Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang

Lahan basah merupakan wilayah yang strategis bagi Indonesia. Lahan


basah yang dimaksud di sini adalah ekosistem rawa, termasuk rawa bergambut
yang dipengaruhi oleh air tawar maupun payau. Berbagai definisi yang
dikemukakan itu mengacu pada berbagai bentuk lahan basah yang beraneka,
seperti rawa (swamp), payau (marshes), daerah rawa pasang surut (tidal swamp
area), rawa pesisir, rawa pedalaman, lebak (non-tidal swamp), muara/kuala
(estuary), dataran banjir (flood plain), dan daerah aliran sungai (watersheed).
Lahan basah merupakan wilayah yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati
yang tinggi dibandingkan dengan kebanyakan ekosistem. Di atas lahan basah
tumbuh berbagai macam tipe vegetasi (masyarakat tetumbuhan), seperti hutan
rawa air tawar, hutan rawa gambut, hutan bakau, paya rumput dan lain-lain.
Margasatwa penghuni lahan basah juga tidak kalah beragamnya, mulai dari yang
khas lahan basah seperti buaya, kura-kura, biawak, ular, aneka jenis kodok, dan
berbagai macam ikan; hingga ke ratusan jenis burung dan mamalia, termasuk
pula harimau dan gajah.
Pada sisi yang lain, banyak kawasan lahan basah yang merupakan lahan yang
subur, sehingga kerap dibuka, dikeringkan dan dikonversi menjadi lahan-lahan
pertanian. Baik sebagai lahan persawahan, lokasi pertambakan.

Saat ini peran dan fungsi lahan basah menjadi pertanyaan bagi para masyarakat
yang tinggal di daerah tersebut. Kebanyakan para warga yang tinggal di daerah
itu tidak mengetahui potensi apa yang ada di lingkungan disekitarnya.
Sebenarnya banyak potensi alam yang dapat dimanfaatkan dari lahan basah,
contohnya adalah tanaman obat yang berada di daerah tersebut. Hal ini yang
menjadi alasan mengapa lahan basah perlu dipertahankan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lahan Basah


Lahan basah atau wetland (Inggris) adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya
jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman.

2.2 Fungsi Lahan Basah


Fungsi ekologis adalah fungsi yang terkait dengan proses ekologis suatu lokasi
yang memberikan manfaat dalam ekosistem tersebut Fungsi ekologis terkait
dengan ekologi lahan basah memberikan nilai positif bagi ekosistem yang
dibahas sehingga lahan basah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
mekanisme purifikasi alamiah
nilai positif pada fungsi ekologis cenderung dianggap sebagai angin lalu karena
lahan basah lebih dianggap bernilai positif apabila memberikan nilai manfaat
langsung bagi manusia saat ini juga. Oleh karena itu, fungsi ekologis hanya
menjadi sajian pembahasan dalam bidang ilmu ekologi tanpa bisa menjadi
bagian dari kebijakan pemerintah (daerah ataupun pusat) dalam hal konservasi
lingkungan.
Namun, untuk meminimasi hal tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan
melalui Komite Nasional Pengelolaan Ekosistem Lahan Basah (2004)
Tujuannya dalah penyusunan strategi nasional dan rencana aksi pengelolaan
lahan basah bertujuan untuk memandu upaya pelaksanaan pengelolaan dan
pemanfaatan lahan basah secara bijaksana dan lestari, dengan sasaran
terarahnya kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan lahan basah secara bijaksana
dan berkelanjutan bagi semua pemangku kepentingan baik di tingkat daerah
maupun di tingkat nasional

A. Fungsi Ekologis Lahan Basah tinjauan NSAP(National Strategic action planning)


2004

1.

Penambat Sedimen dari Darat dan Penjernih Air.

Jenis ekosistem yang berperan :


Ekosistem mangrove, rawa, lamun, lahan basah buatan
Keterangan :
Sistem perakaran, batang, dan daun vegetasi tertentu di lahan basah dapat
menambat sedimen serta menjernihkan air.
2.

Penahan dan Penyedia Unsur Hara

Jenis ekosistem yang berperan :


Danau, rawa, dataran banjir, mangrove dan lamun
Keterangan :
Badan air dan vegetasi yang terdapat pada lahan basah dapat menahan dan
mendaur ulang unsur hara
3.

Penahan dan Penawar Pencemaran

Jenis ekosistem yang berperan :


Hampir semua lahan basah
Keterangan :
Badan air dan keseluruhan komponen lingkungan yang terdapat didalamnya
dapat menurunkan daya racun bahan pencemar yang masuk kedalamnya
Konsep Lotik dan Lentik ; Purifikasi Alamiah
4.

