Anda di halaman 1dari 26

Ruang lingkup sumberdaya

perairan, deskripsi tipe sumberdaya


perairan

NAMA: SUSI DAMAYANTI


NIM : 31201710
Sumberdaya perairan adalah segala potensi
yang ada dalam lingkungan perairan baik
perairan umum maupun perairan pesisir

Ruang lingkup
1. perairan lentik
2. perairan lotik
3. perairan pesisir
1. PENGERTIAN PERAIRAN TAWAR

Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting


bagi kehidupan. Air tawar Merupakan air yang tidak mengandung
banyak larutan garam dan larutan mineral di dalamnya.
2. MACAM-MACAM
EKOSISTEM AIR TAWAR

Perairan menggenang (lentic water) Perairan mengalir (lotic water)


danau, waduk, rawa dll Sungai dll
SUNGAI(lotic water)

Sungai diartikan sebagai


suatu badan air dimana
air tersebut mengalir
ke suatu titik yang
lebih rendah.

Karakteristik sungai yaitu :


Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedimit sedimen dan makanan,
Aliran air dan gelombang secara konstan memeberikan oksigen pada air,
Suhu bervariasi
Danau merupakan suatu Karakteristik danau:
badan air yang 1Merupakan perairan yang dalam
DANAU menggenang dan luasnya 2Umumnya bertepian curam
mulai dari beberapa 3Airnya jernih
m(meter) hingga km(kilo 4Tumbuhan air hanya di bagian
meter). tepi(litoral)

WADUK ADALAH DANAU BUATAN, KOLAM


PENYIMPAN ATAU PEMBENDUNGAN
SUNGAI YANG BERTUJUAN UNTUK
MENYIMPAN AIR.
Merupakan sebutan untuk
semua daerah yang
tergenang air, yang
penggenangannya dapat
bersifat musiman ataupun
permanen dan ditumbuhi
oleh tumbuhan

karakteristik rawa:
1Perairan dangkal
2Bertepian landai
3Kesuburan tanah yang relatif rendah
4Perairan relatif lebih asam
5Penuh dengan tumbuhan air berkayu dan
tumbuan lainnya.
Kerusakan perairan lotik karena:
1. pencemaran limbah pabrik ataupun
industri – industri lainnya
2. pencemaran sampah anorganik

Kerusakan perairan lentik karena

1.Sampah anorganik
2. Limbah pabrik
3.Pembakaran hutan
Deskripsi perairan lotik
penanaman pohon pada daerah konservasi
sumberdaya perairan
Penentuan kualitas air
Memberikan penyuluhan kepada
masyarakat untuk tidak membeuang
sampah di sungai
Sebisa mungkin memberikan bantuan
sungai menjadi hijau untuk ndaerah
resapan air sungai.
Deskripsi perairan lentik
Pemerintah setempat sebaiknya membuat
larangan tegas seperti mengeluarkan
perda yang mengatur tentang pembakaran
lahan dan hutan, pembuangan sampah,
dan limbah rumah tangga, dan pabrik
Membuat sepanduk, pelakat, berisikan
tinjauan agar tidak membuang sampah ke
dalam danau
3. PEMANFAATAN EKOSISTEM AIR TAWAR

1Sebagai sumber plasma nutfah ( substansi pembawa sifat keturunan yang dapat berupa organ
utuh atau bagian dari tumbuhan atau hewan serta jasad renik) yang berpotensi sebagai
penyumbang bahan genetic
2Sebagai tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora/fauna yang penting
3Sebagai sumber air yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat sekitarnya (rumahtangga,
industri dan pertanian)
4Sebagai tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan, aliran permukaan,
sungai-sungai atau dari sumber-sumber air bawah tanah
5Sebagai sarana tranportasi untuk mindahkan hasil-hasil pertanian dari tempat satu ke tempat
lainnya
6Sebagai penghasil energi melalui plta
7Sebagai sarana rekreasi dan objek pariwisata.
4. KLASIFIKASI EKOLOGIS ORGANISME AIR TAWAR

1Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan


menggunakan otot yang kuat.
2Plankton terdiri atas fitoplankton dan zooplankton; biasanya
melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
3Neuston merupakan organisme yang mengapung atau berenang di
permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya
serangga air.
4Perifiton merupakan tumbuhan atau hewan yang
melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya
keong.
5bentos adalah hewan dan tumbuhan yang hidup pada endapan.
Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing
dan remis.
KLASIFIKASI EKOLOGIS ORGANISME AIR TAWAR

(1) Neuston (2) Plankton


net plankton dan nanno plankton
meroplankton dan holoplankton

(3) Perifiton (4) Nekton (5) Benthos


Perairan pesisir
Perairan pesisir adalah daerah pertemuan
antara darat dan laut, yang masih
dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang
surut, angin laut, dan perembesan iir
asin.sedangkan ke arah air laut meliputi
bagian laut yang masih di pengaruhi oleh
proses-proses alami yang terjadi di darat
seperti sedimentasi dan aliran air tawar.
Perairan pesisir
Ekosistem yang tidak tergenang air
mencakup (1) formasi pescaprae dan (2)
formasi barringtonia.

Ekosistem yang tergenang air meliputi (1)


terumbu karang (2) padang lamun (3) hutan
mangrove (4) estuaria dan (5) rumput laut.
Berikut ini diuraikan sepintas tentang
ekosistem pesisir yang tergenang air.
a. Ekosistem yang tidak tergenang air

(1) Formasi Pescaprae dikenal dengan sebutan gosong pantai


berpasir. Formasi ini didominasi tumbuhan pionir, terutama
kangkung laut (Ipomoea pescaprae). Orang kebanyakan
melihat tumbuhan ini terkadang dianggap mengganggu
pemandangan di pantai, padahal tumbuhan ini berfungsi
sebagai pelindung pantai. yang dapat menahan ombak.

(2) Formasi barringtonia ditandai dengan komunitas rerumputan


dan belukar yang ada di pantai berbatu tanpa pasir (gravvel).
Formasi ini ditumbuhi cemara laut (Casuarina equisitifol) dan
Callophyllum innophyllum.
b. Ekosistem yang tergenang air
 (1) Terumbu karang
Terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan masif terutama kalsium
karbonat yang dihasilkan oleh hewan karang (filum Scnedaria, kelas Anthozoa,
ordo Madreporaria Scleractinia), alga berkapur dan organisme-organisme lain
yang mengeluarkan kalsium karbonat (Nybakken, 1986: 25). Hewan karang
termasuk kelas Anthozoa berarti hewan berbentuk bunga (Antho artinya
bunga; zoa artinya hewan).
 Secara ekologis, terumbu karang dapat berfungsi melindungi komponen
ekosistem pesisir lainnya dari gempuran gelombang dan badai. Terumbu
karang termasuk ekosistem yang sangat rentan terhadap gangguan akibat
kegiatan manusia. Apabila rusak, terumbu karang memerlukan pemulihan
dengan kurun waktu yang cukup lama.
 Adapun yang menjadi parameter ekosistem terumbu karang yaitu tingkat
kejernihan air laut, temperatur, salinitas, sirkulasi arus dan sedimentasi. Faktor
sedimentasi dapat menutupi permukaan terumbu karang, sehingga berdampak
negatif terhadap hewan karang dan biota yang berasosiasi dengan habitatnya.
(2) Padang lamun

Tumbuhan lamun (seagrasses) termasuk tumbuhan berbunga (Angiospemae) yang


telah sepenuhnya beradaptasi hidup terbenam di dalam laut.
Tumbuhan ini mempunyai sifat yang memungkinkan hidup yakni karena (1) mampu
hidup pada media air asin; (2) mampu berfungsi normal dalam keadaan terbenam;
(3)mempunyai sistem perakaran jangkar yang berkembang baik; (4) mampu
melaksanakan penyerbukan dan daur generatif dalam keadaan terbenam. Tanaman
lamun memiliki bunga dan buah yang kemudian berkembang menjadi benih.

