Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGI, POLITIK PENDIDIKAN PANCASILA

Nama Kelompok 1 :

Ni Komang Ratih Sucatri (08)

Miranda (20)

I Kadek Aditya Darma (31)

Universitas Mahasaraswati Denpasar

2023

I
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa dimana atas
berkatnya kami selaku penulis dan penyusun makalah ini dapat bekerja dan menyelesaikan
tugas ini dengan baik dan tepat waktu. Dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan-
kesalahan baik itu dalam hal pengetikan, penyusunan makalah yang kurang sempurna, kami
selaku penulis sekaligus penyusun meminta maaf. Kami membutuhkan saran dan kritik yang
membangun guna memperbaiki makalah yang kurang sempurna ini. Akhir kata kami ucapkan
terimakasi.

Denpasar,Februari 2023

II
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I...............................................................................................................................................
PENDAHULUAN..........................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................
1.3 Tujuan Masalah...................................................................................................................
1.4 Manfaat Masalah.................................................................................................................
BAB II.............................................................................................................................................
PEMBAHASAN.............................................................................................................................
2.1 Sumber Historis Pancasila...............................................................................................
2.2 Sumber Sosiologis Pancasila............................................................................................
2.3 Sumber Politik Pancasila.................................................................................................
BAB III...........................................................................................................................................
PENUTUP......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................

III
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pancasila merupakan dasar Negara, dan juga menjadi falsafah hidup bangsa Indonesia
sejak dahulu. Pancasila juga diperuntukkan kepada Negara, masyarakat, dan pribadi
bangsa Indonesia. Sila-sila pancasila itu tidak terlepas satu sama lain melainkan satu
kesatuan yang bulat, baik dalam fungsi dan kedudukannya sebagai dasar Negara maupun
sebagai falsafah hidup bangsa. Pengertian dari kata “kesatuan bulat” dari pancasila ini
ialah berarti bahwa sila yang satu meliputi dan menjiwai sila-sila yang lain.Pancasila juga
merupakan ideologi terbuka, yaitu bersifat khas dan orisinil. Kelima sila dalam pancasila
ini memang bersifat universal sehingga dapat ditemukan dalam gagasan berbagai
masyarakat lain. Letak kekhasan dan orisinilitasnya yaitu sebagai falsafah dan ideology
Negara. Pancasila juga berperan dalam sejarah ketatanegaraan Republik Indonesia yaitu
yang berpusat pada Undang-Undang Dasar 1945 yang benarbenar harus dijiwai oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Negara yang berpaham kedaulatan rakyat, yaitu Negara
tidak bisa memaksakan kehendaknya kepada rakyat karena rakyat adalah sumber dari
kekuasaan Negara. Ideologi Pancasila merupakan nilai-nilai luhur budaya dan religius
bangsaIndonesia. Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi negara. Jadi,
Ideologi pancasila adalah kumpulan nilai-nilai atau norma yang berdasarkan sila-
sila pancasila.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu sumber historis pancasila ?
2. Apa itu sumber sosiologi pancasila?
3. Apa itu sumber politis pendidikan pancasila ?

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini ialah:
1. Untuk mengatahui sumber-sumber historis,sosiologi,politik pendidikan pancasila.
2. Untuk menambah wawasan siswa tentang sejarah Pancasila.

1.4 Manfaat Masalah


Adapun manfaat makalah ini adalah:
1. Sebagai ilmu pengetahuan yang dapat membuat siswa lebih memahami arti dari
sumber -sumber pancasila.
2. Dengan pelajaran pancasila siswa dapat mencintai negaranya sendiri

