Anda di halaman 1dari 24

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA

INDONESIA PADA MASA PRA KEMERDEKAAN SAMPAI


DENGAN MERDEKA

DOSEN PENGAMPU : TARMIZI S.Ag. S.Pd.I, M.Pd.

DI

N
OLEH :
INTAN RAUDHATUNNISA (1012020060)
MUHAMMAD RIDHO ALAM (1012020063)
DIAN SEKAR AYU (1012020071)
MAHYA (1012020061)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA
2021 M / 1442 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa yaitu kepada Allah SWT
Yang telah memberikan kami kekuatan kemudahan dalam menyelesaikan tugas
makalah dari Bapak Tarmizi S,A,g S,Pd,I M.P.d selaku dosen pengampu mata
kuliah Pancasila,dengan judul makalah kami “Pancasila Dalam Kajian Sejarah
Bangsa Indonesia Pada Masa Pra Kemerdekaan sampai Dengan Merdeka”.

Shalawat serta salam selalu kita kirimkan kepada junjungan alam penghulu
segala Nabi yaitu Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarga dan sahabatnya
sekalian,atas perjuangan beliaulah dan para sahabat nya yang setia,kita semua
dapat merasakan nikmat iman dan islam sampai saat sekarang ini,dan dengan
diiringi teknologi dan perkembangan zaman yang kita rasakan.

Kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang ikut membantu dalam
pembuatan makalah ini,terutama kepada pihak kampus yang telah menyediakan
buku yang kami butuhkan sebagai referensi untuk pembuatan makalah,disini kami
memaparkan dengan judul yang tersebut di atas dengan beberapa poin penting di
dalamnya,maka sebagai warga negara Indonesia sangat penting untuk mengetahui
sejarah Pancasila,karena Pancasila sebagai dasar negara Indonesia,sebagai
ideologi bangsa ini,kalau kita tidak peduli terhadap dasar negara maka kita salah
satu orang yang ingin meruntuhkan bangsa.

Maka dari itu kami ingin menjelaskan sedikit tentang sejarah Pancasila,tidak
hanya bermanfaat bagi pembaca tetapi juga kepada kami yang
menyusunnya,karena kita sama-sama membangun negeri ini untuk lebih
mempertahankan nilai-nilai dasar negara.Untuk lebih kesempurnaan makalah ini
kami ingin menyampaikan mohon saran dan kritiknya jika terjadi kesalahan dalam
penyusunan.

Langsa ,29 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL........................................................................................... i

KATA PENGANTAR..................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................1

A. Latar Belakang ..................................................................1


B. Rumusan Masalah .............................................................1
C. Tujuan Penelitian..............................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................. 3

A. Pancasila Era Pra Kemerdekaan..................................... 3


B. Awalnya Pembentukan BPUPKI......................................4
C. Proses Perumusan Dasar Negara.....................................9
D. Pancasila Era Kemerdekaan..........................................15

BAB III PENUTUP.....................................................................19

A. Kesimpulan.......................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..................................................................20

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama
dengan bangsa Indonesia sejak dulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang
saling berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan
kejadian masa sekarang dan semuanya bersumber pada masa yang akan datang.
Hal ini berarti bahwa semua aktivitas manusia pada masa lampau berkaitan
dengan kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan masa depan yang berbeda
dengan masa sebelumnya.

Dasar Negara merupakan alas, pijakan atau fundamen yang mampu


memberikan kekuatan terhadap berdirinya sebuah Negara. Negara Indonesia
dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu Pancasila.
Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar Negara, merupakan sumber kaidah
hukum yang mengatur Negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh
unsur-unsurnya yaitu pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam
kedudukannya merupakan dasar pijakan penyelenggaraan Negara dan seluruh
kehidupan Negara Republik Indonesia. Pancasila sebagai dasar Negara
mempunyai arti yaitu mengatur penyelenggaraan pemerintahan. Konsekuensinya
adalah Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum. Hal ini
menempatkan Pancasila sebagai dasar Negara yang berarti melaksanakan nilai-
nilai Pancasila dalam semua peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh
karena itu, sudah seharusnya semua peraturan perundang-undangan di Negara
Republik Indonesia bersumber pada Pancasila.

