MORFOLOGI PESISIR
Oleh :
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, dengan
batas ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam
air yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti angin laut, pasang
surut, perembesan air laut (intrusi) yang dicirikan oleh vegetasinya yang
khas, sedangkan batas wilayah pesisir ke arah laut mencakup bagian atau
batas terluar daripada daerah paparan benua (continental shelf), dimana ciri-
ciri perairan ini masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat
seperti
sedimentasi dan aliran air tawar, maupun proses yang disebabkan oleh
kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah
darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih
dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan
air asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi
oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran
air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti
penggundulan hutan dan pencemaran.Berdasarkan Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.10/MEN/2002 tentang Pedoman Umum
Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu, Wilayah Pesisir didefinisikan
sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling
berinteraksi, dimana ke arah laut 12 mil dari garis pantai untuk propinsi dan
sepertiga dari wilayah laut itu (kewenangan propinsi) untuk kabupaten/kota
dan ke arah darat batas administrasi kabupaten/kota.
Berdasarkan batasan tersebut di atas, beberapa ekosistem wilayah
pesisir yang khas seperti estuaria, delta, laguna, terumbu karang (coral reef),
padang lamun(seagrass), hutan mangrove, hutan rawa, dan bukit pasir (sand
dune) tercakup dalam wilayah ini. Luas suatu wilayah pesisir sangat
tergantung pada struktur geologi yang dicirikan oleh topografi dari wilayah
yang membentuk tipetipe wilayah pesisir tersebut. Wilayah pesisir yang
berhubungan dengan tepi benua yang meluas (trailing edge) mempunyai
konfigurasi yang landai dan luas. Ke arah darat dari garis pantai terbentang
ekosistem payau yang landai dan ke arah laut terdapat paparan benua yang
luas. Bagi wilayah pesisir yang berhubungan dengan tepi benua patahan
atau tubrukan (collision edge), dataran pesisirnya sempit, curam dan
berbukit-bukit, sementara jangkauan paparan benuanya ke arah laut juga
sempit.
Mendasarkan pada batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa wilayah
pesisir merupakan wilayah peralihan (interface) antara daratan dan laut. Oleh
karena itu, wilayah pesisir merupakan ekosistem khas yang kaya akan
sumberdaya alam baik sumberdaya alam dapat pulih (renewable
resources) seperti ikan, terumbu karang, hutan mangrove, dan sumberdaya
tak dapat pulih (non-renewableresources) seperti minyak dan gas bumi,
bahan tambang dan mineral lainnya. Selain itu diwilayah pesisir juga terdapat
berbagai macam proses yang sangat khas pula, seperti gelombang, erosi
dan pengedapan, dan proses lainnya yang dapat membentuk wilayah pesisir
menjadi lebih komplit.
Ekosistem alami di wilayah pesisir antara lain adalah terumbu karang
(coral reefs), hutan mangrove, padang lamun (sea grass), pantai berpasir
(sandy beach), pantai berbatu (rocky beach), formasi pescaprea, formasi
baringtonia, estuaria, laguna, delta dan ekosistem pulau kecil. Sedangkan
ekosistem buatan dapat berupa tambak, pemukiman, pelabuhan, kawasan
industri, pariwisata dan sebagainya.
B. Tujuan
Dapat mengetahui mengenai morfologi pesisir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pesisir
Pesisir adalah suatu wilayah yang lebih luas dari pada pantai. Wilayah pesisir
mencakup wilayah daratan sejauh masih mendapat pengaruh laut (pasang surut dan
perembasan air laut pada daratan) dan wilayah laut sejauh masih mendapat
pengaruh dari darat (aliran air sungai dan sedimen dari darat). Jadi jika Anda dari
kejauhan masih mendengar deburan ombak dan merasakan hembusan angin laut,
daerah tersebut masih disebut pesisir. Menurut Badan Koordinasi Survey dan
Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) batas wilayah pesisir ialah daerah yang
masih ada pengaruh kegiatan bahari dan sejauh konsentrasi (desa) nelayan.
Wilayah pesisir adalah wilayah yang merupakan tanda atau batasan wilayah
daratan dan wilayah perairan yang mana proses kegiatan atau aktivitas bumi dan
penggunaan lahan masih mempengaruhi proses dan fungsi kelautan.
1. Pesisir Pantai (Beach) adalah yaitu pesisir diantara garis pasang naik
dan pasang surut.
2. Laguna adalah air laut dangkal yang memiliki luas beberapa mil, sering
merupakan teluk atau danau yang terletak diantara pulau penghalang
dengan pantai.
Gambar. Padre Island dan Pesisir Laguna Belize
4. Delta adalah deposit lumpur, pasir, atau kerikil (endapan alluvium) yang
mengendap di muara suatu sungai. Delta dibagi menjadi tiga
berdasarkan bentuknya, yaitu Delta Arcuate (Berbentuk kipas), Delta
Cuspate (Berbentuk gigi tajam), Delta Estuarine (Berbentuk estuarine).
5. Goa Laut (Sea Cave) merupakan goa yang terbentuk pada terbing terjal
(cliff) atau tanjung (headland) sebagai akibat erosi dari hantaman
gelombang dan arus.
6. Sea Arch merupakn sea cave yang telah tereosi sangat berat akibat dari
hantaman ombak.
7. Sea Stack merupakan tiang-tiang batu yang terpisah dari daratan yang
tersusun dari batuan yang resisten sehingga masih bertahan dari
hantaman gelombang.
8. Rawa Air Asin (Salt Marsh) merupakan rawa yang terbentuk akibat
genangan air laut di dinggir pantai.
9. Head Land yaitu batuan daratan resisten yang menjorok kelaut sebagai
akibat erosi gelombang.
10. Bar yaitu gosong pasir dan kerikil yang terletak pada dasar laut dipinggir
pantai yang terjadi oleh pengerjaan arus laut dan gelombang. Kadang-
kadang terbenam seluruhnya oleh air laut. Beberapa jenis bar antara
lain:
Spit yaitu yang salah satu ujunganya terikat pada daratan, sedangkan
yang lainnya tidak. Bentuknya kebanyakan lurus sejajar dengan
pantai, tetapi oleh pengaruh arus yang membelok ke arah darat atau
oleh pengaruh pasang naik yang besar, spit itupun membelok pula ke
arah darat yang disebut Hook atau Recurved Spit (Spit Bengkok).
Baymouth Bar adalah spit yang kedua ujungnya terikat pada daratan
yang menyeberang dibagian muka teluk.
Tombolo adalah spit yang menghubungkan pulau dengan daratan
induk atau dengan pulau lain, contohnya daratan antara Pulau
Pananjung dengan daratan induknya Pulau Jawa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpualan
Pesisir adalah suatu wilayah yang lebih luas dari pada pantai. Wilayah pesisir
mencakup wilayah daratan sejauh masih mendapat pengaruh laut (pasang surut dan
perembasan air laut pada daratan) dan wilayah laut sejauh masih mendapat
pengaruh dari darat (aliran air sungai dan sedimen dari darat). Berdasarkan
kedalamannya zona pesisir dapat dibedakan menjadi 4 wilayah (zona) yaitu Zona
Lithoral, Zona Meritic,Zona Bathyal , dan Zona Abysal.