Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

FENOMENA PERMASALAHAN BANGSA DAN URGENT


PENDIDIKAN PANCASILA

Makalah Ini Dianjurkan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Pancasila Pada Program Studi Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Institut
Agama Islam (IAI) As'adiyah Sengkang

Disusun Oleh:

1.FITRINA BERUSLI

(22310103)

2.Muhammad Ikhsan

( 22310109)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AS'ADIYAH SENGKANG

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa karena berkatlimpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengantepat pada waktunya.Dalam kesempatan ini,
kami juga ingin mengucapkan terimakasih dengan hati yangtulus kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini semogaAllah
senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


sempurna, oleh karenaitu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak gunaperbaikan di masa yang akan datang.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaatbagi semua pihak.

Sengakang, 25 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................1

C. Tujuan Penulisan............................................................................2

BAB II PEMBAHASAAN

A. Konsep dan urgensi pendidikan pancasila.....................................3

B. Urgensi pendidikan pancasila........................................................4

C. Menggali historis,sosiologis,politik pendidikan pancasila............7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................9

B. Saran.............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara yang memiliki kepulauan terbesar di


dunia denganmemiliki 17.504 pulau. Indonesia juga memiliki berbagai macam
suku, adat, ras, bahasadan agama. Dengan berbagai macam perbedaan Indonesia
bisa bersatu oleh semboyanyaitu Bhineka Tunggal Ika yang tertulis pada lambang
Pancasila. Pancasila merupakanpedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
rakyat Indonesia. Pancasila dalamkedudukannya sebagai sumber hukum dasar
nasional, yang menjadikan sebagai ukurandalam menilai hukum yang berlaku di
negara Indonesia.Pancasila memiliki nilai-nilai di dalamnya, seperti nilai
ketuhanan, nilaikemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai
keadilan. Indonesiamenerapkan nilai-nilai tersebut pada kehidupan berbangsa
bernegara. Contoh nilai-nilaiyang diterapkan seperti hidup rukun dan toleransi,
saling membantu satu sama lain,bersikap adil, dan menghargai pendapat orang
lain. Namun, pada zaman sekarang pancasila yang menjadi sumber hukum
maupunfilsafat negara mengalami penurunan atau terhancurkan sedikit
demi sedikit. Olehkarena itu, di makalah ini kami akan membahas
konsep, urgensi dan alasandiperlukannya pancasila.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Menelusuri konsep dan urgensi pendidikan pancasila

2. Menanya alasan mengapa diperlukan pendidikan pancasila?

3. Menggali sumber historis,sosiologis dan politik pendidikan pancasila?

1
C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui konsep dan urgensi pendidikan pancasila

2. Untuk mengetahui alasan diperlukannya pendidikan pancasila

3. Untuk menggali sumber historis,sosiologis,politik pendidikan pancasila

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DAN URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA

1. Konsep Pendidikan Pancasila Pendidikan Pancasila merupakan bidang kajian


keilmuan dan aktivitas sosial-kultural yang bersifat multidimensional. Sifat
multidimensional ini menyebabkanPendidikan Pancasila dapat disikapi sebagai :

a. Pendidikan nilai dan moral

b. Pendidikan kemasyarakatan

c. Pendidikan kebangsaan

d. Pendidikan kewarganegaraan

e. Pendidikan politik

f. Pendidikan hukum dan hak asasi manusia

g. Pendidikan demokrasi

Di Indonesia, arah pengembangan Pendidikan Pancasila tidak boleh


keluardari landasan ideologi Pancasila, landasan konstitusional Undang-
Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945, dan landasan operasional
Undang-UndangNomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Selain itu, tidak bolehjuga keluar dari koridor Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dan filosofiBhinneka Tunggal Ika.

Hal ini yang menyebabkan Pendidikan Pancasila sebagaipendidikan nilai


dan moral Pancasila, penyadaran akan norma dan konstitusi UUD,pengembangan
komitmen terhadap NKRI, dan penghayatan terhadap filosofiBhinneka
Tunggal Ika. Pendidikan Pancasila dimaksudkan sebagai
upayamembentuk mahasiswa menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cintatanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.

3
2.Urgensi Pendidikan Pancasila

Urgensi pendidikan Pancasila, yaitu dapat memperkokoh jiwa kebangsaan


mahasiswa sehingga menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan bintang penunjuk
jalan (leitstar) bagi calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa di
berbagai bidang dan tingkatan.

Selain itu, agar calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa tidak
mudah terpengaruh oleh pemahaman asing yang dapat mendorong untuk tidak
dijalankannya nilai-nilai Pancasila.Pentingnya pendidikan Pancasila di perguruan
tinggi adalah untuk menjawab tantangan dunia dengan mempersiapkan warga
negara yang mempunyai pengetahuan, pemahaman, penghargaan, penghayatan,
komitmen, dan pola pengamalan Pancasila.

Hal tersebut ditujukan untuk melahirkan lulusan yang menjadi kekuatan inti
pembangunan dan pemegang estafet kepemimpinan bangsa dalam setiap tingkatan
lembaga-lembaga negara, badan-badan negara, lembaga daerah, lembaga
infrastruktur politik, lembaga-lembaga bisnis, dan profesi lainnya yang
menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.