B. RUMUSAN MASALAH

Nilai kerohanian (dasar negara ) yang tercantum dalam pembukaan undang-


undang dasar 1945 akan berperan mengantarkan bangsa Indonesia menuju suatu

1
cita-cita kehidupan kebangsaan yang bebas,merdeka mencapai suatu masyarakat
berkesejahteraan dan berkeadilan,dan melepaskan diri dari segenap kehidupan
yang penuh penderitaan dan kemiskinan.1

Kita juga tak pernah tau melupakan betapa landasan kerohanian kita
mempertahan kan diri untuk tetap eksis dalam melindungi bengsa dan negara
republic Indonesia yang kita cintai Bersama walaupun sejak lahirnya hingga kini
tak henti-hentinya mmendapat cobaan dan mengalami pasang surut berulang kali
yang disebabkan bukan oleh Pancasila-nya sendiri(dalam arti nilai-nilai yang
tersirat di dalamnya ),namun lebih condong disebabkan perbedaan persepsi dalam
memahami dan menilai pancasila dari pihak-pihak yang ingin memiliki dasar atau
ideologi yang lain bagi negara kita ini.2

C. TUJUAN PENELITIAN

Melalui pendidikan Pancasila mahasiswa diharapkan mampu


memahami,menganalisis,dan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari.menjadi warga negara yang memiliki
pandangan yang benar terhadap nilai-nilai demokrasi dan HAM.

BAB II
1
Pandji setijo S.H,Persfektif sejarah Perjuanagan Bangsa,Jakarta : jalan palmerah selatan 22-
28,2010.
2
Kaelan,pendidikan Pancasila yuridis kenegaraan.Yogyakarta : Paradigma, 1999.

2
PEMBAHASAN

A. PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAN

Pancasila merupakan Khasanah budaya Indonesia. Nilai-nilai yang ada pada


Pancasila bahkan hidup sejak dahulu dalam sejarah Indonesia. Beberapa contoh
nilai yang terdapat dalam beberapa kerajaan yang ada di Indonesia, seperti
berikut:

1. Pada Kerajaan Kutai yang telah menampakkan sosial politik, dan


Ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri dan sedekah kepada para
Brahmana.

2. Pada Perkembangan Kerajaan Sriwijaya yang disebut juga sebagai Negara


Indonesia pertama dengan dasar kedatuan dapat ditemukan nilai-nilai
Pancasila material yang paling berkaitan satu sama lain, seperti nilai
persatuan yang tidak terpisahkan dengan nilai ke-Tuhanan yang tampak
pada raja sebagai pusat kekuasaan dengan kekuatan religius berusaha
mempertahankan kewibawaannya terhadap para datu. Demi kian juga
nilai-nilai kemasyarakatan dan ekonomi yang terjalin satu sama lain
dengan nilai internasionalisme dalam bentuk hubungan dagang yang
terentang dari pedalaman sampai ke negeri-negeri seberang lautan
pelabuhan kerajaan dan Selat Malaka yang diamankan oleh para nomad
laut yang menjadi bagian dari birokrasi pemerintahan Sriwijaya3.

3. Pada masa Kerajaan Majapahit, nilai religius dan sosial politik pun sudah
timbul. Hal ini dibuktikan dengan bersatunya nusantara oleh Gajah Mada
yang didasari oleh kekuatan religio magis yang berpusat pada Sang Prabhu
dalam lembaga Pahom Narandra. Bahkan, pada masa kerajaan ini, istilah
Pancasila dikenali yang terdapat dalam buku Nagarakertagama karangan
Prapanca dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam buku
3
Kansil dan Yulianto,Sejarah Perjuanagan Pergerakan Kebangsaan Indonesia,Jakarta : Pradnya
Paramita ,1980.

3
tersebut istilah Pancasila di samping mempunyai arti “berbatu sendi yang
lima” (dalam bahasa Sangsekerta), juga mempunyai arti “pelaksanaan
kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu:

1. Tidak boleh melakukan kekerasan.

2. Tidak boleh mencuri.

3. Tidak boleh berjiwa dengki.

4. Tidak boleh berbohong.

5. Tidak boleh minum-minuman keras.

Selanjutnya, sebagai sejarah yang merefleksikan dinamika kehidupan kebangsaan


yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila adalah termanifestasi dalam Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

“Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia; Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia; Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.”4

B. AWALNYA PEMBENTUKAN BPUPKI

Jepang mendarat di Indonesia pada tahun 1942, melalui Tarakan, Minahasa


dan Sulawesi, Balikpapan, Ambon, Batavia (Jakarta), dan Bandung. Belanda
menyerah kalah terhadap Jepang pada tanggal 9 Maret 1942.

Pertama kali datang di Indonesia, Jepang berpropaganda sebagai berikut:

1. Jepang mengaku sebagai saudara tua;


2. Jepang akan membebaskan bangsa Asia dari penjajahan Barat;
3. Jepang akan membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Barat.

