari pengertian filsafat, bahwa Pancasila merupakan suatu tatanan untuk
mengaturbagaimana seharusnya setiap insan Indonesia, mencari dan menemukan
kebenaran hakiki sebataskemampuan manusia yang selalu berkembang dalam
mewujudkan makna hidup dan kehidupannya yang sekaligus sebagai perwujudan insan
Indonesia sebagai mahluk ciptaan yang harus mengabdi kepada Allah SWT – Tuhan
Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, nilai – nilai Pancasila sesungguhnya merupakan
repleksi, implementasi dan aktualisasi nilai – nilai religius yang merupakan saripati dari
berbagai agama / dan keyakinan / kepercayaan yang dianut oleh insan Indonesia sejak
dahulu sampai masa kini dan masa yang akan datang.

Relasi antara iptek dan nilai budaya, serta agama dapat ditandai dengan beberapa
kemungkinan sebagai berikut. Pertama, iptek yang gayut dengan nilai budaya dan agama
sehingga pengembangan iptek harus senantiasa didasarkan atas sikap human-religius.
Kedua, iptek yang lepas sama sekali dari norma budaya dan agama sehingga terjadi
sekularisasi yang berakibat pada kemajuan iptek tanpa dikawal dan diwarnai nilai human-
religius. Hal ini terjadi karena sekelompok ilmuwan yang meyakini bahwa iptek memiliki
hukumhukum sendiri yang lepas dan tidak perlu diintervensi nilai-nilai dari luar. Ketiga,
iptek yang menempatkan nilai agama dan budaya sebagai mitra dialog di saat diperlukan.
Dalam hal ini, ada sebagian ilmuwan yang beranggapan bahwa iptek memang memiliki
hukum tersendiri (faktor internal), tetapi di pihak lain diperlukan faktor eksternal
(budaya, ideologi, dan agama) untuk bertukar pikiran, meskipun tidak dalam arti saling
bergantung secara ketat

2. 2 Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Pernahkah terpikir oleh Anda bahwa tidak ada satu pun bangsa di dunia ini yang
terlepas dari pengaruh pengembangan iptek, meskipun kadarnya tentu saja berbeda-beda.
Kalaupun ada segelintir masyarakat di daerah-daerah pedalaman di Indonesia yang masih
bertahan dengan cara hidup primitif, asli, belum terkontaminasi oleh kemajuan iptek,
maka hal itu sangat terbatas dan tinggal menunggu waktunya saja. Hal ini berarti bahwa
ancaman yang ditimbulkan oleh pengembangan iptek yang terlepas dari nilai-nilai
spiritualitas, kemanusiaan, kebangsaan, musyawarah, dan keadilan merupakan gejala
yang merambah ke seluruh sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,
beberapa alasan Pancasila diperlukan sebagai dasar nilai pengembangan iptek dalam
kehidupan bangsa Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut.

Pertama, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh iptek, baik dengan dalih
percepatan pembangunan daerah tertinggal maupun upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat perlu mendapat perhatian yang serius. Penggalian tambang batubara, minyak,
biji besi, emas, dan lainnya di Kalimantan, Sumatera, Papua, dan lain-lain dengan
menggunakan teknologi canggih mempercepat kerusakan lingkungan. Apabila hal ini
dibiarkan berlarut-larut, maka generasi yang akan datang, menerima resiko kehidupan
yang rawan bencana lantaran kerusakan lingkungan dapat memicu terjadinya bencana,
seperti longsor, banjir, pencemaran akibat limbah, dan seterusnya.

Kedua, penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek


dapat menjadi sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang
berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis.
Artinya, penggunaan benda-benda teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia
dewasa ini telah menggantikan peran nilainilai luhur yang diyakini dapat menciptakan
kepribadian manusia Indonesia yang memiliki sifat sosial, humanis, dan religius. Selain
itu, sifat tersebut kini sudah mulai tergerus dan digantikan sifat individualistis,
dehumanis, pragmatis, bahkan cenderung sekuler.

Ketiga, nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai


daerah mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti: budaya gotong royong
digantikan dengan individualis yang tidak patuh membayar pajak dan hanya menjadi free
rider di negara ini, sikap bersahaja digantikan dengan gaya hidup bermewah-mewah,
konsumerisme; solidaritas sosial digantikan dengan semangat individualistis;
musyawarah untuk mufakat digantikan dengan voting, dan seterusnya.

2. 3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Dasar


Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia

a. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan ilmu

Secara historis, butir-butir dalam pancasila merupakan hasil dari persidangan


BPUPKI pertama yang diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat. Sidang ini
dilaksanakan pada tanggal 28 mei 1945 - 1 juni 1945. Ketiga tokoh nasional yakni dr.
Soepomo, moh. Yamin, dan Ir. Soekarno mengutarakan pemikirannya mengenai dasar
negara yang masing-masing mengeluarkan lima buah gagasan. Soekarno sendiri
menamaikelima gagasan miliknya sebagai Pancasila pada tanggal 1 juni yang akhirnya
diperingati sebagai hari lahirnya pancasila. Pancasila sendiri ditetapkan sebagai dasar
negara pada tanggal 18 agustus 1945 pada sidang PPKI pertama.

Sebagai dasar negara pancasila merupakan landasan dan pandangan hidup dari
seluruh elemen kehidupan bangsa indonesia. Pancasila sebagai dasar nilai
pengembanganilmu menjiwai isi dari pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang
berbunyi : “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan
yangdipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

Dalam rangka mencerdaskan bangsa, maka hal ini memungkinkan akan ada
banyak ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi yang masuk ke Indonesia. Peran pancasila
disini ialah sebagai kerangka acuan mengenai tentang bagaimana ilmu-ilmu itu dapat
berkembang akan tetapi tetap sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam pancasila. Ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut diharapkan dapat berkembang di Indonesia guna
mencerdaskan bangsa sesuai dengan apa yang terkandung dalam pancasila yakni ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut dapat membentuk manusia Indonesia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuandan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang mantap
dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
b. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan

Ilmu Sosiologi adalah ilmu tentang interaksi antar manusia. Sosiologi mengkaji
tentanglatar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan
kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan
pembaharuan dalam masyarakat. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
pengetahuan jika dilihat dari sudut pandang sosiologi berarti ilmu pengetahuan itu
digunakan untuk mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan
sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan
standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Dalam hal ini kehidupan
sosiologis bangsa indonesia sangat berkaitan dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan.

Bangsa indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius serta selalu ramah
terhadap semua orang. Maka cukuplah semua nilai-nilai itu menjadi rambu-rambu jika
pengembangan ilmu pengetahuan harus sesuai dengan keadaan sosiologis bangsa
indonesia serta haruslah memegang teguh nilai-nilai pancasila. Secara sosiologis, nilai-
nilai pancasila timbul dari hasil interaksi antar masyarakat indonesia. Nilai-nilai tersebut
kemudian hadir sebagai buah dari pemikiran, penelitian kritis dan hasil refleksi bangsa
Indonesia. Nilai-nilai bangsa Indonesia merupakan kebenaran bagi bangsa Indonesia
yang tampil sebagai norma dan moral kehidupan bangsa Indonesia yang juga sebagai
pelaksanaan sistem nilai budaya bangsa Indonesiia

c. Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Sumber politis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia


dapat dirunut ke dalam berbagai kebijakan yang dilakukan oleh para penyelenggara
negara. Dokumen pada masa Orde Lama yang meletakkan Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan atau orientasi ilmu, antara lain dapat dilihat dari pidato Soekarno ketika
menerima gelar Doctor Honoris Causa di UGM pada 19 September 1951.

Dengan demikian, Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pada zaman
Orde Lama belum secara eksplisit dikemukakan, tetapi oleh Soekarno dikaitkan
langsungdengan dimensi kemanusiaan dan hubungan antara ilmu dan amal. Selanjutnya,
pidato Soekarno pada Akademi Pembangunan Nasional di Yogyakarta, 18 Maret 1962,
mengatakan hal sebagai berikut: “Ilmu pengetahuan itu adalah malahan suatu syarat
mutlak pula, tetapi kataku tadi, lebih daripada itu, dus lebih mutlak daripada itu adalah
suatu hal lain, satu dasar. Dan yang dimaksud dengan perkataan dasar, yaitu karakter.
Karakter adalah lebih penting daripada ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tetap adalah
suatu syarat mutlak. Tanpa karakter yang gilang gemilang, orang tidak dapat membantu
kepada pembangunan nasional, oleh karena itu pembangunan nasional itu sebenranya
adalah suatu hal yang berlangit sangat tinggi, dan berakar amat dalam sekali. Berakar
amat dalam sekali, oleh karena akarnya itu harus sampai kepada inti-inti daripada
segenap cita-cita dan perasaan-perasaan dan gandrungan-gandrungan
rakyat”(Soekarno,1962).

Pada zaman Orde Baru, Presiden Soeharto menyinggung masalah Pancasila


sebagai dasar nilai pengembangan ilmu ketika memberikan sambutan pada Kongres
Pengetahuan Nasional IV, 18 September 1986 di Jakarta sebagai berikut: “Ilmu
pengetahuan dan teknologi harus diabdikan kepada manusia dan kemanusiaan, harus
dapat memberi jalan bagi peningkatan martabat manusia dan kemanusiaan.Dalam ruang
lingkup nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi yang ingin kita kuasai dan perlu kita
kembangkan haruslah ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa memberi dukungan
kepada kemajuan pembangunan nasional kita. Betapapun besarnya kemampuan ilmiah
dan teknologi kita dan betapapun suatu karya ilmiah kita mendapat tempat terhormat
pada tingkat dunia, tetapi apabila kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak
dapat membantu memecahkan masalah-masalah pembangunan kita, maka jelas hal itu
merupakan kepincangan, bahkan suatu kekurangan dalam penyelenggaraan ilmu
pengetahuan dan teknologi” (Soeharto, 1986: 4).

Pada era Reformasi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutan pada
acara silaturrahim dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan masyarakat
ilmiah, 20 Januari 2010 di Serpong. SBY menegaskan sebagai berikut: Setiap negara
mempunyai sistem inovasi nasional dengan corak yang berbeda dan khas, yang sesuai
dengan kebutuhan dan kondisinya masing-masing. Saya berpendapat, di Indonesia, kita
juga harus mengembangkan sistem inovasi nasional, yang didasarkan pada suatu
kemitraan antara pemerintah, komunitas ilmuwan dan swasta, dan dengan berkolaborasi
dengan dunia internasional. Oleh karena itu, berkaitan dengan pandangan ini dalam
waktu dekat saya akan membentuk komite inovasi nasional, yang langsung
bertanggungjawab kepada presiden, untuk ikut memastikan bahwa sistem inovasi
nasional dapat berkembang dan berjalan dengan baik. Semua ini penting kalau kita
sungguh ingin Indonesia menjadi knowledge society. Strategi yang kita tempuh untuk
menjadi negara maju, developed country, adalah dengan memadukan pendekatan
sumberdaya alam, iptek, dan budaya atau knowledge based, Resource based and culture
based development” (Yudhoyono, 2010).

Habibie dalam pidato 1 Juni 2011 menegaskan bahwa penjabaran Pancasila


sebagai dasar nilai dalam berbagai kebijakan penyelenggaraan negara merupakan suatu
upaya untuk mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan (Habibie, 2011: 6).
Berdasarkan pemaparan isi pidato para penyelenggara negara tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa sumber politis dari Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan
ipteklebih bersifat apologis karena hanya memberikan dorongan kepada kaum intelektual
untuk menjabarkan nilai-nilai Pancasila lebih lanjut.
2.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai
Dasar Nilai Pengembangan

