Anda di halaman 1dari 15

PANCASILA SEBAGAI SUMBER

HISTORIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Pada Mata Kuliah Kewarganegaraan

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Dini Septi Ayu Sriwahyuni


2. Repa Siti Azizah
3. Firda Fatimah Puteri

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas individu pada mata kuliah Pancasila, dengan judul “Pancasila Sebagai Sumber
Historis, Sosiologis dan Yuridis”.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu saya
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang
membacanya.

Bandung, September 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................4
Latar Bealakang.........................................................................................................................................4
Rumusan Masalah......................................................................................................................................5
Tujuan........................................................................................................................................................5
BAB II............................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................................................6
Pancasila Sebagai Sumber Historis............................................................................................................6
Pancasila Sebagai Sumber Sosiologis........................................................................................................7
Pancasila Sebagai Sumber Yuridis..........................................................................................................10
BAB III........................................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Bealakang
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang memiliki peran penting dalam
membentuk identitas nasional, kebijakan publik, dan hukum di Indonesia. Sebagai falsafah
negara, pancasila memiliki dimensi historis, sosiologis, dan yuridis yang begitu kompleks dan
relevan dalam konteks perkembangan masyarakat dan hukum di Indonesia.

Secara historis, Pancasila muncul sebagai respons terhadap berbagai peristiwa sejarah
Indonesia, seperti perjuangan kemerdekaan, konflik antar-etnis, dan pergolakan politik.
Menelusuri asal-usul dan perkembangan pancasila menjadi esensial untuk memahami
peranannya dalam pembentukan negara dan masyarakat.

Dari segi sosiologis, pancasila memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai-nilai,
norma, dan budaya dalam masyarakat Indonesia. Nilai-nilai dalam pancasila seperti gotong
royong, keadilan sosial dan persatuan, memiliki kaitan erat dengan dinamika sosial dan
kehidupan sehari-hari masyarakat.

Demian pula pancasila dalam dimensi yuridis, pancasila menjadi landasan hukum utama
di Indonesia, yang tercermin dalam berbagai undang-undang, peraturan dan keputusan hukum.
Menelusuri bagaimana pancasila digunakan sebagai dasar dalam pembuatan dan implementasi
hukum adalah penting untuk memahami sistem hukum Indonesia.

Namun, meskipun pentingnya Pancasila dalam tiga dimensi ini, masih terdapat beberapa
aspek yang perlu dianalisis lebih mendalam. Misalnya, bagaimanakah konsep pancasila yang
dijadikan sebagai sumber historis, sosiologis dan yuridis. Oleh karena itu, penelitian mengenai
pancasila sebagai sumber historis, sosiologis, dan yuridis memiliki signifikansi yang tinggi
dalam konteks pembangunan sosial dan hukum di Indonesia.

4
B. Rumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang suatu masalah di atas, maka dapat diketahui rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah konsep pancasila sebagai sumber historis?


2. Bagaimanakah konsep pancasila sebagai sumber sosiologis?
3. Bagaimanakah konsep pancasila sebagai sumber yuridis?

C. Tujuan
Dengan adanya rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan dari suatu rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Mengetahui konsep pancasila sebagai sumber historis.


2. Mengetahui konsep pancasila sebagai sumber sosiologis.
3. Mengetahui konsep pancasila sebagai sumber yuridis.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Sumber Historis


Pada periode pasca reformasi menjadi periode penting di Indonesia, dalam hal perubahan
tatanan sosial dan politik. Perubahan yang dapat terlihat dalam periode ini dinilai cukup dramatis
dan ekstrim. Periode awal reformasi pada tahun 1999 dimulai dari upaya dan keinginan sejumlah
masyarakat untuk melakukan perubahan tatanan politik dan kekuasaan, serta perbaikan ekonomi
nasional, dampak dari gerakan ini berpengaruh kepada segala sektor pemerintahan dan lembaga,
termasuk perubahan nama nomenklatur lembaga pemerintah dan kewenangannya. Pada konteks
historis, pancasila sudah diperkenalkan sebagai dasar statis untuk mempersatukan bangsa
Indonesia dan menjadi bintang penuntun yang dinamis untuk mengarahkan bangsa Indonesia
mencapai tujuannya.1

