Anda di halaman 1dari 12

HALAMA

MAKALAH
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Dosen Pengampu : Bapak Ahmad Dahlan Baidowi, M.H.

Disusun oleh :
Anjani Kamila Bil Wahidiyah : 20233310054

PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WAHIDIYAH KEDIRI
2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan Taufik Hidayah Allah SWT, dan Syafaat Tarbiyah Beliau Rasulullah SAW ser
ta Barokah Nadhroh Beliau Ghoutsu Hadzaz Zaman Ra, dan tidak lupa Jangkungan Do’a Res
tu dari Hadrotul Mukarrom Beliau Kanjeng Romo Kyai Abdul Majid Ali Fikri Ra, kami diber
ikan kesehatan lahiriyah dan batiniyah, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pa
ncasila sebagai filsafat negara ini dengan penuh rasa semangat.

Filsafat adalah ibunya ilmu pengetahuan, ilmu alam, ilmu sosial, dan humaniora. Ban
yak diantara para mahasiswa yang beranggapan bahwa belajar filsafat sangat menjenuhkan, p
adahal dengan belajar filsafat tanpa kita sadari sebenarnya kita telah belajar hakikat kehidupa
n yang sebenarnya. karena filsafat mampu membuka pemikiran yang lebih luas dan rasional.
Oleh karena itu dengan disusunnya makalah ini, diharapkan nantinya para mahasiswa akan te
rbangun motivasi untuk lebih mendalami pengetahun tentang Pancasila sebagai filsafat negar
a Indonesia.

Tugas makalah Pancasila sebagai filsafat negara ini kami susun untuk memenuhi tuga
s yang diberikan oleh bapak Ahmad Dahlan Baidowi, S.H M.H. Selaku dosen mata perkuliah
an Pendidikan Kewarganegaraan. Kami menyadari bahwa didalam kami Menyusun makalah i
ni pasti belum sepenuhya sempurna seperti apa yang diharapkan oleh bapak, untuk itu saran d
an kritik yang membangun sangat kami butuhkan guna memotivasi kami semua untuk lebih
meningkatkan kemajuan didalam mengikuti pembelajaran dikelas dan pengerjaan tugas dari s
etiap mata kuliah, terutama mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................3

A. Proses Lahirnya Pancasila......................................................................................................3


B. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat...........................................................................................5
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................8

A. Kesimpulan..............................................................................................................................8
B. Saran.........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa untuk bangsa Indonesia. Pan
casila sebagai salah satu pilar penyangga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mem
iliki konsep dan prinsip serta nilai – nilai kartalisasi sistem berbagai wilayah lokal bangsa
Indonesia, memberikan keindahan warna di dalam setiap sistem yang termanifestasi secar
a nasional, hingga menjadikannya Bhineka Tunggal Ika (Wartoyo, 2018:83). Sebagai fals
afah negara, Pancasila merupakan sumber pedoman bagi bangsa Indonesia dalam memba
ngun peradaban bangsa di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperj
uangkan kemerdekaan, sebagai alat pemersatu kehidupan berbangsa dan bernegara, juga s
ebagai pandangan hidup masyarakat Indonesia. Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 d
an ditetapkan bersamaan dengan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945. Berdasarkan I
npres Nomor 12 tahun 1968 bunyi dari Pancasila yang benar adalah : Satu, Ketuhanan Ya
ng Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empa
t, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwaki
lan. Lima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam catatan sejarah Indonesia ada tiga tokoh perumus Pancasila yakni, Ir. Soek
arno, Mr. Mohammad Yamin, dan Prof. Mr. Soepomo. Pancasila mengandung nilai tolera
nsi yang kuat sehingga Pancasila selalu dapat bertahan dari guncangan kisruh politik di ne
gara Indonesia, karena didalam Pancasila mengandung nilai – nilai toleransi dan harmonis
asi yang bersifat terbuka dan mengikuti perkembangan zaman. Pancasila merupakan dasa
r falsafah negara Indonesia yang pastinya wajib bagi seluruh warga negara Indonesia untu
k mengetahui akan hal tersebut, supaya seluruh warga negara Indonesia dapat menghorma
ti, menghargai, menjaga dan menjalankan semua yang telah dilakukan oleh para pahlawan
khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesi
a.
Para tokoh pendiri bangsa Indonesia atau yang sering kita kenal dengan founding
fathers mampu menggali nilai – nilai budaya leluhur seperti filsafat hidup atau filsafat Pa
ncasila dan filsafat keagamaan. Hal yang demikan akan membentuk identitas serta martab
at sebagai bangsa beradab yang memiliki jiwa dan kepribadian religius (Laboratorium Pa
ncasila IKIP Malang dalam Nugroho, 2010:109). Dari filsafat kebangsaan itulah semanga

1
2

t juang para pahlawan terdahulu kita mulai meningkat sehingga bangsa Indoseia dapat ba
ngkit dari belenggu penjajahan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses lahirnya Pancasila ?
2. Apa pengertian Pancasila sebagai sistem Filsafat?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui proses lahirnya Pancasila
2. Untuk mengetahui pengertian Pancasila sebagai Sistem filsafat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Lahirnya Pancasila

Pancasila merupakan ideologi dan dasar negara kita. Pancasila terdiri dari lima sil
a, adapun kelima sila tersebut yaitu : Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil d
an beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan da
lam permusayawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Par
a founding father telah memberikan pemikirannya tentang dasar negara Indonesia, untuk
mempermudah bangsa Indonesia mengetahui latar belakang dan sejarah terbentuknya Panc
asila yang kemudian dijadikan ideologi atau dasar negara Indonesia.

Sebelum Indonesia merdeka tepatnya pada zaman kerajaan, unsur -unsur Pancasil
a sebagai kebudayaan Indonesia sudah sangat melekat dengan kehidupan masyarakat Indo
nesia. Pada zaman itupun kehadiran budaya bangsa luar dapat berjalan secara damai tanpa
adanya kekerasan, hal tersebut mengakibatkan hubungan diantara kedua budaya terjalin ha
rmonis. Namun semua itu berubah setelah datangnya bangsa Belanda pada akhir abad XVI
yang bertujuan untuk menjajah negara Indonesia. Kehadiran bangsa Belanda di nusantara
menimbulkan reaksi bangsa Asia terutama masyarakat Indonesia terhadap kolonialisme da
n imperialisme barat berupa penolakan segala pengaruh bangsa barat bahkan menentang p
engaruh bangsa barat menggunakan senjata ataupun alat penyerangn dari bangsa barat. Set
elah Belanda, Jepang juga mengasai Indonesia sejak tanggal 9 Maret 1942. Jepang menya
dari bahwa menguasai Indonesia itu tidaklah mudah, oleh karena itu berbagai propaganda
dilakukan oleh Jepang untuk menarik simpati rakyat Indonesia, salah satunya yaitu Jepang
mempropagandakan bahwa kehadirannya di Indonesia ini bukanlah untuk menjajah Indon
esia, melainkan untuk membantu bangsa Indonesia melepaskan diri dari cengkraman Bela
nda dan memperjuangkan kemerdekaan negara Indonesia.

Namun faktanya pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia ternyata jauh lebi


h kejam dibandingkan penjajahan Belanda. Rakyat Indonesia sangat kecewa dengan kelici
kan Jepang, namun karena adanya desakan dan gempuran dari pihak sekutu, Jepang pun d
engan cepat menyadari kekecewaan rakyat Indonesia. Jepang mengatasi kekecewaan rakya
t Indonesia dengan menjanjikan hadiah kemerdekaan kepada bangsa Indonesia di kemudia
n hari, janji tersebut diucapkan oleh perdana mentri Kaiso pada tanggal 7 September 1944.

3
4

Dikarenakan Jepang terus menerus terdesak, akhirnya pada tanggal 29 April 1945 Jepang
Kembali memberikan janji kemerdekan kepada bangsa Indonesia yang kedua kalinya yang
dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (pembesar tertinggi sipil dari pemerintah militer J
epang di Jawa dan Madura) janji Jepang terhadap bangsa Indonesia akhirnya ditindaklanju
ti oleh jepang pada tanggal 29 April 1945 dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha –
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau disingkat BPUPKI. Badan ini bertugas untu
k menyelidiki dan mengumpulkan usul dan masukan yang selanjutnya akan dikemukakan
kepada pemerintah Jepang dengan tujuan untuk dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indon
esia. Keanggotan BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, kemudian mengadakan sida
ng pertama pada 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945. Pada sidang pertama inilah para tokoh perum
us Pancasila (Muhammad Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno) mengusulkan calon dasa
r negara Indonesia merdeka,

Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai dasar negara secara Lisan yang ter
diri atas lima hal, yaitu ; Peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri kerakyat
an, dan kesejahteraan rakyat. Selain itu Muhammad Yamin juga mengusulkan lima hal sec
ara tertulis yakni ; Ketuhanan Yang Maha Esa, persatuan Indonesia, rasa kemanusiaan yan
g adil dan beradab, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusya
waratan atau perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Usulan tersebut di
ajukan pada tanggal 29 Mei 1945. Kemudian pada tanggal 31 Mei 1945 Dr. Soepomo juga
mengusulkan 5 calon dasar negara, yaitu ; Paham negara persatuan, perhubungan negara d
an agama, system badan permusyawaratan, socialisme negara, hubungan antarbangsa. Dan
pada tanggal 1 Juni 1945, Ir Soekarno juga mengusulkan calon dasar negara yang berisi li
ma hal, yaitu; Nasionalisme (kebangsaan Indonesia), Internasionalisme (perikemanusiaan),
mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, ketuhanan yang berkebudayaan. Kelima hal
ini diberi nama Pancasila oleh Ir. Soekarno. Namun Ir Soekarno mengemukakan bahwa ke
lima sila ini dapat diringkas menjadi Trisila, yaitu sosio nasionalisme, sosio demokrasi, da
n ketuhanan. Tidak cukup sampai pada Trisila, Ir. Soekarno juga megemukakan bahwa me
nurut beliau tiga sila tersebut juga dapat diperas menjadi Eka sila gotong royong.

Sidang pertama selesai pada tanggal 1 Juni 1945, para anggota Bpupki akhirnya s
epakat untuk membentuk panitia kecil yang beranggotakan sembilan orang. Dimana tugas
nya adalah untuk menampung sidang – sidang yang masuk kemudian memeriksanya dan
mengumpulkannya pada sidang pleno BPUPKI. Adapun anggota PPKI adalah Ir. Soekarno
Ki Bagus Hadikusumo, K.H. Wachid Hasyim, Mr Muh. Yamin, M. Sutardjo Kartohadikus
5

umo, Mr. A.A. Maramis, R. Otto Iskandar Dinata, Drs. Muh. Hatta. Panitia kecil ini berhas
il merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, atau lebih dikenal dengan sebutan Piaga
m Jakarta. . Dengan terbentuknya BPUPKI, Panitia Sembilan, dan PPKI inilah para tokoh
perumus Pancasila akhirnya dapat menyusun calon dasar negara hingga kemudian lahirlah
Pancasila yang ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia. Pada tanggal 15 Agustus 1945 J
epang menyerah tanpa syarat kepada sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong dari keku
asaan. Keadaan tersebut akhirnya dimanfaatkan oleh para pemimpin bangsa Indonesia den
gan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

B. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Secara bahasa istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani, yakni Philos yang berarti
cinta, senang, suka, dan Sophia yang berarti pengetahuan. Menurut Aristoteles dalam buku
Filsafat Pendidikan(2020:1) adaah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang berisi
ilmu metafisika, retorika, logika, etika, ekonomi, politik dan estetika (filsafat keindahan).
Menurut Cicero dalam buku Filsafat Pendidikan(2020:1) filsafat adalah the mother of all t
he arts yang artinya ibu dari semua seni, dan juga merupakan seni kehidupan. Sedangkan
menurut Plato dalam buku Filsafat Pendidikan(2020:1) arti filsafat adalah suatu ilmu yang
mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang sebenar benarnya. Dalam k
arya tulisnya Republik, Plato menegaskan bahwa para filsuf adalah pecinta pandangan tent
ang kebenaran dalam pencarian dan menangkap pengetahuan mengenai ide yang abadi dan
tidak berubah. Dalam konsepsi Plato, filsafat merupakan pencarian yang bersifat spekulati
f atau perekaan terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran. Filsafat plato ini kemudian
digolongkan sebagai filsafat spekulatif. Ada lima cabang filsafat yang pokok. Yang pertam
a ada metafisika yang membahas tentang hal – hal yang bereksistensi dibalik fisis yang me
liputi bidang – bidang antologi, kosmologi, dan antropologi, selanjutnya epistomologi me
mbahas tentang hakikat pengetahuan, metodologi membahas tentang metode dalam ilmu p
engetahuan, kemudian logika yang membahas tentang filsafat berfikir yaitu rumus – rumu
s dan dalil berfikir yang benar, dan yang terakhir etika, membahas tentang moralitas dan ti
ngkah laku manusia (buku Filsafat Pendidikan, 2020)

Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu un


tuk memperoleh kebenaran. dengan mencari tahu apa aitu hakikat, esensi, atau inti dari seg
ala sesuatu, maka jawaban yang didapatkan akan berupa kebenaran yang hakiki (Sunoto d
alam Nugroho, 2010:110). Hal tersebut diperkuat oleh Noorsyam dalam Nugroho(2010:11
6

0) yang menyatakan bahwa nilai – nilai filsafat merupakan derajat tertinggi pemikiran unt
uk menemukan hakikat kebenaran. Filsafat dapat dilihat dalam dua aspek, yaitu sebagai pa
ndangan dan metode (Poespowardjo dalam Nugroho, 2010:110). Filsafat jika dipandang se
bagai aspek metode menunjukkan cara berpikir dan analisis untuk menjabarkan ideologi P
ancasila. Sedangkan jika dipandang sebagai aspek pandangan, filsafat menunjukkan nilai d
an pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi ideologi Pancasila.