4
Pandji setijo,Persfektif Sejarah Perjuangan Bangsa, Jakarta : jalan Palmerah selatan,2010
Sudiyo. Pergerakan Nasional Mencapai Mempertahankan Kemerdekaan,Jakarta : rineka
Cipta,2002.

4
Namun, hal tersebut adalah taktik Jepang agar bangsa Indonesia bersedia
membantu perangnya melawan Sekutu dalam perang Asia Timur Raya. Bangsa
Indonesia diberi keleluasaan untuk mem- propagandakan Indonesia merdeka,
boleh menyanyikan lagu Indonesia Raya dan boleh mengibarkan bendera Merah
Putih di samping bendera Jepang.

Setelah kedudukannya dirasa kuat, sifat-sifat asli Jepang sebagai penjajah mulai
tampak, dengan adanya:

1. Sikap yang keras, melarang kebebasan yang telah diberikan sebelumnya


(propaganda merdeka, lagu Indonesia Raya, pengibaran Sang Merah
Putih);
2. Kekejaman tindakan, membuat tenaga kerja paksa (romusa) dan rakyat
banyak menderita kurang makan, sakit dan lain-lain.
3. Menanamkan rasa benci kepada Sekutu.

Dalam perkembangan selanjutnya, antara tahun 1944-1945 posisi Jepang di


lautan Teduh semakin terdesak oleh operasi tentara Sekutu, sedangkan rakyat
Indonesia sebagai bangsa terjajah tetap melalukan perlawanan melalui gerakan di
bawah tanah. Bulan September 1944 Jepang mengumumkan berniat memberikan
kemerdekaan kepada bangsa Indonesia dengan sementara memberikan kebebasan-
kebebasan, seperti yang pernah diberikan sebelumnya. Di samping itu, oleh
Jepang dibentuk sebuah badan yang dinamakan Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI/Dokuritzu Junbi Choosakai) pada
tanggal 29 April 1945, dan yang diresmikan/dilantik pada tanggal 28 Mei 1945,
dengan tugas untuk menyelidiki kemungkinan Indonesia merdeka.5

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)

Sidang BPUPKI (Dokuritsu Junbi Choosakai) dilaksanakan selama dua kali yaitu:

1. Tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945, dan


5
Pandji setijo,Persfektif Sejarah Perjuangan Bangsa, Jakarta : jalan Palmerah selatan,2010
Bung karno. Pancasila Sebagai dasar Negara,Jakarta : Gunung Agung ,2001.

5
2. Tanggal 10 Juli sampai dengan 17 Juli 1945.

Dalam sidang BPUPKI, pertama Ketua BPUPKI, Dr. Radjiman


Wediodiningrat menanyakan apakah dasar negara yang akan dipakai apabila
Indonesia nanti merdeka. Dasar negara Indonesia yang akan dibentuk harus sesuai
dengan corak dan kepribadian Indonesia sendiri. Indonesia tidak bisa meniru dasar
dan susunan negara dari negara yang lain, misalnya dari Barat. Dasar dan susunan
negara-negara Barat, khususnya Amerika dan Eropa Barat yang individualisme
dan Jiberalisme mengutamakan kebebasan dalam memperkembangkan daya hidup
di segala bidang kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

BPUPKI diresmikan pada tanggal 28 Mei 1945. Peresmian dilakukan oleh


Saikoo Sikikan (pembesar pemerintah bala tentara Jepang) dan pada hari
berikutnya (29 Mei 1945) dimulailah sidangnya yang pertama. Badan ini ditugasi
untuk mempelajari hal-hal apa saja yang di- perlukan untuk menyelenggarakan
negara baru yang merdeka. Adapun badan ini terdiri atas 63 anggota, termasuk
satu ketua dan dua orang wakilnya, ialah Dr. Radjiman Wediodiningrat, dengan
Wakil Ketua, Ichibangase, seorang warga Jepang, dan Wakil Ketua II, R.Pandji
Suroso.

Anggota-anggotanya terdiri atas:

1. Ir. Soekarno
2. Mr. Moh. Yamin
3. Mr. Dr. Kusumah Atmadja
4. R.A. Pratalykrama
5. R. Aris
6. K.H. Dewantara
7. Ki Bagus Hadikusumo
8. B.P.H. Bintara
9. K.H. Abdul Kahar Muzakkir
10. B.P.H. Puruboyo
11. R.A.A. Wiranatakusumah

6
12. Ir. A. Munandar
13. Oei Tjang Tjoei
14. Drs. Moh. Hatta
15. Oei Tjong Hauw
16. H. Agus Salim
17. M. Soetardjo Kartohadikoesoemo
18. R.M. Margono Djojohadikusumo
19. K.H. Abdul Halim
20. K.H. Maskur
21. R. Soedirman
22. Prof. Dr. P.A.H. Djajadiningrat
23. Prof. Mr. Dr. Soepomo
24. Prof. Ir. Roosseno
25. Mr. R.P. Singgih
26. Mr. Ny. Maria Ulfah Santosa
27. R.M. Soerjo
28. R. Ruslan Wongsokusumo
29. Mr. Soesanto Tirtoprodjo
30. Ny. Soenarjo Mangoenpoespito
31. Dr. R. Boentaran
32. Liem Koen Hian
33. Mr. J. Latuharhary
34. Mr. R. Hendromartono
35. R. Soekardjo Wirjopranoto
36. Haji Ahmad Sanoesi
37. A.M. Dasaad
38. Mr. Tan Eng Hoa
39. Ir. Soerachman Tjokroadisoerjo
40. R.A.A. Soemitro Kolopaking
41. K.R.M.T. Woerjaningrat.
42. Mr. A. Soebardjo

7
43. Prof. Dr. Djenal Asikin
44. Abikoesno Tjokrosoejoso
45. Parada Harahap
46. Mr. Sartono
47. K.H. Mansoer
48. K.R.M.A. Sosrodiningrat
49. Mr. R. Soewandi
50. K.H. Wachid Hasjim
51. P.F. Dahler
52. Dr. Soekiman
53. Mr. Wongsonegoro
54. R. Otto Iskandardinata
55. A. Baswedan
56. Abdul Kadir
57. Dr. Samsi
58. Mr. A.A. Maramis
59. Mr. Samsuddin
60. Mr. Saste peljono

Pada permulaan sidang II, tanggal 10 Juli 1945 diumumkan oleh ketua adanya
tambahan 6 orang anggota, yakni:
1. 1.Abdul Fatah Hasan
2. Asikin Natanegara
3. Surjohamidjojo
4. Mohammad Noor
5. Mohammad Besar
6. Abdul Kaffar.6

C. PROSES PERUMUSAN DASAR NEGARA

6
Kansil ,CST. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,Bagian I. Jakarta : pradnya
Paramita,1980.

8
1. Sidang Pertama BPUPKI

Tokoh penting yang menyampaikan jawaban melalui perumusan dasar


negara, antara lain, adalah Mr. Moch. Yamin, Prof. Soepomo, dan Ir. Soekarno.

Mr. Moch. Yamin di dalam bukunya yang berjudul Naskah Persiapan Undang-
Undang Dasar 1945 mengemukakan pada hari pertama sidang 1, BPUPKI tanggal
29 Mei 1945 mengenai Asas dan Dasar Negara Indonesia merdeka yang akan
dibentuk, yaitu:

1. Peri kebangsaan,
2. Peri kemanusiaan,
3. Peri ketuhanan,
4. 4.Peri kerakyatan, dan
5. Kesejahteraan rakyat.

Di samping usulan secara lisan tersebut di atas, juga mengusulkan usulan tertulis,
seperti berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa,


2. Kebangsaan persatuan Indonesia,
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam per-
musyawaratan perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Adapun dengan penjelasan sebagai berikut.

 Peri Ketuhanan atau Ketuhanan Yang Maha Esa menurut Yamin bahwa
Peri Ketuhanan dapat menjadi dasar negara karena ada pengakuan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam arti Yang Satu dengan prinsip
monotheisme, bukan ateisme atau yang lain.
 Peri kemanusian atau rasa kemanusiaan yang adil dan beradab dapat
menjadi dasar negara bilamana ada sifat universal dan pengakuan bahwa

9
semua manusia dan setiap makhluk di dunia adalah makhluk Tuhan,
sedangkan universal dengan inti humanisme atau kemanusiaan.
 Peri kebangsaan atau kebangsaan persatuan Indonesia yang akan
digunakan bagi dasar negara oleh Moh. Yamin adalah adanya kebangsaan
atau naionalisme yang berpersatuan dalam arti uni- tarisme. Juga suatu
bentuk nasionalisme yang dapat melindungi seluruh bangsa, tumpah darah
Indonesia serta kedaulatannya, dan menjadikan bangsa yang tetap bebas
dan merdeka.
 Peri kerakyatan atau kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat ke-
bijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dalam hal ini kerakyatan
atau demokrasi digunakan dasar negara bilamana seluruh anggota
masyarakat dilibatkan dalam mengatur roda pemerintahan dan menganut
sistem pemerintahan dengan suara banyak.
 Kesejahteraan rakyat atau keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
adalah dalam arti keadilan yang luas untuk membuat segenap masyarakat
bangsa mendapat arti kehidupan yang berkesejahteraan dan ini akan
dijadikan dasar negara.