Lamun tumbuh subur terutama di daerah terbuka pasang surut dan perairan pantai
yang dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil, patahan karang mati dengan kedalaman
sampai empat meter.
Pada substrat berlumpur di daerah mangrove ke arah laut, sering dijumpai padang
lamun dari spesies tunggal yang berasosiasi tinggi (Dahuri, 2003: 39). Adapun yang
menjadi parameter pertumbuhan ekosistem lamun mencakup tingkat kejernihan air
laut, temperatur, salinitas, substrat dan kecepatan arus perairan.
(3) Hutan mangrove


Hutan mangrove ada yang menyebut sebagai hutan pasang surut,
hutan payau atau hutan bakau. Bakau sebenarnya menunjukkan
kepada salah satu jenis tumbuhan yang menyusun hutan mangrove
yaitu jenis Rhizophora spp. Pemberian istilah hutan bakau dinilai
kurang tepat, namun sebutan yang tepat adalah hutan mangrove.

Hutan mangrove termasuk hutan tropika dan subtropika yang
tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai serta dipengaruhi
pasang surut air laut. Mangrove banyak tumbuh pada wilayah
pesisir yang dapat menahan ombak serta berada pada daerah yang
landai. Pertumbuhan yang optimal dari mangrove spesies
Rhyzophora spp terutama pada wilayah pesisir yang memiliki sungai
besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung lumpur.
Ekosistem hutan mangrove secara ekologis memiliki
fungsi sebagai tempat mencari makan, memijah,
memelihara berbagai macam biota perairan (ikan, udang,
dan kerang-kerangan). Hutan mangrove merupakan
habitat berbagai jenis satwa, baik sebagai habitat pokok
maupun habitat sementara, penghasil sejumlah detritus,
dan perangkap sedimen. Dari segi ekonomi, vegetasi ini
dapat dimanfaatkan sebagai sumber penghasil kayu
bangunan, bahan baku kertas, kayu bakar, arang, alat
tangkap ikan dan sumber bahan lain, seperti tannin dan
pewarna (Mukkhtasor, 2007: 36).

(4) Estuaria


 Estuaria adalah wilayah sungai yang ada di bagian hilir dan bermuara ke laut,
sehingga memungkinkan terjadinya pencampuran antara air tawar dan air laut. Estuaria
didominasi oleh substrat lumpur yang berasal dari endapan yang dibawa oleh air tawar
sehingga bersatu dengan air laut. Partikel yang mengendap kebanyakan bersifat
organik, substrat dasar estuaria kaya akan bahan organik. Bahan organik tersebut
sebagai cadangan makanan utama, bagi pertumbuhan mangrove dan organisme
lainnya. Komponen fauna estuaria dihuni oleh biota air laut dan air tawar. Komponen
fauna estuaria didominasi hewan stenohaline dan hewan eurihaline. Hewan stenohaline
adalah hewan yang terbatas kemampuannya dalam mentolerir perubahan salinitas
sampai 30 permil. Sedangkan hewan eurihaline adalah hewan khas laut yang mampu
mentolerir penurunan salinitas hingga di bawah 30 permil.

 Parameter lingkungan utama ekosistem estuaria antara lain sirkulasi air, partikel
tersuspensi dan kandungan polutan. Dengan demikian ekosistem estuaria ini sangat
sensitif terhadap perubahan sirkulasi air, tersuspensinya partikel dan polutan.
(5) Rumput laut
 Rumput laut (seaweed) dapat hidup pada perairan yang cukup cahaya. Nutrien yang
diperlukan oleh rumput laut diperoleh langsung dari air laut. Nutrien tersebut
dihantarkan melalui upwelling, turbulensi dan masukan dari daratan.

