DI
N
OLEH :
INTAN RAUDHATUNNISA (1012020060)
MUHAMMAD RIDHO ALAM (1012020063)
DIAN SEKAR AYU (1012020071)
MAHYA (1012020061)
Shalawat serta salam selalu kita kirimkan kepada junjungan alam penghulu
segala Nabi yaitu Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarga dan sahabatnya
sekalian,atas perjuangan beliaulah dan para sahabat nya yang setia,kita semua
dapat merasakan nikmat iman dan islam sampai saat sekarang ini,dan dengan
diiringi teknologi dan perkembangan zaman yang kita rasakan.
Kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang ikut membantu dalam
pembuatan makalah ini,terutama kepada pihak kampus yang telah menyediakan
buku yang kami butuhkan sebagai referensi untuk pembuatan makalah,disini kami
memaparkan dengan judul yang tersebut di atas dengan beberapa poin penting di
dalamnya,maka sebagai warga negara Indonesia sangat penting untuk mengetahui
sejarah Pancasila,karena Pancasila sebagai dasar negara Indonesia,sebagai
ideologi bangsa ini,kalau kita tidak peduli terhadap dasar negara maka kita salah
satu orang yang ingin meruntuhkan bangsa.
Maka dari itu kami ingin menjelaskan sedikit tentang sejarah Pancasila,tidak
hanya bermanfaat bagi pembaca tetapi juga kepada kami yang
menyusunnya,karena kita sama-sama membangun negeri ini untuk lebih
mempertahankan nilai-nilai dasar negara.Untuk lebih kesempurnaan makalah ini
kami ingin menyampaikan mohon saran dan kritiknya jika terjadi kesalahan dalam
penyusunan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................. 3
A. Kesimpulan.......................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................20
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama
dengan bangsa Indonesia sejak dulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang
saling berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan
kejadian masa sekarang dan semuanya bersumber pada masa yang akan datang.
Hal ini berarti bahwa semua aktivitas manusia pada masa lampau berkaitan
dengan kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan masa depan yang berbeda
dengan masa sebelumnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1
cita-cita kehidupan kebangsaan yang bebas,merdeka mencapai suatu masyarakat
berkesejahteraan dan berkeadilan,dan melepaskan diri dari segenap kehidupan
yang penuh penderitaan dan kemiskinan.1
Kita juga tak pernah tau melupakan betapa landasan kerohanian kita
mempertahan kan diri untuk tetap eksis dalam melindungi bengsa dan negara
republic Indonesia yang kita cintai Bersama walaupun sejak lahirnya hingga kini
tak henti-hentinya mmendapat cobaan dan mengalami pasang surut berulang kali
yang disebabkan bukan oleh Pancasila-nya sendiri(dalam arti nilai-nilai yang
tersirat di dalamnya ),namun lebih condong disebabkan perbedaan persepsi dalam
memahami dan menilai pancasila dari pihak-pihak yang ingin memiliki dasar atau
ideologi yang lain bagi negara kita ini.2
C. TUJUAN PENELITIAN
BAB II
1
Pandji setijo S.H,Persfektif sejarah Perjuanagan Bangsa,Jakarta : jalan palmerah selatan 22-
28,2010.
2
Kaelan,pendidikan Pancasila yuridis kenegaraan.Yogyakarta : Paradigma, 1999.
2
PEMBAHASAN
3. Pada masa Kerajaan Majapahit, nilai religius dan sosial politik pun sudah
timbul. Hal ini dibuktikan dengan bersatunya nusantara oleh Gajah Mada
yang didasari oleh kekuatan religio magis yang berpusat pada Sang Prabhu
dalam lembaga Pahom Narandra. Bahkan, pada masa kerajaan ini, istilah
Pancasila dikenali yang terdapat dalam buku Nagarakertagama karangan
Prapanca dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam buku
3
Kansil dan Yulianto,Sejarah Perjuanagan Pergerakan Kebangsaan Indonesia,Jakarta : Pradnya
Paramita ,1980.
3
tersebut istilah Pancasila di samping mempunyai arti “berbatu sendi yang
lima” (dalam bahasa Sangsekerta), juga mempunyai arti “pelaksanaan
kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu:
“Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia; Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia; Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.”4
4
Pandji setijo,Persfektif Sejarah Perjuangan Bangsa, Jakarta : jalan Palmerah selatan,2010
Sudiyo. Pergerakan Nasional Mencapai Mempertahankan Kemerdekaan,Jakarta : rineka
Cipta,2002.
