Anda di halaman 1dari 19

MATA KULIAH:

PENGANTAR LINGKUNGAN LAHAN BASAH

SUB POKOK BAHASAN:


KARAKTERISTIK LAHAN BASAH
LAHAN RAWA

Oleh:

Ir. MUHAMMAD MAHBUB, MP

PS Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian ULM
Posisi lahan basah (wet land)
Konvensi Ramsar mendefinisikan lahan basah sebagai daerah-daerah rawa, payau,
lahan gambut dan perairan: alami atau buatan; tetap atau sementara; dengan air
tergenang atau mengalir, tawar, payau atau asin, termasuk wilayah perairan laut yang
kedalamannya tidak lebih dari 6 meter waktu surut.
PENGERTIAN LAHAN RAWA
• Lahan rawa adalah lahan yang sepanjang
tahun, atau selama waktu yang panjang dalam
setahun, selalu jenuh air (saturated) atau
tergenang (waterlogged) air dangkal.
• Dalam pustaka, lahan rawa sering disebut
dengan berbagai istilah, seperti :
• “swamp”,
• “marsh”,
• “bog” dan
• “fen”,
masing-masing mempunyai arti yang
berbeda.
SWAMP
• “Swamp” adalah istilah umum untuk
rawa, digunakan untuk menyatakan
wilayah lahan, atau area yang secara
permanen selalu jenuh air, permukaan air
tanahnya dangkal, atau tergenang air
dangkal hampir sepanjang waktu dalam
setahun.
• Air umumnya tidak bergerak, atau tidak
mengalir (stagnant), dan bagian dasar
tanah berupa lumpur.
• Dalam kondisi alami, swamp ditumbuhi
oleh berbagai vegetasi dari jenis semak-
semak sampai pohon-pohonan, dan di
daerah tropika biasanya berupa hutan
rawa atau hutan gambut.
MARSH
• “Marsh” adalah rawa yang genangan
airnya bersifat tidak permanen, namun
mengalami genangan banjir dari sungai atau
air pasang dari laut secara periodik, dimana
debu dan liat sebagai muatan sedimen
sungai seringkali diendapkan.
Rawa pantai
• Tanahnya selalu jenuh air, dengan genangan
relatif dangkal.
• Marsh dibedakan menjadi :
• "rawa pantai" (coastal marsh, atau
saltwater marsh), dan
• "rawa pedalaman" (inland marsh, atau
fresh water marsh) Rawa pedalaman
(SSSA, 1984; Monkhouse dan Small, 1978).
Marsh

Marsh biasanya ditumbuhi berbagai


tumbuhan akuatik, atau hidrofitik
Gelagah
(hidrofilik), berupa :
• “reeds” (tumbuhan air sejenis gelagah,
buluh atau rumputan tinggi, seperti
Phragmites sp.),
• “sedges” (sejenis rumput rawa
berbatang padat, tidak berbuluh, seperti
famili Cyperaceae),dan Famili Cyperaceae
• “rushes” (sejenis rumput rawa, seperti
purun, atau “mendong”, dari famili
Juncaceae, yang batangnya dapat
dianyam menjadi tikar, topi, atau
keranjang). Purun tikus
Bog
• “Bog” adalah rawa yang tergenang air
dangkal, dimana permukaan tanahnya tertutup
lapisan vegetasi yang melapuk menghasilkan
lapisan gambut (berreaksi masam)
• Dua macam bog :
• Blanket bog adalah rawa yang terbentuk Selimut Gambut
karena kondisi curah hujan tinggi,
membentuk deposit gambut. tersusun dari
lumut spaghnum, menutupi tanah seperti
selimut gambut pada permukaan lahan yang
relatif rata.
• Raised bog adalah akumulasi gambut masam
yang tebal, dapat mencapai ketebalan 5
meter, dan membentuk lapisan (gambut) Kubah gambut
berbentuk lensa pada suatu cekungan
dangkal (kubah gambut).
Fen

• “Fen” adalah rawa yang tanahnya jenuh


air, ditumbuhi rumputan rawa tetapi air
tanahnya alkalis, biasanya mengandung
kapur membentuk lapisan gambut subur
yang berreaksi netral, yang disebut
“laagveen” atau“low moor”. Laagveen

Low moor
LAHAN RAWA (SWAMP)
RAWA PASANG SURUT
KONDISI SAAT PASANG DAN SURUT HARIAN

PASANG PASANG SURUT

SURUT
Zona Lahan Rawa
•Klasifikasi zona-zona wilayah rawa ini telah diuraikan oleh
Widjaja-Adhi et al. (1992), dan agak mendetail oleh Subagyo
(1997). Ada 3 zona wilayah rawa tersebut adalah:
DAS Hulu
Batas DAS
Zona III

Zona II
Hilir

Zona I
Zona I (Pasut air asin/payau) atau tidal wetland

Penampang skematis zona I wilayah rawa pesisir pasang surut air asin/payau, merupakan
pantai lepas yang memiliki beting pasir pantai(coastal dunes)
Zona II (Pasut air tawar)

Penampang skematis sub-landform di antara dua sungai besar


pada zona II lahan rawa pedalaman pasang surut air tawar
Tipe Luapan pada lahan rawa
pasang surut
Berdasarkan kemampuan arus pasang mencapai daratan, maka tipe
luapan pada lahan rawa pasang surut dibedakan menjadi 4 macam tipe
luapan (Kselik, 1990; Widjaja-Adhi et al., 1992).
• Tipe A : Lahan yang selalu terluapi air pasang, baik pada saat pasang
maksimum (spring tide) maupun pasang minimum (neap tide).
• Tipe B : Lahan yang terluapi air pasang pada saat pasang besar.
• Tipe C : Lahan yang tidak pernah terluapi air pasang, tetapi air pasang
berpengaruh pada air tanah dan kedalaman muka air tanah kurang dari
50 cm.
• Tipe D : Lahan yang tidak pernah terluapi air pasang, tetapi air pasang
berpengaruh pada air tanah dan kedalaman muka air tanah lebih dari 50
cm.
Tipe Luapan pada lahan rawa
pasang surut
ZONA III ( lebak / non pasut)
• Wilayah rawa lebak terletak lebih jauh lagi ke arah
pedalaman, dan dimulai di wilayah dimana pengaruh
pasang surut sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu, rawa
lebak sering disebut sebagai rawa pedalaman, atau rawa
non-pasang surut.
• Pengaruh sungai yang sangat dominan adalah berupa
banjir besar musiman, yang menggenangi dataran banjir
di sebelah kiri-kanan sungai besar. Peningkatan debit
sungai yang sangat besar selama musim hujan
menimbulkan genangan banjir yang meluas.
LAHAN RAWA LEBAK
Tipe-tipe (tipologi) lahan rawa lebak, berdasarkan
lama dan tinggi genangan

Anda mungkin juga menyukai