Terlihat di atas bahwa kedua usulan Muhammad Yamin, baik dalam


perumusan maupun kata-katanya serta urutan silanya adalah berlainan, tetapi
usulan yang tertulis sangat mirip/mendekati rumusan Pancasila yang resmi.

Tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Soepomo juga mengajukan usulan mengenai asas
dan dasar negara Indonesia merdeka sebagai berikut:

1. Persatuan/nasionalisme,
2. Kekeluargaan,
3. Takluk kepada Tuhan,
4. Musyawarah, dan
5. Keadilan rakyat.

10
Inilah yang disebutnya sebagai dasar-dasar negara Indonesia, dengan penjelasan
sebagai berikut.

1. Persatuan Indonesia, artinya negara bersatu secara totaliter atau


integralistik tanpa mempertimbangkan kepentingan individual.
2. Kekeluargaan adalah semacam berkebudayaan Indonesia yang murni dan
bersifat ketimuran.
3. Takluk kepada Tuhan artinya urusan Tuhan diserahkan kepada pihak yang
bersangkutan dengan agama masing-masing dan agar selalu ingat Tuhan
setiap waktu. Urusan Tuhan harus terpisah dari urusan negara.
4. Musyawarah dalam arti pemerintahan dilaksanakan melalui badan-badan
permusyawaratan (menggunakan asas-asas musyawarah untuk
mendapatkan mufakat).
5. Keadilan rakyat menghendaki arti keadilan yang tercipta harus
mengutamakan kepentingan rakyat sesuai dengan sifat ketimuran.

Tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno atau Bung Karno mengemukakan melalui
pidato 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI yang sama, dengan mengajukan usul
agar dasar negara Indonesia merdeka diberi nama “Pancasila yang artinya “lima
dasar”.

Adapun urutannya adalah sebagai berikut:

1. Kebangsaan Indonesia,
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan,
3. Mufakat atau demokrasi,
4. Kesejahteraan sosial, dan
5. Ketuhanan yang berkebudayaan7.

Urutan tersebut masing-masing dapat diberikan penjelasan sebagai berikut.

7
Notonogoro . Pembukaan UUD 1945 Pokok Kaidah Fundamental Negara Indonesia.Yogyakarta :
UGM,1959.

11
1. Kebangsaan Indonesia menurut Bung Karno, asas ini memiliki arti yang
sangat luas meliputi yang dinamakan “nationale state” atau “negara
kebangsaan” dalam kesatuan tanah air dan bumi Indonesia.

2. Internasionalisme atau perikemanusiaan, Bung Karno melalui asas ini


menghendaki bangsa Indonesia bisa berkembang bersama bangsa lain di
dunia pada umumnya karena dunia merupakan satu keluarga bangsa-
bangsa.

3. Mufakat atau demokrasi, asas ini menurut Bung Karno harus


memberikan/berusaha sebaik-baiknya agar segenap permasalahan yang
ada dapat diselesaikan melalui musyawarah dalam badan perwakilan yang
sudah dipilih dan dengan sungguh-sungguh dapat mencapai mufakat.

4. Kesejahteraan sosial, melalui asas ini Bung Karno menghendaki dan


menginginkan tercipta suatu kehidupan yang layak bagi kemanusiaan agar
segenap rakyatnya hidup berkesejahteraan, cukup sandang, pangan,
perumahan, dan keadilan bagi seluruh rakyat bangsa berdasar
keseimbangan atas hak dan kewajiban.

5. Ketuhanan yang berkebudayaan, dengan asas ini Bung Karno


menghendaki agar setiap bangsa Indonesia harus ber-Tuhan, setiap orang,
dan warga negara bertaqwa kepada Tuhan menurut agama mereka masing-
masing dan saling menghormati antar- umat beragama. 8

Atas usulan itu, Bung Karno juga menambahkan bilamana sidang


memandang perlu, lima dasar negara itu boleh diringkas lagi menjadi tiga
rumusan saja, dengan nama trisila, yaitu sebagai berikut,