B. ALASAN DIPERLUKANNYA PANCASILA

1.)Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia

Setiap bangsa mana pun di dunia ini memiliki identitas yang sesuai dengan latar
belakang budaya masing-masing. Budaya merupakan proses cipta, rasa, dan karsa
yang perlu dikelola dan dikembangkan secara terus-menerus. Budaya dapat
membentuk identitas suatu bangsa melalui proses inkulturasi dan akulturasi.
Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari proses
inkulturasi dan akulturasi tersebut.

Kebudayaan itu sendiri mengandung banyak pengertian dan definisi. Salah


satu defisini kebudayaan adalah sebagai berikut: ”suatu desain untuk hidup yang
merupakan suatu perencanaan dan sesuai dengan perencanaan itu masyarakat
mengadaptasikan dirinya pada lingkungan fisik, sosial, dan gagasan”
4
(Sastrapratedja, 1991: 144). Apabila definisi kebudayaan ini ditarik ke dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, maka negara Indonesia memerlukan suatu
rancangan masa depan bagi bangsa agar masyarakat dapat menyesuaikan diri
dengan situasi dan lingkungan baru, yakni kehidupan berbangsa yang mengatasi
kepentingan individu atau kelompok.

Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan hasil inkulturasi, yaitu proses


perpaduan berbagai elemen budaya dalam kehidupan masyarakat sehingga
menjadikan masyarakat berkembang secara dinamis. (J.W.M. Bakker, 1984:
menyebutkan adanya beberapa saluran inkulturasi, yang meliputi: jaringan
pendidikan, kontrol, dan bimbingan keluarga, struktur kepribadian dasar, dan self
expression. Kebudayaan bangsa Indonesia juga merupakan hasil akulturasi
sebagaimana yang ditengarai Eka Dharmaputera dalam bukunya Pancasila:
Identitas dan Modernitas.

2.)Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai


ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam
sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan. Setiap pribadi mencerminkan
keadaan atau halnya sendiri, demikian pula halnya dengan ideologi bangsa
(Bakry, 1994: 157).

Meskipun nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan juga


terdapat dalam ideologi bangsa-bangsa lain, tetapi bagi bangsa Indonesia kelima
sila tersebut mencerminkan kepribadian bangsa karena diangkat dari nilai-nilai
kehidupan masyarakat Indonesia sendiri dan dilaksanakan secara simultan. Nilai
nilai spiritual, sistem perekonomian, politik, budaya merupakan contoh
keunggulan yang berakar dari kepribadian masyarakat Indonesia sendiri.

3.)Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa Indonesia

Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai


ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini
5
kebenarannya, kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa
Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa dan menimbulkan tekad yang kuat untuk mengamalkannya dalam
kehidupan nyata (Bakry, 1994: 158). Pancasila sebagai pandangan hidup berarti
nilai-nilai Pancasila melekat dalam kehidupan masyarakat dan dijadikan norma
dalam bersikap dan bertindak. Ketika Pancasila berfungsi sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia, maka seluruh nilai Pancasila dimanifestasi ke dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

4).Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa

Sebagaimana dikatakan von Savigny bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya


masing-masing, yang dinamakan volkgeist (jiwa rakyat atau jiwa bangsa).
Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia.
Pancasila telah ada sejak dahulu kala bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia
(Bakry, 1994: 157).

5.)Pancasila sebagai Perjanjian Luhur

Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian
bangsa disepakati oleh para pendiri negara (political consensus) sebagai dasar
negara Indonesia (Bakry, 1994: 161). Kesepakatan para pendiri negara tentang
Pancasila sebagai dasar negara merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil pada
waktu itu merupakan sesuatu yang tepat.

6
C. MENGGALI HISTORIS, SOSIOLOGIS, POLITIK PENDIDIKAN
PANCASILA

1.)Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di


Indonesia

Sumber historis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia


dapat di telusuri pada awalnya dalam dokumen negara, yaitu pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam alenia ke empat pembukaan UUD 1945.

Kata “mencerdaskan kehidupan bangsa” mengacu pada pengembangan


iptek melalui Pendidikan. Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu belum
banyak di bicarakan pada awal kemerdekaan bangsa Indonesia. Soekarno dalam
rangkaian kuliah umum Pancasila Dasar Falsafah Negara selalu menyinggung
perlunya setiap sila Pancasila di jadikan blueprint. Pancasila sebagai blueprint
dalam pernyataan Soekarno kurang lebih mengandung pengertian yang sama
dengan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek karena sila-sila
Pancasila sebagai cetak biru harus masuk ke dalam seluruh rencana pemikiran dan
tindakan bangsa Indonesia.

