KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Lompat Tinggi
Atletik merupakaan cabang olahraga yang paling tua usianya.
Gerakan yang terdapat dalam olahraga ini merupakan gerak dasar yang
dilakukan manusia, misalnya jalan, lari, lompat, dan lempar. Seiring dengan
perkembangan olahraga atletik, semakin banyak pula peminat olahraga atletik
salah satunya adalah lompat tinggi.
a. Pengertian Lompat Tinggi
Banyak ahli yang mendefinisikan pengertian dari lompat tinggi.
Giri Wiarto (2013:36) menyatakan bahwa:
Lompat tinggi adalah suatu bentuk melompat ke atas dengan cara
mengangkat kaki depan ke atas sebagai upaya membawa titik berat
dengan setinggi mungkin dan secepat mungkin jatuh (mendarat)
dengan jalan melakukan tolakan pada salah satu kaki untuk
mencapat suatu ketinggian tertentu.
Pengertian dari lompat tinggi juga dijelaskan oleh Munasifah
(2008:25) yang berpendapat bahwa:
Lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan melompat ke atas dengan
cara mengangkat kaki ke depan ke atas sebagai upaya membawa titik
berat badan setinggi mungkin dan secepat mungkin jatuh (mendarat)
dengan cara melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai
ketinggian tertentu.
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, dapat disimpulkan
bahwa pengertian lompat tinggi adalah gerakan melompat ke atas dengan
tolakan satu kaki dan mengangkat kaki yang lain ke depan atas untuk
membawa badan setinggi mungkin mencapai suatu ketinggian tertentu dan
secepat mungkin untuk mendarat.
b. Peralatan lompat tinggi
Peralatan sangat diperlukan untuk terlaksaknanya lompat tinggi,
seperti penjelasan Munasifah (2008:26) mengenai peralatan lompat tinggi
adalah sebagai berikut , Dalam olahraga atletik lompat tinggi ada
5
6
unsur-unsur pokok yang penting dimiliki oleh atlet pelompat tinggi, antara
lain : awalan, tumpuan, saat melewati mistar dan mendarat.
(1)Awalan
Jarak awalan dalam lompat tinggi sekitar 12 sampai 15 langkah
(10-15 meter), kecepatan awal dilakukan ecara berangsur-angsur
meningkat. Sudut awalan dipengaruhi cara melompat.
(2)Tolakan
Tolakan adalah perpindahan gerakan horizontal ke arah vertikal
yang dilakukan secara mendadak.
(3)Sikap badan di atas mistar
Sikap di atas mistar berhubungan dengan sudut awalan pada waktu
akan melakukan lompatan. Dengan demikian gaya dalam lompat
tinggi bisa dibedakan dan ditentukan oleh pelompat ketika berada
di atas mistar
(4)Mendarat
Sikap mendarat yaitu sikap jatuh setelah melewati mistar dan
sebenarnya bukan unsur yang menentukan dalam lompat tinggi,
sebab tugas si pelompat dapat dikatakan selesai jika si pelompat
telah melewati mistar. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan
pada saat mendarat, si pelompat harus mendarat dengan sebaik
mungkin.
d. Gaya dalam lompat tinggi
Pada cabang lompat tinggi, keberhasilan lompatan dipengaruhi
banyak faktor salah satunya adalah gaya yang digunakan. Dalam lompat
tinggi ada beberapa gaya yang sering digunakan dalam pertandingan, Tri
Minarsih, Acep Hadi, dan Hanjaeli ( 2010:78) menyebutkan,Ada empat
jenis gaya yang ada dalam lompat tinggi, yaitu gaya gunting (scissors),
gaya guling perut (straddle), gaya guling samping (western roll), dan gaya
telentang (flop). Lanjut menurut Giri Wiarto (2013:40) menjelaskan
bahwa, Gaya dalam lompat tinggi itu ada 4 yaitu : Gaya guling perut (the
straddle style), Gaya gunting (the scissors style), Gaya guling sisi (western
roll), dan Gaya membelakangi atau gaya flop (the fosbury flop).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikatan ada 4 gaya
yang sering digunakan dalam lompat tinggi yaitu : (1) gaya gunting atau
scissors style, (2) gaya guling perut atau straddle style, (3) gaya guling sisi
atau western roll style, (4) dan gaya membelakangi atau flop.
8
b. Pembelajaran
Pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 (20),
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Khanifatul (2013:14)
berpendapat bahwa, Pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan
guru atau pendidik untuk membuat siswa atau peserta didik belajar
(mengubah tingkah laku untuk mendapat kemampuan baru) yang berisi
suatu sistem atau rancangan untuk mencapai suatu tujuan. Kemudian
Agus Kristiyanto (2010:121) menambahkan, Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkugan belajar.
