Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA DALAM LINTAS WAKTU

OLEH :
NAILA RAHMATUSSYFA NIM : 2354211005
MUH WAHYU NIM : 2354211008

ANGKATAN 2023
PROGRAN STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN DAN KEHUTANAN


UNIIVERSITAS MMUSLIM MAROS 2023
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan YME atas berkat rahmat dannikmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu,Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Makalah pada Mata Kuliah
PendidikanPancasila.Makalah yang berjudul “Pancasila Dalam Lintasan Sejarah”
dibuat berdasarkan hasil penyusunan data-data yang diperoleh melalui berbagai
referensi seperti buku, jurnal,serta literatur lainnya yang berkaitan dengan Mata
Kuliah Pendidikan Pancasila.Selaku penulis makalah, saya mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telahmendukung dan bekerja sama dalam
penyelesaian makalah ini, sehingga pembaca dapat membaca makalah
ini.Demikianlah yang dapat penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada penulis dan seluruh pembaca. Penulis minta maaf bila
ada kesalahan dalam makalah ini dan mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi memperbaiki makalah menjadi jauh lebih baik.
Daftar Isi

Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

Bab II Pembahasan
2.1 Pengantar
2.2 Pengertian Pancasila
2.3 Zaman Kerajaan
2.4 Zaman Penjajahan
2.5 Zaman Pembentukan Pancasila
2.6 Zaman Orde Lama
2.7 Zaman Orde Baru
2.8 Zaman Reformasi

Bab III Penutup


3.1 Kesimpulan
3.2 Kritik dan Saran

Daftar Pustaka
Bab I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Pancasila merupakan dasar negara Indonesia dan sekaligus menjadi ciri dari
kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri.Kelima silatersebut mengandung nilai
esensial, yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,Kerakyatan, dan Keadilan yang
dalam realitasnya telah dimiliki bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala. Proses
pembentukan Pancasila sendiri sudah melalui proses yang sangat panjang dimana
sejak zaman kerajaan nilai-nilai Pancasila sudah mulai diterapkan namun belum
memahami nilai-nilai itu sendiri. Dengan proses yang panjang akhirnya Pancasila
dibentuk yang dalam proses perumusannya banyak dipengaruhi oleh interaksi
dengan system berpikir dan nilai-nilai budaya lainnya.Proses yang sangat panjang
dalam terbentuknya Pancasila ini harus dipahami oleh masyarakat sekarang agar
dapat mengetahui esensi dari Pancasila itu sendiri. Dengan begitu, masyarakat
dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.Oleh karena
itu, penulis akan menjelaskan proses lahirnya Pancasila sampai saat ini.

1.2 Rumsuan Masalah

1.Mengetahui definisi dari Pancasila


2. Mengetahui fungsi dan nilai Pancasila dalam lintasan waktu
3. Mengetahui rumusan Pancasila pada awal perumusan, dalam Piagam Jakarta,
dandalam pembukaaan UUD 1945.
4. Mengetahui proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara

1.2. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada
pembaca bagaimana Pancasila terbentuk dan dimana posisi Pancasila dalam
lintasan waktu bangsa ini. Dalam hal ini, kita akan mengetahui posisi dan sejarahnya
mulai dari awal munculnya pancasila hingga saat ini.
Bab II
Pembahasan

2.1. Pengantar
Identitas suatu masyarakat dan bangsa dapat terbentuk melalui proses Panjang dan
rumit.Hal ini menunjukkan bahwa dasar negara yang kita miliki saat ini tidak terlepas
dari pengaruh budaya dalam kehidupan masyarakat dimana kebudayaan tersebut
bersumber dari akal pikiran manusia sendiri. Pada zaman prasejarah penduduk
wilayah Indonesia ini telah memiliki kebudayaan dan peradaban yang tinggi. Hal ini
dapat terlihat dengan peninggalan-peniggalan yang tersisa seperti sifat-sifat gotong
royong, bermusyawarah, dan kekeluargaan dimana sifat-sifat tersebut tercantum
dalam Pancasila. Sifat-sifat inilah yang mempersatukan bangsa Indonesia di bawah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga tidak dapat di pungkiri bahwa nilai-
nilai Pancasila sudah dimiliki oleh masyarakat Indonesia zaman dahulu. Nilai-nilai
pada masyarakat itulah yang diangkat oleh para pendiri negara untukdijadikan
sebagai dasar filsafat negara Indonesia. Pancasila sendiri disahkan melalui proses
yang panjang dan rumit hingga akhirnya sudah melekat pada kehidupan masyarakat
saat ini. Pada masa kini, masyarakat diharapkan dapat mengetahui nilai-nilai dari
Pancasila tersebut serta dapat mengamalkannya karena dengan begitu bangsa
Indonesia tidak akan kehilangan jati dirinya.
2.2. Pengertian Pancasila1.