 Rumput laut memiliki produktivitas yang cukup besar, dan hewan pemangsa
langsung rumput laut relatif sedikit. Diperkirakan produksi bersih rumput laut yang
memasuki jaring makanan melalui pemangsaan hanya 10 %, sisanya 90 % masuk
melalui rantai bentuk detritus atau bahan organik terlarut (Nybakken, 1986: 61).

 Berdasarkan uraian di atas tentang ekosistem pesisir yang tidak tergenang air dan
yang tidak tergenang air menunjukkan bahwa ekosistem tersebut memiliki nilai yang
sangat penting bagi manusia dan lingkungannya. Terpeliharanya ekosistem pesisir
dapat memberikan manfaat bukan hanya untuk saat ini saja, tetapi untuk masa yang
akan datang. Ekosistem pesisir memiliki potensi yang sangat besar untuk
dikembangkan terutama dalam bidang jasa-jasa lingkungan. Jasa-jasa lingkungan
tersebut anatar lain kegiatan parisiwata, pendidikan dan penelitian wilayah pesisir.
Deskripsi perairan pesisir
Kerusakan lingkungan telah terjadi di wilayah pesisir yang
diakibatkan oleh perilaku manusia di wilayah pesisir dan di
daerah sekitarnya. Kerusakan lingkungan tersebut dapat
mengancam fungsi lingkungan hidup wilayah pesisir. Fungsi
lingkungan hidup akan mengancam kelestarian tipologi
ekosistem pesisir, yang meliputi ekosistem yang tidak
tergenang air dan ekosistem yang tergenang air. Konservasi
wilayah pesisir sebagaimana telah diuraikan sebelumnya
adalah upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan serta
ekosistemnya untuk menjamin keberadaan dan
kesinambungan sumberdaya pesisir dengan tetap memelihara
dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman hayati
(Departemen Kelautan dan Perikanan, 2007: 3).
Dalam konservasi ada aspek yang tidak boleh diabaikan
yaitu kondisi lingkungan, ekonomi, dan sosial.
Lingkungan yang dimaksud mencakup tumbuhan dan
hewan harus sesuai dengan habitatnya sehingga dapat
tumbuh optimal. Ekonomi yang dimaksud bahwa untuk
melakukan konservasi membutuhkan biaya yang tidak
sedikit. Konservasi harus memperhitungkan faktor biaya
penanaman, biaya perawatan, dan biaya pengamanan.
Faktor sosial yang dimaksud adalah bahwa dalam
konservasi selayaknya melibatkan masyarakat. Karena
dengan melibatkan masyarakat, tumbuhan dipelihara,
dijaga dan dirawat sesuai dengan kearifan budayanya.
 Manfaat konservasi wilayah pesisir yaitu manfaat biogeografi,
keaneka-ragaman hayati, perlindungan terhadap spesies
endemik dan spesies langka, perlindungan terhadap spesies
yang rentan dalam masa pertumbuhan, pengurangan
mortalitas, perlindungan pemijahan, manfaat penelitian,
ekoturism, dan peningkatan produktivitas perairan (Fauzi dan
Anna (2005: 73). Manfaat konservasi tersebut, mencakup
manfaat langsung maupun tidak langsung. Manfaat konservasi
wilayah pesisir tidak hanya bersifat terukur (tangible), tetapi
ada juga yang tidak terukur (intangible). Manfaat yang terukur
mencakup manfaat kegunaan baik untuk dikonsumsi maupun
tidak. Sedangkan manfaat tidak terukur lebih tertuju pada
manfaat pemeliharaan ekosistem dalam jangka panjang.
Kegiatan pemanfaatan, perlindungan dan
pelestarian di wilayah pesisir, selayaknya
dengan menggunakan pendekatan secara
bottom up. Pendekatan ini, sudah
mengakomodir kebutuhan masyarakat
yang ada di lapangan. Dengan kata lain
pendekatan ini sudah sesuai dengan
program yang sudah disusun komunitas
(masyarakat pesisir).
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai