Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah: Pancasila

Nama: Angel
NIM: B1021211239
Kelas: D
Tugas Ke-4

1. Jelaskan proses peralihan kekuasaan dari tangan Soekarno ke tangan Soeharto dari
berbagai sumber PDF!
Jawab:
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) bersidang di Jakarta untuk
mengesahkan Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia serta memilih Presiden
dan Wakil Presiden. Sejak itulah Republik Indonesia mempunyai Presiden yang
memimpin kekuasaan eksekutif tertinggi yang menjalankan roda pemerintahan. Presiden
Republik Indonesia memegang masa jabatan Presiden selama lima tahun dan sesudahnya
dapat dipilih kembali. perjalanan sejarah bangsa Indonesia selanjutnya menentukan lain
tentang peralihan kekuasaan Presiden tersebut. Hal ini dimulai dengan terjadinya
Gerakan 30 September 1965 (G-30-S/PKI) yang dilakukan oleh Partai Komunis
Indonesia (PKI), yang gerakannya secara fisik/militer dipimpin oleh Letnan Kolonel
Untung Sutopo, Komandan Batalyon I resiemn Cakrabirawa (Pasukan Pengawal
Presiden). Pada tanggal 1 Oktober 1965 dinihari bergerak menculik dan membantai para
Perwira Tinggi Angkatan Darat di Lubang Buaya yang tujuannya mengadakan cup,
terhadap pemerintah yang sah pada waktu itu, tetapi kemudian cup tersebut tidak
berhasil. Keberadaan Mayor Jendral Soeharto kemudian semakin kokoh, karena pada
tanggal 16 Oktober 1965 Soeharto dilantik oleh Presiden Soeharto sebagai
Menteri/Pangad (Panglima Angkatan Darat). Sejak itulah pemberantasan terhadap sisa-
sisa G-30 S/PKI dan ormas-ormasnya serta perbersihan sipil/ militer dari unsur-unsur G-
30 S/PKI. Pada tanggal 2 Oktober 1965 setelah keadaan Ibukota Jakarta dapat dikuasai
oleh Pasukan RPKAD, maka Mayor Jendral Soeharto menemui Presiden Soekarno di
Istana Negara Bogor. Untuk menyelenggarakan pemulihan keamanan dan ketertiban
seperti sedia kala ditunjuk Mayor Jendral Soeharto, sebagai Panglima Komando Strategi
Angkatan Darat (Kostrad). Peranan Mayor Jendral Soeharto dalam memulihkan
keamanan negara semakin dikenal oleh seluruh rakyat Indonesia dan pada tanggal 6
Oktober 1965 dalam Sidang Paripurna Kabinet Dwikora di Bogor ditetapkan
Kebijaksanaan Presiden Soekarno mengenai Penyelesaian G-30 S/PKI. Dari ketetapan
MPRS tersebut di atas, maka berakhirlah secara resmi kekuasaan Presiden Soekarno dan
digantikan oleh Soeharto sebagai Pejabat Presiden, yang pada tanggal 12 Maret 1967
disumpah dan dilantik dalam rangkaian Sidang Istimewa MPRS. Inilah peralihan
kekuasaan Presiden pertama dalam rangkaian Sidang Istimewa MPRS. Inilah peralihan
kekuasaan Presiden pertama dalam sejarah Ketatanegaraan Indonesia. Dan kemudian
berdasarkan TAP MPRS No. XLIV/MPRS/1968 tanggal 27 Maret 1968 Jendral Soeharto
diangkat sebagai Presiden (penuh)
Sumber: PERALIHAN KEKUASAAN PRESIDEN DALAM LINTASAN SEJARAH
KETATANEGARAAN INDONESIA.pdf ,(Hayatun Na’imah) Halaman 120-130
2. Jelaskan alasan dan kemudian kritisi bagaimana proses pembentukan Pancasila
sebagai: a)identitas bangsa Indonesia; b)Kepribadian bangsa Indonesia; c)pandangan
hidup bangsa Indonesia, d)jiwa bangsa Indonesia; e)perjanjian luhur bangsa
Indonesia
Jawab:
a) Proses pembentukan Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia
Sejarah Indonesia mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang baik dalam masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur. Dalam proses penjabaran pandangan hidup diperlukan
suatu nilai-nilai dasar yang menjadi pandangan hidup bangsa dan negara, yaitu nilai-nilai
dasar yang terdapat dalam butir-butir Pancasila yang harus dijalankan dalam kehidupan
sehari-hari, baik individu maupun bermasyarakat. Jika kita buka lembaran sejarah
Indonesia, maka akan kita temukan bahwa ide kebangsaan Indonesia sejak semula tidak
ditujukan untuk meyatukan segala bentuk keragaman dan kemajemukan yang ada dalam
kehidupan masyarakat menjadi satu kesatuan masyarakat yang seragam.
Keanekaragaman warna lokal justru ingin tetap dijaga dan dipelihara, karena sangat
disadari bahwa keragaman itu merupakan kekuatan lokal, sekaligus sebagai kekuatan
seluruh bangsa Indonesia. Disadari pula, bahwa bangsa yang akan lahir itu akan hidup
dan tinggal bersama dalam satu kesatuan wilayah, yang dalam kenyataannya merupakan
kumpulan pulau-pulau yang banyak jumlahnya.
Era ini, globalisasi juga semakin kuat di Indonesia. Agar tetap dapat eksis menghadapi
globalisasi, maka harus meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan
kepribadian Indonesia sebagai dasar pengembangan kreativitas budaya dalam pergaulan
internasional. Identitas nasional adalah konsep suatu bangsa tentang dirinya. Dapat
diperoleh pemahaman identitas nasional adalah jati diri suatu bangsa atau kelompok
masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, yang dapat
membedakan dirinya dengan bangsa lain. Beberapa hal unsur pembentuk identitas
nasional adalah sejarah, suku bangsa, agama, kebudayaan, budaya unggul, dan bahasa.
Dimana 6 unsur tersebut setiap individu berbeda-beda. Pancasila sebagai identitas
nasional, karena bangsa Indonesia salah satu bangsa dari masyarakat internasional, yang
memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain
di dunia. Dengan adanya globalisasi, tentunya akan menjadi tantangan bagi bangsa
Indonesia dalam meneguhkan identitas bangsa dan integrasi bangsa.
Adapun yang menjadi perekat bangsa Indonesia sehingga tetap bertahan sampai dengan
saat ini tidak lain besar pengaruhnya karena ditunjang oleh identitas nasional yang
memang memiliki karakter yang dalam. Pancasila telah terbukti berperan sebagai
pandangan hidup yang satu bagi Indonesia dalam bentuk kesadaran, cita-cita dengan satu
kejiwaan nasionalisme Indonesia. Identitas nasional juga sangat mengharapkan bentuk
integrasi nasional yang kokoh. Dalam menopang kekokohannya, integrasi nasional
membutuhkan kekuatan dari integrasi sosial dan integrasi budaya. Kesadaran terhadap
identitas nasional pada hakikatnya merupakan kesadaran tentang diri sendiri. Orang yang
memiliki kesadaran berarti orang tersebut yakin akan cita-cita bangsa yang ingin diraih.
Maka, kesadaran terhadap identitas nasional merupakan keyakinan nilai-nilai yang
terdapat dalam diri manusia tentang identitas bangsanya yang pernah ada, yang ada dan
yang akan ada. Dengan demikian relasi integritas bangsa dan identitas nasional adalah
saling terkait dan menguatkan eksistensi kehidupan berbangsa dan bernegara.
b) Proses pembentukan Pancasila sebagai Kepribadian bangsa Indonesia

