PENDIDIKAN PANCASILA
JUDUL MAKALAH
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6:
PROGRAM STUDI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “Pancasila Sebagai Dasar
Pengembangan Ilmu” dengan semaksimal mungkin.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan, kami dapat mengatasi tantangan dan hambatan
tersebut. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak, terutama kepada Bapak Dosen dan teman-teman yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
penulisan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat pada kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman modern seperti sekarang ini dimana ilmu pengetahuan dan
globaliasiberkembang sangat pesat, nilai-nilai Pancasila mulai tergeser. Banyak
masyarakat Indonesiayang mulai meninggalkan nilai-nilai pencasila dan tidak lagi
menerapkan nilai-nilai Pancasiladalam kehidupan sehari-hari. Padahal jika
ditilik dari sejarah bangsa Indonesia, Pancasila merupakan wujud dari kerja
keras dan pengorbanan para pendiri bangsa yang sangat diperhitungkan
dengan matang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
a. Mengetahui Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilm
c. mengetahui Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu di Indonesia
d. mengetahui Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 konsep dan urgensi Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
Dilihat dari pengertian filsafat, bahwa Pancasila merupakan suatu tatanan untuk
mengaturbagaimana seharusnya setiap insan Indonesia, mencari dan menemukan
kebenaran hakiki sebataskemampuan manusia yang selalu berkembang dalam
mewujudkan makna hidup dan kehidupannya yang sekaligus sebagai perwujudan insan
Indonesia sebagai mahluk ciptaan yang harus mengabdi kepada Allah SWT – Tuhan
Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, nilai – nilai Pancasila sesungguhnya merupakan
repleksi, implementasi dan aktualisasi nilai – nilai religius yang merupakan saripati dari
berbagai agama / dan keyakinan / kepercayaan yang dianut oleh insan Indonesia sejak
dahulu sampai masa kini dan masa yang akan datang.
Relasi antara iptek dan nilai budaya, serta agama dapat ditandai dengan beberapa
kemungkinan sebagai berikut. Pertama, iptek yang gayut dengan nilai budaya dan agama
sehingga pengembangan iptek harus senantiasa didasarkan atas sikap human-religius.
Kedua, iptek yang lepas sama sekali dari norma budaya dan agama sehingga terjadi
sekularisasi yang berakibat pada kemajuan iptek tanpa dikawal dan diwarnai nilai human-
religius. Hal ini terjadi karena sekelompok ilmuwan yang meyakini bahwa iptek memiliki
hukumhukum sendiri yang lepas dan tidak perlu diintervensi nilai-nilai dari luar. Ketiga,
iptek yang menempatkan nilai agama dan budaya sebagai mitra dialog di saat diperlukan.
Dalam hal ini, ada sebagian ilmuwan yang beranggapan bahwa iptek memang memiliki
hukum tersendiri (faktor internal), tetapi di pihak lain diperlukan faktor eksternal
(budaya, ideologi, dan agama) untuk bertukar pikiran, meskipun tidak dalam arti saling
bergantung secara ketat
Pernahkah terpikir oleh Anda bahwa tidak ada satu pun bangsa di dunia ini yang
terlepas dari pengaruh pengembangan iptek, meskipun kadarnya tentu saja berbeda-beda.
Kalaupun ada segelintir masyarakat di daerah-daerah pedalaman di Indonesia yang masih
bertahan dengan cara hidup primitif, asli, belum terkontaminasi oleh kemajuan iptek,
maka hal itu sangat terbatas dan tinggal menunggu waktunya saja. Hal ini berarti bahwa
ancaman yang ditimbulkan oleh pengembangan iptek yang terlepas dari nilai-nilai
spiritualitas, kemanusiaan, kebangsaan, musyawarah, dan keadilan merupakan gejala
yang merambah ke seluruh sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,
beberapa alasan Pancasila diperlukan sebagai dasar nilai pengembangan iptek dalam
kehidupan bangsa Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut.
Pertama, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh iptek, baik dengan dalih
percepatan pembangunan daerah tertinggal maupun upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat perlu mendapat perhatian yang serius. Penggalian tambang batubara, minyak,
biji besi, emas, dan lainnya di Kalimantan, Sumatera, Papua, dan lain-lain dengan
menggunakan teknologi canggih mempercepat kerusakan lingkungan. Apabila hal ini
dibiarkan berlarut-larut, maka generasi yang akan datang, menerima resiko kehidupan
yang rawan bencana lantaran kerusakan lingkungan dapat memicu terjadinya bencana,
seperti longsor, banjir, pencemaran akibat limbah, dan seterusnya.