Stabilisasi Iklim Mikro

Jenis ekosistem yang berperan :


Lahan basah yang berukuran luas Marine, Estuarine, Riverine dan Lacustrine
Keterangan :
Secara keseluruhan kondisi hidrologi dan daur materi pada lahan basah dapat
menstabilkan iklim mikro, terutama curah hujan dan suhu
Iklim mikro = iklim yg spesifik terjadi pada suatu area dengan luasan kecil
Misal : rumah dengan konsep go green
5. Pengendali Iklim Global
Jenis ekosistem yang berperan :
Rawa gambut
Keterangan :
Lahan basah dapat menyerap dan menyimpan karbon sehingga berfungsi
sebagai pengendali lepasnya karbon ke udara yang berkaitan dengan perubahan
iklim global
B. Fungsi Ekologis_tinjauan Nirarita dkk., 1996
Jika LAHAN BASAH diumpamakan sebagai barang dan jasa maka Lahan Basah
akan dapat dibagi manfaatnya sebagai berikut :
Sebagai JASA ; dalam artian Lahan Basah menyediakan jasa tertentu seperti
mengisi dan menyaring air tanah, mengendalikan banjir atau menjaga
kelangsungan beberapa proses alam, yang kesemuanya akan bermanfaat bagi
kepentingan manusia dan lingkungan.
Sebagai BARANG : maka LAHAN BASAH akan menjadi tempat / habitat untuk
melakukan berbagai kegiatan dan juga tempat untuk menghasilkan berbagai
barang/komoditi yang arahnya menuju ke manfaat ekonomi (economics profit
of wetland )
Sebagai ATRIBUT : LAHAN BASAH juga akan bernilai dan dihargai oleh sebagian
kelompok masyarakat karena berhubungan dengan agama dan tatanan sosial
masyarakat setempat serta berguna bagi perkembangan ilmu dan budaya.
Jadi kesimpulannya, FUNGSI EKOLOGIS adalah fungsi lahan basah yang
mengarah pada JASA. Kata JASA terkadang diartikan harfiah sebagai sesuatu
pemberian yang seringkali dianggap tanpa pamrih. Namun, seiring dengan

waktu, jasa harus dinilai lebih lanjut nominalnya sehingga dapat dikuantitatifkan
untuk kemudian dihargai sebagai barang.
Maka, Fungsi Ekologi Lahan Basah Cenderung Mengarah Pada Jasa

Selain tinjauan diatas lahan basah juga mempunyai fungsi:

a.

Lahan basah sebagai HABITAT

Merupakan habitat berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang bernilai


ekonomis (i.e padi; ikan arwana; dll) Data menunjukkan, dari 179 spesies yang
dilindungi, menurut Wetland Data Base PHPA/Wetland International, sebagian
besar berhabitat di lahan basah. Daerah seperti mangrove merupakan tempat
mencari makan burung migran yang singgah dan masuk dalam konvensi
pelestarian spesies migran (Bonn convention)
b.

Lahan Basah sebagai PENGATUR FUNGSI HIDROLOGI

Tempat penampungan air (sumber air dan hujan). Pemasok air ke aquifer
(kantung air), air tanah, dan lahan basah lain didataran lebih rendah yang
untuk selanjutnya sebagai penyedia air bagi kawasan sekitar dan menjaga tinggi
kolom air tanah untuk dimanfaatkan sebagai sumur dangkal. Menjaga iklim mikro
ekosistem sekitar lahan basah, dengan cara mempertahankan penguapan lokal
untuk menjaga kelembaban dan turunnya hujan.
Mempertahankan keberadaan lapisan air tanah guna mencegah intrusi air laut ke
daratan fungsi Lahan Basah di pesisir.
Kasus di Jakarta intrusi air laut karena alih fungsi lahan basah berimbas intrusi
air laut hingga radius 15 km dari pantai.
Vegetasi lahan basah memberikan pengaruh dalam proses penguapan air dan
mengurangi kecepatan aliran air permukaan sehingga melemahkan kekuatan air
yang merusak.
c.

Lahan Basah untuk MENJAGA KUALITAS AIR.

Proses pengurangan kecepatan aliran air oleh vegetasi akan berpengaruh pada
percepatan pengendapan sedimen dan penjernihan air. Vegetasi mampu
menyerap unsur hara dan bahan pencemar yang berlebihan sehingga dapat
menjaga kualitas air.
Di India, AS dan Kanada telah dibangun rawa buatan untuk mengolah limbah dari
perkotaan dan industri agar supaya difungsikan sebagai penyerap pencemaran
d.

Lahan Basah sebagai PENCEGAH BENCANA ALAM

Danau atau situ, dam, rawa dan dataran banjir mempunyai kemampuan
menyimpan kelebihan air yang dicurahkan saat musim hujan menjadi fungsi
ganda untuk pencegahan banjir dan persediaan kemarau.
Mangrove, padang lamun dan terumbu karang mempunyai fungsi ekologis
sebagai pelindung pantai dengan kemampuannya memecah kekuatan ombak

dan arus, serta membantu mengikat sedimen dan menstabilkan substrat


sehingga tidak mudah mengalami erosi.
e.