IlmuPancasila sebagai pengembangan ilmu belum dibicarakan secara eksplisit


oleh para penyelenggara negara sejak Orde Lama sampai era Reformasi. Para
penyelenggara negara pada umumnya hanya menyinggung masalah pentingnya
keterkaitan antara pengembangan ilmu dan dimensi kemanusiaan (humanism). Seminar
Nasional tentang Pancasila sebagai pengembangan ilmu, 1987 dan Simposium dan
Sarasehan Nasional tentang Pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan dan
Pembangunan Nasional, 2006. Namun pada kurun waktu akhir-akhir ini, belumada lagi
suatu upaya untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kaitan dengan
pengembangan Iptek di Indonesia. Ada beberapa bentuk tantangan terhadap Pancasila
sebagai dasar.Pengembangan Iptek di Indonesia:

a. Kapitalisme yang sebagai menguasai perekonomian dunia, termasuk Indonesia.


Akibatnya, ruang bagi penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu
menjadi terbatas. Upaya bagi pengembangan sistem ekonomi Pancasila yang pernah
dirintis Prof. Mubyarto pada 1980-an belum menemukan wujud nyata yang dapat
diandalkan untuk menangkal dan menyaingi sistem ekonomi yang berorientasi pada
pemilik modal besar.

b. Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing bangsa Indonesia dalam


pengembangan iptek sehingga Indonesia lebih berkedudukan sebagai konsumen
daripadaprodusen dibandingkan dengan negaranegara lain.

c. Konsumerisme menyebabkan negara Indonesia menjadi pasar bagi produk teknologi


negara lain yang lebih maju ipteknya. Pancasila sebagai pengembangan ilmu baru pada
taraf wacana yang belum berada pada tingkat aplikasi kebijakan negara.d. Pragmatisme
yang berorientasi pada tiga ciri, yaitu: workability (keberhasilan), satisfaction (kepuasan),
dan result (hasil) (Titus, dkk., 1984) mewarnai perilaku kehidupan sebagian besar
masyarakat Indonesia
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu sangat penting untuk


disosialisasikankepada seluruh masyarakat. Pengamalan Pancasila sebagai dasar
nilai pengembangan ilmutersebut dapat direalisasikan melalui mata kuliah
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi.Apabila pemahaman akan Pancasila
sebagai dasar pengembangan ilmu ini memudar, maka ikutmemudar pula etika dan norma
dalam pengembangan ilmu di Indonesia.

Oleh karena itu, pentingbahwa pengembangan ilmu di Indonesia ini didasari


dengan Pancasila.Kita sebagai warga negara yang baik harus memahami dan juga
berusaha mengamalkannilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di era
globalisasi ini, dimana banyakbudaya yang masuk secara bebas di Indonesia. Kemajuan
Iptek sangat penting bagi suatu negara,tetapi alangkah baiknya lebih selektif dan
disesuaikan dengan dasar Pancasila.

B.Saran

Saran dari penulis untuk pembaca yaitu jadikanlah Pancasila sebagai


dasar di era pengembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini, agar sesuai dengan
norma dan etika yang tertuang dalam Pancasila. Dalam makalah ini masih
terdapat kesalahan sehingga kami mengaharap kritik konstruktif dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1844190038/03Tugas
%20pertemuan%203%20Agus%20Tri%20Purwanto.pdf

https://fatonikeren.blogspot.com/2019/09/pancasila-menjadi-dasar-
pengembanganHtml

https://repository.unikom.ac.id/66355/1/Pendidikan%20Pancasila%20%20%28KELAS
%20TE-2%20S1%20SMT%20VIII%29%20%28PERTEMUAN%20KE%2012%29.pdf

file:///C:/Users/ajeng/Documents/KULIAH/PPKN/8.%20PENDIDIKAN%20PANCASILA.pdf

https://id.scribd.com/document/395625573/DINAMIKA-DAN-TANTANGAN-PANCASILA-
SEBAGAI-DASAR-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-docx8

Anda mungkin juga menyukai