Di dalam Pembukaan UUD 1945, fungsi Pancasila berkaitan erat dengan pokok dan
kaidah negara yang fundamental. Hal tersebut melekat dan berpengaruh pada
kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, setiap warga
negara harus memahami fungsi Pancasila sebagai kepribadian bangsa ini. Sebab,
ketidaktahuan akan fungsi tersebut bisa membawa dampak negatif di kemudian
hari.Pelaksanaan Pancasila sebagai kepribadian bangsa adalah perwujudan dari nilai-nilai
budaya bangsa yang diyakini kebenaran dan kebaikannya. Nilai-nilai tersebut dapat
diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan setiap warga
negaranya.
Seperti yang diketahui, Pancasila terdiri dari lima butir yang berkaitan antara satu dengan
yang lainnya. Keterkaitan tersebut menunjukkan kesinambungan antar nilai dengan
kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Tiap butir Pancasila mencerminkan kepribadian
bangsa. Oleh karenanya, setiap warga negara harus memahami betul apa yang
terkandung di dalamnya hingga kemudian mengamalkannya.
Berikut merupakan contoh sikap dari butir Pancasila dalam kehidupan sehari-hari:
1. Sila Pertama
- Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan pada orang lain.
- Menghormati pemeluk agama lain dalam melaksanakan ibadah.
- Bekerja sama antarumat beragama agar tercipta kerukunan antarumat beragama.

2. Sila Kedua
- Berani membela kebenaran dan keadilan.
- Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
- Saling menghormati dan mau bekerja sama dengan orang lain
- Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban.

3. Sila Ketiga
- Rela berkorban untuk kepentingan bangsa.
- Cinta Tanah Air dan bangsa.
- Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara
di atas kepentingan pribadi atau golongan.

4. Sila Keempat
- Menerima dan melaksanakan setiap keputusan musyawarah
- Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
- Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
- Mempertanggungjawabkan setiap keputusan musyawarah secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
- Mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan sendiri.

5. Sila Kelima
- Menghormati hak-hak orang lain.
- Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
c) Proses pembentukan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia

Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa yang nilainilainya


bersifat nasional yang mendasari kebudayaan bangsa, maka nilainilai tersebut
merupakan perwujudan dari aspirasi (cita-cita hidup bangsa)

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa memuat cita-cita bangsa Indonesia yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea kedua yang berbunyi “Negara
Indonesia yang merdeka, bersatu,bedaulat, adil dan makmur”.Pikiran-pikiran yang
mendalam dalam Pancasila merupakan hasil dari kajian yang sistematis, teratur, dan
terukur sesuai dengan kehidupan masyarakat Indonesia.Gagasan mengenai wujud
kehidupan yang lebih baik Pancasila memiliki nilai yang tetap dan tidak bisa dirubah
kehidupan bermasyarakat harus sejalan dengan nilai-nilai Pancasila

Proses perumusan pandangan hidup masyarakat dituangkan dan dilembagakan


menjadi pandangan hidup bangsa yang disebut sebagai ideologi bangsa dan
selanjutnya pandangan hidup bangsa dituangkan dan dilembagakan menjadi
pandangan hidup Negara yang disebut sebagai ideologi Negara. Transformasi
pandangan hidup Negara juga terjadi pada pandangan hidup Pancasila.

Pancasila sebelum dirumuskan menjadi dasar Negara dan ideologi Negara, nilai-
nilainya telah terdapat pada bangsa Indonesia dalam adat istiadat, budaya serta dalam
agamaagama sebagai pandangan hidup masyarakat Indonesia. Dengan suatu
pandangan hidup yang jelas maka bangsa Indonesia akan memiliki pandangan dan
pedoman bagaimana mengenal dan memecahkan berbagai masalah politik, sosial
budaya, ekonomi, hukum, dan persoalan lainnya dalam ruang lingkup kehidupan
masyarakat yang semakin maju.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan suatu kristalisasi dari nilai-
nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia, maka pandangan hidup tersebut
dijunjung tinggi oleh warganya karena pandangan hidup pancasila berakar pada
budaya dan pandangan hidup masyarakat.

Sumber: Implementasi Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Dalam


Kehidupan Sehari-Hari
(Bandung, Jawa Barat: Arlanda Nissa Rahma, Dinie Anggraeni Dewi) Halaman 68

Sumber: Kedudukan dan Fungsi Pancasila.pdf


Halaman 3-4
d) Proses pembentukan Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia

Bahwa setiap bangsa memiliki jiwanya masing-masing yang disebut Volkgeist,


artinya jiwa rakyat atau jiwa bangsa. Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan
dengan adanya bangsa Indonesia yaitu zaman Sriwijaya dan Majapahit.

Pancasila itu sendiri telah ada sejak adanya Bangsa Indonesia. Pancasila merupakan
elemen terpenting dalam keberlangsungan bangsa Indonesia ini, karena kita ketahui
bahwa Pancasila merupakan jiwa bangsa Indonesia.

Maksud Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia yaitu bahwa Pancasila berperan
sebagai nyawa, sumber, pandangan hidup, Ideologi Bangsa, bahkan ciri khusus
bangsa Indonesia dimana Pancasila ini didapat seiring dengan perjalanan sejarah
bangsa Indonesia sehingga mampu membedakan antara ciri khas bangsa Indonesia
dengan bangsa lainnya.

Sehingga dapat dijabarkan kembali bahwa Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
berarti setiap aktivitas, perbuatan, tindakan, serta pemikiran seluruh individu di
Indonesia beradasarkan dan berpedomankan kepada Pancasila

Tujuan Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia. Tujuan yang akan dicapai oleh
bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan
spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia
yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana
perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan wujudnya
dalam kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan kabur dan
kesetiaan kita kepada Pancasila akan luntur.

Mungkin Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-buku sejarah Indonesia.


Apabila ini terjadi maka segala dosa dan noda akan melekat pada kita yang hidup di
masa kini, pada generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan
membela Pancasila

Sumber: Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa.pdf


(Rahmad Gandhi) Halaman 2-3
e) Proses pembentukan Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia

Fungsi Pancasila yang kelima adalah sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia.
Perjanjian luhur di sini adalah menyangkut ikrar yang telah dibuat saat
memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia bersama sama oleh para pendiri
bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia memutuskan untuk merdeka menjadi sebuah
Negara pada tanggal 17 Agustus 1945.

Makna Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia adalah, pancasila


merupakan keputusan akhir bagi bangsa Indonesia yang harus diamalkan dan
dilestarikan oleh seluruh rakyat Indonesia. Keberagaman yang melekat pada
masyarakat Indonesia lah yang merupakan salah satu faktor yang menjadikan
pancasila sebagai perjanjian luhur.

Perjanjian luhur itu telah dilakukan pada 18 Agustus 1945, yaitu pada saat PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) telah menerima Pancasila dan
menetapkan dasar negara secara konstitusional dalam Pembukaan UUD 1945.

Di dalam isi pancasila, terdapat sila yang mencantumkan perjanjian luhur untuk
seluruh rakyat Indonesia yaitu pada sila yang pertama yang bunyinya “Ketuhanan
Yang Maha Esa”. Sila tersebut menandakan bahwa keberagaman agama yang ada di
Indonesia tidak menghalangi setiap rakyat untuk bersatu dalam membangun
Indonesia.

Selain keberagaman agama yang terdapat di Indonesia, keberagaman budaya juga


menjadi sebuah tolak ukur kenapa pancasila disebut sebagai perjanjian luhur bangsa
Indonesia. Karena keberagaman suku bangsa dan agama, menyatakan bahwa mereka
bisa bersatu atas nama bangsa indonesia, yang menjadikannya pancasila sebagai
perjanjian luhur yang menyangkut seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila dikatakan sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia karena PPKI yang
mengesahkan Pancasila sebagai dasar negara merupakan “badan nasional” yang
mewakili seluruh bangsa Indonesia.

Contoh penerapan Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia dalam


kehidupan sehari-hari seperti berikut.

 Mengutamakan musyawarah untuk mufakat.

 Menghargai perbedaan pendapat dalam musyawarah.

 Mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi atau golongan.