4
Namun, hal tersebut adalah taktik Jepang agar bangsa Indonesia bersedia
membantu perangnya melawan Sekutu dalam perang Asia Timur Raya. Bangsa
Indonesia diberi keleluasaan untuk mem- propagandakan Indonesia merdeka,
boleh menyanyikan lagu Indonesia Raya dan boleh mengibarkan bendera Merah
Putih di samping bendera Jepang.
Setelah kedudukannya dirasa kuat, sifat-sifat asli Jepang sebagai penjajah mulai
tampak, dengan adanya:
Sidang BPUPKI (Dokuritsu Junbi Choosakai) dilaksanakan selama dua kali yaitu:
5
2. Tanggal 10 Juli sampai dengan 17 Juli 1945.
1. Ir. Soekarno
2. Mr. Moh. Yamin
3. Mr. Dr. Kusumah Atmadja
4. R.A. Pratalykrama
5. R. Aris
6. K.H. Dewantara
7. Ki Bagus Hadikusumo
8. B.P.H. Bintara
9. K.H. Abdul Kahar Muzakkir
10. B.P.H. Puruboyo
11. R.A.A. Wiranatakusumah
6
12. Ir. A. Munandar
13. Oei Tjang Tjoei
14. Drs. Moh. Hatta
15. Oei Tjong Hauw
16. H. Agus Salim
17. M. Soetardjo Kartohadikoesoemo
18. R.M. Margono Djojohadikusumo
19. K.H. Abdul Halim
20. K.H. Maskur
21. R. Soedirman
22. Prof. Dr. P.A.H. Djajadiningrat
23. Prof. Mr. Dr. Soepomo
24. Prof. Ir. Roosseno
25. Mr. R.P. Singgih
26. Mr. Ny. Maria Ulfah Santosa
27. R.M. Soerjo
28. R. Ruslan Wongsokusumo
29. Mr. Soesanto Tirtoprodjo
30. Ny. Soenarjo Mangoenpoespito
31. Dr. R. Boentaran
32. Liem Koen Hian
33. Mr. J. Latuharhary
34. Mr. R. Hendromartono
35. R. Soekardjo Wirjopranoto
36. Haji Ahmad Sanoesi
37. A.M. Dasaad
38. Mr. Tan Eng Hoa
39. Ir. Soerachman Tjokroadisoerjo
40. R.A.A. Soemitro Kolopaking
41. K.R.M.T. Woerjaningrat.
42. Mr. A. Soebardjo
7
43. Prof. Dr. Djenal Asikin
44. Abikoesno Tjokrosoejoso
45. Parada Harahap
46. Mr. Sartono
47. K.H. Mansoer
48. K.R.M.A. Sosrodiningrat
49. Mr. R. Soewandi
50. K.H. Wachid Hasjim
51. P.F. Dahler
52. Dr. Soekiman
53. Mr. Wongsonegoro
54. R. Otto Iskandardinata
55. A. Baswedan
56. Abdul Kadir
57. Dr. Samsi
58. Mr. A.A. Maramis
59. Mr. Samsuddin
60. Mr. Saste peljono
Pada permulaan sidang II, tanggal 10 Juli 1945 diumumkan oleh ketua adanya
tambahan 6 orang anggota, yakni:
1. 1.Abdul Fatah Hasan
2. Asikin Natanegara
3. Surjohamidjojo
4. Mohammad Noor
5. Mohammad Besar
6. Abdul Kaffar.6
6
Kansil ,CST. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,Bagian I. Jakarta : pradnya
Paramita,1980.
8
1. Sidang Pertama BPUPKI
Mr. Moch. Yamin di dalam bukunya yang berjudul Naskah Persiapan Undang-
Undang Dasar 1945 mengemukakan pada hari pertama sidang 1, BPUPKI tanggal
29 Mei 1945 mengenai Asas dan Dasar Negara Indonesia merdeka yang akan
dibentuk, yaitu:
1. Peri kebangsaan,
2. Peri kemanusiaan,
3. Peri ketuhanan,
4. 4.Peri kerakyatan, dan
5. Kesejahteraan rakyat.
Di samping usulan secara lisan tersebut di atas, juga mengusulkan usulan tertulis,
seperti berikut:
Peri Ketuhanan atau Ketuhanan Yang Maha Esa menurut Yamin bahwa
Peri Ketuhanan dapat menjadi dasar negara karena ada pengakuan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam arti Yang Satu dengan prinsip
monotheisme, bukan ateisme atau yang lain.
Peri kemanusian atau rasa kemanusiaan yang adil dan beradab dapat
menjadi dasar negara bilamana ada sifat universal dan pengakuan bahwa
9
semua manusia dan setiap makhluk di dunia adalah makhluk Tuhan,
sedangkan universal dengan inti humanisme atau kemanusiaan.
Peri kebangsaan atau kebangsaan persatuan Indonesia yang akan
digunakan bagi dasar negara oleh Moh. Yamin adalah adanya kebangsaan
atau naionalisme yang berpersatuan dalam arti uni- tarisme. Juga suatu
bentuk nasionalisme yang dapat melindungi seluruh bangsa, tumpah darah
Indonesia serta kedaulatannya, dan menjadikan bangsa yang tetap bebas
dan merdeka.
Peri kerakyatan atau kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat ke-
bijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dalam hal ini kerakyatan
atau demokrasi digunakan dasar negara bilamana seluruh anggota
masyarakat dilibatkan dalam mengatur roda pemerintahan dan menganut
sistem pemerintahan dengan suara banyak.
Kesejahteraan rakyat atau keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
adalah dalam arti keadilan yang luas untuk membuat segenap masyarakat
bangsa mendapat arti kehidupan yang berkesejahteraan dan ini akan
dijadikan dasar negara.
Tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Soepomo juga mengajukan usulan mengenai asas
dan dasar negara Indonesia merdeka sebagai berikut:
1. Persatuan/nasionalisme,
2. Kekeluargaan,
3. Takluk kepada Tuhan,
4. Musyawarah, dan
5. Keadilan rakyat.
10
Inilah yang disebutnya sebagai dasar-dasar negara Indonesia, dengan penjelasan
sebagai berikut.
Tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno atau Bung Karno mengemukakan melalui
pidato 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI yang sama, dengan mengajukan usul
agar dasar negara Indonesia merdeka diberi nama “Pancasila yang artinya “lima
dasar”.
1. Kebangsaan Indonesia,
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan,
3. Mufakat atau demokrasi,
4. Kesejahteraan sosial, dan
5. Ketuhanan yang berkebudayaan7.
7
Notonogoro . Pembukaan UUD 1945 Pokok Kaidah Fundamental Negara Indonesia.Yogyakarta :
UGM,1959.
11
1. Kebangsaan Indonesia menurut Bung Karno, asas ini memiliki arti yang
sangat luas meliputi yang dinamakan “nationale state” atau “negara
kebangsaan” dalam kesatuan tanah air dan bumi Indonesia.
12
Dan peri kemanusiaan
Dasar kedua : sosio demokrasi ialah perasaan dari demokrasi dan kesejahte-
raan sosial
Dasar ketiga : ketuhanan,yaitu ketuhanan yang menghormati antar-sesama
Umat beragama.
.
Selanjutnya, Bung Karno juga menyampaikan bahwa Ketuhanan di sini
dimaksudkan untuk menjiwai dasar sosio-nasionalisme dan dasar sosio-
demokrasi. Bung Karno juga menyatakan bahwa dari yang tiga atau trisila. Bisa
diperas lagi menjadi satu yang disebut ekasila, yang diidentikkan dengan istilah
“gotong royong”. Menurut Bung Karno, ekasila yang berisi prinsip gotong royong
adalah suatu paham yang dinamis, yang menggambarkan suatu karya bersama,
satu buat semua, semua buat satu, semua buat semua.
Hari terakhir sidang pertama BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, oleh Ketua
BPUPKI Dr. Radjiman Wediodiningrat telah dibentuk sebuah panitia kecil yang
terdiri atas 8 orang anggota yang diketuai oleh Bung Karno (selanjutnya disebut
Panitia Delapan), yang ditugasi untuk memeriksa dan
mengklasifikasikan/menggolong-golongkan usul-usul yang telah masuk baik lisan
maupun tulisan. Panitia delapan bekerja pada masa BPUPKI reses (resesnya
berlangsung dari tanggal 2 Juni sampai 9 Juli 1945) dan berlangsung dengan
lancar. Pada tanggal 22 Juni 1945 Ketua Panitia Delapan Ir. Soekarno dapat
mengumpulkan 38 orang anggota BPUPKI yang sebagian kebetulan berdatangan
dari daerah luar Jakarta dalam rangka menghadiri Sidang Chuo Sangi In (badan
penasihat pemerintah bala tentara Jepang) dan sebagian memang berada di Jakarta
dan melakukan pembicaraan lanjut mengenai berbagai masalah yang menjadi
tugas Panitia Delapan, terutama masalah dasar negara, hubungan agama dan
negara. Sehabis pembicaraan para tokoh yang 38 orang itu dilanjutkan
13
pembentukan sebuah panitia kecil dari antara mereka yang terdiri dari 9 orang
(selanjutnya disebut Panitia Sembilan) yang diberi tugas untuk menuntaskan
pembicaraan mengenai dasar negara Indonesia merdeka dan merumuskan
hasilnya.