Lahan Basah untuk MENJAGA SISTEM DAN PROSES-PROSES ALAMI

Vegetasi di hutan gambut dan hutan rawa membantu proses penyerapan CO2 di
udara melalui proses fotosintesis sehingga mencegah pemanasan global tetapi
lahan gambut mempunyai resiko, dimana endapan karbon yang dikandungnya
jika dilepaskan sekaligus atau dibakar akan mempercepat proses pemanasan
global.
o

Terumbu karang dapat membentuk pulau karang dan pantai berpasir putih.

o Mangrove dapat mempercepat proses sedimentasi yang pada akhirnya akan


membentuk lahan baru di pesisir.

2.3 Contoh Lahan Basah di Indonesia


1. Lahan Rawa Gambut di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar ( Kalimantan
Selatan)
Hutan rawa gambut didefinisikan sebagai hutan rawa yang sumber
airnya tidak dipengaruhi oleh air sungai tapi hanya berasal dari curahan hujan
atau presipitasi saja. Ditinjau dari aspek perairan, hutan rawa gambut
digolongkan sebagai salah satu jenis dari ekosistem lahan basah. Hal ini
disebabkan karena permukaan tanah hutan rawa gambut kadang-kadang
sepenuhnya tergenang air.
Rawa Gambut yang terletak di km 17 kecamatan gambut memiliki beberapa
macam potensi yang dapat dimanfaatkan terutapa potensi tumbuhan ayng
tinggal di daerah tersebut. Tumbuhan yang hidup di daerah ini adalah tumbuhan
kelakai, teratai, karamunting, purun tikus, dan yang mendominasi adalah pohon
galam. Jika diteliti lebih lanjut, kandungan dari tumbuhan-tumbuhan tersebut
berpotensi untuk dijadikan sebagai tanaman obat. Berikut khasiat yang dimiliki
beberapa tumbuhan yang hidup di daerah gambut ini :
Teratai yang berkhasiat menurunkan panas, menyembuhkan sakit kepala dan
mengobati diare.
Alang-alang berkhasiat untuk panas dalam, sariawan, asam urat, sebagai
pelembut kulit, peluruh seni, pembersih darah, dan penambah nafsu makan.
Karamunting berkhasiat sebagai penetral racun, untuk mengobati beberapa
macam penyakit seperti gangguan pencernaan (dispepsi).
Kelakai berkhasiat untuk antioksidan atau anti penuaan.
Purun Tikus Tumbuhan ini dapat dijadikan vegetasi indikator untuk tanah sulfat
masam dan mengikat kadar logam.

2. Pantai pagatan besar, Kabupaten Tanah laut

Pantai pagatan besar terletak di daerah pesisir kabupaten Tanah laut,


memerlukan waktu 2 jam menuju ke sana dari Banjarbaru. Daerah Pesisir Pantai
Pagatan Besar merupakan batas bertemunya daratan dan lautan. Air laut di
pantai ini sangat kotor karena mengandung lumpur dan sampah, baik itu
sampah organik dan anorganik. Air yang kotor ini adalah air kiriman dari muara
Barito yang terletak di daerah hulu yang membawa banyak sampah, kotoran
bahkan limbah dari sungai. Di sepanjang pantai banyak ditemukan gumpalan
lumpur yang terbawa oleh air laut yang selanjutnya mengendap dan
menggumpal sehingga berbentuk seperti batu.
Di pesisir pantai didominasi oleh tanaman mangrove (bakau) yaitu jenis api-api
(Avicennia marina) dan beberapa tanaman lain yang sebenarnya sangat
berpotensi untuk dijadikan tanaman obat. Selain tanaman yang mendominasi
daerah tersebut ada beberapa hewan yang juga berpotensi untuk dijadikan
sebagai obat-obatan, antara lain adalah timpakul sebagai obat asma, ubur-ubur
sebagai obat panas dalam.
BAB III
KESIMPULAN

1.
Lahan basah merupakan wilayah yang strategis bagi Indonesia. Lahan
basah yang dimaksud di sini adalah ekosistem rawa, termasuk rawa bergambut
yang dipengaruhi oleh air tawar maupun payau.
2.
Lahan basah merupakan wilayah yang memiliki tingkat keanekaragaman
hayati yang tinggi dibandingkan dengan kebanyakan ekosistem.
3.
Harus ada perubahan pola pikir (mind set) bahwa lahan basah bukan
waste land tetapi weight land yang mempunyai sisi keuntungan yang
sering tidak kita perhatikan, tetapi bermanfaat banyak.

DAFTAR PUSTAKA

wikipedia.com/lahanbasah.htm
SOIL.BLOG.UGM.AC.ID
meykesteven.blogspot.com/2012/02/tinjauan-ekologis-lahan-basah.html

Anda mungkin juga menyukai