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Sumber Historis Pancasila

Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama
yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan dahulu.
Misalnya, sila Ketuhanan sudah ada pada zaman dahulu, meskipun dalam praktik
pemujaan yang beranekaragam, tetapi pengakuan tentang adanya Tuhan sudah
diakui. Dalam Encyclopedia of Philosophy disebutkan beberapa unsur yang ada
dalam agama, seperti kepercayaan kepada kekuatan supranatural, perbedaan antara
yang sakral dan yang profan, tindakan ritual pada objek sakral, sembahyang atau doa
sebagai bentuk komunikasi kepada Tuhan, takjub sebagai perasaan khas keagamaan,
tuntunan moral diyakini dari Tuhan, konsep hidup di dunia dihubungkan dengan
Tuhan, kelompok sosial seagama dan seiman.
Dilihat dari sisi historinya, Pancasila tidak lahir secara mendadak pada tahun
1945, melainkan telah melalui proses panjang, dimatangkan oleh sejarah perjuangan
bangsa kita sendiri, dengan melihat pengalaman-pengalaman bangsa lain, dengan
diilhami oleh gagasan besar dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian dan
gagasan-gagasan besar bangsa kita sendiri.
Nilai-nilai esisial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Kebutuhan,
Kemanusiaan, Persatuan,Kerakyatan serta Keadilan dalam kenyataannya secara
objektif telah dimiliki bahasa indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan
negara. Proses terbentuknya negara dan bangsa indonesia melalui suatu proses
sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan- kerajaan.
Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan
dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara objektif historis telah dimiliki
oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain
adalah dari bangsa indonesia sendiri, atau bangsa indonesia sebagai kausa materialis
Pancasila.
Dalam era refomasi bangsa Indonesia harus memiliki fisi dan pandnagan
hidup yang kuat
(nasionalisme) agar tidak terombang-ambing di tengah masyarakat internasional. Hal
ini dapat terlaksana dengan kesadaran berbangsa yang berakar pada sejarah bangsa.
Dengan demikian, berdasarkan keterangan yang telah dipaparkan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa Pancasila memiliki landasan historis yang kuat. Secara
historis, sejak zaman kerajaan unsur pancasila sudah muncul dalam kehidupan
bangsa kita. Agar nilai nilai pancasila selalu melekat dalam kehidupan bangsa
indonesia, maka nilai nilai yang terkandung dalam setiap Pancasila tersebut
kemudian dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara. Sebagai sebuah dasar
negara, Pancasila harus dijadikan acuan dalam bertingkah laku dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebuah peraturan perundang undangan
yang ada juga tidak boleh bertentangan dengan nilai nilai Pancasila.

2
2.2 Sumber Sosiologis Pancasila

Nilai-nilai Pancasila (ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,


keadilan) secara sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga
sekarang. Salah satu nilai yang dapat ditemukan dalam masyarakat Indonesia sejak
zaman dahulu hingga sekarang adalah nilai gotong royong. Misalnya dapat dilihat,
bahwa kebiasaan bergotongroyong, baik berupa saling membantu antar tetangga
maupun bekerjasama untuk keperluan umum di desa-desa. Kegiatan gotong royong
itu dilakukan dengan semangat kekeluargaan sebagai cerminan dari sila Keadilan
Sosial. Gotong royong juga tercermin pada sistem perpajakan di Indonesia. Hal ini
disebabkan karena masyarakat secara bersama-sama mengumpulkan iuran melalui
pembayaran pajak yang dimaksudkan untuk pelaksanaan pembangunan.
Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antar manusia.
Didalamnya mengkaji, antara lain latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial
dari berbagai golongan dan kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-
masalah sosial, perubahan dan pembaruan dalam masyarakat. Soekarno menegaskan
bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu masyarakat pada suatu waktu dan tempat
memiliki nilai nilai yang tertentu. Melalui pendekatan sosiologi ini pula, kita
diharapkan dapat mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahaan-
perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan
menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai nilai Pancasila. Berbeda
dengan bangsa bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki
dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang
terkandung dalam sila sila Pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja,
melainkan juga hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai
nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi
filosfis para pendiri negara.
Bung Karno menegaskan bahwa nilao nilai pancasila digali dari bumi pertiwi
Indonesia. Dengan kata lain, nilai nilai Pancasila berasal dari kehidupan sosiologis
masyarakat Indonesia. Pernyataan ini tidak diragukan lagi karena dikemukakan oleh
Bung Karno sebagai penggali Pancasila, meskipun beliau dengan rendah hati
membantah apabila disebut sebagai pencipta Pancasila, sebagaimana dikemukakan
beliau dalam paparan sebagai berikut
Makna penting lainnya dari pernyataan Bung Karno adalah Pancasila sebagai
dasar negara merupakan pemberian atau ilham dari tuhan yang mahakuasa apabila
dikaitkan dengan teori kausalitas dari Notonegoro bahwa Pancasila merupakan
penyebab lahirnya (kemerdekaan) bangsa Indonesia maka kemerdekan berasal dari
allah, Tuhan yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan makna alinea III pembukaan
UUD 1945. Sebagai mahluk tuhan, sebagai segala pemberian tuhan termasuk
kemerdekaan bangsa Indonesia ini wajib untuk disyukuri. Salah satu bentuk wujud
konret mensyukuri nikmat karunia kemerdekaan adalah dengan memeberikan
konstribusi pemikiran terhadap pembaharuan dalam masyarakat. Bentuk lain
mensyukuri kemerdekaan adalah dengan memberikan konstribusi konret bagi

