PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Luas lahan rawa di Indonesia meliputi areal 33,4039,40 juta Ha, yang tersebar di
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Lahan tersebut terdiri atas lahan
rawa pasang surut 23,10 juta Ha dan lahan rawa lebak (nonpasang surut) 13,30 juta
Ha (Subagjo dan Widjaja-Adhi, 1998). Subagjo dan Widjaja-Adhi (1998)
memperkirakan lahan pasang surut tersebar di Sumatera 6,60 juta Ha, Kalimantan
8,11 juta Ha, Sulawesi 1,18 juta Ha, dan Irian Jaya 4,22 juta Ha. Lahan pasang surut
terutama terdapat di pantai timur dan barat Sumatera, pantai selatan Kalimantan,
pantai Barat Sulawesi, serta pantai Utara dan Selatan Irian Jaya. Lahan rawa pasang
surut tersebut terdiri atas 2,07 juta Ha lahan potensial, 6,70 juta Ha lahan sulfat
masam, 10,89 juta Ha lahan gambut, dan 0,44 juta Ha lahan salin (Subagjo dan
Widjaja-Adhi, 1998).
Lahan rawa pasang surut dipengaruhi oleh gerakan pasang surut air laut atau
sungai-sungai disekitarnya yang secara berkala mengalami luapan air pasang. Bila air
luapan itu tercampur dengan air laut maka maka air rawa tersebut akan bersifat asin.
Air laut yang bercampur pada waktu pasang akan masuk kedalam tanah melalui
proses infiltrasi di bawah permukaan tanah. Hal inilah yang menyebabkan air tanah
menjadi asin.
Di Pulau Sumatera sendiri khususnya di Kabupaten Ogan Ulu merupakan
salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten Ogan Komering Ulu
merupakan satu dari 15 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan,
dengan luas wulayah 361.760 hektar. Ibu Kota kabupaten ini adalah Baturaja.
Dengan UU No. 37 Tahun 2003, kabupaten ini dimekarkan menjadi tiga kabupaten,
yaitu Kabupaten Ogan Komering Ulu (induk), Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1. Apa saja pengertian mengenai rawa, ciri-ciri rawa, jenis-jenis rawa, klasifikasi rawa
serta letak geografis topografi Kabupaten Ogan Komering Ulu di Provinsi Sumatera
Selatan?
1.2.2. Berapa luasan atau data rawa di Kabupaten Ogan Komering Ulu di Provinsi Sumatera
Selatan ?
1.2.3. Bagaimana bentuk Peta atau Masterplan Rawa di Kabupaten Ogan Komering Ulu di
Sumatera Selatan?
1.3.
Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui informasi mengenai rawa seperti pengertiannya,ciri-cirinya, jenisjenisnya, klasifikasinya, dan geografis serta topografi Kabupaten Ogan Komering Ulu
di Provinsi Sumatera Selatan.
1.3.2. Untuk mengetahui luasan atau data rawa di Kabupaten Ogan Komering Ulu di
Provinsi Sumatera Selatan.
1.3.3. Untuk mengetahui bentuk peta atau Masterplan rawa di Kabupaten Ogan Komering
Ulu di Provinsi Sumatera Selatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
swamp ditumbuhi oleh berbagai vegetasi dari jenis semak-semak sampai pohon-pohonan, dan
di daerah tropika biasanya berupa hutan rawa atau hutan gambut.
Marsh adalah rawa yang genangan airnya bersifat tidak permanen, namun
mengalami enangan banjir dari sungai atau air pasang dari laut secara periodik, dimana debu
dan liat sebagai muatan sedimen sungai seringkali diendapkan. Tanahnya selalu jenuh air,
dengan genangan relatif dangkal. Marsh biasanya ditumbuhi berbagai tumbuhan akuatik, atau
hidrofitik, berupa reeds(tumbuhan air sejenis gelagah, buluh atau rumputan tinggi, seperti
Phragmites sp.), sedges (sejenis rumput rawa berbatang padat, tidak berbuluh, seperti
famili Cyperaceae), dan rushes (sejenis rumput rawa, seperti purun, atau mendong, dari
famili Juncaceae, yang batangnya dapat dianyam menjadi tikar, topi, atau keranjang). Marsh
dibedakan menjadi "rawa pantai" (coastal marsh, atau saltwater marsh), dan "rawa
pedalaman" (inland marsh, atau fresh water marsh) (SSSA, 1984; Monkhouse dan Small,
1978).