Menurut etimologi kata


Secara etimologi kata “Pancasila” berasal dari Bahasa sansekerta dari India
yaitu panca yang berarti “lima” dan sila yang berarti “dasar’. Jadi,secara harafiah
Pancasila diartikan sebagai “lima dasar”.

2.3. Pengertian Pancasila Menurut Para Ahli


Beberapa pengertian Pancasila menurut para tokoh pendiri bangsasebagai berikut
A.Muhammad Yamin
Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan Sila yang berarti sendi,
atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan demikian
Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah
laku yang penting dan baik.
B. Notonegoro
Pancasila adalah dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang
diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu,
lambang persatuan dan kesatuanserta sebagai pertahanan bangsa dan negara
Indonesia.
C. Ir. Soekarno
Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad
lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak
saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.
2.3. Zaman Kerajaan
Dalam masa ini, masyarakat sudah menerapkan nilai-nilai yang sangat mirip dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Nilai-nilai tersebut antara lain
1. Nilai Religius
Adanya sistem penguburan mayat diketahui dari ditemukannya kuburan serta
kerangka di dalamnya. Selain itu juga ditemukan alat-alat yang digunakan untuk
aktivitas religi seperti upacara mendatangkan hujan, dll. Adanya keyakinan terhadap
pemujaan roh leluhur juga dan penempatan menhir (kubur batu) di tempat-tempat
yang tinggi yang di anggap sebagai tempat roh leluhur, tempat yang penuh
keajaiban dan sebagai batas antara dunia manusia dan roh leluhur.
2. Nilai Perikemanusiaan
Tampak dalam perilaku kehidupan saat itu misalnya penghargaan terhadap hakikat
kemanusiaan yang ditandai dengan penghargaan yang tinggi terhadap manusia
meskipun sudah meninggal. Hal ini menggambarkan perilaku berbuat baik
terhadapsesama manusia, yang pada hakekatnya merupakan wujud kesadaran
akan nilai kemanusiaan.
3. Nilai Kesatuan
Adanya kesamaan bahasa Indonesia sebagai rumpun bahasa Austronesia,sehingga
muncul kesamaan dalam kosa kata dan kebudayaan. Hal ini sesuai dengan teori
perbandingan bahasa menurut H. Kern dan benda- benda kebudayaan Pra Sejarah
VonHeine Gildern. Kecakapan berlayar karena menguasai pengetahuan tentang
laut, musim,perahu, dan astronomi, menyebabkan adanya kesamaan karakteristik
kebudayaan Indonesia. Oleh karena itu tidak mengherankan jika lautan juga
merupakan tempat tingga lselain daratan. Itulah sebabnya mereka menyebut
negerinya dengan istilah Tanah Air.
4. Nilai Musyawarah
Kehidupan bercocok tanam dilakukan secara bersama-sama. Mereka sudahmemiliki
aturan untuk kepentingan bercocok tanam, sehingga memungkinkan tumbuh
kembangnya adat sosial. Kehidupan mereka berkelompok dalam desa-desa, klan,
margaatau suku yang dipimpin oleh seorang kepala suku yang dipilih secara
musyawara.
5. Nilai Keadilan Sosial
Dikenalnya pola kehidupan bercocok tanam secara gotong-royong berarti
masyarakat pada saat itu telah berhasil meninggalkan pola hidup food gathering
menuju kepola hidup food producing. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu
upaya kearah perwujudan kesejah teraan dan kemakmuran bersama sudah ada.
Nilai-nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke VII, di bawah kekuasaan Wangsa Sailendra di kenal
sebagai Kerajaan Maritim yang mengadakan jalur perhubungan laut. Sistem perdagangan
telah diatur dengan baik, supaya rakyat mengalami kemudahan dalam pemasarannya. Selain
itu juga sudah ada badan yang bertugas mengurus pajak, harta benda kerajaan, kerohaniawan
yang menjadi pengawas teknis pembangunan dan patung- patung suci sehingga kerajaan
dapat menjalakan sistem negaranya dengan nilai-nilai ketuhanan.

Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu Negara telah tercermin dalam Kerajaan
Sriwijaya sebagai mana tersebut dalam perkataan
“Marvuai Vannua CriwijayaSiddhayatra Subhika”
(suatu cita-cita negara yang adil dan makmur).

Pada hakekatnya nilai-niai budaya Kerajaan Sriwijaya telah menunjukan nilai-nilai Pancasila,
yaitu sebagai berikut:

a)Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya agama Budha dan Hindu yang hidup berdampin
gan secara damai. Pada Kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan pembinaan dan
pengembangan agama Buddha.

b)Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti Marsha).Pen
giriman para pemuda untuk belajar ke India menunjukan telah tumbuh nilai-nilai politik luar
negeri yang bebas aktif.

c)Nilai sila ketiga, sebagai Negara Maritim, Kerajaan Sriwijaya telah menerapkan konsep Ne
gara kepulauan sesuai dengan konsep wawasan nusantara.

d)Nilai sila keempat, Kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang luas meliputi Siam
dan Semenanjung Melayu

e)Nilai sila kelima, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan
sehinggakehidupan rakyatnya sangat makmur.
2.4. Zaman Penjajahan
Pada zaman penjajahan, nilai-nilai dalam Pancasila semakin nyata di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penderitaan yang dirasakan akibat
penjajahan mengakibatkan kepala-kepala daerah bersatu untuk melawan penjajah
dimana hal tersebut mempererat persatuan rakyat Indonesia dengan menyingkirkan
ego masing-masing demi mencapai tujuan bersama yakni bebas dari segala jenis
penjajahan.Soekarno pernah mengatakan “Jangan sekali-kali meninggalka sejarah”.
Dari perkataan tersebut dapat dimaknai bahwa sejarah mempunyai fungsi yang
beragam bagi kehidupan. Seperti diungkap seorang filsuf Yunani yang bernama
Cicero(106-43 SM) yang mengungkapkan “Historia Vitae Magistra”, yang bermakna,
“Sejarah merupakan guru kehidupan”.Sejarah memperlihatkan dengan nyata bahwa
semua bangsa memerlukan suatu konsepsi dan cita-cita. Jika mereka tidak
memilikinya atau jika konsepsi dan cita-citaitu menjadi kabur dan usang, maka
bangsa itu adalah dalam bahaya.Cita-cita ideal sebagai landasan moralitas bagi
kebesaran bangsa diperkuat oleh cendekiawan-politisi Amerika Serikat, John
Gardner, “No nation can achieve greatness unless it believes in something, and
unless that something has moral dimensions to sustain a great civilization
” (Tidak ada bangsa yang dapat mencapai kebesaran kecuali jika bangsa
itu mempercayai sesuatu, dan sesuatu yang dipercayainya itu memiliki dimensi-
dimensimoral guna menopang peradaban besar).Kuat dan mengakarnya Pancasila
dalam jiwa bangsa menjadikan Pancasila terus berjaya sepanjang masa. karena
ideologi Pancasila tidak hanya sekedar “confirm and deepen” identitas Bangsa
Indonesia sepanjang masa. Sejak Pancasila di gali dandilahirkan kembali menjadi
Dasar dan Ideologi Negara, maka ia membangunkan dan membangkitkan 2 identitas
yang “tertidur” dan yang “terbius” selama kolonialisme”.

