BAB I
PENDAHULUAN
Ada ironi yang menghinggapi hati negeri ini. Ketika negeri jiran akan bangga dengan
budayanya sendiri, kini kita malah dihinggapi rasa rendah diri terhadap karya budayanya
sendiri, andaikan dulu Bangsa kita adalah Bangsa yang rendah hati namun sekarang bisa
dikatakan sebagai Bangsa rendah diri. Karena banyak anggapan bahwa Pencak Silat adalah
olahraga kampong, padahal Pencak Silat adalah peniggalan nenek moyang kita yang harus
dilestarikan karena Pencak Silat ini memeiliki segi magis yang tinggi yang mampu mengatur
pola prilaku hidup manusia ke arah yang lebih baik.
Oleh karena itu sebagai Bangsa yang menghargai budaya peninggalan nenek moyang,
kita harus melestarikan budaya tersebut. Dengan dimasukannya pencak silat di kurikulum
sekolah itu sangat membantu melestarikan budaya tersebut, karena dapat memperkenalkan
budaya kita sejak dini kepada anak-anak Bangsa kita.
[2]
Pembahasan karya ilmiah ini hanya lebih mendalami aspek-aspek Pencak Silat
Indonesia. Karena pembatasan waktu, dana dan biaya , dalam penulisan ini tidak
mendetailkan segala tentang lingkup Pencak Silat tersebut, namun dapat memberi gambaran
kepada pembaca tentang definisi, sejarah, perguruan, aspek dan bentuk Pencak Silat.
Tujuan utama penelitian ini yaitu untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah, yaitu :
Bab II
PEMBAHASAN
Suatu Seminar Pencak Silat diadakan oleh Pemerintah pada tahun 1973 di
Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pula dilakukan pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri
bagsa Indonesia dengan nama "Pencak Silat" yang merupakan kata majemuk. Di masa lalu
tidak semua daerah di Indonesia menggunakan istilah Pencak Silat. Di beberapa daerah di
jawa lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di Sumatera orang menyebut Silat. Sedang
kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu juga dengan kata silat.
Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri, yang terikat pada
peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan. Silat, mempunyai pengertian
gerak bela diri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna
keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/ manusia dari bela diri atau
bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga, seni, bela diri
dan kebatinan. Definisi Pencak Silat selengkapnya yang pernah dibuat PB. IPSI adalah
sebagai berikut :
[5]
Pencak adalah gerak bela-serang, yang teratur menurut sistem, waktu, tempat, dan
iklim dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara ksatria tidak mau
melukai perasaan. Jadi pencak lebih menunjuk pada segi lahiriah. Silat adalah gerak
bela-serang yang erat hubungannya dengan rohani, sehingga menghidup suburkan
naluri, menggerakan hati nurani manusia, langsung menyerah kepada Tuhan Yang
Maha Esa1.
Sedangkan menurut RM. Imam Koesoepangat, “pencak adalah gerakan beladiri tanpa
lawan, sedangkan silat adalah gerakan bela diri yang tidak bias dipertandingkan, disini
pencak merupakan sebuah seni”.2
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan
tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui
sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, (yaitu penduduk daerah pesisir
pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka), berbagai kelompok etnik lainnya yang
menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali,
Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional
mereka sendiri.
1
O’ong Maryono, Pencak Silat, Merentang Waktu, ( Yogyakarta : Yayasan Galang, 2000), hlm. 5
2
Murhananto, Menyelami Pencak Silat, ( Jakarta, Puspa Swara , Cet pertama, 1993, hlm. 2. Mengenai
beragam definisi pencak silat lihat juga O’ong Maryono, Ibid, hlm 4-9.
[6]
Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari
guru ke murid. Karena hal itulah catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan.
Kebanyakan sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke
daerah lain. Seperti asal mula silat aliran Cimande yang mengisahkan tentang seorang
perempuan yang menyaksikan pertarungan antara harimau dan monyet dan ia mencontoh
gerakan tarung hewan tersebut. Asal mula ilmu bela diri di Indonesia kemungkinan
berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan
menggunakan parang, perisai, dan tombak. Seperti yang kini ditemui dalam tradisi
suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.
3
Sheikh Shamsuddin, “Sejarah Perkembangan Pencak Silat di Indonesia”, Makalah, 1987, hlm. 5
[7]
4
Asikin, Pelajaran Pencak Silat, ( Bandung: Terate, 1975), hlm 2
[8]
Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga dapat
berkembang menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan pulau-pulau yang dihuni
berkembnag menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan dan kehidupan yang teratur. Tata
pembelaan diri di zaman tersebut yang terutama didasarkan kepada kemampuan pribadi yang
tinggi, merupakan dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan
hidup maupun dalam pembelaan berkelompok.
Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di masyarakat.
Begitu pula para empu yang membuat senjata pribadi yagn ampuh seperti keris, tombak dan
senjata khusus. Pasukan yang kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan
lainnya di masa itu terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan diri
individual yang tinggi.
Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri jarang sekali memberi
perhatian kepada pandangan hidup bangsa yang diperintah. Pemerintah Belanda tidak
memberi kesempatan perkembangan Pencak Silat atau pembelaan diri Nasional, karena
dipandang berbahaya terhadap kelangsungan penjajahannya.
Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan larangan untuk berkumpul dan
berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan Pencak Silat atau pembelaan diri bangsa
Indonesia yang dulu berakar kuat menjadi kehilangan pijakan kehidupannya. Hanya dengan
sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok kecil Pencak Silat dipertahankan.
5
Saleh M, Pencak Silat: Sejarah Perkembangan, Empat Aspek, Pembentukan Sifat dan Gerak,
( Bandung: IKIP, 1991), hlm 7.
[9]
Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda.
Terhadap Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan
Jepang sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-
mana atas anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa
serentak didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada waktu
itu telah diciptakan oleh para pembina Pencak Silat suatu olarhaga berdasarkan Pencak Silat,
yang diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di sekolah-
sekolah. Usul itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang.
Sekalipun Jepang memberikan kesempatan kepada kita untuk menghidupkan unsur-unsur
warisan kebesaran bangsa kita, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang
diduga akan berkobar lagi demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan
Nasional kita6.
Namun kita akui, ada juga keuntungan yang kita peroleh dari zaman itu. Kita mulai
insaf lagi akan keharusan mengembalikan ilmu Pencak Silat pada tempat yang semula
didudukinya dalam masyarakat kita.
Walaupun di masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak diberikan tempat untuk
berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melalui
guru-guru Pencak Silat, atau secara turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan
semangat kebangkitan nasional semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan
budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas Nasional7.
6
Ibid, hlm. 9
7
Ibid, hlm. 10
[10]
Pencak Silat telah berkembang pesat selama abad ke-20 dan telah menjadi olah raga
kompetisi di bawah penguasaan dan peraturan Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara
Bangsa, atau The International Pencak Silat Federation). Pencak silat sedang dipromosikan
oleh Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua, dengan tujuan membuat pencak silat
menjadi olahraga Olimpiade. Persilat mempromosikan Pencak Silat sebagai kompetisi olah
raga internasional. Hanya anggota yang diakui Persilat yang diizinkan berpartisipasi pada
kompetisi internasional.
Pada tahun 2002 Pencak Silat diperkenalkan sebagai bagian program pertunjukan
di Asian Games di Busan, Korea Selatan untuk pertama kalinya. Kejuaraan Dunia terakhir
ialah pada 2002 mengambil tempat di Penang, Malaysia pada Desember 2002.
Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang.
Praktisi biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan.
Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar,
menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
8
Joko Subroto, dan Moh Rohadi, Kaidah-kaidah Pencak Silat Seni yang Tergabung dalam IPSI,
( Solo: CV Aneka, 1996), hlm. 2
9
Ali Marsaban, Kamus Bahasa Indonesia, ( Bandung: Perkasa, 1984), hlm. 221-223.
[11]
Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba
mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat. Bentuk-bentuk gerakan dasar antara
lain:
a) Pembuangan:
Pembuangan adalah teknik belaan yang dilakukan dalam keadaan memaksa dengan
jalan membuang tenaga serangan lawan.
b) Tangkisan
Tangkisan adalah teknik belaan dengan cara mengadakan kontak langsung (benturan)
terhadap serangan lawan, dengan jalan membendung atau mengalihkan serangan. Berbagai
posisi dalam menangkis dapat dilakukan, baik dengan melangkah maupun diam di tempat,
dengan memperhitungkan posisi terbaik atau menguntungkan untuk melakukan serangan
balasan yang cepat. Yang perlu diperhatika dalam tangkisan adalah koordinasi antara sikap
kuda-kuda, sikap tubuh dan sikap tangan.
c) Hindaran/Elakan
Hindaran/Elakan adalah teknik belaan dengan cara memindahkan sasaran dari lintasan
serangan.
Teknik elakan dapat dilakukan dengan cara:
Melangkah dengan satu kaki
Di tempat
Memindahkan dua kaki
[12]
Elakan yang baik adalah dapat menghindarkan serangan dan dapat melakukan gerakan
lanjuta (pola sambut) dengan baik.
d) Pelepasan Kuncian
Pelepasan kuncian adalah usaha untuk melepaskan diri dari tangkapan lawan,
dilakukan dengan cara menggunakan satu tangan atau dua tangan.
2). Serangan
Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang.
Praktisi biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan.
Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar,
menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
Macam-macam serangan yang dapat dilakukan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a). Serangan dengan tangan
Serangan dengan tangan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, yaitu mengepal,
terbuka dan terbuka sebagian dengan memperhatikan lintasan serangan.
Lintasan serangan:
ke depan lurus
dari samping
dari bawah
sodokan
Tendangan
Sikap awal menendang perlu dilatih dari berbagai sikap dan posisi.
Macam tendangan adalah:
tendangan ke arah depan (A, T)
tendangan dari samping (C, Sirkel)
tendangan belakang (B)
Dengkulan
Dengkulan dilakukan apabila jarak/jangkauan lawan sudah terlalu dekat.
Serkel
Sapuan guna menjatuhkan lawan dengan cara secepat mungkin.
Menjatuhkan
Menjatuhkan dilakukan dengan cara: sapuan, ungkitan, kaitan dan guntingan.
Teknik jatuhan dapat dilakukan dengan cara:
[14]
Tujuan
Melatih dasar-dasar melakukan serangan dengan tangan dan kaki secara benar.
Melatih dasar-dasar melakukan belaan dengan tangan dan kaki secara benar.
Melatih pembentukan sikap yang benar.
Pelaksanaan
Kesalahan harus segera dibetulkan
Pemberian aba-aba dari lambat, teratur, meningkat menjadi cepat dan mendadak
Merangkaikan beberapa gerakan serangan (colok-tendangan-menjatuhkan)
Merangkaikan beberapa gerakan belaan (tangkis-hindar)
Merangkaikan beberapa gerakan bela dan serang tangkis-pukul-tendang.
3. Jurus
adalah suatu rangkaian gerakan teknik pencat silat (pasang-serang-bela) sebanyak 36
(tiga puluh enam) yang dilaksankan sambil melangkah10.
Tujuan
Melatih mengembangkan suatu pola permainan pencak silat
Menumbuhkan pengertian permainan secara teratur
Menguasai dan meyakini teknik yang dimiliki.
Pelaksanaan
Sama dengan pembinaan senam
Penjelasan unsur-unsur belaan dan serangan (teknik) pada masing-masing jurus.
Penjelasan pola langkah sesuai dengan tingkatannya tentang cara berpindah dari satu
tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaidah pencak silat PSHT
10
Trisnowati Tamat, Pelajaran Dasar Teknik Pencak Silat, ( Jakarta: Mawar, 1986), hlm. 3.
[15]
Pemberian aba-aba:
Pelan dan teratur (untuk pemahaman dan pembentukan sikap dan teknik yang benar)
ditingkatkan dengan cepat dan pendadakan untuk merangsang gerak cepat dan
bertenaga
ditingkatkan dengan memberi aba-aba satu hitungan
Kesalahan segera dibetulkan
Melatih menggunakan jurus secara berpasangan (2A ><>
Melatih menggunakan pasangan minimal dua gerakan untuk satu pasang dengan
peningkatan atau tambahan macam penggunaan pasang di tingkat atasnya
4. Pasang
adalah suatu sikap gerak lemah lembut gagah berwibawa dan terbuka yang
merupakan perangkap agar lawan mau menyerang, tetapi disertai kesiapan untuk melakukan
belaan dilanjutkan serangan masuk11.
Tujuan
Melatih menyiapkan kondisi siap menyerang dan siap diserang
Melatih meyakini jurus
Pelaksanaan
Melatih perpindahan gerak dari satu gerak ke gerak lain dengan menggunakan pasang
berlainan
Penggunaan pasamg masing-masing jurus
5. Pelepasan Kuncian
adalah suatu teknik untuk melepaskan kuncian lawan dilanjutkan dengan gerakan
mengunci lawan.
Tujuan
Melatih mengambil bagian-bagian tubuh lawan yang lemah
Melatih memanfaatkan bagiantubuh sendiri untuk menyerang lawan
Pelaksanaan
Melatih ketepatan dan kecepatan gerak disertai tenaga
6. Belaan Belati
adalah suatu teknik untuk menerima serangan belati dengan tangan kosong.
11
Ibid, hlm. 5
[16]
Tujuan
Melatih keberanian menghadapi lawan bersenjata
Pelaksanaan
Melatih kecepatan dan ketepatan gerak disertai tenaga.
7. Senam Toya
adalah suatu gerakan serang bela menggunakan toya yang dilakukan di tempat.
Tujuan
melatih dasar gerakan jurus toya
melatih sikap koordinasi yang benar antara sikap tangan memegang toya dengan
tubuh dan kuda-kuda kaki serta melatih gerak memegang toya dengan benar
Pelaksanaan
Pemberian aba-aba dari lambat, teratur, meningkat menjadi cepat dan mendadak
Kesalahan segera dibetulkan
8. Jurus Toya
adalah suatu rangkaian gerakan teknik pencak silat dengan menggunakan toya yang
dilaksanakan sambil melangkah.
Tujuan dan Pelaksanaan
sama dengan jurus
Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain,
sesuai dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari
pengamatan atas perkelahian binatang liar. Silat-silat harimau dan monyet ialah contoh dari
aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela diri dan olah raga, baik
fisik maupun pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Aspek olah raga dan aspek
bela diri inilah yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.
Umumnya Pencak Silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai insan atau
mahluk hidup yang pecaya adanya kekuasaan yang lebih tinggi yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Biasanya, Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian / kebatinan diberikan kepada siswa yang
telah lanjut dalam menuntut ilmu Pencak Silatnya. Sasarannya adalah untuk meningkatkan
budi pekerti atau keluhuran budi siswa. Sehingga pada akhirnya Pencak Silat mempunyai
tujuan untuk mewujudkan keselarasan / keseimbangan / keserasian / alam sekitar untuk
meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, guna mengisi Pembangunan
Nasional Indonesia dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasialis.
Ciri khusus pada Pencak Silat adalah bagian kesenian yang di daerah-daerah tertentu
terdapat tabuh iringan musik yang khas. Pada jalur kesenian ini terdapat kaidah-kaidah gerak
dan irama yang merupakan suatu pendalaman khusus (skill). Pencak Silat sebagai seni harus
menuruti ketentuan-ketentuan, keselarasan, keseimbangan, keserasian antara wirama, wirasa
dan wiraga.
Walaupun unsur-unsur serta aspek-aspeknya yang terdapat dalam Pencak Silat tidak
dapat dipisah-pisahkan, tetapi pembinaan pada jalur-jalur masing-masing dapat dilakukan. Di
tinjau dari segi olahraga kiranya Pencak Silat mempunyai unsur yang dalam batasan tertentu
sesuai dengan tujuan gerak dan usaha dapat memenuhi fungsi jasmani dan rohani. Gerakan
Pencak Silat dapat dilakukan oleh laki-laki atau wanita, anak-anak maupun orang tua/dewasa,
secara perorangan/kelompok.
Olahraga rekreasi
[19]
Olahraga prestasi
Olahraga massal
Sebagai tindak lanjut dari pemikiran-pemikiran tersebut dan atas anjuran Presiden
Soeharto, program olahraga massal yang bersifat penyegaran jasmani digarap terlebih dahulu,
yang telah menghasilkan program Senam Pagi Indonesia (SPI).
Oleh karena itu dirasakan perlu adanya pembinaan yang sistimatis untuk melestarikan
warisan nenek moyang kita. Terlebih-lebih setelah Kungfu masuk IPSI, atas anjuran
Pemerintah berdasarkan pertimbangan lebih baik Kungfu berada di dalam IPSI sehingga
lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadapnya, sekaligus
menasionalisasikan.
Standarisasi yang telah dirintis pembuatannya, hanyalah untuk jurus dasar bagi
keperluan khusus olahraga dan bela diri. Sedangkan pengembangannya telah diserahkan
kepad setiap perguruan yang ada. Sistem pembinaan yang dipakai oleh IPSI ialah setiap
aspek yang ada dijadikan jalur pembinaan, sehingga jalur pembinaan Pencak Silat meliputi :
Keempat jalur ini diolah, dengan saringan dan mesin sosial budaya, yaitu Pancasila.
[21]
Secara ringkas, murid silat atau pesilat dibagi menjadi beberapa tahap atau tingkat
kemahiran, yaitu:
1. Pemula, diajari semua yang tahap dasar seperti kuda-kuda,teknik tendangan, pukulan,
tangkisan, elakan,tangkapan, bantingan, olah tubuh, maupun rangkaian jurus dasar
perguruan dan jurus standar IPSI
2. Menengah, ditahap ini, pesilat lebih difokuskan pada aplikasi semua gerakan dasar,
pemahaman, variasi, dan disini akan mulai terlihat minat dan bakat pesilat, dan akan
disalurkan kepada masing-masing cabang, misalnya Olahraga & Seni Budaya.
Padepokan adalah istilah Jawa yang berarti sebuah kompleks perumahan dengan areal
cukup luas yang disediakan untuk belajar dan mengajar pengetahuan dan keterampilan
tertentu. Padepokan yang disediakan untuk belajar dan mengajar Pencak Silat dinamakan
Padepokan Pencak Silat.
1. Sebagai pusat informasi, pendidikan, penyajian dan promosi berbagai hal yang
menyangkut Pencak Silat.
2. Sebagai pusat berbagai kegiatan yang berhubu-ngan dengan upaya pelestarian,
pengembangan, penyebaran dan pening-katan citra Pencak Silat dan nilai-nilainya.
3. Sebagai sarana untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat Pencak
Silat Indonesia.
4. Sebagai sarana untuk mempererat persahabatan diantara masyarakat Pencak Silat di
berbagai negara.
5. Sebagai sarana untuk memasyarakatkan 2 kode etik manusia Pencak Silat, yakni :
Prasetya Pesilat Indonesia dan Ikrar Pesilat.
Istilah Pencak pada umumnya digunakan oleh masyarakat di Pulau jawa, madura
dan Bali.Contoh Aliran Pencak Silat yang berasal dari Jawa barat adalah Cimande, Cikalong,
sabandar dan sera. Dari aliran tersebut terangkum dalam suatu sistem yang utuh terdiri dari
sejarah landasan sosiologis, strategi, taktik dan teknik. benerapa perguruan pencak silat
diantaranya Tajimalela, Mande muda, Manderaga, Pager kencana dll. Aliran pencak silat di
tatar Sunda terdiri dari :
Aliran Cimande: Pendiri / pencipta dari aliran ini biasa dipanggil Ayah Kahir sering
juga dipanggil embah Kaer / Eyang Khoer. Sekitar tahun 1760 beliau mulai
memperkenalkan kepada murid- muridnya oleh karna itu ia dianggap sebagai pendiri
penca silat aliran Cimande walaupun pada sejarahnya belum terungkap secara jelas
Embah Kaer yang menciptakan jurus- jurus tersebut. Menurut catatan sejarah dalam
naskah Kidung Sunda disebutkan bahwa pada jaman Kerjaan Padjajaran sudah
terdapat 7 Penca Silat.
Aliran Cikalong : Sejarah perkembangan aliran Cikalong ( Raden Ateng ) dalah
salah satu seorang putra Bupati yang sangat tertarik dengan Pencak Silat yang juga
pernah menjadi murid Abah Kahir.Pembinaan fisik dan penggunaan rasa ekspresi
banyak persamaanya hanya penggunaanya yang berbeda pada pencak silat adalah olah
tubuh dari rasa yang digunakan berdiri sedangkan tari sebagai media ekspresi.
[23]
Makna Lambang IPSI
Jiwa patriotisme yang tinggi ditunjukkan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo, salah
seorang Saudara Tertua Setia Hati, dengan bantuan teman-temannya dari Pilang Bango,
Madiun dengan berani menghadang kereta api yang lewat membawa tentara Belanda atau
mengangkut perbekalan militer. Penghadangan, pelemparan, dan perusakkan yang terjadi
berulang-ulang sampai akhirnya ia ditangkap PID Belanda dan mendapat hukuman kurungan
di penjara Cipinang dan dipindahkan kePadang, Sumatera Barat. Setelah dibebaskan, Ki
Hadjar Hardjo Oetomo yang telah mendirikan Setia Hati Pencak Sport Club yang kemudian
mengaktifkan kembali perguruannya sampai akhirnya berkembang dengan nama
Persaudaraan Setia Hati Terate.
Untuk menjadi saudara pada Persaudaraan Setia Hati Terate ini, sebelumnya
seseorang itu terlebih dahulu harus mengikuti pencak silat dasar yang dimulai dari sabuk
hitam, merah muda, hijau dan putih kecil. Pada tahap ini seseorang tersebut disebut sebagai
siswa atau calon saudara.
Selama dalam proses latihan pencak silat, seorang pelatih / warga (saudara SH) juga
memberikan pelajaran dasar ke-SH-an secara umum kepada para siswa.
Setelah menamatkan pencak silat dasar tersebut, seseorang yang dianggap sebagai
warga atau saudara SH adalah apabila ia telah melakukan pengesahan yang dikecer oleh
Dewan Pengesahan. Dewan pengesahan ini termasuk saudara SH yang terbaik dari yang
terbaik yang dipilih melalui musyawarah saudara-saudara SH. Proses kecer tersebut
berlangsung pada bulan Syura. Adapun syarat yang harus disediakan dalam pengeceran
antara lain: Ayam jago, mori, pisang, sirih, dan lain sebagainya sarat-sarat yang telah
ditentukan.
12
Singgih Joyohusudo, dkk, Persaudaraan Setia Hati, (Madiun: PSHT Winogo, 1995), hlm. 21
[25]
Dalam proses pengeceran ini, kandidat diberi pengisian dan gemblengan jasmani dan
rohani dan ilmu ke-SH-an serta petuah-petuah, petunjuk-petunjuk secara mendalam dan luas.
Saudara SH yang baru disahkan tersebut, dalam tingkatan ilmu disebut sebagai saudara
tingkat I (erste trap). Pada Persaudaraan Setia Hati Terate juga dibagi dalam tiga jenis
tingkatan saudara yaitu saudara SH Tingkat I (ester trap), Tingkat II (twede trap), tingkat III
(derde trap).
Pada Persaudaraan Setia Hati Terate diajarkan 36 jurus pencak silat yang merupakan
warisan dari Ki Ngabei Soerodiwirjo di erste trap serta pelajaran ilmu ke-SH-an yang dapat
diperoleh pada tingkatan twede trap dan derde trap. Jurus-jurus tersebut merupakan ramuan
dari beberapa aliran pencak silat yang berada di nusantara, di antaranya dari Jawa Barat,
Betawi (Jakarta), dan Minangkabau13.
5) Merpati Putih
13
Bambang Tunggul Wulung Judhayasmara, Sejarah Singkat dan Perkembangannya Persaudaraan
Setia Hati Terate, ( Semarang: Persaudaraan Setia Hati Terate Semarang,tt., 1992), hlm. 7-8
14
Murdiyanto, “Pemahaman Makna Merpati Putih: Telaan Secara Holistik, dalam Makalah, 1992
hlm. 1
[26]
Arti dari Merpati Putih itu sendiri adalah suatu singkatan dalam bahasa Jawa, yaitu:
Pada awalnya ilmu beladiri Pencak Silat ini hanya khusus diajarkan kepada Komando
Pasukan Khusus ditiap kestuan ABRI dan Polisi serta PasukanPengawalan Kepresidenan
(Paspampres). Didirikan pada tanggal 2 April 1963 di Yogyakarta, mempunyai kurang lebih
35 cabang dengan kolat (kelompok latihan) sebanyak 415 buah (menurut data tahun 1993)
yang tersebar di seluruh Nusantara dan saat ini mempunyai anggota sebanyak satu juta orang
lulusan serta yang masih aktif sekitar 100 ribu orang dan tersebar di seluruh Indonesia.
15
Ibid, hlm. 2
[27]
Sang Guru Merpati Putih adalah Bapak Saring Hadi Poernomo, sedangkan pendiri
Perguruan dan Guru Besar sekaligus pewaris ilmu adalah Purwoto Hadi Purnomo (Mas
Poeng) danBudi Santoso Hadi Purnomo (Mas Budi) sebagai Guru Besar terakhir yaitu
generasi ke sebelas (Grat XI).