Bog adalah rawa yang tergenang air dangkal, dimana permukaan tanahnya tertutup
lapisan vegetasi yang melapuk, khususnya lumut spaghnum sebagai vegetasi dominan, yang
menghasilkan lapisan gambut (ber-reaksi) masam. Ada dua macam bog, yaitu "blanket bog,
dan "raised bog. Blanket bog adalah rawa yang terbentuk karena kondisi curah hujan tinggi,
membentuk deposit gambut tersusun dari lumut spaghnum, menutupi tanah seperti selimut
pada permukaan lahan yang relatif rata. Raised bog adalah akumulasi gambut masam yang
tebal, disebut hochmoor", yang dapat mencapai ketebalan 5 meter, dan membentuk lapisan
(gambut) berbentuk lensa pada suatu cekungan dangkal
Fed adalah rawa yang tanahnya jenuh air, ditumbuhi rumputan rawa sejenis reeds,
sedges, dan rushes, tetapi air tanahnya ber-reaksi alkalis, biasanya mengandung kapur
(CaCO3), atau netral. Umumnya membentuk lapisan gambut subur yang ber-reaksi netral,
yang disebut laagveen atau lowmoor.
Lahan rawa merupakan lahan basah, atau wetland, yang menurut definisi Ramsar
Convention mencakup wilayah marsh, fen, lahan gambut (peatland),atau air, baik
terbentuk secara alami atau buatan, dengan air yang tidak bergerak (static) atau mengalir,
baik air tawar, payau, maupun air asin, termasuk juga wilayah laut yang kedalaman airnya,
pada keadaan surut terendah tidak melebihi enam meter (Wibowo dan Suyatno, 1997).
Lahan rawa sebenarnya merupakan lahan yang menempati posisi peralihan di antara sistem
daratan dan sistem perairan (sungai, danau, atau laut), yaitu antara daratan dan laut, atau di
daratan sendiri, antara wilayah lahan kering (uplands) dan sungai/danau. Karena menempati
posisi peralihan antara sistem perairan dan daratan, maka lahan ini sepanjang tahun, atau
dalam waktu yang panjang dalam setahun (beberapa bulan) tergenang dangkal, selalu jenuh
air,atau mempunyai air tanah dangkal. Dalam kondisi alami, sebelum dibuka untuk lahan
pertanian, lahan rawa ditumbuhi berbagai tumbuhan air, baik sejenis rumputan (reeds, sedges,
dan rushes), vegetasi semak maupun kayukayuan/hutan, tanahnya jenuh air atau mempunyai
permukaan air tanah dangkal atau bahkan tergenang dangkal.
3. Rawa Tipe Luapan C, daerah rawa (RPS) dalam kategori ini didefinisikan sebagai
daerah rawa yang tidak pernah terluapi oleh pasang tertinggi karena pengaruh variasi
elevasi pasang surut air sungai, namun memiliki kedalaman muka air tanah tidak lebih
dari 50 cm dari permukaan tanah.
4. Rawa Tipe Luapan D, daerah rawa (RPS) ini adalah rawa yang menurut
hirdrotopografinya tidak pernah terluapi oleh air pasang tertinggi karena pengaruh
variasi elevasi pasang surut air sungai, dan memiliki kedalaman air tanah > 50 cm dari
permukaan tanah.
atau
danau
cekungan-cekungan
dan
di
tanah
bagian
darat
terendah
(uplands),
ditemukan
pelembahan
sungai,
di
di
depresi,
dataran
dan
banjir
dataran
berketinggian
sedang,
dan
dataran
tinggi.