Dengan demikian, menurut Poespowardojo dalam Nugroho(2010:111) filsafat Pa


ncasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai da
sar negara dan kenyataan budaya bangsa, yang bertujuan untuk mendapatkan pokok – pok
ok pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh. Cara pandang terhadap ideologi menja
di lebih terbuka dan tidak kaku karena filsafat mampu membuka pemikiran yang lebih luas
dan rasional. Proses pembelajaran dan ilmu pengetahuan serta teknologi sangat penting ba
gi bangsa Indonesia, karena dengan adanya proses pembelajaran dan kemajuan ilmu penge
tahuan serta teknologi tersebut diharapkan dapat menciptakan kemampuan adaptasi terhad
ap proses kehidupan yang baru serta menjalankan inovasi untuk menciptakan kualitas dan
daya saing yang semakin baik. Sebab daya saing akan meningkat seiring dengan proses pe
mbelajaran yang rasional dan kritis, serta kreativitas di kalangan masyarakat (Poespoward
ojo dan Hardjatno dalam Nugroho, 2010:112). Pancasila sebagai falsafah negara, seyogya
nya dicerminkan ke dalam prinsip- prinsip nilai dan norma kehidupan dalam berbudaya, b
erbangsa, dan bernegara (Laboratorium Pancasila IKIP MALANG dalam Nugroho, 2010:1
12).

Pancasila hadir sebagai bentuk dari ideologi, dasar, dan landasan idiil negara Indo
nesia. Kelima sila pada Pancasila menunjukkan ide – ide fundamental mengenai manusia d
an seluruh realita kehidupannya yang bersamaan dengan perbedan – perbedaan suku, ras, a
gama, dan budaya. Menurut Wartoyo(2018:83) realisasi pelaksanaan Pancasila sebagai fils
afat negara perlu dilakukan secara berangsur – angsur kepada masyarakat Indonesia denga
n belajar lebih mendalami pemahaman tentang Pancasila dan Undang – Undang Dasar 194
5, dengan harapan akan timbulnya jiwa persatuan dan kesatuan yang melekat erat. Oleh ka
rena itu, negara kesatuan Republik Indonesia mencantumkan Sesanti Bhineka Tunggal Ika
pada burung garuda sebagai lambang negara Indonesia. Keanekaragaman dan kemajemuk
an yang ada di Indonesia tidak diperkenankan menjadi faktor pemecah belah persatuan da
n kesatuan, keanekaragaman dan kemajemukan harus menjadi sumber daya yang kaya unt
uk mencetak persatuan dan kesatuan di Indonesia.
7
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan u
ntuk satu tujuan tertentu dan saling berikatan satu dengan yang lainnya. Jadi Pancasila pad
a dasarnya merupakan satu unit atau bagian – bagian yang saling berkaitan satu sama lain
dengan fungsi serta tugas masing – masing. Dan makna dasar Pancasila sebagai system fil
safat adalah dasar mutlak didalam berfikir bahkan saling mengaitkan antara sila yang satu
dengan sila yang lainnya. Kelima unsur sila Pancasila memiliki fungsi atau makna dan tug
as masing – masing dengan satu tujuan tertentu.

B. Saran
Pancasila telah diyakini sebagai pandangan hidup Indonesia sekaligus menjadi pe
doman bsngsa untuk mengatur aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu,
untuk menunjukkan dan meneruskan nilai – nilai dan kenyataan dalam nilai filsafat Pancas
ila, hendaknya kita sebagai warga negara Indonesia wajib dalam memelihara kelestarian, k
eampuhan, dan kesaktian Pancasila supaya Pancasila tetap menjadi pedoman yang dapat di
jadikan acuan penuntun atau pegangan terhadap sikap an tingkah laku setiap semua masya
raakat Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, I. (2010). Nilai-nilai Pancasila Sebagai Falsafah Pandangan Hidup Bangsa Untuk Peni
ngkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Lingkungan Hidup. Jurnal
Konstitusi Puskasi Fakultas Hukum Universitas Widyagama Malang, 3(2), 107-128.
Nurgiansah, H.T (2020). Filsafat Pendidikan. CV. Pena Persada Purwokwerto
Wartoyo, F.X. (2018). Kearifan Lokal Budaya Jawa dalam Perspektif Pancasila. Jurnal Waskita,
2(2), 83-88.

Anda mungkin juga menyukai