Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu: Dede Suhala, S.Pd.I., M.Pd

Di Susun Oleh :

Kelompok 7

1. Irfan Nurdiansyah NPM -


2. Wahyu NPM 1901067
3. Widia Cendani NPM 1901069
4. Yuyun Rosmawati NPM 1901073
5. Yuyung Yuliani NPM 1901074

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BHAKTI PERSADA BANDUNG

TAHUN AKADEMIK 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas karunia Allah swt yang mana atas rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu”.

Penyusunan makalah ini didasarkan atas pemenuhan tanggung jawab tugas dan
ditujukan sebagai sarana penampung informasi berdasarkan judul yang kami tinjau. Makalah
ini terlaksana oleh usaha maksimal yang tidak liput dari kontribusi para anggota tujuh,
bantuan para kerabat dan teman. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada
pihak yang telah berperan dalam proses pembuatan makalah ini.

Terlepas dari hal tersebut, kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan. Kritik dan saran akan sangat kami butuhkan agar makalah ini dapat
disempurnakan.

Bandung, 26 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah
1.4 Manfaat Makalah
B. BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
2.2 Alasan Diperlukannya Pancasila Sebagai Dar Nilai Pengembangan Ilmu
2.3 Sumber Historis, Sosiologis, Politis Tentang Pancasila Sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu
2.4 Argumen Tentang Dinamika Dan Tantangan Pancasila Sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu
2.5 Esensi Dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
C. BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada mulanya ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia relative masih
sederhana dan belum berkembang. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, ilmu
pengetahuan mengalami perkembangan yang pesat karena ditemukannya banyak teori
dan teknologi.
Perkembangan pesat ilmu pada saat ini berbanding lurus dengan sikap kritis dan
cerdas manusia dalam menanggapi berbagai peristiwa di sekitarnya. Namun,
perkembangan pesat ilmu pada saat ini justru menimbulkan gejala penurunan derajat
manusia. Baikteori maupun materi, menjadi lebih bernilai dari pada penggagasnya.
Oleh karena itu, penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pengembangan ilmu
pengetahuan di Indonesia harus diperkuat agar bangsa Indonesia tidak terjerumus pada
pengembangan ilmu yang semakin jauh dari nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
?
2. Alasan diperlukannya Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu ?
3. Menggali sumber historis, sosiologis, politis tentang pancasiala sebagai
dasaar nilai pengembangan ilmu di Indonesia
4. Membangaun argument tentang dinamika dan tantangan Pancasila sebagai
dasar nilai pengembangan ilmu
5. Menjelaskan esensi dan urgensi Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu di masa depan
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Pancasila.
2. Memberikan informasi mengenai Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu
1.4 manfaat
Manfaat dari membaca dan memahami isi makalah ini adalah pembaca
diharapkan dapat :

1. Memahami implementasi Pancasila sebgai dasar nilai pengembangan ilmu


2. Mengetahui alasan diperlukanya pancasilasebagai dasar nilai
pengembangan ilmu
3. Memahami sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila sebagai
dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia
4. Mengetahui argument tentang dinamika dan tantangan Pancasila sebagai
dasar nilai pengembangan ilmu
5. Mengetahui esensi dan urgensi Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu untuk masa depan
BAB 11
PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU

2.1 Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Pancasila memiliki banyak fungsi dan salah satu fungsinya adalah
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu. Ini artinya, segala upaya
pengembangan ilmu Indonesia harus diorientasikan pada nilai yang tertulis
dalam Pancasila. Kompleksitas ilmu yang tidak dibentengi dengan
pegangan-pegangan moral dapat membawa pada kebebasan berilmuyang
tidak sesuai dengan manfaat hakiki ilmu itu sendiri.
Pancasila hadir sebagai pedoman untuk membatasi gerak- gerik
keilmuan agar sesuai kaidah kebenaran. Pengembangan ilmu yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat membawa
perbaikan kuwalitas hidup dan kehidupan masyarakat. Adapun
implementasi Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu adalah :
A. Sila ketuhanan Yang Maha Esa: melengkapi ilmu pengetahuan,
menciptakan keseimbangan antara yang logis dn tidak logis, serta
mengklasifikasikan anatara rasa dan akal. Berdasarkan sila
pertama, ilmu pengetahuan tidak hanya memikirkan apa yang
ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan, tetapi juga
mempertimbangkan maksud dan akibat kepada kerugian atau
keuntungan manusia dan lingkungan. Sila pertama menempatkan
manusia di alam semesta bukan sebagai penengah, melainkan
sebagai bagian yang sistematika dari alam yang diolahnya.
Contoh: penciptaan mobil tanpa bahan bakar berupa minyak untuk
menjaga kelestarian alam.
B. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab: memberikan dasar-
dasar moralitas bahwa manusia dalam perkembangan ilmu
pengetahuan haruslah secara beradab. Ilmu pengetahuan adalah
bagian dari proses budaya manusia yang beradab dan bermoral.
Oleh karena itu, perkembangan ilmu pengetahuan harus
berdasarkan kepada usaha-usaha mencapai kesejahteraan umat
manusia. Sila ini menuntun para kaum berilmu kepada arah
pengendalian ilmu. Ilmu dikembalikan pada fungsi semula, yaitu
untuk kemanusiaan, tidak hanya untuk kelompok dan lapisan
tertentu.
Contoh: diterjunkannya para tenaga kependidikan ke daerah
terpencil untuk melakukan pengabdian, distribusi ilmu, dan
pengajaran kepada masyarakat.
C. Sila persatuan Indonesia: memberikan kesadaran kepada bangsa
Indonesia bahwa rasa nasionalisme akibat pesrkembangan ilmu
pengetahuan dapat terwujud dan terpelihara. Persaudaraan dan
hubungan antar daerah tetap dapat terjalin karena kemajuan dalam
bidang pengetahuan dan teknologi.
Contoh: penciptaan media-media social seperti facebook,
instagram dan zoom untuk menjalin hubungan antar individu di
penjuru dunia.

2.2 Menanya Alasan Diperlukannya Pancasila sebagai Dasar Nilai


Pengembangan Ilmu.

Pernahkah terpikir oleh Anda bahwa tidak ada satu pun bangsa di
dunia ini yang terlepas dari pengaruh pengembangan iptek, meskipun
kadarnya tentu saja berbeda-beda. Kalaupun ada segelintir masyarakat di
daerah-daerah pedalaman di Indonesia yang masih bertahan dengan cara
hidup primitif, asli, belum terkontaminasi oleh kemajuan iptek, maka hal
itu sangat terbatas dan tinggal menunggu waktunya saja. Hal ini berarti
bahwa ancaman yang ditimbulkan oleh pengembangan iptek yang terlepas
dari nilai-nilai spiritualitas, kemanusiaan, kebangsaan, musyawarah, dan
keadilan merupakan gejala yang merambah ke seluruh sendi kehidupan
masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, beberapa alasan Pancasila diperlukan sebagai
dasar nilai pengembangan iptek dalam kehidupan bangsa Indonesia
meliputi hal-hal sebagai berikut:
Pertama, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh iptek, baik
dengan dalih percepatan pembangunan daerah tertinggal maupun upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu mendapat perhatian yang
serius. Penggalian tambang batubara, minyak, biji besi, emas, dan lainnya
di Kalimantan, Sumatera, Papua, dan lain-lain dengan menggunakan
teknologi canggih mempercepat kerusakan lingkungan. Apabila hal ini
dibiarkan berlarut-larut, maka generasi yang akan datang, menerima resiko
kehidupan yang rawan bencana lantaran kerusakan lingkungan dapat
memicu terjadinya bencana, seperti longsor, banjir, pencemaran akibat
limbah, dan seterusnya.
Kedua, penjabaran sila-sila Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan iptek dapat menjadi sarana untuk mengontrol dan
mengendalikan kemajuan iptek yang berpengaruh pada cara berpikir dan
bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis. Artinya, penggunaan
benda-benda teknologi dalam kehidupan masyarakat Indonesia dewasa ini
telah menggantikan peran nilainilai luhur yang diyakini dapat menciptakan
kepribadian manusia Indonesia yang memiliki sifat sosial, humanis, dan
religius. Selain itu, sifat tersebut kini sudah mulai tergerus dan digantikan
sifat individualistis, dehumanis, pragmatis, bahkan cenderung sekuler.
Ketiga, nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di
berbagai daerah mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti:
budaya gotong royong digantikan dengan individualis yang tidak patuh
membayar pajak dan hanya menjadi free rider di negara ini, sikap
bersahaja digantikan dengan gaya hidup bermewah-mewah,
konsumerisme; solidaritas sosial digantikan dengan semangat individuali.

2.3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis Tentsng Pancasila


Sebagai Dasar Nilai Perkembangan Ilmu Di Indonesia

1. Sumber historis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di


Indonesia
Dapat ditelusuri pada awalnya dalam dokumen negara, yaitu
pembukaan undang-undang dasar 1945 alinea ke empat.
Sumber historis lainnya dapat ditelusuri dalam berbagai diskusi dan
seminar dikalangan intelektual di Indonesi, salah satunya adalah di
perguruan tinggi.
2. Sumber sosiologis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di
Indonesia

Sumber sosiologis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan


iptek dapat ditemukan pada sikap masyarakat yang sangat
memperhatikan dimensi ketuhanan dan kemanusiaan sehingga
manakala iptek tidak sejalan dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan,
biasanya terjadi penolakan.

3. Sumber politis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di


Indonesia
Sumber politis dari Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan iptek lebih bersifat apologis karena hanya memberikan
dorongan kepada kaum intelektual untuk menjabarkan nilai-nilai
Pancasila lebih lanjut.

2.4 Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar
Nilai Pengembangan Ilmu
1. Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Pancasila sebagai pengembangan ilmu belum dibicarakan secara eksplisit oleh para
penyelenggara negara sejak Orde Lama sampai era Reformasi. Para penyelenggara negara
pada umumnya hanya menyinggung masalah pentingnya keterkaitan antara pengembangan
ilmu dan dimensi kemanusiaan (humanism). Kajian tentang Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu baru mendapat perhatian yang lebih khusus dan eksplisit oleh kaum
intelektual di beberapa perguruan tinggi.
yang menyelenggarakan Seminar Nasional tentang Pancasila sebagai pengembangan
ilmu, 1987 dan Simposium dan Sarasehan Nasional tentang Pancasila sebagai Paradigma
Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Nasional, 2006. Namun pada kurun waktu akhir-akhir
ini, belum ada lagi suatu upaya untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kaitan
dengan pengembangan Iptek di Indonesia
2. Argumen tentang Tantangan Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Ada beberapa bentuk tantangan terhadap Pancasila sebagai dasar pengembangan iptek
di Indonesia:
a. Kapitalisme yang sebagai menguasai perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
Akibatnya, ruang bagi penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu
menjadi terbatas. Upaya bagi pengembangan sistem ekonomi Pancasila yang pernah dirintis
Prof. Mubyarto pada 1980-an belum menemukan wujud nyata yang dapat diandalkan untuk
menangkal dan menyaingi sistem ekonomi yang berorientasi pada pemilik modal besar.
b. Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing bangsa Indonesia dalam
pengembangan iptek sehingga Indonesia lebih berkedudukan sebagai konsumen daripada
produsen dibandingkan dengan negara-negara lain.
c. Konsumerisme menyebabkan negara Indonesia menjadi pasar bagi produk
teknologi negara lain yang lebih maju ipteknya. Pancasila sebagai pengembangan ilmu baru
pada taraf wacana yang belum berada pada tingkat aplikasi kebijakan negara.
d. Pragmatisme yang berorientasi pada tiga ciri, yaitu: workability(keberhasilan),
satisfaction (kepuasan), dan result (hasil)

2.5 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan
Ilmu untuk Masa Depan
1. Esensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Hakikat Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dikemukakan Prof.
Wahyudi Sediawan dalam Simposium dan sarasehan Pancasila sebagai Paradigma Ilmu
Pengetahuan dan Pembangunan Bangsa, sebagai berikut:
Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan kesadaran bahwa manusia
hidup di dunia ibarat sedang menempuh ujian dan hasil ujian akan menentukan kehidupannya
yang abadi di akhirat nanti. Salah satu ujiannya adalah manusia diperintahkan melakukan
perbuatan untuk kebaikan, bukan untuk membuat kerusakan di bumi. Tuntunan sikap pada
kode etik ilmiah dan keinsinyuran, seperti: menjunjung tinggi keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraan masyarakat; berperilaku terhormat, bertanggung jawab, etis dan taat aturan
untuk meningkatkan kehormatan, reputasi dan kemanfaatan professional, dan lain-lain,
adalah suatu manifestasi perbuatan untuk kebaikan tersebut. Ilmuwan yang mengamalkan
kompetensi teknik yang dimiliki dengan baik sesuai dengan tuntunan sikap tersebut berarti
menyukuri anugrah Tuhan (Wahyudi, 2006: 61--62).
Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memberikan arahan, baik bersifat
universal maupun khas terhadap ilmuwan dan ahli teknik di Indonesia. Asas kemanusiaan
atau humanisme menghendaki agar perlakuan terhadap manusia harus sesuai dengan
kodratnya sebagai manusia, yaitu memiliki keinginan, seperti kecukupan materi,
bersosialisasi, eksistensinya dihargai, mengeluarkan pendapat, berperan nyata dalam
lingkungannya, bekerja sesuai kemampuannya yang tertinggi (Wahyudi, 2006: 65). Hakikat
kodrat manusia yang bersifat mono-pluralis, sebagaimana dikemukakan Notonagoro, yaitu
terdiri atas jiwa dan raga (susunan kodrat), makhluk individu dan sosial (sifat kodrat), dan
makhluk Tuhan dan otonom (kedudukan kodrat) memerlukan keseimbangan agar dapat
menyempurnakan kualitas kemanusiaannya.
Sila ketiga, Persatuan Indonesia memberikan landasan esensial bagi kelangsungan
Negara Kesatauan Republik Indonesia (NKRI). Untuk itu, ilmuwan dan ahli teknik Indonesia
perlu menjunjung tinggi asas Persatuan Indonesia ini dalam tugas-tugas profesionalnya. Kerja
sama yang sinergis antar individu dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing akan
menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi daripada penjumlahan produktivitas
individunya.
(Wahyudi, 2006: 66). Suatu pekerjaan atau tugas yang dikerjakan bersama dengan semangat
nasionalisme yang tinggi dapat menghasilkan produktivitas yang lebih optimal.
Sila keeempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan memberikan arahan asa kerakyatan, yang mengandung arti
bahwa pembentukan negara republik Indonesia ini adalah oleh dan untuk semua rakyat
Indonesia. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap negara.
Demikian pula halnya dengan ilmuwan dan ahli teknik wajib memberikan kontribusi sebasar-
besarnya sesuai kemampuan untuk kemajuan negara. Sila keempat ini juga memberi arahan
dalam manajemen keputusan, baik pada tingkat nasional, regional maupun lingkup yang lebih
sempit (Wahtudi, 2006: 68). Manajemen keputusan yang dilandasi semangat musyawarah
akan mendatangkan hasil yang lebih baik karena dapat melibatkan semua pihak dengan
penuh kerelaan.
Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia memberikan arahan agar
selalu diusahakan tidak terjadinya jurang (gap) kesejahteraan di antara bangsa Indonesia.
Ilmuwan dan ahli teknik yang mengelola industri perlu selalu mengembangkan sistem yang
memajukan perusahaan, sekaligus menjamin kesejahteraan karyawan (Wahyudi, 2006: 69).
Selama ini, pengelolaan industri lebih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, dalam arti
keuntungan perusahaan sehingga cenderung mengabaikan kesejahteraan karyawan dan
kelestarian lingkungan. Situasi timpang ini disebabkan oleh pola kerja yang hanya
mementingkan kemajuan perusahaan. Pada akhirnya, pola tersebut dapat menjadi pemicu aksi
protes yang justru merugikan pihak perusahaan itu sendiri.
2. Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a. Perkembangan ilmu dan teknologi di Indonesia dewasa ini tidak berakar pada nilai-
nilai budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga ilmu pengetahuan yang dikembangkan di
Indonesia sepenuhnya berorientasi pada Barat (western oriented).
b. Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia lebih berorientasi pada kebutuhan
pasar sehingga prodi-prodi yang “laku keras” di perguruan tinggi Indonesia adalah prodi-
prodi yang terserap oleh pasar (dunia industri).
c. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia belum melibatkan
masyarakat luas sehingga hanya menyejahterakan kelompok elite yang mengembangkan ilmu
(scientist oriented).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah dasar atau pedoman dalam menjalankan
urusan kenegaraan Indonesia. Maksud dari Pancasila sebagai dasar
nilai pengembangan ilmu adalah dari sekian banyak fungsi Pancasila,
Pancasila juga digunakan sebagai acuan dalam pengembangan ilmu
yang semakin hari semakin menyeluruh. Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu mencakup nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
dan persatuan.
3.2 Saran
Makalah ini dibuat untuk memberikan informasi mengenai
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu. Untuk
pengembangan lebih lanjut, penulis menyarankan kepada pembaca
agar:
A. Lebih memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, terutama sebagai dasar nilai pengembangan
ilmu.
B. Lebih mengkaji ilmu-ilmu dengan maksud untuk membangun
kehidupan tanah air.
DAFTAR PUSTAKA

id.scribd.com
http://auliadinifitria.blogspot.com/2018/05/pancasila-sebagai-dasar-
nilai.html?m=1
(Titus, dkk, 1984) mewarnai perilaku kehidupan sebagian besar
masyarakat Indonesia.
Direktorat pembelajaran dan kemahasiswaan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi. 2013. Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai