Anda di halaman 1dari 4

13 Faktor Penyebab Kerusakan Laut Serta Penjelasannya

Dalam hal laut merupakan kumpulan air asin dalam jumlah yang terbilang banyak dan
luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi dalam hal ini laut ialah
air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan
berasa asin. Yang biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut.

1. Jenis-Jenis Air Laut

Menurut dalam proses terjadinya, ada beberapa jenis laut di bumi ini dan menurut proses
terjadinya kita mengenal adanya laut transgresi, laut ingresi dan laut regresi. Untuk lebih
jelasnya dari masing-masing simak uraian berikut ini.

2. Laut Transgresi

Laut transgresi merupakan laut yang terjadi karena adanya perubahan permukaan laut
secara positif (secara meluas). Perubahan permukaan ini terjadi karena naiknya permukaan air
laut atau daratannya yang turun, yang sehingga bagian-bagian daratan yang rendah tergenang air
laut. Dalam perubahan ini terjadi pada zaman es, contohnya laut jenis ini ialah Laut Jawa, Laut
Arafuru dan Laut Utara.

3. Laut Ingresi

Laut Ingresi merupakan laut yang terjadi karena adanya penurunan tanah di dasar laut.
Oleh karena itu laut ini sering disebut dengan laut tanah turun. Penurunan tanah di dasar laut
akan membentuk lubuk laut dan palung laut. Lubuk laut atau basin ialah penurunan di dasar laut
yang berbentuk bulat. Contohnya lubuk Sulu, Lubuk Sulawesi dan Lubuk Karibia. Sedangkan
Palung Laut atau trog ialah penurunan di dasar laut yang bentuknya memanjang. Contohnya
Palung Mindanau yang memiliki kedalamannya sekitar 1.085 m, Palung Sunda yang memiliki
kedalaman sekitar 7.450 m dan Palung Mariana yang memiliki kedalaman sekitar 10.683
(terdalam di dunia).

4. Laut Regresi

Laut regresi merupakan laut yang menyempit. Yang penyempitan terjadi karena adanya
pengendapan oleh batuan (pasir, lumpur dan lain-lain) yang dibawa oleh sungai-sungai yang
bermuara di laut tersebut. Penyempitan laut banyak terjadi dipantai utara pulau Jawa.

Faktor Penyebab Kerusakan Laut

Berikut ini beberapa penyebab dari terjadinya kerusakan laut, antara lain yaitu:

 Terumbu karang yang hidup di dasar laut yang merupakan sebuah pemandangan yang
cukup indah. Banyak wisatawan melakukan penyelaman hanya untuk dapat melihatnya,
sayangnya dalam hal ini tidak sedikit dari mereka menyentuh bahkan membawa pulang
terumbu karang tersebut. Padahal, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang.
 Dengan membuang sampah ke laut dan ke pantai hal ini dapat mencemari air laut.
 Mungkin dalam hal ini tidak banyak yang sadar, dalam penggunaan pupuk dan pestisida
buatan pada lahan pertanian turut merusak terumbu karang di lautan.
 Karena meskipun jarak pertanian dan bibir pantai sangat jauh, residu kimia dari pupuk
dan pestisida buatan pada akhirnya akan terbuang ke laut melalui air hujan yang jatuh di
lahan pertanian.
 Poros menggunakan air, karena semakin banyak air yang digunakan maka semakin
banyak pula limbah air yang dihasilkan dan akhirnya mengalir ke laut. Limbah air
tersebut biasanya sudah mengandung bahan kimia.
 Terumbu karang merupakan tujuan wisata yang sangat diminati. Kapal akan lalu lintas di
perairan, membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak
terumbu karang yang berada di bawahnya.
 Penambangan pasir atau bebatuan di laut dan pembangunan pemukiman di pesisir turut
merusak kehidupan terumbu karang. Limbah dan populasi dari aktifitas masyarakat di
pesisir secara tidak langsung berimbas pada kehidupan terumbu karang. Selain itu, sangat
banyak yang pengambilan karang untuk bahan bangunan dan hiasan akuarium.
 Masih terbilang banyak yang menangkap ikan di laut dengan menggunakan bom dan
racun sianida, hal ini sangat mematikan terumbu karang.
 Selain karena kegiatan manusia, kerusakan terumbu karang juga berasal dari sesama
makhluk hidup di laut, siput drupella salah satu perdator bagi terumbu karang.
 Pengundulan hutan di lahan atas sedimen hasil erosi dapat mencapai terumbu karang di
sekitar muara sungai, sehingga mengakibatkan kekeruhan yang mengambat difusi
oksigen ke dalam polip atau hewan karang.
 Pengerukan di sekitar terum-bu karang meningkatnya kekeruhan yang mengganggu
pertumbuhan karang.
 Penangkapan ikan hias dengan menggunakan bahan beracun (misalnya kalium sianida)
yang mengakibatkan ikan pingsan, mematikan karang dan biota avertebrata.
 Dalam penangkapan ikan dengan bahan peledak dapat mematikan ikan tanpa dikriminasi,
karang dan biota avertebrata yang tidak bercangkang.

