Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

PERANAN PANCASILA DI ERA GLOBALISASI

Disusun Oleh :
Dony Prasetyananda
( 181003612011685 )

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis


( manajemen )
Semester 2
Dosen Pengampu :
Drs. Prihatin Tiyanto Priagung Hutomo, MT

Universitas 17 Agustus 1945 Semarang


2019
DAFTAR ISI

Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................... 1

BAB II KAJIAN
A. Kajian Teoritik ................................................................................................. 2
B. Kajian Empiris .................................................................................................. 2

BAB III PEMBAHASAN


A. Pengertian Pancasila ........................................................................................ 4
B. Landasan Pendidikan Pancasila ........................................................................ 5
C. Kedudukan Pancasila ....................................................................................... 7
D. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme ............................... 9
E. Pancasila Sebagai Pedoman Dalam Menghadapi Globalisasi ........................ 11

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 14
B. Daftar Pustaka ................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik ketika negara
Indonesia didirikan,dan hingga sekarang di era globalisasi. Negara Indonesia tetap
berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara.Sebagai dasar negara tentulah
pancasila harus menjadi acuan Negara dalam menghadapi tantangan global dunia yang
terus berkembang.
Di era globalisasi ini peran pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga
eksistensi kepribadian bangsa indonesia,karena dengan adanya globalisasi batasan
batasan diantara negara seakan tak terlihat,sehingga berbagai kebudayaan asing dapat
masuk dengan mudah ke masyarakat.
Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa indonesia,jika kita
dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari dampak globalisasi tentunya
globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena dapat menambah wawasan dan
mempererat hubungan antar bangsa dan negara di dunia.Tapi jika kita tidak dapat
memfilter dengan baik sehingga hal-hal negatif dari dampak globalisasi dapat merusak
moral bangsa dan eksistensi kebudayaan indonesia.
Dari faktor-faktor tersebutlah di butuhkan peranan pancasila sebagai dasar dan pedoman
negara dalam menghadapi tantangan global yang terus meningkat
diera globalisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Pancasila ?
2. Bagaimana Landasan Pendidikan Pancasila ?
3. Bagaimana Kedudukan Pancasila ?
4. Bagaimana Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme ?
5. Bagaimana Pancasila Sebagai Pedoman Dalam Menghadapi Globalisasi ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain adalah untuk mengetahui,
memahami, dan membahas tentang kesiapan bangsa indonesia dalam menghadapi era global
yang mempengaruhi perkembangan politik, ekonomi, teknologi dan sosial budaya.
BAB II

A. Kajian Teoritik
1. Menurut Ir. Soekarno
Dasar negara dan ideologi nasional, merupakan suatu hal yang abadi yang harus tetap
dipertahankan selama berdirinya negara. Ungkapan dari presiden pertama sekaligus
proklamator Republik Indonesia tersebut, jelas memperlihatkan mengenai pentingnya
dasar negara dan ideologi nasional sebagai landasan berdiri dan tegaknya sebuah
negara.
2. Menurut Notonegoro
pancasila menurut Notonegoro ialah dasar falsafah negara Indonesia, sehingga dapat
diartikan kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara
yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia, sehingga dasar
pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta bagian pertahanan bangsa dan negara.

B. Kajian Empiris
Bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dengan keunikan serta ciri khas
yang berbeda jika dibandingkan dengan budaya dari negara-negara lain. Kebudayaan
lokal Indonesia yang sangat beranekaragam tersebut, seharusnya dapat dijadikan sebagai
suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk dapat dipertahankan serta diwarisi kepada
generasi selanjutnya.
Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman yang ditandai dengan semakin
derasnya arus globalisasi, perlahan budaya asli Indonesia mulai terlupakan. Akibatnya,
tidak jarang bangsa Indonesia khususnya kaum muda lebih memilih kebudayaan baru
yang mungkin dinilainya lebih moderen (kekinian) dibandingkan dengan budaya lokal.
Pancasila lahir dari sebuah perjanjian luhur berdasarkan hasil musyawarah para
pendiri bangsa dan negara Indonesia dalam sidang BPUPKI yang dilaksanakan selama
dua kali masa persidangan, yaitu pada 29 Mei-1 Juni 1945 dan 10-16 Juni 1945. Presiden
Soekarno pada saat berpidato dalam sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945, mengatakan
mengenai pentingnya bangsa Indonesia memiliki sebuah “philosofische gronslaag” atau
filosofi dasar yang memuat pandangan tentang dunia dan kehidupan.
Oleh sebab itu, perumusan dasar negara Indonesia dilakukan melalui penggalian yang
mendalam terhadap pandangan hidup dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang
mencerminankan nilai-nilai peradaban, kebudayaan, dan keluhuran budi yang mengakar
dan teranyam dalam kehidupan bangsa Indonesia. Hal itu pulalah yang kemudian
menjadi landasan dari lahirnya Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa
Indonesia
BAB III
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PANCASILA
A. Secara Etimologis
Secara etimologis pancasila berasal dari bahasa sansekerta dari india (bahasa kasta
Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalaha bahasa prakerta. Perkataan pancasila
mula-mula terdapat dalam kepustakaan budha di india. Ajaran Budha bersumber
pada kitab suci tri pritaka, terdiri atas tiga macam buku besar yaitu: Sutta Pitaka,
Abhidama Pitaka dan Vinaya Pitaka. Dalam ajaran budha terdapat ajaran moral untuk
mencapai nirwana dengan melalui samadhi, dan setiap golongan berbeda kewajiban
moralnya.

Pandangan hidup suatu bangsa adalah masalah pilihan, masalah putusan suatu
bangsa mengenai kehidupan bersama yang dianggap baik. Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
itu dijadikan tuntunan dan pegangan dalam mengatur sikap dan tingkah laku manusia
Indonesia dalam hubungannya dengan Tuhan, masyarakat dan alam semesta.
Pancasila sebagai dasar Negara, ini berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupan bernegara
seperti yang diatur dalam UUD.

A. Secara Historis

Bangsa memiliki ideologi dan pandangan hidup yang berbeda satu dengan yang
lainnya, diambil dari nilai-nilai yang tumbuh, hidup dan berkembang di dalam
kehidupan bangsa yang bersangkutan. Demikian halnya dengan Pancasila yang
merupakan ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia digali dari tradisi dan
budaya yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia
sendiri sejak kelahirannya dan berkembangnya menjadi bangsa yang besar seperti
yang dialami oleh dua kerajaan besar tempo dulu yaitu Kedaulatan Sriwijaya dan
Keprabuan Majapahit.
Setelah berproses dalam rentang perjalanan sejarah yang panjang sampai kepada
tahap pematangannya oleh para pendiri Negara pada saat akan mendirikan Negara
Indonesia merdeka telah berhasil merancang dasar Negara yang justru bersumber pada
nilai-nilai yang telah tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan masyarakat
dan bangsa Indonesia yang kemudian diformulasikan dan disistematisasikan dalam
rancangan dasar Negara yang diberi nama Pancasila. Nama tersebut untuk pertama
kalinya diberikan oleh salah seorang penggagasnya yaitu Ir. Soekarno dalam
pidatonya tanggal 1 Juni 1945 dalam persidangan Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atas saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa. Dengan demikian kiranya jelas pada kita bahwa secara
historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari dan dengan nilai-nilai
Pancasila serta telah melahirkan keyakinan demikian tinggi dari bangsa Indonesia
terhadap kebenaran dan ketepatan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan
Negara Republik Indonesia, sejak resmi disahkanmenjadi dasar Negara Republik
Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia sampai dengan saat ini dan insya Allah untuk selamanya.

2. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA


A. Landasan Historis

Setiap bangsa memiliki ideologi dan pandangan hidup yang berbeda satu
dengan yang lainnya, diambil dari nilai-nilai yang tumbuh, hidup dan berkembang di
dalam kehidupan bangsa yang bersangkutan. Demikian halnya dengan Pancasila yang
merupakan ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia digali dari tradisi dan
budaya yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia
sendiri sejak kelahirannya dan berkembangnya menjadi bangsa yang besar seperti
yang dialami oleh dua kerajaan besar tempo dulu yaitu Kedaulatan Sriwijaya dan
Keprabuan Majapahit. Setelah berproses dalam rentang perjalanan sejarah yang
panjang sampai kepada tahap pematangannya oleh para pendiri Negara pada saat akan
mendirikan Negara Indonesia merdeka telah berhasil merancang dasar Negara yang
justru bersumber pada nilai-nilai yang telah tumbuh, hidup, dan berkembang dalam
kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia yang kemudian diformulasikan dan
disistematisasikan dalam rancangan dasar Negara yang diberi nama Pancasila.
Nama tersebut untuk pertama kalinya diberikan oleh salah seorang
penggagasnya yaitu Ir. Soekarno dalam pidatonya tanggal 1 Juni 1945 dalam
persidangan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) atas saran dan petunjuk seorang temannya yang ahli bahasa.Dengan
demikian kiranya jelas pada kita bahwa secara historis kehidupan bangsa Indonesia
tidak dapat dilepaskan dari dan dengan nilai-nilai Pancasila serta telah melahirkan
keyakinan demikian tinggi dari bangsa Indonesia terhadap kebenaran dan ketepatan
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan Negara Republik Indonesia, sejak
resmi disahkan menjadi dasar Negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus
1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia sampai dengan saat ini dan insya
Allah untuk selamanya.

B. Landasan Kultural

Pandangan hidup suatu bangsa merupakan sesuatu yang tidak dapat dilepas
pisahkan dari kehidupan bangsa yang bersangkutan. Bangsa yang tidak memiliki
pandangan hidup adalah bangsa yang tidak memiliki jati diri (identitas) dan
kepribadian, sehingga akan dengan mudah terombang-ambing dalam menjalani
kehidupannya, terutama pada saat-saat menghadapi berbagai tantangan dan pengaruh
dan baik yang datang dari luar maupun yang muncul dari dalam, lebih-lebih di era
globalisasi dewasa ini. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah
jati diri dan kepribadian bangsa yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang
hidup dan berkembang dalam budaya masyarakat Indonesia sendiri dengan memiliki
sifat keterbukaan sehingga dapat mengadaptasikan dirinya dengan perkembangan
zaman di samping memiliki dinamika internal secara selektif dalam proses adaptasi
yang dilakukannya. Dengan demikian generasi penerus bangsa dapat memperkaya
nilai-nilai Pancasila sesuai dengan tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang
dihadapinya terutama dalam meraih keunggulan IPTEK tanpa kehilangan jati dirinya.
C. Landasan Yuridis
Alinea IV Pembukaan UUD 1945 merupakan landasan Yuridis konstitusional
antara lain di dalamnya terdapat rumusan dan susunan sila-sila Pancasila sebagai
dasar Negara yang sah, benar, dan otentik sebagai berikut:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Batang tubuh UUD 1945 pun merupakan landasan yuridis konstitusional
karena dasar Negara yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 dijabarkan
lebih lanjut dan rinci dalam pasal-pasal dan ayat-ayat yang terdapat di dalam
batang tubuh UUD 1945 tersebut.

D. Landasan Filosofis
Nilai-nilai yang tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila secara filosofis
dan obyektif merupakan filosofis bangsa Indonesia yang telah tumbuh, hidup dan
berkembang jauh sebelum berdirinya Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu
sebagi konsekuensi logisnya menjadi kewajiban moral segenap bangsa Indonesia
untuk dapat merealisaikannya dalam kehidupan sehari-hari, baik kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai dasar filsafat Negara, maka
Pancasila harus menjadi sumber bagi setiap tindakan para penyelenggara Negara
dan menjiwai setiap peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

3. KEDUDUKAN PANCASILA
A. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa dalam perjuangan
untuk mencapai kehidupan yang lebih sempurna senantiasa memerlukan
nilainilai luhur yang dijunjungnya sebagai suatu pandangan hidup. Nilai-nilai
luhur adalah suatu tolok ukur kebaikan yang berkaitan dengan hal-hal yang
bersifat mendasar dan abadi dalam hidup manusia seperti cita-cita yang
hendak dicapainya dalam hidup manusia.
Proses perumusan pandangan hidup masyarakat dituangkan dan dilembagakan
menjadi pandangan hidup bangsa yang disebut sebagai ideologi bangsa
(nasional) dan selanjutnya pandangan hidup bangsa dituangkan dan
dilembagakan menjadi pandangan hidup Negara yang disebut sebagai ideologi
Negara. Transformasi pandangan hidup dasar Negara juga terjadi pada
pandangan hidup Pancasila. Pancasila sebelum dirumuskan menjadi dasar
Negara dan ideologi Negara, nilai-nilainya telah terdapat pada bangsa
Indonesia dalam adat istiadat, budaya serta dalam agama-agama sebagai
pandangan hidup masyarakat Indonesia.
Dengan suatu pandangan hidup yang jelas maka bangsa Indonesia akan
memiliki pandangan dan pedoman bagaimana mengenal dan memecahkan
berbagai masalah politik, sosial budaya, ekonomi, hukum, hankam, dan
persoalan lainnya dalam gerak masyarakat yang semakin maju. Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat Indonesia, maka pandangan hidup tersebut
dijunjung tinggi oleh warganya karena pandangan hidup Pancasila berakar
pada budaya dan pandangan hidup masyarakat.
B. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai dasar filsafat atau
dasar filsafat Negara (Philosofische Grondslag) dari Negara, ideologi Negara
(Staatsidee). Dalam pengertian ini Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta
norma untuk mengatur pemerintahan Negara atau dengan kata lain Pancasila
merupakan suatu dasasr untuk mengatur penyelenggaraan Negara.
B. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara Indonesia
Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka Pancasila pada
hakikatnya hukum hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran
seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia,
namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan
serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia.
4. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP NILAI-NILAI
NASIONALISME
A. Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak
mengenal batas wilayah, Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari
gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa
lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi
pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia.
Globalisasi adalah fenomena dimana batasan-batasan antar negara seakan
memudar karena terjadinya berbagai perkembangan di segala aspek
kehidupan,khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.Dengan
terjadinya perkembangan berbagai aspek kehidupan khususnya di bidang iptek
maka manusia dapat pergi dan berpindah ke berbagai negara dengan lebih
mudah serta mendapatkan berbagai informasi yang ada dan yang terjadi di
dunia.
Namun fenomena globalisasi ini tidak selalu memberi dampak positif,berbagai
perubahan yang terjadi akibat dari globalisasi sudah sangat terasa,baik itu di
bidang politik,ekonomi,sosial,budaya,dan teknologi informasi.
Berbagai dampak negatif terjadi dikarenakan manusia kurang bisa memfilter
dampak dari globalisasi sehingga lebih banyak mengambil hal-hal negatif dari
pada hal-hal positif yang sebenarnya bisa lebih banyak kita dapatkan dari
fenomena globalisasi ini.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh
positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang
kehidupan
seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan
mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
B. Pengaruh positif globalisasi

1) Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan


demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika
pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan
mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa
rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2) Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional,
meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan
adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang
menunjang kehidupan nasional bangsa.
3) Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik
seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang
sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya
memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap
bangsa.

3. Pengaruh negatif globalisasi


1) Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa
liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga
tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke
ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa
nasionalisme bangsa akan hilang.
2) Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk
dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri membanjiri di
Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita
terhadap bangsa Indonesia.
3) Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas
diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru
budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4) Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang
kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi
ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang
kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5) Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian
antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka
orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Pengaruh - pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh


terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa
nasionalisme terhadapbangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi
mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri
dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara
kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu
sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat
bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional
bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
5. PANCASILA SEBAGAI PEDOMAN DALAM MENGHADAPI
GLOBALISASI
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para
pendiri bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga
tidak mampu untuk menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia,pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai
dasar negara,itu membuktikan bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati
untuk bangsa Indonesia.
Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi
kepribadian bangsa,dan kini mau tak mau,suka tak suka ,bangsa Indonesia berada di
pusaran arus globalisasi dunia.Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara
Indonesia tak mesti kehilangan jatidiri,kendati hidup ditengahtengah pergaulan
dunia.Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja
mendatangkan kemajuan,tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut
menjadi asing dengan dirinya sendiri.Mereka kehilangan jatidiri yang sebenarnya
sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila.
Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada lagi batasan-batasan yang
jelas antar setiap bangsa Indonesia,rakyat dan bangsa Indonesia harus membuka diri.
Dahulu,sesuai dengan tangan terbuka menerima masuknya pengaruh budaya
hindu,islam,serta masuknya kaum barat yang akhirnya melahirkan
kolonialisme.pengalaman pahit berupa kolonialisme tentu sangat tidak
menyenangkan untuk kembali terulang. Patut diingat bahwa pada zaman modern
sekarang ini wajah kolonialisme dan imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik,
tetapi dalam wujud lain seperti penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak
berwujud fisik, tetapi penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing
akan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa lebih
menyakitkan.
Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapatrapat
dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan
bangsa-bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet yang terkenal anti
dunia luar tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka, kini, konsep
pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri.
Dalam upaya untuk meletakan dasar-dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia
bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan
ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal dari
kebudayaan bangsa lain.
Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu
menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan
kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak
sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci
jawaban dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup
dan dasar negara.Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilainilai
luhur bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak
dengan sendirinya. Cuma, persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti
saat ini justru jati diri bangsa Indonesia tengah berada pada titik nadir.
Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri
sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai
terserap bulat-bulat. Nilai-nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai bagus,
sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam hati
sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah
berkembang di Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara
Indonesia—seperti ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum
PBB—menganut faham demokrasi Pancasila yang berasaskan gotong royong,
kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat.
Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham
liberalisme dan semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang
seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas
betapa demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa batas. Hak asasi manusia
(HAM) dengan keliru diterjemahkan dengan boleh berbuat semaunya dan tak peduli
apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain. Budaya dari luar, khususnya
faham liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa dan rakyat
Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal memaksa bangsa dan
rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya, seperti terlihat saat ini,
konstelasi politik nasional serba tidak jelas. Para elite politik tampak hanya
memikirkan kepentingan dirinya dan kelompoknya semata.
Dalam kondisi seperti itu sakali lagiperan Pancasila sebagai pandangan hidup
dan dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilainilai mana
saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri.
Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di atas
kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat memerlukan
pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan
tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai
pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari
persoalan tersebut.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah membahas latar belakang dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa bangsa dan
negara Indonesia tidak bisa menghindari akan adanya tantangan globalisasi,dengan
menjadikan pancasila sebagai pedoman dalam menghadapi globalisasi bangsa Indonesia
akan tetap bisa menjaga eksistensi dan jatidiri bangsa Indonesia.
Dan dengan adanya pendidikan pancasila saya harap para pemuda penerus bangsa ini
tidak akan terlalu terpengaruh dengan budaya luar yang akan mempengaruhi budaya di
Indonesia yang telah turun termurun di wariskan oleh pendahulu kita.
DAFTAR PUSTAKA

1) Ahmad Muchji, Drs,H.MM.dkk,Gunadarma,Jakarta,Pendidikan Pancasila,2006.


2) http://www.neraca.co.id/article/54519/pancasila-dalam-era-globalisasi
3) https://veryapriyanto.wordpress.com/2011/03/20/pengertian-pancasila/
4) http://sukatulis.wordpress.com/2010/12/11/fungsi-dan-kedudukanpancasila/
5) http://agusnurul.blogspot.com/2011/04/ideologi-pancasila-di-eraglobalisasi.html

Anda mungkin juga menyukai