Pandangan ini juga diperkuat oleh berbagai pemikiran yang lain tentang posisi Pancasila
di Indonesia dan kedudukannya dalam pendidikan bahwa pancasila digali dari adat budaya
bangsa yang berkembang pada berbagai suku yang tersebar di seluruh nusantara menjadi watak
bersama (common denominator) adat budaya bangsa, yang diakui kebenaran dan diyakini untuk
mempersatukan bangsa Indonesia yang beragam.2

Secara historis proses perumusan pancasila tidak terlepas dari sejarah berdirinya bangsa
Indonesia yang cukup panjang dari periode awal proses pencarian jati diri negara kemudian
membentuk negara yang merdeka dari penjajahan. Realitas kebudayaan dan perkembangan
masyarakat Indonesia dari masa ke masa sebagai sumber utama perumusan dasar negara yang
disebut Pancasila

1
Hastangkal, Lasiyo. (2022). Pendidikan Pancasila Pada Era Paska Reformasi: Tinjauan Historis dan
Filosofis.
Jurnal Inovasi Penelitian. Vol 3 (1).
2
Pitoyo, Kaslar, Badroen, Hernowo Hadiwonggo, B,. Parmanto (tim Penyunting), Pancasila Dasar Negara, (2012),
Yogyakarta: PSP Press

6
Demikan pula secara filosofis pancasila dalam pendidikan memiliki fungsi dan peran
penting dalam membangun nalar logis dan kritis tentang pengembangan nilai nilai filosofi
bangsa. Nilai-nilai pancasila bersifat abstrak perlu dilakukan upaya yang secara terus menerus
untuk diajarkan kepada masyarakat agar mengalami pengalaman konkret dan memiliki imajinasi
akan filosofi bangsa yang lebih bisa diadopsi oleh masyarakat dan generasi muda baru di
Indonesia.3

B. Pancasila Sebagai Sumber Sosiologis


Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antar manusia. Di dalamnya
mengkaji, antara lain latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan
dan kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan
pembaharuan dalam masyarakat. Soekanto menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu
masyarakat pada suatu waktu dan tempat memiliki nilai-nilai yang tertentu.

Sumber sosiologis adalah kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia yang beragam dan
heterogen. Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama, adat istiadat, seni
budaya. Keberagaman tersebut merupakan potensi sekaligus tantangan bagi bangsa Indonesia
dalam menjaga persatuan dan kesatuan nasional.

Pancasila menjadi alat pemersatu dan perekat bangsa Indonesia yang beraneka ragam.
Pancasila mengandung nilai-nilai universal yang dapat diterima oleh semua golongan dan lapisan
masyarakat Indonesia. Pancasila juga menghargai dan mengakui keberagaman sebagai kekayaan
bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan.

Pancasila memberikan arah dan norma bagi masyarakat Indonesia dalam berinteraksi,
berkomunikasi, dan bekerjasama dengan sesama manusia. Pancasila juga memberikan landasan
moral dan etika bagi masyarakat Indonesia dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga
negara.4

Beberapa contoh implementasi pancasila dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia
adalah sebagai berikut:

3
Ibid.
4
Ibid.

7
a) Gotong royong, yaitu sikap saling membantu dan bekerja sama dalam menyelesaikan
suatu masalah atau pekerjaan bersama. Gotong royong mencerminkan nilai-nilai sila
kedua, ketiga, dan kelima.
b) Musyawarah, yaitu cara pengambilan keputusan secara demokratis dengan
mengutamakan musyawarah untuk mufakat. Musyawarah mencerminkan nilai-nilai sila
kedua dan keempat.
c) Toleransi, yaitu sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan pendapat,
keyakinan, atau pilihan hidup orang lain. Toleransi mencerminkan nilai-nilai sila pertama
dan kedua

Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya


dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan
melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung
dalam sila-sila pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja, melainkan juga hasil
karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara. Perlu dipahami
bahwa Indonesia merupakan negara hukum yang hidup di tengah keanekaragaman suku, ras,
budaya, dan agama. Hal ini menuntut penegakan hukum Indonesia harus memperhatikan semua
literatur masyarakat Indonesia agar tercipta hukum yang harmonis dan sesuai cita-cita Pancasila.

