Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN PANCASILA DALAM


ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA

OLEH KELOMPOK I :
1. ONIORNGINAM DEBORA KUMAN (2301040056)
2. PETRA ADELIA QUINTAO (2301040049)
3. NATALIA GITA SONYIA DANO (2301040050)
4. MARTHA WAWO RINA (2301040069)
5. GRESIANA TLONAEN (2301040061)
6. GILBERT JUNEMINGGOS SINLAELOE (2301040083)
7. JANUARDI KALE PADU (2301040071)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
KUPANG
2023

1
DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehdairat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat -Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai materi “Pengantar pendidikan
pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia”.

Dalam penyusunan makalah ini kami ucapakan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan menyelesaikan makalah ini, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.

Dan juga makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan penulis.

3
BAB I PENDAHULUAN

PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH


BANGSA INDONESIA

1.1 Latar Belakang


Pancasila sebagai dasar filsafat Negara merupakan hasil kesepakatan
bersama yang kemudian disebut sebagai perjanjian luhur bangsa
Indonesia,di dalamnya terkandung semangat kekeluargaan sebagai inti
ajaranPancasila. Dasar filsafat Negara Indonesia yang diberi nama Pancasila
inisecara resmi dirumuskan dalam UUD 1945.Oleh karena itu, pembukaan
UUD 1945 disebut sebagai tempatterdapatnya rumusan Pancasila. Nilai-
nilai Pancasila telah ada pada bangsaIndonesia sejak zaman dulu kala
sebelum bangsa Indonesia mendirikannegara. Proses terbentuknya negara
Indonesia melalui proses sejarah yangcukup panjang yaitu sejak zaman batu
hingga munculnya kerajaan-kerajaan pada abad ke-IV, ke V kemudian
dasar-dasar kebangsaan Indonesia telahmulai nampak pada abad ke VII,
yaitu ketika timbulnya kerajaan Seriwijayadibawah Syailendra di
Palembang, kemudian kerajaan Airlangga danMajapahit di Jawa Timur serta
kerajaan-kerajaan lainnya. Pancasila padadasarnya telah ada pada zaman
nenek moyang kita, dan pada zamankerajaan-kerajaan di Indonesia Berjaya.
Walaupun dulu bukan namaPancasila tapi isi dan kandungannya sama.
Pancasila yang menjadi dasarnegara perlu diadakan peninjauan terhadap
perkembangan budaya. Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern
dirintis oleh para pejuangkemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang
dilakukan oleh tokoh pejuangkebangkitan nasional pada tahun 1908,
kemudian dicetuskan pada sumpah pemuda 1928.

4
1.2 Rumusan Masalah
*. Bagaimana konsep dan urgensi pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia dalam
Periode pengusulan Pancasila
*. Apa alasanya diperlukanya pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia
*.Apa saja sumber Historis,sosiologis,poliptis tentang pancasila dalam kajian sejarah bangsa
Indonesia
*.Bagaimana membangun argumen tentang dinamika dan tantangan pancasila dalam kajian
Sejarah bangsa Indonesia
*. Bagaimana sejarah dan makna dari semboyan “Bhineka Tunggal Ika”
*. Apa peran Nilai-nilai pancasila dalam Membentuk karakter,Moral,dan etika kerja lulusan
perguruan tinggi

1.3 Tujuan

* Untuk mengetahui konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa
Indonesia dalam periode pengusulan pancasila

*Agar memahami kenapa diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa


Indonesia

*Mengetahui sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila dalam kajian


sejarah Bangsa Indonesia

*Agar memahami cara membangun argument tentang dinamika dan tantangan


Pancasila dalam kajian sejarah Bangsa Indonesia

* Memahani Nilai-nilai pancasila di Era lulusan perguruan Tinggi

*Memahami apa arti sembhoyan Bhineka Tunggal Ika dalam dukungan


integrasi di Indonesia.