Lahan
rawa
yang
rendah,
menempati
baik
wilayah
yang
dataran
menempati
pantai,
dataran
khususnya
banjir
di
sekitar
sungai
muara
maupun
yang
sungai-sungai
Gambar 2.1.5.1 Pembagian zona lahan rawa di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) bagian
bawah dan tengah
Potensi lahan gambut untuk pengembangan pertanian dipengaruhi oleh kesuburan alami
gambut dan tingkat manajemen usaha tani yang diterapkan. Produktivitas usaha tani
lahan gambut pada tingkat petani, dengan input rendah sampai sedang, berbeda dengan
produktivitas lahan gambut dengan tingkat manajemen tinggi yang biasanya diterapkan
oleh swasta atau perusahaan besar. Tanaman yang dapat digunakan untuk memanfaatkan
lahan rawa gambut misalnya :
a.Padi Sawah
Lahan rawa gambut yang sesuai untuk padi sawah adalah tanah bergambut
(teballapisan gambut 20-50 cm) dan gambutdangkal (0,5-1,0 m). Padi kurang sesuai
pada gambut sedang (1-2 m). Lahan rawa gambut dengan ketebalan lebih dari 2 m
tidak sesuai untuk padi; tanaman tidak dapat membentuk gabah karena kahat unsur
mikro, khususnya Cu.
b. Tanaman Palawija, Hortikultura, dan Tanaman Lahan Kering Semusim
Lahan rawa gambut yang sesuai untuk tanaman pangan semusim adalah
gambut dangkal dan gambut sedang (ketebalan gambut 1-2 m). Pengelolaan air perlu
diperhatikan agar air tanah tidak turun terlalu dalam dan turun secara drastis, serta
mencegah terjadinya gejala kering tak balik, penurunan permukaan gambut yang
berlebihan danoksidasi lapisan yang mengandung bahan sulfidik (pirit). Penggunaan
lahan rawa pasang surut yang bertopografi datar untuk tanaman pangan lahan kering
umumnya dengan menerapkan sistem surjan. Dalam sistem ini, lahan secara
bersamaan dimanfaatkan untuk padi sawah (pada tabukan) dan tanaman lahan kering
(pada pematang).Tujuan utamanya adalah untuk memanfaatkan lahan secara optimal
melalui pengelolaan air yang tepat. Pengembangan surjan memberikan keuntungan
komparatif berupa: (1) produksi lebih stabil, terutama untuk tanaman padi; (2)
pengelolaan tanah dan pemeliharaan tanaman lebih murah; (3) intensitas tanaman
lebih tinggi; dan (4) kemungkinan diversifikasi lebih besar.Pembuatan surjan di lahan
rawa perlu memperhatikan beberapa faktor, yaitu kedalaman lapisan bahan sulfidik
(pirit), tipe luapan air, ketebalan gambut, dan peruntukan lahan atau jenis komoditas
yang akan dikembangkan.
c.Tanaman Tahunan/Perkebunan
Lahan rawa gambut yang sesuai untuk tanaman tahunan/perkebunan adalah
yang memiliki ketebalan gambut 2-3 m. Beberapa tanaman yang dapat tumbuh baik
adalah lain, karet, kelapa sawit, kopi, kakao, rami dan sagu. Seperti pada tanaman
BAB III
PEMBAHASAN
PEMERINTAH,
PEMERINTAH
PROVINSI
DAN
PEMERINTAH
No
Nama Kecamatan
Luas
[km2]
No
Nama
Kecamatan
Luas
[km2]
1.
Lengkiti
700,00
7.
Peninjauan
453,69
2.
Sosoh Buay
Rayap
260,40
8.
Lubuk Batang
507,22
3.
Pengandonan
94,79
9.
Sinar Peninjauan
190,00
4.