Konsep Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pernah di


kemukakan oleh Prof. Notonagoro, anggota senat Universitas Gadjah Mada
sebagai mana di kutip oleh Prof. Koesnadi Hardjasoemantri dalam sambutan
seminar tersebut, yang menyatakan bahwa Pancasila merupakan pegangan dan
pedoman dalam usaha ilmu pengetahuan untuk di pergunakan sebagai asas dan
pendirian hidup. Daoed Joesoef dalam artikel ilmiahnya yang berjudul Pancasila,
Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan menyatakan bahwa Pancasila adalah gagasan
vital yang berasal dari kebudayaan Indonesia, artinya nilai-nilai yang benar- benar
di ramu dari sistem nilai bangsa Indonesia sendiri. Konsep Pancasila sebagai dasar
nilai pengembangan ilmu menurut cara pandang Daoed Joesoef adalah sebagai
tuntunan dan pertimbangan nilai dalam pengembangan iptek.

2.)Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di


Indonesia.
7
Sumber sosiologis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat
ditemukan pda sikap masyarakat yang sangat memperhatikan dimensi ketuhanan
dan kemanusiaan sehingga manakala iptek tidak sejalan dengan nilai ketuhanan
dan kemanusiaan, akan terjadi penolakan. Contohnya seperti, penolakan
masyarakat atas rencana penbangunan pusat pembangkit listrik tenaga nuklir di
semenanjung muria beberapa tahun lalu.

3.)Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia.

Sumber politis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia


dapat di runut ke dalam berbagai kebijakan yang di lakukan oleh para
penyelenggara negara. Dokumen pada masa Orde lama yang meletakkan
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan atau orientasi ilmu, antara lain dapat
di lihat dari pidato Soekarno Ketika menerima gelarn Doctor Honoris Causa di
UGM pada 19 september 1951. Demikian pula halnya dengan zaman orde baru,
meskipun Pancasila diterapkan sebagai satu-satunya asas organisasi politik dan
kemasyarakatan, tetapi penegasan tentang Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu di Indonesia belum di ungkapkan secara tegas.

8
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Tujuan diadakannya pembelajaran pendidikan Pancasila ini tidak lain


karena inginmenciptakan generasi yang berkarakter dan memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi. Hal inijelas seperti yang disebutkan dalam landasan
pendidikan Pancasila. Kita tentu tidak inginmasalah-masalah di Indonesia yang
berhubungan dengan Pendidikan Pancasila ini kembaliterjadi di masa depan.
Pastinya kita berharap Indonesia menjadi lebih baik nantinya. Tidakada lagi
masalah sosial seperti kemiskinan dan kualitas pendidikan yang rendah,
banyaknyakasus sara, korupsi yang merajalela, dan daerah-daerah yang
semakin tertinggal dandiabaikan oleh pemerintah pusat. Jadi, butuh
partisipasi dari masyarakat khususnyamahasiswa sebagai bagian dari
pendidikan tinggi negeri ini untuk dapat mengamalkanpembelajaran yang
dipelajari dari pendidikan Pancasila.

B. Saran

Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu untuk lebih


mengefisienkanpembelajaran Pendidikan Pancasila ini. Pendidikan Pancasila
dinilai masih kurang, denganpembelajaran yang hanya diadakan satu kali dalam
seminggu. Sebaiknya pembelajaran ebihdiefektifkan lagi. Masyarakat juga harus
lebih berpartisipasi dalam pelaksanaan PendidikanPancasila, harus dapat
memahami dan mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari bukanhanya
menjadi sebatas teori didalam kelas saja. Kita sebagai masyarakat juga
harusmendukung setiap upaya dari pemerintah dalam mengatasi setiap
permasalahan di negeriini. Sehingga dapat tercipta Indonesia yang lebih baik
kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdulgani, Roeslan. 1979. Pengembangan Pancasila Di Indonesia. Jakarta:


Yayasan Idayu.Admoredjo, Sudjito bin. 2009. Negara Hukum dalam Perspektif
Pancasila. Makalah dalam Kongres Pancasila di UGM Yogyakarta, 30 --31 Mei
s.d. 1 Juni 2009.Ali, As’ad Said. 2009. Negara Pancasila Jalan Kemaslahatan
Berbangsa. Jakarta: Pustaka LP3ES.Asdi, Endang Daruni. 2003. Manusia
Seutuhnya Dalam Moral Pancasila. Jogjakarta: Pustaka Raja.Ahmad, S.,
Kristiawan, M., Tobari, T., & Suhono, S. 2017. Desain Pembelajaran SMA Plus
Negeri2 Banyuasin III Berbasis Karakter Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Iqra (Educational Journal),2(2), 403-432.Bakry, Noor Ms. 2010. Pendidikan
Pancasila. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.Darmodiharjo, Darjidkk. 1991. Santiaji
Pancasila: Suatu Tinjauan Filosofis, Historis dan Yuridis Konstitusional.
Surabaya: Usaha Nasional.http://hanifanrazikah.blogspot.co.id/2016/05/pancasila-
solusi-dari-10-permasalahan.htmlhttp://www.kompasiana.com/agusprasetyo/
landasan-tujuan-visi-misi-dan-kompetensi-penyelenggaraan-pendidikan-
pancasila-di-perguruan-tinggi_550ad6e4813311490eb1e69ahttp://
veraryanty.blogspot.co.id/2015/04/landasan-hukum-dan-tujuan-pendidikan.htm

10

Anda mungkin juga menyukai