5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Mendeskripsikan dan menggali sumber histori sosiologis ,poliptis


tentang pancasila dalam kajian sejarah bangsa indonesia

-Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila


dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia

-Sumber Historis Pancasila

Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan


agama yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak
zaman kerajaan dahulu. Misalnya, sila Ketuhanan sudah ada pada
zaman dahulu, meskipun dalam praktik pemujaan yang
beranekaragam, tetapi pengakuan tentang adanya Tuhan sudah diakui.
Dalam Encyclopedia of Philosophy disebutkan beberapa unsur yang
ada dalam agama, seperti kepercayaan kepada kekuatan supranatural,
perbedaan antara yang sakral dan yang profan, tindakan ritual pada
objek sakral, sembahyang atau doa sebagai bentuk komunikasi kepada
Tuhan, takjub sebagai perasaan khas keagamaan, tuntunan moral
diyakini dari Tuhan, konsep hidup di dunia dihubungkan dengan
Tuhan, kelompok sosial seagama dan seiman,

- Sumber Sosiologis Pancasila

Nilai-nilai Pancasila (ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,


keadilan) secara sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia
sejak dahulu hingga sekarang. Salah satu nilai yang dapat ditemukan
dalam masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu hingga sekarang
adalah nilai gotong royong. Misalnya dapat dilihat, bahwa kebiasaan
6
bergotongroyong, baik berupa saling membantu antar tetangga
maupun bekerjasama untuk keperluan umum di desa-desa. Kegiatan
gotong royong itu dilakukan dengan semangat kekeluargaan sebagai
cerminan dari sila Keadilan Sosial. Gotong royong juga tercermin
pada sistem perpajakan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena
masyarakat secara bersama-sama mengumpulkan luran melalui
pembayaran pajak yang dimaksudkan untuk pelaksanaan
pembangunan.

-Sumber Politis Pancasila

Sebagaimana diketahui bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung


dalam Pancasila bersumber dan digali dari local wisdom, budaya, dan
pengalaman bangsa Indonesia, termasuk pengalaman dalam
berhubungan dengan bangsa-bangsa lain. Nilai-nilai Pancasila,
misalnya nilai kerakyatan dapat ditemukan dalam suasana kehidupan
pedesaan yang pola kehidupan bersama yang bersatu dan demokratis
yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan sebagaimana tercermin
dalam sila keempat Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Semangat seperti
ini diperlukan dalam mengambil keputusan yang mencerminkan
musyawarah.

2.2 Esensi dan urgensi pancasila dalam kajian sejarah bangsa


indonesia

7
*Esensi pancasila

Pancasila pada hakikatnya merupakan Philosofische Grondslag dan


Weltanschauung. Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat negara
(Philosofische Grondslag) karena mengandung unsur-unsur sebagai
berikut: alasan filosofis berdirinya suatu negara; setiap produk hukum
di Indonesia harus berdasarkan nilai Pancasila. Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa (Weltanschauung) mengandung unsur-unsur
sebagai berikut: nilai-nilai agama, budaya, dan adat istiadat.

*. Urgensi Pancasila

Hasil Survei yang dilakukan KOMPAS yang dirilis pada 1 Juni 2008
menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang Pancasila
merosot secara tajam, yaitu 48,4% responden berusia 17 sampai 29
tahun tidak mampu menyebutkan silai-sila Pancasila secara benar dan
lengkap. 42,7% salah menyebut sila-sila Pancasila, lebih parah lagi,
60% responden berusia 46 tahun ke atas salah menyebutkan sila-sila
Pancasila. Fenomena tersebut sangat memprihatinkan karena
menunjukkan bahwa pengetahuan tentang Pancasila yang ada dalam
masyarakat tidak sebanding dengan semangat penerimaan masyarakat
terhadap Pancasila (Ali, 2009: 2).

Selain data tersebut, pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa


Indonesia dikarenakan hal-hal berikut: pengidentikan Pancasila
dengan ideologi lain, penyalahgunaan Pancasila sebagai alat
justifikasi kekuasaan rezim tertentu, melemahnya pemahaman dan

8
pelaksanaan nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

2.3 Nilai-nilai pancasila sebagai orientasi dan pedoman berkarya


bagi lulusan perguruan tinggi

*Kewarganegaraan

Kewarganegaraan dan pancasila merupakan dua hal yang saling


terkait dan terhubung, dengan nilai-nilai pancasila menjadi dasarnya.
Nilai (value) sendiri memiliki pengertian yaitu

kualitas yang melekat pada sesuatu, bisa bersifat material, maupun


immaterial. Nilai material merupakan nilai yang mendominasi dalam
kehidupan kita karena kenyataan yang bisa di indra itulah yang
kadang kala kita menganggapnya bernilai. Sedangkan nilai immaterial
merupakan nilai yang sifatnya abstrak, tetapi juga bisa dirasakan,
contohnya yaitu nilai keindahan, kemanusiaan, kebaikan, dst.

memiliki beberapa jenis Nilai, antara lain :

1. Nilai yang menyangkut kebaikan dan keburukan

2. Nilai yang menyangkut tujuan dan maksud/arti

3. Nilai yang menyangkut subjective (nilai yang terdapat di dalam


dirinya sendiri) dan objective (penilaian subjek terhadap objek
tersebut)

4. Nilai yang nampak dan nyata

9
5. nilai yang actual dan potential

6. dan nilai yang murni dan campuran.

Nilai-nilai dalam pancasila memiliki banyak ragam. Pertama yaitu


nilai religiuritas yang menjadi fundamen, dasar dalam menegakkan :

1. Keyakinan hanya pada Tuhan

Maksudnya yaitu bagaimana kita bisa hidup berdampingan dalam


berbagai ragam agama yang ada. Di sisi lain, atheisme merupakan
paham yang berseberangan dengan keyakinan kita akan adanya tuhan.

2. Agama mengangkat derajat manusia (HAM)

Agama mendorong kita untuk mengangkat manusia lain yang


memang derajatnya rendah.

3. Sebagai etika politik dan landasan moral penyelenggaraan negara


Indonesia memiliki keunikan karena Indonesia menggabungkan
berbagai ragam kebudayaan. Indonesia tidak bisa dikatakan negara
dengan demokrasi murni, tetapi seringkali ada faham ketuhanan yang
muncul. Kedaulatan juga kadang tidak difahami secara utuh ( ada di
tangan rakyat) karena pada akhirnya banyak politisi kita yang
memahami bahwa Tuhanlah yang berkehendak atas segalanya. Pada
prinsipnya landasan moral harus diletakkan dalam penyelenggaraan
praktek kebangsaan dan kenegaraan.

10
4. Agama mendorong nasionalisme

Agama seharusnya mampu mendorong pada nasionalisme. Kenyataan


yang ada di Indonesia yaitu nasionalisme tidak bisa dipisahkan
dengan agama. Salah satu contohnya yaitu para ulama atau pemuka
agama yang menggunakan keyakinan akan agama untuk
mengobarkan semangat pada masa penjajahan. Nasionalisme
Indonesia bukan nasionalisme yang diusung dari cropa (kaum
borjuis), tetapi nasionalisme Indonesia didiorong oleh keyakinan
agama. Agama di Indonesia juga bukanlah agama yang candu dan
hanya untuk menghibur, tetapi agama yang ada itu bersifat progressif,
dapat mengangkat derajat manusia, dan dapat mendorong ke arah

nasionalisme.

5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Konsep ini tidak menekankan pada ketuhanannya, melainkan


menekankan pada nilai toleran, hormat, kerja sama antar satu sama
lain. Kebudayaan antar masyarakat Indonesia merupakan fakta sejarah
yang tidak bisa dibuang begitu saja karena sejatinya kita selalu hidup
berdampingan meskipun berbeda keyakinan.

Kedua yaitu nilai kemanusiaan yang pelaksanaannya adalah sebagai


berikut:

1. Manusia sebagai subyek utama pendukung negara

11
2. Negara memiliki kewajiban melindungi kemanusiaan karena kita
sebagai masyarakat telah melepaskan atribut untuk menjadi bangsa
dan bernegara

3. Kemanusiaan anti-diskriminatif, Diskriminatif adalah pembedaan


antar satu sama lain baik berdasarkan agama, suku, ras, dst

4. Egaliter (memandang derajat yang sama dengan yang lain)

5. Jika kita telah mampu bersikap egaliter, maka mestinya kita


mampu menghapus feodalistik karena feodalistik adalah kebudayaan
yang tidak demokratis dan membuat kita tidak bisa mengembangkan
diri pada ruang-ruang publik yang lain.

Ketiga yaitu nilai persatuan yang pelaksanaannya adalah sebagai


berikut:

1. Negara ada akibat adanya warga Indonesia yang bersatu

2. Sesuatu yang menjadi fundamen yang harus kita kembangkan


adalah gotong royong. Gotong royong harus kita maknai sebagai
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama

3. Mendahulukan kepentingan bangsa di atas kepentingan kelompok /


individu juga merupakan makna dari gotong royong.

12
Keempat yaitu nilai kekeluargaan yang pelaksanannya adalah sebagai
berikut:

1. Falsafah kekeluargaan dianalogikan bagaikan tubuh, di mana pada


saat satu bagian tubuh merasa sakit, maka semua juga merasa sakit.
Rasa individualis harus kita tangkal dengan falsafah kekeluargaan

2. Apapun masalah dan persoalannya dapat diselesaikan dengan cara


musyawarah dan melepaskan ego dan kepentingan masing-masing.
Pemimpin yang mampu melepaskan ego dan kepentingan pasti
mampu berdialog dengan rakyat tanpa adanya rasa terdominasi

3. Musyawarah tercapai mufakat jika didasari sikap kebijaksanaan.

Terakhir yaitu nilai keadilan yang pelaksanaannya adalah sebagai


berikut: 1. Pada akhirnya yang dicari merupakan bagaimana cara
untuk mencapai keadilan yang di dalamnya ada sifat tidak memihak

2.Selalu menyeimbangkan hubungan antara hak dan kewajiban tanpa


membeda-bedakan

3. Selain itu juga harus menghormati hak orang lain dan tidak
bermental membunuh yang lain

4. Mencapai cita-cita keadilan sosial.

13
2.4 Tujuan pembelajaran pendidikan pancasila

Pendidikan Pancasila adalah mata kuliah pengembangan


kepribadian yang menjelaskan tentang landasan dan tujuan, sejarah
bangsa indonesia Pendidikan Pancasila dinilai memiliki derajat yang
lebih tinggi, karena dipandang sebagai dasar pedoman hidup.
Sebagian besar mahasiswa memandang bahwa pendidikan Pancasila
sangat penting untuk diajarkan di Perguruan Tinggi, karena sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Tujuan utama Pendidikan
Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah untuk meningkatkan
wawasan dan watak kebangsaan, kesadaran bernegara, serta memiliki
cara berpikir, sikap, dan perilaku yang sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila.

Pendidikan Pancasila merupakan salah satu


mata pelajaran pendukung pengembangan karakter
manusia. Pendidikan Pancasila di tingkat perguruan
tinggi sangat penting, karena merupakan proses lanjutan pembentukan
karakter bagi manusia. Setiap kampus di Indonesia mengupayakan
kepada mahasiswanya untuk selalu berpegang teguh pada norma dan
hukum yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk mencetak generasi muda
yang berakhlak dan berjiwa kritis dalam kehidupan bermasyarakat.

Krisis moral dan identitas kita sebagai bangsa dan negara


semakin kuat tantangannya. Oleh karena itu, pendidikan pancasila
14
perlu diajarkan di sekolah maupun perguruan tinggi. hal ini dipertegas
oleh UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi yang
ditegaskan bahwa mata kuliah agama, pancasila, kewarganegaraan
dan bahasa Indonesia wajib dimasukkan di dalam kurikulum
pendidikan tinggi. Ini merupakan sebagai bagian dari motivasi dan
support untuk meningkatkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
masyarakat akademik dan menjadi kunci dalam pencegahan terhadap
ideologi-ideologi yang menyimpang dari nilai-nilai yang termaksud
dalam sila-sila pancasila.

Mata kuliah pancasila merupakan proses pembelajaran dengan


menggunakan pendekatan student centered learning, untuk
mengembangkan knowledge, attitude, dan skil mahasiswa sebagai
calon pemimpin bangsa dalam membangun jiwa profesionalitasnya
sesuai dengan program studinya masing-masing dengan menjadikan
nilai-nilai pancasila sebagai kaidah penuntun (guiding principle)
sehingga menjadi warga negara yang baik (good citizenship).

Pendidikan pancasila diharapkan dapat memperkokoh


modalitas akademik mahasiswa dalam berperan serta membangun
pemahaman masyarakat, antara lain :

1. Kesadaran gaya hidup sederhana dan cinta produk dalam negeri.

2. Kesadaran pentingnya kelangsungan hidup generasi mendatang

3. Kesadaran pentingnya semangat solidaritas nasional

4. Kesadaran pentingnya norma-norma dalam pergaulan.

15
5. Kesadaran pentingnya kesehatan mental bangsa

6. Kesadaran tentang pentingnya penegakkan hukum

7. Menanamkan pentingnya kesadaran terhadap ideologi pancasila.

Secara spesifik,

Tujuan penyelenggaran pendidikan pancasila diperguruan tinggi


adalah untuk :

* Memperkuat pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi


bangsa melalui revitalisasi nilai-nilai dasar pancasila sebagai norma
dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

* Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa-jiwa dan nilai-


nilai dasar pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara
republik indonesia, dan membimbing untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

* Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari


solusi terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara mellui sistem pemikiran yang berdasarkan
nilai-nilai pancasila dan UUD Negra RI tahun 1945.

* Membenuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi


nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air, dan
kesatuan bangsa, serta penguatan masyarakat madani yang
demokratis, berkeadilan, dan bermartabat berlandaskan pancasila,

16
untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal dan eksternal
masyarakat bangsa indonesia.

2.5 Konsep dasar pancasia dalam arus sejarah bangsa Indonesia

Pancasila adalah dasar filsafat negara Indonesia dan telah memainkan


peran penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Berikut adalah konsep
dasar Pancasila dalam arus sejarah Indonesia:

1.Kebhinekaan: Konsep kebhinekaan mengakui keragaman etnis,


budaya, dan agama di Indonesia. Ini menjadi penting dalam menjaga
persatuan dalam keragaman, terutama selama masa perjuangan
kemerdekaan dari penjajah.

2.Nasionalisme: Pancasila menekankan rasa cinta dan bangga pada


negara Indonesia. Selama masa perjuangan kemerdekaan,
nasionalisme menjadi semangat yang mendorong rakyat Indonesia
untuk bersatu melawan penjajah.

3.Internasionalisme: Meskipun fokus pada kedaulatan nasional,


Pancasila juga mengandung elemen internasionalisme. Ini tercermin
dalam prinsip hubungan internasional yang bebas dan aktif, yang
mengedepankan perdamaian dan kerjasama antarbangsa.

4.Keadilan sosial: Konsep ini menggarisbawahi pentingnya distribusi


kekayaan dan kesempatan yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keadilan sosial menjadi dasar bagi upaya memerangi ketidaksetaraan
sosial dan ekonomi.

17
5.Ketuhanan yang Maha Esa: Pancasila mengakui keberagaman
agama di Indonesia dan menyatakan bahwa semua warga negara
memiliki kebebasan beragama. Ini mencerminkan toleransi beragama
yang penting dalam sejarah Indonesia.

6.Demokrasi: Pancasila menciptakan dasar bagi sistem demokrasi di


Indonesia, di mana rakyat memiliki hak untuk berpartisipasi dalam
pemerintahan dan menentukan masa depan negara.

Selama sejarah Indonesia, Pancasila telah menjadi panduan bagi


pembentukan negara dan pemerintahan yang stabil. Ini mencerminkan
komitmen bangsa Indonesia untuk menjaga persatuan, keadilan, dan
demokrasi dalam rangka mencapai kemajuan dan kesejahteraan
bersama.

2.6 Dukungan interaksi di Indonesia dalam sembhoyan Bhineka


Tunggal Ika

Makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika bagi masyarakat, bangsa,


dan negara Indonesia adalah sebagai moto dalam menjalankan
kehidupan, meski berbeda-beda, tetapi tetap satu.

Artinya, meski masyarakat Indonesia memiliki latar belakang suku,


agama, ras, hingga adat yang berbeda-beda, tapi semuanya tetap
sama, yaitu masyarakat Indonesia.

Dengan begitu, tidak ada suku yang lebih baik daripada suku yang
lain. Begitu pula dengan agama yang lebih benar dari agama lain.

18
Berbagai perbedaan itu bukan halangan untuk bisa menjadi satu. Hal
ini menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia meski
memiliki banyak perbedaan.

Maka dari itu, masyarakat Indonesia harus selalu berpegangan teguh


pada semboyan bangsa, yaitu Bhinneka Tunggal Ika agar tidak mudah
terpecah.

Bhinneka Tunggal Ika dapat digunakan untuk terus menjaga


persatuan dan kesatuan. Selain itu, juga menjadi pedoman untuk
berjuang bersama mencapai cita-cita bangsa dan negara. Dan juga
Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman budaya, suku,
agama, dan bahasa. Prinsip "Bhineka Tunggal Ika" atau "Berbeda-
beda namun tetap satu" adalah filosofi dasar yang menggambarkan
pentingnya keragaman ini dalam menyatukan bangsa. Dukungan
interaksi di Indonesia untuk prinsip ini termasuk:

Pancasila: Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang mencakup


nilai-nilai seperti keadilan sosial, persatuan, dan keragaman. Ini
menjadi panduan untuk interaksi dalam masyarakat.

Kebebasan Beragama: Indonesia menghormati hak setiap warga


negara untuk mempraktikkan agama mereka sendiri. Hal ini
mendukung harmoni antaragama dan interaksi yang damai.

Budaya Ramah: Masyarakat Indonesia dikenal dengan keramahannya


terhadap wisatawan dan sesama warga. Ini menciptakan lingkungan
interaksi yang positif.

19
Acara Kebudayaan: Indonesia sering mengadakan berbagai festival
dan acara budaya yang mewakili keragaman etnis dan budaya di
seluruh negara. Ini memberikan kesempatan bagi orang untuk belajar
dan merayakan perbedaan budaya.

Pendidikan: Pendidikan juga memainkan peran penting dalam


mendukung interaksi yang harmonis. Program-program pendidikan
yang mengajarkan toleransi dan penghargaan terhadap keragaman
sangat ditekankan.

Namun, penting juga untuk diingat bahwa meskipun ada upaya untuk
mempromosikan keragaman dan persatuan, tantangan seperti konflik
sosial dan politik kadang-kadang masih muncul. Namun, prinsip
Bhineka Tunggal Ika tetap menjadi landasan bagi upaya membangun
masyarakat yang inklusif dan berdampingan di Indonesia.

contoh sikap bhineka tunggal ika dalam kehidupan sehari-hari

1.Berteman dengan siapa saja tanpa membedakan latar belakang suku,


agama, ras, maupun adat.

2.Toleransi antar umat beragama ketika perayaan hari besar


keagamaan.

3.Bersedia memberi waktu kepada teman untuk menunaikan ibadah


sesuai agama masing-masing di tengah kerja kelompok.

4.Ikut berbahagia ketika teman mengadakan acara adat atau


keagamaan dengan mengirimkan ucapan selamat.

20
5.Tidak menjelek-jelekkan suku, agama, ras, maupun adat tertentu
hanya karena berbeda.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang
bersama dengan bangsa Indonesia sejak dahulu. Sejarah merupakan
deretan peristiwa yang saling berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa
lampau yang berhubungan dengan kejadian masa sekarang dan
semuanya bermuara pada masa yang akan datang. Hal ini berarti
bahwa semua aktivitas manusia pada masa lampau berkaitan dengan
kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan masa depan yang
berbeda dengan masa yang sebelumnya. Sejarah perjuangan bangsa
Indonesia berlalu dengan melewati suatu proses waktu yang sangat
panjang. Dalam proses waktu yang panjang itu dapat dicatat kejadian-
kejadian penting yang merupakan tonggak sejarah perjuangan. Dan
Dasar Negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan
dan mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah Negara.
Negara Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan
atau pijakan yaitu Pancasila. Pancasila dalam fungsinya sebagai dasar
Negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur Negara
Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur- unsurnya
yakni pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam
kedudukannya seperti inilah yang merupakan dasar pijakan
penyelenggaran Negara dan seluruh kehidupan Negara Republik
Indonesia.

22
3.2 Saran

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang


menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau
referensi yang kami perolch hubungannya dengan makalah ini.
Penulis banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca

DAFTAR PUSTAKA

https://osf.io/7fu9t/download/?format=pdf
https://id.scribd.com/document/458364421/

https://chat.openai.com/

23

Anda mungkin juga menyukai