Anda di halaman 1dari 13

Sumber Historis Sosiologis

dan Politis Pancasila


sebagai Sistem Filsafat
Sumber historis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Indonesia adalah sebuah bangsa besar


Agama memiliki peranan sentral
yang mewadahi warisan peradaban
dalam pendefinisian institusi-institusi
Nusantara dan kerajaan-kerajaan
sosial
bahari terbesar di muka bumi.

Nilai-nilai kemanusiaan dalam Sejarah menunjukkan bahwa kerajaan-


masyarakat Indonesia dilahirkan dari kerajaan pra-Indonesia adalah
perpaduan pengalaman bangsa kerajaan feodal yang dikuasai oleh
Indonesia dalam menyejarah. raja-raja autokrat. Meskipun demikian,
nilai-nilai demokrasi dalam taraf
tertentu telah berkembang dalam
Sejarah mencatat bahwa bangsa Indonesia budaya Nusantara, dan dipraktikkan
dahulunya adalah bangsa yang hidup dalam setidaknya dalam unit politik kecil.
keadilan dan kemakmuran, keadaan ini kemudian
dirampas oleh kolonialisme.
Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

1 2
• Masyarakat awam • Masyarakat ilmiah-
yang memahami akademis yang
Pancasila sebagai memahami
sistem filsafat yang Pancasila sebagai
sudah dikenal sistem filsafat
masyarakat dengan teori-teori
Indonesia dalam yang bersifat
bentuk akademis
pandangan hidup
Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Sila I
Notonagoro:
Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan satu
kesatuan utuh yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Sila II
Artinya, sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan Sila III
utuh yang yang saling terkait dan saling
berhubungan secara koheren. Sila IV

Sila V

Notonagoro (1980)
Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Kesatuan dan hubungan sila-sila Pancasila yang saling mengkualifikasi
atau mengisi dapat digambar sebagai berikut:

 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah KETUHANAN yang berkemanusiaan yang Adil dan
Beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
Kaelan, 2003

dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan ber-Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

 Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah KEMANUSIAAN yang ber-Ketuhanan Yang
Maha Esa, ber-Persatuan Indonesia, ber-Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan ber-Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

 Sila Persatuan Indonesia adalah PERSATUAN yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, ber-
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, ber-Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan ber-Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.
Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Kesatuan dan hubungan sila-sila Pancasila yang saling mengkualifikasi
atau mengisi dapat digambar sebagai berikut: (lanjutan)

 Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/


Perwakilan adalah KERAKYATAN yangber-Ketuhanan Yang Maha Esa, ber-
Kaelan, 2003

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan ber-Keadilan Sosial
bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

 Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah KEADILAN yang ber-
Ketuhanan Yang Maha Esa, ber-Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, ber-Persatuan
Indonesia, dan ber-Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
Sumber Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

1 2
• Meliputi wacana politis • Mencakup berbagai
tentang Pancasila argumen politis tentang
sebagai sistem filsafat Pancasila sebagai sistem
pada sidang BPUPKI, filsafat yang disuarakan
sidang PPKI, dan kuliah kembali di Era Reformasi
umum Soekarno antara dalam pidato politik
tahun 1958 dan 1959, Habibie 1 Juni 2011
tentang pembahasan sila-
sila Pancasila secara
filosofis
Sumber Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

1 • Wacana politis tentang Pancasila sebagai sistem filsafat


Soekarno melontarkan konsep Philosofische Grondslag, dasar
filsafat negara. Artinya, kedudukan Pancasila diletakkan
sebagai dasar kerohanian bagi penyelenggaraan kehidupan
Soekarno, 2001

bernegara di Indonesia.

• Kuliah umum di Istana Negara, 22 Mei 1958


Soekarno menegaskan tentang kedudukan Pancasila sebagai
Weltanschauung dapat mempersatukan bangsa Indonesia
dan menyelamatkan negara Indonesia dari disintegrasi
bangsa
Sumber Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

1 • Kuliah umum di Istana Negara, 26 Juni 1958


Soekarno membahas sila-sila Pancasila sebagai berikut
Sila I
→ Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan konsep yang dapat diterima semua
golongan agama di Indonesia.
Soekarno, 2001

→ Elemen Ketuhanan ini perlu dimasukkan ke dalam sila-sila Pancasila, karena


menjadi bintang penuntun atau pedoman dalam bertindak.

Sila II
→ Merupakan upaya untuk mencegah timbulnya semangat nasionalisme yang
berlebihan sehingga terjebak ke dalam chauvinisme atau rasialisme.
→ Soekarno menegaskan bahwa nasionalisme ala Hitler merupakan nasionalisme
yang tidak berperikemanusiaan karena didasarkan pada sikap chauvinistis.
Sumber Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

1 • Kuliah umum di Istana Negara, Juli 1958


Sila III
→ Ernest Renan, bangsa itu sekumpulan manusia yang
mempunyai keinginan bersatu hidup bersama (Le desire
Soekarno, 2001

d’etre ensemble).
→ Otto Bauer, bangsa adalah persatuan, persamaan
watak, yang dilahirkan karena persamaan nasib.
→ Soekarno menyimpulkan bahwa bangsa itu hidup
dalam suatu kesatuan yang kuat dalam sebuah negara
dengan tujuan untuk mempersatukan.
Sumber Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

1 • Kuliah umum di Istana Negara, 3 September 1958.


Sila IV
→ Demokrasi yang harus dijalankan adalah demokrasi Indonesia,
yang membawa keperibadian Indonesia sendiri.
Soekarno, 2001

• Kuliah umum seminar Pancasila di Yogyakarta 21 Februari 1959


Sila V
→ Keadilan sosial bagi bangsa Indonesia merupakan suatu
keharusan karena hal itu merupakan amanat dari para leluhur
bangsa Indonesia yang menderita pada masa penjajahan, dan
para pejuang yang telah gugur dalam memperjuangkan
kemerdekaan.
Sumber Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat

2 • Habibie dalam pidato 1 Juni 2011


→ Menyuarakan kembali pentingnya Pancasila bagi kehidupan bangsa
Indonesia setelah dilupakan dalam rentang waktu yang cukup panjang
sekitar satu dasawarsa pada eforia politik di awal reformasi.
Soekarno, 2001

Pertama, pernyataan Habibie tentang kedudukan Pancasila sebagai


dasar filosofis bangsa Indonesia dalam dinamika sejarah sistem politik sejak
Orde Lama hingga Era Reformasi.
Kedua, pernyataan Habibie tentang faktor-faktor perubahan yang
menimbulkan pergeseran nilai dalam kehidupan bangsa Indonesia
sehingga diperlukan reaktualisasi Pancasila.
Ketiga, penegasan tentang makna penting reaktualisasi Pancasila
Keempat, perlunya implementasi nilai-nilai Pancasila dalam seluruh aspek
kehidupan masyarakat Indonesia.
Sumber Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Berlaku atas kesepakatan penggunaan simbol dalam Bendera
merah
kehidupan bernegara. putih

Undang-Undang Dasar 1945


Pasal 35: ”Bendera Negara Indonesia ialah sang
merah putih”. Lagu simbol
kehidupan Bahasa
Indonesia berbangsa dan
bernegara di Indonesia
Pasal 36: ”Bahasa Negara ialah bahasa Indonesia”. Raya Indonesia.

Pasal 36A: ”Lambang Negara ialah Garuda Pancasila


dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika”.
Pasal 36B: ”Lagu kebangsaan Indonesia ialah Garuda
Pancasila
Indonesia Raya”.

Anda mungkin juga menyukai