Amanat Sang Guru, seorang Anggota Merpati putih haruslah mengemban amanat
Sang Guru yaitu :
Pada tahun 1995, seorang anggota PPS Betako Merpati Putih cabang Jakarta Selatan,
Mas Eddie Pasar mendapat piagam penghargaan Rekor dari Musium Rekor Indonesia
(MURI) karena mendemonstasikan menyetir mobil terjauh dari Bogor ke Jakarta dengan
mata tertutup.
16
Ibid
[28]
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Untuk memahami kajian karya ilmiah ini, peneliti menggunakan pendekatan sosio-
historis. Dengan pendekatan ini diharapkan menghasilkan penjelasan yang mampu
mengungkap gejala-gejala suatu peristiwayang berkaitan erat dengan waktu dan tempat,
lingkungan dan kebudayaan, dimana kejadian berlangsung, kemudian dapat menjelaskan asal
– usul dari segi dinamikasosial serta struktur social didalam masyarakat bersangkutan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fungsionalisme yang
menitikberatkan pada segala aktifitas kebudayaan yang dilakukan oleh masyarakat
sebenarnya mempunyai maksud untuk memuasakan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan
naluri manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya.
Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya
akan diduga. Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi
dalam penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar
dari semua unsur sampling dalam populasi sampling. Didalam Karya Ilmiah ini populasi
yang diambil yaitu atlet Pelatda, mantan atlet, para pelatih, Pengurus Daerah (Pengda), KONI
Banten bidang pembinaan Prestasi dan Kesejarahan Pencak Silat dan melakukan penelitian
secara sampling dengan acak dari berbagai perguruan dan ranting di daerah Banten.
Dalam Pembahasan Karya Ilmiah ini Pencak Silat adalah kebudayaan warisan nenek
moyang Bangsa Indonesia, oleh karena itu seharusnya kita teap melestarikan kebudayaan
tersebut. Karena Pencak Silat memiliki kekhasan didalamnya. Kekhasan ini timbul karena
dalam setiap daerah memiliki aliran yang berbeda-beda dan menjadikan pedoman dalam
prilaku masyarakat di daerah tersebut. Dan uniknya dalam melakukan Pencak Silat, para
pesilat diiringi dengan musik tradisional masing masing daerah. Maka dari itu kita harus tetap
bangga dan melestarikan kebudayaan Bangsa kita sendiri dan mengembangkan luas sampai
ke seluruh dunia.
[30]
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Kekhasan Pencak Silat ini timbul karena dalam setiap daerah memiliki aliran yang
berbeda-beda dan menjadikan pedoman dalam prilaku masyarakat di daerah tersebut. Dan
uniknya dalam melakukan Pencak Silat, para pesilat diiringi dengan musik tradisional masing
masing daerah. Maka dari itu kita harus tetap bangga dan melestarikan kebudayaan Bangsa
kita sendiri dan terus mengembangkannya.
[31]
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Karya Ilmiah
Asikin, Pelajaran Pencak Silat, Bandung, Terate, 1975
M, Saleh, Pencak Silat: Sejarah Perkembangan, Empat Aspek, Pembentukan Sifat dan
Gerak, Bandung, IKIP, 1991
Marsaban, Ali, Kamus Bahasa Indonesia, Bandung, Perkasa, 1984
Maryono, O’ong, Pencak Silat Merentang Waktu, Yogyakarta, Yayasan Galang, 2000
Murdiyanto, “Pemahaman Makna Merpati Putih: Telaan Secara Holistik, dalam Makalah,
1992
Murhananto, Menyelami Pencak Silat, Jakarta, Puspa Swara cet. 1, 1993
Shamsuddin, Sheikh, “Sejarah Perkembangan Pencak Silat di Indonesia”, Makalah, 1987
Singgih Joyohusudo, dkk, Persaudaraan Setia Hati, Madiun, PSHT Winogo, 1995
Subroto, Joko dan Rohadi, Moh, Kaidah-kaidah Pencak Silat Seni yang Tergabung dalam
IPSI, Solo, CV Aneka, 1996
Tamat, Trisnowati, Pelajaran Dasar Teknik Pencak Silat, Jakarta, Mawar, 1986
Tunggul Wulung Judhayasmara, Bambang, Sejarah Singkat dan Perkembangannya
Persaudaraan Setia Hati Terate, Semarang, Persaudaraan Setia Hati Terate
Semarang, 1992