Dasar pertama : sosio nasionalisme merupakan perasaan dari kebangsaan dan


8
Subardjo,ahmad. Peranan Ide-ide dalam Gerakan Kemerdekaan Indonesia.Jakarta : Idayu
Press,1975.

12
Dan peri kemanusiaan
Dasar kedua : sosio demokrasi ialah perasaan dari demokrasi dan kesejahte-
raan sosial
Dasar ketiga : ketuhanan,yaitu ketuhanan yang menghormati antar-sesama
Umat beragama.
.
Selanjutnya, Bung Karno juga menyampaikan bahwa Ketuhanan di sini
dimaksudkan untuk menjiwai dasar sosio-nasionalisme dan dasar sosio-
demokrasi. Bung Karno juga menyatakan bahwa dari yang tiga atau trisila. Bisa
diperas lagi menjadi satu yang disebut ekasila, yang diidentikkan dengan istilah
“gotong royong”. Menurut Bung Karno, ekasila yang berisi prinsip gotong royong
adalah suatu paham yang dinamis, yang menggambarkan suatu karya bersama,
satu buat semua, semua buat satu, semua buat semua.

2. Tugas Panitia Sembilan dalam Piagam Jakarta 22 Juni 1945

Hari terakhir sidang pertama BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, oleh Ketua
BPUPKI Dr. Radjiman Wediodiningrat telah dibentuk sebuah panitia kecil yang
terdiri atas 8 orang anggota yang diketuai oleh Bung Karno (selanjutnya disebut
Panitia Delapan), yang ditugasi untuk memeriksa dan
mengklasifikasikan/menggolong-golongkan usul-usul yang telah masuk baik lisan
maupun tulisan. Panitia delapan bekerja pada masa BPUPKI reses (resesnya
berlangsung dari tanggal 2 Juni sampai 9 Juli 1945) dan berlangsung dengan
lancar. Pada tanggal 22 Juni 1945 Ketua Panitia Delapan Ir. Soekarno dapat
mengumpulkan 38 orang anggota BPUPKI yang sebagian kebetulan berdatangan
dari daerah luar Jakarta dalam rangka menghadiri Sidang Chuo Sangi In (badan
penasihat pemerintah bala tentara Jepang) dan sebagian memang berada di Jakarta
dan melakukan pembicaraan lanjut mengenai berbagai masalah yang menjadi
tugas Panitia Delapan, terutama masalah dasar negara, hubungan agama dan
negara. Sehabis pembicaraan para tokoh yang 38 orang itu dilanjutkan

13
pembentukan sebuah panitia kecil dari antara mereka yang terdiri dari 9 orang
(selanjutnya disebut Panitia Sembilan) yang diberi tugas untuk menuntaskan
pembicaraan mengenai dasar negara Indonesia merdeka dan merumuskan
hasilnya.

Mereka itu ialah 1. Ir.Soekarno, 2. Drs. Muhammad Hatta, 3. Mr. A.A. Maramis,
4. K.H.Wahid Hasyim, 5. K.H. Abdul Kahar Muzakir, 6. H.Agus Salim, 7.
Abikusno Tjokrosuyoso, 8. Mr.Ahmad Soebardjo, dan 9. Mr.Mohammad Yamin.

Pada malam hari, tanggal 22 Juni 1945, di rumah Bung Karno, Jalan Pegangsaan
Timur No. 56, Panitia Sembilan rapat dan dapat berhasil merumuskan suatu
naskah "Rancangan Mukadimah Hukum Dasar," yang kemudian oleh Mr.
Mohammad Yamin dinamakan "Jakarta Charter" atau "Piagam Jakarta".

Di dalam Rancangan Mukadimah Hukum Dasar itu tercantum rumusan Pancasila


pada paragraf keempat, yang tata urutannya adalah sebagai berikut.

a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan Indonesia.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Selain itu, paragraf IV Piagam Jakarta diangkat menjadi bagian rancangan


Pembukaan Undang-Undang Dasar. Selanjutnya, apa yang menjadi hasil dari
Panitia 9 dilaporkan kepada Panitia 8 yang merupakan panitia resmi, bentukan
dari BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 (sebelum masa reses). Adapun mengenai
Piagam Jakarta, yang keseluruhan rumusan hampir sama dengan rumusan
Pembukaan Undang-Undang Dasar, pada paragraf III, berisi rumusan teks
Proklamasi Kemerdekaan untuk yang pertama kali.9

9
Pandji Setijo,Persfektif Sejarah Perjuangan Bangsa,Jakarta : jalan Palmerah selatan,2010.

14
D. PANCASILA ERA KEMERDEKAAN

Pengesahan Pembukaan UUD, Dasar Negara, dan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia 1945

Pada awal bulan Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan, sebagai penggantinya


dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 7
Agustus 1945, sesuai dengan usul BPUPKI sendiri.