3. Jelaskan bagaimana penyebaran agama pada masa zaman dahulu? Misalnya,
bagaimana penyebaran agama pada zaman kerajaan Majapahit, Sriwajaya, Mataram, dan
seterusnya?
Jawab:
-Majapahit
Kerajaan Majapahit yang merupakan kerajaan Hindu-Buddha yang terbesar dan yang
terakhir di Jawa diperkirakan terletak di Trowulan pada masa sekarang. Negara agro-
maritim ini didirikan oleh Raden Wijaya di Desa Tarik pada tahun 1294 Masehi.
Kerajaan ini berdiri selama kurang lebih 400 tahun, dan pada waktu pemerintahan raja
Hayam Wuruk (1350-1389).
Berkat kepemimpinan Hayam Wuruk dan Gadjah Mada stabilitas politik Majapahit
terjamin. Hal ini juga didukung oleh kekuatan tentara Majapahit dan angkatan lautnya
yang kuat. Semua perairan nasional dapat diawasi. Majapahit menjalin hubungan dengan
negara-negara/kerajaan lain. Hubungan dengan Negara Siam, Birma, Kamboja, Anam,
India, dan Cina berlangsung dengan baik. Dalam membina hubungan dengan luar negeri,
Majapahit mengenal motto Mitreka Satata, artinya negara sahabat.
Kehidupan keagamaan di Majapahit sangat teratur dan penuh toleransi. Di Majapahit
waktu berkembang dua agama yaitu agama Hindu dan agama Budha. Untuk mengatur
kehidupan beragama tersebut, dibentuk badan atau pejabat yang disebut Dharmadyaksa.
- Sriwijaya
Sriwijaya menjadi pusat studi agama Budha Mahayana di seluruh wilayah Asia
Tenggara. Raja Balaputradewa menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Benggala dari
India Raja Dewapala Dewa. Raja ini menghadiahkan sebidang tanah kepada
Balaputradewa untuk pendirian sebuah asrama bagi para pelajar dan mahasiswa yang
sedang belajar di Nalanda. Sriwijaya menjadi salah satu pusat pendidikan di Asia
Tenggara. Hal ini dibuktikan bahwa banyak mahasiswa asing yang juga belajar di
Sriwijaya. Mahasiswa yang ingin belajar ke India, biasanya mampir ke Sriwijaya terlebih
dahulu untuk belajar Bahasa Sanskerta. Para mahasiswa tersebut umumnya berasal dari
Asia Timur. Di Sriwijaya tinggal ribuan pendeta dan pelajar (mahasiswa) agama Budha.
Salah seorang pendeta Budha yang terkenal adalah Sakyakirti.
- Mataram
Di Jawa Tengah pernah berkembang kerajaan besar pada masa Hindu Buddha. Namanya
lebih dikenal dengan Mataram kuno. Nama Mataram kuno digunakan untuk menunjuk
Kerajaan Mataram pada masa pengaruh Hindu Budha. Sebab pada perkembangan
selanjutnya muncul Kerajaan Mataram yang juga berlokasi di Jawa Tengah juga. Namun
kerajaan yang muncul kemudian ini merupakan kerajaan Mataram yang bercorak Islam.
Sumber: Sejarah Indonesia Masa Hindu Budha Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyarkata (Sudrajat, M. Pd) Halaman 10, 14, dan 24)
Sumber: Agama dan Pendidikan Agama Pada Masa Majapahit (Hariani Santiko)
Halaman 123
4. Jelaskan dan kritisi cara-cara pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah
untuk mufakat dalam kehidupan masyarakat di sekitar anda atau dalam organisasi
yang ada di sekitar anda? Apa bentuk kearifan yang timbul Ketika musyawarah itu
berlangsung? Apa bentuk kendala yang timbul Ketika musyawarah itu berlangsung?