10 Manfaat Hutan Bagi Manusia dan Lingkungan


Hutan merupakan sebuah kawasan yang banyak ditumbuhi oleh tanaman dan pepohonan lebat.
Hutan biasanya terdapat pada wilayah luas di berbagai belahan dunia dan fungsi utamanya adalah
sebagai menyerap karbon dioksida, penghasil oksigen, juga sebagai habitat flora dan fauna. Ekosistem
Hutan yang begitu luas selaun bermanfaat sebagai salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting,
juga mempunyai manfaat-manfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Diantaranya:

Manfaat Klimatologis

1. Mengatur Iklim

Keberadaan hutan sangatlah penting bagi keberlangsungan hidup manusia karena salah satu
manfaat terpenting hutan adalah dapat mengatur dan menstabilkan iklim yang ada, baik secara mikro
maupun makro. Hal yang dapat terjadi jika hutan tergusur oleh lahan-lahan industri adalah tidak stabilnya
iklim dunia sehingga banyak terjadi bencana alam dan banyak perubahan waktu pergantian musim.
(baca: iklim di Indonesia)

2. Sebagai Paru-paru dunia

Hutan merupakan daerah luas yang menjadi habitat ribuan bahkan jutaan spesies tumbuhan
yang manfaatnya sangat terasa bagi kehidupan di bumi. Tumbuhan yang ada di hutan dapat menyerap
karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan bernapas manusia maupun hewan, juga karbon-karbon
lainnya yang dihasilkan oleh bumi (baca: kerak bumi) itu sendiri ataupun yang paling berbahaya adalah
karbon gas buang hasil industri. Dengan menyerap karbon dioksida, tumbuhan akan menghasilkan
oksigen yang juga bermanfaat bagi mahluk hidup lain karena oksigen sangat dibutuhkan dalam bernafas.
Maka dari itu, hutan sangat bermanfaat sebagai paru-paru dunia karena dibutuhkan oleh seluruh mahluk
hidup di bumi.

Manfaat Ekologis

1. Mencegah erosi dan banjir

Akar tumbuhan di hutan dapat menyerap air tanah (baca: ciri-ciri air tanah yang baik) cukup
tinggi, sehingga dapat mencegah banjir (baca: jenis-jenis banjir) karena akar tumbuhan akan menahan
laju air. Selain itu, akar tumbuhan apada ekosistem hutan yang rapat dapat mencegah pengikisan tanah
atau erosiketika terjadi hujan, sehingga bencana alam seperti longsor dapat dicegah sedini mungkin. Hal
ini tentu saja sangat penting untuk keberlangsungan hidup dan keamanan mahluk hidup di bumi.

2. Menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah

Hutan dapat menyuburkan tanah karena pada hutan banyak terdapat tumbuhan yang mana
ketika daunnya berguguran, maka akan menjadi membusuk dan terurai sehingga berubah menjadi tanah
humus yang bermanfaat sebagai pupuk yang dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah. Tanah
yang subur banyak dimanfaatkan untuk menanam pohon tertentu yang bernilai estetik maupun bernilai
ekonomis.

3. Sebagai wilayah untuk melestarikan keanekaragaman hayati

Fungsi hutan yang sangat banyak tidak hanya dimanfaatkan untuk manusia semata, namun juga
bermanfaat untuk pelestarian flora dan fauna. Sudah selayaknya flora dan fauna mendapatkan tempat
yang layak untuk tinggal dan berkembang biak, sehingga ekosistem hutan dan bumi dapat terjaga
dengan baik secara seimbang. Sudah merupakan kewajiban bagi kita semua untuk menjaga hutan dari
kerusakan yang berkepanjangan.