Menurut William Twining dalam penelitian Hari Purwadi, pentingnya ideologi suatu
bangsa dengan kompleksnya aturan dalam kehidupan bangsa Indonesia tidak hanya meliputi
peraturan perundangan saja, namun juga meliputi keyakinan beragama dan komitmen berpolitik. 5
Melihat urgensi Ideologi bangsa tersebut, maka sudah semestinya peraruran perundangan di
Indonesia sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai atau ideologi Pancasila. Semua persoalan
tergantung pada penegakan hukumnya, akan tetapi apabila dalam peraturan perundang-undangan
saja nilai-nilai dalam ideologi Pancasila sulit dipahami dan diketahui keberadaannya, maka akan
mempengaruhi pergaulan hidup bangsa. Nilai-nilai Pancasila akan sulit untuk dijadikan jaminan
sebagai instrumen penting peraturan negara. Tugas besar bagi Indonesia adalah memberi

5
Pujiati, Ilyya Muhsin. (2020). Aktualisasi Nilai Pancasila Dalam Memperkuat Negara Hukum Indonesia
Perspektif
Sosiologis. JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan. Vol 5 (2).

8
pemahaman kembali mengenai pengembangan konsep, institusi, ide dan solusi terhadap nilai-
nilai dan struktur yang mencerminkan jiwa pancasila dalam muatan peraturan perundang-
undangan (Purwadi & Firdausy, 2015:84-85).

Pemahaman mengenai harmonisasi sosial masyarakat dan hukum di Indonesia alangkah


lebih baik jika dipahami secara mendasar dulu mulai dari tingkat desa, karena mau tidak mau
tingkat sosiologis hukum paling menonjol ditimbulkan dari tingkat pedesaan, di mana di situ ada
perpaduan antara hukum adat dan hukum agama. Desa merupakan basis kekuatan dasar yang
berada dalam posisi garda terdepan sebagai penjaga nilai originalitas lokal (local wisdom).
Banyak literatur tentang peraturan desa yang dibuat oleh pemerintah mengenai hal tersebut.
Struktur keyakinan bangsa Indonesia dalam philosophische grondslag menempatkan nilai
Pancasila sebagai tiang utama sekaligus tiang dasar pembangunan masyarakat. (Barus,
2013:461).

Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pancasila sebagai dasar filosofis-ideologis untuk
mewujudkan cita-cita negara, baik sebagai tujuan prinsip konstitualisme sebagai negara hukum
formal maupun cita-cita kenegaraan sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945,
yaitu:6

1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia


2. Memajukan kesejahtaraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial

Hakikat sila dari pancasila yang saling keterkaitan, yaitu:

1. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat dalam permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

6
Agus Sutono. (2019). Aksiologi Pancasila. Jurnal Ilmiah Civic. Vol 8 (2).

9
2. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah diliputi oleh sila Ketuhanan
Yang Maha Esa, meliputi dan menjiwai persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat dalam permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia adalah diliputi dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, meliputi dan menjiwai sila kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan sosial
begi seluruh rakyat Indonesia.
4. Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan/perwakilan adalah diliputi dan dijiwai sila-sila Ketuhanan Yang Maha
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, serta meliputi dan
menjiwai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah diliputi dan dijiwai
oleh sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, serta meliputi dan menjiwai sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan/perwakilan.

Oleh karena Pancasila telah disepakati sebagai dasar filosofis dan ideologis bangsa, maka
sudah semestinya semua hukum baik dari segi normatif maupun sosiologis harus mengilhami
segala nilai Pancasila.

C. Pancasila Sebagai Sumber Yuridis


Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai dasar falsafah negara
(Philosofische Gronslag), ideologi negara atau (Staatsidee). Dalam pengertian ini pancasila
merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan kata
lain pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Konsekuensinya
seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan negara terutama segala peraturan perundang-undangan
termasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa ini dijabarkan dan diderivasikan dari
nilai-nilai pancasila.