Ada pun anggota dan pimpinan PPKI ialah:

1. Ir. Soekarno (ketua)

2. Drs. Mohamad Hatta (wakil ketua)

Dengan anggota-anggotanya sebagai berikut.

1. Dr. Rajiman Wediodiningrat


2. Mr. Soepomo
3. Pangeran Purboyo
4. K.H. Wahid Hasjim
5. Dr. Mohamad Amir
6. Mr. Teuku Mohamad Hasan
7. Mr. Latuharhary
8. Mr. I Gusti Ketut Poedja
9. A.A. Hamidan
10. Otto Iskandardinata
11. Abdul Kadir
12. Raden Pandji Soeroso
13. Mas Sutardjo Kartohadikusumo
14. Pangeran Surjohamidjojo
15. Ki. Bagus Hadikusumo
16. Mr. Abdul Abbas
17. Dr. G.J.J.S. Ratulangi

15
18. Andi Pangeran Petta Rani
19. Yap Tjiwan Bing 20. Wiranatakusumah
20. Ki Hadjar Dewantoro
21. Sayuti Melik
22. Mr. Iwa Kusumasumantri
23. Mr. Ahmad Soebardjo

PPKI bertugas menentukan dan menyelesaikan bentuk negara dan


menuntaskan Rancangan Hukum Dasar selanjutnya. Di samping itu, juga akan
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia serta menyelenggarakan negara Indonesia
merdeka di atas hukum dasar negara yang sedang disusun.

Untuk pertama kali sesuai dengan rencana, PPKI akan menyelenggarakan


sidang pleno pada tanggal 18 Agustus 1945. Namun, sebelum sidang berlangsung,
Drs. Mohamad Hatta selaku Wakil Ketua PPKI mengajak Ki Bagus Hadikusumo,
K.H.Mohamad Hasjim, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Mr. Teuku Mohamad
Hasan untuk mengadakan rapat pendahuluan, guna mengadakan pembicaraan
tentang masalah yang sangat penting Rapat tersebut berlangsung sangat singkat
dan dalam waktu lima belas menit telah menghasilkan suatu mufakat di antara
kelima tokoh pemimpin bangsa Indonesia tersebut, yaitu bagian kalimat pada
paragraf keempat baris kedelapan yang berbunyi Ketuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.10

Dihilangkan dan diganti dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. Manakala suatu
masalah yang begitu serius dan yang dapat membahayakan keutuhan negara dan
bangsa dapat diatasi dalam sidang kecil terbatas dalam waktu yang singkat cukup
lima belas menit maka itu adalah suatu kenyataan dan bukti bahwa pemimpin-

10
Hatta,Mohammad.Sekitar Proklamasi. Jakarta : Tinamas, 1970.
Hazairin.Demokrasi Pancasila. Jakarta : Rineka Cipta,1983.
Janakabhivamsa,ashin. Abhidhama sehari-hari – Filosofi Tertinggi Bhuddis dalam terapan
Etika.Jakarta : Karaniya Dhamma Universal Bagi Semua,2005.

16
pemimpin tersebut pada waktu itu benar-benar menempatkan kepentingan
keutuhan negara dan persatuan bangsa di atas kepentingan apa pun yang lain.

Dengan demikian, menurut UUD 1945 Pancasila berbunyi sebagai berikut:

Satu : Ketuhanan Yang Maha Esa

Dua : Kemanusiaan Yang adil dan Beradab

Tiga : Persatuan Indonesia

Empat : Kerakyatan Yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam


permu-

syawaratan / perwakilan

Lima : Keadilan sosial Bagi seluruh rakyat indonesia

Fungsi PPKI dalam hal ini antara lain sebagai berikut:

1. mewakili seluruh bangsa Indonesia,


2. badan pembentuk negara RI, setelah proklamasi kemerdekaan, dan
3. peletak dasar negara RI.

Selain itu, PPKI dalam sidang tersebut juga menetapkan.

1. Piagam Jakarta menjadi Pembukaan UUD 1945 dengan mengalami


perubahan, 2. Rancangan Hukum Dasar (saat BPUPKI) disahkan menjadi
Undang-Undang Dasar Negara RI (UUD 1945) dengan mengalami
perubahan seperlunya,
2. memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden RI., dan Drs. Moh. Hatta sebagai
Wakil Presiden RI, dan
3. Sebelum terbentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),
kekuasaan dijalankan oleh presiden dengan bantuan sebuah komite
nasional.

