Kelas : TKL C
NIT : 21.7.05.356
Mata Kuliah : Ekologi Laut Tropis
Dosen : Ir. Agus Surachmat, M.Si
jawaban :
1. Wilayah pesisir merupakan zona penting karena pada dasarnya tersusun dari berbagai macam
ekosistem seperti mangrove, terumbu karang, lamun, pantai berpasir dan lainnya yang satu sama
lain saling terkait (Masalu, 2008).
Scura et al. (1992) dalam Cicin-Sain and Knecht (1998), mengemukakan bahwa wilayah pesisir
adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, yang didalamnya terdapat hubungan yang erat
antara aktivitas manusia dengan lingkungan daratan dan lingkungan laut.
2. Wilayah pesisir mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Memiliki habitat dan ekosistem (seperti estuari, terumbu karang, padang lamun) yang dapat
menyediakan suatu (seperti ikan, minyak bumi, mineral) dan jasa (seperti bentuk perlindungan
alam dan badai, arus pasang surut, rekreasi) untuk masyarakat pesisir.
2. Dicirikan dengan persaingan dalam pemanfaatan sumberdaya dan ruang oleh berbagai
stakeholders, sehingga sering terjadi konflik yang berdampak pada menurunnya fungsi
sumberdaya.
3. Menyediakan sumberdaya ekonomi nasional dari wilayah pesisir dimana dapat menghasilkan
GNP (gross national product) dari kegiatan seperti pengembangan perkapalan, perminyakan dan
gas, pariwisata dan pesisir dan lain-lain.
4. Biasanya memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan merupakan wilayah urbanisasi.
3. Ada 4 (empat) ekosistem penting di dalam wilayah Pesisir dan Laut yakni: Ekosistem Estuaria,
Ekosistem Mangrove, Ekosistem Padang Lamun dan Ekosistem Terumbu Karang.
1. Ekosistem Estuaria
Estuaria atau sering disebut Estuari adalah wilayah pesisir semi tertutup yang mempunyai
hubungan bebas dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar dari daratan.
2. Ekosistem Mangrove
Ekosistem Mangrove/hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan sub
tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan
berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur.
3. Ekosistem Padang Lamun
Lamun merupakan istilah untuk rumput laut(sea grass), harus dibedakan dengan rumput
laut(sea weed) yang merupakan anggota dari kelompok vegetasi yang dikenal sebagai alga
(ganggang). Sea weed ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi dengan keberadaan
ekosistem terumbu karang. Sedangkan lamun merupakan tumbuhan berbunga(angiospermae) yang
hidup di perairan pesisir/pantai laut, membentuk ekosistem penting sebagai produsen primer di
perairan laut tropis selain fitoplankton.
4. Ekosistem Pesisir
Pesisir merupakan bentang alam berupa sebidang lahan yang tidak lebar dan membentang
ratusan kilometer dari garis pantai ke arah pedalaman. Pesisir mempunyai garis yang berhimpit
dengan garis pantai jika terjadi gelombang yang tinggi.
4. • Ekosistem Estuaria
Estuaria ialah bentang alam berupa muara pasang surut dari sebuah sungai yang besar. Muara ini
biasanya menjadi pusat pemukiman masyarakat pesisir karena dapat digunakan untuk jalur
transportasi, tempat mencari ikan, serta sebagai sumber air bagi masyarakat .
• Ekosistem Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan suatu hutan yang sering digunakan untuk mengatasi abrasi pantai.
• Ekosistem Padang Lamun
Padang lamun atau sea grass beds dapat dijumpai pada perairan dangkal atau eustaria jika sinar
matahari cukup banyak.
• Ekosistem Terumbu Karang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat keragaman terumbu karang yang tinggi.
Sekitar 18 persen terumbu karang dunia berada di wilayah Indonesia. Banyaknya keragaman
terumbu karang menjadi habitat yang baik bagi berbagai macam biota laut. Selain itu, terumbu
karang juga bermanfaat sebagai pemecah gelombang alami sehingga dapat mengurangi terjadinya
erosi pantai (baca : Macam – Macam Erosi).
6. Komponen biotik penyusun ekosistem pesisir terbagi menjadi empat, yakni produsen,
konsumen primer, konsumen sekunder dan dekomposer.
1. Produsen – yang berperan sebagai produsen dalam ekosistem pesisir adalah mereka yang
mempunyai klorofil dan berfotosintesis sehingga dapat menghasilkan zat organik kompleks dari
zat anorganik sederhana, atau disebut dengan vegetasi autotrof. Contohnya algae dan fitoplankton.
2. Konsumen primer – biota laut yang memakan tumbuhan (herbivora) merupakan konsumen
primer atau konsumen pertama dari suatu ekosistem pesisir.
3. Konsumen sekunder – semua organisme yang memakan hewan (karnivora) berperan sebagai
konsumen sekunder dalam ekosistem pesisir. Konsumen sekunder ini selanjutnya bisa menjadi
mangsa bagi konsumen tersier. Mereka umumnya tergolong dalam predator.
4. Dekomposer – pengurai dalam ekosistem pesisir ialah organisme avertebrata dan bakteri
yang memakan materi organik mati seperti dedaunan yang mati dan bangkai biota laut
8. Ekosistem air laut merupakan salah satu jenis dari ekosistem akuatik yang telah mendominasi
oleh suatu nilai pada konsentrasi garam yang kadarnya cukup tinggi, di atas permukaannya yang
cukup luas.
Salah satu bukti yaitu ketika kita memasuki ke dalam wilayah air laut lalu mencicipi sedikit
airnya maka kita akan merasakan rasa yang cukup asin. Uniknya dari eksosistem laut ini adalah
hanya dapat ditinggali atau dihuni oleh makhluk biota laut saja.
Seperti halnya pada hewan yang memiliki sel satu, mamalia, invertebrata, dan macam-macam
tanaman yang ada di dalam laut, misalnya tanaman rumput laut dan terumbu karang.
10. Ekosistem air laut dibedakan menjadi zona litoral, zona neritik, dan juga zona oseanik.
1. Zona litoral
Zona litoral ini juga disebut sebagai zona pasang surut, yakni merupakan zona yang paling atas
atau paing dangkal dari lautan. Zona litoral ini merupakan zona dari laut yang berbatasan langsung
dengan daratan. zona litoral ini juga merupakan zona yang terendam ketika air laut mengalami
pasang, dan akan terlihat seperti daratan ketika air laut surut. Di zona litoral ini, kita akan
menemukan banyak hewan atau sekelompok hewan, diantaranya adalah bintang laut, udang,
kepiting, bulu babi, hingga cacing laut.
2. Zona neritik
Zona yang kedua adalah zona neritik. Zona neritik ini disebut juga dengan ekosistem pantai
pasir dangkal. Zona neritik ini merupakan bagian dari laut yang mempunyai tingkat kedalaman
sekitar 200 meter, sehingga masih dapat ditembus oleh cahaya matahari hingga ke bagian dasar.
zona neritik ini merupakan zona yang banyak dihuni oleh berbagai jenis tumbuhan ganggang lalu
atau rerumputan laut dan juga berbagai jenis ikan. Do zona neritik ini kita akan menemukan suatu
ekosistem lainnya yang lebih kecil, yakni ekosistem terumbu karang, ekosistem pantai batu, dan
ekosistem pantai lumpur. Ketiga ekosistem tersebut disebut juga sebagai jenis- jenis dari
ekosistem pantai pasir dangkal atau zona neritik ini.
3. Zona oseanik
Dari kedua zona sebelumnya, yakni zona litoral dan zona neritik, zona oseanik merupakan zona
yang paling dalam dari ekosistem air laut. Zona oseanik ini merupakan wilayah ekosistem air laut
yang lepas, yang mana kedalamannya sangat dalam. Saking dalamnya, zona ini sampai terlihat
gelap. Zona oseanik ini dibedakan menjadi dua macam, yakni zona batial dan juga zona abisal.
Zona batial merupakan zona yang memiliki kedalaman sekitaran 200 hingga 2000 meter. Zona
batial mempunyai keadaan yang remang- remang karena cahaya matahari yang masuk hanya
sedikit sekali, sehingga tampak remang- remang.