OLEH :
NAILA RAHMATUSSYFA NIM : 2354211005
MUH WAHYU NIM : 2354211008
ANGKATAN 2023
PROGRAN STUDI AGROTEKNOLOGI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab II Pembahasan
2.1 Pengantar
2.2 Pengertian Pancasila
2.3 Zaman Kerajaan
2.4 Zaman Penjajahan
2.5 Zaman Pembentukan Pancasila
2.6 Zaman Orde Lama
2.7 Zaman Orde Baru
2.8 Zaman Reformasi
Daftar Pustaka
Bab I
Pendahuluan
1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada
pembaca bagaimana Pancasila terbentuk dan dimana posisi Pancasila dalam
lintasan waktu bangsa ini. Dalam hal ini, kita akan mengetahui posisi dan sejarahnya
mulai dari awal munculnya pancasila hingga saat ini.
Bab II
Pembahasan
2.1. Pengantar
Identitas suatu masyarakat dan bangsa dapat terbentuk melalui proses Panjang dan
rumit.Hal ini menunjukkan bahwa dasar negara yang kita miliki saat ini tidak terlepas
dari pengaruh budaya dalam kehidupan masyarakat dimana kebudayaan tersebut
bersumber dari akal pikiran manusia sendiri. Pada zaman prasejarah penduduk
wilayah Indonesia ini telah memiliki kebudayaan dan peradaban yang tinggi. Hal ini
dapat terlihat dengan peninggalan-peniggalan yang tersisa seperti sifat-sifat gotong
royong, bermusyawarah, dan kekeluargaan dimana sifat-sifat tersebut tercantum
dalam Pancasila. Sifat-sifat inilah yang mempersatukan bangsa Indonesia di bawah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga tidak dapat di pungkiri bahwa nilai-
nilai Pancasila sudah dimiliki oleh masyarakat Indonesia zaman dahulu. Nilai-nilai
pada masyarakat itulah yang diangkat oleh para pendiri negara untukdijadikan
sebagai dasar filsafat negara Indonesia. Pancasila sendiri disahkan melalui proses
yang panjang dan rumit hingga akhirnya sudah melekat pada kehidupan masyarakat
saat ini. Pada masa kini, masyarakat diharapkan dapat mengetahui nilai-nilai dari
Pancasila tersebut serta dapat mengamalkannya karena dengan begitu bangsa
Indonesia tidak akan kehilangan jati dirinya.
2.2. Pengertian Pancasila1.
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke VII, di bawah kekuasaan Wangsa Sailendra di kenal
sebagai Kerajaan Maritim yang mengadakan jalur perhubungan laut. Sistem perdagangan
telah diatur dengan baik, supaya rakyat mengalami kemudahan dalam pemasarannya. Selain
itu juga sudah ada badan yang bertugas mengurus pajak, harta benda kerajaan, kerohaniawan
yang menjadi pengawas teknis pembangunan dan patung- patung suci sehingga kerajaan
dapat menjalakan sistem negaranya dengan nilai-nilai ketuhanan.
Cita-cita kesejahteraan bersama dalam suatu Negara telah tercermin dalam Kerajaan
Sriwijaya sebagai mana tersebut dalam perkataan
“Marvuai Vannua CriwijayaSiddhayatra Subhika”
(suatu cita-cita negara yang adil dan makmur).
Pada hakekatnya nilai-niai budaya Kerajaan Sriwijaya telah menunjukan nilai-nilai Pancasila,
yaitu sebagai berikut:
a)Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya agama Budha dan Hindu yang hidup berdampin
gan secara damai. Pada Kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan pembinaan dan
pengembangan agama Buddha.
b)Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti Marsha).Pen
giriman para pemuda untuk belajar ke India menunjukan telah tumbuh nilai-nilai politik luar
negeri yang bebas aktif.
c)Nilai sila ketiga, sebagai Negara Maritim, Kerajaan Sriwijaya telah menerapkan konsep Ne
gara kepulauan sesuai dengan konsep wawasan nusantara.
d)Nilai sila keempat, Kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang luas meliputi Siam
dan Semenanjung Melayu
e)Nilai sila kelima, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan
sehinggakehidupan rakyatnya sangat makmur.
2.4. Zaman Penjajahan
Pada zaman penjajahan, nilai-nilai dalam Pancasila semakin nyata di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penderitaan yang dirasakan akibat
penjajahan mengakibatkan kepala-kepala daerah bersatu untuk melawan penjajah
dimana hal tersebut mempererat persatuan rakyat Indonesia dengan menyingkirkan
ego masing-masing demi mencapai tujuan bersama yakni bebas dari segala jenis
penjajahan.Soekarno pernah mengatakan “Jangan sekali-kali meninggalka sejarah”.
Dari perkataan tersebut dapat dimaknai bahwa sejarah mempunyai fungsi yang
beragam bagi kehidupan. Seperti diungkap seorang filsuf Yunani yang bernama
Cicero(106-43 SM) yang mengungkapkan “Historia Vitae Magistra”, yang bermakna,
“Sejarah merupakan guru kehidupan”.Sejarah memperlihatkan dengan nyata bahwa
semua bangsa memerlukan suatu konsepsi dan cita-cita. Jika mereka tidak
memilikinya atau jika konsepsi dan cita-citaitu menjadi kabur dan usang, maka
bangsa itu adalah dalam bahaya.Cita-cita ideal sebagai landasan moralitas bagi
kebesaran bangsa diperkuat oleh cendekiawan-politisi Amerika Serikat, John
Gardner, “No nation can achieve greatness unless it believes in something, and
unless that something has moral dimensions to sustain a great civilization
” (Tidak ada bangsa yang dapat mencapai kebesaran kecuali jika bangsa
itu mempercayai sesuatu, dan sesuatu yang dipercayainya itu memiliki dimensi-
dimensimoral guna menopang peradaban besar).Kuat dan mengakarnya Pancasila
dalam jiwa bangsa menjadikan Pancasila terus berjaya sepanjang masa. karena
ideologi Pancasila tidak hanya sekedar “confirm and deepen” identitas Bangsa
Indonesia sepanjang masa. Sejak Pancasila di gali dandilahirkan kembali menjadi
Dasar dan Ideologi Negara, maka ia membangunkan dan membangkitkan 2 identitas
yang “tertidur” dan yang “terbius” selama kolonialisme”.
Kemudian tanggal 18 Agustus pada rapat PPKI, ditetapkan UUD 1945 dan Presiden
serta Wakilnya. Sesudah itu dimulailah pergolakan politik dalam negeri seperti
berikut ini.
1.Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)Sebagai hasil dari
konferensi meja bundar (KMB) maka ditanda tangani suatu persetujuan(Mantel
resolusi) oleh Ratu Belanda Yuliana dan Wakil Pemerintah RI di Kota Den Haag
pada tanggal 27 Desember 1949, maka berlaku pulalah secara otomatis anak-anak
persetujuan hasil KMB lainnya dengan konstitusi RIS, antara lain:
·Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalis) yaitu 16 Negara.
(Pasal 1dan 2)
·Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintah berdasarkan asas demokrasi liberal
dimanamentri-mentri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah
terhadapparlemen (Pasal 118 Ayat 2).
·Mukadimah RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa dan semangat maupun
isipembukaan UUD 1945, proklamasi kemerdekaan sebagai naskah Proklamasi
yang terinci.Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memiliki kedaulatan,
oleh karena itupersetujuan 27 Desember 1949 tersebut bukannya penyerahan
kedaulatan melainkan“pemulihan kedaulatan” atau “pengakuan kedaulatan”.
2. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1950 Berdirinya
negara RIS dalam Sejarah ketata negaraan Indonesia adalah sebagai suatu taktik
secara politis untuk tetap konsisten terhadap deklarasi Proklamasi yang terkandung
dalam pembukaan UUD 1945 yaitu negara persatuan dan kesatuan sebagai mana
termuat dalam alinea IV, bahwa Pemerintah Negara “..... yang melindungisegenap
bangsa Indoneia dan seluruh tumpah darah negara Indonesia .....” yang
berdasarkan kepada UUD 1945 dan Pancasila. Maka terjadilah gerakan unitaristis
secaraspontan dan rakyat untuk membentuk negara kesatuan yaitu menggabungkan
diri dengan Negara Proklamasi RI yang berpusat di Yogyakarta, walaupun pada saat
itu Negara RI yang berpusat di Yogyakarta itu hanya berstatus sebagai negara
bagian RIS saja.Pada suatu ketika negara bagian dalam RIS tinggalah 3 buah
negara bagian saja yaitu Negara Bagian RI Proklamasi, Negara Indonesia Timur
(NIT), dan Negara Sumatra Timur(NST). Akhirnya berdasarkan persetujuan RIS
dengan Negara RI tanggal 19 Mei 1950,maka seluruh negara bersatu dalam negara
kesatuan, dengan Konstitusi Sementara yang berlaku sejak 17 Agustus 1950.
Walaupun UUDS 1950 telah merupakan tonggak untuk menuju cita-cita Proklamasi,
Pancasila dan UUD 1945,kenyataannya masih berorientasi kepada Pemerintah yang
berasas Demokrasi Liberal sehingga isi maupun jiwanya merupakan penyimpangan
terhadap Pancasila. Hal ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
· Sistem multi partai dan kabinet Parlementer berakibat silih bergantinya kabinet
yang rata-rata hanya berumur 6 atau 8 tahun. Hal ini berakibat tidak mempunyai
pemerintah yang menyusun program serta tidak mampu menyalurkan dinamika
Masyarakat ke arah pembangunan, bahkan menimbulkan pertentangan-
pertentangan, gangguan-gangguan keamanan serta penyelewengan-
penyelewengan dalam masyarakat.
·Secara Ideologis Mukadimah Konstitusi Sementara 1950, tidak berhasil mendekati
perumusan otentik Pembukaan UUD 1945, yang dikenal sebagai Declaration of
Independence Bangsa Indonesia. Demikian pula perumusan Pancasila dasar negara
juga terjadi penyimpangan. Namun bagaimanapun juga RIS yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dari negara Republik Indonesia Serikat.Pada akhir era ini,
terjadi pergolakan politik yang tidak berujung. Hal inilah yang mendorong Presiden
Soekarno megeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959.
3. Dekrit Presiden 05 Juli 1959Pada pemilu tahun 1955 dalam kenyataannya tidak
dapat memenuhi harapan dan keinginan masyarakat, bahkan mengakibatkan
ketidakstabilan pada politik, sosial,ekonomi dan hukum. Hal ini disebabkan oleh
konstituante yang seharusnya membuat UUD negara RI ternyata membahas
kembali dasar negara, maka presiden sebagai badan yang harus bertanggung jawab
mengeluarkan dekrit atau pernyataan pada tanggal 5 Juli 1959,yang isinya
o Membubarkan Konstituanteo Menetapkan kembali UUD 45 dan tidak berlakunya
kembali UUD 50
o Dibentuknya MPR dan DPR dalam waktu yang sesingkat-singkatnya Berdasarkan
Dekrit Presiden tersebut maka UUD 1945 berlaku kembali di negara Republik
Indonesia hingga saat ini. Dekrit adalah suatu putusan dari orang tertinggi (kepala
negara atau orang lain) yang merupakan penjelmaan kehendak yang sifatnya
sepihak.Dekrit dilakukan bila negara dalam keadaan darurat, keselamatan bangsa
dan negara terancam oleh bahaya. Landasan hukum dekrit adalah “Hukum Darurat”
yang dibedakan atas dua macam yaitu
a. Hukum Tatanegara Darurat Subjektif Hukum Tatanegara Darurat Subjektif yaitu
suatu keadaan hukum yang memberiwewenang kepada orang tertinggi untuk
mengambil tindakan-tindakan hukum.
b. Hukum Tatanegara Darurat ObjektifHukum Tatanegara Darurat Objektif yaitu
suatu keadaan hukum yang memberikanwewenang kepada organ tertinggi negara
untuk mengambil tindakan-tindakan hukum,tetapi berlandaskan konstitusi yang
berlaku.
Setelah dekrit presiden 5 Juli 1959 keadaan tatanegara Indonesia mulai
stabil,keadaan ini dimanfaatkan oleh kalangan komunis dengan menanamkan
ideologi yang belum selesai. Ideologi pada saat itu dirancang oleh PKI dengan
ideologi Manipol Usdekserta konsep Nasakom. Puncak peristiwa pemberontakan
PKI pada tanggal 30 September1965 untuk merebut kekuasaan yang sah negara RI,
pemberontakan ini disertai dengan pembunuhan para Jendral yang tidak berdosa.
Pemberontakan PKI tersebut berupaya untuk mengganti secara paksa ideologi dan
dasar filsafat negara Pancasila dengan ideologi komunis Marxis. Atas dasar tersebut
maka pada tanggal 1 Oktober 1965 diperingati bangsa Indonesia sebagai
“Hari Kesaktian Pancasila”.
2.6. Zaman Orde Lama
Masa orde lama adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama
dalam system ketatanegaraan. Dalam masa ini, implementasi nilai-nilai Pancasila
mengalami permasalahan karena banyak masyarakat yang menentang nilai-nilai
tersebut dan ingin menciptakan ideologi yang mereka anggap sesuai untuk negara
Indonesia.Contohnya seperti gerakan DI/TII dan PKI madiun yang ingin mengubah
ideologi bangsa.Orde lama sendiri dibagi kedalam tiga periode, yakni
1. Periode 1945-1950 Pada masa ini, dasar yang digunakan adalah Pancasila dan
UUD 1945 yang presidensil, namun dalam prakteknya system ini tidak dapat
terwujudkan setelah penjajah dapat diusir. Persatuan rakyat Indonesia mulai
mendapatkan tantangan, dan muncul upaya-upaya untuk mengganti Pancasila
sebagai dasar Negara dengan faham komunis oleh PKI melalui pemberontakan di
Madiun pada tahun 1948 dan olen DI/TII yang inginmendirikan Negara dengan agam
Islam.
2. Periode 1950-1959 Pada periode ini, penerapan pancasila diarahkan sebagai
ideologi liberal yang pada nyatanya tidak dapat menjamin stabilitas pemerintahan.
Walaupun dasar Negaratetap Pancasila, tetapi rumusan sila keempat tidak
berjiwakan musyawarah mufakat,melainkan suara terbanyak. Dalam bidang politik,
demokrasi berjalan lebih baik dengan terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap
paling demokratis.
3. Periode 1956-1965 Periode ini dikenal sebagai demokrasi terpimpin, akan tetapi
demokrasi justru tidak berada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah
nilai-nilai pancasila tetapi kepemimpinan berada pada kekuasaaan pribadi presiden
Soekarno. Maka terjadilah berbagai penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila
dalam konstitusi.akibatnya presiden Soekarno menjadi otoriter, diangkat menjadi
presiden seumur hidup, politikkonfrontasi, dan menggabungkan Nasionalis, Agama,
dan Komunis, yang ternyata tidak cocok dengan kehidupan Negara Indonesia.
Terbukti dengan adanya kemerosotan moral di sebagian masyarakat yang tidak lagi
hidup bersendikan nilai-nilai pancasila, dan berusaha untuk menggantikan Pancasila
dengan ideologi lain.
3.1. Kesimpulan
Dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai Pancasila sudah dimiliki
masyarakat Indonesia pada zaman dahulu meskipun belum memahami nilai-nilai itu
sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang mirip dengan kebudayaan masyarakat
menandakan bahwa Pancasila erat hubungannya dengan kebudayaan bangsa.
Pancasila dibentuk sebagai dasar negara yang dalam prosesnya sangat panjang
dan kompleks. Banyak kejadian-kejadian untuk melemahkan Pancasila tersebut
namun dapat diatasi dengan segera karena Pancasila memiliki landasan yang kokoh
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Walau begitu, masa globalisasi seperti
sekarang ini dapat menggerus jiwaPancasila dalam kehidupan masyarakat. Oleh
karena itu, kita harus senantiasa mendalamiPancasila dan memiliki jiwa
nasionalisme yang tinggi sehingga bangsa kita akan terus memiliki identitas sebagai
bangsa dengan dasar Pancasila.
https://id.scribd.com/document/365230155/RANGKUMAN-ATAS-JAWABAN-docx
https://www.google.com/search?
q=pengertiain+pancasila&oq=pengertiain+pancasila&gs_lcrp=EgZjaHJvbWUyBggAEEUYO
dIBCTg2OTZqMGoxNagCALACAA&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://id.wikipedia.org/w/index.php?
search=pancasila+pada+zaman+kerajaan&title=Istimewa%3APencarian&ns0=1
https://id.wikipedia.org/w/index.php?
search=pancasila+pada+zaman+penjajahan&title=Istimewa:Pencarian&profile=advanced
&fulltext=1&ns0=1
https://id.wikipedia.org/w/index.php?
search=pembentukan+pancasila&title=Istimewa:Pencarian&profile=advanced&fulltext=1
&ns0=1
https://id.wikipedia.org/w/index.php?
search=pancasila+saat+orde+lama+dan+orde+baru&title=Istimewa:Pencarian&profile=ad
vanced&fulltext=1&ns0=1
https://www.sonora.id/read/423737171/begini-penerapan-pancasila-pada-masa-
reformasi-di-indonesia?page=3
https://id.wikipedia.org/w/index.php?
search=pancasila+pada+zAMAN+revormasi&title=Istimewa:Pencarian&profile=advanced&
fulltext=1&ns0=1