Pada sisi yang lain, banyak kawasan lahan basah yang merupakan lahan yang subur, sehingga kerap dibuka,
dikeringkan dan dikonversi menjadi lahan-lahan pertanian. Baik sebagai lahan persawahan, lokasi
pertambakan, maupun di Indonesia sebagai wilayah transmigrasi. Mengingat nilainya yang tinggi itu, di
banyak negara lahan-lahan basah ini diawasi dengan ketat penggunaannya serta dimasukkan ke dalam
program-program konservasi dan rancangan pelestarian keanekaragaman hayati semisal Biodiversity Action
Plan.
Definisi teknis
Lahan basah digolongkan baik ke dalam bioma maupun ekosistem. Lahan basah dibedakan dari perairan dan
juga dari tataguna lahan lainnya berdasarkan tingginya muka air dan juga tipe vegetasi yang tumbuh di
atasnya. Lahan basah dicirikan oleh muka air tanah yang relatif dangkal, dekat dengan permukaan tanah, pada
waktu yang cukup lama sepanjang tahun untuk menumbuhkan hidrofita, yakni tetumbuhan yang khas tumbuh
di wilayah basah.
Lahan basah juga kerap dideskripsi sebagai ekoton, yakni wilayah peralihan antara daratan dan perairan.
Seperti disebutkan Mitsch dan Gosselink, lahan basah terbentuk:
at the interface between truly terrestrial ecosystems and aquatic systems, making them inherently different
from each other, yet highly dependent on both.
Sementara Konvensi Ramsar mendefinisikan:
Pasal 1.1: lahan basah adalah wilayah paya, rawa, gambut, atau perairan, baik alami maupun
buatan, permanen atau temporer (sementara), dengan air yang mengalir atau diam, tawar, payau, atau
asin, termasuk pula wilayah dengan air laut yang kedalamannya di saat pasang rendah (surut) tidak
melebihi 6 meter.
Pasal 2.1: [Lahan basah] dapat pula mencakup wilayah riparian (tepian sungai) dan pesisir yang
berdekatan dengan suatu lahan basah, pulau-pulau, atau bagian laut yang dalamnya lebih dari 6 meter
yang terlingkupi oleh lahan basah.
Upaya konservasi
Konvensi Ramsar
Konvensi Ramsar, atau nama lengkapnya The Convention on Wetlands of International Importance, especially
as Waterfowl Habitat, adalah kesepakatan internasional tentang perlindungan wilayah-wilayah lahan basah
yang penting, terutama yang memiliki arti penting sebagai tempat tinggal burung air. Tujuan perjanjian itu
adalah untuk mendaftar lahan-lahan basah yang memiliki nilai penting di aras internasional, menganjurkan
pemanfaatannya secara bijaksana, serta mencegah kerusakan yang semakin menggerogoti nilai-nilai tinggi
dalam segi ekonomi, budaya, ilmiah dan sebagai sumber wisata; dengan tujuan akhir untuk melestarikan
kawasan-kawasan lahan basah dunia.
Negara yang menjadi anggota dalam Perjanjian Ramsar itu harus mendaftarkan sekurangnya satu lokasi lahan
basah di dalam wilayahnya ke dalam daftar lahan basah yang penting secara internasional, yang biasanya
disebut Daftar Ramsar. Negara anggota memiliki kewajiban bukan hanya terhadap perlindungan lokasi lahan
basah yang terdaftar, melainkan juga harus membangun dan melaksanakan rencana tingkat pemerintah untuk
menggunakan lahan basah di wilayahnya secara bijaksana.
Perjanjian Ramsar
Perjanjian Ramsar adalah perjanjian tentang tempat rawa-rawa yang dianggap penting secara internasional,
yang memiliki makna sebagai tempat tinggal burung air. Tujuan perjanjian itu adalah untuk pencegahan
kerusakan rawa yang semakin menggerogoti, nilai tinggi dalam segi ekonomi, budaya, ilmiah dan sebagai
sumber wisata.
Rawa dibedakan menjadi dua; Hutan Rawa air tawar dan Hutan bakau
Hutan rawa air tawar, atau banjir hutan, adalah hutan yang dibanjiri dengan air tawar, baik secara
permanen maupun musiman. Mereka biasanya terjadi di sepanjang hilir sungai dan sekitar danau air
tawar.
Hutan rawa air tawar ditemukan di berbagai zona iklim, dari utara melalui beriklim sedang dan
subtropis ke tropis. Di Cekungan Amazon Brazil, hutan banjir musiman dikenal sebagai
sebuah vrzea, penggunaan yang sekarang menjadi lebih luas untuk jenis hutan di Amazon (meskipun
umumnya dieja varzea ketika digunakan dalam bahasa Inggris). Igap, kata lain yang digunakan di
Brazil untuk hutan Amazon banjir, juga kadang-kadang digunakan dalam bahasa Inggris.
Secara khusus, varzea mengacu pada arung-hutan terendam, dan igapo untuk blackwater-hutan
terendam.
Hutan Rawa gambut, rawa hutan di mana tanah tergenang air mencegah puing-puing kayu dari
sepenuhnya membusuk, yang dari waktu ke waktu menciptakan lapisan tebal gambut asam.
Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair
payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh
khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-
teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat
dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan
kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh
pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan
jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan
evolusi.Luas dan Penyebaran