Anda di halaman 1dari 22

KARAKTERISTIK

MASYARAKAT LAHAN
RAWA/GAMBUT
Definisi
Rawa :
daerah rendah yang tergenang air dan pada umumnya
permukaan air rawa selalu dibawah atau sama dengan
permukaan air laut, sehingga airnya selalu mengegenang dan
permukaan airnya selalu tertutup oleh tumbuhan air.

Lahan rawa menurut Widjaya Adhi (1992) dan Subagyo (1970)


dan Menurut PP No 27 Tahu 1991 :
Lahan yang sepanjang tahun atau selama waktu yang panjang
dalam setahun, selalu jenuh air (saturated) atau tergenang
(waterlogged) air dangkal.
Dalam pustaka lahan rawa sering disebut dengan berbagai
istilah sepertti swamp, marsh, bog dan fen
Swamp ialah istilah umum untuk rawa digunakan untuk
menyatakan wilayah lahan atau area yang secara
permanen selalu jenuh air, permukaan air tanahnya
dangkal atau tergenang air dangkal hampir sepanjang
waktu dalam setahun.

Marsh ialah rawa yang genangan airnya bersifat tidak


permanen, namun mengalami genangan banjir dari
sungai atau air pasang dari laut secara periodik,
dimana debu dan liat sebagai muatan sedimen sungai
seringkali diendapkan
Bog ialah rawa yang tergenang air dangkal, dimana
permukaan tanahnya tertutup lapisan vegetasi yang
melapuk, khususnya lumut sebagai vegetasi dominan
yang menghasilkan lapisan gambut asam.