Menurut Winkel (1991) yang di kutip M.Sobry Sutikno (2013:31)
meyatakan bahwa Pembelajaran sebagai seperangkat tindakan yang
dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan
memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperan terhadap
rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam peserta
didik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka pengertian
pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik
dan sumber berlajar untuk mencapai suatu tujuan pada suatu lingkungan
belajar.
Pembelajaran merupakan salah satu bagian dari kegiatan belajar
mengajar yang terdiri dari komponen-komponen di dalamnya. Menurut
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010:41), komponen-komponen
tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari
pelaksanaan dari suatu kegiatan.
(2) Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam
proses belajar mengajar.
15
Cones digunakan sebagai alat yang membantu arah atau rute dari
setiap materi yang diberikan, selain itu digunakan untuk menopang bilah
bambu yang dilompati pada materi melompat dan terbuat dari bahan
plastik yang lentur dan aman untuk siswa SD.
18
b. Hoolahoop / simpai
dengan aman. Sehingga siswa tidak takut terluka ketika harus melompat
dengan tinggi.
f. Matras
3) Diamond run
Lintasan yang berupa cones disiapkan berbentuk wajik atau
diamond. Kemudian siswa berdiri pada titik start yang telah
23
4) Berlari menyudut
Berlari menyudut merupakan gerakan yang mengarah pada
gerakan awalan dalam lompat tinggi gaya straddle dan gaya gunting.
Siswa berlari mengikuti cones yang ditata menyudut dengan berlari
menggunkan percepatan. Pelaksanaan materi ini, siswa dibagi menjadi
2 kelompok dan berbaris pada posisi cones yang telah ditentukan guru.
Setelah ada aba-aba dari guru, siswa berlari mengikuti arah yang
ditandai, kemudian melompat menyentuh karet yang dibentangkan.
Siswa melaksanakan dengan bergantian sesuai arahan dari guru.
Kemudian masing-masing kelompok bertukar posisi.
24
b. Lompat
1) Melompati bilah
Siswa melompati bilah yang disangga dengan cones. Siswa
melompat ke kanan dan ke kiri sebanyak 5 kali. Tujuannya adalah
melatih siswa dalam melatih lompatan dan koordinasi tubuh yang
mengarah pada teknik melompat. Pelaksanaanya, siswa bersiap di
sebelah kanan bilah. Setelah diberikan aba-aba, siswa melakukan
lompatan ke samping kanan dan kiri melewati bilah bambu sebanyak 5
kali. Bergantian dengan siswa selanjutnya.
3) Melompati gawang
Siswa melompati gawang awan yang telah ditata. Dimulai dari
titik start, kemudian siswa melompati 4 gawang yang telah disediakan
sesuai rute yang telah ditentukan. Untuk tinggi gawang putri lebih
rendah daripada laki-laki, sehingga gawan bias diganti dengan kardus
atau gawang yang dimodifikasi Tujuannya adalah untuk menyesuaikan
siswa pada waktu timing melompat. Siswa tidak dituntut untuk
melewati lintasan gawang dengan cepat, siswa hanya perlu melompati
lintasan tanpa menjatuhkan gawang. Pelaksanaanya dimulai oleh siswa
pertama setelah mendapatkan aba-aba dari guru. Siswa melompati
gawang sesuai rute, kemudian ke barisan dan dilanjutkan siswa
berikutnya.
26
2) Melompati gawang
Pelaksanaan sama, namun ketinggian ditambah dengan
meletakkan gawang aman sebagai pengganti bilah dan kardus.
Pelaksanaanya, siswa bersiap pada posisi yang dipilihnya untuk
28
3) Melompati karet
Pelaksanaan sama seperti materi sebelumnya, namun kali ini
siswa tidak dibantu dengan cones. Karet yang terbentang menjadi
rintangan yang harus dilompati siswa. Siswa melakukan lompatan
dengan materi yang telah di dapat sebelumnya. Tujuannya adalah
untuk membuat siswa memahami gerakan dasar lompat tinggi secara
mandiri. Pelaksanaannya, siswa tetap memilih gaya yang
dimampunya. Siswa berbaris pada posisi sesuai gaya yang dipilih
antara gaya straddle atau gaya gunting. Siswa melakukan lompatan
secara bergantian mengikui arahan dari guru.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan dari kajian pustaka di atas, maka penggunaan alat bantu
pembelajaran untuk membantu proses pembelajaran gerakan dasar lompat tinggi
diperoleh skema sebagai berikut :
Siklus I : Rangkaian
gerakan dasar lompat
Tindakan
tinggi (awalan, tolakan,
Menggunakan alat melayang, mendarat)
bantu dengan menggunakan
pembelajaran alat bantu pembelajaran .
dalam melakukan
gerakan dasar
Kondisi Akhir lompat tinggi.
Siklus II : merupakan
penyempurna dari siklus
sebelumnya. Siswa dapat
melakukan gerakan dasar
lompat tinggi sesuai
capaian KKM.
Gambar 2.23. Kerangka Berpikir