Semidang Aji
467,53
10.
Baturaja Timur
148,87
5.
Ulu Ogan
236,00
11.
Lubuk Raja
126,00
6.
Muara Jaya
298,00
12.
Baturaja Barat
134,86
Luas
Lokasi
Keterangan
[ha]
1.
Hutan Lindung
2.
39.24
6
Sempadan
danau/waduk
Ruang terbuka
233
hijau kota
(RTHK)
Kecamatan, Kawasan
Perkotaan, Kawasan
Industri
Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya
3.
Suaka
Hutan ,
Gua
Hidung
Tanjun
marga satwa
,
Gua g
Gua Putri, Gua Salabe, Batu
Kabayan, Air Terjun Kambas,
Air Terjun Tembulan,
Kapayang,
Air
Gemuhak
Cagar budaya
dan
Bendali Rantau Kumpai
ilmu pengetahuan (agrowisata), Bendali Mitra
Ogan (Agrowisata)
Suaka alam dan
Lubuk
Baru,
Air
Panas
Kawasan yang merupakan lokasi bangunan hasil budaya manusia yang
bernilai tinggi maupun bentukan
geologi alami yang khas
3 suku asli Kabupaten Ogan
Ogan, Lengkiti
Luas
No Kawasan Lindung
Lokasi
Keterangan
[ha]
Taman wisata
Alam
5.
yang
untuk
Banjir
Bencana gempa
Buay Rayap
Cagar alam
geologi
Berada di kecamatan
Baturaja Barat, Sosoh Buay
Rayap, Lengkiti dan
Kecamatan Semidang Aji
Sumber: Draft Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2012
2032
3.5 Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya yang dimaksud adalah kawasan yang digunakan sebagai
tempat kegiatan untuk melakukan/memenuhi suatu kegiatan ekonomi. Pada tabel
berikut dijelaskan lebih detail mengenai kawasan peruntukan dan lokasinya di
Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Kawasan Budidaya Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2012 - 2032
No
Kawasan
Peruntukan
1.
lahan kering
Lokasi
Luas [ha]
7.296
12.789
2.
Hortikultura
15.832
Keterangan
3.
4.
5.
6.
7.
Perkebunan
Hutan Produksi
Pengandonan
Kec. Peninjauan, Lubuk Batang,
Muara Jaya, Pengandonan,
Semidang Aji, Sosoh Buay Rayap,
Lengkiti, Baturaja Barat, dan Kec.
Baturaja Timur (sawit & karet)
Kec. Lubuk Raja, Kec. Peninjauan
Kec. Sinar Peninjauan, Baturaja
Timur, Baturaja Barat, Lubuk
Batang,
Sosoh Buay Rayap, Samidang Aji,
Ulu
Ogan, dan Lengkiti (karet & sawit);
Kec. Ulu Ogan, Lengkiti, Muara
Jaya,
Pengandonan, Sososh Buay Rayap,
dan Semdiang Aji (kopi & lada)
Hutan Produksi (HP) di Kec.
Lubuk
Batang, Lubuk Raja, Samidang Aji.
Hutan Produksi Terbatas (HPT) di
Kec. Samidang Aji, Muara Jaya,
Ulu
Ogan, Sosoh Buay Rayap, dan
Lengkiti
52.334
Perkebunan swasta
191.379
Perkebunan rakyat
37.873
32.630
Peternakan
Sapi, kerbau,
kambing & domba
Unggas
330
138.076
Air tawar
8.
Panas bumi
Industri
No
Kawasan Peruntukan
Peninjauan
Kecamatan Ulu Ogan
Kecamatan Baturaja Barat
Lokasi
800
Luas [ha]
Keterangan
pengolahan hasil
pertanian
9.
Pariwisata
Wisata alam
Gua Putri
Air Terjun
Kambas
Wisata budaya
Wisata agro
10.
Permukiman
Perdesaan
Perkotaan
11.
Obyek Militer
Baturaja (OMIBA)
Air Panas
Gemuhak
Pertahanan, dan
Keamanan
(Latihan
dan Pendidikan).
Jauh dari
permukiman
Sumber: Draft Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2012 2032
Sumber: Draft Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun,
2012 - 2032
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dalam penjelasan pada makalah ini, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan
yaitu:
1. Kabupaten Ogan Komering Ulu memiliki luas wilayah 361.760 hektar, Secara
geografis, Kabupaten Ogan Komering Ulu terletak antara 103040 - 104033 Bujur
Timur dan antara 3045 4055 Lintang Selatan.
2. Wilayah di Kabupaten Ogan Komering Ulu, hamper semua terdiri dari dataran rendah
berbukit-bukit dan bergunung-gunung dengan rata-rata tingginya 45 1.643 meter di
atas permukaan laut. Puncak yang paling tinggi adalah Gunung Seminung (1.881
meter) yang terletak di daerah Banding Agung. Bentuk wilayah Kabupaten Ogan
Komering Ulu bervariasi dari datar sampai bergunung-gunung atau dari 02 % hingga
diatas 40 %, dengan rincian sebagai berikut: lereng 0-2 % seluas 61.781 ha, lereng 215 % seluas 142.968 ha dan lereng 15-40 % seluas 71.564 ha.
3. Di Kabupaten Ogan Komering Ulu, tidak memiliki daerah rawa karena datarannya
rata-rata memiliki dataran rendah berbukit-bukit dan bergunung-gunung (Keputusan
Menteri No : 293/KPTS/M/2014)
4. Peta yang di dapatkan untuk Kabupaten Ogan Komering Ulu berupa peta wilayah dan
peta yang didapatkan dari google earth. Serta peta Kabupaten Ogan Komering Ulu
yang berupa Rencana Pola Ruang Wilayah.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30347/4/Chapter%20I.pdf
http://www.artikelsiana.com/2014/10/pengertian-rawa-ciri-ciri-rawa-rawa-contoh.html
http://www.siswapedia.com/pengertian-rawa-jenis-jenis-rawa/
https://henggarrisa.wordpress.com/2012/11/29/sekilas-tentang-rawa/
http://www.pengertianilmu.com/2015/07/normal-0-false-false-false-en-us-x-none30_30.html
https://efranriansyah.wordpress.com/kota-baturaja/
http://migas.bisbak.com/1672.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Ogan_Komering Ulu
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat
menyelesaikan tugas manajemen pelaksanaan konstruksi dengan baik dan lancar.
Dalam pembuatan tugas ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Ir. Helmi Hakki, M.T. sebagai dosen pembimbing mata kuliah Teknik Rawa, yang
telah memberikan kesempatan dan fasilitas sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik
dan lancar walaupun masih banyak memiliki kekurangan dan belum mencapai
kesempurnaan. Orangtua yang telah memberikan bantuan moril berupa semangat dan
kepercayaan diri serta doanya, sehingga pembuatan tugas mata kuliah ini dapat diselesaikan.
Akhir kata, semoga tugas yang dibuat ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan penulis pada khusunya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya, penulis menyampaikan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
I.I LATAR BELAKANG ......................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH ...............................................................................
1.3 TUJUAN .........................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................................
2.1 DASAR TEORI ..............................................................................................
2.1.1 PENGERTIAN RAWA .......................................................................
2.1.2 CIRI-CIRI RAWA ..............................................................................
2.1.3 JENIS-JENIS RAWA .........................................................................
2.1.3.1 RAWA PASANG SURUT .....................................................
2.1.3.2 RAWA NON PASANG SURUT ............................................
2.1.4 KARAKTERISTIK RAWA ...............................................................
2.1.5 KLASIFIKASI RAWA .......................................................................
2.1.6 POTENSI LAHAN RAWA ................................................................
2.1.7 UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN RAWA .....
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................
3.1 GEOGRAFIS KABUPATEN OGAN ILIR ....................................................
LAMPIRAN