Jawab:
Keputusan bersama merupakan keputusan yang direncanakan bersama dan juga
dijalankan untuk kepentingan bersama.
Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mengambil keputusan bersama, yaitu dengan
cara musyawarah untuk mencapai mufakat, dan dengan cara pemungutan
suara terbanyak.
-Musyawarah Mufakat
Musyawarah diartikan sebagai pembahasan untuk menyatukan pendapat dalam
penyelesaian suatu masalah bersama. Musyawarah dilaksanakan dengan akal sehat
dan sesuai dengan hati nurani yang luhur agar diperoleh hasil keputusan bersama
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Sedangkan mufakat adalah sesuatu yang telah disetujui sebagai keputusan
berdasarkan kebulatan pendapat sebagai hasil musyawarah.
Musyawarah untuk mencapai mufakat adalah bentuk pengambilan keputusan
bersama yang paling baik. Sebab dengan musyawarah mufakat berarti semua orang
yang terlibat dalam musyawarah menyatakan setuju terhadap keputusan yang diambil
bersama.
-Pemungutan suara terbanyak
Bentuk keputusan bersama yang kedua adalah keputusan bersama berdasarkan suara
terbanyak. Cara pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak akan dilakukan,
apabila cara pengambilan keputusan dengan cara musyawarah tidak mencapai
mufakat.
Karena itu para peserta musyawarah harus mengambil keputusan bersama dengan
cara pengambilan suara terbanyak.
Berikut ini adalah bentuk-bentuk keputusan bersama di lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat:
1. Lingkungan Keluarga
Musyawarah dilakukan apabila ingin melaksanakan kepentingan bersama dalam
keluarga.
Misalnya menentukan peraturan di rumah, menentukan tugas masing-masing
individu, dan lain-lain.
2. Lingkungan Sekolah
Masalah-masalah yang kita  hadapi di sekolah pada umumnya terkait dengan
kegiatan organisasi kelas.Misalnya pemilihan ketua kelas, pemilihan ketua OSIS,
merencanakan kerja bakti, merencanakan karya wisata dan sebagainya.
3. Lingkungan Masyarakat
Karena setiap anggota masyarakat bisa berberbeda pandangan, usul, saran, dan
pendapat berbeda dalam menyelesaikan suatu masalah bersama.
Kepentingan bersama dalam masyarakat yang dimusyawarahkan, misalnya masalah
kerja bakti, sistem keamanan lingkungan, pemilihan ketua RT, dan perayaan hari
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, dan masih banyak lagi.
5. Jelaskan dinamika dan perubahan Pancasila sejak pra proklamasi, masa awal
kemerdekaan, zaman Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi!
Jawab:
-Pra Proklamasi
Pada sidang pertama BPUPKI yang dilaksanakan dari tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945,
tampil berturut-turut untuk berpidato menyampaikan usulannya tentang dasar negara.
Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin mengusulkan calon rumusan dasar
negara: 1. Peri Kebangsaan, 2. Peri Kemanusiaan, 3. Peri Ketuhanan, 4. Peri
Kerakyatan dan, 5. Kesejahteraan Rakyat.
Selanjutnya Prof. Dr. Soepomo pada tanggal 30 Mei 1945 mengemukakan teori- teori
Negara, yaitu: 1. Teori negara perseorangan (individualis), 2. Paham negara kelas, 3.
Paham negara integralistik.
Kemudian disusul oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 yang mengusulkan lima
dasar negara yang terdiri dari: 1. Nasionalisme (kebangsaan Indonesia), 2.
Internasionalisme (peri kemanusiaan), 3. Mufakat (demokrasi), 4. Kesejahteraan
sosial, 5. Ketuhanan Yang Maha Esa (Berkebudayaan).
-Awal kemerdekaan
Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima oleh Amerika
Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang. Sehari kemudian
BPUPKI berganti nama menjadi PPKI menegaskan keinginan dan tujuan mencapai
kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya. Teks proklamasi sendiri disusun oleh Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Mr. Ahmad Soebardjo di ruang makan Laksamana
Tadashi Maeda tepatnya di jalan Imam Bonjol No 1. Konsepnya sendiri ditulis oleh
Ir. Soekarno. Sukarni (dari golongan muda) mengusulkan agar yang menandatangani
teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa
Indonesia. Kemudian teks proklamasi Indonesia tersebut diketik oleh Sayuti Melik. Isi
Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.
-Orde Lama
Presiden Soekarno turun tangan dengan sebuah Dekrit Presiden yang disetujui oleh
kabinet tanggal 3 Juli 1959, yang kemudian dirumuskan di Istana Bogor pada tanggal
4 Juli 1959 dan diumumkan secara resmi oleh presiden pada tanggal 5 Juli 1959
pukul 17.00 di depan Istana Merdeka (Anshari, 1981: 99-100). Dekrit Presiden
tersebut berisi: 1. Pembubaran konstituante, 2. Undang-Undang Dasar 1945 kembali
berlaku, 3. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
-Orde Baru
Nilai dan norma-norma terkandung dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) berdasarkan ketetapan tersebut meliputi 36 butir
dari 5 sila Pancasila.
-Orde Reformasi
Pancasila yang seharusnya sebagai nilai, dasar moral etik bagi negara dan aparat
pelaksana Negara, dalam kenyataannya digunakan sebagai alat legitimasi politik.