2.5. Zaman pembentukan Pancasila


Dalam masa pembentukan Pancasila, periodenya dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

2.5.1 Periode Pengusulan Pancasila


Pengusulan Pancasila dapat terjadi karena adanya rasa nasionalisme yang kuat
yang tertanam dalam masyarakat dan para tokoh-tokoh ternama pada masa ini. Jiwa
nasionalisme yang kuat ini semakin menguat dengan dikeluarkannya Soempah
Pemoeda pada 28 Oktober 1928. Hal tersebut lah yang menjadi awal adanya
pengusulan dasar negara yang kemudian dibahas oleh para tokoh kemerdekaan
pada sidang BPUPKI yang pertama pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Dalam
siding tersebut, terdapat 4 tokoh yang mengusulkan dasar negara, yaitu Mr. Muh
Yamin, Ir. Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, dan Mr. Soepomo. Keempat tokoh
tersebut mengutarakan pendapat mereka mengenai dasar negara menurut
pandangan mereka masing-masing. Meskipun demikian,perbedaan pendapat di
antara tokoh tersebut tidak mengurangi semangat kesatuan dan persatuan demi
mewujudkan Indonesia merdeka. Akhirnya dasar negara ditentukan setelah
Soekarno memberikan pidato mengenai lima butir gagasan tentang dasar
negara,yakni :
a. Nasionalisme atau kebangsaaan Indonesia,
b. Internasionalisme atau peri kemanusiaan,
c. Mufakat atau demokrasi,
d. Kesejahteraan Sosial,
e. Ketuhanan yang berkebudayaan.
Setelah pidato Soekarno, sidang menerima usulan nama Pancasila bagi dasar
filsafat negara (Philosofische gronslag)yang diusulkan oleh soekarno dalam
pidatonya.Barulah kemudian dibentuk panitia kecil yang bertugas menampung usul-
usul seputar calon dasar negara. Sehingga setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai
hari lahirnya Pancasila.

2.5.2 Periode Perumusan Pancasila


Dalam sidang BPUPKI kedua yang berlangsung pada tangga 10-16 Juli 1945,
disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang kemudian dikenal
dengan nama Piagam Jakarta (Jakarta Chartered). Piagam Jakarta merupakan
naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia dimana pada alinea ke-empat
tersebut terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut
1. Ketuhanan, dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratanperwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang dijuluki “Piagam Jakarta” ini
dikemudian hari dijadikan “Pembukaan” UUD 1945, dengan mengalami berbagai
Perubahan dalam susunan kalimatnya.Saat Bangsa Indonesia sedang sibuk
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia,secara tiba-tiba terjadi jatuhnya bom atom
di kota Hiroshima dan Nagasaki sehingga mengakibatkan kekuatan militer Jepang
melemah dan menarik pasukannya dari daerah jajahan dan diambil alih oleh sekutu.
Namun, sebelum sekutu menjangkau wilayah Indonesia telah terjadi kekosongan
kekuasaan yang tidak disia-siakan oleh tokoh nasional.Pemimpin nasional pada
waktu itu langsung mengambil keputusan politis yang pentingguna mempercept
rencana kemerdekaan bangsa Indonesia.

2.5.3 Periode Perumusan Pancasila


Kekosongan kekuasaan sesaat setelah Jepang menyerah kepada sekutu membuat
golongan muda Indonesia mendesak kemerdekaan bangsa Indonesia
diproklamasikan secepatnya. Namun golongan tua tidak mau mengambil keputusan
terlalu cepat sehingga adanya perselisihan antara golongan muda dan golongan tua
hingga pada puncaknya golongan muda menculik Soekarno dan M. Hatta ke
Rengas Dengklok, dengan harapan Soekarno dan M. Hatta dapat lepas dari
pengaruh Jepang. Setelah melalui proses yang berliku, akhirnya teks proklamasi
dibuat dengan usulan dari Soekarno dan M Hatta serta diketik oleh Sayuti Melik
pada pukul 02.00-04.00 dini. Teks ini kemudian dibacakan pada17 Agustus 1945
pukul 10.00 oleh Ir. Soekarno. Kemudian pada 18 Agustus 1945 disahkannya UUD
1945 yang dalam pembukaannya pada alinea keempat, terdapatrumusan Pancasila
yang sedikit berbeda dengan piagam Jakarta dimana sila pertama diubah
kalimatnnya menjadi “ Ketuhanan Yang Maha Esa” guna menjaga kesatuan dan
persatuan bangsa Indonesia.

Kemudian tanggal 18 Agustus pada rapat PPKI, ditetapkan UUD 1945 dan Presiden
serta Wakilnya. Sesudah itu dimulailah pergolakan politik dalam negeri seperti
berikut ini.
1.Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)Sebagai hasil dari
konferensi meja bundar (KMB) maka ditanda tangani suatu persetujuan(Mantel
resolusi) oleh Ratu Belanda Yuliana dan Wakil Pemerintah RI di Kota Den Haag
pada tanggal 27 Desember 1949, maka berlaku pulalah secara otomatis anak-anak
persetujuan hasil KMB lainnya dengan konstitusi RIS, antara lain:
·Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalis) yaitu 16 Negara.
(Pasal 1dan 2)
·Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintah berdasarkan asas demokrasi liberal
dimanamentri-mentri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah
terhadapparlemen (Pasal 118 Ayat 2).
·Mukadimah RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa dan semangat maupun
isipembukaan UUD 1945, proklamasi kemerdekaan sebagai naskah Proklamasi
yang terinci.Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memiliki kedaulatan,
oleh karena itupersetujuan 27 Desember 1949 tersebut bukannya penyerahan
kedaulatan melainkan“pemulihan kedaulatan” atau “pengakuan kedaulatan”.
2. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1950 Berdirinya
negara RIS dalam Sejarah ketata negaraan Indonesia adalah sebagai suatu taktik
secara politis untuk tetap konsisten terhadap deklarasi Proklamasi yang terkandung
dalam pembukaan UUD 1945 yaitu negara persatuan dan kesatuan sebagai mana
termuat dalam alinea IV, bahwa Pemerintah Negara “..... yang melindungisegenap
bangsa Indoneia dan seluruh tumpah darah negara Indonesia .....” yang
berdasarkan kepada UUD 1945 dan Pancasila. Maka terjadilah gerakan unitaristis
secaraspontan dan rakyat untuk membentuk negara kesatuan yaitu menggabungkan
diri dengan Negara Proklamasi RI yang berpusat di Yogyakarta, walaupun pada saat
itu Negara RI yang berpusat di Yogyakarta itu hanya berstatus sebagai negara
bagian RIS saja.Pada suatu ketika negara bagian dalam RIS tinggalah 3 buah
negara bagian saja yaitu Negara Bagian RI Proklamasi, Negara Indonesia Timur
(NIT), dan Negara Sumatra Timur(NST). Akhirnya berdasarkan persetujuan RIS
dengan Negara RI tanggal 19 Mei 1950,maka seluruh negara bersatu dalam negara
kesatuan, dengan Konstitusi Sementara yang berlaku sejak 17 Agustus 1950.
Walaupun UUDS 1950 telah merupakan tonggak untuk menuju cita-cita Proklamasi,
Pancasila dan UUD 1945,kenyataannya masih berorientasi kepada Pemerintah yang
berasas Demokrasi Liberal sehingga isi maupun jiwanya merupakan penyimpangan
terhadap Pancasila. Hal ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
· Sistem multi partai dan kabinet Parlementer berakibat silih bergantinya kabinet
yang rata-rata hanya berumur 6 atau 8 tahun. Hal ini berakibat tidak mempunyai
pemerintah yang menyusun program serta tidak mampu menyalurkan dinamika
Masyarakat ke arah pembangunan, bahkan menimbulkan pertentangan-
pertentangan, gangguan-gangguan keamanan serta penyelewengan-
penyelewengan dalam masyarakat.
·Secara Ideologis Mukadimah Konstitusi Sementara 1950, tidak berhasil mendekati
perumusan otentik Pembukaan UUD 1945, yang dikenal sebagai Declaration of
Independence Bangsa Indonesia. Demikian pula perumusan Pancasila dasar negara
juga terjadi penyimpangan. Namun bagaimanapun juga RIS yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dari negara Republik Indonesia Serikat.Pada akhir era ini,
terjadi pergolakan politik yang tidak berujung. Hal inilah yang mendorong Presiden
Soekarno megeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959.
3. Dekrit Presiden 05 Juli 1959Pada pemilu tahun 1955 dalam kenyataannya tidak
dapat memenuhi harapan dan keinginan masyarakat, bahkan mengakibatkan
ketidakstabilan pada politik, sosial,ekonomi dan hukum. Hal ini disebabkan oleh
konstituante yang seharusnya membuat UUD negara RI ternyata membahas
kembali dasar negara, maka presiden sebagai badan yang harus bertanggung jawab
mengeluarkan dekrit atau pernyataan pada tanggal 5 Juli 1959,yang isinya
o Membubarkan Konstituanteo Menetapkan kembali UUD 45 dan tidak berlakunya
kembali UUD 50
o Dibentuknya MPR dan DPR dalam waktu yang sesingkat-singkatnya Berdasarkan
Dekrit Presiden tersebut maka UUD 1945 berlaku kembali di negara Republik
Indonesia hingga saat ini. Dekrit adalah suatu putusan dari orang tertinggi (kepala
negara atau orang lain) yang merupakan penjelmaan kehendak yang sifatnya
sepihak.Dekrit dilakukan bila negara dalam keadaan darurat, keselamatan bangsa
dan negara terancam oleh bahaya. Landasan hukum dekrit adalah “Hukum Darurat”
yang dibedakan atas dua macam yaitu
a. Hukum Tatanegara Darurat Subjektif Hukum Tatanegara Darurat Subjektif yaitu
suatu keadaan hukum yang memberiwewenang kepada orang tertinggi untuk
mengambil tindakan-tindakan hukum.
b. Hukum Tatanegara Darurat ObjektifHukum Tatanegara Darurat Objektif yaitu
suatu keadaan hukum yang memberikanwewenang kepada organ tertinggi negara
untuk mengambil tindakan-tindakan hukum,tetapi berlandaskan konstitusi yang
berlaku.
Setelah dekrit presiden 5 Juli 1959 keadaan tatanegara Indonesia mulai
stabil,keadaan ini dimanfaatkan oleh kalangan komunis dengan menanamkan
ideologi yang belum selesai. Ideologi pada saat itu dirancang oleh PKI dengan
ideologi Manipol Usdekserta konsep Nasakom. Puncak peristiwa pemberontakan
PKI pada tanggal 30 September1965 untuk merebut kekuasaan yang sah negara RI,
pemberontakan ini disertai dengan pembunuhan para Jendral yang tidak berdosa.
Pemberontakan PKI tersebut berupaya untuk mengganti secara paksa ideologi dan
dasar filsafat negara Pancasila dengan ideologi komunis Marxis. Atas dasar tersebut
maka pada tanggal 1 Oktober 1965 diperingati bangsa Indonesia sebagai
“Hari Kesaktian Pancasila”.
2.6. Zaman Orde Lama
Masa orde lama adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama
dalam system ketatanegaraan. Dalam masa ini, implementasi nilai-nilai Pancasila
mengalami permasalahan karena banyak masyarakat yang menentang nilai-nilai
tersebut dan ingin menciptakan ideologi yang mereka anggap sesuai untuk negara
Indonesia.Contohnya seperti gerakan DI/TII dan PKI madiun yang ingin mengubah
ideologi bangsa.Orde lama sendiri dibagi kedalam tiga periode, yakni
1. Periode 1945-1950 Pada masa ini, dasar yang digunakan adalah Pancasila dan
UUD 1945 yang presidensil, namun dalam prakteknya system ini tidak dapat
terwujudkan setelah penjajah dapat diusir. Persatuan rakyat Indonesia mulai
mendapatkan tantangan, dan muncul upaya-upaya untuk mengganti Pancasila
sebagai dasar Negara dengan faham komunis oleh PKI melalui pemberontakan di
Madiun pada tahun 1948 dan olen DI/TII yang inginmendirikan Negara dengan agam
Islam.
2. Periode 1950-1959 Pada periode ini, penerapan pancasila diarahkan sebagai
ideologi liberal yang pada nyatanya tidak dapat menjamin stabilitas pemerintahan.
Walaupun dasar Negaratetap Pancasila, tetapi rumusan sila keempat tidak
berjiwakan musyawarah mufakat,melainkan suara terbanyak. Dalam bidang politik,
demokrasi berjalan lebih baik dengan terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap
paling demokratis.
3. Periode 1956-1965 Periode ini dikenal sebagai demokrasi terpimpin, akan tetapi
demokrasi justru tidak berada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah
nilai-nilai pancasila tetapi kepemimpinan berada pada kekuasaaan pribadi presiden
Soekarno. Maka terjadilah berbagai penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila
dalam konstitusi.akibatnya presiden Soekarno menjadi otoriter, diangkat menjadi
presiden seumur hidup, politikkonfrontasi, dan menggabungkan Nasionalis, Agama,
dan Komunis, yang ternyata tidak cocok dengan kehidupan Negara Indonesia.
Terbukti dengan adanya kemerosotan moral di sebagian masyarakat yang tidak lagi
hidup bersendikan nilai-nilai pancasila, dan berusaha untuk menggantikan Pancasila
dengan ideologi lain.

2.7. Zaman Orde Baru


Pada masa orde baru, pemerintah berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang
menyimpang dari pancasila melalui program P4 (Pedoman Pengahayatan dan
Pengamalan Pancasila) atau Ekaprasetia Pancakarsa. Dengan begitu, orde ini
mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa sekaligus
menumpaskan paham komunis di Indonesia. Namun, walau usaha seperti ini telah di
terapkan sebenarnya orde baru sama saja seperti orde lama , yaitu Pancasila tetap
padaposisinya sebagai alat pembenar rezim otoritarian baru di bawah Soeharto.
Pancasila justru dijadikan sebagai indoktrinasi. Presiden Soeharto menggunakan
Pancasia sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaannya. Ada beberapa metode
yang digunakan dalam indoktrinasi Pancasila, yaitu pertama, melalui ajaran P4 yang
dilakukan di sekolah-sekolah melalui pembekalan atau seminar. Kedua, asa tunggal,
yaitu presiden Soeharto membolehkan rakyat untuk membentuk organisasi-
organisasi dengan syarat harus berasaskan Pancasila. Ketiga, stabilisasi yaitu
presiden Soeharto melarang adanya kritikan-kritikan yang dapat menjatuhkan
pemerintah. Karena presiden Soeharto beranggapan bahwa kritikan terhadap
pemerintah menyebabkan ketidakstabilan di dalamnegara. Dan untuk
menstabilkannya presiden Soeharto menggunakan kekuatan militer sehingga tak
ada yang berani untuk mengkritik pemerintah.Dalam pemerintahannya presiden
Soeharto melakukan beberapa penyelewengan dalam penerapan Pancasila, yaitu
diterapkannya demokrasi sentralistik, demokrasi yang berpusat pada pemerintah .
selain itu presiden juga memegang kendali terhadap Lembaga legislative, eksekutif
dan yudikatif sehingga peraturan yang di buat harus sesuai dengan persetujuannya.
Presiden juga melemahkan aspek-aspek demokrasi terutama pers karena dinilai
dapat membahayakan kekuasaannya. Maka, presiden Soeharto membentuk
Departemen Penerangan atau lembaga sensor secara besar-besaran agar setiap
berita yang dimuat di media tidak menjatuhan pemerintahan. Penyelewengan yang
lain adalah pelanggengan korupsi, kolusi, dan nepotisme sehingga pada masa ini
banyak pejabat negara yang melakukan korupsi. Tak hanya itu, pada masa ini
negara Indonesia juga mengalami krisis moneter yang di sebabkan oleh keuangan
negara yang tidak stabil dan banyaknya hutang kepada pihak negara asing.
Demokratisasi akhirnya tidak berjalan, dan pelanggaran HAM terjadi dimana-mana
yang dilakukan oleh aparat pemerintah atau negara.

2.8. Zaman Reformasi


Eksistensi pancasila masih banyak dimaknai sebagai konsepsi politik yang
substansinya belum mampu diwujudkan secara riil. Reformasi belum berlangsung
dengan baik karena Pancasila belum difungsikan secara maksimal sebagai mana
mestinya.Banyak masyarakat yang hafal butir-butir Pancasila tetapi belum
memahami makna sesungguhnya.
Pada masa reformasi, Pancasila sebagai re-interprestasi.Yaitu Pancasila harus
selalu di interprestasikan kembali sesuai dengan perkembangan zaman, berarti
dalam menginterprestasikannya harus relevan dan kontekstual dan harus sinkron
atau sesuai dengan kenyataan pada zaman saat itu.Berbagai perubahan dilakukan
untuk memperbaiki sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara di bawah
payung ideologi Pancasila. Namun, faktanya masih banyak masalah sosial-ekonomi
yang belum terjawab. Eksistensi dan peranan Pancasila dalam reformasipun
dipertanyakan. Pancasila di masa reformasi tidak jauh berbeda dengan Pancasila
dimasa orde lama dan orde baru. Karena saat ini debat tentang masih relevan atau
tidaknya Pancasila dijadikan ideologi masih kerap terjadi. Pancasila seakan tidak
memiliki kekuatan mempengaruhi dan menuntun masyarakat. Pancasila tidak lagi
populer seperti pada masa lalu.Pancasila banyak diselewengkan dianggap sebagai
bagian dari pengalaman buruk dimasa lalu dan bahkan ikut disalahkan dan menjadi
sebab kehancuran.Pancasila pada masa reformasi tidaklah jauh berbeda dengan
Pancasila pada masa orde baru dan orde lama, yaitu tetap ada tantangan yang
harus di hadapi. Tantangan itu adalah KKN yang merupakan masalah yang sangat
besar dan sulit untuk di tuntaskan.Pada masa ini korupsi benar-benar merajalela.
Para pejabat negara yang melakukan korupsi sudah tidak malu lagi. Mereka justru
merasa bangga, ditunjukkan saat pejabat itu keluar dari gedung KPK dengan
melambaikan tangan serta tersenyum seperti artis yang baru terkenal. Selain KKN,
globalisasi menjadi racun bagi bangsa Indonesia Karena semakin lama ideologI
Pancasila tergerus oleh ideologI liberal dan kapitalis. Apalagi tantangan pada masa
ini bersifat terbuka, lebih bebas, dan nyata.
Bab III
Penutup

3.1. Kesimpulan
Dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai Pancasila sudah dimiliki
masyarakat Indonesia pada zaman dahulu meskipun belum memahami nilai-nilai itu
sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang mirip dengan kebudayaan masyarakat
menandakan bahwa Pancasila erat hubungannya dengan kebudayaan bangsa.
Pancasila dibentuk sebagai dasar negara yang dalam prosesnya sangat panjang
dan kompleks. Banyak kejadian-kejadian untuk melemahkan Pancasila tersebut
namun dapat diatasi dengan segera karena Pancasila memiliki landasan yang kokoh
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Walau begitu, masa globalisasi seperti
sekarang ini dapat menggerus jiwaPancasila dalam kehidupan masyarakat. Oleh
karena itu, kita harus senantiasa mendalamiPancasila dan memiliki jiwa
nasionalisme yang tinggi sehingga bangsa kita akan terus memiliki identitas sebagai
bangsa dengan dasar Pancasila.

3.2. Kritik dan Saran


Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan pemilihan kata
dalampembuatan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mohon sumbangan pemikiran
dalam perbaikan makalah ini yang bersifat membangun sehingga makalah ini dapat
dipahami oleh seluruh kalangan, baik akademisi atau umum.
Daftar Pustaka

https://id.scribd.com/document/365230155/RANGKUMAN-ATAS-JAWABAN-docx

https://www.google.com/search?
q=pengertiain+pancasila&oq=pengertiain+pancasila&gs_lcrp=EgZjaHJvbWUyBggAEEUYO
dIBCTg2OTZqMGoxNagCALACAA&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://id.wikipedia.org/w/index.php?
search=pancasila+pada+zaman+kerajaan&title=Istimewa%3APencarian&ns0=1

https://id.wikipedia.org/w/index.php?
search=pancasila+pada+zaman+penjajahan&title=Istimewa:Pencarian&profile=advanced
&fulltext=1&ns0=1

https://id.wikipedia.org/w/index.php?
search=pembentukan+pancasila&title=Istimewa:Pencarian&profile=advanced&fulltext=1
&ns0=1

https://id.wikipedia.org/w/index.php?
search=pancasila+saat+orde+lama+dan+orde+baru&title=Istimewa:Pencarian&profile=ad
vanced&fulltext=1&ns0=1

https://www.sonora.id/read/423737171/begini-penerapan-pancasila-pada-masa-
reformasi-di-indonesia?page=3

https://id.wikipedia.org/w/index.php?
search=pancasila+pada+zAMAN+revormasi&title=Istimewa:Pencarian&profile=advanced&
fulltext=1&ns0=1

Anda mungkin juga menyukai