Manfaat Hidrolis
1. Menampung air hujan

Sudah kita ketahui semua bahwa ekosistem hutan menjadi tempat yang tepat untuk
menampung air hujan (baca: fungsi air hujan) dan menjadikannya sebagai tempat cadangan air
tanah karena hutan dapat menyerap air dengan baik dibanding dengan lahan kosong yang tidak
terdapat tumbuhan di atasnya. Maka, untuk mencegah kekeringan dan juga mencegah bencana
alam seperti banjir dan jenis-jenis longsor, hal yang paling tepat adalah dengan menanami
lahan kosong dengan banyak tumbuhan dan memeliharanya dengan baik sehingga akar dari
tanaman tersebut kokoh dan dapat membantu menyimpan cadangan air tanah.

2. Mencegah intrusi air asin

Intrusi air asin adalah proses air asin masuk ke daratan air tawar dan mencemari air
tawar sehingga cadangan air tawar menipis. Hal ini biasanya terjadi di daerah ekosistem
pantai. Maka hal yang paling tepat adalah dengan menggalakan pelestarian hutan
mangrove yang mana hutan mangrove membantu mencegah intrusi air asin ke daratan
sehingga pencemaran air tanah oleh air asin dapat diminimalisir bahkan dapat dicegah.

3. Pengatur tata air tanah

Bagi para pekerja tani, ekosistem hutan sangat penting artinya karena hutan
merupakan kawasan pengatur tata air dan kesuburan tanah. Kebutuhan air (baca: jenis-jenis
air) akan terganggu apabila keberadaan hutan mengalami kerusakan parah terutama di bagian
hulu. Hal ini sudah banyak terjadi, terlihat dari banyaknya kekeringan di beberapa daerah
pertanian setiap musim kemarau dan terendam ketika musim hujan datang karena terjadinya
kerusakan fungsi hutan sebagai penampung air hujan (baca: fungsi air hujan) yang membuat
cadangan air tanah untuk mendukung sistem pengairan pertanian semakin berkurang.

hal ini dapat pempengaruhi produktifitas lahan pertanian yang berujung tersendatnya
perekonomian masyarakat tani. Maka perlu komitmen yang serius dari seluruh lapisan
masyarakat untuk mulai menjaga keberlangsungan ekosistem hutan mulai dari hulu ke hilir
sehingga bisa kembali ke fungsi awalnya sebagai pengatur tata air tanah.

Manfaat Ekonomi
1. Penjualan Hasil hutan

Potensi yang dimiliki hutan tidak hanya bermanfaat bagi ekologi, namun juga
bermanfaat juga bagi perekonomian masyarakat. Indonesia sebagai salah satu negara dengan
luas hutan terbesar di dunia mengandalkan hasil hutan untuk sumber ekonomi untuk
kepentingan masyarakatnya. Salah satunya dengan memanfaatkan hasil dari ekosistem hutan.
Kayu biasanya menjadi salah satu bahan pokok yang digunakan untuk bangunan dan bahan
lainnya seperti bahan pembuatan kertas. Selain itu potensi hutan bisa digunakan untuk bahan
sandang. Selain untuk konsumsi nasional, hasil hutan Indonesia juga bisa diimpor untuk
kepentingan internasional.

2. Penyumbang devisa

Devisa merupakan alat pembayaran internasional berupa barang bernilai yang sudah
disepakati oleh setiap negara. Devisa bisa berupa valuta asing, emas, surat berharga, atupun
barang yang memang sudah disepakati secara internasional. Fungsinya bisa untuk
pembayaran cicilan utang luar negeri atau atau sebagai biaya pembangunan suatu negara.
Hasil hutan juga bisa menjadi penyumbang devisa besar bagi suatu negara karena kekayaan
hutan sangatlah banyak.

Kegiatan ekspor merupakan salah satu andalah suatu negara untuk mendapatkan
devisa. Semakin banyak ekspor barang atau jasa maka semakin besar pula pemasukan devisa
bagi suatu. Beberapa barang ekspor hasil hutan yang menjadi andalah negara Indonesia untuk
menjadi penyumbang devisa adalah kayu-kayuan untuk bahan bangunan, karet, selain itu hasil
hutan lainnya seperti rempah-rempah, madu, kayu manis, jahe-jahean, dan yang paling utama
adalah dari hasil kelapa sawit yang biasanya ada di hutan produksi.

Itulah tadi beberapa manfaat hutan bagi kehidupan. Sudah sepatutnya kita mengetahui
dan juga menjaga keberlangsungan hutan dengan baik agar hutan bisa terus memberikan
manfaatnya kepada manusia

Anda mungkin juga menyukai