Pancasila inilah yang akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945, di dalam


sidang pertama PPKI, yang juga berbarengan dengan penetapan Rancangan

17
Mukadimah (Pembukaan) dan Rancangan UUD (menjadi Pembukaan dan
Undang-Undang Dasar Negara RI 1945), secara sah dan resmi menjadi dasar
negara RI. menurut ketentuan yuridis konstitusional.)11

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

11
Piagam Jakarta dan Undang-Undang Dasar 1945 serta amandemen I,II,III,IV beserta
penjelasannya.Bandung Citra Umbara,2002.

18
Mengingat kembali yang terjadi pada masa-masa sebelum,pada saat,maupun
sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,hal ini dinilai penting
dikemukakan karena ada keterkaitan yang sangat erat antara
proklamasi,Pancasila,Pembukaan UUD 1945.Proklamasi menjadi sumber hukum
bagi pembentukan suatu negara RI yang wilayahnya dari sabang sampai Merauke
dan pencapaian proklamasi selain melalui proses perjuangan yang sangat
Panjang ,melalui jalan perundingan ataupun percaturan politik.

Konsep Pancasila sebagai dasar negara di ajukan oleh Ir.Soekarno dalam


pidatonya pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI tanggal 1 juni 1945,yang
isinya untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar falsafah negara atau filoshophice
grondslag bagi negara Indonesia merdeka.Usulan tersebut ternyata dapat diterima
oleh seluruh anggota sidang. Hasil-hasil sidang selanjutnya di bahas oleh panitia
kecil atau panitia Sembilan dan menghasilkan rumusan “rancangan Mukaddimah
Hukum Dasar” pada tanggal 22 juni 1945 ,yang selanjutnya oleh Muhammad
Yamin disarankan diberi nama Jakarta Charter ,atau Piagam Jakarta ,yang di
dalamnya terdapat pancasila pada Alinea IV,piagam Jakarta,selanjutnya disahkan
oleh panitia persiapan kemerdekaan Indonesia menjadi pembukaan UUD,dengan
mengalami beberapa perubahan yang bersamaan dengan pencasila disahkan
menjadi dasar negara.12

DAFTAR PUSTAKA

Pandji setijo S.H,Persfektif sejarah Perjuanagan Bangsa,Jakarta : jalan palmerah


selatan 22-28,2010.
Kaelan,pendidikan Pancasila yuridis kenegaraan.Yogyakarta : Paradigma, 1999

Kansil dan Yulianto,Sejarah Perjuanagan Pergerakan Kebangsaan Indonesia,Jakarta :


Pradnya Paramita ,1980.

12
Pandji setijo, Persfektif Sejarah Perjuangan Bangsa , Jakarta : jalan palmerah selatan,2010.

19
Pandji setijo,Persfektif Sejarah Perjuangan Bangsa, Jakarta : jalan Palmerah
selatan,2010
Sudiyo. Pergerakan Nasional Mencapai Mempertahankan Kemerdekaan,Jakarta :
rineka Cipta,2002.
Pandji setijo,Persfektif Sejarah Perjuangan Bangsa, Jakarta : jalan Palmerah
selatan,2010
Bung karno. Pancasila Sebagai dasar Negara,Jakarta : Gunung Agung ,2001.
Kansil ,CST. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,Bagian I. Jakarta : pradnya
Paramita,1980.

Notonogoro . Pembukaan UUD 1945 Pokok Kaidah Fundamental Negara


Indonesia.Yogyakarta : UGM,1959.

Subardjo,ahmad. Peranan Ide-ide dalam Gerakan Kemerdekaan Indonesia.Jakarta :


Idayu Press,1975.
Pandji Setijo,Persfektif Sejarah Perjuangan Bangsa,Jakarta : jalan Palmerah
selatan,2010.

Hatta,Mohammad.Sekitar Proklamasi. Jakarta : Tinamas, 1970.


Hazairin.Demokrasi Pancasila. Jakarta : Rineka Cipta,1983.
Janakabhivamsa,ashin. Abhidhama sehari-hari – Filosofi Tertinggi Bhuddis dalam
terapan Etika.Jakarta : Karaniya Dhamma Universal Bagi Semua,2005.
Piagam Jakarta dan Undang-Undang Dasar 1945 serta amandemen I,II,III,IV beserta
penjelasannya.Bandung Citra Umbara,2002.
Pandji setijo, Persfektif Sejarah Perjuangan Bangsa , Jakarta : jalan palmerah
selatan,2010.

20

Anda mungkin juga menyukai