Sebagai dasar negara pancasila merupakan landasan dan pandangan hidup dari
seluruh elemen kehidupan bangsa indonesia. Pancasila sebagai dasar nilai
pengembanganilmu menjiwai isi dari pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang
berbunyi : “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan
yangdipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
Dalam rangka mencerdaskan bangsa, maka hal ini memungkinkan akan ada
banyak ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi yang masuk ke Indonesia. Peran pancasila
disini ialah sebagai kerangka acuan mengenai tentang bagaimana ilmu-ilmu itu dapat
berkembang akan tetapi tetap sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam pancasila. Ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut diharapkan dapat berkembang di Indonesia guna
mencerdaskan bangsa sesuai dengan apa yang terkandung dalam pancasila yakni ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut dapat membentuk manusia Indonesia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuandan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang mantap
dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
b. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan
Ilmu Sosiologi adalah ilmu tentang interaksi antar manusia. Sosiologi mengkaji
tentanglatar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan
kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan
pembaharuan dalam masyarakat. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
pengetahuan jika dilihat dari sudut pandang sosiologi berarti ilmu pengetahuan itu
digunakan untuk mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan
sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan
standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Dalam hal ini kehidupan
sosiologis bangsa indonesia sangat berkaitan dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan.
Bangsa indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius serta selalu ramah
terhadap semua orang. Maka cukuplah semua nilai-nilai itu menjadi rambu-rambu jika
pengembangan ilmu pengetahuan harus sesuai dengan keadaan sosiologis bangsa
indonesia serta haruslah memegang teguh nilai-nilai pancasila. Secara sosiologis, nilai-
nilai pancasila timbul dari hasil interaksi antar masyarakat indonesia. Nilai-nilai tersebut
kemudian hadir sebagai buah dari pemikiran, penelitian kritis dan hasil refleksi bangsa
Indonesia. Nilai-nilai bangsa Indonesia merupakan kebenaran bagi bangsa Indonesia
yang tampil sebagai norma dan moral kehidupan bangsa Indonesia yang juga sebagai
pelaksanaan sistem nilai budaya bangsa Indonesiia
Dengan demikian, Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pada zaman
Orde Lama belum secara eksplisit dikemukakan, tetapi oleh Soekarno dikaitkan
langsungdengan dimensi kemanusiaan dan hubungan antara ilmu dan amal. Selanjutnya,
pidato Soekarno pada Akademi Pembangunan Nasional di Yogyakarta, 18 Maret 1962,
mengatakan hal sebagai berikut: “Ilmu pengetahuan itu adalah malahan suatu syarat
mutlak pula, tetapi kataku tadi, lebih daripada itu, dus lebih mutlak daripada itu adalah
suatu hal lain, satu dasar. Dan yang dimaksud dengan perkataan dasar, yaitu karakter.
Karakter adalah lebih penting daripada ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tetap adalah
suatu syarat mutlak. Tanpa karakter yang gilang gemilang, orang tidak dapat membantu
kepada pembangunan nasional, oleh karena itu pembangunan nasional itu sebenranya
adalah suatu hal yang berlangit sangat tinggi, dan berakar amat dalam sekali. Berakar
amat dalam sekali, oleh karena akarnya itu harus sampai kepada inti-inti daripada
segenap cita-cita dan perasaan-perasaan dan gandrungan-gandrungan
rakyat”(Soekarno,1962).
Pada era Reformasi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutan pada
acara silaturrahim dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan masyarakat
ilmiah, 20 Januari 2010 di Serpong. SBY menegaskan sebagai berikut: Setiap negara
mempunyai sistem inovasi nasional dengan corak yang berbeda dan khas, yang sesuai
dengan kebutuhan dan kondisinya masing-masing. Saya berpendapat, di Indonesia, kita
juga harus mengembangkan sistem inovasi nasional, yang didasarkan pada suatu
kemitraan antara pemerintah, komunitas ilmuwan dan swasta, dan dengan berkolaborasi
dengan dunia internasional. Oleh karena itu, berkaitan dengan pandangan ini dalam
waktu dekat saya akan membentuk komite inovasi nasional, yang langsung
bertanggungjawab kepada presiden, untuk ikut memastikan bahwa sistem inovasi
nasional dapat berkembang dan berjalan dengan baik. Semua ini penting kalau kita
sungguh ingin Indonesia menjadi knowledge society. Strategi yang kita tempuh untuk
menjadi negara maju, developed country, adalah dengan memadukan pendekatan
sumberdaya alam, iptek, dan budaya atau knowledge based, Resource based and culture
based development” (Yudhoyono, 2010).
PENUTUP
A. Kesimpulan
B.Saran
https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1844190038/03Tugas
%20pertemuan%203%20Agus%20Tri%20Purwanto.pdf
https://fatonikeren.blogspot.com/2019/09/pancasila-menjadi-dasar-
pengembanganHtml
https://repository.unikom.ac.id/66355/1/Pendidikan%20Pancasila%20%20%28KELAS
%20TE-2%20S1%20SMT%20VIII%29%20%28PERTEMUAN%20KE%2012%29.pdf
file:///C:/Users/ajeng/Documents/KULIAH/PPKN/8.%20PENDIDIKAN%20PANCASILA.pdf
https://id.scribd.com/document/395625573/DINAMIKA-DAN-TANTANGAN-PANCASILA-
SEBAGAI-DASAR-PENGEMBANGAN-ILMU-PENGETAHUAN-docx8