Sumber: Argumen Tentang Dinamika Pancasila Dalam Sejarah Bangsa (Dodo Mulia
Saputra) Halaman 4-9
6. Jelaskan dan kritisi faktor penyebab rendahnya pemahaman dan pengamalan
tentang nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat Indonesia dewasa ini!
Jawab:
Pengamalan Pancasila secara imperatif, artinya mempunyai sifat mengikat dan
memaksa bagi semua warga negara Indonesia, sehingga apabila kita melanggar akan
dikenakan sanksi hukum. Mempertahankan atau mengamankan Pancasila dengan
tujuan agar tetap terjaga keutuhan dan kelestariannya, sehingga tidak akan diubah
atau diganti dengan ideologi lain.
Dengan demikian Pancasila akan tetap terjaga kelestariannya, dan tidak akan ada
yang mengubah atau mengganti dengan ideologi lain oleh siapun juga. Hal tersebut
memunculkan sebuah pertanyaan apa saja yang dapat melunturkan nilai-nilai luhur
Pancasila dan bagaimana mempertahankannya dalam diri generasi muda di zaman
sekarang maupun yang akan dating

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hal-hal yang dapat melunturkan
nilai-nilai luhur Pancasila dapat digolongkan sebagai berikut.
Kurangnya peranan pendidikan Agama dalam pembentukan sikap remaja
Salah satu hal terpenting dalam pembentukan sikap adalah pendidikan agama, karena
dengan agama kita dapat menanamkan pendidikan moral dan pembinaan mental.
Kurangnya pendidikan agama dapat menyebabkan seseorang memiliki kepribadian
yang buruk dan mudah tergoyahkan oleh arus globalisasi.
Kurangnya pendidikan Pancasila
Dengan adanya pendidikan pancasila diharapkan dapat meminimalisir dan
menangkal kemungkaran yang terjadi saat ini. Pendidikan pancasila diharapkan
mampu menghadirkan karakter generasi muda yang tidak hanya cerdas namun juga
berkarakter
Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh lingkungan
(orangtua, sekolah maupun masyarakat)
Pertama, dalam lembaga pendidikan informal seperti keluarga. Keluarga merupakan
jenjang pendidikan yang pertama dan utama bagi anak
Kedua, dalam ranah lembaga pendidikan formal atau sekolah, peran seorang guru
sangat urgen dalam membentuk karakter siswanya.
Ketiga, implementasi pendidikan Pancasila di masyarakat tentu dimulai dari
lingkungan rumah sekitar.
Penyimpangan nilai–nilai Pancasila
persoalan yang muncul seperti meningkatnya tindak criminal, semakin menjadi-
jadinya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), kekerasan, kejahatan seksual,
pengrusakan, perkelahian massal, kehidupan yang konsumtif, kehidupan politik yang
tidak produktif, dan lain-lain yang seringkali menjadi topik hangat dan tidak ada
henti-hentinya untuk dibicarakan.
Efek globalisasi
Kondisi ini memunculkan kecenderungan permasalahan baru yang semakin beragam
dan multidimensional. Teknologi informasi yang berkembang cepat, telah membawa
dampak bagi kehidupan manusia. Dampak ini dapat bernilai positif maupun negatif.
Sumber: PERAN MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DALAM MENGATASI PUDARNYA NILAI-NILAI LUHUR PANCASILA
GENERASI ZAMAN NOW (Pacitan, STKIP PGRI PACITAN) Halaman 2-6

Anda mungkin juga menyukai