10
Maka pancasila merupakan sumber hukum di Indonesia, pancasila merupakan sumber
kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur Negara Republik Indonesia beserta
seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat wilayah, beserta pemerintah. Dalam kedudukannya sebagai
dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum

Pancasila adalah sumber dari segenap sumber hukum, dan merupakan pedoman hidup,
cita-cita hukum serta cita-cita moral yang mencakup keada kerohanian serta karakter dari bangsa
Indonesia. Semua itu untuk melindungi hak-hak asasi manusia sesuai dengan prinsip keadilan.

Hak-hak asasi yang harus dilindungi oleh hukum positif adalah Negara itu antara lain:7

a) Hak-hak asasi pribadi, dalam hal memenuhi kebebasan beragama, kebebasan


mengutarakan pendapat, kebebasan dalam lapangan pekerjaan, kebebasan berserikat.
b) Hak-hak asasi dalam bidang politik, antara lain hak dalam keikutsertaan dalam
pemerintahan, hak pilih dan hak dipilih dalam pemilihan umum, hak-hak berpartai.
c) Hak-hak asasi dalam bidang ekonomi, yaitu hak untuk berusaha memenuhi keperluan
kebutuhan hidup, hak membeli, hak milik atas sesuatu barang, hak untuk menggunakan
sesuatu barang untuk kepentingan individu maupun kepentingan bersama.
d) Hak-hak asasi dalam bidang hukum dan pemerintahan, semua warga Negara bersamaan
kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan.
e) Hak-hak asasi dalam bidang sosial dan kebudayaan.

Hak-hak asasi tersebut secara konkret harus mendapat jaminan daripada peraturan hukum
yang berlaku. Mengingat hak-hak asasi tersebut bersumber dari hati nurani kemanusiaan maka
tidak boleh tidak pelaksanaan hukum tidak boleh melanggar rasa kemanusiaan yang adil dan
beradab.

Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia


sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, yang kelahirannya ditempa dalam proses kebangsaan Indonesia. Melalui Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai payung hukum, Pancasila perlu

7
Yenika, dkk. (2022). Pancasila Sebagai Norma Dan Hukum Yang Mendasar Dalam Perspektif Yuridis.

11
diaktualisasikan agar dalam praktik berdemokrasinya tidak kehilangan arah dan dapat meredam
konflik yang tidak produktif.8

Oleh karena itu segala aturan hukum yang berlaku, harus bersumber kepada hukum yang
lebih tinggi tingkatannya, ialah pancasila. Didalam uraian mengenai pembukaan UUD 1945 telah
dikatakan bahwa pembukaan UUD 1945 itu memenuhi syarat sebagai Tertib Hukum Indonesia,
serta berkedudukan sebagai pokok kaidah Negara yang fundamental. Oleh karena pancasila
terdapat dalam pembukaan UUD 1945, maka segala sesuatu yang berlaku atas pembukaan UUD
1945 berlaku pula atas pancasila.

Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum juga diatur dalam pasal UU No. 10
Tahun 2004 tentang pembentukan perundang-undangan yang menyatakan “Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum”.9

Menurut Lazim Hamidi (2006), sumber hukum dibedakan menjadi 2 yaitu sumber hukum
material dan sumber hukum formal. Sumber hukum material adalah suatu keyakinan/perasaan
hukum individu dan pendapat umum yang menetukan isi hukum. Dengan demikian
keyakinan/perasaan hukum individu (selaku anggota masyarakat) dan juga pendapat umum yang
merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan hukum. Sedangkan sumber
hukum formal adalah bentuk atau kenyataan dimana kita dapat menemukan hukum yang berlaku.
Jadi karena bentuknya itulah yang menyebabkan hukum berlaku umum, diketahui dan ditaati.

Adapun yang termasuk sumber hukum formal adalah:

1. Undang-Undang
2. Kebiasaan atau hukum tak tertulis
3. Yuresprudensi
4. Traktat
5. Doktrin

Maka setiap hukum di Indonesia yang lahir di Indonesia harus berdasarkan pada Pancasila
dengan memuat konsistensi isi mulai dari panjang atas sampai yang paling rendah hirarkinya.

8
Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, 2013, hlm. 89.
9
Op.cit.

12
Meskipun keberadaan pancasila di negara ini sudah diputuskan dan ditetapkan secara final dan
mengikat (final and binding) oleh MPR. Sayangnya, belum banyak rakyat indonesia yang
mengetahui, memahami dan memaknai betapa pentingnya pancasila sebagai sumber yuridis. 10

10
Gusti, dkk. (2019). Membangun Kesadaran Integratif Bangsa Indonesia Melalui Refleksi Perjalanan
Historis
Pancasila Dalam Perspektif Konflik Ideologis. JED: Jurnal Etika Komunikasi. Vol 4 (2).

13
BAB III

PENUTUP

Pancasila tidak hanya menjadi dasar filosofis negara, tetapi juga mewakili akar sejarah,
nilai-nilai sosial, dan kerangka hukum yang mendasari masyarakat Indonesia. Sumber hukum
yang paling mendasar dari negara Republik Indonesia adalah Pancasila. Pancasila merupakan
pandangan hidup bangsa Indonesia, termasuk hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan dasar
hukum pancasila, akan tercipta jiwa yang menjunjung tinggi keadilan social dan tidak
bertentangan dengan norma-norma hukum yang berlaku. Pancasila sebagai sumber hukum di
Indonesia yang bertujuan untuk mengatur perilaku masyarakat didalam hubungannya antar
anggota masyarakat yang lain, sehingga di harapkan mampu menjamin sebuah kepastian hukum.
Sebagai generasi muda, kita harus mengamalkan Pancasila sebagai sumber hukum yaitu dengan
cara memaknai Pancasila itu sendiri.

Sebagai dasar negara, pancasila mempunyai sila-sila yang saling berkaitan dan
merupakan satu kesatuan yang sistematis haruslah dijadikan sistem moral dan etika yang
mendasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara serta dalam berbudaya. Oleh
karena itu, pancasila sebagai fungsi pijakan serta landasan moral dan etika untuk dasar hukum
dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai pijakan landasan moral fungsi etika sangat
penting agar pembangunan hukum di Indonesia dapat tercapai tujuan bernegara kita untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Dalam konteks sosiologis, Pancasila adalah fondasi bagi pluralitas budaya dan
keberagaman di Indonesia. Nilai-nilai seperti gotong royong, toleransi, dan persatuan terkandung
dalam pancasila, yang membentuk dasar masyarakat yang beragam secara budaya dan agama.

Di bidang yuridis, pancasila menjadi landasan hukum yang penting dalam pembuatan
undang-undang dan kebijakan di Indonesia. Prinsip-prinsip Pancasila tertuang dalam Konstitusi
Indonesia dan menjadi pedoman dalam menjaga keadilan, hak asasi manusia, dan keberlanjutan
lingkungan

14
DAFTAR PUSTAKA

Agus Sutono. (2019). Aksiologi Pancasila. Jurnal Ilmiah Civic. Vol 8 (2).
Gusti, dkk. (2019). Membangun Kesadaran Integratif Bangsa Indonesia Melalui Refleksi
Perjalanan Historis Pancasila Dalam Perspektif Konflik Ideologis. JED: Jurnal Etika
Komunikasi. Vol 4 (2).
Hastangkal, Lasiyo. (2022). Pendidikan Pancasila Pada Era Paska Reformasi: Tinjauan
Historis dan Filosofis. JIP: Jurnal Inovasi Penelitian. Vol 3 (1).
Pitoyo, Kaslar, Badroen, Hernowo Hadiwonggo, B,. Parmanto (tim Penyunting), Pancasila Dasar
Negara, (2012), Yogyakarta: PSP Press
Pujiati, Ilyya Muhsin. (2020). Aktualisasi Nilai Pancasila Dalam Memperkuat Negara Hukum
Indonesia Perspektif Sosiologis. JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan. Vol 5 (2).
Yenika, dkk. (2022). Pancasila Sebagai Norma Dan Hukum Yang Mendasar Dalam Perspektif
Yuridis.

15

Anda mungkin juga menyukai