3
pembangunan negara melalui kewajiban membayar pajak, karena dengan dana pajak
itulah pembangunan dapt dilangsungkan secara optimal.

2.3 Sumber Politik Pancasila

Sebagaimana diketahui bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam


Pancasila bersumber dan digali dari local wisdom, budaya, dan pengalaman bangsa
Indonesia, termasuk pengalaman dalam berhubungan dengan bangsa-bangsa lain.
Nilai-nilai Pancasila, misalnya nilai kerakyatan dapat ditemukan dalam suasana
kehidupan pedesaan yang pola kehidupan bersama yang bersatu dan demokratis yang
dijiwai oleh semangat kekeluargaan sebagaimana tercermin dalam sila keempat
Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Semangat seperti ini diperlukan dalam mengambil
keputusan yang mencerminkan musyawarah.
Sumber Politis Pendidikan Pancasila. Salah satu sumber pengayaan materi
pendidikan Pancasila adalah berasal dari fenomena kehidupan politik bangsa
Indonesia. Pola pikir untuk membangun kehidupan berpolitik yang murni dan jernih
mutlak dilakukan sesuai dengan kelima sila yang mana dalam berpolitik harus
bertumpu pada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang Adil dan Beradap,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan /Perwakilan dan dengan penuh Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia tanpa pandang bulu. Etika politik Pancasila dapat digunakan
sebagai alat untuk menelaah prilaku politik Negara, terutama sebagai metode kritis
untuk memutuskan benar atau salah sebuah kebijakaan dan tindakan pemerintah
dengan cara menelaah kesesuaian dan tindakan pemerintah itu dengan makna sila sila
Pancasila.
Etika politik harus direalisasikan oleh setiap individu yang ikut terlibat secara
konkrit dalam pelaksanaan pemerintahaan negara. Para pejabat eksekutif,legislatif,
yudikatif, para pelaksnaan dan penegak hukum harus menyadari bahwa legitimasi
hukum dan legitimasi demokratis juga harus bedasarkan pada legitimasi miral. Nilai
nilai Pancasila mutlak harus dimiliki oleh setiap penguasa yang berkuaa mengatur
pemerintahan, agar tidak menyebabkan berbagai penyimpanan seperti yang sering
terjadi dewasa ini. Seperti tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme,penyuapan,
pembunuhan, terorisme, dan penyaahgunaan narkotika sampai perselingkuhan
dikalangan elit politik yang menjadi momok masyarakat.

4
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sumber hukum yang paling mendasar dari negara Republik Indonesia adalah
Pancasila. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia, termasuk hukum
yang berlaku di Indonesia. Dengan dasar hukum pancasila, akan tercipta jiwa yang
menjunjung tinggi keadilan social dan tidak bertentangan dengan norma-norma
hukum yang berlaku.

Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum tersirat dalam UUD 1945 alinea
4 yang pada hakekatnya di bentuk sebuah undang-undang maupun peraturan lainnya
bertujuan untuk mengatur perilaku masyarakat didalam hubungannya antar anggota
masyarakat yang lain, sehingga di harapkan mampu menjamin sebuah kepastian
hukum.Sebagai generasi muda, kita harus mengamalkan Pancasila sebagai sumber
hukum yaitu dengan cara memaknai Pancasila itu sendiri.

5
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan,2013,Negara Kebangsaan Pancasila : Kultural,Historis,Filosofis,Yuridis,dan


Aktualisasinya. Yogyakarta: Penerbit Paradigma.

https://www.scribd.com/document/393892401/C-Sumber-Historis-Sosiologis-Sosiologis-
Dan-Politis-Pendidikan-Pancasila

Anda mungkin juga menyukai