Mereka itu ialah 1. Ir.Soekarno, 2. Drs. Muhammad Hatta, 3. Mr. A.A. Maramis,
4. K.H.Wahid Hasyim, 5. K.H. Abdul Kahar Muzakir, 6. H.Agus Salim, 7.
Abikusno Tjokrosuyoso, 8. Mr.Ahmad Soebardjo, dan 9. Mr.Mohammad Yamin.
Pada malam hari, tanggal 22 Juni 1945, di rumah Bung Karno, Jalan Pegangsaan
Timur No. 56, Panitia Sembilan rapat dan dapat berhasil merumuskan suatu
naskah "Rancangan Mukadimah Hukum Dasar," yang kemudian oleh Mr.
Mohammad Yamin dinamakan "Jakarta Charter" atau "Piagam Jakarta".
9
Pandji Setijo,Persfektif Sejarah Perjuangan Bangsa,Jakarta : jalan Palmerah selatan,2010.
14
D. PANCASILA ERA KEMERDEKAAN
15
18. Andi Pangeran Petta Rani
19. Yap Tjiwan Bing 20. Wiranatakusumah
20. Ki Hadjar Dewantoro
21. Sayuti Melik
22. Mr. Iwa Kusumasumantri
23. Mr. Ahmad Soebardjo
Dihilangkan dan diganti dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. Manakala suatu
masalah yang begitu serius dan yang dapat membahayakan keutuhan negara dan
bangsa dapat diatasi dalam sidang kecil terbatas dalam waktu yang singkat cukup
lima belas menit maka itu adalah suatu kenyataan dan bukti bahwa pemimpin-
10
Hatta,Mohammad.Sekitar Proklamasi. Jakarta : Tinamas, 1970.
Hazairin.Demokrasi Pancasila. Jakarta : Rineka Cipta,1983.
Janakabhivamsa,ashin. Abhidhama sehari-hari – Filosofi Tertinggi Bhuddis dalam terapan
Etika.Jakarta : Karaniya Dhamma Universal Bagi Semua,2005.
16
pemimpin tersebut pada waktu itu benar-benar menempatkan kepentingan
keutuhan negara dan persatuan bangsa di atas kepentingan apa pun yang lain.
syawaratan / perwakilan
17
Mukadimah (Pembukaan) dan Rancangan UUD (menjadi Pembukaan dan
Undang-Undang Dasar Negara RI 1945), secara sah dan resmi menjadi dasar
negara RI. menurut ketentuan yuridis konstitusional.)11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
11
Piagam Jakarta dan Undang-Undang Dasar 1945 serta amandemen I,II,III,IV beserta
penjelasannya.Bandung Citra Umbara,2002.
18
Mengingat kembali yang terjadi pada masa-masa sebelum,pada saat,maupun
sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,hal ini dinilai penting
dikemukakan karena ada keterkaitan yang sangat erat antara
proklamasi,Pancasila,Pembukaan UUD 1945.Proklamasi menjadi sumber hukum
bagi pembentukan suatu negara RI yang wilayahnya dari sabang sampai Merauke
dan pencapaian proklamasi selain melalui proses perjuangan yang sangat
Panjang ,melalui jalan perundingan ataupun percaturan politik.
DAFTAR PUSTAKA
12
Pandji setijo, Persfektif Sejarah Perjuangan Bangsa , Jakarta : jalan palmerah selatan,2010.
19
Pandji setijo,Persfektif Sejarah Perjuangan Bangsa, Jakarta : jalan Palmerah
selatan,2010
Sudiyo. Pergerakan Nasional Mencapai Mempertahankan Kemerdekaan,Jakarta :
rineka Cipta,2002.
Pandji setijo,Persfektif Sejarah Perjuangan Bangsa, Jakarta : jalan Palmerah
selatan,2010
Bung karno. Pancasila Sebagai dasar Negara,Jakarta : Gunung Agung ,2001.
Kansil ,CST. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,Bagian I. Jakarta : pradnya
Paramita,1980.
20