Fed ialah rawa yang tanahnya jenuh air, ditumbuhi


rumputan rawa tetapi air tanahnya berreaksi alkalis,
biasanya mengandung kapur atau netral
Lahan rawa merupakan arsh”, “fen”, lahan
gambut (peatland), atau air, baik terbentuk
secara alami atau buatan, dengan air yang tidak
bergerak (static) atau mengalir, baik air tawar,
payau, maupun akan lahan basah, atau
“wetland”, yang menurut definisi Ramsar
Convention mencakup wilayah “m air asin,
termasuk juga wilayah laut yang kedalaman
airnya, pada keadaan surut terendah tidak
melebihi enam meter (Wibowo dan Suyatno,
1997).
Lahan rawa sebenarnya merupakan
lahan yang menempati posisi peralihan
di antara sistem daratan dan sistem
perairan (sungai, danau, atau laut),
antara daratan dan laut atau di daratan
sendiri antara wilayah lahan kering dan
sungai/danau.
KLASIFIKASI RAWA
klasifikasi zona-zona wilayah rawa ini telah
diuraikan oleh Widjaja-Adhi et al. (1992), dan
agak mendetail oleh Subagyo (1997). Ketiga
zona wilayah rawa tersebut adalah:
1. Zona I : Wilayah rawa pasang surut air
asin/payau
2. Zona II : Wilayah rawa pasang surut air tawar
3. Zona Ill : Wilayah rawa lebak, atau rawa non-
pasang surut
Secara umum rawa diklasifikasikan menjadi 2
(dua) macam yaitu :
1. Rawa Pasang Surut adalah rawa yang
terletak di pantai atau dekat pantai, di
muara atau dekat muara sungai sehingga
dipengaruhi oleh pasang surut.
2. Rawa Lebak (rawa pedalaman) adalah
rawa yang terletak di lahan yang tidak
terkena pengaruh pasang surut.
KONDISI AIR DAN TUMBUH-
TUMBUHAN YANG HIDUP
Berdasarkan kondisi air dan tumbuh-tumbuhan yang
hidup, rawa dibedakan menjadi beberapa jenis,
yakni:
1. Rawa Swamp, Menyatakan wilayah lahan, atau
area yang secara permanen selalu jenuh air,
permukaan air tanahnya dangkal, atau tergenang
air dangkal hampir sepanjang waktu dalam
setahun. Pada umumnya daerah ini ditumbuhi
flora seperti lumut, rumput – rumputan, semak-
semak, dan tumbuhan jenis pohon.
2. Rawa Marsh, Rawa yang genangan airnya bersifat tidak
permanen, namun mengalami genangan banjir dari
sungai atau air pasang dari laut secara periodik, dimana
debu dan liat sebagai muatan sedimen sungai seringkali
diendapkan. Marsh biasanya ditumbuhi berbagai
tumbuhan akuatik, atau hidrofitik, berupa “reeds”
(tumbuhan air sejenis gelagah, buluh atau rumputan
tinggi, seperti Phragmites
3. Rawa Bog, Rawa yang tergenang air dangkal, dimana
permukaan tanahnya tertutup lapisan vegetasi yang
melapuk, khususnya lumut spaghnum sebagai vegetasi
dominan, yang menghasilkan lapisan gambut (ber-reaksi)
masam
4. Rawa Pasang Surut, Rawa pasang
surut merupakan rawa yang jumlah
kandungan airnya selalu berubah-
ubah (pasang-surut), hal ini
dikarenakan oleh adanya pengaruh
pasang surutnya air laut. Bakau
adalah tanaman yang sering ada di
daerah ini.
BERDASARKAN LETAKNYA
1. Rawa Dataran Rendah, Rawa dataran
rendah terjadi di daerah depresi yang
membentuk permukaan datar dan cekung.
Air rawa ini berasal dari air hujan, air tanah,
dan air sungai, serta kaya akan mineral.
Rawa ini ditumbuhi oleh tumbuhan
autotrophic. Gambut yang terbentuk di
daerah ini berasal dari sisa-sisa tumbuhan
autotrof.
2. Rawa Dataran Tinggi, Rawa jenis ini
terletak di daerah tinggi (daripada daerah
disekitarnya) dan memiliki permukaan
cekung. Sumber air rawa jenis ini berasal
dari air hujan dan airnya tidak begitu asam.
3. Rawa Peralihan, Rawa jenis ini sebagian
tanahnya bisa digunakan sebagai lahan
pertanian.
FUNSI DAERAH RAWA
1. Sumber daya alam, merupakan habitat
(sumber kehidupan) karena terdapat udara
(produsen O2 terbesar sepanjang tahun),
air, dan makanan.
2. Sumber makanan nabati maupun hewani.
3. Sumber energi, Rawa dapat dimanfaatkan
untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA),
walaupun daya yang dihasilkan tidak
terlalu besar.
KARAKTERISTIK RAWA
1. Air
Dilihat dari air rawa adalah airnya asam dan
berwarna coklat sampai kehitam-hitaman dan
kadang-kadang merah dan mengakibatkan air
rawa tidak dapat diminum serta kurang baik
untuk mengairi pertanian.
2. Permukaan Air,
Contoh tanaman tersebut antara lain ekor
kucing, purun kudung, tumbuhan paku air,
bakung atau lily, rumput teki, hidrilia, kelakai,
jingah, rukam, dan kangkung air.
3. ph , airnya bersifat asam, kadar keasaman
airnya sangat tinggi karena selalu terjadi
penggenangan.
4. Lokasi
Berdasarkan tempatnya, Rawa-rawa ada yang
terdapat di pedalaman daratan tetapi banyak
pula yang terdapat di sekitar pantai. Air rawa
disekitar pantai sangat dipengaruhi oleh
pasang surutnya air laut Pada saat air luat
pasang permukaan rawa tergenang banyak
dan saat air surut daerah ini kering. Dasar
rawa terdapat tanah gambut
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KARAKTERISTIK AIR RAWA
1. pelapukan (dekomposisi) zat organik,
Air yang ada di rawa-rawa biasanya berwarna
sehingga tidak layak dimanfaatkan secara
langsung sebelum diolah untuk keperluan
domestik dan industri. Penyebab warnanya
adalah pelapukan (dekomposisi) zat organik
seperti daun, kayu, binatang mati dan lain-lain
misalnya air gambut.
2. Pengendapan sedimen, Pengendapan sedimen
membuat wilayah rawa sudah cukup dangkal
sehingga tumbuhan rawa sudah bisa tumbuh
3. Proses pembusukan
Wilayah yang tergenang air tersebut ditumbuhi
berbagai jenis tumbuhan rawa, pembusukan
sisa tanaman dan organisme lainnya terjadi di
tempat tanpa ada sirkulasi air yang berarti.
Proses pembusukan menghasilkan asam
(asam humus) sehingga air rawa memiliki pH
yang rendah (bersifat asam), dan berwarna
coklat.
PEMANFAATAN RAWA
1. Rawa yang dikeringkan dapat digunakan
sebagai lahan pertanian
2. Penghasil pohon bakau yang dapat melindungi
daratan dari abrasi
3. Sebagai lokasi permukiman dengan model rumah
bertiang
4. Sebagian rawa dapat menghasilkan ikan
KESIMPULAN
Lahan rawa adalah lahan yang sepanjang tahun, atau selama waktu yang panjang
dalam setahun, selalu jenuh air (saturated) atau tergenang (waterlogged) air
dangkal. Dalam pustaka, lahan rawa sering disebut dengan berbagai istilah, seperti
“swamp”, “marsh”, “bog” dan “fen”, masing-masing mempunyai arti yang
berbeda.

Karakteristik rawa tertutup tumbuh-tumbuhan air, kadar keasaman airnya tinggi,


warna airnya coklat sampai kehitam-hitaman, airnya tidak dapat di minum, dan
dasar rawa terdapat tanah gambut

Faktor yang mempengaruhi karakteristik rawa diantaranya pelapukan


(dekomposisi ), pengendapan sedimentasi, dan proses pelpukan sisa tumbuhan
dan hewan mati.

Pemanfaatan rawa diantaranya pertanian, lahan pohon bakau yang mampu


melindungi daratan dari abrasi, pemukiman dngan rumah bertiang,serta budidaya
ikan.

Anda mungkin juga menyukai